Cerpen ini menceritakan tentang seorang gadis pendiam bernama Indah yang selalu dibuli oleh teman sekelasnya bernama Apriyanti. Meskipun dibuli, Indah selalu diam saja dan tidak membalas. Suatu hari, Apriyanti meminta maaf dan menyadari kebaikan Indah. Mereka pun berteman baik dan lulus SMP bersama dengan nilai terbaik. Cerita ini ingin menyampaikan bahwa lebih baik bersahabat daripada
1. CERPEN
Judul: gadis cantik yang pendiam
Oleh: kartika indah
Becak noda yang ada didalam didiruku dan yang dahulu pernah hinggap, kini seringkali
menampakkan diri menghalangi pandanganku. Menggumpal menjadi sebuah kenangan yang
merasuk ke dalam saraf otakku, lalu tersimpan di dalam memori yang sesekali kenangan itu
dapat terputar secara otomatis. Bahkan, ingatanku kini kembali ke masalalu, masa dimana aku
sering membuang banyak waktu dan airmata yang sering terjatuh karena kecewa.
Sangat jelas tergambar, pada waktu itu ketika saya duduk dibangku smp. Saya adalah
anak yang sangat pendiam atau bisa disebut juga dengan anak yang tidak banyak omong. Bahkan
teman-teman kelas saya semuanya anak yang super aktif dikelas. Sampai suatu ketika aku
diperolok-olok oleh salah satu teman saya namanya apriyanti. Apriyanti adalah anak eksis di
sekolah, tidak ada yang tidak kenal padanya dan bahkan semua orang selalu memuji kecantikan
dan kepintarannya, semua pria berlomba ingin menjadi pacarnya. Jadi bebaslah dia mau
melakukan apapun ya dia mau termasuk membuli saya. Sampai suatu ketika dia berbica kepada
saya.
“Heh dasar kamu cewek pendiam, dan aneh. Aku tuh sumpah deh malu tau punya temen
kelas kaya kamu. Udah kuper, aneh, pendiam, suka menyendiri pokoknya kamu, malu-
maluin aja deh.” Kamu itu pantasnya gak sekolah disni. Pantasanya kamu sekolah disana
tu. Sekolah yang tempat yang orang-orangnya pendiam. Begitulah lontaran kata-kata
pedas teman-temanku pada aku. Semua yang mendengar olokan itu tertawa terbahak,
termasuk dia. Ketika teman aku sekelas pada ngolok-ngolok aku. Aku hanya terdiam dan
merunduk. Tanpa harus memikirkan apa perkataan pedas tempat aku tadi.
2. Hari demi hari, bulan demi bulan. Tidak terasa sudah 2 tahun saya sekolah di sekolah
menengah pertama (SMP). Tetapi, teman saya tetap saja tidak habis-habisnya untuk membuli
aku disekolah. Sehingga tidak ada satu orangpun yang mau berteman dengan saya dikelas. Tapi
ketika teman aku membuli aku, aku tetap saja tak punya hasrat untuk marah atau jengkel sama
sekali kepada temanku, walaupun dia hampir setiap hari memperolok diriku. Aku bahkan tak
melawan ataupun menangis sedikitpun. Tetapi aku hanya terdiam dan sabar untuk menghadapi
semua itu. Toh Lama-kelamaan dia akan iba kepadaku.
Suatu hari tepatnya dikantin sekolah tiba-tiba teman aku afriyanti perlahan-lahan
mendekati aku. Disitu dia mencoba untuk berkomunikasi dengan aku. Seiring berjalannya waktu
dia kehilangan rasa gengsi atau malu ketika dia mendekatiku waktu itu. Dan akhirnya afriyanti
teman aku meminta maaf kepada ku.
“Maafkan aku indah. Aku dulu pernah membuli kamu, selalu memperolok-olok
kamu didepan kelas. Tapi mengapa kamu tetap saja diam? Ngapa? Apa gara-gara
kamu takut sama aku atau apa kamu takut nanti temen kelas akan belain aku. Ia
dah. Bilang sama aku dah.
“Bukannya aku gak mau ngelawan kamu yan!. Cuman aku orangnya memang
begini. Kalau ada orang yang membuli aku atau mengolok-olokkan aku ya aku
hanya diam saja dan tidak ngelawan sama sekali.” Kata aku.
“ subhanallah indah. Kamu tu memang teman yang beda dari teman yang lainnya.
Bahkan kamu aja aku permalukkan didepan kelas kamu hanya pasrah dan diam
saja.” Aku jadi benar-benar salut sama kamu dah. Kenapa dulu aku sekejam itu ya
sama kamu! Padahalkan??? yang aku kenal sekarang indah itu orangnya baik,
cantik dan perhatian sama siapapun. Kata, afriyanti.
3. Semakin hari kita semakin dekat, aku semakin nyaman sharing dengannya, yang akhirnya
kedekatan kita bersetatus sebagai persahabatan. semua temanku heran dengan kedekatan aku dan
Yanti. Tapi dia tidak peduli, prinsipnya: jika aku sudah nyaman dengan seseorang, susah bagiku
untuk menjauh lagi. Suatu ketika aku dan yanti pulang bersama-sama dengan menggunakan
sepeda dan kami pulang bersama-sama. Tidak lama setelah itu aku dan yanti lulus dari sekolah
menengah pertama dengan nilai terbaik. Kita berdua memutuskan untuk melanjutkan sma disma
negri 1 Way Jepara.
Ternyata permusuhan itu hanya lah membuat kita menjadi hidup tidak merasakan tenang.
Bahkan permusuhan itu hanyalah Daripada kita bermusuhan lebih baik kita bersahabatan seperti
kita yang saya ceritakan tadi.