SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
A. PENDAHULUAN 
1. Latar Belakang 
Ekonomi merupakasan salah satu hal 
yang palinng penting dalam 
berkembangnya suatu daerah. 
Perekonomian daerah bisa ditentukan dari 
sumber daya alam maupun sumber daya 
manusianya. SDA dan SDM tersebut 
menjadi faktor yang sangat menentukan 
dalam pengembangan ekonomi daerah. 
apabila daerah tersebut memiliki SDA dan 
SDM yang baik maka kegiatan ekonomi 
daerah juga dapat dilakukan dengan baik. 
Saat ini ekonomi yang sedang digerakan 
adalah ekonomi lokal, dimana jenis 
ekonomi ini lebih mengeksplore 
kemampuan lokal daerahnya sebagai 
sumber perekonomian masyarakat. 
Kabupaten Temanggung merupakan 
kabupaten yang berada di jawa tengah, 
kabupaten ini berada di dataran tinggi 
sehingga mayoritas penggunaan lahannya 
adalah untuk perkebunan. mayoritas 
perkebunan yang ada di kabupaten 
temanggung adalah perkebunan teh dan 
kopi, selain itu tembakau juga menjadi 
salah satu komoditi unggulan. Di kabupaten 
ini terdapat jenis kopi yang unik dan di 
kembangkan disatu perkampungan 
dikabupaten ini. Bagaimana perkebunan ini 
dapat menjadi contoh ekonomi lokal akan 
dibahas dalam laporan ini. 
2. Tujuan 
· Mengedintifikasi masalah dan 
potensi yanh ada di perkebunan kopi 
kabupaten temanggung 
· Strategi pengembangan ekonomi 
1
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
B. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN ‘PEL’ KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN 
TEMBAKAU KAB.TEMANGGUNG 
1. Kondisi Eksisting Komoditas Perkebunan 
Lokasi Kabupaten Temanggung berada di daerah pegunungan tinggi. Biasanya pada daerah 
bertipe seperti itu mempunyai komoditas perkebunan yang bisa diandalkan untuk pengembangan 
Sumber: MP3ET Kabupaten Temanggung. 
Gambar 1 
Peta Lahan Tembakau di Kabupaten Temanggung 
ekonomi local. Di Kabupaten Temanggung 
bisa ditemukan potensi perkebunan seperti 
perkebunan kopi, tembakau, teh, kakao, 
lada, vanili, dan tebu. Selain itu, komoditas 
perkebunan seperti sayur-sayuran juga 
berpotensi untuk dikembangkan di 
Kabupaten Temanggung. 
Perkebunan tembakau menurut 
masyarakat Kabupaten Temanggung sudah 
dianggap sebagai lahan emas hijau, dimana 
setiap hektarnya para petani menghasilkan 
tujuh kali lipat penghasilannya jika 
dibandingkan dengan menanam sayuran. 
Menurut Bappeda Kabupaten Temanggung, 
luas lahan tembakau di sana mencapai 
14.000 Ha. Hasil perkebunan ini biasanya 
digunakan untuk mencukupi kebutuhan 
bahan baku bagi pabrik-pabrik rokok di 
Jawa Tengah. Di bawah ini merupakan peta lahan tembakau di Kabupaten Temanggung menurut 
keluasannya. 
Berdasarkan MP3ET Kabupaten Temanggung, lahan pengembangan tembakau terluas pada 
peta di atas ternyata bukan merupakan potensi yang baik. Jika dibandingkan dengan luas lahan, 
maka produktivitas rata-rata per hektarnya hanya mencapai 0,5 ton. Hal ini dikarenakan jenis tanah 
yang kurang sesuai untuk tembakau, adanya sistem monokultur mengakibatkan degradasi lahan. 
Sehingga petani harus menggunakan pupuk secara ekstra untuk mempertahakan produktivitas 
tembakau. 
Selain tembakau, komoditas kopi juga merupakan produk unggulan di Kabupaten Temanggung. 
Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, sudah ada lima kecamatan yang telah 
membudidayakan komoditas kopi >1.000 Ha yaitu di Kecamatan Gemawang, Candiroto, 
Kandangan, Bejen, dan Pringsurat. Menurut salah satu petani kopi di Temanggung, produksi kopi di 
sana sudah mencapai angka 43% untuk lingkung se-Jawa Tengah. Oleh karena itu, kopi merupakan 
potensi yang harus diunggulkan di Kabupaten Temanggung. Jenis kopi yang dikembangkan adalah 
kopi Robusta dan Arabica. 
Pada jajaran wilayah yang memproduksi kopi di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung 
menduduki peringkat pertama yang disusul dengan Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Semarang, 
dan Kabupaten Kendal. Meskipun begitu, kenyataannya pengembangan industri, khususnya 
berkaitan dengan kopi masih terbatas pada industry pengupasan kopi dan industri kopi bubuk. 
2
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
Sementara jenis industry lain nampaknya belum ada di Kabupaten Temanggung (MP3ET). Di 
bawah ini merupakan pohon industri kopi di Kabupaten Temanggung. 
Sumber: MP3ET Kabupaten 
Temanggung. 
Gambar 2 
Pohon Industri Kopi di 
Kabupaten Temanggung 
Berdasarkan pada gambar di atas, garis tebal/tegas menggambarkan bahwa industry yang ada 
di Temanggung masih terbatas pada industri pengupasan buah kopi dan industri kopi bubuk. 
Sedangkan garis titik-titik dan diarsir, menggambarkan bahwa jenis industri yang belum ada di 
KabupatenTemanggung. Oleh karena itu, sebenarnya berpangku pada kopi, Kabupaten 
Temanggung bisa mengembangkan banyak industri yang berkaitan dengan kopi. 
Pola pada perkebunan yang ada di Kabupaten Temanggung ini yaitu dalam satu lahan 
perkebunan dapat ditanami oleh beberapa jenis tanaman perkebunan seperti tanaman tembakau, 
tanaman kopi, tanaman sayuran, dan lain-lain. Pola penanaman seperti ini dinamakan Pola Tlahab, 
dimana pola ini dilakukan di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Pola 
Tlahab merupakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari dengan tembakau. Pola 
Tlahab ini mempunyai sistem panen yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Menurut salah satu 
petani di Desa Tlahab, berikut merupakan tabel produksi tiap komoditas perkebunan di Kabupaten 
Temanggung. 
3
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
Tabel I 
Tabel Produksi Tiap Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Temanggung 
No. Jenis Masa Panen 
1. Sayuran Februari 
2. Kopi April – Juni 
3. Cabe dan Kacang Juli 
4. Tembakau Agustus - September 
Sumber: Dokumentasi Kelompok 4 , 2014. 
2. Keterlibatan Multistakeholder 
Dalam menjalankan program pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten 
Temanggung, terdapat beberapa pihak terkait yang saling bekerja sama untuk mencapai 
percepatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Temanggung. Beberapa pihak tersebut 
diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, dunia usaha, swasta, dan perbankan. Masing-masing 
dari pihak tersebut mempunyai tugas yang berbeda yang disesuaikan dengan porsinya. Di bawah 
ini merupakan penjabaran kinerja masing-masing pihak tersebut. 
Tabel II 
Tabel Peran Stakeholder dalam Kegiatan Produksi Perkebunan Kabupaten Temanggung 
No. Stakeholder Peran 
1. Pemerintah · Membentuk kelompok-kelompok tani kopi yang diperkuat dengan 
membentuk Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Cabang 
Temanggung. 
· Mengadakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari 
dengan tembakau (pola Tlahab). 
· Membuka trading-house untuk menangkap peluang ekspor hasil 
perkebunan. 
2. Masyarakat · Sebagai pelaku kegiatan perkebunan 
3. Dunia Usaha · Sebagai konsumen hasil perkebunan 
4. Swasta · Investor sarana dan prasarana untuk pengelolaan perkebunan 
5. Perbankan · Penyedia modal untuk pengembangan sentra produksi menuju klaster 
industry 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4 , 2014. 
Jika digambarkan dengan bagan, maka sistem kerja dari masing-masing stakeholder tersebut 
adalah sebagai berikut: 
Pemerintah 
Pengelolaan Lahan dari 
Pemerintah ke Masyarakat 
Swasta Masyarakat/Petani 
Perbankan 
Pemasaran Hasil Perkebunan ke 
Dunia Usaha 
Konsumen 
Sumber: hasil Analisis Kelompok 4 , 2014. 
Gambar 3 
System Kerja Stakeholder 
4
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
Berdasarkan bagan di atas, dapat dilihat jika dalam semua proses pemanfaatan lahan 
perkebunan dari kegiatan produksi hingga distribusi, selalu dalam pengawasan pemerintah. Hal ini 
dilakukan agar proses dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran dunia usaha sudah cukup 
telihat yaitu dengan adanya distribusi penjualan kopi dan tembakau ke beberapa perusahaan yang 
ada di Jawa Tengah. Peran perbankan dalam pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten 
Temanggung tepatnya pada komoditas kopi dan tembakau belum dapat dirasakan oleh para 
petani, hal ini dikarenakan petani kerap kekurangan modal dan untuk mengatasinya para petani ma 
sih menggunakan cara konvensional yaitu dengan cara kolektif mengumpulkan uang kemudian 
dijadikan modal bersama. 
3. Efisiensi Kolektif Klaster Kopi dan Tembakau Kabupaten Temanggung 
Salah satu tujuan dari adanya klaster adalah untuk menciptakan efisiensi kolektif yang biasanya 
dapat berupa terbentuknya jaringan bahan baku, jaringan proses produksi, jaringan pemasaran, 
dan transfer pengetahuan antar pelaku yang tergabung dalam klaster. Berdasarkan hasil survey 
lapangan, diketahui bahwa klaster kopi dan tembakau Kabupaten Temanggung sudah mulai 
menciptakan efisiensi kolektif. Berikut ini adalah diagram alur proses yang terjadi di dalam klaster 
tembakau Kabupaten Temanggung. 
Petani 
Tembakau 
Pengepul 
Tembakau 
Industri Jasa 
Grader Tembakau 
Industri Rokok 
Kretek 
Konsumen 
Eksportir Luar Negeri 
Kelompok 
Petani 
Tembakau 
Jaringan 
Distribusi 
Jaringan 
Sharing 
Informasi 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014 
Gambar 4 
Bagan Aktivitas Klaster Tembakau Kabupaten 
Temanggung 
Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster tembakau. Jaringan 
pemasaran tembakau yang terbentuk sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri 
sehingga efisiensi kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk, dan petani 
tidak perlu khawatir dalam penjualan hasil panen tembakau karena sudah memiliki pasar yang 
pasti. Namun dalam proses penentuan harga tembakau yang akan dipasarkan ini, posisi petani 
sangat lemah, hal ini dikarenakan jaringan yang terbentuk mengharuskan jasa grader tembakau 
yang memberikan harga pada tembakau yang akan dipasarkan dan tidak ada proses tawar 
menawar antara pengepul dengan jasa grader tembakau, sehingga petani tidak bisa menentukan 
5
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
harga jual tembakau hasil panennya sendiri. Peran kelompok petani tembakau hanya sebatas 
penyebaran informasi mengenai pola tanam dan belum sampai pada tahap membantu petani 
tembakau dalam penentuan harga. Sehingga efisiensi yang terbentuk hanya sebatas penyebaran 
informasi. Pada tahap produksi, petani tembakau sangat bergantung pada industri rokok yang 
berada di luar Kabupaten Temanggung, hal ini dikarenakan belum adanya industri rokok di 
Kabupaten Temanggung dan terbatasnya sumber daya apabila petani harus mengolah tembakau 
menjadi produk jadi rokok. 
Pada komoditas kopi alur aktivitas yang terjadi adalah sebagai berikut. 
Industri 
Petani Kopi Pengepul Kopi 
Kelompok Tani Konsumen 
Jaringan 
Distribusi 
Jaringan 
Sharing 
Informasi 
Pengupas Kopi 
Eksportir Kopi 
Industri Kopi 
Bubuk 
Ekspor 
Industri 
Pengolahan Kopi 
Bubuk Kelompok 
tani 
Kopi 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014. 
Gambar 5 
Bagan Aktivitas Klaster Kopi 
Kabupaten Temanggung 
Temanggung 
Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster kopi. Sama halnya 
yang terjadi pada jaringan pemasaran tembakau, jaringan pemasaran yang terbentuk pada 
komoditas kopi sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri sehingga efisiensi 
kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk. Jaringan pemasaran kopi juga 
lebih variatif, petani dapat memilih untuk menjual ke pengepul atau ke kelompok tani karena 
kelompok tani kopi sudah dapat mengolah biji kopi menjadi produk kopi bubuk dengan 
menggunakan merek bersama kelompok tani, hal ini juga menambah efisiensi karena dengan 
adanya merek bersama, masing-masing petani tidak pelu mendaftarkan merek usahanya kepada 
dinas perdagangan. Petani juga dapat menjual biji kopinya setelah dikupas ke pengepul yang 
selanjutnya akan didistribusikan ke industry kopi bubuk atau ke eksportir. Dengan adanya 
kelompok tani, petani kopi di Kabupaten Temanggung sudah dapat mengolah biji kopi yang 
mereka tanam menjadi kopi bubuk yang siap dipasarkan disamping itu kelompok tani juga 
berfungsi sebagai media penyebaran informasi mengenai pola tanam kopi sehingga akan 
menciptakan efisiensi kolektif yang lebih baik. 
4. Kelayakan Skala Ekonomi 
Dalam pengembangan ekonomi lokal melalui klaster kopi dan tembakau di Kabupaten 
Temanggung kegiatan ekonomi yang dilakukan sudah mampu menciptakan adanyan kegiatan lain, 
diantaranya adalah industri pariwisata. Kondisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di 
dataran tinggi dan komoditas kopi serta tembakau yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi 
dimanfaatkan oleh pemeritah daerah Kabupaten untuk dapat memanfaatkannya sebagai daerah 
6
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
tujuan wisata di Kabupaten 
Temanggung. Kelayakan skala eknomi 
yang coba diciptakan oleh petani kopi 
di Kabupaten Temanggung adalah 
dengan meningkatkan kualitas biji kopi 
melalui pemilihan pada saat pemetikan 
yaitu hanya memetik biji kopi merah 
sehingga kualitas biji kopi sudah bagus 
dan layak bersaing dengan produk kopi 
lain. 
C. ANALISIS PENGEMBAGAN 
EKONOMI LOKAL ‘KLASTER 
PERKEBUNAN KOPI DAN 
TEMBAKAU KAB. TEMANGGUNG’ 
1. Analisis Tahap Klaster 
Pengembangan klaster 
perkebunan yang ada di Kabupaten 
Temanggung masih dalam tahap 
klaster pemula. Hal tersebut dapat 
ditunjukkan oleh belum adanya 
variasi dari kegiatan usaha yang ada 
seperti variasi pada pengolahan 
hasil perkebunan. Perkebunan kopi 
di Kabupaten Temanggung hanya 
sebatas pada industry pengupasan 
buah kopi dan industry kopi bubuk 
saja, belum ada inovasi lain dalam 
mengolah hasil perkebunan kopi. 
Sama halnya dengan kopi, 
perkebunan tembakau pun hanya 
sebatas pengolahan tembakau 
sebagai bahan baku rokok saja, 
belum terdapat kegiatan lain yang 
dapat melanjutkan hasil pengolahan 
bahan baku tembakau menjadi 
produk lain. Pada klaster pemula ini, 
klaster-klaster yang ada di 
Kabupaten Temanggung sudah 
mulai memasarkan hasil 
pengolahan perkebunannya melalui 
7
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
perantara. Pada klaster perkebunan kopi, hasil perkebunan kopi dapat dipasarkan melaui 
pengepul kopi atau memlaui kelompok tani. Hasil pengolahan kopi ini dipasarkan hingga ke luar 
negeri. Pada klaster perkebunan tembakau, hasil perkebunan tembakau ini dipasarkan memalui 
industry jasa grader tembakau. Sama halnya dengan kopi, pemasaran hasil tembakau ini sudah 
mencapai luar negeri,dari grader jasa tembakau dipasarkan ke pabrik rokok kretek dan diekpor 
ke luar negeri. 
Kerjasama antar kegiatan yang ada di klaster pada perkebunan Kabupaten Temanggung 
yaitu terjadi pada kluster perkebunan kopi yang terdapat kerjasama antar kegiatan untuk 
mengahasilkan olahan kopi bubuk yaitu antara kegiatan pengupasan biji kopi, pengeringan biji 
kopi, pemilihan biji kopi, dan pengolaan biji kopi menjadi bubuk kopi. Selain itu klaster 
perkebunan kopi dank klaster perkebunan tembakau ini bekerja sama dengan kegiatan lain 
berupa pariwisata. Dimana klaster-klaster ini dijadikan sebagai salah satu obyek wisata di 
Kabupaten Temanggung ini. 
Andalkan inovasi dan 
manajemen mutu 
Andalkan SDA, SDM 
tradisional 
Targeting, positioning 
pasar, standar 
manajemen mutu 
Variasi kegiatan usaha 
besar sbg lokomotif 
Pemasaran 
via 
perantara 
SENTRA 
KLUSTER 
PEMULA 
KLASTER 
DINAMIS 
KLASTER MAJU 
Mulai kerja sama 
antar kegiatan 
Sinergisitas antar 
industri, antar daerah 
Sinergi intern klaster, 
dominasi yang besar 
Tergantung pada Pemda Andalkan Kemitraan 
2. Analisis Proses Produksi Hasil Perkebunan 
Sumber : Munir et al. (2007) 
Gambar 6 
Tahapan Kluster 
Komoditas kopi di Kabupaten Temanggung telah diusahakan secara turun - menurun sejak 
zaman penjajahan Belanda. Komoditas ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena 
merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil, sehingga dianggap dapat menjadi 
komoditas yang mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung. 
Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung terdapat budidaya tanaman kopi 
rakyat. Secara teknis, hampir semua memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi. 
Sampai saat ini tercatat luas areal dan produksi kopi Robusta Kabupaten Temanggung 
menduduki peringkat pertama diantara daerah produsen kopi Jawa Tengah (diikuti daerah 
Wonosobo, Kab. Semarang dan Kendal). Luas areal tanaman kopi akhir tahun 2009 mencapai 
luas 10.244,44 ha dengan produksi mencapai 5.873,14 ton dengan jumlah keterlibatan petani 
15.074 orang. Dari 20 (dua puluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung terdapat 
potensi tanaman kopi, namun daerah-daerah sentra kopi terbesar hanya terdapat di 10 
8
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
kecamatan yaitu Kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari, 
Kledung, Kaloran, Wonoboyo. 
Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup besar, total produksi kopi di rata- rata 5.873 
ton per tahun, dengan produksi jenis kopi robusta. Kopi jenis Arabica. mulai dibudidayakan 
secara terprogram, saat ini sudah terdapat lebih dari 1.400 ha dari target 5.000 ha yang akan 
dikembangkan. Kopi arabica mulai dibudidayakan karena memiliki harga jual relatif lebih baik 
dari kopi robusta. 
Kualitas kopi pada umumnya ditentukan semenjak tanam, proses pemanenan hingga proses 
pasca panen. Kualitas kopi juga tergantung pada adanya naungan. Naungan yang diperlukan 
adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung berfungsi mengikat Nitrogen (N) pada akar, 
dimana daun-daun tanaman pelindung yang gugur berfungsi meningkatkan kandungan 
nitrogen tanah. Selain itu tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya 
matahari. Karena bila tanaman kopi kurang mendapat cahaya, maka tanaman kopi tidak akan 
berbunga dan tidak membentuk cabang yang banyak. Biasanya tanaman pelindung untuk 
budidaya tanaman kopi adalah albasia. Peluang pengusahaan kopi sangat terbuka, karena tata 
niaga kopi saat ini bebas dari kuota sementara permintaan kopi dunia meningkat. 
Permasalahan dan Tantangan Pengusahaan Kopi di Kabupaten Temanggung. 
· Keterbatasan modal 
Menyebabkan sebagian petani terpaksa memetik kopi belum sepenuhnya matang (petik 
hijau). Dalam kondisi yang demikian biji kopi yang dihasilkan akan memiliki mutu kurang . 
Keterbatasan modal ini menyebabkan para petani tidak dapat menyimpan kopi dalam jangka 
waktu yang lama. 
· Faktor keamanan 
Keamanan menjadi isu yang meresahkan semenjak naiknya harga kopi, maka praktek-praktek 
pencurian kopi menjadi semakin marak, hal ini mendorong terjadinya petik hijau. 
· Pengelolaan hasil pasca panen 
Saat ini pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional. Proses penjemuran dan 
pengupasan masih belum menggunakan alat-alat yang standar. Akibatnya biji kopi yang 
dihasilkan akan memiliki nilai cacat yang tinggi. 
9 9
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014 
Gambar 7 
Proses Produksi 
Di tingkat petani , kopi yang dipetik dan diolah sebagian telah mulai dikembangkan menjadi 
kopi bubuk, melalui kelompok usaha bersama (KUB). Proses penyimpanan kopi menjadi proses 
yang krusial karena akan menentukan tingkat fermentasi kopi, semakin lama disimpan akan 
dihasilkan kopi yang memiliki nilai yang tinggi. 
Proses penetapan kompetensi inti dilakukan dengan memeriksa rantai nilai di dalam 
rangkaian pengusahaan komoditas unggulan prioritas. Dalam rangkaian pengusahaan ini 
diharapkan muncul adanya aktivitas yang dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi 
yang diharapkan akan menjadi kompetensi inti daerah. 
Industri pengolahan kopi di Kabupaten Temanggung masih terbatas pada pengolahan kopi 
bubuk, yang masih membutuhkan adanya pembinaan dan penguatan pasar sehingga 
diharapkan akan muncul kopi spesifik khas Temanggung. Pengusahaan komoditas kopi sudah 
dimulai beberapa tahun, dan saat ini Kabupaten Temanggung sudah mulai mengekspor kopi 
melalui eksportir. Rantai nilai industri dari Pengusahaan kopi di Temanggung memberikan 
gambaran bahwa pengusahaan kopi saat ini masih dominan pada aktivitas penanaman dan 
pengolahan pasca panen. Industri pengolahan yang dilakukan baru pada tahap kemampuan 
menghasilkan kopi bubuk. 
10 
10
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
3. Analisis SWOT 
Strength: 
- Lokasi Kabupaten Temanggung yang berada di dataran tinggi 
mempunyai potensi dikembangkan sebagai daerah perkebunan 
- Mempunyai pola tanam tlahab sehingga menciptakan variasi hasil 
perkebunan 
- Terdapat kelompok usaha tani dan adanya dukungan pemerintah 
Weakness: 
- Kurangnya peran Lembaga Keuangan 
(Bank) dalam membantu masalah 
keuangan dalam pengembangan ekonomi 
lokal 
- Petani tembakau tidak dapat menentukan 
harga jual hasil panennya sendiri 
- Terbatasnya sumber daya pengolahan 
hasil perkebunan di kelompok tani/petani 
- Tidak ada diversifikasi produk olahan hasil 
perkebunan 
Opportunity: 
- Jaringan 
pemasaran hasil 
produksi yang 
sudah cukup luas 
- Kawasan 
perkebunan yang 
sudah dijadikan 
tujuan wisata 
S-O 
- Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada 
kesesuaian lahan 
- Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui 
kegiatan promosi 
- Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata 
sehingga menciptakan kegiatan ekonomi lain yang mendukung 
perkebunan 
- Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) 
dan menerapkan system manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada 
hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga 
mempunyai daya saing di pasar 
- Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha 
yang kondusif 
W-O 
- Menjalin kerjasama dengan Bank melalui 
penetapan kontrak bersama dengan 
Pemerintah Daerah 
- Membina dan mengembangkan industri 
rumah tangga untuk mengolah kopi 
sehingga menciptakan diversifikasi produk 
hasil perkbebunan dan menjadikannya 
sebagai tujuan wisata dalam agrowisata 
perkebunan 
Threat: 
- Kerusakan lahan 
perkebunan 
S-T 
- mewujudkan usaha perkebunan yang ramah lingkungan dan mendukung 
pelestarian lingkungan 
- Peningkatan produktivitas perkebunan melalui upaya 
intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan areal perekbunan 
W-T 
- melakukan koordinasi dengan semua pihak 
dalam industri perkebunan untuk 
menjalin kemitraan yang berlandaskan 
kebersamaan ekonomi 
11
”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG 
MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 
D. Kesimpulan 
Kabupaten Temanggung merupakan wilayah yang mempunyai sumber daya hasil pertanian yang 
sangat melimpah. Kondisi geografis yang berada di daerah pegunungungan membuat salah satu faktor 
pendukung adanya perekonomian berbasis hasil pertanian. Sebagai contoh pertanian yang 
dikembangkan adalah kopi, tembakau, teh, sayuran, dan lain-lain. Kegiatan pertanian tersebut tidak 
terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi para petani diantaranya adalah faktor modal, faktor 
keamanan, dan pengelolaan hasil pasca panen. Oleh karena itu, untuk menggulangi berbagai kendala 
yang dihadapi para petani dalam rangka meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan berbagai 
langkah diantaranya adalah: 
- Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada kesesuaian lahan 
- Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui kegiatan promosi 
- Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata sehingga menciptakan 
kegiatan ekonomi lain yang mendukung perkebunan 
- Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) dan menerapkan system 
manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas 
produk sehingga mempunyai daya saing di pasar 
- Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif. 
Selain itu, juga bisa dilakukan langkah kemitraan bersama dengan beberapa pihak seperti bank 
untuk meningkatkan kemampuan modal bagi para petani. Perhatian pemerintah juga sangat 
dibutuhkan terlebih dalam hal penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian agar 
kegiatan tersebut bisa menghasilkan hasil yang lebih baik untuk kedepannya. 
12

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan GenderPresentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Reins Tangkowit
 
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdfPointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
AnggoroRespati2
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
Sri Wahyuni
 
Aspek Perumahan Dan Permukiman
Aspek Perumahan Dan PermukimanAspek Perumahan Dan Permukiman
Aspek Perumahan Dan Permukiman
pindotutuko
 

Mais procurados (20)

Indek perkembangan kawasan perdesaan
Indek perkembangan kawasan perdesaanIndek perkembangan kawasan perdesaan
Indek perkembangan kawasan perdesaan
 
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan GenderPresentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
 
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender 2019
 
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdfPointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
Pointers Ringkasan RPD_20232026_01.pdf
 
Pedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang TarunaPedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang Taruna
 
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptxPENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
PENYUSUNAN PETA JALAN SDGs DESA-powerpoint.pptx
 
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESAData IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
Data IDM 2021 untuk Indikasi SDGs DESA
 
Perkembangan perencanaan masa ke masa
Perkembangan perencanaan masa ke masaPerkembangan perencanaan masa ke masa
Perkembangan perencanaan masa ke masa
 
Aspek Perumahan Dan Permukiman
Aspek Perumahan Dan PermukimanAspek Perumahan Dan Permukiman
Aspek Perumahan Dan Permukiman
 
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam PembangunanPengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Dalam Pembangunan
 
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
Kerangka Acuan (TOR) Kegiatan Karya Bakti untuk Negeri di Kebumen 2014
 
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
1. MENYUSUN RKPDES 2023 YG BERKUALITAS.pptx
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaanPemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
 
Permohonan ijin aset daerah
Permohonan ijin aset daerahPermohonan ijin aset daerah
Permohonan ijin aset daerah
 
Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di IndonesiaPengembangan Kota Cerdas di Indonesia
Pengembangan Kota Cerdas di Indonesia
 

Semelhante a Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
najmul190693
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis toga
ckreasi
 
Kerja lapangan geografi tingkatan 3
Kerja lapangan geografi tingkatan 3Kerja lapangan geografi tingkatan 3
Kerja lapangan geografi tingkatan 3
Ummu Umar
 

Semelhante a Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung) (20)

Kkn lap 2015
Kkn lap 2015Kkn lap 2015
Kkn lap 2015
 
Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras Pengembangan usaha agribisnis beras
Pengembangan usaha agribisnis beras
 
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana Pengembangan usaha agribisnis beras  Dian Dwi wijaksana
Pengembangan usaha agribisnis beras Dian Dwi wijaksana
 
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
Pemanfaatan jerami padi sebagai bahan baku kerajinan tangan untuk meningkatka...
 
BAB I.docx
BAB I.docxBAB I.docx
BAB I.docx
 
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docxPENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
PENGEMBANGAN USAHA DODOL NANAS DI TANGKIT (1).docx
 
4182 6209-1-sm
4182 6209-1-sm4182 6209-1-sm
4182 6209-1-sm
 
PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TOMAT DI JAMBI
PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TOMAT DI JAMBIPENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TOMAT DI JAMBI
PENGEMBANGAN USAHA AGROINDUSTRI TOMAT DI JAMBI
 
C:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis togaC:\fakepath\tesis toga
C:\fakepath\tesis toga
 
Martani Edisi 2
Martani Edisi 2Martani Edisi 2
Martani Edisi 2
 
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limun
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limunTugas studi kelayakan kebun jeruk limun
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limun
 
Kerja lapangan geografi tingkatan 3
Kerja lapangan geografi tingkatan 3Kerja lapangan geografi tingkatan 3
Kerja lapangan geografi tingkatan 3
 
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
Makalah_7 Laporan tugas produksi tanaman 1
 
Proposal KARANG TARUNA (UEP)
Proposal KARANG TARUNA (UEP)Proposal KARANG TARUNA (UEP)
Proposal KARANG TARUNA (UEP)
 
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpaneProposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
Proposal revisi-kkn-alternatif-gelombang-b-tahap-ii-kedungpane
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PROPOSAL PENELITIAN AGROWISATA.docx
PROPOSAL PENELITIAN AGROWISATA.docxPROPOSAL PENELITIAN AGROWISATA.docx
PROPOSAL PENELITIAN AGROWISATA.docx
 
PORANG.docx
PORANG.docxPORANG.docx
PORANG.docx
 
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docxtugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
tugas ESDAL Habibulah bab ll.docx
 
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
Aplikasi Pakar Kopi _ Materi Training "Peningkatan KAPASITAS & DIGITALISASI P...
 

Mais de Latifah Tio

Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Latifah Tio
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Latifah Tio
 

Mais de Latifah Tio (20)

PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
 
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriProfil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
 
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriTabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
 
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRISTUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
 
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
 

Último

LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
IftitahKartika
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
yoodika046
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
Arisatrianingsih
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
rororasiputra
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
VinaAmelia23
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 

Último (20)

LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdfLAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
LAJU RESPIRASI.teknologi hasil pertanianpdf
 
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATASPOWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
POWER POINT TEKLING UNTUK SARJANA KEATAS
 
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifierKonsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
Konsep rangkaian filter aktif berbasis operational amplifier
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian KompetePEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
PEMELIHARAAN JEMBATAN pada Ujian Kompete
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdfB_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
B_Kelompok 4_Tugas 2_Arahan Pengelolaan limbah pertambangan Bauksit_PPT.pdf
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 

Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)

  • 1. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ekonomi merupakasan salah satu hal yang palinng penting dalam berkembangnya suatu daerah. Perekonomian daerah bisa ditentukan dari sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. SDA dan SDM tersebut menjadi faktor yang sangat menentukan dalam pengembangan ekonomi daerah. apabila daerah tersebut memiliki SDA dan SDM yang baik maka kegiatan ekonomi daerah juga dapat dilakukan dengan baik. Saat ini ekonomi yang sedang digerakan adalah ekonomi lokal, dimana jenis ekonomi ini lebih mengeksplore kemampuan lokal daerahnya sebagai sumber perekonomian masyarakat. Kabupaten Temanggung merupakan kabupaten yang berada di jawa tengah, kabupaten ini berada di dataran tinggi sehingga mayoritas penggunaan lahannya adalah untuk perkebunan. mayoritas perkebunan yang ada di kabupaten temanggung adalah perkebunan teh dan kopi, selain itu tembakau juga menjadi salah satu komoditi unggulan. Di kabupaten ini terdapat jenis kopi yang unik dan di kembangkan disatu perkampungan dikabupaten ini. Bagaimana perkebunan ini dapat menjadi contoh ekonomi lokal akan dibahas dalam laporan ini. 2. Tujuan · Mengedintifikasi masalah dan potensi yanh ada di perkebunan kopi kabupaten temanggung · Strategi pengembangan ekonomi 1
  • 2. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” B. IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN ‘PEL’ KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU KAB.TEMANGGUNG 1. Kondisi Eksisting Komoditas Perkebunan Lokasi Kabupaten Temanggung berada di daerah pegunungan tinggi. Biasanya pada daerah bertipe seperti itu mempunyai komoditas perkebunan yang bisa diandalkan untuk pengembangan Sumber: MP3ET Kabupaten Temanggung. Gambar 1 Peta Lahan Tembakau di Kabupaten Temanggung ekonomi local. Di Kabupaten Temanggung bisa ditemukan potensi perkebunan seperti perkebunan kopi, tembakau, teh, kakao, lada, vanili, dan tebu. Selain itu, komoditas perkebunan seperti sayur-sayuran juga berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Temanggung. Perkebunan tembakau menurut masyarakat Kabupaten Temanggung sudah dianggap sebagai lahan emas hijau, dimana setiap hektarnya para petani menghasilkan tujuh kali lipat penghasilannya jika dibandingkan dengan menanam sayuran. Menurut Bappeda Kabupaten Temanggung, luas lahan tembakau di sana mencapai 14.000 Ha. Hasil perkebunan ini biasanya digunakan untuk mencukupi kebutuhan bahan baku bagi pabrik-pabrik rokok di Jawa Tengah. Di bawah ini merupakan peta lahan tembakau di Kabupaten Temanggung menurut keluasannya. Berdasarkan MP3ET Kabupaten Temanggung, lahan pengembangan tembakau terluas pada peta di atas ternyata bukan merupakan potensi yang baik. Jika dibandingkan dengan luas lahan, maka produktivitas rata-rata per hektarnya hanya mencapai 0,5 ton. Hal ini dikarenakan jenis tanah yang kurang sesuai untuk tembakau, adanya sistem monokultur mengakibatkan degradasi lahan. Sehingga petani harus menggunakan pupuk secara ekstra untuk mempertahakan produktivitas tembakau. Selain tembakau, komoditas kopi juga merupakan produk unggulan di Kabupaten Temanggung. Dari 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung, sudah ada lima kecamatan yang telah membudidayakan komoditas kopi >1.000 Ha yaitu di Kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, dan Pringsurat. Menurut salah satu petani kopi di Temanggung, produksi kopi di sana sudah mencapai angka 43% untuk lingkung se-Jawa Tengah. Oleh karena itu, kopi merupakan potensi yang harus diunggulkan di Kabupaten Temanggung. Jenis kopi yang dikembangkan adalah kopi Robusta dan Arabica. Pada jajaran wilayah yang memproduksi kopi di Jawa Tengah, Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama yang disusul dengan Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kendal. Meskipun begitu, kenyataannya pengembangan industri, khususnya berkaitan dengan kopi masih terbatas pada industry pengupasan kopi dan industri kopi bubuk. 2
  • 3. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” Sementara jenis industry lain nampaknya belum ada di Kabupaten Temanggung (MP3ET). Di bawah ini merupakan pohon industri kopi di Kabupaten Temanggung. Sumber: MP3ET Kabupaten Temanggung. Gambar 2 Pohon Industri Kopi di Kabupaten Temanggung Berdasarkan pada gambar di atas, garis tebal/tegas menggambarkan bahwa industry yang ada di Temanggung masih terbatas pada industri pengupasan buah kopi dan industri kopi bubuk. Sedangkan garis titik-titik dan diarsir, menggambarkan bahwa jenis industri yang belum ada di KabupatenTemanggung. Oleh karena itu, sebenarnya berpangku pada kopi, Kabupaten Temanggung bisa mengembangkan banyak industri yang berkaitan dengan kopi. Pola pada perkebunan yang ada di Kabupaten Temanggung ini yaitu dalam satu lahan perkebunan dapat ditanami oleh beberapa jenis tanaman perkebunan seperti tanaman tembakau, tanaman kopi, tanaman sayuran, dan lain-lain. Pola penanaman seperti ini dinamakan Pola Tlahab, dimana pola ini dilakukan di Desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Pola Tlahab merupakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari dengan tembakau. Pola Tlahab ini mempunyai sistem panen yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Menurut salah satu petani di Desa Tlahab, berikut merupakan tabel produksi tiap komoditas perkebunan di Kabupaten Temanggung. 3
  • 4. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” Tabel I Tabel Produksi Tiap Komoditas Perkebunan Di Kabupaten Temanggung No. Jenis Masa Panen 1. Sayuran Februari 2. Kopi April – Juni 3. Cabe dan Kacang Juli 4. Tembakau Agustus - September Sumber: Dokumentasi Kelompok 4 , 2014. 2. Keterlibatan Multistakeholder Dalam menjalankan program pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Temanggung, terdapat beberapa pihak terkait yang saling bekerja sama untuk mencapai percepatan pembangunan ekonomi di Kabupaten Temanggung. Beberapa pihak tersebut diantaranya adalah pemerintah, masyarakat, dunia usaha, swasta, dan perbankan. Masing-masing dari pihak tersebut mempunyai tugas yang berbeda yang disesuaikan dengan porsinya. Di bawah ini merupakan penjabaran kinerja masing-masing pihak tersebut. Tabel II Tabel Peran Stakeholder dalam Kegiatan Produksi Perkebunan Kabupaten Temanggung No. Stakeholder Peran 1. Pemerintah · Membentuk kelompok-kelompok tani kopi yang diperkuat dengan membentuk Asosiasi Petani Kopi Indonesia (APEKI) Cabang Temanggung. · Mengadakan proyek percontohan pembudidayaan kopi tumpangsari dengan tembakau (pola Tlahab). · Membuka trading-house untuk menangkap peluang ekspor hasil perkebunan. 2. Masyarakat · Sebagai pelaku kegiatan perkebunan 3. Dunia Usaha · Sebagai konsumen hasil perkebunan 4. Swasta · Investor sarana dan prasarana untuk pengelolaan perkebunan 5. Perbankan · Penyedia modal untuk pengembangan sentra produksi menuju klaster industry Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4 , 2014. Jika digambarkan dengan bagan, maka sistem kerja dari masing-masing stakeholder tersebut adalah sebagai berikut: Pemerintah Pengelolaan Lahan dari Pemerintah ke Masyarakat Swasta Masyarakat/Petani Perbankan Pemasaran Hasil Perkebunan ke Dunia Usaha Konsumen Sumber: hasil Analisis Kelompok 4 , 2014. Gambar 3 System Kerja Stakeholder 4
  • 5. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” Berdasarkan bagan di atas, dapat dilihat jika dalam semua proses pemanfaatan lahan perkebunan dari kegiatan produksi hingga distribusi, selalu dalam pengawasan pemerintah. Hal ini dilakukan agar proses dapat berjalan secara efektif dan efisien. Peran dunia usaha sudah cukup telihat yaitu dengan adanya distribusi penjualan kopi dan tembakau ke beberapa perusahaan yang ada di Jawa Tengah. Peran perbankan dalam pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Temanggung tepatnya pada komoditas kopi dan tembakau belum dapat dirasakan oleh para petani, hal ini dikarenakan petani kerap kekurangan modal dan untuk mengatasinya para petani ma sih menggunakan cara konvensional yaitu dengan cara kolektif mengumpulkan uang kemudian dijadikan modal bersama. 3. Efisiensi Kolektif Klaster Kopi dan Tembakau Kabupaten Temanggung Salah satu tujuan dari adanya klaster adalah untuk menciptakan efisiensi kolektif yang biasanya dapat berupa terbentuknya jaringan bahan baku, jaringan proses produksi, jaringan pemasaran, dan transfer pengetahuan antar pelaku yang tergabung dalam klaster. Berdasarkan hasil survey lapangan, diketahui bahwa klaster kopi dan tembakau Kabupaten Temanggung sudah mulai menciptakan efisiensi kolektif. Berikut ini adalah diagram alur proses yang terjadi di dalam klaster tembakau Kabupaten Temanggung. Petani Tembakau Pengepul Tembakau Industri Jasa Grader Tembakau Industri Rokok Kretek Konsumen Eksportir Luar Negeri Kelompok Petani Tembakau Jaringan Distribusi Jaringan Sharing Informasi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014 Gambar 4 Bagan Aktivitas Klaster Tembakau Kabupaten Temanggung Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster tembakau. Jaringan pemasaran tembakau yang terbentuk sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri sehingga efisiensi kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk, dan petani tidak perlu khawatir dalam penjualan hasil panen tembakau karena sudah memiliki pasar yang pasti. Namun dalam proses penentuan harga tembakau yang akan dipasarkan ini, posisi petani sangat lemah, hal ini dikarenakan jaringan yang terbentuk mengharuskan jasa grader tembakau yang memberikan harga pada tembakau yang akan dipasarkan dan tidak ada proses tawar menawar antara pengepul dengan jasa grader tembakau, sehingga petani tidak bisa menentukan 5
  • 6. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” harga jual tembakau hasil panennya sendiri. Peran kelompok petani tembakau hanya sebatas penyebaran informasi mengenai pola tanam dan belum sampai pada tahap membantu petani tembakau dalam penentuan harga. Sehingga efisiensi yang terbentuk hanya sebatas penyebaran informasi. Pada tahap produksi, petani tembakau sangat bergantung pada industri rokok yang berada di luar Kabupaten Temanggung, hal ini dikarenakan belum adanya industri rokok di Kabupaten Temanggung dan terbatasnya sumber daya apabila petani harus mengolah tembakau menjadi produk jadi rokok. Pada komoditas kopi alur aktivitas yang terjadi adalah sebagai berikut. Industri Petani Kopi Pengepul Kopi Kelompok Tani Konsumen Jaringan Distribusi Jaringan Sharing Informasi Pengupas Kopi Eksportir Kopi Industri Kopi Bubuk Ekspor Industri Pengolahan Kopi Bubuk Kelompok tani Kopi Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014. Gambar 5 Bagan Aktivitas Klaster Kopi Kabupaten Temanggung Temanggung Diagram diatas menunjukkan proses kegiatan yang terjadi dalam klaster kopi. Sama halnya yang terjadi pada jaringan pemasaran tembakau, jaringan pemasaran yang terbentuk pada komoditas kopi sudah sangat luas yaitu hingga mencapai pasar luar negeri sehingga efisiensi kolektif dalam aspek jaringan pemasaran sudah dapat terbentuk. Jaringan pemasaran kopi juga lebih variatif, petani dapat memilih untuk menjual ke pengepul atau ke kelompok tani karena kelompok tani kopi sudah dapat mengolah biji kopi menjadi produk kopi bubuk dengan menggunakan merek bersama kelompok tani, hal ini juga menambah efisiensi karena dengan adanya merek bersama, masing-masing petani tidak pelu mendaftarkan merek usahanya kepada dinas perdagangan. Petani juga dapat menjual biji kopinya setelah dikupas ke pengepul yang selanjutnya akan didistribusikan ke industry kopi bubuk atau ke eksportir. Dengan adanya kelompok tani, petani kopi di Kabupaten Temanggung sudah dapat mengolah biji kopi yang mereka tanam menjadi kopi bubuk yang siap dipasarkan disamping itu kelompok tani juga berfungsi sebagai media penyebaran informasi mengenai pola tanam kopi sehingga akan menciptakan efisiensi kolektif yang lebih baik. 4. Kelayakan Skala Ekonomi Dalam pengembangan ekonomi lokal melalui klaster kopi dan tembakau di Kabupaten Temanggung kegiatan ekonomi yang dilakukan sudah mampu menciptakan adanyan kegiatan lain, diantaranya adalah industri pariwisata. Kondisi geografis Kabupaten Temanggung yang berada di dataran tinggi dan komoditas kopi serta tembakau yang hanya dapat tumbuh di dataran tinggi dimanfaatkan oleh pemeritah daerah Kabupaten untuk dapat memanfaatkannya sebagai daerah 6
  • 7. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” tujuan wisata di Kabupaten Temanggung. Kelayakan skala eknomi yang coba diciptakan oleh petani kopi di Kabupaten Temanggung adalah dengan meningkatkan kualitas biji kopi melalui pemilihan pada saat pemetikan yaitu hanya memetik biji kopi merah sehingga kualitas biji kopi sudah bagus dan layak bersaing dengan produk kopi lain. C. ANALISIS PENGEMBAGAN EKONOMI LOKAL ‘KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU KAB. TEMANGGUNG’ 1. Analisis Tahap Klaster Pengembangan klaster perkebunan yang ada di Kabupaten Temanggung masih dalam tahap klaster pemula. Hal tersebut dapat ditunjukkan oleh belum adanya variasi dari kegiatan usaha yang ada seperti variasi pada pengolahan hasil perkebunan. Perkebunan kopi di Kabupaten Temanggung hanya sebatas pada industry pengupasan buah kopi dan industry kopi bubuk saja, belum ada inovasi lain dalam mengolah hasil perkebunan kopi. Sama halnya dengan kopi, perkebunan tembakau pun hanya sebatas pengolahan tembakau sebagai bahan baku rokok saja, belum terdapat kegiatan lain yang dapat melanjutkan hasil pengolahan bahan baku tembakau menjadi produk lain. Pada klaster pemula ini, klaster-klaster yang ada di Kabupaten Temanggung sudah mulai memasarkan hasil pengolahan perkebunannya melalui 7
  • 8. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” perantara. Pada klaster perkebunan kopi, hasil perkebunan kopi dapat dipasarkan melaui pengepul kopi atau memlaui kelompok tani. Hasil pengolahan kopi ini dipasarkan hingga ke luar negeri. Pada klaster perkebunan tembakau, hasil perkebunan tembakau ini dipasarkan memalui industry jasa grader tembakau. Sama halnya dengan kopi, pemasaran hasil tembakau ini sudah mencapai luar negeri,dari grader jasa tembakau dipasarkan ke pabrik rokok kretek dan diekpor ke luar negeri. Kerjasama antar kegiatan yang ada di klaster pada perkebunan Kabupaten Temanggung yaitu terjadi pada kluster perkebunan kopi yang terdapat kerjasama antar kegiatan untuk mengahasilkan olahan kopi bubuk yaitu antara kegiatan pengupasan biji kopi, pengeringan biji kopi, pemilihan biji kopi, dan pengolaan biji kopi menjadi bubuk kopi. Selain itu klaster perkebunan kopi dank klaster perkebunan tembakau ini bekerja sama dengan kegiatan lain berupa pariwisata. Dimana klaster-klaster ini dijadikan sebagai salah satu obyek wisata di Kabupaten Temanggung ini. Andalkan inovasi dan manajemen mutu Andalkan SDA, SDM tradisional Targeting, positioning pasar, standar manajemen mutu Variasi kegiatan usaha besar sbg lokomotif Pemasaran via perantara SENTRA KLUSTER PEMULA KLASTER DINAMIS KLASTER MAJU Mulai kerja sama antar kegiatan Sinergisitas antar industri, antar daerah Sinergi intern klaster, dominasi yang besar Tergantung pada Pemda Andalkan Kemitraan 2. Analisis Proses Produksi Hasil Perkebunan Sumber : Munir et al. (2007) Gambar 6 Tahapan Kluster Komoditas kopi di Kabupaten Temanggung telah diusahakan secara turun - menurun sejak zaman penjajahan Belanda. Komoditas ini mempunyai potensi untuk dikembangkan karena merupakan komoditas yang memiliki harga yang stabil, sehingga dianggap dapat menjadi komoditas yang mampu meningkatkan perekonomian di Kabupaten Temanggung. Hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Temanggung terdapat budidaya tanaman kopi rakyat. Secara teknis, hampir semua memiliki kesesuaian lahan untuk pengembangan kopi. Sampai saat ini tercatat luas areal dan produksi kopi Robusta Kabupaten Temanggung menduduki peringkat pertama diantara daerah produsen kopi Jawa Tengah (diikuti daerah Wonosobo, Kab. Semarang dan Kendal). Luas areal tanaman kopi akhir tahun 2009 mencapai luas 10.244,44 ha dengan produksi mencapai 5.873,14 ton dengan jumlah keterlibatan petani 15.074 orang. Dari 20 (dua puluh) kecamatan yang ada di Kabupaten Temanggung terdapat potensi tanaman kopi, namun daerah-daerah sentra kopi terbesar hanya terdapat di 10 8
  • 9. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” kecamatan yaitu Kecamatan Gemawang, Candiroto, Kandangan, Bejen, Pringsurat, Bansari, Kledung, Kaloran, Wonoboyo. Produksi kopi di Kabupaten Temanggung cukup besar, total produksi kopi di rata- rata 5.873 ton per tahun, dengan produksi jenis kopi robusta. Kopi jenis Arabica. mulai dibudidayakan secara terprogram, saat ini sudah terdapat lebih dari 1.400 ha dari target 5.000 ha yang akan dikembangkan. Kopi arabica mulai dibudidayakan karena memiliki harga jual relatif lebih baik dari kopi robusta. Kualitas kopi pada umumnya ditentukan semenjak tanam, proses pemanenan hingga proses pasca panen. Kualitas kopi juga tergantung pada adanya naungan. Naungan yang diperlukan adalah tanaman pelindung. Tanaman pelindung berfungsi mengikat Nitrogen (N) pada akar, dimana daun-daun tanaman pelindung yang gugur berfungsi meningkatkan kandungan nitrogen tanah. Selain itu tanaman pelindung ini diperlukan untuk mengatur intensitas cahaya matahari. Karena bila tanaman kopi kurang mendapat cahaya, maka tanaman kopi tidak akan berbunga dan tidak membentuk cabang yang banyak. Biasanya tanaman pelindung untuk budidaya tanaman kopi adalah albasia. Peluang pengusahaan kopi sangat terbuka, karena tata niaga kopi saat ini bebas dari kuota sementara permintaan kopi dunia meningkat. Permasalahan dan Tantangan Pengusahaan Kopi di Kabupaten Temanggung. · Keterbatasan modal Menyebabkan sebagian petani terpaksa memetik kopi belum sepenuhnya matang (petik hijau). Dalam kondisi yang demikian biji kopi yang dihasilkan akan memiliki mutu kurang . Keterbatasan modal ini menyebabkan para petani tidak dapat menyimpan kopi dalam jangka waktu yang lama. · Faktor keamanan Keamanan menjadi isu yang meresahkan semenjak naiknya harga kopi, maka praktek-praktek pencurian kopi menjadi semakin marak, hal ini mendorong terjadinya petik hijau. · Pengelolaan hasil pasca panen Saat ini pengolahan kopi masih dilakukan secara tradisional. Proses penjemuran dan pengupasan masih belum menggunakan alat-alat yang standar. Akibatnya biji kopi yang dihasilkan akan memiliki nilai cacat yang tinggi. 9 9
  • 10. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” Sumber: Hasil Analisis Kelompok 4, 2014 Gambar 7 Proses Produksi Di tingkat petani , kopi yang dipetik dan diolah sebagian telah mulai dikembangkan menjadi kopi bubuk, melalui kelompok usaha bersama (KUB). Proses penyimpanan kopi menjadi proses yang krusial karena akan menentukan tingkat fermentasi kopi, semakin lama disimpan akan dihasilkan kopi yang memiliki nilai yang tinggi. Proses penetapan kompetensi inti dilakukan dengan memeriksa rantai nilai di dalam rangkaian pengusahaan komoditas unggulan prioritas. Dalam rangkaian pengusahaan ini diharapkan muncul adanya aktivitas yang dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi yang diharapkan akan menjadi kompetensi inti daerah. Industri pengolahan kopi di Kabupaten Temanggung masih terbatas pada pengolahan kopi bubuk, yang masih membutuhkan adanya pembinaan dan penguatan pasar sehingga diharapkan akan muncul kopi spesifik khas Temanggung. Pengusahaan komoditas kopi sudah dimulai beberapa tahun, dan saat ini Kabupaten Temanggung sudah mulai mengekspor kopi melalui eksportir. Rantai nilai industri dari Pengusahaan kopi di Temanggung memberikan gambaran bahwa pengusahaan kopi saat ini masih dominan pada aktivitas penanaman dan pengolahan pasca panen. Industri pengolahan yang dilakukan baru pada tahap kemampuan menghasilkan kopi bubuk. 10 10
  • 11. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” 3. Analisis SWOT Strength: - Lokasi Kabupaten Temanggung yang berada di dataran tinggi mempunyai potensi dikembangkan sebagai daerah perkebunan - Mempunyai pola tanam tlahab sehingga menciptakan variasi hasil perkebunan - Terdapat kelompok usaha tani dan adanya dukungan pemerintah Weakness: - Kurangnya peran Lembaga Keuangan (Bank) dalam membantu masalah keuangan dalam pengembangan ekonomi lokal - Petani tembakau tidak dapat menentukan harga jual hasil panennya sendiri - Terbatasnya sumber daya pengolahan hasil perkebunan di kelompok tani/petani - Tidak ada diversifikasi produk olahan hasil perkebunan Opportunity: - Jaringan pemasaran hasil produksi yang sudah cukup luas - Kawasan perkebunan yang sudah dijadikan tujuan wisata S-O - Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada kesesuaian lahan - Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui kegiatan promosi - Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata sehingga menciptakan kegiatan ekonomi lain yang mendukung perkebunan - Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) dan menerapkan system manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga mempunyai daya saing di pasar - Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif W-O - Menjalin kerjasama dengan Bank melalui penetapan kontrak bersama dengan Pemerintah Daerah - Membina dan mengembangkan industri rumah tangga untuk mengolah kopi sehingga menciptakan diversifikasi produk hasil perkbebunan dan menjadikannya sebagai tujuan wisata dalam agrowisata perkebunan Threat: - Kerusakan lahan perkebunan S-T - mewujudkan usaha perkebunan yang ramah lingkungan dan mendukung pelestarian lingkungan - Peningkatan produktivitas perkebunan melalui upaya intensifikasi, rehabilitasi dan peremajaan areal perekbunan W-T - melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam industri perkebunan untuk menjalin kemitraan yang berlandaskan kebersamaan ekonomi 11
  • 12. ”PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL KAB.TEMANGGUNG MELALUI KLASTER PERKEBUNAN KOPI DAN TEMBAKAU” D. Kesimpulan Kabupaten Temanggung merupakan wilayah yang mempunyai sumber daya hasil pertanian yang sangat melimpah. Kondisi geografis yang berada di daerah pegunungungan membuat salah satu faktor pendukung adanya perekonomian berbasis hasil pertanian. Sebagai contoh pertanian yang dikembangkan adalah kopi, tembakau, teh, sayuran, dan lain-lain. Kegiatan pertanian tersebut tidak terlepas dari berbagai kendala yang dihadapi para petani diantaranya adalah faktor modal, faktor keamanan, dan pengelolaan hasil pasca panen. Oleh karena itu, untuk menggulangi berbagai kendala yang dihadapi para petani dalam rangka meningkatkan hasil pertanian dapat dilakukan berbagai langkah diantaranya adalah: - Pengembangan area lahan perkebunan yang didasarkan pada kesesuaian lahan - Meningkatkan peluang pasar domestik maupun internasional melalui kegiatan promosi - Mengembangkan kawasan perkebunan sebagai kawasan agrowisata sehingga menciptakan kegiatan ekonomi lain yang mendukung perkebunan - Menetapkan standar hasil panen (pemetikan komoditas perkebunan) dan menerapkan system manajemen mutu seperti (SNI,ISO dsb) pada hasil perkebunan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga mempunyai daya saing di pasar - Menetapkan kebijakan yang pro investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif. Selain itu, juga bisa dilakukan langkah kemitraan bersama dengan beberapa pihak seperti bank untuk meningkatkan kemampuan modal bagi para petani. Perhatian pemerintah juga sangat dibutuhkan terlebih dalam hal penyediaan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pertanian agar kegiatan tersebut bisa menghasilkan hasil yang lebih baik untuk kedepannya. 12