Dokumen tersebut membahas sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan dijadikan bahasa persatuan Indonesia pada masa kemerdekaan. Saat ini, bahasa Indonesia mempunyai peran sebagai bahasa nasional dan negara Indonesia serta digunakan dalam berbagai aspek kehidupan seperti pemerintahan, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tulisan ini juga menjelaskan hakikat
2. DAFTAR ISI
•
•
•
•
•
Sejarah dan kedudukan bahasa Indonesia
Hakikat bahasa
Keterampilan berbahasa
Menulis sebagai proses
Penulisan ilmiah
3. SEJARAH, KEDUDUKAN, DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA
• Sejarah Bahasa Indonesia
Sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan,
bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek
bahasa Melayu. Telah berabad-abad bahasa Melayu
dipakai sebagai alat perhubungan antarpenduduk
Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan bahasa.
Pada masa penjajahan Belanda , bahasa Melayu juga
dipakai sebagai bahasa perhubungan yang luas.
Bahkan komunikasi antara pemerintah Belanda dan
penduduk Indonesia yang memiliki berbagai macam
bahasa juga menggunakan bahasa Melayu..
4. • Pada tahun 1928 saat dilangsungkannya Kongres
Pemuda pada tanggal 28 Oktober, bahasa Melayu
diubah namanya menjadi bahasa Indonesia dan
diikrarkan sebagai bahasa persatuan atau bahasa
nasional dalam sumpah pemuda.
• Pada masa penjajahan Jepang, pemerintah Jepang
melarang penggunaan bahasa Belanda. Pelarangan
ini mempunyai dampak yang positif terhadap
perkembangan bahasa Indonesia. Saat itu pemakaian
bahasa Indonesia semakin meluas. Bahasa Indonesia
dipakai dalam berbagai aspek kehidupan termasuk
kehidupan politik dan pemerintahan yang
sebelumnya lebih banyak menggunakan bahasa
Belanda.
5. • Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945, pada tanggal 18
Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 yang di
dalamnya terdapat pasal yang menyatakan bahwa
“Bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”.
Pernyataan dalam pasal tersebut mengandung
konsekuensi bahwa selain menjadi bahasa nasional
bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa
Negara sehingga dipakai dalam semua urusan yang
berkaitan dengan pemerintahan dan negara.
6. • Pada masa kemerdekaan ,bahasa Indonesia
mengalami perkembangan yang amat pesat. Setiap
tahun jumlah pemakai bahasa Indonesia semakin
bertambah. Perhatian pemerintah Indonesia
terhadap perkembangan bahasa Indonesia juga
sangat besar. Hal ini terbukti dengan dibentuknya
sebuah lembaga yang mengurus masalah
kebahasaan yang saat ini dikenal dengan nama Pusat
Bahasa. Berbagai upaya mengembangkan bahasa
Indonesia telah ditempuh oleh Pusat Bahasa seperti
adanya perubahan ejaan bahasa Indonesia dari ejaan
Van Ophuijsen, ejaan Suwandi, hingga sekarang
berlaku Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
7. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
• Bahasa Indonesia memiliki dua kedudukan
yaitu sebagai bahasa Nasional dan sebagai
bahasa Negara.
• Bahasa nasional suatu negara memiliki dasar
hukum yang kuat / dicantumkan dalam UUD
1945. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional sudah dimiliki bahasa
Indonesia sejak dicetuskannya Sumpah
Pemuda .Kedudukan ini dimungkinkan karena
bahasa Melayu yang mendasari bahasa
Indonesia telah dipakai sebagai lingua franca.
8. • Dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2)
lambang identitas nasional, (3) alat
pemersatu berbagai suku bangsa, dan (4) alat
perhubungan antardaerah dan antarbudaya
(Amran Halim, 1977:22).
9. • Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan,
bahasa Indonesia merupakan cerminan dari
nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia.
• Sebagai lambang identitas nasional, bahasa
Indonesia mempunyai kedudukan yang sejajar
dengan bendera negara. Dengan demikian
bahasa Indonesia haruslah memiliki identitas
sendiri yaitu sebagai bahasa yang bersih dari
unsur-unsur bahasa yang lain yang tidak
benar-benar diperlukan.
10. • Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara
Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa
resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar
dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan
di tingkat nasional, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
11. • Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa
Indonesia dipakai untuk urusan kenegaraan.
Pidato resmi , dokumen resmi negara,
maupun pelaksanaan upacara kenegaraan
harus menggunakan bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam forum
resmi kenegaraan bersifat mutlak karena telah
diatur dalam UUD 1945.
12. • Sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, bahasa Indonesia digunakan
bukan hanya untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan secara lisan namun juga untuk
penulisan bahan ajar dan dokumen
pendidikan yang lain. Digunakannya bahasa
Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan dapat menjembatani
peserta didik yang berasal dari berbagai suku
bangsa.
13. • Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional,
bahasa Indonesia digunakan untuk
berkomunikasi dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan di berbagai
sektor. Sosialisasi program dan kebijakan
pemerintah ke daerah-daerah yang memiliki
berbagai macam bahasa akan menghadapi
kendala apabila tidak ada satu bahasa yang
sama .
14. • Kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
tidak mungkin dapat berkembang tanpa
adanya bahasa. Untuk mengembangkan
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi
kepada masyarakat yang multi etnis
diperlukan satu bahasa yang dipahami oleh
berbagai masyarakat. Bahasa Indonesia
merupakan satu-satunya bahasa yang dikenal
oleh hampir seluruh rakyat Indonesia .
15. • Sebagai alat pemersatu, bahasa Indonesia mampu
menyatukan berbagai suku bangsa yang ada di
Indonesia dan memungkinkan mereka mencapai
keserasian hidup sebagai bangsa yang bersatu tanpa
meninggalkan nilai sosial budaya dan identitas
sukunya masing-masing.
• Sebagai alat perhubungan antardaerah dan
antarbudaya, bahasa Indonesia mampu
menjembatani perbedaan bahasa dan budaya yang
ada di Indonesia.Bahasa Indonesia digunakan untuk
mensosialisasikan dan mengembangkan berbagai
budaya yang ada di daerah-daerah dalam wilayah
Indonesia.
16. • Dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa
resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar
dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan
di tingkat nasional, dan (4) alat
pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
17. • Sebagai bahasa resmi kenegaraan, bahasa Indonesia
dipakai untuk urusan kenegaraan. Pidato resmi ,
dokumen resmi negara, maupun pelaksanaan
upacara kenegaraan harus menggunakan bahasa
Indonesia..
• Sebagai bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,
bahasa Indonesia digunakan bukan hanya untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan secara lisan
namun juga untuk penulisan bahan ajar dan
dokumen pendidikan yang lain. Digunakannya
bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam
dunia pendidikan dapat menjembatani peserta didik
yang berasal dari berbagai suku bangsa.
18. • Sebagai alat perhubungan di tingkat nasional,
bahasa Indonesia digunakan untuk
berkomunikasi dalam hubungannya dengan
pelaksanaan pembangunan di berbagai
sektor. Sosialisasi program dan kebijakan
pemerintah ke daerah-daerah yang memiliki
berbagai macam bahasa akan menghadapi
kendala apabila tidak ada satu bahasa yang
sama . Kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi tidak mungkin dapat berkembang
tanpa adanya bahasa.
19. HAKIKAT BAHASA
• Adalah sistem lambang bunyi yang digunakan
oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.
• Sifat : (a) sistemis yaitu terdiri atas pola-pola
yang beraturan dan saling berkaitan; (b)
arbitrer yaitu bentuk dan makna bersifat
manasuka sesuai dengan masyarakat
pemakainya; (c) konvensional
20. • Yaitu bentuk dan makna ditentukan berdasarkan
kesepakatan masyarakat pemakai;(d) dinamis yaitu
bentuk dan makna berkembang/berubah sesuai
perkembangan.
• Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan
sesuai dengan situasi dan kondisinya (dalam hal
pilihan kata dan penyusunan kalimat).
• Bahasa yang benar adalah bahasa yang digunakan
sesuai aturan yang berlaku
• DISKUSI : apakah bahasa yang baik pasti benar dan
bahasa yang benar pasti baik ?
21. KETERAMPILAN BERBAHASA
• Dibedakan atas keterampilan reseptif
(menerima) dan keterampilan produktif
(menghasilkan karya)
• Ket resetif adalah kemampuan seseorang
untuk menerima, memahami, menganalisis,
dan mengevaluasi ide yang disampaikan oleh
orang lain melalui bahasa lisan maupun tulis.
22. • Keterampilan reseptif dibedakan menjadi dua
yaitu keterampilan menyimak (apabila yang
diterima adalah bahasa lisan) dan
keterampilan membaca (bahasa tulis)
• Keterampilan produktif adalah kemampuan
seseorang untuk menyampaikan ide dengan
menggunakan bahasa secara tertib dan
sistematis sehingga idenya dapat dipahami
orang lain dengan mudah.
23. • Keterampilan produktif dibedakan atas
keterampilan berbicara (apabila yang
digunakan adalah bahasa lisan) dan
keterampilan menulis (bahasa tulis).
• Antara keempat keterampilan berbahasa
tsb.memiliki hubungan yang positif artinya
sebuah keterampilan akan memberikan
kontribusi kepada pengembangan
keterampilan yang lainnya.
24. Manfaat Ket.Menyimak
•
•
•
Menambah kekayaan pembentukan kalimat
Menambah kosa kata
Menambah pengetahuan berkaitan dengan
intonasi, pelafalan, jeda.
• Menambah wawasan berkaitan dengan topik
yang disimak
• Menambah pengetahuan ttg sistematika
berbicara yang baik.
25. Manfaat Ket.Membaca
• Menambah kosa kata
• Menambah pengetahuan ttg.bentuk-bentuk
kalimat.
• Menambah pengetahuan ttg.bentuk-bentuk
paragraf dan pengembangannya
• Menambah wawasan berkaitan dengan tema
tertentu
26. MENULIS SBG PROSES
• Kegiatan menulis merupakan sebuah proses
artinya unt menghasilkan sebuah tulisan yang
baik seseorang harus melalui beberapa
tahapan kegiatan yang saling berhubungan
dan berkesinambungan.
• Proses menulis ada tiga yaitu (1) tahap
prapenulisan; (2) tahap penulisan; dan (3)
tahap pascapenulisan
27. TAHAP PRAPENULISAN
• Pada tahap ini penulis merumuskan tema, judul,
tujuan, membuat kerangka tulisan, dan mencari
bahan tulisan.
• Tema adl.masalah umum yang akan dibahas dalam
sebuah tulisan. Tema yang baik haruslah (1)didukung
bahan,(2) mengandung permasalahan yang harus
dipecahkan, (3) sesuai dengan penulis/pembaca, (4)
tdk terlalu luas/sempit.
28. Contoh analisis tema
• Pendidikan
1. Ada bahan yang mendukung
2. Ada masalah yang harus dibahas
3. Sesuai apabila dibahas oleh mhs
4 Terlalu luas karena masalah yang
ada dlm tema tsb sangat kompl.
Kesimp : tema tidak baik
29. Judul
• Judul disebut juga nama karangan.
• Syarat judul yang baik adalah : (1) sesuai dengan
tema; (2) singkat; (3) jelas; (4) denotatif; (5) frase
benda.
• Singkat artinya judul tidak boleh menggunakan kata
yang mubazir.
• Jelas artinya judul tidak boleh bermakna
ambigu/berinterpretasi banyak
• Denotatif artinya judul menggunakan kata
lugas/bukan ungkapan.
30. • Judul harus dirumuskan dalam bentuk frase
benda.
• Contoh : Studi Hubungan Antara Tingkat
Intelegensi dengan Prestasi Belajar Ekonomi
pada Siswa Kelas VII SMP Kota Surakarta
• Penggunaan kata “studi” dan “pada”
menjadikan rumusan judul di atas tidak hemat
sebaiknya dibuang. Penggunaan kata
“dengan” tidak tepat seharusnya “dan”.
31. • Judul harus jelas
Contoh : Penanganan Anak Istimewa di
Surakarta
Judul di atas tidak baik karena kata “istimewa”
bermakna ambigu (tidak jelas) sebaiknya diganti
kata yang telah memiliki arti yang jelas misal
“autis”.
32. BAHAN TULISAN
• Dibedakan atas bahan tertulis dan tak tertulis.
• Bahan tak tertulis adalah peristiwa,
pengalaman, hasil wawancara, pendapat lisan
seseorang yang memiliki kewenangan
(otoritas)
• Bahan tertulis dapat diambil dari buku, jurnal,
internet.
33. KERANGKA TULISAN
• Kerangka topik : sub judul dirumuskan dalam bentuk
frase biasa digunakan untuk tulisan ilmiah seperti
makalah dan skripsi.
Contoh :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
• B. Perumusan Masalah
• Kerangka kalimat : subjudul dirumuskan dalam
bentuk kalimat lengkap. Tidak digunakan untuk
makalah dan skripsi
34. TAHAP PENULISAN
• Pada tahap ini penulis mulai
mengembangkan paragraf dengan
menggunakan kalimat efektif.
• Dalam tulisan ilmiah digunakan kata baku.
• Kalimat ditulis sesuai dengan EYD (lihat buku
EYD).
• Pengetahuan tentang sinonim, antonim,
polisemi, homonim, dll sangat diperlukan
pada tahap ini
35. Kosa Kata
• Sinonim : kata-kata yang memiliki kemiripan
makna sehingga satu dengan yang lain belum
tentu dapat saling menggantikan.
Contoh : Dia meninggal kemarin.
Tanaman bayam ibu mati.
“meninggal” dan “mati” adalah sinonim dalam
kalimat di atas keduanya tidak dapat saling
menggantikan
36. • Antonim adalah kata-kata yang memiliki
keberlawanan makna. Ada berbagai jenis
antonim. Antonim majemuk adalah antonim
yang mempunyai rumus “antonim A adalah
bukan/selain A” misal antonim hitam adalah
bukan hitam jadi bisa “putih,biru,merah”.
Antonim gradasi adalah antonim yang
memiliki jenjang “sangat,agak,tidak” misal
antonim panas adalah “agak panas/hangat,
atau tidak panas/dingin”
37. Ciri Kalimat Efektif
• Minimal memiliki unsur Subjek dan Predikat.
Dia/cantik (S/P)
Kepada hadirin/dipersilahkan duduk
(Ket.tujuan/P) Bukan kalimat efektif
• Hemat (tidak mengandung kata mubazir).
• Memiliki kesejajaran bentuk dan makna.
• Menggunakana pilihan kata yang tepat.
38. • Hakikat Kalimat
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks
yang mengungkapkan pikiran yang utuh
secara ketatabahasaan. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau
tanda seru, dan di dalamnya disertakan pula
berbagai tanda baca seperti koma, titik koma,
ataupun titik dua. Kelengkapan unsur sebuah
kalimat sangat menentukan kejelasan makna
sehingga sebuah kalimat minimal harus
terdiri atas subjek dan predikat.
39. Sebuah kalimat terdiri atas beberapa unsur. Unsurunsur tersebut meliputi subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan
• Unsur Kalimat
• Subjek dalam suatu kalimat pada umumnya diduduki
oleh kata benda atau kata lain yang mengalami
proses pembendaan.atau kata lain yang setelah
menduduki jabatan ini akan dianggap atau
digolongkan menjadi kata benda.
Contoh : (1) Menipu berdosa
(2) Menyanyi menyegarkan pikiran
40. • Kata menipu dan menyanyi dilihat dari
bentuknya adalah kata kerja akan tetapi dalam
kedua kalimat tersebut, masing-masing kata
itu dianggap sebagai kata benda. Untuk
mencari subjek sebuah kalimat kita dapat
menggunakan pertanyaan siapa atau apa.
Contoh kalimat (a) dan (b) di atas, kata menipu
dan menyanyi dapat menjawab pertanyaan
apa sehingga keduanya disebut subjek. Subjek
sebuah kalimat dapat berupa kata atau
gabungan kata.
41. Predikat adalah unsur inti suatu kalimat yang
berisi kata kerja, kata keterangan, atau kata
penggolong yang menerangkan
subjek.Predikat sebuah kalimat dapat dikenali
dari ciri-cirinya yaitu : (1) jawaban atas
pertanyaan mengapa dan bagaimana; (2)
berupa kata adalah/ialah; (3) dapat
diingkarkan; (4) dapat disertai kata telah,
sudah, belum, akan, dan sedang.
42. • Objek adalah unsur kalimat dapat
diperlawankan dengan subjek. Objek bersifat
wajib dalam kalimat yang berpredikat verba
aktif (kata kerja berawalan me-). Ciri-ciri objek
adalah :
Langsung di belakang predikat. Contoh : Anto
membeli buku. Kata ”buku” adalah objek
karena terletak di belakang kata membeli yang
berfungsi sebagai predikat
43. • Dapat menjadi subjek kalimat pasif. Contoh :
Dina membeli buku. Kata buku adalah objek
karena dapat menjadi subjek kalimat pasif
Buku dibeli Dina.
• Tidak didahului preposisi. Contoh :
W.S.Rendra menulis dalam puisi. Kata puisi
bukan objek karena didahului preposisi dalam.
Apabila kalimat diubah menjadi W.S.Rendra
menulis puisi maka kata puisi berubah fungsi
menjadi objek.
44. • Keterangan dibedakan atas dasar peran yang
dimiliknya dalam kalimat.Dalam kalimat terdapat
berbagai jenis keterangan antara lain keterangan
waktu, keterangan cara, keterangan cara dan
sebagainya.
• Keterangan Waktu
• Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau
anak kalimat. Keterangan waktu yang berupa kata
atau frasa digunakan dalam kalimat tunggal
sedangkan keterangan waktu yang berupa kalimat
terdapat dalam kalimat majemuk.
45. Contoh : (3) Kemarin dia mengajak saya melihat
pameran buku.
(4) Dia datang tadi pagi.
Kata kemarin pada kalimat (3) dan tadi pagi pada
kalimat (4) adalah keterangan waktu
yang berbentuk kata dan frase.
Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat dapat dilihat pada contoh : (5)
Ketika melihat dia datang saya menangis
terharu.
Klausa (anak kalimat) ketika melihat dia adalah
keterangan waktu, kata saya adalah
subjek, dan menangis terharu adalah
46. • Keterangan Tempat
Keterangan tempat berbentuk frasa yang
menyatakan tempat dan ditandai oleh preposisi di,
pada, dan dalam. Preposisi selalu terdapat di depan
kata benda yang menjadi keterangan tempat.
Contoh: (6) Di Solo terdapat banyak pengrajin batik.
Preposisi di berada di depan kata benda Solo yang
menyatakan tempat.
47. • Keterangan Cara
Keterangan cara berbentuk kata ulang, frasa, atau anak
kalimat yang menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa
anak kalimat ditandai dengan kata dengan dan dalam.
Contoh
(7) Dengan banyak membaca kita dapat
meningkatkan pengetahuan kita.
(8)
Dia berjalan cepat-cepat
(9)
Dia menerima hadiah itu dengan gembira.
Anak kalimat dengan banyak membaca, kata ulang cepatcepat, dan frasa dengan gembira adalah keterangan cara.
48. • Keterangan Sebab
Keterangan sebab dapat berupa frasa atau anak
kalimat. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat
ditandai oleh kata karena atau lantaran.
Contoh : (10) Karena bodoh, dia dikeluarkan dari
sekolah.
(11) Karena dia nakal, dia dihukum guru.
Kalimat (10) mengandung keterangan sebab berupa
frasa sedangkan kalimat (11) berupa anak kalimat
49. Jenis Kalimat
• Berdasarkan isinya kalimat dibedakan atas kalimat
berita, kalimat tanya, dan kalimat perintah. Kalimat
berita sering pula disebut kalimat deklaratif adalah
kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu, dan
yang pada umumnya menimbulkan tanggapan
berupa isyarat atau sikap.
• berita kepastian : (12) Paman akan datang besok
pagi
• berita pengingkaran : (13) Bukan dia yang
mengambil bukumu
• berita kesangsian : (14) Barangkali mereka tidak
datang hari ini.
50. Kalimat tanya atau disebut juga kalimat
interogatif adalah kalimat yang isinya berupa
pertanyaan dan reaksinya berupa jawaban.
Berdasarkan isinya kalimat tanya dibedakan
atas
• Kalimat tanya biasa yaitu kalimat yang
memerlukan jawaban : (15) Siapa namamu?
• Kalimat retoris yaitu kalimat tanya yang tidak
memerlukan jawaban : (16) Adakah orang
yang tidak ingin bahagia?
51. • Kalimat perintah yaitu kalimat yang isinya
berupa perintah agar seseorang melakukan
atau berbuat sesuatu dan reaksinya berupa
tindakan. Dilihat dari bentuk dan isinya,
kalimat perintah dibedakan atas dua jenis
yaitu kalimat perintah kasar dan kalimat
perintah halus. Kalimat perintah kasar
memiliki ciri-ciri :
Menggunakan kata kerja yang tidak
berimbuhan
Contoh :
(17) Baca pengumuman itu!
(18) Hapus papan tulis ini
52. • Tidak menyebutkan nama orang yang diperintah
Contoh : (19) Tunggu di sini!
• Kalimat perintah halus memiliki ciri-ciri:
Menggunakan akhiran –kan dan –lah.
Contoh : (20) Ambilkan buku itu!
• Menyebut orang yang diperintah.
Contoh : (21) Saudara tunggu saya di sini!
• Menggunakan kata penghalus perintah seperti
tolong,maaf, sudilah kiranya, dsb.
Contoh : (22) Tolong ambilkan buku saya
53. Berdasarkan Jenis Kata yang Menduduki Fungsi
Predikat
• Berdasarkan bentuk kata kerja yang menduduki
fungsi predikat kalimat dapat dibedakan menjadi
kalimat aktif dan kalimat pasif. Kalimat aktif adalah
kalimat yang predikatnya kata kerja aktif.
Berdasarkan perlu atau tidaknya objek langsung bagi
predikat kalimat aktif dibedakan menjadi kalimat
aktif transitif dan kalimat aktif intransitif. Kalimat
aktif transitif adalah kalimat aktif yang predikatnya
memerlukan objek langsung.
54. Contoh : (23) Ia membeli buku.
• Kalimat aktif intransitif adalah kalimat aktif
yang predikatnya tidak memerlukan objek
langsung.
• Contoh : (24) Pada hari libur saya
berdarmawisata ke Bali.
• Kalimat pasif adalah kalimat yang predikatnya
terdiri dari kata kerja pasif.
• Contoh : (25) Buku itu ditulis Dina
55. Berdasarkan Unsur Pembentuk Kalimat
• Berdasarkan unsur pembentuknya kalimat
dibedakan atas dua yaitu kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Kalimat tunggal adalah
kalimat yangunsur-unsur pembentuknya
tunggal.
Contoh : (26) Ayah membaca buku di ruang
keluarga
56. • Kalimat majemuk adalah kalimat yang di dalamnya
mengandung lebih dari satu pola kalimat. Kalimat
majemuk merupakan gabungan dari beberapa
kalimat. Kalimat majemuk dibedakan menjadi
kalimat majemuk setara, kalimat majemuk
bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Kalimat
majemuk setara adalah kalimat majemuk yang sifat
hubungan masing-masing kalimat pembentuknya
setara atau sederajat.
57. Contoh : (27) Saya, ayah, dan ibu tertawa gembira.
Kalimat (27) adalah kalimat majemuk setara rapatan
predikat. Kalau kita cermati kalimat (27) terdiri dari
tiga kalimat yang mempunyai predikat yang sama
yaitu :
(a) Saya tertawa gembira.
(b) Ayah tertawa gembira.
(c) Ibu tertawa gembira.
Karena predikat ketiga kalimat sama maka kalimatkalimat tersebut kemudian disejajarkan dengan
melesapkan (merapatkan) unsur yang sama.
58. • Kalimat majemuk bertingkat adalah
gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal yang sifat hubungan atau
kedudukannya tidak sederajat. Itu
sebabnya dalam kalimat majemuk
bertingkat ada unsur yang disebut induk
kalimat dan anak kalimat. Contoh
kalimat majemuk bertingkat dapat dilihat
dari contoh berikut.
59. • (28) Dia meminjam buku yang dipinjamnya dari
perpustakaan.
• Kalimat (28) adalah kalimat majemuk
bertingkat karena kalimat tersebut merupakan
gabungan dua kalimat yaitu (a) Dia meminjam
buku.
• (b) Buku itu dipinjamnya dari perpustakaan.
• Kalimat (a) adalah induk kalimat sedangkan
kalimat (b) adalah anak kalimat.
60. • Jenis kalimat majemuk yang lain adalah
kalimat majemuk campuran. Kalimat majemuk
campuran adalah gabungan dari paling sedikit
tiga kalimat dimana dua kalimat memiliki
kedudukan sejajar sedangkan yang satu
bertingkat.
• (29) Dia pindah ke Jakarta ketika ibunya
meninggal dan ayahnya menikah lagi.
61. •
•
•
•
•
Kalimat (29) terdiri dari tiga kalimat yaitu :
Dia pindah ke Jakarta.
Ibunya meninggal.
Ayahnya menikah lagi.
Kalimat (b) mempunyai kedudukan yang
sejajar dengan kalimat (c) sedangkan kalimat
(a) tidak sehingga kalimat (a) merupakan
induk kalimat.
62. Kalimat Efektif
• Tulisan ilmiah harus dikembangkan dengan kalimat
efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan gagasan pada
pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis. Kalimat efektif memiliki ciri : (a)
kepaduan dan kesatuan; (b) penekanan; (c) hemat
dalam mempergunakan kata; dan (d) kesejajaran
(Sabarti,1989).
63. • Ciri pertama kalimat efektif adalah memiliki kepaduan dan
kesatuan. Sebuah kalimat dikatakan memiliki kepaduan
apabila terdapat hubungan yang padu antara unsur-unsur
yang membentuk kalimat (S-P-O-Pelengkap-Ket). Sebuah
kalimat dikatakan memiliki kesatuan apabila hubungan antara
unsur-unsur yang ada dalam kalimat mendukung satu ide
pokok. Penulis boleh saja menggabungkan dua atau lebih
kalimat tunggal dengan catatan kalimat-kalimat tersebut
tidak keluar dari ide pokok kalimat tunggalnya. Agar dapat
menghasilkan sebuah kalimat yang memiliki kesepadanan
(kepaduan) penulis harus memperhatikan
64. • (1) subjek dan predikat kalimatnya; (2) kata
penghubung intra dan antarkalimat yang
dipilih.
Contoh : (30) Kepada mahasiswa yang
kehilangan kartu ujian diharap melapor.
Kalimat (30) bukanlah kalimat efektif karena
tidak memiliki subjek. Apabila akan dijadikan
kalimat efektif maka kalimat tersebut harus
diubah menjadi : (31) Mahasiswa yang
kehilangan kartu ujian diharap melapor
65. • Ciri kedua kalimat efektif adalah adanya kesejajaran.
Kesejajaran (paralelisme) adalah penggunaan bentukbentuk bahasa yang sama atau konstruksi bahasa
yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Apabila
dalam sebuah kalimat gagasan kalimatnya dinyatakan
dalam bentuk frasa atau kata kerja berimbuhan
tertentu maka gagasan lain yang sederajat juga harus
dinyatakan dalam bentuk frasa dan kata kerja dengan
imbuhan tertentu. Contoh : (32) Penyakit Lupus
merupakan penyakit yang ditakuti karena cara
mencegah dan pengobatannya belum diketahui
secara pasti.
66. • Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran
karena kata mencegah tidak sejajar
dengan pengobatan. Kalimat di atas
menjadi sejajar kalau diubah menjadi :
(33) Penyakit Lupus merupakan penyakit
yang ditakuti karena cara pencegahan
dan pengobatannya belum diketahui
secara pasti.
67. Ciri ketiga kalimat efektif adalah adanya penekanan
dalam kalimat. Untuk memberikan penekanan pada
bagian tertentu sebuah kalimat penulis dapat
menempuh beberapa cara yaitu (1) mengemukakan
bagian yang ditekankan pada bagian depan kalimat;
(2) mengulang kata yang dianggap penting. Contoh :
(34) Dr.Sujono membuka seminar penanggulangan
Aids yang diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini
(yang ditekankan Dr.Sujono).
68. (35) Seminar penanggulangan Aids yang
diselenggarakan di auditorium UNS pagi ini
dibuka oleh Dr.Sujono (yang ditekankan
seminar penanggulangan Aids).
(36) Kemiskinan merupakan faktor utama
kemunduruan suatu bangsa karena
kemiskinan dapat menjadi pemicu tindak
kriminal. (penekanan pada kata kemiskinan
69. Ciri keempat kalimat efektif adalah kehematan. Sebuah
kalimat dikatakan efektif apabila tidak mengandung kata
mubazir (kata yang tidak diperlukan.
Contoh : (37) Gadis itu segera mengubah pendapatnya
setelah dia berdiskusi dengan gurunya itu. Kalimat (4)
tidak efektif karena tidak hemat. Kalimat tersebut akan
menjadi efektif bila diubah menjadi (5) Gadis itu segera
mengubah pendapatnya setelah berdiskusi dengan
gurunya. Kata dia dan itu dihilangkan.
71. • Ada kohesi antarkalimat pada setiap
paragraf dan koherensi
antarparagraf dalam setiap bab
• Bersifat straightforward
• Penggunaan kalimat efektif
72. BAHASA BAKU
• Ragam bahasa dalam dunia pendidikan
• Sifat: kemantapan dinamis, kecendekiaan,
penyeragaman kaidah
• Bahasa baku digunakan dalam penulisan
karya ilmiah dan laporan penelitian
73. JENIS KARYA ILMIAH
I. MAKALAH
• Makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris
objektif
2. Berupa tugas matakuliah, saran pemecahan masalah
secara ilmiah, hasil penelitian yang dibahas dalam
pertemuan ilmiah
3. Terdiri bagian awal (halaman sampul, daftar isi, daftar
tabel atau daftar gambar (jika ada)
74. • Halaman sampul memuat judul makalah, maksud
ditulisnya makalah, nama penulis makalah, tempat
dan waktu penulisan makalah
• Daftar isi terdiri judul makalah yang ditulis dengan
huruf kecil, kecuali awal kata selain kata tugas
ditulis dengan huruf besar
• Judul bagian dan judul subbagian dilengkapi nomor
halaman. Penulisan daftar isi dengan spasi tunggal
dan antarbagian 2 spasi
75. 4. Bagian inti: isi (materi) yang dibahas dala
makalah. Bagian inti terdiri dari latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan
makalah, pembahasan, kesimpulan dan saran.
• Latar Belakang masalah berisi alasan perlunya
makalah itu ditulis. Masalah atau topik hendaknya
layak dibahas. Masalah dideskripsikan dalam bentuk
perumusan masalah. Tujuan penulisan berkaitan
dengan fungsi yang ingin dicapai melalui penulisan
makalah.
76. • Pembahasan merupakan jawaban dari
perumusan masalah. Bagian penutup inti
adalah simpulan dan saran.
5. Bagian akhir: daftar pustaka dan lampiran
(jika ada)
77. II. PROPOSAL PENELITIAN
1. Proposal adalah bentuk usulan penelitian yang disusun
sebelum dilaksanakannya penelitian.
2. Proposal penelitian terdiri dari bagian awal, bagian inti,
dan bagian akhir.
3. Bagian awal terdiri dari: Judul dan daftar isi
4. Bagian inti terdiri dari: pendahuluan, landasan teoretis,
metode penelitian.
•
Pendahuluan berisi: latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
•
Landasan teoretis berisi tinjauan pustaka, hasil penelitian
yang relevan, dan kerangka pemikiran
78. • Metode penelitian berisi: tempat dan waktu
penelitian, bentuk dan strategi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data,
validitas data, teknik analisis data
5. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka
79. TAHAP PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
1. Tahap persiapan
• Mempersiapkan topik. Pemilihan topik memenuhi
kriteria berikut.
a. Topik ada manfaatnya dan layak dibahas
b. Topik menarik terutama bagi peneliti
c. Topik dikenal baik oleh penulis
d. Bahan dapat diperoleh dan cukup memadai
80. e. Topik tidak terlalu luas atau terlalu sempit.
• Menentukan judul. Menentukan judul dapat dengan
melontarkan pertanyaan masalah apa, mengapa,
bagaimana, di mana, kapan.
• Pembuatan kerangka karangan
• Membuat daftar isi
2. Tahap Pengumpulan Data
• Pengamatan peristiwa, wawancara informan,
pencatatan dokumen, eksperimen laboratorium,
rekaman
81. 3. Tahap pengonsepan
4. Tahap penyuntingan
5. Penyajian
TATATULIS DALAM KARYA ILMIAH
1. Bahan dan Jumlah Halaman
Kertas HVS kuarto 70-80 gram.Huruf times new
roman 12 point, kecuali judul dapat 14 atau 16
point. Jumlah halaman proposal 15-20 halaman,
makalah 15-25 halaman
82. 2. Pola ukuran kertas: margin atas 4 cm, margin
bawah 3 cm, margin kiri 4 cm, dan margin
kanan 3 cm.
3. Penomoran
Angka yang lazim digunakan adalah angka
Romawi kecil (i,ii,iii, dst) digunakan untuk
penomoran judul, daftar isi, daftar
tabel.Angka Romawi besar (I,II,III, dst.)
digunakan untuk penomoran bab
pendahuluan, landasan teoretis, metode
penelitian, pembahasan, simpulan dan saran.
83. Angka Arab (1,2,3,dst.) digunakan untuk menomori
halaman naskah mulai pendahuluan sampai halaman
terakhir.Diketik di sebelah kanan atas, kecuali
halaman judul bab ditulis di tengah bawah.
• Sistem penomoran mengikuti standar berikut.
a. Tingkat pertama dengan angka Romawi
besar
b. Tingkat kedua dengan huruf latin besar,
misal A,B,C,D
84. c. Tingkat ketiga dengan angka Arab misal 1,2,3
d. Tingkat keempat dengan huruf Latin kecil
misal a, b, c,d
e. Tingkat lelima dengan angka Arab satu
kurung tutup misal 1), 2), 3)
f. Tingkat keenam dengan huruf Latin kecil
dengan satu kurung tutup, misal a,b,c
g. Tingkat ketujuh dengan angka Arab dua
kurung misal (1), (2), (3)
85. h. Tingkat kedelapan dengan huruf Latin kecil dua
kurung misal (a), (b)
4. Penulisan judul bab, subbab, dan anak subbab
a. Judul bab diketik dengan huruf kapital
seluruhnya, letak di tengah halaman, huruf times
new roman yang ditebalkan.
Misal
BAB I
PENDAHULUAN
86. b. Judul subbab, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf kapital (kecuali kata
depan atau kata sambung) dan diletakkan di
tengah halaman. Misal
A. Latar Belakang Masalah
c. Judul subsubbab, huruf pertama setiap kata
ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan di
sebelah kiri halaman. Misal
1. Pengertian Ejaan
87. 5. Penulisan Kutipan
a. Kurang dari 40 kata ditulis di antara tanda kutip
sebagai bagian dari teks utama, diikuti nama
penulis, tahun, nomor halaman. Misal
Suharno (1998:124) menyimpulkan “ada hubungan
antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan
belajar”.
b. Kutipan 40 kata atau lebih ditulis terpisah dari teks
yang mendahului dan diketik spasi tunggal.
88. c. Merujuk kutipan tidak langsung ditulis tanpa tanda
kutip dan terpadu dalam teks. Misal
Scmid (2005:6) mengatakan bahwa kegiatan olah
tubuh akan menyebabkan seseorang
mengekspresikan gagasan dan emosi melalui
gerakan.
d. Menulis daftar pustaka berupa buku
Gorys Keraf. 2005. Komposisi. Flores: Nusa
Indah
atau
89. Keraf, Gorys. 2005. Komposisi. Flores: Nusa
Indah
e. Daftar pustaka dari kumpulan artikel
Dick Hartoko (Ed.). 2004. Golongan Cendekiawan:
Mereka yang Berumah di Angin. Jakarta: Gramedia
f. Daftar pustaka dari artikel jurnal
Ali Hanafi. 2005. “Partisipasi dalam Siaran Pedesaan
dan Pengadopsian Inovasi”. Forum Penelitian,
1(1):33-47
90. g. Daftar pustaka dari artikel koran atau majalah
Henry James. 2006.”Do Babies Sing A Universal
Song?”. Psychological Today, hal.2
h. Daftar pustaka dari koran tanpa nama penulis
Kompas. 18 Maret 2005. “Rawan Pangan, tanpa
Basis Sumber Daya Lokal”hal. 4
91. i.Daftar pustaka dari skripsi, tesis, disertasi
Pradnya Paramita. 2008. “Pengaruh Bioteknologi
Pertanian terhadap Pematangan Tomat”. Skripsi.
Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
Maret
j. Daftar pustaka dari internet
Herusatoto. 2002. “Bioteknologi Pertanian” (online),
(http://www.chang.jaya-Heru.com) Biotekpertan04htm/,diakses 12 Januari 2009