SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
MAKALAH PERPAJAKAN
PAJAK BERGANDA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terpisah dari kemajuan, prakiraan dan perhitungan ekonomi dan pengendalian
permintaan atas barang dan jasa, terdapat kecenderungan bahwa perekonomian nasional semakin
saling bergantung kepada situasi Internasional, terutama terhadap kiat atau kebijakan yang
dilakukan oleh Negara lain. Apabila hal itu dimaksudkan untuk memantapkan kesempatan kerja,
stabilitas kerja atau keseimbangan neraca pembayaran, adalah merupakan fakta bahwa keperluan
koordinasi aktif antarnegara dalam ekonomi dunia semakin meningkat. Interaksi ekonomi
antarnegara menjelma menjadi salah satu factor dominant pada masa kini.
Globalisasi modal dapat terjadi baik melalui partisipasi langsung maupun tidak langsung
oleh badan privat dan public serta organisasi Internasional. Badan usaha dapat didirikan dengan
modal asing, kepemilikan (saham) pada suatu badan ditransfer ke mancanegara (go
internasional), perwakilan cabang usaha didirikan di mancanegara, dan pinjaman tersedia oleh
kreditor bagi debitor dengan tempat tinggal yang berlainan Negara. Sains dan teknologi juga
melibatkan aktivitas lintas perbatasan. Hal ini nampak pada semakin banyaknya merek dagang
atau paten, proses manufaktur, pengetahuan dan pengalaman (know-how) dari bidang industri,
sains dan komersial menjadi tersedia secara lintas perbatasan.
Sehubungan dengan mobilitas Internasional, modal, orang, jasa dan barang tersebut,
selaras dengan fenomena perpajakan Internasional, pemajakan personal per basis global oleh
Indonesia dapat menimbulkan pajak berganda Internasional. Sebagai tambahan beban usaha,
apabila tidak diberikan keringanan, Pajak Berganda Internasional ( PBI ) dapat menghambat
mobilitas Internasional modal, orang, barnag, jasa, dan sains dan teknologi.
B. Pengertian Pajak Berganda Internasional
Sehubungan dengan pengertian pajak berganda (double taxation), Knechtle dalam
bukunya yang berjudul ”Basic Problems in Internasional Fiscal Law” (1979) memberikan
pembahasan secara rinci. . Knechtle membedakan pengertian pajak berganda, yaitu :
1. Secara Luas, Pajak berganda adalah bentuk pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih dari
satu kali, yang dapat berganda atau lebih atas suatu fakta fiskal.
2. Secara Sempit, Pajak berganda dianggap terjadi pada semua kasus pemajakan beberapa kali
terhadap suatu subjek dan/atau objek pajak dalam satu administrasi pajak yang sama, yang
mengesampingkan pembebanan pajak oleh pemerintah daerah.
Beberapa tipe Pajak Berganda Internasional ( PBI )
1. Aktual dan potensial
2. Yuridis dan ekonomis
3. Langsung dan tidak langsung
Beberapa bentuk pajak berganda internasional
1. Pajak Penjualan
Walaupun hanya ditujukan terhadap peredaran dan konsumsi domestic, terdapat
kemungkinan bahwa pajak penjualan ( peredaran dan pertambahan nilai ) dapat menimbulkan
PBI. Hal itu dapat terjadi apabila dalam prinsip pemajakan Negara pengekspor menganut prinsip
Negara asal (origin principle, pemajakan oleh Negara asal barang dan jasa ), sedangkan negara
pengimpor menganut prinsip negara tujuan ( destination principle, pemajakan oleh negara tujuan
sebagai pemanfaat barang dan jasa ). Namun, karena pemajakan atas transfer barang dan jasa,
hampir semua Negara pemungut pajak penjualan menganut prinsip negara tujuan, maka tidak
akan terjadi PBI dalam pajak tidak langsung.
2. Pajak Penghasilan
Dalam pemajakan ini, kita mengenal dua pendekatan kewajiban pajak, antara lain :
a. Kewajiban pajak tidak terbatas, merupakan resultat dari pemajakan berdasarkan pertalian
subjektif yang dapat berupa nasionalitas atau tempat pendirian atau tempat kedudukan.
b.Kewajiban pajak terbatas, merupakan resultat dari pemajakan berdasarkan pertalian objektif yang
dapat berupa lokasi aktivitas ekonomi dan sumber penghasilan.
Dampak Pajak Berganda
Secara ekonomis pajak merupakan pengorbanan sumberdaya (kemampuan ekonomis)
yang harus ditanggung oleh pengusaha (dan masyarakat). Pajak berganda sebagai akibat dari
pemajakan oleh dua ketentuan pemajakan (dari dua Negara) memberikan tambahan beban
ekonomi terhadap pengusaha. Oleh karena itu tampak bahwa sudah merupakan kebutuhan
internasional antanegara untuk mengupayakan agar kebijakan perpajakannya bersifat netral
terhadap kompetisi internasional. Netralitas tersebut dicapai dengan penyediaan keringanan atau
eliminasi atas PBI.
Penyebab Pajak Berganda Internasional
PBI muncul apabila terdapat benturan yusdiksi pemajakan, baik yang melekat pada
pemerintah pusat (Negara) maupun pemerintah daerah (propinsi, kota, kabupaten). Degan
demikian, benturan yuridiksi pamajakan dalam format internasional (overlaaping of tax
jurisdiction in the international sphere) menyebabkan PBI.
Perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B)/Tax Treaty
Adalah perjanjian pajak antar dua Negara atau antar beberapa Negara dalam upaya menghindari pajak
berganda. Hal-hal yang ada didalamnya meliputi Negara mana saja yang menjadi peserta dan terikat
dalam perjanjian tersebut dan objek apa yang tercakup dalam perjanjian tersebut.
Pada dasarnya tax treaty dapat dibedakan menjadi 3 macam:
1. Menyebutkan jenis pajaknya tetapi tidak menyebutkan definisnya, hal ini dapat menimbulkan
perbedaan dalam penafsiran, sehingga sering kali ditambahkan klausal “jika tedapat keragu-
raguan maka akan dibicarakan bersama”
2. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan ketentuan bahwa pada sewaktu-
waktu tertentu otoritas keuangan dari masing-masing Negara akan saling memberitahukan,
pajak mana yang tunduk dalam perjanjian tersebut.
3. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan, bahwa perjanjian tersebut juga berlaku untuk
pajak-pajak yang akan diadakan, dan pada hakekatnya mempunyai dasar yang sama.
Objek pajak dalam tax treaty pada umumnya dibagi dalam 15 jenis penghasilan :
1. Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from immovable property)
2. Penghasilan dari usaha (business income atau business profit)
3. Pengusaha dari usaha perkapalan atau angkutan udara (income from shipping and air transport)
4. Deviden
5. Bunga
6. Royalty
7. Keuntungan dari penjualan harta (capital gain)
8. Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personal service)
9. Penghasilan dari pekerjaan (income from dependent personal service)
10. Gaji untuk direktur (director fees)
11. Penghasilan seniman, artis dan (income earned by entertainers and athletes)
12. Uang pension dan jaminan social tenaga kerja (pension and social security payment)
13. Penghasilan pegawai negeri (income in respect of government service)
14. Penghasilan pelajar atau mahasiswa(income received by student and apprentices0
15. Penghasilan lain-lain(other income)
Model Tax Treaty
Dalam perpajakan internasional terdapat dua model persetujuan tax treaty utama yang digunakan
sebagai model untuk tax treaty antar Negara-negara di dunia, antara lain :
1. OECD Model
OECD merupakan singkatan dari Organization for economic coorperation and development,
adalah sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh Negara yang menerima prinsip
demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas. Negara-negara anggota OECD adalah Negara-
negara yang maju, dimana arus barang, uang dan orang diantara mereka setara.
2. UN model
UN merupakan singkatan dari United Nasional atau dikenal sebagai PBB(persatuan bangsa
bangsa) , adalah sebuah organisasi yang anggotanya hamper seluruh Negara di dunia. Lembaga ini
dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga
ekonomi , dan perlindungan social. Oleh karena itu, model tax treaty UN lebih memungkinkan untuk
mepertimbangkan berbagai kondisi Negara-negara yang berbeda, sehingga sebisa mungkin tidak
ada yang dirugikan dalam penetapan ketentuan persetujuan tax treaty. Maka UN model adalah
model tax treaty yang lebih menjaminkan keadlian untuk Negara-negara berkembang

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
DIANA LESTARI
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
xyrces
 
Ppt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunanPpt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunan
ranioktalia
 

Mais procurados (20)

Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
Makalah Pajak Penghasilan (PPh)
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
perpajakan internasional
 perpajakan internasional  perpajakan internasional
perpajakan internasional
 
PPh 26
PPh 26PPh 26
PPh 26
 
Akuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDAAkuntansi Kewajiban PEMDA
Akuntansi Kewajiban PEMDA
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi SuwardjonoRingkasan teori akuntansi Suwardjono
Ringkasan teori akuntansi Suwardjono
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Memahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus KasMemahami Logika Laporan Arus Kas
Memahami Logika Laporan Arus Kas
 
04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan04.sapd pembiayaan
04.sapd pembiayaan
 
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka PanjangMateri AKM 2 Utang Jangka Panjang
Materi AKM 2 Utang Jangka Panjang
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasiBahan kuliah pengantar akuntansi ii  utang obligasi
Bahan kuliah pengantar akuntansi ii utang obligasi
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
Ppt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunanPpt Pajak bumi dan bangunan
Ppt Pajak bumi dan bangunan
 
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang PerpajakanSeri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
Seri KUP :: Tindak Pidana Di Bidang Perpajakan
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 

Destaque

Makalah pajak internasional
Makalah pajak internasionalMakalah pajak internasional
Makalah pajak internasional
ebethha
 
Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)
dianiwidya
 
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerahUu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
Dea Nisa
 

Destaque (10)

Makalah Pajak Internasional
Makalah Pajak InternasionalMakalah Pajak Internasional
Makalah Pajak Internasional
 
Makalah pajak internasional
Makalah pajak internasionalMakalah pajak internasional
Makalah pajak internasional
 
Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)Tugas analisis p3 b (autosaved)
Tugas analisis p3 b (autosaved)
 
Tax Treaty Indonesia - Korea Selatan
Tax Treaty Indonesia  - Korea SelatanTax Treaty Indonesia  - Korea Selatan
Tax Treaty Indonesia - Korea Selatan
 
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerahUu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
Uu no 28 2009 ttg pajak & retribusi daerah
 
Makalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesiaMakalah hubungan internasional di indonesia
Makalah hubungan internasional di indonesia
 
Pajak Internasional
Pajak InternasionalPajak Internasional
Pajak Internasional
 
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di IndonesiaPemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
Pemeriksaan, Keberatan, dan Banding dalam Perpajakan di Indonesia
 
Pengertian PPN
Pengertian PPNPengertian PPN
Pengertian PPN
 
Kup pemeriksaan pajak
Kup pemeriksaan pajakKup pemeriksaan pajak
Kup pemeriksaan pajak
 

Semelhante a Makalah Pajak Berganda

Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
Jiantari Marthen
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Jiantari Marthen
 
Perjanjian perpajakan intl
Perjanjian perpajakan intlPerjanjian perpajakan intl
Perjanjian perpajakan intl
ayuayawh
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Jiantari Marthen
 
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Ismi Alfiyani
 

Semelhante a Makalah Pajak Berganda (20)

Tax Guide 03 Mar_2017_indonesia
Tax Guide 03 Mar_2017_indonesiaTax Guide 03 Mar_2017_indonesia
Tax Guide 03 Mar_2017_indonesia
 
P3B
P3BP3B
P3B
 
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B IndonesiaRekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
Rekonstruksi Kebijakan P3B Indonesia
 
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkkKonsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
Konsep dasar pajak internasional by lutfi ardhani,dkk
 
PERTEMUAN 3 LINGK HUKUM,TEKNOLOGI,AKUNTANSI,POLITIK.ppt
PERTEMUAN 3 LINGK HUKUM,TEKNOLOGI,AKUNTANSI,POLITIK.pptPERTEMUAN 3 LINGK HUKUM,TEKNOLOGI,AKUNTANSI,POLITIK.ppt
PERTEMUAN 3 LINGK HUKUM,TEKNOLOGI,AKUNTANSI,POLITIK.ppt
 
konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdf
 
konsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdfkonsep dasar pajakinternasional.pdf
konsep dasar pajakinternasional.pdf
 
Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
Makalah akuntansi internasional kel. ii defisit ekspor impor indonesia china ...
 
Contoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajakContoh makalah hukum pajak
Contoh makalah hukum pajak
 
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
Makalah seminar akuntansi dan perpajakan tax planning alternatif manajemen da...
 
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdfSTATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
STATUS PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA.pdf
 
Perjanjian perpajakan intl
Perjanjian perpajakan intlPerjanjian perpajakan intl
Perjanjian perpajakan intl
 
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak BergandaPerjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
 
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hariBab i pajak dalam kehidupan sehari hari
Bab i pajak dalam kehidupan sehari hari
 
Ai 12
Ai 12Ai 12
Ai 12
 
BAB 10 PAJAK INTERNASIONAL
BAB 10 PAJAK INTERNASIONALBAB 10 PAJAK INTERNASIONAL
BAB 10 PAJAK INTERNASIONAL
 
1_Hukum Pajak Internasional.pptx
1_Hukum Pajak Internasional.pptx1_Hukum Pajak Internasional.pptx
1_Hukum Pajak Internasional.pptx
 
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
Makalah akuntansi internasional tax planning australia ungkap strategi double...
 
presentasi-1-kelompok-3.pdf
presentasi-1-kelompok-3.pdfpresentasi-1-kelompok-3.pdf
presentasi-1-kelompok-3.pdf
 
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
Kajian.pkrb .taxtreaty.2012
 

Makalah Pajak Berganda

  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terpisah dari kemajuan, prakiraan dan perhitungan ekonomi dan pengendalian permintaan atas barang dan jasa, terdapat kecenderungan bahwa perekonomian nasional semakin saling bergantung kepada situasi Internasional, terutama terhadap kiat atau kebijakan yang dilakukan oleh Negara lain. Apabila hal itu dimaksudkan untuk memantapkan kesempatan kerja, stabilitas kerja atau keseimbangan neraca pembayaran, adalah merupakan fakta bahwa keperluan koordinasi aktif antarnegara dalam ekonomi dunia semakin meningkat. Interaksi ekonomi antarnegara menjelma menjadi salah satu factor dominant pada masa kini. Globalisasi modal dapat terjadi baik melalui partisipasi langsung maupun tidak langsung oleh badan privat dan public serta organisasi Internasional. Badan usaha dapat didirikan dengan modal asing, kepemilikan (saham) pada suatu badan ditransfer ke mancanegara (go internasional), perwakilan cabang usaha didirikan di mancanegara, dan pinjaman tersedia oleh kreditor bagi debitor dengan tempat tinggal yang berlainan Negara. Sains dan teknologi juga melibatkan aktivitas lintas perbatasan. Hal ini nampak pada semakin banyaknya merek dagang atau paten, proses manufaktur, pengetahuan dan pengalaman (know-how) dari bidang industri, sains dan komersial menjadi tersedia secara lintas perbatasan. Sehubungan dengan mobilitas Internasional, modal, orang, jasa dan barang tersebut, selaras dengan fenomena perpajakan Internasional, pemajakan personal per basis global oleh Indonesia dapat menimbulkan pajak berganda Internasional. Sebagai tambahan beban usaha, apabila tidak diberikan keringanan, Pajak Berganda Internasional ( PBI ) dapat menghambat mobilitas Internasional modal, orang, barnag, jasa, dan sains dan teknologi. B. Pengertian Pajak Berganda Internasional Sehubungan dengan pengertian pajak berganda (double taxation), Knechtle dalam bukunya yang berjudul ”Basic Problems in Internasional Fiscal Law” (1979) memberikan pembahasan secara rinci. . Knechtle membedakan pengertian pajak berganda, yaitu :
  • 3. 1. Secara Luas, Pajak berganda adalah bentuk pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali, yang dapat berganda atau lebih atas suatu fakta fiskal. 2. Secara Sempit, Pajak berganda dianggap terjadi pada semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subjek dan/atau objek pajak dalam satu administrasi pajak yang sama, yang mengesampingkan pembebanan pajak oleh pemerintah daerah. Beberapa tipe Pajak Berganda Internasional ( PBI ) 1. Aktual dan potensial 2. Yuridis dan ekonomis 3. Langsung dan tidak langsung Beberapa bentuk pajak berganda internasional 1. Pajak Penjualan Walaupun hanya ditujukan terhadap peredaran dan konsumsi domestic, terdapat kemungkinan bahwa pajak penjualan ( peredaran dan pertambahan nilai ) dapat menimbulkan PBI. Hal itu dapat terjadi apabila dalam prinsip pemajakan Negara pengekspor menganut prinsip Negara asal (origin principle, pemajakan oleh Negara asal barang dan jasa ), sedangkan negara pengimpor menganut prinsip negara tujuan ( destination principle, pemajakan oleh negara tujuan sebagai pemanfaat barang dan jasa ). Namun, karena pemajakan atas transfer barang dan jasa, hampir semua Negara pemungut pajak penjualan menganut prinsip negara tujuan, maka tidak akan terjadi PBI dalam pajak tidak langsung. 2. Pajak Penghasilan Dalam pemajakan ini, kita mengenal dua pendekatan kewajiban pajak, antara lain : a. Kewajiban pajak tidak terbatas, merupakan resultat dari pemajakan berdasarkan pertalian subjektif yang dapat berupa nasionalitas atau tempat pendirian atau tempat kedudukan. b.Kewajiban pajak terbatas, merupakan resultat dari pemajakan berdasarkan pertalian objektif yang dapat berupa lokasi aktivitas ekonomi dan sumber penghasilan.
  • 4. Dampak Pajak Berganda Secara ekonomis pajak merupakan pengorbanan sumberdaya (kemampuan ekonomis) yang harus ditanggung oleh pengusaha (dan masyarakat). Pajak berganda sebagai akibat dari pemajakan oleh dua ketentuan pemajakan (dari dua Negara) memberikan tambahan beban ekonomi terhadap pengusaha. Oleh karena itu tampak bahwa sudah merupakan kebutuhan internasional antanegara untuk mengupayakan agar kebijakan perpajakannya bersifat netral terhadap kompetisi internasional. Netralitas tersebut dicapai dengan penyediaan keringanan atau eliminasi atas PBI. Penyebab Pajak Berganda Internasional PBI muncul apabila terdapat benturan yusdiksi pemajakan, baik yang melekat pada pemerintah pusat (Negara) maupun pemerintah daerah (propinsi, kota, kabupaten). Degan demikian, benturan yuridiksi pamajakan dalam format internasional (overlaaping of tax jurisdiction in the international sphere) menyebabkan PBI. Perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B)/Tax Treaty Adalah perjanjian pajak antar dua Negara atau antar beberapa Negara dalam upaya menghindari pajak berganda. Hal-hal yang ada didalamnya meliputi Negara mana saja yang menjadi peserta dan terikat dalam perjanjian tersebut dan objek apa yang tercakup dalam perjanjian tersebut. Pada dasarnya tax treaty dapat dibedakan menjadi 3 macam: 1. Menyebutkan jenis pajaknya tetapi tidak menyebutkan definisnya, hal ini dapat menimbulkan perbedaan dalam penafsiran, sehingga sering kali ditambahkan klausal “jika tedapat keragu- raguan maka akan dibicarakan bersama” 2. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan ketentuan bahwa pada sewaktu- waktu tertentu otoritas keuangan dari masing-masing Negara akan saling memberitahukan, pajak mana yang tunduk dalam perjanjian tersebut. 3. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan, bahwa perjanjian tersebut juga berlaku untuk pajak-pajak yang akan diadakan, dan pada hakekatnya mempunyai dasar yang sama. Objek pajak dalam tax treaty pada umumnya dibagi dalam 15 jenis penghasilan : 1. Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from immovable property) 2. Penghasilan dari usaha (business income atau business profit) 3. Pengusaha dari usaha perkapalan atau angkutan udara (income from shipping and air transport)
  • 5. 4. Deviden 5. Bunga 6. Royalty 7. Keuntungan dari penjualan harta (capital gain) 8. Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personal service) 9. Penghasilan dari pekerjaan (income from dependent personal service) 10. Gaji untuk direktur (director fees) 11. Penghasilan seniman, artis dan (income earned by entertainers and athletes) 12. Uang pension dan jaminan social tenaga kerja (pension and social security payment) 13. Penghasilan pegawai negeri (income in respect of government service) 14. Penghasilan pelajar atau mahasiswa(income received by student and apprentices0 15. Penghasilan lain-lain(other income) Model Tax Treaty Dalam perpajakan internasional terdapat dua model persetujuan tax treaty utama yang digunakan sebagai model untuk tax treaty antar Negara-negara di dunia, antara lain : 1. OECD Model OECD merupakan singkatan dari Organization for economic coorperation and development, adalah sebuah organisasi internasional dengan tiga puluh Negara yang menerima prinsip demokrasi perwakilan dan ekonomi pasar bebas. Negara-negara anggota OECD adalah Negara- negara yang maju, dimana arus barang, uang dan orang diantara mereka setara. 2. UN model UN merupakan singkatan dari United Nasional atau dikenal sebagai PBB(persatuan bangsa bangsa) , adalah sebuah organisasi yang anggotanya hamper seluruh Negara di dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi , dan perlindungan social. Oleh karena itu, model tax treaty UN lebih memungkinkan untuk mepertimbangkan berbagai kondisi Negara-negara yang berbeda, sehingga sebisa mungkin tidak ada yang dirugikan dalam penetapan ketentuan persetujuan tax treaty. Maka UN model adalah model tax treaty yang lebih menjaminkan keadlian untuk Negara-negara berkembang