SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
BAB I
                                                     PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang

     Ilmu merupakan pondasi luhur manusia dalam memperoleh tingkatan drajat yang lebih
mulia dalam kehidupan dunia maupun akherat. Tanpa ilmu, seorang manusia bagaikan orang
buta yang kehilangan tongkatnya. Mempelajari ilmu Fiqh menjadi sebuah sarana manusia
dalam mencari sebuah titik terang dalam menjalani kehidupan di dunia baik dalam wujud
ibadah maupun muamalah, dengan ekspektasi datangnya keRidhoan Allah yang akan
menyertainya pada kebahagiaan yang hakiki.

      Ilmu Fiqh membidangi dua hal yang senantiasa memiliki peran dalam kehidupan, hal
ini merupakan suatu langkah pedoman bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan.
Karena kajian pokok ilmu Fiqh tentunya berasaskan dari sumber hukum islam yaitu tekstual
langsung berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah Nabi serta non tekstual seperti halnya qiyas
yang hakikatnya diambil dari Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi.1 Sehingga mengkaji ilmu Fiqh
menjadi kewajiban kita demi menjalani kehidupan yang selaras dengan apa yang
diperintahkan oleh Allah SWT.

     Kajian ilmu Fiqh meliputi pembidangan menjadi dua aspek yaitu ibadah dan
muamalah. Kedua aspek tersebut menjadi bahan kajian kita pada penulisan makalah ini.
Sehingga kajian ini merupakan kajian penting dalam memahami dan menerapkan ilmu Fiqh
pada kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas lebih
mendalam tentang ibadah dan muamalah serta contoh dari kedunya. Diharapkan pembaca
mengetahui secara jelas tentang muamalah dan ibadah dan semoga dengan mengetahui itu
semua, segala sesuatunya yang kita kerjakan mendapat Ridho Allah SWT.

I.II Rumusan Masalah

1.    Apa saja pembidangan ilmu fiqh ?
2.    Apakah yang dimaksud dengan ibadah dan muamalah ?
3.    Bagaimana konsep fiqh tentang ibadah dan muamalah ?
4.    Apa sajakah bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah ?


I.III Tujuan Penulisan

1.    Memahami pembidangan dari ilmu fiqh.
2.    Mengidentifikasi pemahaman dari makna ibadah dan muamalah.
3.    Mengetahui konsep fiqh tentang ibadah dan muamalah.
4.    Mengetahui bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah.
5.    Memenuhi tugas kelompok matakuliah fiqh ushul fiqh.



1   Amir Syarifuddin., Ushul Fiqih 2, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 1




                                                                     1
BAB II
                                   PEMBAHASAN

II.I Pembidangan Ilmu Fiqh
      Ibadah ialah sikap pasrah dan tunduk total kepada semua aturan Allah dan rasul-Nya.
Lebih dari itu, ibadah dalam pandangan Islam merupakan refleksi syukur pada Allah swt. atas
segala nikmatnya yang timbul dari dalam lubuk hati yang dalam dan didasari kepahaman
yang benar. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kewajiban
yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan. Suatu saat Aisyah
Ummul Mu‟minin bertanya kepada rasul yang sedang asyik beribadah di malam hari,
sehingga kaki beliau terlihat membengkak. Padahal segala dosa beliau baik yang lalu,
maupun yang akan datang sudah diampuni Allah. Apa jawaban beliau? “mengapa aku tidak
menjadi hamba-Nya yang bersyukur”.

      Menurut Abdul Wahhab al-Khallaf, ada 228 ayat Al-Quran yang dapat dikategorikan
mengandung kaidah-kaidah hukum dalam bidang ibadah dan muamalah atau sekitar tiga
persen dari keseluruhan ayat-ayat Al-Quran. Rumusan kaidah-kaidah hukum di dalam ayat-
ayat tersebut masih bersifat umum yang belum dapat dipraktikkan secara langsung, apalagi
harus dianggap sebagai kaidah hukum positif yang harus dijalankan di sebuah negara, bidang
hukum yang diatur secara rinci di dalam ayat-ayat hukum sesungguhnya hanya terbatas di
bidang hukum perkawinan dan kewarisan.

      Hadis-hadis hukum jumlahnya juga tidak terlalu banyak, dalam sejarah
perkembangannya, ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis syariah telah mengalami pembahasan
dan perumusan yang luar biasa, pembahasan itulah yang melahirkan fiqh, fatwa-fatwa yang
dikeluarkan oleh para sahabat dan para ulama di kemudian hari, sejauh menyangkut masalah
hukum dapat dikategorikan ke dlam hukum Islam.

     Pembidangan ilmu fiqh pada dasarnya terbagi menjadi dua bidang besar, yaitu bidang
ibadah dan bidang muamalah. Para ulama masa dahulu telah mencoba mengadakan
pembidangan ilmu fiqh ini ada yang membaginya menjadi tiga bidang, yaitu ibadah
muamalah (perdata islam) dan uqubah (pidana islam), ada pula yang membaginya menjadi
empat bidang, yaitu ibadah, muamalah, munakahat, dan uqubah. Walaupun demikian, dua
bidang pokok hukum Islam sudah disepakati oleh semua fuqaha, yaitu bidang ibadah dan
bidang muamalah. Apabila pembidangan itu hanya dua ibadah dan muamalah, maka
pengertian muamalah disini adalah muamalah dalam arti yang luas didalamnya termasuk
bidang-bidang hukum keluarga, pidana perdata, acara hukum internasional dan lain
sebagainya.

     Pembidangan ilmu fiqh menjadi dua bagian besar, yaitu: pertama, bidang ibadah
mahdah, yaitu aktivitas ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. Kedua,
bidang fiqh muamalah dalam arti yang luas.




                                            2
II.II Ibadah
A. Pengertian Ibadah
     Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan
memperoleh keridlaan Allah Swt dan mendapatkan pahala darinya di akhirat. Sedangkan
menurut bahasa ibadah adalah patuh, tunduk, taat,mengikuti, dan doa. Ibadah dalam arti taat
diungkapkan dalam Al-Quran, antara lain dalam surat yasin ayat 60. Yang artinya :

“Bukankah aku telah memerintahkan kepada kamu wahai bani adam supaya kamu tidak
menyembah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.”

B. Ibadah ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya ada lima macam, yaitu:
 1. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti : berdzikir, berdoa, dan membaca Al-
    Quran.
 2. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti : jihad,
    menolong orang lain, dan tajhiz al-janazah (mengurusjenazah).
 3. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya, seperti:
    shalat, puasa, zakat, dan haji.
 4. Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti: puasa, itikaf,
    dan ihram.
 5. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah
    melakukan kessalahan terhadapdirinya dan membebaskan seseorang yang berutang
    kepadanya.

C. Hakikat Ibadah
       Dengan agama hidup manusia menjadi bermakna, makna agama terletak pada
fungsinya sebagai kontrol moral manusia. Melalui ajaran-ajaranya, agama memerintahkan
manusia agar selalu dalam keadaan sadar dan menguasai diri. Keadaan sadar dan menguasai
diri itulah yang sebenarnya merupakan hakikat agama atau hakikat ibadah. Melalui ibadah
kepada Allah, hidup manusia menjadi terkontrol. Menumbuhkan kesadaran diri manusia
bahwa ia adalah makhluk Allah SWT.

D. Macam-macam Ibadah
 1. Ibadah khassah (khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti).
 2. Ibadah ammah (umum) yakni semua perbuatan yang mengdatangkan kebaikan dan
    dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT.

E. Bentuk Ibadah

       Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut),
raja‟ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), raghbah (senang), rahbah
(cemas) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati), sedangkan tasbih, tahlil,
tahmid, takbir, dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisanniyah qalbiyah (lisan dan
hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, jihad, puasa adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan



                                              3
hati). Serta masih banyak lagi macam-maccam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan
badan.

      Bidang ibadah dalam Islam mencakup lisan, hati, pemikiran / akal dan anggota tubuh
lainnya, ibadah adalah hubungan yang langsung dengan Allah swt. dan sudah dicontohkan
oleh nabi Muhammad saw, yaitu sebagai berikut:

     a. Syahadat
    Syahadaten adalah persaksian jiwa atas keberadaan Allah dan keRasulan Muhammad saw,
    syahadat ibadah yang di itikadkan dalam hati manusia dengan kalimat:
     b. Thaharah
    Thaharah terbagi pada dua bagian, yaitu: pertama, thaharah dari hadas (yaitu bersuci dari
    kotoran yang bersifat rohani dan ta’abudi), kedua, thaharah dari najis (yaitu bersuci dari
    kotoran yang bersifat jasmani).
     c. Shalat
    Shalat adalah wujud ibadah yang pokok bagi seorang muslim sehingga shalat menjadi
    barometer atas ibadah-ibadah yang lainnya. Jika shalatnya yang baik, maka amalan ibadah
    yang lain pun akan menjadi baik.
     d. Zakat
    Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda, zakat terbagi pada dua jenis.
    Pertama, zakat fitrah (yaitu harta yang dikeluarkan atas jiwa dan badan setiap muslim yang
    telah mengalami masa ramadhan masa syawal, dikeluarkan sebelum khatib naik mimbar di
    hari raya Iedul Fitri). Kedua, zakat maal (yaitu harta yang dikeluarkan berdasarkan
    perniagaan, pertanian, dan investasi, dikeluarkan berdasarkan haul dan nishab).
     e. Saum
    Saum adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, selama satu hari
    lamanya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan niat dan beberapa
    syarat.2
     f. Haji
    Haji adalah ibadah yang dilakukan dengan cara pergi ke Baitullah (Masjid al-Haram-
    Mekah) untuk melakukan ihram, wuquf thawaf, sa‟i, dan tahalul yang dilakukan pada
    tanggal 8,9,10 dan 11 bulan Dzulhizah.

Bidang-bidang ibadah yang dilakukan secara kondisional adalah banyak sekali jenisnya,
diantaranya:
 a). I‟tikaf : berdiam di masjid untuk berdzikir kepadda Allah,
 b). Jihad : berjuang dalam menegakkan ajaran Allah,
 c). Sumpah : pernyataan kesaksian dalam kebenaran,
 d). Nazar : berjanji akan melakukan aktivitas jika ada prestasi,
 e). Qurban : penyembelihan hewan pada bulan Dzuljhijah,
 f). Aqiqah : penyembelihan domba karena kelahiran anak,
 g). Atimah : makanan yang halal,

2   Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 220




                                                                    4
h). Asribah : minuman yang halal,
 i). Wakaf : infak manfaat dari barang tidak bergerak

F. Tujuan Ibadah

Ibadah dalam islam harus dikerjakan dengan cara-cara berikut:

  a. Ikhlas, semata-mata mengharap ridha Allah SWT




  “ mereka tidak diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah, seraya mengikhlaskan
 dirinya dalam (menjalankan) Islam, supaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat.
 Dan yang demikian itulah dien yang lurus.” (Q.S Al-Bayinnah: 5).

 Rasullah saw bersabda,bahwa :

 “meninggallkan amal karena manusia adalah ria, sedang beramal karena manusia adalah
 syirik.dan ikhlas menyelamatkanmu dari kedu penyakitr tersebut”

 keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan nafsu dan keduniaan,
 harus ikhlas karena allah, agar amal-amal itu diterim disisi allah. Al-fudhail bin iyadh
 berkata “sesungguhnya jika amal itu tidak ikhlas namun tidak benar maka dia tidak akan
 diterima, sehingga dia ikhlas dan benar. Ikhlas artinya amal itu dikerjakan karena allah,dan
 yang benar jika amal itu dilakukan berdasarkan sunnah.

  b. Mahabbah dan tha‟at (penuh rasa cinta dan tunduk)




 “dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
 Allah;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
 yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah,dan jika seandainya orang-orang yang
 berbuat zalim itu(yang dimaksud dengan orang yang zalim disini ialah orang-orang yang
 menyembah selain Allah)mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),bahwa
 kekuataan itu kepunyaan Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaanNya(niscaya
 mereka menyesal).”(QS.Al-Baqarah:165)


                                             5
c. Istiqomah
 Merupakan suatu wujud komitmen dalam diri untuk senantiasa melaksanakan ibadah secara
 kontinu, bukan hanya pada suatu keadaan tertentu saja. Sehingga hal ini dijadikan sebagai
 sebuah komitmen nyata dalam kehidupan sehari-hari.

 d. Iqtishad

 artinya dilakukan berdasarkan fitrah, sesuai dengan kapasitas dan tidak memisahkan antara
 yang satu dengan yang lain. Aisyah meriwayatkan: ketika rasulullah saw. Masuk ke
 rumahnya, di sampingnya ada seorang wanita, rasul bertanya “siapakah wanita itu” aisyah
 menjawab: “fulanah”, sambil menyebutkan shalat yang dilakukannya. Lalu rasulullah
 berkata: “jangan begitu! Kamu lakukan sesuai kemampuanmu. Demi Allah, Dia tidak akan
 bosan (memberimu ganjaran pahala) sehingga kamu bosan (melakukan ibadah). Ajran Islam
 yang paling dicintai-Nya ialah yang dilakukan dengan konsisten.” (Mutafaqqun „alaih)

G. Hikmah ibadah
      Hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada
Allah, dan Allah maha kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka akan tetapi merekalah yang
membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka menyembah-
Nya sesuai dengan aturan syariah-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia
adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya, tetapi dengan selain apa yang di syariahkan-
Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid‟ah), dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan
dengan syariah-Nya, maka ia adalah mukmin muwahid (yang mengesakan Allah). Ibadah
yang benar akan melahirkan hikmah serta hasil yang dapat dirasakan di dunia dan juga di
akhirat kelak, diantaranya sebagai berikut:
 a. Taqwa
 b. Terhindar dari perbuatan keji dan munkar
 c. Diri dan harta menjadi suci (tazkiyatun nafs)
 d. Diri, fisik, dan psikis menjadi sehat
 e. Dimudahkan rezekinya dan anak keturunannya menjadi banyak
 f. Meraih surga dan menjauhkan dari siksa neraka

II.III Mu’amalah
A. Pengertian Muamalah

Dalam buku enslikopedia islam jilid 3 halaman 245 dijelaskan bahwa muamalah merupakan
bagian dari hukum islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik
seseorang itu pribadi tertentu maupun berbentuk badan hukum, seperti perseoran, firma,
yayasan, dan negara. Contoh hukum islam yang termasuk muamalah, seperti jual beli,
sewamenyewa, perserikatan dibidang pertanian dan perdagangan, serta usaha perbangkan dan
asuransi yang islami.




                                            6
Secara fikih, muamalah berarti hukum-hukum yang ada hubunganya dengan tindakan
manusia dengan masalah dunia. contoh muamalah diantaranya jual beli, utang piutang, kerja
sama dagang, dan sewa menyewa. Dari pengertian muamalah tersebut ada yang berpendapat
bahwa muamalah hanya menyangkut permasalahan hak dan harta yang muncul dari transaksi
antara seseorang dengan orang lain atau antara seseorang dan badan hukum atau antara badan
hukum yang satu dan yang lain.


B. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah
          Untuk memudahkan memahami ruang lingkup fiqh muamalah secara spesifik, maka
terlebih dahulu akan dibahas mengenai dua jenis muamalah :
    a. Al-Muamalah al-Adabiyah
    Yaitu muamalah yang ditinjau dari segi cara tukar-menukar benda yang bersumber dari
    panca indera manusia, yang unsur penegaknya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban.
    seperti jujur, hasud, dengki, dendam, dan lain sebagainya.
    b. Al-Muamalah al-Madiyah
    Yaitu muamalah yang mengkaji objeknya sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa
    muamalah al-madiyah adalah muamalah bersifat kebendaan karena objek fiqh muamalah
    adalah benda yang halal, haram, dan syubhat untuk diperjualbelikan, benda-benda yang
    memadharatkan, benda-benda yang mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dan
    beberapa segi lainnya.
    Dari dua jenis muamalah yang telah disebutkan di atas, maka ruang lingkup fiqh muamalah
    juga terbagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat Adabiyah dan
    ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat Madiyah. Ruang lingkup fiqh muamalah yang
    bersifat Adabiyah mencakup beberapa hal berikut ini : Ijab dan kabul, Saling meridhai,
    Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, Hak dan kewajiban, Kejujuran pedagang,
    Penipuan, Pemalsuan, Penimbunan, Dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia
    yang ada kaitannya dengan                 peredaran harta dalam hidup bermasyarakat.
          Sedangkan beberapa hal yang termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah yang
bersifat Madiyah adalah sebagai berikut :
    a. Jual-beli ( al-Bai‟ al-Tijarah )
    Jual-beli merupakan tindakan atau transaksi yang telah di syari‟atkan dalam arti telah ada
    hukumnya yang jelas dalam Islam. Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang
    yang lain dengan cara yang tertentu.3


3   Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 278




                                                                    7
b. Gadai ( al-Rahn )
 Definisi al-rahn menurut istilah yaitu menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta
 dalam pandangan syar‟a untuk kepercayaan suatu utang, sehingga memungkinkan
 mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu.
 c. Jaminan dan tanggungan ( Kafalan dan Dhaman )
 Dalam fiqh, kafalah diartikan menanggung atau penanggungan terhadap sesuatu, yaitu akad
 yang mengandung perjanjian dari seseorang di mana padanya ada hak yang wajib dipenuhi
 terhadap orang lain, dan berserikat bersama orang lain itu dalam hal tanggung jawab
 terhadap hak tersebut dalam menghadapi penagih (utang). Dhaman berarti menanggung
 hutang orang yang berhutang.
 d. Pemindahan hutang ( Hiwalah )
 Hiwalah berarti pengalihan, pemindahan, berubah kulit dan memikul sesuatu diatas
 pundah.Pemindahan hak atau kewajiban yang dilakukan seseorang (pihak pertama) kepada
 pihak kedua untuk menuntut pembayaran hutang dari atau membayar hutang kepada pihak
 ketiga. Karena pihak ketiga berhutang kepada pihak pertama. Baik pemindahan
 (pengalihan) itu dimaksudkan sebagai ganti pembayaran maupun tidak.
 e. Jatuh bangkrut ( Taflis )
 At Taflis adalah seseorang yang mempunyai hutang, seluruh kekayaannya habis hingga
 tidak tersisa untuk membayar hutang.
 f. Perseroan atau perkongsian ( al-Syirkah )
 Syirkah (Perseroan) dibangun atas prinsip perwakilan (wakalah) dan kepercayaan (amanah),
 karena masing-masing pihak yang telah menanamkan modalnya dalam bentuk saham
 kepada perseroan, berarti telah memberikan kepercayaan kepada perseroan untuk mengelola
 saham tersebut.
 g. Masalah-masalah seperti bunga bank, asuransi, kredit, dan masalah-masalah baru lainnya.


C. Bidang Muamalah

Bidang-bidang dalam muamalah adalah :

 1.   Bidang Ahwal asy-syakhsiyah
 Bidang ini membahas hukum keluarga yang mengatur hubungan antara suami istri, anak
 dan keluarganya.

 2.    Bidang muamalah dalam arti sempit




                                                8
Bidang ini membahas tentang jual beli, membeli barang yang belum jadi dengan disebutkan
    sifat-sifatnya dan jenisnya yaitu: gadai, kepailitan, pengampunan, perdamaian, pemindahan
    hutang, jaminan utang, perserikatan dagang, perwakilan, titipan, pinjam meminjam,
    merampas atau merusak harta orang lain, hak membeli paksa, memberi modal dengan bagi
    untung, penggarapan tanah, sewa menyewa, mengupah orang untuk menemukan barang
    yang hilang, membuka tanah baru, dan barang-barang temuan.

    3.    Bidang fiqh jinayah atau al ahkam jinayah
    Fiqh jinayah adalah fiqh yang mengatur cara-cara menjaga dan melindungi hak allah, hak
    masyarakat dan hak individu. Upaya untuk menjaga dan melindungi keselamatan hukum-
    hukum tersebut Islam menetapkan sejumlah aturan mainbaik berupa perintah maupun
    larangan.

    4.   Bidang Qadha atau ahkam murafaat
    Fiqh Qadha membahas tentang proses penyelesaian perkara di pengadilan, karena unsur
    pokok yang dibahas adalah tentang hakim, tentang putusan yang dijatuhkan, tentang hak
    yang dilanggar, tentang penggugat dalam kasus perdata atau penguasa dalam kasus pidana.

    5.    Bidang fiqh siyasah
    Fiqh siyasah membahas tentang hubungan antara seorang pimpinan dengan yang dipimpin,
    atau antara lembaga-lembaga kekuasaan di dalam masyarakat dengan rakyatnya. Oleh
    karena itu, pembahasan fiqh siyasah meliputi hak dan kewajiban rakyat, kekuasaan
    peradilan, pengaturan orang-orang yang pergi haji dan lain-lain.

          Dari penjelasan di atas mengenai fiqh muamalah, baik dari segi pengertian secara luas
maupun secara sempit serta ruang lingkup fiqh muamalah, dapatlah diketahui bahwa itu
semua merupakan tata cara yang Allah tetapkan kepada manusia untuk melakukan aktifitas
duniawinya.4




4   M. Abdul Mudjieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, hal. 148
.



                                                                       9
BAB III
                                      PENUTUP
III.I Kesimpulan

   A. Pembidangan ilmu fiqh menjadi dua bagian besar, yaitu: pertama, bidang ibadah
      mahdah, yaitu aktivitas ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt.
      Kedua, bidang fiqh muamalah dalam arti yang luas.
   B. Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan
      memperoleh keridlaan Allah Swt dan mendapatkan pahala darinya di akhirat.
   C. Ibadah dalam islam harus dikerjakan dengan cara-cara berikut: Ikhlas, semata-mata
      mengharap ridha Allah SWT, Mahabbah dan tha‟at (penuh rasa cinta dan tunduk),
      Istiqomah, Iqtisod.
   D. Muamalah merupakan bagian dari hukum islam yang mengatur hubungan antara
      seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi tertentu maupun berbentuk badan
      hukum, seperti perseoran, firma, yayasan, dan negara.
   E. Bidang-bidang dalam muamalah : Ahwal asy-syakhsiyah, Bidang muamalah dalam
      arti sempit, fiqh jinayah atau al ahkam jinayah, Qadha atau ahkam murafaat, fiqh
      siyasah.
   F. Fiqh muamalah, dapatlah diketahui bahwa itu semua merupakan tata cara yang Allah
      tetapkan kepada manusia untuk melakukan aktifitas duniawinya.




III.II Saran

     Untuk mengkaji Islam secara kaaffah tentunya membutuhkan pemahaman yang lebih
mendalam mengenai fiqh ibadah dan fiqh muamalah. Oleh karena itu, kami menyarankan
pembaca agar tidak puas dan mau mengoreksi apa yang telah kami tulis dalam makalah ini.
Sehingga ilmu pengetahuan kita tentang fiqh menjadi bertambah dan pemahaman kita
menjadi semakin mendalam. Selain itu, wujud kritik dan saran pembaca menjadi motivasi
kami dalam menuliskan sebuah karya ilmiah yang lebih baik lagi.

     Kami harap pembaca mau lebih dalam mengkaji ilmu tentang fiqh ibadah dan
muamalah ini, karena hal ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan kita di dunia yang akan
berdampak tentunya pada kehidupan kita di akhirat.




                                           10

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinhadisukmo
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafatAngga Wijaya
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiFaatihah Abwabarrizqi
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaRiana Arum
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufSukrinTaib
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaHolong Marina Ops
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiGatot Birowo - STIE AAS
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamkhumairoh
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufUlfiatu Rochmah
 

Mais procurados (20)

Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidinBab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
Bab 4 perkembangan islam pada masa khulafa'ur rasyidin
 
Tanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsanTanya jawab iman, islam & ihsan
Tanya jawab iman, islam & ihsan
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafat
 
Islam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang LingkupnyaIslam dan Ruang Lingkupnya
Islam dan Ruang Lingkupnya
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis NabawiPerbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
Perbedaan antara Al-Qur'an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabawi
 
Ppt tasawuf
Ppt tasawufPpt tasawuf
Ppt tasawuf
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawufKonsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
Konsep maqamat dan ahwal dalam tasawuf
 
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nyaPembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
Pembagian Hadis Berdasarkan Kualitas Sanad dan Matan-nya
 
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum AlaihMAhkum Fih dan Mahkum Alaih
MAhkum Fih dan Mahkum Alaih
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Syariat ppt
Syariat pptSyariat ppt
Syariat ppt
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafiPerbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
Perbedaan tasawuf sunni dengan tasawuf falsafi
 
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAWPeradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
Peradaban islam pada masa Nabi Muhammad SAW
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 

Destaque

Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahMakalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahDian Oktavia
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALRudi Sudirdja
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2Fatkul Amri
 
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"Novianti Rossalina
 
pinjam meminjam
pinjam meminjampinjam meminjam
pinjam meminjamJusuf AN
 
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2vinaidamatusilmi
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)BahRum Subagia
 

Destaque (10)

Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul JanazahMakalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
Makalah Fiqh Ibadah Tajhizul Janazah
 
Alfarabi
AlfarabiAlfarabi
Alfarabi
 
91465917 makalah
91465917 makalah91465917 makalah
91465917 makalah
 
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIALPERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERAN MAHASISWA DALAM MEWUJUDKAN KEADILAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2
Ta'lim Mutaalim - Bab 1 - Hakikat Ilmu, Fiqih dan Keutamaannya - Bagian 2
 
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"
Makalah fiqih "PELEPASAN DAN PERUBAHAN HARTA"
 
pinjam meminjam
pinjam meminjampinjam meminjam
pinjam meminjam
 
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
RPP Fiqih MA Kelas X Semeter 2
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)
 

Semelhante a ILMU FIQH

Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptx
Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptxFiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptx
Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptxilyasrusdi
 
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptxMATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptxAsepRiandi2
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalahMeyLiontin
 
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8NavenAbsurd
 
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahMakalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahAzyan L F
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamInchy Yaa Rfy
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatAlfian Ramli
 
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinyaPpt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinyaAndi Doank
 
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptx
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptxBAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptx
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptxsantrialyasini
 
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxTUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxideasjob
 
Mata Kuliah Pend. Agama Islam
Mata Kuliah Pend. Agama IslamMata Kuliah Pend. Agama Islam
Mata Kuliah Pend. Agama Islamdewi novita
 

Semelhante a ILMU FIQH (20)

Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptx
Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptxFiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptx
Fiqih dan Perkembangannya - Kelompok 1- X MIPA 8.pptx
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3Hubungan tahara dengan shalat 3
Hubungan tahara dengan shalat 3
 
Materi bab 1
Materi bab 1Materi bab 1
Materi bab 1
 
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptxMATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
MATA KULIAH AL ISLAM pertemuan 4.pptx
 
Ibadah makalah
Ibadah makalahIbadah makalah
Ibadah makalah
 
Materi bab 1
Materi bab 1Materi bab 1
Materi bab 1
 
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
Makalah fiqih kelompok 6 materi 8
 
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadahMakalah kedudukan dan fungsi ibadah
Makalah kedudukan dan fungsi ibadah
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Konsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islamKonsep hukum agama islam
Konsep hukum agama islam
 
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalatSyarat Sah dan syarat wajib shalat
Syarat Sah dan syarat wajib shalat
 
Tauhid baru
Tauhid baruTauhid baru
Tauhid baru
 
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinyaPpt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
Ppt kelompok 7 hakikat ibadah & urgensinya
 
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptx
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptxBAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptx
BAB 1 IBADAH DAN KARATERISTIKNYA.pptx
 
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptxTUGAS AGAMA NOPAL.pptx
TUGAS AGAMA NOPAL.pptx
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Hubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalatHubungan tahara dengan shalat
Hubungan tahara dengan shalat
 
Mata Kuliah Pend. Agama Islam
Mata Kuliah Pend. Agama IslamMata Kuliah Pend. Agama Islam
Mata Kuliah Pend. Agama Islam
 

Mais de M fazrul

rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesiarezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi IndonesiaM fazrul
 
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaM fazrul
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuM fazrul
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialM fazrul
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasilaM fazrul
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuM fazrul
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih M fazrul
 
fenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanfenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanM fazrul
 
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasifaktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasiM fazrul
 
Hukum materil
Hukum materilHukum materil
Hukum materilM fazrul
 
agresivitas
agresivitasagresivitas
agresivitasM fazrul
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaM fazrul
 
Penyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikPenyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikM fazrul
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i bM fazrul
 
ilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarM fazrul
 
esensi manajemen
esensi manajemenesensi manajemen
esensi manajemenM fazrul
 

Mais de M fazrul (20)

rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesiarezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
rezim demokrasi, rezim otoriter, transisi menuju demokrasi Indonesia
 
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomenaPengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
Pengertian dan peranan konsep, teori, generalisasi, fenomena
 
Struktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmuStruktur dan peranan ilmu
Struktur dan peranan ilmu
 
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosialMemahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
Memahami hakikat ilmu dan ilmu sosial
 
Filsafat pancasila
Filsafat pancasilaFilsafat pancasila
Filsafat pancasila
 
Dimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmuDimensi kajian filsafat ilmu
Dimensi kajian filsafat ilmu
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih Pembidangan ilmu fiqih
Pembidangan ilmu fiqih
 
fenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkanfenomena yang harus kita renungkan
fenomena yang harus kita renungkan
 
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasifaktor yang mempengaruhi tingkat investasi
faktor yang mempengaruhi tingkat investasi
 
Hukum materil
Hukum materilHukum materil
Hukum materil
 
agresivitas
agresivitasagresivitas
agresivitas
 
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budayaKonsep manusia sebagai makhluk budaya
Konsep manusia sebagai makhluk budaya
 
Penyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politikPenyebab terjadinya partisipasi politik
Penyebab terjadinya partisipasi politik
 
motivasi
motivasimotivasi
motivasi
 
gender
gendergender
gender
 
Konsep politik an i b
Konsep politik an i bKonsep politik an i b
Konsep politik an i b
 
MP3EI
MP3EIMP3EI
MP3EI
 
ilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasar
 
esensi manajemen
esensi manajemenesensi manajemen
esensi manajemen
 

ILMU FIQH

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Ilmu merupakan pondasi luhur manusia dalam memperoleh tingkatan drajat yang lebih mulia dalam kehidupan dunia maupun akherat. Tanpa ilmu, seorang manusia bagaikan orang buta yang kehilangan tongkatnya. Mempelajari ilmu Fiqh menjadi sebuah sarana manusia dalam mencari sebuah titik terang dalam menjalani kehidupan di dunia baik dalam wujud ibadah maupun muamalah, dengan ekspektasi datangnya keRidhoan Allah yang akan menyertainya pada kebahagiaan yang hakiki. Ilmu Fiqh membidangi dua hal yang senantiasa memiliki peran dalam kehidupan, hal ini merupakan suatu langkah pedoman bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupan. Karena kajian pokok ilmu Fiqh tentunya berasaskan dari sumber hukum islam yaitu tekstual langsung berdasarkan Al-Qur‟an dan As-Sunnah Nabi serta non tekstual seperti halnya qiyas yang hakikatnya diambil dari Al-Qur‟an dan Sunnah Nabi.1 Sehingga mengkaji ilmu Fiqh menjadi kewajiban kita demi menjalani kehidupan yang selaras dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kajian ilmu Fiqh meliputi pembidangan menjadi dua aspek yaitu ibadah dan muamalah. Kedua aspek tersebut menjadi bahan kajian kita pada penulisan makalah ini. Sehingga kajian ini merupakan kajian penting dalam memahami dan menerapkan ilmu Fiqh pada kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, dalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam tentang ibadah dan muamalah serta contoh dari kedunya. Diharapkan pembaca mengetahui secara jelas tentang muamalah dan ibadah dan semoga dengan mengetahui itu semua, segala sesuatunya yang kita kerjakan mendapat Ridho Allah SWT. I.II Rumusan Masalah 1. Apa saja pembidangan ilmu fiqh ? 2. Apakah yang dimaksud dengan ibadah dan muamalah ? 3. Bagaimana konsep fiqh tentang ibadah dan muamalah ? 4. Apa sajakah bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah ? I.III Tujuan Penulisan 1. Memahami pembidangan dari ilmu fiqh. 2. Mengidentifikasi pemahaman dari makna ibadah dan muamalah. 3. Mengetahui konsep fiqh tentang ibadah dan muamalah. 4. Mengetahui bentuk-bentuk dari muamalah dan ibadah. 5. Memenuhi tugas kelompok matakuliah fiqh ushul fiqh. 1 Amir Syarifuddin., Ushul Fiqih 2, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 1 1
  • 2. BAB II PEMBAHASAN II.I Pembidangan Ilmu Fiqh Ibadah ialah sikap pasrah dan tunduk total kepada semua aturan Allah dan rasul-Nya. Lebih dari itu, ibadah dalam pandangan Islam merupakan refleksi syukur pada Allah swt. atas segala nikmatnya yang timbul dari dalam lubuk hati yang dalam dan didasari kepahaman yang benar. Pada gilirannya, ibadah tidak lagi dipandang semata-mata sebagai kewajiban yang memberatkan, melainkan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan. Suatu saat Aisyah Ummul Mu‟minin bertanya kepada rasul yang sedang asyik beribadah di malam hari, sehingga kaki beliau terlihat membengkak. Padahal segala dosa beliau baik yang lalu, maupun yang akan datang sudah diampuni Allah. Apa jawaban beliau? “mengapa aku tidak menjadi hamba-Nya yang bersyukur”. Menurut Abdul Wahhab al-Khallaf, ada 228 ayat Al-Quran yang dapat dikategorikan mengandung kaidah-kaidah hukum dalam bidang ibadah dan muamalah atau sekitar tiga persen dari keseluruhan ayat-ayat Al-Quran. Rumusan kaidah-kaidah hukum di dalam ayat- ayat tersebut masih bersifat umum yang belum dapat dipraktikkan secara langsung, apalagi harus dianggap sebagai kaidah hukum positif yang harus dijalankan di sebuah negara, bidang hukum yang diatur secara rinci di dalam ayat-ayat hukum sesungguhnya hanya terbatas di bidang hukum perkawinan dan kewarisan. Hadis-hadis hukum jumlahnya juga tidak terlalu banyak, dalam sejarah perkembangannya, ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis syariah telah mengalami pembahasan dan perumusan yang luar biasa, pembahasan itulah yang melahirkan fiqh, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para sahabat dan para ulama di kemudian hari, sejauh menyangkut masalah hukum dapat dikategorikan ke dlam hukum Islam. Pembidangan ilmu fiqh pada dasarnya terbagi menjadi dua bidang besar, yaitu bidang ibadah dan bidang muamalah. Para ulama masa dahulu telah mencoba mengadakan pembidangan ilmu fiqh ini ada yang membaginya menjadi tiga bidang, yaitu ibadah muamalah (perdata islam) dan uqubah (pidana islam), ada pula yang membaginya menjadi empat bidang, yaitu ibadah, muamalah, munakahat, dan uqubah. Walaupun demikian, dua bidang pokok hukum Islam sudah disepakati oleh semua fuqaha, yaitu bidang ibadah dan bidang muamalah. Apabila pembidangan itu hanya dua ibadah dan muamalah, maka pengertian muamalah disini adalah muamalah dalam arti yang luas didalamnya termasuk bidang-bidang hukum keluarga, pidana perdata, acara hukum internasional dan lain sebagainya. Pembidangan ilmu fiqh menjadi dua bagian besar, yaitu: pertama, bidang ibadah mahdah, yaitu aktivitas ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. Kedua, bidang fiqh muamalah dalam arti yang luas. 2
  • 3. II.II Ibadah A. Pengertian Ibadah Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh keridlaan Allah Swt dan mendapatkan pahala darinya di akhirat. Sedangkan menurut bahasa ibadah adalah patuh, tunduk, taat,mengikuti, dan doa. Ibadah dalam arti taat diungkapkan dalam Al-Quran, antara lain dalam surat yasin ayat 60. Yang artinya : “Bukankah aku telah memerintahkan kepada kamu wahai bani adam supaya kamu tidak menyembah setan, sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.” B. Ibadah ditinjau dari segi bentuk dan sifatnya ada lima macam, yaitu: 1. Ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti : berdzikir, berdoa, dan membaca Al- Quran. 2. Ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti : jihad, menolong orang lain, dan tajhiz al-janazah (mengurusjenazah). 3. Ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujud perbuatannya, seperti: shalat, puasa, zakat, dan haji. 4. Ibadah yang tata cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti: puasa, itikaf, dan ihram. 5. Ibadah yang berbentuk menggugurkan hak, seperti memaafkan orang yang telah melakukan kessalahan terhadapdirinya dan membebaskan seseorang yang berutang kepadanya. C. Hakikat Ibadah Dengan agama hidup manusia menjadi bermakna, makna agama terletak pada fungsinya sebagai kontrol moral manusia. Melalui ajaran-ajaranya, agama memerintahkan manusia agar selalu dalam keadaan sadar dan menguasai diri. Keadaan sadar dan menguasai diri itulah yang sebenarnya merupakan hakikat agama atau hakikat ibadah. Melalui ibadah kepada Allah, hidup manusia menjadi terkontrol. Menumbuhkan kesadaran diri manusia bahwa ia adalah makhluk Allah SWT. D. Macam-macam Ibadah 1. Ibadah khassah (khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti). 2. Ibadah ammah (umum) yakni semua perbuatan yang mengdatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. E. Bentuk Ibadah Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja‟ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakal (ketergantungan), raghbah (senang), rahbah (cemas) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati), sedangkan tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisanniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, jihad, puasa adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan 3
  • 4. hati). Serta masih banyak lagi macam-maccam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan. Bidang ibadah dalam Islam mencakup lisan, hati, pemikiran / akal dan anggota tubuh lainnya, ibadah adalah hubungan yang langsung dengan Allah swt. dan sudah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw, yaitu sebagai berikut: a. Syahadat Syahadaten adalah persaksian jiwa atas keberadaan Allah dan keRasulan Muhammad saw, syahadat ibadah yang di itikadkan dalam hati manusia dengan kalimat: b. Thaharah Thaharah terbagi pada dua bagian, yaitu: pertama, thaharah dari hadas (yaitu bersuci dari kotoran yang bersifat rohani dan ta’abudi), kedua, thaharah dari najis (yaitu bersuci dari kotoran yang bersifat jasmani). c. Shalat Shalat adalah wujud ibadah yang pokok bagi seorang muslim sehingga shalat menjadi barometer atas ibadah-ibadah yang lainnya. Jika shalatnya yang baik, maka amalan ibadah yang lain pun akan menjadi baik. d. Zakat Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda, zakat terbagi pada dua jenis. Pertama, zakat fitrah (yaitu harta yang dikeluarkan atas jiwa dan badan setiap muslim yang telah mengalami masa ramadhan masa syawal, dikeluarkan sebelum khatib naik mimbar di hari raya Iedul Fitri). Kedua, zakat maal (yaitu harta yang dikeluarkan berdasarkan perniagaan, pertanian, dan investasi, dikeluarkan berdasarkan haul dan nishab). e. Saum Saum adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, selama satu hari lamanya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, dengan niat dan beberapa syarat.2 f. Haji Haji adalah ibadah yang dilakukan dengan cara pergi ke Baitullah (Masjid al-Haram- Mekah) untuk melakukan ihram, wuquf thawaf, sa‟i, dan tahalul yang dilakukan pada tanggal 8,9,10 dan 11 bulan Dzulhizah. Bidang-bidang ibadah yang dilakukan secara kondisional adalah banyak sekali jenisnya, diantaranya: a). I‟tikaf : berdiam di masjid untuk berdzikir kepadda Allah, b). Jihad : berjuang dalam menegakkan ajaran Allah, c). Sumpah : pernyataan kesaksian dalam kebenaran, d). Nazar : berjanji akan melakukan aktivitas jika ada prestasi, e). Qurban : penyembelihan hewan pada bulan Dzuljhijah, f). Aqiqah : penyembelihan domba karena kelahiran anak, g). Atimah : makanan yang halal, 2 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 220 4
  • 5. h). Asribah : minuman yang halal, i). Wakaf : infak manfaat dari barang tidak bergerak F. Tujuan Ibadah Ibadah dalam islam harus dikerjakan dengan cara-cara berikut: a. Ikhlas, semata-mata mengharap ridha Allah SWT “ mereka tidak diperintah kecuali untuk beribadah kepada Allah, seraya mengikhlaskan dirinya dalam (menjalankan) Islam, supaya mereka mendirikan salat, menunaikan zakat. Dan yang demikian itulah dien yang lurus.” (Q.S Al-Bayinnah: 5). Rasullah saw bersabda,bahwa : “meninggallkan amal karena manusia adalah ria, sedang beramal karena manusia adalah syirik.dan ikhlas menyelamatkanmu dari kedu penyakitr tersebut” keberadaan niat harus disertai pembebasan dari segala keburukan nafsu dan keduniaan, harus ikhlas karena allah, agar amal-amal itu diterim disisi allah. Al-fudhail bin iyadh berkata “sesungguhnya jika amal itu tidak ikhlas namun tidak benar maka dia tidak akan diterima, sehingga dia ikhlas dan benar. Ikhlas artinya amal itu dikerjakan karena allah,dan yang benar jika amal itu dilakukan berdasarkan sunnah. b. Mahabbah dan tha‟at (penuh rasa cinta dan tunduk) “dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah,dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu(yang dimaksud dengan orang yang zalim disini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah)mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat),bahwa kekuataan itu kepunyaan Allah semuanya,dan bahwa Allah amat berat siksaanNya(niscaya mereka menyesal).”(QS.Al-Baqarah:165) 5
  • 6. c. Istiqomah Merupakan suatu wujud komitmen dalam diri untuk senantiasa melaksanakan ibadah secara kontinu, bukan hanya pada suatu keadaan tertentu saja. Sehingga hal ini dijadikan sebagai sebuah komitmen nyata dalam kehidupan sehari-hari. d. Iqtishad artinya dilakukan berdasarkan fitrah, sesuai dengan kapasitas dan tidak memisahkan antara yang satu dengan yang lain. Aisyah meriwayatkan: ketika rasulullah saw. Masuk ke rumahnya, di sampingnya ada seorang wanita, rasul bertanya “siapakah wanita itu” aisyah menjawab: “fulanah”, sambil menyebutkan shalat yang dilakukannya. Lalu rasulullah berkata: “jangan begitu! Kamu lakukan sesuai kemampuanmu. Demi Allah, Dia tidak akan bosan (memberimu ganjaran pahala) sehingga kamu bosan (melakukan ibadah). Ajran Islam yang paling dicintai-Nya ialah yang dilakukan dengan konsisten.” (Mutafaqqun „alaih) G. Hikmah ibadah Hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah kepada Allah, dan Allah maha kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka mereka menyembah- Nya sesuai dengan aturan syariah-Nya. Maka siapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang menyembah-Nya, tetapi dengan selain apa yang di syariahkan- Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid‟ah), dan siapa yang hanya menyembah-Nya dan dengan syariah-Nya, maka ia adalah mukmin muwahid (yang mengesakan Allah). Ibadah yang benar akan melahirkan hikmah serta hasil yang dapat dirasakan di dunia dan juga di akhirat kelak, diantaranya sebagai berikut: a. Taqwa b. Terhindar dari perbuatan keji dan munkar c. Diri dan harta menjadi suci (tazkiyatun nafs) d. Diri, fisik, dan psikis menjadi sehat e. Dimudahkan rezekinya dan anak keturunannya menjadi banyak f. Meraih surga dan menjauhkan dari siksa neraka II.III Mu’amalah A. Pengertian Muamalah Dalam buku enslikopedia islam jilid 3 halaman 245 dijelaskan bahwa muamalah merupakan bagian dari hukum islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi tertentu maupun berbentuk badan hukum, seperti perseoran, firma, yayasan, dan negara. Contoh hukum islam yang termasuk muamalah, seperti jual beli, sewamenyewa, perserikatan dibidang pertanian dan perdagangan, serta usaha perbangkan dan asuransi yang islami. 6
  • 7. Secara fikih, muamalah berarti hukum-hukum yang ada hubunganya dengan tindakan manusia dengan masalah dunia. contoh muamalah diantaranya jual beli, utang piutang, kerja sama dagang, dan sewa menyewa. Dari pengertian muamalah tersebut ada yang berpendapat bahwa muamalah hanya menyangkut permasalahan hak dan harta yang muncul dari transaksi antara seseorang dengan orang lain atau antara seseorang dan badan hukum atau antara badan hukum yang satu dan yang lain. B. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah Untuk memudahkan memahami ruang lingkup fiqh muamalah secara spesifik, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai dua jenis muamalah : a. Al-Muamalah al-Adabiyah Yaitu muamalah yang ditinjau dari segi cara tukar-menukar benda yang bersumber dari panca indera manusia, yang unsur penegaknya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban. seperti jujur, hasud, dengki, dendam, dan lain sebagainya. b. Al-Muamalah al-Madiyah Yaitu muamalah yang mengkaji objeknya sehingga sebagian ulama berpendapat bahwa muamalah al-madiyah adalah muamalah bersifat kebendaan karena objek fiqh muamalah adalah benda yang halal, haram, dan syubhat untuk diperjualbelikan, benda-benda yang memadharatkan, benda-benda yang mendatangkan kemaslahatan bagi manusia, dan beberapa segi lainnya. Dari dua jenis muamalah yang telah disebutkan di atas, maka ruang lingkup fiqh muamalah juga terbagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat Adabiyah dan ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat Madiyah. Ruang lingkup fiqh muamalah yang bersifat Adabiyah mencakup beberapa hal berikut ini : Ijab dan kabul, Saling meridhai, Tidak ada keterpaksaan dari salah satu pihak, Hak dan kewajiban, Kejujuran pedagang, Penipuan, Pemalsuan, Penimbunan, Dan segala sesuatu yang bersumber dari indera manusia yang ada kaitannya dengan peredaran harta dalam hidup bermasyarakat. Sedangkan beberapa hal yang termasuk ke dalam ruang lingkup muamalah yang bersifat Madiyah adalah sebagai berikut : a. Jual-beli ( al-Bai‟ al-Tijarah ) Jual-beli merupakan tindakan atau transaksi yang telah di syari‟atkan dalam arti telah ada hukumnya yang jelas dalam Islam. Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan cara yang tertentu.3 3 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002, hal. 278 7
  • 8. b. Gadai ( al-Rahn ) Definisi al-rahn menurut istilah yaitu menjadikan suatu benda yang mempunyai nilai harta dalam pandangan syar‟a untuk kepercayaan suatu utang, sehingga memungkinkan mengambil seluruh atau sebagaian utang dari benda itu. c. Jaminan dan tanggungan ( Kafalan dan Dhaman ) Dalam fiqh, kafalah diartikan menanggung atau penanggungan terhadap sesuatu, yaitu akad yang mengandung perjanjian dari seseorang di mana padanya ada hak yang wajib dipenuhi terhadap orang lain, dan berserikat bersama orang lain itu dalam hal tanggung jawab terhadap hak tersebut dalam menghadapi penagih (utang). Dhaman berarti menanggung hutang orang yang berhutang. d. Pemindahan hutang ( Hiwalah ) Hiwalah berarti pengalihan, pemindahan, berubah kulit dan memikul sesuatu diatas pundah.Pemindahan hak atau kewajiban yang dilakukan seseorang (pihak pertama) kepada pihak kedua untuk menuntut pembayaran hutang dari atau membayar hutang kepada pihak ketiga. Karena pihak ketiga berhutang kepada pihak pertama. Baik pemindahan (pengalihan) itu dimaksudkan sebagai ganti pembayaran maupun tidak. e. Jatuh bangkrut ( Taflis ) At Taflis adalah seseorang yang mempunyai hutang, seluruh kekayaannya habis hingga tidak tersisa untuk membayar hutang. f. Perseroan atau perkongsian ( al-Syirkah ) Syirkah (Perseroan) dibangun atas prinsip perwakilan (wakalah) dan kepercayaan (amanah), karena masing-masing pihak yang telah menanamkan modalnya dalam bentuk saham kepada perseroan, berarti telah memberikan kepercayaan kepada perseroan untuk mengelola saham tersebut. g. Masalah-masalah seperti bunga bank, asuransi, kredit, dan masalah-masalah baru lainnya. C. Bidang Muamalah Bidang-bidang dalam muamalah adalah : 1. Bidang Ahwal asy-syakhsiyah Bidang ini membahas hukum keluarga yang mengatur hubungan antara suami istri, anak dan keluarganya. 2. Bidang muamalah dalam arti sempit 8
  • 9. Bidang ini membahas tentang jual beli, membeli barang yang belum jadi dengan disebutkan sifat-sifatnya dan jenisnya yaitu: gadai, kepailitan, pengampunan, perdamaian, pemindahan hutang, jaminan utang, perserikatan dagang, perwakilan, titipan, pinjam meminjam, merampas atau merusak harta orang lain, hak membeli paksa, memberi modal dengan bagi untung, penggarapan tanah, sewa menyewa, mengupah orang untuk menemukan barang yang hilang, membuka tanah baru, dan barang-barang temuan. 3. Bidang fiqh jinayah atau al ahkam jinayah Fiqh jinayah adalah fiqh yang mengatur cara-cara menjaga dan melindungi hak allah, hak masyarakat dan hak individu. Upaya untuk menjaga dan melindungi keselamatan hukum- hukum tersebut Islam menetapkan sejumlah aturan mainbaik berupa perintah maupun larangan. 4. Bidang Qadha atau ahkam murafaat Fiqh Qadha membahas tentang proses penyelesaian perkara di pengadilan, karena unsur pokok yang dibahas adalah tentang hakim, tentang putusan yang dijatuhkan, tentang hak yang dilanggar, tentang penggugat dalam kasus perdata atau penguasa dalam kasus pidana. 5. Bidang fiqh siyasah Fiqh siyasah membahas tentang hubungan antara seorang pimpinan dengan yang dipimpin, atau antara lembaga-lembaga kekuasaan di dalam masyarakat dengan rakyatnya. Oleh karena itu, pembahasan fiqh siyasah meliputi hak dan kewajiban rakyat, kekuasaan peradilan, pengaturan orang-orang yang pergi haji dan lain-lain. Dari penjelasan di atas mengenai fiqh muamalah, baik dari segi pengertian secara luas maupun secara sempit serta ruang lingkup fiqh muamalah, dapatlah diketahui bahwa itu semua merupakan tata cara yang Allah tetapkan kepada manusia untuk melakukan aktifitas duniawinya.4 4 M. Abdul Mudjieb, et. al., Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994, hal. 148 . 9
  • 10. BAB III PENUTUP III.I Kesimpulan A. Pembidangan ilmu fiqh menjadi dua bagian besar, yaitu: pertama, bidang ibadah mahdah, yaitu aktivitas ibadah yang mengatur hubungan manusia dengan Allah swt. Kedua, bidang fiqh muamalah dalam arti yang luas. B. Menurut ulama fiqih, ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh keridlaan Allah Swt dan mendapatkan pahala darinya di akhirat. C. Ibadah dalam islam harus dikerjakan dengan cara-cara berikut: Ikhlas, semata-mata mengharap ridha Allah SWT, Mahabbah dan tha‟at (penuh rasa cinta dan tunduk), Istiqomah, Iqtisod. D. Muamalah merupakan bagian dari hukum islam yang mengatur hubungan antara seseorang dan orang lain, baik seseorang itu pribadi tertentu maupun berbentuk badan hukum, seperti perseoran, firma, yayasan, dan negara. E. Bidang-bidang dalam muamalah : Ahwal asy-syakhsiyah, Bidang muamalah dalam arti sempit, fiqh jinayah atau al ahkam jinayah, Qadha atau ahkam murafaat, fiqh siyasah. F. Fiqh muamalah, dapatlah diketahui bahwa itu semua merupakan tata cara yang Allah tetapkan kepada manusia untuk melakukan aktifitas duniawinya. III.II Saran Untuk mengkaji Islam secara kaaffah tentunya membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fiqh ibadah dan fiqh muamalah. Oleh karena itu, kami menyarankan pembaca agar tidak puas dan mau mengoreksi apa yang telah kami tulis dalam makalah ini. Sehingga ilmu pengetahuan kita tentang fiqh menjadi bertambah dan pemahaman kita menjadi semakin mendalam. Selain itu, wujud kritik dan saran pembaca menjadi motivasi kami dalam menuliskan sebuah karya ilmiah yang lebih baik lagi. Kami harap pembaca mau lebih dalam mengkaji ilmu tentang fiqh ibadah dan muamalah ini, karena hal ini sangatlah berpengaruh pada kehidupan kita di dunia yang akan berdampak tentunya pada kehidupan kita di akhirat. 10