SlideShare a Scribd company logo
1 of 254
Download to read offline
IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN
                YANG BAIK :
 Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,
              Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan



                             SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama
                          Metode Ilmu Politik



                               Oleh:

                          JATI SEPUTRO

                          NIM. 0811250032




                     JURUSAN ILMU POLITIK

          FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

                   UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                             MALANG

                                2012
IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL
 PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN
                YANG BAIK :
 Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,
              Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan



                             SKRIPSI



                          Diajukan Kepada
                        Universitas Brawijaya

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama
                          Metode Ilmu Politik



                           Disusun Oleh:

                          JATI SEPUTRO

                          NIM. 0811250032



                     JURUSAN ILMU POLITIK

          FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

                   UNIVERSITAS BRAWIJAYA

                             MALANG

                                2012
Motto :

Dengan menebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

Kesuksesan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah memberi manfaat
sebanyak-banyaknya kepada siapapun




                              Sekripsi ini, ku persembanhkan kepada :
                              Haries Sihombing,
                              Sri Rejeki,
                              Murniwati Ndraha,
                              Lugas Ranjing Apta Sakti,
                              Keluarga Besar,
                              Umat.
i
ii
KATA PENGANTAR

        Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah
Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga laporan
sekripsi berjudul “IMPLEMENTASI              TANGGUNG       JAWAB      SOSIAL
PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK :
Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan
Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dapat terselesaikan.

       Penulis berterima kasih kepada banyak pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu. Berkat perannya, baik secara langsung mau pun tidak secara
langsung mempengaruhi rampungnya penelitian ini.

       Penulis menyadari laporan sekripsi ini mempunyai banyak kekurangan.
Berdasarkan segenap kerendahan hati penulis membuka kritik dan saran dari
banyak pihak yang peduli serta dosen pembimbing guna penyempurnaan laporan
Praktek Kerja Nyata ini.

       Besar harapan saya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan
akademisi, masyarakat luas dan pihak lainnya.




                                                          Hormat saya,

                                                     Malang, 23 November 2012




                                                      Penyusun, Jati Seputro




                                       iii
ABSTRAK
      Sekripsi karya Jati Seputro, “IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB
SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG
BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,
Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dibawah bimbingan Ibu Mar’atul
Makhmudah, S.IP, M.Si dan Bapak Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si.
       Terdapat tiga hal menarik dari latar belakang penelitian ini. Pertama,
keberadaan warga dan PT Tirta Investama mengeksploitasi air tanah dengan
kepentingan berbeda. Kepentingan keduanya dapat bersinergi dengan harmonis.
Kedua, PT Tirta Investama menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan
(TSP) di NTT dengan biaya besar pada lingkup nasional, kelayakan TSP pada
lingkup lokal (khususnya Dusun Jatianom) menarik peneliti meninjau langsung.
Ketiga, pelaksanaan TSP PT Tirta Investama disambut Wakil Bupati Pasuruan
sebagai harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 2010.
Sedangkan peraturan daerah tingkat Jawa Timur yang mengatur TSP disahkan
tahun 2011.
       Fokus penelitian yang muncul “Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab
sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati,
Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan?” dan “Bagaimana
implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun
Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan?”.

        Metode penelitian ini adalah studi kasus. Pemilihan informan yang
dilakukan adalah key person dan snowballing sampling. Teknik pengumpulan
datanya adalah wawancara bertahap dan observasi tidak terstruktur. Strategi
analisis data yang digunakan adalah kualitatif verifikasi. Sedangkan teori yang
digunakan sebagai analisis adalah teori pemerintahan yang baik.
       Hasil penelitian pelaksanaan TSP PT Tirta Investama di Dusun Jatianom
adalah program TSP mengacu pada komitmen perusahaan. Sasaran TSP
mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development. Setiap
pelaksanaan TSP, PT Tirta Investama berkordinasi dengan pemerintah dan
masyarakat. Hasil kerja TSP telah diterima oleh tiga golongan, yaitu Karang
taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan masyarakat Dusun Jatianom secara
keseluruhan.
      Implentasi TSP belum berjalan sukses, belum sesuai dengan teori
pemerintahan yang baik. Belum terdapat solusi memecahkan substansi
permasalahan publik terkait TSP. TSP tetap menjadi otoritas perusahaan. Hal ini
belum memenuhi unsur demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum,
kesewajaran dan kesetaraan.
Kata Kunci : TSP, Pemerintahan Yang Baik




                                      iv
ABSTRACT
      Jati Seputro’s sekripsi, “IMPLEMENTATION OF CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY IN GOOD GOVERNANCE’S PERCEPTION:
Case Study In Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,
Kabupaten Pasuruan “, under consulate of MS. Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si
and Mr. Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si.
        Interesting case in this research’s background has three statement. First,
Dusun Jatianom’s members and PT Tirta Investama. They has diference interest
to take ground-water. They join well. Second, PT Tiirta Investama executes
corporate social responsibility (CSR) much in NTT. This is national enviorement.
CSR’s capable in local enviorement (Dusun Jatianom) is interesting to cross chek.
Third, PT Tirta Investama’s CSR was received by Pasuruan’s Bupati deputy. It
was strong unity of government, civil society and private in 2010. Unless, CSR
policy in Jawa Timur province was been since in 2011.
        The research’s fokus are “ How furth is PT Tirta Investama’s corporate
social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,
Kabupaten Pasuruan? ” and “ How implementation is PT Tirta Investama’s
corporate social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan
Pandaan, Kabupaten Pasuruan? ”.

       This research’s metode is case study. The chosen’s informan are key
person and snowballing sampling. Gathering data technics are in depth interview
and unstructure observer. Analysis data strategy is verivikation qualitative. The
theory used to analysis are good governance.
      Conclution of research, PT Tirta Investama’s CSR in Dusun Jatianom is
CSR aiming to company’s comitment. CSR’s object are consevation, charity and
community development. Every CSR’s event, PT Tirta Investama share to
government and civil society. Result of CSR in Dusun Jatianom are recheived by
Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan all Dusun Jatianom’s members.
        CSR’s implementation is not succes. It is not suitable to good governance
theory. It is not solution to handle substance public’s problem. CSR is still under
company’s authority. It is not suitable to democracy, transparancy, akuntablility,
law culture, natural and egality.
Key Word : CSR, Good Governance




                                        v
DAFTAR ISI


LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
ABSTAK .......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
TABEL .............................................................................................................. x
GLOSARIUM .................................................................................................. xi
Bab I Pedahuluan .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Fokus Penelitian........................................................................................... 10
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 10
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 11
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 11
1.4.2 Manfaat Praktik ......................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13
2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik........................................................... 13
2.1.1 Pemangku Kepentingan ............................................................................. 13
2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat ...................................................................... 14
2.1.3 Swasta....................................................................................................... 18
2.1.4 Definisi Teori Good Governance............................................................... 20
2.1.1.4 Konsep Good Governance...................................................................... 20
2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................................................. 22
2.2.1 Definisi Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan................................. 22
2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 28
2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .............................................. 38
2.2.4 Double Diamond ....................................................................................... 42
2.3 Hukum Positif .............................................................................................. 47
2.3.1 Undang-Undang N0. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal .............. 49
2.3.2 Undang-Undang N0. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas ............. 51
2.3.3 Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012Tentang Tangggung Jawab Sosial
Dan Lingkungan Perseroan Terbatas .................................................................. 52
2.3.4 Peraturan Daerah Jawa Timur No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab
SosialPerusahaan ............................................................................................... 53


                                                         vi
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 57
2.4.1 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial
Pada PT Newmont ............................................................................................. 57
2.4.2 Peran PT Tirta Investama Kebon Candi Terhadap Perubahan Prilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program Corporat Social
Responsibility (CSR) ‘ Kampoeng Sehat Danone ‘ ............................................. 60
2.4.3 Perbandingan Penelitian ............................................................................ 61
2.5 Alur Berfikir ................................................................................................ 65
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 66
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 66
3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 68
3.3 Fokus Penelitian........................................................................................... 68
3.4 Pemilihan Informan...................................................................................... 69
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 70
3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 71
3.7 Analisis Data ................................................................................................ 72
BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ............................................ 74
4.1 Gambaran Umum Dusun Jatianom ............................................................... 74
4.2 Gambaran PT Tirta Investama ...................................................................... 78
4.3 Gambaran Umum PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom ........................... 80
BAB V    PELAKSANAAN                        TANGGUNG                      JAWAB                 SOSIAL
PERUSAHAAN................................................................................................ 82
5.1 Badan Perizinan Dan Penanaman Modal ...................................................... 82
5.1.1 Standar Regulasi Perizinan ........................................................................ 83
5.1.2 Eksploitasi PT Tirta Investama .................................................................. 89
5.1.3 Penanaman Modal ..................................................................................... 92
5.2 Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) ........................................................... 96
5.2.1 Arah Pembangunan Kabupaten Pasuruan .................................................. 97
5.2.2 Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kebiijakan .................. 100
5.2.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Kabupaten Pasuruan ................... 103
5.3 PT Tirta Investama ..................................................................................... 107
5.3.1 Eksploitasi .............................................................................................. 107
5.3.2 Dampak Eksploitasi Dan Antisipasi......................................................... 111
5.3.3 Kordinasi Pemangku Kepentingan ........................................................... 114
5.3.4 Kontrol Pemangku Kepentingan .............................................................. 116


                                                        vii
5.3.5 Dalam Kebijakan .................................................................................... 118
5.3.6 Konsep CSR............................................................................................ 121
5.3.7 Komitmen Perusahaan ............................................................................. 123
5.3.8 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan ......................... 125
5.3.9 Pelaksanaan CSR ................................................................................... 128
5.3.10 Out Put CSR ......................................................................................... 137
5.3.11 Pendukung Dan Penghambat ................................................................. 138
5.4 Chross Chek Dusun Jatianom ..................................................................... 140
5.4.1 Profil Informan ....................................................................................... 141
5.4.2 Bentuk-Bentuk CSR ................................................................................ 155
5.4.3 Kapasitas Penerima CSR ......................................................................... 158
5.4.4 Sebab CSR .............................................................................................. 165
5.4.5 Sistem Pengelolahan CSR ....................................................................... 171
5.4.6 Out Put CSR .......................................................................................... 180
BAB VI IMPLEMENTASI                          TANGGUNG                         JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN.............................................................................................. 189
6.1 Eksploitasi Tak Terkontrol ......................................................................... 189
6.2 Hukum Lemah ........................................................................................... 196
6.3 CSR Merupakan Dinamisator..................................................................... 205
6.4 Pranata Sosial Terhadap Pengaruh Perusahaan ........................................... 213
6.5 Membutuhkan Sinergi Masarakat, Perusahaan Dan Pemerintah .................. 220
6.6 Relevansi Teori Dan Konsep ...................................................................... 221
6.6.1 Relevansi Teori Good Governance .......................................................... 221
6.6.2 Relevansi Teori Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................. 227
BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 228
7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 228
7.1.1 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di
Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228
7.1.2 Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di
Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228
7.3 Rekomendasi.............................................................................................. 230
7.3.1 Rekomendasi Kepada Pemerintah ........................................................... 230
7.3.2 Rekomendasi Kepada PT Tirta Investama .............................................. 231
7.3.3 Rekomendasi Kepada Masyarakat Dusun Jatianom ................................. 232
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 233


                                                       viii
LAMPIRAN ................................................................................................... 237




                                                      ix
DAFTAR TABEL


Tabel 1 .............................................................................................................. 41
Tabel 2 .............................................................................................................. 63
Tabel 3 .............................................................................................................. 87
Tabel 4 .............................................................................................................. 91
Tabel 5 .............................................................................................................. 93
Tabel 6 .............................................................................................................. 98
Tabel 7 ............................................................................................................ 101
Tabel 8 ............................................................................................................ 105
Tabel 9 ............................................................................................................ 108
Tabel 10 .......................................................................................................... 113
Tabel 11 .......................................................................................................... 115
Tabel 12 .......................................................................................................... 116
Tabel 13 .......................................................................................................... 119
Tabel 14 .......................................................................................................... 123
Tabel 15 .......................................................................................................... 124
Tabel 16 .......................................................................................................... 127
Tabel 17 .......................................................................................................... 128
Tabel 18 .......................................................................................................... 138
Tabel 19 .......................................................................................................... 139
Tabel 20 .......................................................................................................... 141
Tabel 21 .......................................................................................................... 162
Tabel 22 .......................................................................................................... 167
Tabel 23 .......................................................................................................... 175
Tabel 24 .......................................................................................................... 181
Tabel 25 .......................................................................................................... 192
Tabel 26 .......................................................................................................... 202
Tabel 27 .......................................................................................................... 220
Tabel 28 .......................................................................................................... 225




                                                           x
GLOSARIUM


Analisis dampak lingkungan hidup (amdal) : kajian mengenai dampak penting

       suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan

       hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

       penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan1.


Asas governance : demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum,

       kesewajaran dan kesetaraan


Good Governance : Pemerintahan yang baik


Kearifan lokal : nilai-niai luhur yang berlaku dalam tata kehiduan masyarakat

       untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara

       lestari2.


Kebijakan : sikap yang diambil pemerintah dengan suatu pertimbangan

       berdasarkan respon situasi dan kondisi.


Kepala Dusun : warga yang diberi jabatan mengabdi untuk kepentingan

       masyarakat di tingkat dusun


Lingkungan hidup : kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

       makluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi




1
  Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140
2
  Lock. Cit


                                           xi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

           serta mahluk hdup lainnya3.


Masyarakat : kelompok sosial dengan karakteristik kepentingan sosial, domisili,

           kewarganegaraan, suku, agama dan persamaan karakter sosial.


Pembangunan berkelanjutan : upaya sadar dari terencana yang memadukan aspek

           lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam setrategi pembangunan

           untuk   menjamin    keutuhan    lingkungan   hidup   serta   keselamatan,

           kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan

           generasi masa depan4.


Perangkat warga : sebagian pemerintah mau pun masyarakat yang mengabdi
      untuk kepentingan masyarakat.

Perusahaan : lembaga hukum yang bertujuan mencari keuntungan maksimal


Sinergi : konsisten dalam kordinasi, perencanaan dan pelaksanaan program


Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) atau (CSR) Corporate Social

           Rsponsibility : upaya maksimal perusahaan untuk memberikan manfaat

           positif kepada masyarakat, pemerintah, perusahaan yang bersangkutan,

           lingkungan dan publik secara luas.


Transformasi : perubahan positif pada tatanan sosial




3
    Lock Cit.
4
    Lock Cit


                                           xii
BAB I

                                    PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang


        Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab

sosial perusahaan kepada entitas masyarakat dan lingkungan. Perusahaan sebagai

pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat tidak dapat berdiri sendiri.

Perusahaan harus mampu mensinergikan kepentingan kepada stakeholder dan

memberikan keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan keuntungan yang

diperoleh perusahaan. Perusahaan dalam menjaga eksistensinya membutuhkan

sistem yang mampu mensinergikan setiap pemangku kepentingan dalam setiap

sendi kehidupan. Artinya dibutuhkan sinergi untuk saling mendukung dan

memberikan keuntungan bagi stakeholder yang terlibat secara langsung maupun

tidak secara langsung terhadap proses produksi.


        Mengacu pada konsep yang digagas John Elkington, terbagi tiga

komponen utama yang menjadi fokus CSR. Ketiga fokus tersebut adalah people,

planet and profit5. Ketiga fokus ini merupakan komponen yang harus diperhatikan

keseimbangannya. Melalui ketiga fokus ini, CSR dipahami sebagai infestasi

perusahaan dalam jangka waktu panjang. Perusahaan tidak dapat bertahan dalam

jangka waktu yang lama, apabila terdapat ketidak seimbangan dalam komponen

CSR. Sebuah sistem yang menjaga harmonisasi stakeholder dapat terjaga dengan

adanya sistem saling membutuhkan. Ketidak seimbangan stakeholder berdampak


5
 Abraham, Rhonda dan Alice LaPlanter. 2010. Passion to Profit: Panduan Sukses Bisnis Bagi
Pengusaha Muda diterjemahkan oleh Kusnandar. Jakarta: Azkia Publisheer. Hlm. 66 - 67


                                               1
tidak terbangunnya pendukung produksi perusahaan. Baik ditinjau dari perspektif

faktor produksi, proses produksi, distribusi dan kondisi pasar.


        Komitment menjaga sistem operasi perusahaan tidak semata-mata dinilai

dengan nominal internal perusahaan. Orientasi proses produksi turut melibatkan

kondisi lingkungan yang ada di masyarakat. Kondisi masyarakat yang tidak aman,

memungkinkan terciptanya kondisi yang kurang kondusif bagi pasar                            dan

berpotensi     mengganggu        operasional       perusahaan.     Faktor     produksi     pun

membutuhkan legitimasi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk

mendukung proses produksi. Berdasarkan pemahaman ini diharapkan tercapainya

asas saling menguntungkan bagi stakeholder. CSR hadir untuk kepentingan

stakeholder secara luas. CSR menjadi konsep prioritas terjaganya harmonisasi

perusahaan, lingkungan dan masyarakat dalam jangka panjang. Tujuan

dilaksanakannya CSR adalah             sustainable development (pembangunan yang

berlanjutan) 6.


        Tanggung jawab CSR tidak terbatas tanggung jawab perusahaan atau

pemerintah kepada stakeholder. Secara luas CSR membutuhkan partisipasi

masyarakat, organisasi masyarakat, pemerintah dan perusahaan untuk bersinergi

menjaga hubungan yang baik dalam jangka waktu yang lama. Program CSR

bertujuan     untuk    kesejahteraan      bersama.      Harapan      kesejahteraan      tesebut

membutuhkan konsep Comunity Development (CD)7. CD adalah bentuk


6
  Vysser, Wyne, Dirk Matten, Manfred Pohl and Nick Tolhrust. 2010. The A – Z of Cooperate Social
Responcibility. Great Britain: Chippenham, Wiltshire. Hlm. 76.
7
  Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. 2011. Panduan Lengkap Penyusunan
CSR. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm. 19.


                                               2
komunikasi stakeholder dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan derajat.

Kebijakan CSR tidak didasarkan komunikasi top down atau pun bottom up. Akan

tetapi komunikasi kebijakan CSR berdasarkan banyak arah. Salah satu bentuk

CSR perusahaan adalah menyisihkan keuntungan yang diperoleh perusahaan

kepada komunitas di sekitar perusahaan (berupa: pendidikan, kesehatan, fasilitas

umum, pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan lain-lain).

Kebijakan tersebut ditentukan dengan musyawarah menggali substansi masalah.

Demikian seterusnya, proses kebijakan melewati proses formulasi, implementasi

dan evaluasi. Masyarakat turut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.


           Sebagai pelaksanaan CSR adalah transformasi sosial ekonomi. Program

CSR bertujuan untuk membangun kemandirian masyarakat. Transformasi

merupakan kegiatan identifikasi permasalahan (kondisi sosial, ekonomi, prilaku,

kelembagaan, pola perubahan sosial, infrastruktur, perilaku bisnis, rangsangan

komersial masyarakat) untuk membangun tatanan baru8. Hasil kebijakan CSR

tidak semata-mata diberikan kepada masyarakat sebagai tindakan pragmatis

belaka. Masyarakat diharapkan mampu mencapai kesejahteraannya dengan

membangun sistem kemitraan. Kemitraan dibangun dengan memperhatikan nilai-

nilai situasi dan kondisi yang positif.


           Sedemikian pentingnya CSR perlu diwujudkan dalam sustaineble

development, tidak terbatas sebagai kegiatan suka rela perusahaan. Tanggung

jawab sosial perusahaan yang menyangkut entitas secara luas menjadi kewajiban

perusahaan. Dilegalkan melalui konstitusi, berdasarkan Undang-undang (UU) No.

8
    ibid. hlm 104


                                          3
40 Tahun 2008 tentang Perseoran Terbatas (PT) telah ditetapkan “Perseroan yang

menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan “.9


        Salah satu perusahaan yang bersentuhan dengan aspek lingkungan dan

sosial adalah perusahaan Air Minum Dagang Dalam Kemasan (AMDK). Salah

satu perusahaan AMDK tersebut bernama PT Tirta Investama.


           Perusahaan AMDK mengelola Sumber Daya Alam (SDA) untuk

diperdagangkan kepada masyarakat umum. Hal yang menunjukkan komitmen

perusahaan menjaga integritas adalah perusahaan memberikan informasi produksi

kepada publik. PT Tirta Investama mengambil mata air dari pegunungan dengan

menjaga kualitas produknya kepada konsumen. Beberapa kriteria yang diberikan

PT Tirta Investama untuk menjaga kualitas produk adalah mengambil air dari

mata air pegunungan yang keluar dari dalam tanah dengan sendirinya, bukan

rekayasa tekhnologi atau campur tangan manusia. PT Tirta Investama memilih

mata air yang melewati proses pemurnian dari dalam tanah. Proses pemurnian air

menyerap mineral dan menjaga keseimbangan sebagaimana sumber mata air

asalnya.     Air tersebut diharapkan memberi           manfaat bagi kesehatan tubuh

konsumen10.


        PT Tirta Investama memiliki kriteria memilih mata air pegunungan untuk

dijadikan AMDK. Kriteria tersebut diantaranya adalah debit mata air harus sesuai

9
  Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 4o Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 106. Pasal 74 ayat 1.
10
   http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/hadiahberharga 29 September 2010


                                            4
dengan kebutuhan para metrik berupa kalsium dan magnesium yang harus sesuai

dengan standar SNI, data para metrik mikro biologi menunjukkan tidak adanya

bakteri, pertimbangan polutan sumber mata air, stabiltas parameter fisik yaitu

pemantauan jangka panjang pada periode tahunan berkenaan terjadinya perubahan

pada mata air, stabilitas para meter kimia yaitu adanya perubahan-perubahan para

meter kimia pada periode tahunan, ketersediaan infra struktur yang mendukung

produksi perusahaan tanpa mengganggu stabilitas lingkungan sekitar mata air dan

PT Tirta Investama mempertimbangkan kesinambungan mata air dan jumlah debit

yang dihasilkan11.


           Proses produksi PT Tirta Investama melewati tahapan yang tidak mudah

membutuhkan banyak tenaga, waktu dan biaya untuk menjaga daya jual pasar.

PT Tirta Investama memiliki komitmen menjaga citra kepada konsumen dan

publik. Tentu hal ini memiliki konsekuensi positif bagi pemasaran maupun CSR.

PT Tirta Investama memaksimalkan manfaat positif bagi stakeholder.


           PT Tirta Investama sebagai perusahaan memiliki track record sukses. PT

Tirta Investama sebagai pelopor AMDK menjadi produsen terbesar di Indonesia.

Di Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 80 persen penjualan AMDK dalam

kemasan galon. “ Sedangkan untuk keseluruhan market share AMDK di

Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 50% pasar. Saat ini PT Tirta Investama

memiliki 14 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra. “. PT Tirta Investama

memiliki 10 sumber mata air diantaranya Berastagi (Sumatra Utara), Lampung

(Jabung dan Umbul Cancau), Mekarsari, Sukabumi (Kubang), Subang

11
     http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/mataairterpilih 29 September 2010


                                               5
(Cipondoh), Wonosobo (Mangli), Klaten (Sigedang), Pandaan (Jawa Timur),

Kebon Candi (Jawa Timur), Mambal (Bali) dan Menado (Airmadidi). Bahkan

pangsa pasar PT Tirta Investama telah meliputi Singapura, Malaysia, Fiji,

Australia, Timur Tengah dan Afrika12.


        Salah satu operasi perusahaan PT Tirta Investama berada di Kabupaten

Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan, PT Tirta Investama turut menempatkan pabrik

di Kecamatan Pandaan berada di dusun Jatianom, Desa Karang Jati.


        Operasi perusahaan tidak jauh dari pemukiman warga. Keberadaan

perusahaan tidak lepas dari entitas sosial dan lingkungan. Berdasarkan geografi,

Pandaan berada di kaki Gunung Penanggungan, berjarak 30 km sebelah barat dari

ibu kota Kabupaten Pasuruan. Luas Kecamata Pandaan 4.327 Ha dengan

ketinggian 300 m diatas permukaan air laut dan suhu rata-rata 27’ C13.


        Hal pertama yang menarik keberadaan PT Tirta Investama di Pandaan

adalah PT Tirta Investama berdampingan dengan masyarakat. PT Tirta Investama

sebagai AMDK mengelola sumber mata air yang berada disekitar pemukiman

warga. Keberadaan warga di sekitar mata air dan keberadaan PT Tirta Investama

memiliki kepentingan yang berbeda. PT Tirta Investama hadir di Pandan untuk

berbisnis, perusahaan mengeksploitasi air dalam jumlah yang besar. Sedangkan

masyarakat sebagai penduduk yang telah lama tinggal menggunakan air untuk

kebutuhan.


12
   http://www.forplid.net/artikel/41-PT Tirta Investama-dan-kejahatan-konspirasi-.html 29
September 2010
13
   http://visitpandaan.com/pandaan-adalah/ 29 September 2010


                                               6
Air dipahami sebagai kebutuhan yang sangat vital dan menyangkut hajat

kehidupan masyarakat luas. Keberadaan masyarakat dan perusahaan merupakan

kesenjangan dua pihak. Hubungan keduanya membutuhkan sinergi yang saling

menguntungkan. Masyarakat sebagai pihak yang dipayungi yuridhis tidak boleh

dikorbankan oleh kepentingan sebagian pihak.


       Keberadaan PT Tirta Investama di tengah-tengah masyarakat memiliki

tanggung jawab sosial secara sungguh-sungguh kepada masyarakat luas, bukan

sekedar aksi filantropi dan charity. Harmonisasi perusahaan dan masyarakat

mendorong pertanyaan sinergi keduannya.


       Hal kedua yang menarik, PT Tirta Investama pada skala nasional

mengeluarkan dana sebesar 12 milyar pada tahun 2010. Dana tersebut

diperuntukkan program WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program).

Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan di lingkungan masyarakat pra-

sejahtera. Bentuk WASH diantaranya komitmen memberikan solusi penyediaan

air bersih di Indonesia. Program WASH disebut satu untuk sepuluh. Pelaksanaan

program ini berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2009, PT Tirta

Investama melaksanakan 41 kegiatan. Adapun bentuk 41 kegiatan tersebut berupa

pendidikan lingkungan dan konservasi daerah aliran sungai (DAS) yang berada di

12 lokasi pabrik di seluruh Indonesia14.




14
  http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=76725:danone-
PT Tirta Investama-sediakan-dana-rp12-m-untuk-program-csr&catid=13&Itemid=26 29
September 2010


                                           7
Disisi yang berbeda melalui Forum Wartawan Kementerian Perdagangan

(FORWARD) di Bandung            pada 12-13 Februari 2011 menyatakan PT Tirta

Investama telah melakukan CSR di Pandaan. Di desa Karang Jati, Tim CSR

Danone PT Tirta Investama bekerjasama dengan LSM mengelola sampah plastik

menjadi kerajinan dan mengelola sampah organik menjadi kompos. Bahkan PT

Tirta Investama bekerjasama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pasuruan

untuk mengembangkan Koperasi bernama “Akar Daun”. Tujuan koperasi ini

adalah mendorong transformasi sosial ekonomi secara keberlanjutan dan

kemandirian bagi kelompok kerja. 15


       Bentuk CSR lainnya di Dusun Jatianom adalah partisipasi PT Tirta

Investama bersama dengan masyarakat dalam pembangunan Masjid Sabilus

Sajiidiin. Bahkan ditambahkan informasi oleh anggota BPD, PT Tirta Investama

memberikan bantuan sarana prasarana air bersih. Selain itu diberikan bantuan

pengaspalan 600 x 4 meter, perbaikan sarana air untuk mendorong kebersihan dan

kesehatan lingkungan, memberikan sumber air dengan dilengkapi saluran air ke

rumah penduduk dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar 16.


       Pelaksanaan CSR pada skala nasional tidak lepas dari eksploitasi di Dusun

Jatianom. CSR pada aspek yang luas memiliki etika memperhatikan kondisi sosial

ekonomi pada lingkungan lokal. Terlebih, perusahaan ini telah mendirikan

pabriknya di Dusun Jatiano sejak tahun 1984.


15
   http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2011-02-
15/92834/Inilah_Pemberdayaan_Masyarakat_lewat_CSR_ala_PT Tirta Investama 15 Februari
2011
16
   http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010


                                           8
Fenomena tersebut mengundang pertanyaan upaya maksimal perusahaan

memberikan dampak positif ditingkat Dusun Jatianom, sebelum memberi dampak

positif ke tingkat nasional. Apakah bentuk CSR yang diberikan perusahaan

kepada masyarakat Dusun Jatianom telah cukup medorong keseimbangan

kemajuan masyarakat dan perusahaan! Bila dibandingkan besarnya CSR PT Tirta

Investama di NTT.


           Hal ketiga yang menarik adalah pelaksanaan CSR PT Tirta Investama

telah disambut Wakil Bupati Pasuruan Eddy Paripurna sebagai harmonis antara

pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 201017.


           Pelaksanaan CSR diatur dalam Peraturan Daerah (perda) Jawa Timur No.4

Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Regulasi CSR

berdasarkan Pada pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa ruang lingkup Tangung Jawab

Sosial Perusahaan (TSP) mencakup biaya pembiayaan yang berbasiskan

kerakyatan yang selaras dengan program-program pemerintah daerah.


           Pada pasal 15 memiliki substansi beberapa perusahaan dapat membentuk

forum pelaksana TSP. Forum yang dibentuk oleh perusahaan tersebut harus

dilaporkan kepada pemerintah daerah. Dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi

terbentuknya forum tersebut.


           Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah menyampaikan

program sekala prioritas kepada forum TSP sebagai program pelaksanaan TSP.

Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan, pelaksanaan dan

17
     http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010


                                               9
evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada pemerintah daerah.

Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP kepada DPRD.18


        Kualitas program CSR PT Tirta Investama menarik untuk diuji.

Perusahaan mampu menyelenggarakan kegiatan positif sebelum pemerintah

membuat kebijakan.


1.2 Fokus Penelitian


     a) Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

        Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

        Kabupaten Pasuruan dilaksanakan?

     b) Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

        Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

        Kabupaten Pasuruan?


1.3 Tujuan Penulisan


     a) Mengetahui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta

        Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan,

        Kabupaten Pasuruan.

     b) Mengetahui kualitas tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama

        di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten

        Pasuruan.




18
  Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor Tahun 2011
Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya.


                                           10
1.4 Manfaat Penulisan


         Keberadaan kasus yang telah ditetapkan variabelnya berdasarkan kajian

penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat akademis maupun praktis.

Adapun manfaat tersebut :


1.4.1 Manfaat Teoritis


         Pertama, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kajian

Ilmu Politik. Dengan demikian kajian Ilmu Politik mampun mengkaji lebih jauh

fenomena sosial secara komprehensif.


         Kedua, Terkait penelitian ini    diharapkan kajian teori CSR mampu

berkembang lebih jauh. Perkembangan penelitian ini diharapkan mampu

memberikan inovasi konsep CSR. Perbaikan konsep CSR memberikan kasanah

kekayaan dan penyempurnaan kajian akademik.


1.4.2 Manfaat Praktis


         Pertama, kepada perusahaan PT Tirta Investama. Keberadaan penelitian

PT Tirta Investama di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini diharapakan

mampu hadir sebagai pertimbangan kebijakan perusahaan dalam melaksanakan

tanggung jawab sosial, serta mampu melaksanakan tanggung jawab sosial secara

akurat


         Kedua, kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Jatianom

diharapkan turut memberikan informasi dan wawasan. Terlebih masyarakat adalah

pemangku kepentingan yang berada dekat dengan perusahaan. Masyarakat


                                         11
memiliki potensi dampak yang besar dengan keberadaan perusahaan. Masyarakat

diharapkan mampu bersikap kritis demi kelangsungan hidupnya, lingkungan dan

investasi jangka panjang. Masyarakat terdidik dan kritis merupakan salah satu

keseimbangan telaksananya sinergi kepentingan yang adil, seimbang dan tidak

terdominasi.


       Ketiga, kepada pemerintah. Penelitian diharapkan sebagai pertimbangan

pembangunan. Sebagaimana konstitusi ditetapkan, keberadaan penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan

pemerintah melaksanakan eksekusi kebijakan dengan tepat sasaran. Pertimbangan

yang dilaksanakan tidak lepas dari kajian yang komprehensif.




                                       12
BAB II


                              TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik


2.1.1 Pemangku Kepentingan


        Pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersinergi

membutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan terlibat dalam setiap

kebijakan. Tidak terdapat dominasi kelompok tertentu yang menguasai kebijakan.

Pencapaian harapan tersebut tidak lepas dari peran negara sebagai penyelenggara.

Negara merupakan pihak utama yang memiliki wewenang menjalankan

administrasi. Kelompok kepentingan yang bersinggungan dengan kebijakan, harus

berinteraksi dengan negara.


        Negara sebagai pihak yang terepresentasi dari birokrasi dan apratur

pemerintahan memiliki peran yang sangat penting. Negara sebagai pihak yang

berwenang menjalankan administrasi memiliki dampak yang erat terhadap

kebijakan dan pembangunan. Suatu pembangunan atau kebijakan memiliki tolok

ukur kualitas dan kuantitas yang memadai. Kebijakan dan pembangunan tidak

dapat terlaksana menyentuh substansi bila tidak mendapatkan dukungan atas

objek   kebijakan   tersebut.   Terlebih    substansi   kebijakan   tersebut   tidak

merepresesntasikan permasalahan yang ada dilapangan.


        Harapan terciptanya pembangunan seperti yang telah disebutkan adalah

terdapat upaya peningkatan kinerja administrasi pemerintah. Pemerintah harus



                                       13
mampu menyuguhkan konsep dan mekanisme yang mensinergikan para

pemangku kepentingan terlibat dalam kebijakan. Kebijakan merupakan hasil dari

substansi permasalahan yang ada di lapangan. Pihak-pihak yang terlibat terjamin

haknya untuk menyampaikan aspirasi. Kebijakan memiliki kualitas; tidak

merugikan pihak tertentu.


       Disinilah   pemerintah   atau   negara   berperan   sebagai   pemrakarsa

pembangunan yang siap terbuka menjamin hak pemangku kepentingan. Negara

menghadirkan dirinya bukan sebagai pihak yang lebih tinggi, tetapi negara

bersama pemangku kepentingan memiliki persamamaan untuk mencapai

pembangunan yang berkelanjutan.


2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat


       Paradigma teori good governance merupakan trobosan bagi penyelenggara

pemerintahan dimana pelaksanaan tersebut menyangkut kebijakan. Menyangkut

permasalahan kebijakan, terdapat elemen yang turut memiliki dampak ataupun

mempengaruhi kebijakan. Kebijakan tersebut dapat menempatkan pihak tersebut

sebagai subjek ataupun sebagai objek kebijakan. Disinilah masyarakat sebagai

elemen penting bagi kebijakan. Masyarakat dapat menjadi kelompok kepentingan

maupun kelompok penekan.


       Berdasarkan konsep kebijakan terdapat proses penyusunan agenda,

formulasi dan legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi terhadap




                                       14
implementasi kinerja dan dampak kebijakan dan proses kebijakan baru19. Proses

kebijakan tersebut menunjukkan adaya siklus dalam kebijakan. Kebijakan tidak

terbatas ketetapan pemerintah yang besifat top down dan tidak memiliki imbal

balik terhadap penyelenggara kebijakan. Kebijakan merupakan merupakan

identifikasi permasalahan. Sebuah permasalahan tersebut dibahas untuk dicari

solusi dari beragam solusi. Setelah permasalahan tersebut melewati formulasi dan

medapatkan dukugan dan solusi, alternatif tersebut diimplementasikan kepada

sasaran berupa kebijakan. Kebijakan tersebut merupakan ketetapan yang

mengikat.


         Kebijakan tersebut diimplementasikan dalam bentuk kinerja. Sebagaimana

tujuan kebijakan tersebut dirumuskan sejak awal, pelaksanaan kebijakan

mendapatkan analisis. Pelaksanaan kebijakan ditinjau kembali untuk dinilai

sebuah kebijakan telah tepat sasaran. Kebijakan dirumuskan untuk tujuan yang

efektif. Hasil penilaian tersebut berupa evaluasi, kembali harus diuji. Selanjutnya,

kemunculan alternatif baru memiliki peluang apabila terdapat kondisi lapangan

yang mengharuskan; yaitu terdapat kebijakan baru. Kebijakan pun dapat berakhir

tanpa adanya kebijakan baru apabila suatu kebijkan telah tepat sasaran dan dinilai

tidak terdapat pihak yang dirugikan.


         Kebijakan ini tidak lepas dari adanya kerangka analisis. Sebagaimana

digagas oleh Gordon bahwa analisis kebijakan dibagi : analisis determinasi

kebijakan, analisis isi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan, advokasi


19
  Ripley, Randal B. 1985. Policy Analysis in Political Science. Nelson-Hall Publisher, Chicago,
Chapter 1-4. Hlm 49.


                                                 15
kebijakan dan informasi untuk kebijakan20. Determinasi kebijakan harus

menyangkut       deskripsi     masalah.      Permasalahan       harus     teridentifikasi     dan

mendapatkan substansi. Seorang analisis kebijakan pun harus mempertanyakan

siapa pihak yang memiliki kepentingan, untuk siapakah kebijakan tersebut

diimplementasikan, oleh siapa sajakah kelompok kepentingan dan penekan yang

berperan, kapan dan mengapa, bagaimana kebijakan dilaksanakan. Sebelum

mengambil alternatif maupun tindakan harus terdapat gambaran yang jelas.


        Analisis isi kebijakan menyangkut alternatif yang direkomendasikan atas

pertimbangan evaluasi kebijakan sebelumnya, adanya nilai-nilai yang menjadi

permasalahan, adanya kerangka analisis atas teori dimana hal ini dilakukan oleh

kalangan akademisi, terdapat kritik oleh pihak tertentu. Alterntif kebijakan yang

diberikan mencakup deskripsi secara menyeluruh.                     Alernatif-alternatif yang

diberikan dapat berupa rekomendasi setelah diuji sebagai pilihan relevan dalam

sebuah kasus. Peran kelompok kepentingan dan penekan yang terlibat semakin

besar ketika tahapan kebijakan telah mencapai proses ini Hal ini disebabkan

perjuangan kepentingan akan segera diproses untuk dimplementasikan.


        Monitoring dan evaluasi kebijakan merupakan analisis kinerja kebijakan

dengan mempertimbangkan substansi kinerja dan mencapai target yang

dirumuskan dan mengetahui dampak yang dihasilkan. Keberadaan cost and

benefit merupakan pertimbangan yang tinggi atas dilaksanakannya suatu

kebijakan. Analisis kebijakan pada tahap ini cenderung melibatkan pemeritah,

20
  Gordon, I., J. Lewis dan K. Young. 1977. Perspektives on Policy Analysis Dalam Wayne Parson
(ed).2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan diterjemahkan oleh Tri
Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Kencana Prenada Media group. Hlm. 57


                                               16
akan tetapi terdapat peluang bagi pemangku kepentingan untuk mengetahui dan

mempersiapkan strategi untuk proses kebijakan selanjutnya. Hal ini dipengaruhi

oleh proses kebijakan terbuka seperti bagan kebijakan Gabriel Almon.


       Informasi   unuk      kebijakan   merupakan    analisis    kebijakan   untuk

memberikan informasi kebijakan kepada pemangku kepentingan, maupun pihak-

pihak yang tertarik terlibat dalam suatu kebijakan. Informasi yang diberikan dapat

berupa hasil penelitian. Terdapat imbal balik pelaksaan kebijakan melibatkan non

government. Disinilah menunjukkan kebijakan bukan bersifat top down.

Kebijakan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang tertarik.


       Analisis kebijakan selajutnya adalah advokasi kebijakan. Merupakan

bentuk perjuangan kepentingan oleh pemerintah maupun non pemerintah untuk

mempengaruhi kebjakan selanjutnya. Pengaruh tersebut dapat berupa hasil

penelitian maupun kegiatan lainnya yang melegitmasi.


       Analisis kebijakan menunjukkan suatu kebijakan yang diimplementasikan

kepada masyarakat luas meruapakan suatu hal yang urgent. Disini masyarakat

adalah pihak yang dapat memunculkan permasalahan, maupun menerima bentuk

dan dampak kebijakan. Sesuatu hal yang diterima masyarakat memiliki

konsekuensi. Penempatan masyarakat dalam kebijakan ini merupakan subjek dan

objek kebijakan. Pemerintah bukan aktor tunggal kebijakan. Pemerintah tidak

dapat berdiri sendiri menentukan kebijakan.


       Pemerintah dan masyarakat memiliki hubungan ketergantungan untuk

memproduksi     kebijakan.    Terdapat   kesetaraan   dalam      hubungan mereka.


                                         17
Mempertahankan hubungan untuk menjaga sistem tersebut dibutuhkan kemitraan

yang sehat. Artinya perlunya menjaga transparansi untuk mengidentifikasi

substansi kebijakan. Setiap pihak yang terlibat dalam kebijakan harus mampu

mempertanggung jawabkan peran, tugas dan fungsinya. Dibutuhkan pula

kesepakatan aturan yang menjaga segala pola dan konsekuensi pihak yang terlibat.

Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.


2.1.3 Swasta


        Swasta sebagai pihak yang berorientasi kepada pasar memiliki andil peran

yang penting. Pemerintah sebagai penyelenggara kesejahteraan tidak lepas

bermitra dengan swasta. Bahkan keberadaan swasta dalam kondisi tertentu dapat

terselenggara mandiri tanpa harus diintervensi oleh pemerintah.


        “ Satu unsur stakeholder lain yang penting dan disorot peran sertanya
         dalam mewujudkan good governance adalah sektor swasta. Dalam good
         governance, sektor swasta adalah kelompok yang sama pentingnya
         dengan pemerintah maupun civil society “21.



        Pergeseran perspektif kebijakan ini perlu dipahami; swasta adalah bagian

dari masyarakat yang turut memiliki kepentingan terhadap produk kebijakan. Dan

swasta adalah pihak yang mampu bermitra dengan pemerintah.


        Keberadaan swasta dalam kebijakan merupakan pihak yang tidak dapat

diabaikan. Kebijakan pemerintah dalam hal alokasi distribusi kebijakan dan

kesejahteraan turut bersentuhan dengan peran swasta. Hal ini berkaitan erat

21
  Sumarto, Hetifah Sj., 2003. Inovasi, Participatory dan Good Governance: 20 Pemrakarsa
Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 27.


                                              18
dengan peran pemerintah sebagai badan yang menghasilkan kebijakan;

pemerintah tidak menghasilkan suatu bentuk barang atau layanan jasa. Walau pun

terdapat potensi pemerintah mampu menjadi pihak yang memproduksi hal

tersebut.


          Kemampuan pemerintah menghasilkan produk kebijakan belum tentu

selaras     dengan     kemampuan        pemerintah       melaksanakannya.         Terdapatnya

keterbatasan tersebut dapat melibatkan swasta sebagai pelaksana. Swasta dalam

perkembangannya mampu mendampingi masyarakat dalam kebijakan pemerintah.

Implementasi kebijakan dapat pula menempatkan swasta memberikan layanan

jasa maupun produksi barang dan jasa kepada masyarakat. Pemerintah pada posisi

ini sebagai pengawas dan mengontrol.


          “ Penyediaan layanan kesejahteraan dapat dianggap sebagai campuran
            komplek dari kontribusi-kontribusi dari empat sumber: pemerintah,
            pasar, organisasi sukarela, dan rumah tangga individu “22.



          Dalam perkembangannya, keberadaan swasta dianggap semakin penting

dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Bahkan peran pemerintah dapat

diambil alih oleh swasta. Swasta kembali memenuhi kebutuhan masyarakat.


          Kebijakan publik muncul dari kepentingan-kepentingan dan polemik.

Polemik yang terjadi di ruang publik memasuki proses kebijakan untuk

menyelesaikan polemik yang ada. Permasalahan tersebut tidak seutuhnya



22
  Self, P. 1993. Government by The Market: The Politic of Public Choice. London: Miacmilan. Hlm.
121.


                                              19
diselesaikan       melalui     intervensi    pemerintah.     Keberadaan organisasi            non

pemerintah maupun masyarakat mampu melakukan advokasi.


           Hal yang menarik dalam pemenuhan kebutuhan, tanpa adanya intervensi

pemerintah adalah terjadinya interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi

tersebut dipengaruhi oleh keberadaan nilai suatu barang dan jasa. Disinilah pasar

tercipta di atas hubungan pemenuhan kebutuhan. “ Dengan demikian dapat

dipahami bahwa pasar adalah struktur sosial yang muncul secara spontan “ 23.


           Pasar mampu hadir sebagai tandingan peran pemerintah. Pasar merupakan

representasi dari aktivitas civil society. Akan tetapi perlu ditegaskan kembali

bahwa keberadaan pasar diantara masyarakat tidak dapat lepas dari kebijakan

pemerintah. Kebjakan publik yang mengikat turut mempengaruhi interaksi yang

ada di masyarakat. Pencapaian hasil maksimal dalam pemenuhan kebutuhan

dalam interaksi masyarakat dengan pasar membutuhkan legitimasi kebijakan.

Tidak dapat dipungkiri keberadaan swasta sebagai salah satu pihak yang

mempengaruhi pasar memiliki kepentingan dalam kebijakan. Swasta sebagai

representasi masyarakat harus medapatkan kepastian tetap terjaganya hubungan

yang saling menguntungkan dengan keterlibatan masyarakat dan pemerintah.


2.1.4 Definisi Teori Good Governance


           Teori good governance bermunculan berkaitan dengan hubungan antara

pemerintah dan civil society. Teori good governance gencar didiskusikan sebagai



23
     Winarno, Budi. 2009. Pertarugan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo. Hlm. 45.


                                                20
salah satu syarat pelaksanaan kebijakan. Teori good governance menjadi syarat

wajib unsur terpenuhinya stakeholder dalam kebijakan publik.


           “ Good governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik dan tata

cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah-
                       24
masalah publik              “. Teori good governance memberikan kesempatan kepada

setiap stakeholder berpartisipasi dalam setiap isu maupun kebijakan. Teori

tersebut ditujukan untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang

mengakomodasi kepentingan dengan komunikaif. Teori good governance

memberikan kesempatan stakeholder berkomunikasi dengan saling menghargai.

Keberadaan forum good governance menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam

rangka menuju kebijakan publik.


           Keterlibatan komunitas dalam rangka pembangunan dianggap sebagai hal

yang sangat penting. Keberadaan substansti community development merupakan

penghargaan terhadap pembangunan dan kebijakan. Dibutuhkan partisipasi civil

society untuk melaksanakan. Partisipasi merupakan kunci awal terlaksananya

good governance.


           Melalui good governance pemerintah diharapkan mampu memberikan

pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pencapaian

tujuan tersebut dapat terlaksana berdasarkan pihak pemerintah, apabila pemerintah

bersikap terbuka dan siap bersikap setara dengan masyarakat.




24
     Sumarto,ibid. hlm 1.


                                             21
Good governance pun memberikan ruang bagi swasta sebagai bagian yang

sangat penting dalam pembangunan untuk terlibat. Hal ini mengingat swasta

memiliki peran andil dalam kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah.

Tujuannya untuk mensinergikan kepentingan dan saling mendukung untuk

menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Sebagaimana dijelaskan oeh

Hidayat Nur Wahid “ Ada tiga komponen yang terlibat dalam governance, yaitu

pemerintah, dunia usaha (comercial society) dan masyarakat pada umumnya

(termasuk partai politik)25 “.


        Sinergi stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan tersebut harus

dilandasi dengan karakteristik atau asas yang menlandasi penyelenggaraan good

governance. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance terdapat asas yang

harus menjadi kepastian dalam Good Public Governance disetiap aspek

pelaksanaan fungsinya yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya

hukum dan kesewajaran dan kesetaraan26.


        Melalui teori ini pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan

menjaga kepercayaan stakeholder dalam setiap isu kebijakan. Keterlibatan

stakeholder pun merupakan modal perbaikan pelayanan pemerintah dan

mencegah disorder development.


2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


2.2.1 Defisini Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

25
   Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Public Governance: Proceeeding Diskusi Panel
dan Workshop Konsep Pedoman Umum. Jakarta: Penerbit Salemba. Hlm. 38.
26
   Ibid, 79.


                                             22
Tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat

menjadi tren dengan hadirnya konsep corporate social responsibility (CSR).

Perusahaan mendapat banyak perhatian oleh banyak kalangan untuk memberikan

kontribusi. Perusahaan sebagai industri dianggap sebagai pihak yang harus

bertanggung jawab dengan keberadaannya. Keberadaan perusahaan yang hadir di

tengan-tengah masyarakat dan lingkungan sering kali memberikan dampak

negatif. Kejayaan perusahaan untuk terus mempertahankan produksi dan industri

memiliki biaya sosial dan ekonomi.


        Hingga saat ini tanggung jawab perusahaan belum memiliki standart yang

jelas. Ukuran perusahaan untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan

masyarakat dan lingkungan masih bersifat mengambang. Tidaklah mengherankan

bila setiap praktisi dan pakar mendefinisikan tanggung jawab perusahaan dengan

kriteria dan konsep yang berbeda-berda. Didefinisikan Johnson and Johnson “

Corporate Social Responsibility is about how companies manage the business

processes to produce en overall positive impact on society “27. Perusahaan sebagai

pihak yang mengelolah perusahaan harus memberikan dampak positif kepada

masyarakat. Perusahaan tidak terbatas melakukan aktifitas bisnis dan memperoleh

keuntungan pribadi. Perusahaan memiliki hubungan kesatuan dengan masyarakat.


        Dampak perusahaan merupakan konsekuensi berdirinya perusahaan.

Perusahaan tidak dapat menutup diri dari keberadaan masyarakat dan lingkungan.

Keberadaan perusahaan harus memberikan keuntungan nilai-nilai sosial maupun


27
  Johnson and Johnson.2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta:
Graha Ilmu.hlm. 46


                                             23
nilai-nilai ekonomi. Konsekuensi perusahaan pun dalam proses produksi harus

mampu memberikan produk yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.


        Sedangkan menurut Lord Holme dan Richard Watts mendefinisikan :


        “ Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by
          business to behave ethtically and contribute to economic development
          while improving the quality of life of the workforce and their families as
          well as of the local community and society at large “28.
        Argumen yang disampaikan oleh Lord Holme dan Richard Watts

menjelaskan bahwa konsep CSR menunjukkan adanya komitmen atas perusahaan

kepada kepada pekerja, keluarga pekerja, masyarakat sekitar dan masyarakat

secara umum. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk turut serta dalam

pembangunan. Hal ini menyangkut sektor sosial dan ekonomi. CSR merupakan

konsekuensi yang harus ditanggung entitas bisnis atas keberadaannya.


        Hal yang menarik dari pendapat Lord Holme dan Richard Watts adalah

komitmen entitas bisnis memiliki peran untuk memberikan kesejahteraan ekonomi

dan sosial tidak terbatas kepada karyawan, keluarga karyawan, masyarakat di

sekitar perusahaan dan masyarakat secara luas. Kepentingan suatu golongan

masyarakat dan masyarakat luas kini tidak terbatas tertuju kepada pemerintah, kini

terdapat golongan swasta yang turut memegang peran. Swasta kini memiliki peran

untuk    turut    berpartisipasi     dalam     pembangunan         dan    memperjuangkan

kesejahteraan.




28
  Lord Holme and Richard Watts. 2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility.
Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 46


                                              24
Komitmen yang diberikan perusahaan kepada masyarakat luas tersebut

bersifat berkelanjutan. Perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya tidak

terbatas aksi pengabdian atau sebagai kewajiban saja. Kegiatan-kegitan yang

hanya bersifat prosedural merupakan langkah-langkah yang belum menyentuh

substansi CSR. Bentuk-bentuk komitmen perusahaan dengan aksi community

development, charity maupun phiilantropy yang hanya dibebankan kepada pihak

tertentu saja bukan mencerminkan suksesnya pelaksanaan CSR. CSR melibatkan

seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan strategis.


           Berdasarkan pemahaman Rachman dan kawan-kawan bahwa CSR

memiliki pengertian dasar berdasarkan ISO 26000 sebagai :


           “ Responsibility of an organzation or the the impact of its decisions and
            activities on society and the enviorement, thought transparant and
            ethichal behavior that contributes to sustainable development, health and
            the walfare of society, takes into accounts the expectations of
            stakeholders; is in compliance with applicble law and consistant with
            international norms of behavior; an is integrated throught the
            organitation and practiced in its relationship “29.
           Tanggung jawab perusahaan turut terlibat dalam aspek sosial dan

lingkungan. Pelaksanaannya mendorong transparansi, menjaga etika untuk

berkelanjuan mendorong pembangunan dalam bidang kesejahterakan masyarakat,

keterlibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan,

mendorong kepastian hukum dan tetap menjalankan norma-norma yang berlaku

dalam hukum internasional. Hal ini penting dalam menjaga integrasi perusahaan

dan menjaga relasi pihak yang terlibat.



29
     Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 17


                                                25
Pelaksanaan komitmen merupakan tanggung jawab setiap pihak yang

terlibat dalam proses produksi maupun pihak-pihak yang memiliki andil dalam

pembangunan. Komitmen perusahaan untuk menjalankan CSR pun harus

melibatkan karyawan, pimpinan perusahaan, pemerintah, konsumen, masyarakat

dan kelompok-kelompok di masyarakat. Hal ini dilakukan berdasarkan alasan

pememenuhan kebutuhan yang telah terjadi dalam proses produksi melibatkan

banyak pihak. Setiap pihak yang terlibat dalam proses produksi tersebut memiiki

peran untuk tetap menjaga hubungan yang sehat untuk memberikan keuntungan

masing-masing pihak. Sinergi kepentingan melalui konsep CSR ini sangat penting

untuk melakukan kontrol masing-masing pihak dan mendorong kemajuan

pemangku kepentingan di level pembangunan.


       Integrasi perusahaan pun merupakan faktor yang sangat penting untuk

mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan harus

melakukan upaya membangun citra kepercayaan publik. Upaya tersebut dapat

terlaksana dengan transparansi perusahaan. Transparansi perusahaan untuk

menyantumkan bentuk-bentuk kandungan hasil produksi merupakan bentuk-

bentuk upaya perusahaan melakukan perlindungan konsumen. Konsumem turut

memiliki hak mengetahui kandungan barang yang dibeli. Konsumen berhak untuk

mengetahui kualitas barang yang telah dibeli.


       Transparansi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial kepada

masyarakat dan sinergi dalam pembangunan adalah informasi yang menyangkut

kepentingan publik. Publik berhak mengetahui kontribusi perusahaan kepada




                                       26
masyarakat sekitar dan lingkungan, agar masyarakat dapat melakukan kontrol

terhadap tanggung jawab perusahaan.


        Sinergi kepentingan antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah

melalui tanggung jawab CSR merupakan suatu etika bagi pihak yang menyangkut

kepentingan masyarakat luas. Melalui etika, perusahaan harus turut memberikan

dampak positif. Tidak terbatas perusahaan yang meraup keuntungan, setiap

pemangku kepentingan harus turut maju secara bersama-sama. Hal ini dilakukan

untuk menghindari kesenjangan sosial. Dan menghambat proses poduksi

perusahaan, pembangunan dan keseimbangan pasar.


        Komitmen ini dilakukan dengan berbasiskan pembangunan berkelanjutan.

CSR dilaksanakan selama perusahaan melaksanakan proses produksi. CSR tidak

dilaksanakan hanya sementara. Komitmen mempertanggung jawabkan eksistensi

perusahaan ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan, dipertimbangkan dalam

jangka waktu yang lama. Hal ini dilaksanakan melalui regulasi kebijakan dan

program yang melibatkan para pakar untuk melakukan riset.


        Pemahaman CSR ini pada dasarnya merupakan konsep yang digagas oleh

John Elikington dengan konsep triple bottom line. Konsep tersebut menempatkan

tiga varian utama sebagai analisa; yaitu melibatkan ekonomi profit, sosial people

dan lingkungan planet 30. Ketiga elemen ini memiliki keterkaitan dalam

pemabangunan berkelanjutan. Pelaksanaan CSR pun melibatkan ketiga varian ini

sebagai pemangku kepentingan utama. Ketiga pemangku kepentingan tersebut

30
   John Elkington. 1998 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha
Ilmu.hlm. 12.


                                               27
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap pemangku

kepentingan memiliki kepentingan untuk saling menunjang dan memberikan

dampak positif.


        Adapun definisi lainnya yang dikemukakan oleh Lingkar Studi CSR

Indonesia “ Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalisir

dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh

pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan agar

mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan “31.


2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


        CSR merupakan moral kepada stakeholder. Perusahaan memiliki

kesadaran memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Pola

kontribusi perusahaan harus memiliki standar yang jelas. Terdapat ciri-ciri umum

perusahaan dapat diidentifikasi dalam melakukan kontribusi.


        Terdapat prinsip-prinsip utama yang menjadi kriteria moral perusahaan.

Disampaikan oleh Alyson Warhurst bahwa terdapat prinsip-prinsip CSR : prioritas

korporat,    manajemen       terpadu,    proses     perbaikan,     pendidikan     karyawan,

pengkajian, produk dan jasa, informasi publik, fasilitas dan operasi, peneliti,

prinsip pencegahan, kontraktor dan pemasok, siaga menghadapi darurat, transfer

best practice, memberi sumbangan, keterbukaan, pencapaian dan pelaporan32.




31
   Lingkar Studi Indonesia dalam Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. Loc.
Cit. Hlm. 15.
32
   Warhurst, Alyson. 1998 dalam Nor Hadi. Lock. Cit. hlm. 63-65.


                                              28
Prioritas Korporat, dipahami adanya tanggung jawab perusahaan sebagai

pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan memiliki kesadaran

memperhatikan keberadaannya. Pemahaman ini mendorong perusahaan untuk

produksi yang ramah lingkungan dan memprioritaskan tanggung jawab sosial

sebagai hal utama. Perusahaan dalam menjalankan operasinya tidak merugikan

pihak tertentu. Bahkan cenderung memberikan hal positif.


       Manajemen terpadu, sebagai perusahaan yang profesional, memiliki visi

dan missi, integritas dan kredibilitas; perusahaan harus mampu mengelola

program, kebijakan dan praktik isu dan aturan ke dalam kegiatan bisnis dan semua

lini manajemen. Adanya aturan dan norma-norma yang berlaku sebagai etika tidak

sebatas sebagai prosedur. Keberadaannya harus mampu dilaksanakan sebagai

regulasi. Melalui regulasi yang disiplin diketahui semua pihak yang terlibat

dengan tanggung jawab masing-masing. Dan setiap pihak pun mengetahui peran

dan aturan main yang jelas.


       Proses    kebaikan,    melakukan     kinerja   berkesinambungan     untuk

memperbaiki program, kebijakan dan keberadaan kondisi sosial yang ada.

Perbaikan dilakukan melalui riset. Riset dilakukan untuk mengetahui kebutuhan

yang berdara di lapangan, serta mengetahui substansi permasalahan.


       Prinsip ini perlu dilakukan agar keberadaan perusahaan tidak terbatas pada

kondisi stagnan. Tidak berkembangnya situasi dan kondisi memiliki implikasi

perubahan positif. Disisi yang berbeda situasi dan kondisi di lapangan selalu




                                       29
berubah-ubah. Peran perusahaan untuk tetap eksis dan mengetahui kondisi

lapangan dapat dilakukan melalui penelitian.


       Pelaksanaan kegiatan ini tampaknya menyibukkan perusahaan untuk

mengurusi kontribusi yang diberikan kepada masyarakat, dibandingkan perolehan

profit. Hal ini tidak seutuhnya terkesan negatif, bila diperhitungkan dengan

untung dan rugi. Terdapat investasi sosial yang harus dipertimbangkan melalui

aktifitas ini. Alasan keuntungan investasi sosial adalah setiap pelaksanaan

kegiatan dan kebijakan CSR tidak lepas dari para stakeholder. Para pemangku

kepentingan mensinergikan kepentingan.


       Melalui kegiatan ini semua pemangku kepentingan akan diuntungkan. Hal

ini harus dipahami bahwa penyelenggara kegiatan tidak terbatas oleh perusahaan.

Akan tetapi perusahaan adalah penggerak utama monitoring kondisi yang telah

ada. Perbaikan ini tentu harus melibatkan semua pihak untuk menyampaikan

argumen.


       Pendidikan karyawan, upaya pendidikan dan pelatihan kepada karyawan

adalah bagian dari pada pelaksanaan konsep CSR. Pelatihan kepada karyawan

merupakan upaya peningkatan kualitas kepada konsumen dan pola produksi.

Kualitas kepada konsumen merupakan out put yang diberikan perusahaan kepada

masyarakat luas. Perusahaan memberikan produk dan hasil yang dapat diterima

oleh masyarakat. Kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan produk yang

diapresiasi masyarakat membutuhkan kerjasama. Kerjasama dengan totalitas




                                       30
membutuhkan kemampuan yang memadai untuk menghasilkan produk yang

maksimal.


       Sedangkan pola produksi memiliki peran yang besar dalam proses

produksi. Pola produksi menekankan kepada proses internal perusahaan.

Perusahaan membutuhkan kemampuan tenaga kerja yang berkualitas untuk

meraih keuntungan maksimal. Perusahaan membutuhkan karyawan dan manajer

yang mampu terus berinovasi. Melalui sumber daya yang berkualitas pola

produksi akan berjalan dengan efektif. Perusahaan membutuhkan bahan faktor

produksi, proses produksi dan waktu produksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

pola produksi. Disinilah pendidikan karyawan merupakan kebutuhan yang sangat

penting.


       Proses produksi merupakan kelangsungan perusahaan. Perusahaan hidup

dengan sistem produksi yang melibatkan pasar. Antara permintaan dan penawaran

barang dan jasa ditentukan oleh pasar. Hal yang harus diperhatikan dalam proses

produksi adalah penekanan biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang

maksimal. Keuntungan maksimal tersebut dapat diperoleh melalui proses internal

dan eksternal perushaan. Proses yang melibatkan internal dan eksternal

merupakan sistem yang harus terjaga. Sistem tersebut diantaranya dapat terjaga

dengan menghasilakan produk yang tetap diminati oleh pasar. Kualitas produk

dapat terjaga dengan memaksimalkan pendidikan karyawan. Maka pendidikan

karyawan merupakan bagian dari sistem perusahaan. Keberlangsungan proses

produksi sangat dipengaruhi pendidikan karyawan. Pendidikan karyawan

dilaksanakan selama perusahaan tersebut berproduksi.


                                      31
Kajian merupakan upaya mengetahui dampak lingkungan dan sosial

sebelum atau sesudah proyek perusahaan. Prinsip ini dalam kondisi praktik di

lapangan sangat penting sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Pengkajian

sebagai riset dapat dilakukan dengan survei, reseach pendahuluan atau penelitian

lainnya. Satu kondisi lapangan hendaknya dapat diketahui potensi keuntungan,

kerugian dan dampak yang dihasilkan sebelum suatu proyek perusahaan

dilakukan. Prediksi perusahaan merupakan langkah sistematis untuk melakukan

proyek dengan langkah yang diperhitungkan. Keberadaan perusahaan harus

diperhitungkan untuk dapat ramah terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui

prediksi berdasarkan riset yang telah ada, perusahaan dapat mengetahui langkah

yang harus diambil untuk dapat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Baik

dari segi lingkungan, sosial, budaya, pemerintah dan lain-lain. Prediksi ini

merupakan langkah menuju agenda pembangunan secara bersama. Setelah dapat

diketahui prediksi-prediksi yang ada, perusahaan dapat melakukan dialog dengan

para pemangku kepentingan. Dialog tersebut dimaksudkan untuk melakukan

pembangunan yang berkelanjutan. Keberadaan perusahaan harus mampu

melakukan kordinasi dengan pemangku kepentingan. Bahkan keberadaan

perusahaan harus mampu menjadi pelopor agenda pembangunan.


       Seteletah perencanaan dan keputusan dilaksanakan, perusahaan masih

memiliki tanggung jawab evaluasi. Evaluasi adalah upaya peninjauan kembali

atas keberadaan perusahaan dan upaya kontribusi yang telah dilakukan oleh

perusahaan. Evalusi perusahaan menyangkut kondisi sosial dan ekonomi yang ada

di perusahaan. Terlebih suatu perusahaan yang bergerak mengekspoitasi sumber


                                      32
daya alam. Kontribusi yang diberikan perusahaan kepada alam pun harus tetap

diperhatikan. Ekosistem alam yang ada harus tetap terjaga. Keberadaan

perusahaan bukan untuk merusak ekosistem yang ada. Perusahaan justru harus

mampu melestarikan sumber daya alam yang terbatas.


       Hal ini menjadikan penting bagi perusahaan melakukan evaluasi. Sebelum

perusahaan melaksanakan aktivitas yang lebih jauh atau meninggalkan area kerja.

Tidaklah etis perusahaan meninggalkan lingkungan yang telah dieksploitasi

sumber dayanya, hingga berakibat terhadap kerusakan lingkungan. Kerusakan

yang terjadi merupakan permasalahan yang komprehensif bagi sarana dan pra

sarana umum, potensi yang dilakukan perusahaan ataupun keberlangsungan

daerah beberapa tahun selanjutnya.


       Produk dan Jasa, merupakan kostribusi perusahaan kepada konsumen dan

lingkungan. Produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan dapat ramah terhadap

lingkungan. Produk dan jasa tidak lepas dari limbah atau sampah. Keberadaannya

hendaknya dapat ditanggulangi; tidak menjadi permasalahan bagi lingkungan,

tercemarnya alam, rusaknya ekosistem dan permasalahan lainnya.


       Produk dan jasa menjadi kebutuhan masyarakat secara luas, sebagai

konsekuensinya terdapat sisa produksi yang tidak dapat dipakai. Permasalahn ini

tentu menjadi bagian tanggung jawab perusahaan. Keberadaan kendaraan

bermotor dapat mencemari udara, keberadaan produk makanan cepat saji

menyisakan sampah plastik; sampah plastik sulit diurai.




                                       33
Informasi publik; upaya memberikan informasi terkait dengan perusahaan,

produk, pendidikan kepada pelanggan, penggunaan produk yang aman demikian

halnya dengan jasa yang diberikan. Informasi kepada publik merupakan kegiatan

untuk memberikan pemahaman kepada konsumen maupun masyarakat secara luas

bahwa suatu produk memiliki kemampuan dalam hak tertentu dan terdapat

batasan dalam hal guna. Hal ini perlu disampaikan dengan tujuan konsumen

mengetahui kegunaan barang dan resiko penggunaan barang. Bahkan perusahaan

harus mampu mendidik konsumen dalam mempergunakan barang dan jasa.

Tujuannya      adalah     untuk    perlindungan          konsumen      dan   mengantisipasi

kemungkinan yang tidak diinginkan.


       Kepuasan         konsumen     merupakan           bagian   kesuksesan   perusahaan.

Perusahaan yang mendapatkan kepercayaan dari konsumen memiliki apresiasi,

agar publik tidak ragu menggunakan produk atau jasa perusahaan. Hal ini cukup

penting untuk meminimalisir potensi konflik.


       Fasilitas    dan     Operasi     merupakan            prinsip    perusahaan    untuk

mempergunakan       temuan,       rancangan        dan    mengoperasikan     temuan   yang

mempertimbangkan dampak lingkungan. Perusahaan harus tetap berinovasi untuk

meminimalisir dampak negatif kepada lingkungan dan sosial-ekonomi. Hal ini

dapat dilakukan dengan mengetahui perkembangan tekhnologi dan informasi.

Teknologi dan informasi harus dipergunakan untuk perlindungan setiap pemangku

kepentingan.




                                              34
Perusahaan tidak dapat menganggap sepele keberadaan penggunaan

tekhnologi yang tidak ramah. Beragam dampak dapat menjadi permasalahan bagi

perusahaan itu sendiri. Permasalaan kecil dapat menjadi permasalahn yang besar

bila permasalahn kecil terus bertambah. Bergulirnya waktu menjadikan

perusahaan berhadapan dengan masalah yang mengumpul.


       Penelitian adalah pendukung pihak-pihak yang meneliti dampak sosial

bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha.

Perusahaan selalu membutuhkan inovasi untuk menghasilkan beragam hal yang

efektif dan efisien. Perusahaan hadir dengan meminimalisir dampak negatif dan

memaksimalkan dampak positif. Perusahaan menggunakan modal minimal

dengan harapan memperoleh hasil maksimal. Hal inilah yang menjadikan

perusahaan memperoleh keuntungan. Upaya memperoleh keuntungan ini

membutuhkan     langkah-langkah     penuh    pertimbangan.    Perusahaan     pun

membutuhkan data kekurangan dan kelebihan yang dimiliki.


       Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan tidak dapat

ditanggulangi oleh perusahaan itu sendiri. Sangatlah relevan melibatkan peneliti

ataupun pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ini

merupakan cek dan kontrol perusahaan. Melalui penelitian yang ada, perusahaan

dapat meningkatkan produksi.


       Prinsip pencegahan adalah antisipasi atas proses produksi, hasil produksi,

keberadaan perusahaan di lingkungan dan lain-lain. Pencegahan dilakukan dengan

mempertimbangkan dampak negatif, walau dalam kenyataannya belum tejadi.



                                       35
Pencegahan dilakukan dengan melakukan perbaruan atau memodifikasi sistem

pemasaran, penggunaan produk dan lain-lain.


       Tanggung jawab kontraktor dan pemasok perusahaan harus dipegang

teguh. Tidak terbatas perusahaan sendiri yang berhadapan dengan masyarakat

sekitar. Kontraktor dan pemasok dalam aktivitasnya dengan perusahaan harus

mampu memberikan dampak positif. Kesenjangan sosial harus diminimalisir

untuk mempertahankan kondisi yang kondusif. Keberadaan masyarakat harus

disinergikan dengan pihak pemasok atau kontraktor.


       Siaga menghadapi darurat dimaksudkan menjaga keselamatan karyawan

dan lingkungan sekitar. Upaya siaga dapat dilakukan melalui kordinasi dengan

pihak-pihak yang berkompeten.


       Siaga menghadapi darurat harus ditekankan sebagai kebutuhan dan syarat

operasi perusahaan. Kondisi darurat dapat terjadi secara tiba-tiba, dan

membutuhkan    penanganan cepat.     Penekanan       siaga   menghadapi   darurat

menyangkut hak vital manusia.


       Taransfer Best Practice merupakan kontribusi kepada publik, lembaga

bisnis dan lembaga pemerintahan. Kontribusi yang dilakukan perusahaan kepada

publik dapat dilakukan dengan turut berpartisipasi dalam proses kebijakan

ataupun melakukan gerakan sosial.


       Kontribusi perusahaan adalah upaya bersama untuk maju bagi pihak-pihak

yang membutuhkan. Upaya kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial.




                                     36
Kesadaran perusahaan untuk peduli adalah salah satu etika untuk saling

menolong.


       Adapun bentuk-bentuk kegiatan ini adalah memberikan bantuan

pendidikan bagi siswa tidak mampu, memberikan bantuan dana bagi keluarga

tidak mampu dan banyak hal lainnya yang dapat dilakukan. Tujuannya untuk

memberikan bantuan secara nyata. Bantuan dapat digunakan secara langsung oleh

pihak yang bersangkutan.


       Memberi    sumbangan     merupakan   usaha   bersama    dalam   rangka

pengembangan kebijakan publik, bisnis, lembaga pemerintah dan lintas

departemen dan lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan bimbingan dan

pelatihan. Melalui kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran tanggung jawab dan

memunculkan program yang berbasis pada kepentingan masyarakat.


       Perusahaan sebagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini ditekankan

untuk mampu hadir sebagai pihak yang menseponsori. Bahkan perusahaan akan

lebih baik bila menjadi pelopor. Keberadaan perusahaan merupakan pihak yang

penting hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan pun harus mampu

bersinergi dalam proses kebijakan.


       Keterbukaan, hal yang sangat penting dalam berdialog. Perusahaan dalam

menjalin hubungan harus mampu berdialog terkait dengan keberadaan

perusahaan. Perusahaan pun harus siap berhadapan dengan pihak mana pun yang

merasa terganggu dengan keberadaan perusahaan dan keluhan-keluhan lainnya.




                                     37
Adapun pihak-pihak yang perlu diajak dialog secara berskala adalah

pekerja dan publik. Keberadaannya merupakan bagian yang berperan penting bagi

perusahaan. Pekerja mewakili internal perusahaan atas keluhan dalam proses

produksi. Sedangkan publik adalah pihak yang bersentuhan dengan keberadaan

perusahaan.


       Pencapaian dan pelaporan, melakukan evaluasi kinerja yang telah

dilakukan secara keseluruhan. Melakukan pengkajian sebagaimana target yang

telah ditetapkan perusahaan dan mengevaluasi antara harapan pemangku

kepentingan dengan kegiatan yang telah dilakukan. Dan melakukan analisis sesuai

konstitusi yang berlaku.


       Pihak yang berhak mengetahui laporan tersebut diantaranya pemegang

saham, dewan direksi, pekerja dan publik. Hal ini penting agar pemangku

kepentingan mengetahui kondisi yang dihadapi perusahaan. Kegiatan yang telah

dilakukan menjadi koreksi bersama. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran

dan partisipasi.


       Melalui prinsip-prinsip ini perusahaan tidak terbatas sebagai golongan

yang mengekspolitasi dan mencari keuntungan. Perusahaan pun memiliki

tanggung jawab kepada lingkungan, pemerintah dan masyarakat.


2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


       Pada era klasik, CSR bukanlah hal baru bagi peradapan manusia. CSR

secara tidak langsung hadir searah dengan etika, sejak manusia mengenal hidup




                                      38
bersama dan mengenal perdagangan. Etika diakui masyarakat melalui norma yang

berlaku secara formal maupun secara tidak formal.


           Sekitar tahun 1700 BC Raja Hammurabi dari bangsa Mesopotamia telah

menetapkan kebijakan terhadap pelaksanaan perdagangan kayu perhutanan. Pada

massa tersebut terjadi penebangan secara besar-besaran. Eksploitasi lahan secara

besar-besaran mengakibatkan erosi dan pencemaran udara. Dalam undang-undang

ditetapkan bahwa pelaku bisnis dan petani kayu di wilayah perhutanan harus

mampu memberdayakan masyarakat sekitar dan ramah terhadap lingkungan. Bila

pelaku bisnis tidak melaksanakan kegiatan tersebut mendapatkan sangsi penjara

hingga hukuman mati.


           Berkembang pada era 1920-an, perdebatan konsep tanggung jawab kepada

lingkungan dan sosial menjadi perhatian banyak kalangan. Kemunculan

industrialisasi memiliki konsekuensi kerusakan lingkungan dan dampak sosial.

Sebagai contohnya meningkatnya kriminalitas. Pada era ini para pelaku bisnis

mulai mengunakan l keuntungannya untuk aksi-aksi bersifat filantropi.


           Kegiatan tanggung jawab sosial turut didukung oleh Dekan Sekolah Bisnis

Harvard; Wallace B. Donham. Menurut Donham, kaum pebisnis memulai pola

baru. Pada era sebelumnya bisnis tidak peduli dengan tanggung jawab sosial,

meskipun lingkungan sosial mengharapkan tanggung jawab dari pelaku bisnis33.


           Era 1960-1970 diwarnai dengan buku silent sprint oleh Rachel Carson.

Buku tersebut menarik perhatian publik untuk melihat dampak industri terhadap

33
     Hadi, Nor.dkk. Lock. Cit. hlm. 21-23.


                                             39
lingkungan. Isu buku tersebut bertambah keras dengan kemunculan perusahaan

mobil General Motor dan Standard Oil (Exxon Mobil). Perusahaan tersebut

memproduksi limbah timbal sangat banyak, kondisi tersebut semakin menarik

perhatian anggota Senat Amerika Serikat untuk melakukan uji kelayakan. Isu

lingkungan menjadi kepentingan bersama antara masyarakat, pemerintah dan

pelaku usaha. Kebijakan lingkungan melewati proses yang panjang karena

mendapat kawalan banyak pihak.


       Pada era 1980-1990 keberadaan industri kembali menjadi peringatan

keprihatinan dunia. Terjadi peledakan industri nuklir di Chernobyl Ukraina dan

keracunan masal di Bhoqal India. Serta adanya penemuan lubang lapisan ozon

akibat industri. Periode ini merupakan cikal bakal isu pemanasan global.


       Pada periode 1990-2000 terjadi kasus perang teluk persia berakibat pada

kebocoran kilang minyak dan kerusakan alam. Peristiwa itu mendorong

pengambilan keputusan politik untuk memperhatikan lingkungan dan kondisi

sosial ekonomi. Bahkan isu perang menjadi bagian isu lingkungan. Banyak pihak

yang memantau kebijakan genjatan senjata, karena diharapkan harus sesuai

dengan norma kemanusian dan lingkungan.


       Pada era 2000-an masyarakat lebih selektif mengontrol kebijakan

pemerintahan Amerika sebagai pemenang dunia ketiga. Pada era itu diharapkan




                                       40
setiap kebijakan mempertimbangkan dampak lingkungan terhadap masyarakat

sekitar34.


           Perkembangan sejarah CSR turut ditandai dengan keberadaan kaum

intelektual. Kaum intelektual merupakan pihak yang turut memberikan

sumbangan tolok ukur penerapan konsep CSR. Perkembangan konsep yang

disumbangkan kaum intelektual memberi kepastian hukum positif. Konsep

tersebut tidak terbatas mewarnai kebijakan di lingkup nasional, akan tetapi CSR

menjadi isu kebijakan dalam lingkup internasional. Adapun tabel yang

menerangkan secara singkat konsep perkembangan CSR, yaitu


Tabel 1 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
1953        Diterbitkan “ Social Responsibility of Businessman “ karya Howard
            Bowen yang kemudian dikenal dengan Bapak CSR.
1987        The World Commisission on Emvironment and Development (WECD)
            dalam Bruntland Report, menembangkan tiga komponen penting
            (sustainable development), yang didasarkan kepada pengembangan
            lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai sesuatu
            yang harus dilakukan semua pihak, termasuk perusahaan.
1992        KTT Bumi di Rio Deneiro menegaskan konsep pembangunan
            berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan kepada
            perlindungan lingkungan hidup, pembangunan sosial dan ekonomi
            sebagai sesuatu yang mesti dilakukan semua pihak, termasuk
            perusahaan.
1998        Konsep CSR semakin populer terutama setelah kehadiran buku
            Cannibal with folks: The Triple Bottom Line in 21 st Century Business
            (1998), karya John Elkington. Dia mengemas CSR dalam tiga fokus: 3P,
            singkatan dari profit, planet, dan people.
2002        Wold Summit Sustainable Development di Yohanburg memunculkan
            Social Responsibility yang mengirigi dua konsep sebelumnya yaitu
            economic dan environment sustainability.
2010        Diberlakukan ISO 26000 suatu standar operasional dan norma
            pelaksanaan tanggung jawab sosial dari organisasi-organisasi termasuk
            perusahaan yang terhimpun dalam Guidance Social Responsibility35

34
     http//www.runet.edu/-wkovarik/hist1/timeline.news.html 29 September 2011
35
     Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 82


                                              41
2.2.4 Double Diamond


        Double Diamond merupakan perkembangan dari analisis keunggulan

bersaing yang digagas oleh Michael Porter, atau disebut Fircle Force. Sebuah

konsep yang turut diadopsi menjadi bagian tanggung jawab sosial perusahaan.

Analisis tersebut menganalisis persaingan industri berdasarkan sisi supplay chain

(supplier dan pelanggan) dan pasar (pemain baru dan substitusi). Berdasarkan

hasil analisis menunjukkan bahwa persaingan industri membutuhkan kemandirian

industri.


        Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa keberadaan industri tidak

seutuhnya dapat mandiri. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

Sebagai pertimbangan tercapainya industri yang mandiri dan mendorong

persaingan pasar dibutuhkan pemberdayaan bagi masyarakat dan mendorong

industri bangkit. Aspek pemberdayaan tersebut pada direalisasikan dalam aspek

ekonomi. Dalam perkembangannya, kebutuhan pemberdayaan turut dipengaruhi

oleh aspek sosial. Keberadaan aspek sosial dan ekonomi saling mempengaruhi

satu sama lain.


        Berdasarkan faktor tersebut transformasi masyarakat menggunakan

Double Diamond. Analisis Double Diamond menggunakan aspek sosial dan

ekonomi sebagai cerminan. Dalam hal ini keberadaan sosial diharapkan mampu

mempengaruhi kondisi ekonomi.


        Transformasi sosial ekonomi masyarakat dilaksanakan pada wilayah

terkecil yaitu kecamatan. Lingkup kecamatan merupakan hubungan masyarakat


                                       42
dan perusahaan. Batasan ini merupakan tolok ukur terlaksananya kemandirian

masyarakat.


       Tantangan    utama   Double    Diamond     bukanlah    keadaan   geografi

masyarakat, melainkan pola sosial ekonomi yang dibangun masyarakat. Pola

sosial ekonomi mempengaruhi perkembangan dunia bisnis yang berada di

lingkungan sekitar, beserta mempengaruhi tingkat perkembangan masyarakat.

Pihak yang dianggap memiliki peran penting dalam konsep Double Diamond

adalah pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Keberadaan elemen ini

merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam transformasi sosial ekonomi

di masyarakat. Tidak dapat dapat dipungkiri bahwa konsep analisis Double

Diamond tidak lepas dari teori good governance sebagai sinergi kebijakan.


       Manfaat pelaksanaan Double Diamond ini adalah memetakan, menggali

dan mengenali potensi positif daerah. Pemetaan ini cukup koprehensif untuk

mengetahui pola     hubungan pemangku        kepentingan,    permasalahan   yang

berkembang dan lain-lain. Disisi yang berbeda, Double Diamond turut

mengetahui keunggulan potensi daerah.


       Hal yang harus dipahami dalam Double Diamond adalah unit analisis

transformasi sosial ekonomi. Transformasi sosial ekonomi merupakan upaya

sinergi kepentingan. Berdasarkan analisis Double Diamond terdapat aspek internal

dan eksternal mempengaruhi kondisi sosial ekonomi. Aspek eksternal meliput

pemerintah dan peluang ekonomi.




                                        43
Pemerintah bukanlah pihak yang terlibat dalam internal sosial ekonomi

Double Diamond. Keberadaannya turut memiliki peran penting dalam

mempengaruhi pertumbuhan, pengembagangan sosial ekonomi              masyarakat.

Pengaruh pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam kebijakan, pembangunan

dan respon pemerintah kepada suatu isu.


       Peluang ekonomi merupakan faktor ekonomi yang berada di dalam dan di

wilayah kajian. Keberadaannya memiliki pengaruh dalam sosial ekonomi wilayah

yang di kaji. Keberadaannya merupakan peluang bagi perusahaan dan masyarakat

untuk mengutungkan. Faktor sosial ekonomi membutuhkan dukungan peluang

ekonomi di luar wilayah kajian. Sebagai contohnya; keberadaan bencana alam dan

krisis global yang terjadi. Hal ini merupakan kejadian yang tidak disangka.

Keberadaan sosial ekonomi pada suatu daerah terpengaruhi oleh bencana alam

atau krisis global, walau di daerah yang bersangkutan tidak mengalami bencana

tersebut. Disini terjadi faktor yang mempengaruhi peluang ekonomi.


       Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi sosial ekonomi merupakan

pola transformasi sosial ekonomi swasta dan masyarakat. Adapun7 Pedoman

transformasi sosial ekonomi internal Double Diamond, yaitu prilaku dan nilai-

nilai sosial, rangsangan perubahan sosial, modal sosial dan kelembagaan, kondisi

input sosial budaya dan kondisi input ekonomi, kondisi dan prilaku persaingan,

kondisi dan prilaku persaingan, kondisi permintaan dan rangsangan komersial,

lapis-lapis prilaku ekonomi dan kondisi rantai nilai usaha.




                                        44
Prilaku dan nilai-nilai sosial merupakan survei dan pemetaan perilaku

yang menjadi kebiasaan masyarakat dan nilai suatu fenomena sosial di mata

masyarakat yang bersangkutan. Bedasarkan pemetaan ini menyangkut :


      a) Permasalahan gender.

      b) Status sosial menyangkut pekerjaan.

      c) Struktur sosial dan pendapatan.

      d) Apresiasi terhadap pendidikan, produktivitas dan etos kerja.

      e) Nilai dan kepercayaan masyarakat, keberadaan kearifan lokal, adat-

         istiadat,   karakteristik   masyarakat,pola   hubungan   sosial,   motif

         penggerak tingkah laku masyarakat.

      f) Pengalaman masyarakat

      g) Pengetahuan masyarakat terhadap CSR.


      Rangsangan perubahan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi

perubahan sosial budaya yang ada di masyarakat. Adapun poin yang menjadi

pertanyaan menyangkut:


      a) Mobilitas sosial.

      b) Pola interaksi peduduk pendatang.

      c) Perantau terdidik dan pendidikan keluar daerah.

      d) Difusi sosial-asimilasi sosial.

      e) Brain drain

      f) Kehadiran tekhnologi, informasi dan trasnportasi.

      g) Pola komunikasi dan informasi.



                                           45
Modal sosial dan kebudayaan merupakan pemetaan yang menjadi modal

sosial dan kelembagaan yang terdapat di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi:


        a) Kelompok dalam masyarakat.

        b) Kelompok dan pola kepemimpinan

        c) Hubungan kondisi internal kelompok

        d) Hubungan kondisi eksternal kelompok

        e) Kelembagaan adat, sosial dan ekonomi

        f) Hubungan dan lembaga di antara masyarakat dan perusahaan


        Kondisi Faktor Input (Sosial dan Ekonomi) merupakan keberadaan situasi

dan kondisi yang menjadi modal dasar sosial ekonomi di masyarkat. Faktor imput

terdiri dari :


        a) Potensi alam, bentuk lahan dan keberadaan geografi daerah

        b) Sebaran pelaku usaha

        c) Infrastruktur fisik (jalan, listrik, air bersih dan fasilitas umum)

        d) Infrastruktur komunikasi dan transportasi

        e) Lembaga pelayanan umum

        f) Informasi/pendidikan CSR

        g) Kebijakan, program dan peraturan daerah

        h) Kondisi sumber daya alam dan sumberdaya manusia


        Kondisi dan prilaku persaingan berfungsi menganalisis keberadaan aktor

dan pola persaingan usaha di wilayah. Pisau analisa mencakup :




                                           46
a) Apresiasi kepada dunia usaha

           b) Perilaku dan pola berusaha

           c) Respon terhadap investasi luar

           d) Kondisi persaingan dan kerja sama


           Kondisi permintaan dan rangsangan komersial merupakan faktor yang

menjadi rangsangan dan permintaan bagi masyarakat dalam sosial ekonomi.

Faktor yang mempengaruhi mencakup:


           a) Kondisi permintaan lokal

           b) Permintaan dari tempat yang berbeda

           c) Apresiasi mutu dan permintaan oleh penduduk lokal

           d) Pembelian yang merangsang inovasi


           Lapis-lapis Pelaku Ekonomi menjelaskan keberadaan pelaku dan pola

rantai usaha dilaksanakan. Sebagai perbandingan mencakup :


          a) Ketersediaan lembaga pendukung ekonomi

          b) Ketersediaan lapis industri pendukung

          c) Interaksi antar pelaku usaha

          d) Kondisi rantai usaha36


2.3 Hukum Positif


           Hukum yang mengatur tanggung jawab sosial perusahaan kepada

masyarakat        lokal,   pemerintah     dan    kepada     lingkungan     cukup   banyak.


36
     Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. hlm. 136-159


                                                47
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama
Implementasi CSR PT Tirta Investama

More Related Content

What's hot

Imagistică în reabilitarea medicală.pdf
Imagistică în reabilitarea medicală.pdfImagistică în reabilitarea medicală.pdf
Imagistică în reabilitarea medicală.pdfOdriVieru1
 
Rezervatii naturale
Rezervatii naturaleRezervatii naturale
Rezervatii naturalestefanmoraru
 
Prezentacija zakona o zaštiti potrošača
Prezentacija  zakona o zaštiti potrošačaPrezentacija  zakona o zaštiti potrošača
Prezentacija zakona o zaštiti potrošačaPredrag Dupalo
 
Kirurgija prirođenih srčanih grešaka
Kirurgija prirođenih srčanih grešakaKirurgija prirođenih srčanih grešaka
Kirurgija prirođenih srčanih grešakaDomina Petric
 
Glosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiGlosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiTraian Mihaescu
 
Нервни центри и вегетативен нервен систем
Нервни центри  и вегетативен нервен системНервни центри  и вегетативен нервен систем
Нервни центри и вегетативен нервен системNela Najdoska
 
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)svetlanabratescu
 
3 2 Interfete Grafice
3 2 Interfete Grafice3 2 Interfete Grafice
3 2 Interfete GraficeVasile Filat
 
Positiivne klienditeenindus
Positiivne klienditeenindusPositiivne klienditeenindus
Positiivne klienditeenindusbirge
 
Glosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiGlosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiTraian Mihaescu
 

What's hot (15)

osnovna teorija muzike.ppt
osnovna teorija muzike.pptosnovna teorija muzike.ppt
osnovna teorija muzike.ppt
 
Imagistică în reabilitarea medicală.pdf
Imagistică în reabilitarea medicală.pdfImagistică în reabilitarea medicală.pdf
Imagistică în reabilitarea medicală.pdf
 
Rezervatii naturale
Rezervatii naturaleRezervatii naturale
Rezervatii naturale
 
Anatomie: Măduva Spinării
Anatomie: Măduva SpinăriiAnatomie: Măduva Spinării
Anatomie: Măduva Spinării
 
0 padurea
0 padurea0 padurea
0 padurea
 
Prezentacija zakona o zaštiti potrošača
Prezentacija  zakona o zaštiti potrošačaPrezentacija  zakona o zaštiti potrošača
Prezentacija zakona o zaštiti potrošača
 
Kirurgija prirođenih srčanih grešaka
Kirurgija prirođenih srčanih grešakaKirurgija prirođenih srčanih grešaka
Kirurgija prirođenih srčanih grešaka
 
Glosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiGlosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toracelui
 
Нервни центри и вегетативен нервен систем
Нервни центри  и вегетативен нервен системНервни центри  и вегетативен нервен систем
Нервни центри и вегетативен нервен систем
 
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)
Poiect in cadrul bilunarului ecologic ( Salvati natura)
 
Управни говор
Управни говорУправни говор
Управни говор
 
Axila
AxilaAxila
Axila
 
3 2 Interfete Grafice
3 2 Interfete Grafice3 2 Interfete Grafice
3 2 Interfete Grafice
 
Positiivne klienditeenindus
Positiivne klienditeenindusPositiivne klienditeenindus
Positiivne klienditeenindus
 
Glosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toraceluiGlosar de termeni in imagistica toracelui
Glosar de termeni in imagistica toracelui
 

Similar to Implementasi CSR PT Tirta Investama

Willingnes to pay Retribusi Sampah
Willingnes to pay Retribusi SampahWillingnes to pay Retribusi Sampah
Willingnes to pay Retribusi Sampahtritoliz
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...Muhamadawalludinapri
 
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...Rohmat Sholeh
 
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...Luqman Praditio
 
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020Musriadi Adi
 
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.pptssuserbf11831
 
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.pptssuserbf11831
 
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptx
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptxKelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptx
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptxMuhHafidz2
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiSTISIPWIDURI
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergiiwan setiawan
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUsukrino
 
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...BeliaLesmana
 
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...Novita Rini Wardani
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapanganbarita
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatifDewi
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatifDewi
 

Similar to Implementasi CSR PT Tirta Investama (20)

Willingnes to pay Retribusi Sampah
Willingnes to pay Retribusi SampahWillingnes to pay Retribusi Sampah
Willingnes to pay Retribusi Sampah
 
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
SKRIPSI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR F...
 
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...
Skripsi kualitas layanan (inovasi listrik prabayar) pt. pln (persero) di wila...
 
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...
Implementasi CSR PT. Unilever Indonesia melalui Program Jakarta Green and Cle...
 
Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo Program CSR Lapindo
Program CSR Lapindo
 
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020
Peran dinas p2 tp2a kukar dalam menangani kekerasan anak 2020
 
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
 
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
1. Edy Pras FIL & TATA TERTIB KKN I 2016.ppt
 
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptx
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptxKelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptx
Kelompok 11_Tugas review jurnal pekerjaan sosial.pptx
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 
Prosiding bambang shergi
Prosiding  bambang shergiProsiding  bambang shergi
Prosiding bambang shergi
 
KODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURUKODE ETIK PROFESI GURU
KODE ETIK PROFESI GURU
 
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
skripsi HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN FREKUENSI PENGGUNAAN GAWAI DENGAN PE...
 
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...
PERILAKU ADAPTASI DALAM UPAYA KONSERVASI KARBON HUTAN DI KAWASAN TAMAN NASION...
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja LapanganLaporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
Laporan Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatif
 
Proposal kualitatif
Proposal kualitatifProposal kualitatif
Proposal kualitatif
 
doc
docdoc
doc
 

Recently uploaded

Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptBennyKurniawan42
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024MALISAAININOORBINTIA
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxSelviPanggua1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 

Recently uploaded (20)

Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.pptPPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
PPT uji anova keterangan dan contoh soal.ppt
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
PAMPHLET PENGAKAP aktiviti pengakap 2024
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptxKualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
Kualifikasi dan Kompetensi Guru Profesi Kependidikan .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 

Implementasi CSR PT Tirta Investama

  • 1. IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Metode Ilmu Politik Oleh: JATI SEPUTRO NIM. 0811250032 JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
  • 2. IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Brawijaya Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Dengan Minat Utama Metode Ilmu Politik Disusun Oleh: JATI SEPUTRO NIM. 0811250032 JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
  • 3. Motto : Dengan menebut nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Kesuksesan dan kebahagiaan yang sebenarnya adalah memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada siapapun Sekripsi ini, ku persembanhkan kepada : Haries Sihombing, Sri Rejeki, Murniwati Ndraha, Lugas Ranjing Apta Sakti, Keluarga Besar, Umat.
  • 4. i
  • 5. ii
  • 6. KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada Rasulullah Muhammad SAW. Atas limpahan rahmat dan karunian-Nya sehingga laporan sekripsi berjudul “IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dapat terselesaikan. Penulis berterima kasih kepada banyak pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Berkat perannya, baik secara langsung mau pun tidak secara langsung mempengaruhi rampungnya penelitian ini. Penulis menyadari laporan sekripsi ini mempunyai banyak kekurangan. Berdasarkan segenap kerendahan hati penulis membuka kritik dan saran dari banyak pihak yang peduli serta dosen pembimbing guna penyempurnaan laporan Praktek Kerja Nyata ini. Besar harapan saya, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi, masyarakat luas dan pihak lainnya. Hormat saya, Malang, 23 November 2012 Penyusun, Jati Seputro iii
  • 7. ABSTRAK Sekripsi karya Jati Seputro, “IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF PEMERINTAHAN YANG BAIK : Studi Kasus PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “ dibawah bimbingan Ibu Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si dan Bapak Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si. Terdapat tiga hal menarik dari latar belakang penelitian ini. Pertama, keberadaan warga dan PT Tirta Investama mengeksploitasi air tanah dengan kepentingan berbeda. Kepentingan keduanya dapat bersinergi dengan harmonis. Kedua, PT Tirta Investama menyelenggarakan tanggung jawab sosial perusahaan (TSP) di NTT dengan biaya besar pada lingkup nasional, kelayakan TSP pada lingkup lokal (khususnya Dusun Jatianom) menarik peneliti meninjau langsung. Ketiga, pelaksanaan TSP PT Tirta Investama disambut Wakil Bupati Pasuruan sebagai harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 2010. Sedangkan peraturan daerah tingkat Jawa Timur yang mengatur TSP disahkan tahun 2011. Fokus penelitian yang muncul “Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan?” dan “Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan?”. Metode penelitian ini adalah studi kasus. Pemilihan informan yang dilakukan adalah key person dan snowballing sampling. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara bertahap dan observasi tidak terstruktur. Strategi analisis data yang digunakan adalah kualitatif verifikasi. Sedangkan teori yang digunakan sebagai analisis adalah teori pemerintahan yang baik. Hasil penelitian pelaksanaan TSP PT Tirta Investama di Dusun Jatianom adalah program TSP mengacu pada komitmen perusahaan. Sasaran TSP mencakup konservasi, pemberdayaan dan community development. Setiap pelaksanaan TSP, PT Tirta Investama berkordinasi dengan pemerintah dan masyarakat. Hasil kerja TSP telah diterima oleh tiga golongan, yaitu Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan masyarakat Dusun Jatianom secara keseluruhan. Implentasi TSP belum berjalan sukses, belum sesuai dengan teori pemerintahan yang baik. Belum terdapat solusi memecahkan substansi permasalahan publik terkait TSP. TSP tetap menjadi otoritas perusahaan. Hal ini belum memenuhi unsur demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kesewajaran dan kesetaraan. Kata Kunci : TSP, Pemerintahan Yang Baik iv
  • 8. ABSTRACT Jati Seputro’s sekripsi, “IMPLEMENTATION OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY IN GOOD GOVERNANCE’S PERCEPTION: Case Study In Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan “, under consulate of MS. Mar’atul Makhmudah, S.IP, M.Si and Mr. Wawan E. Kuswandoro, S.Sos,M.si. Interesting case in this research’s background has three statement. First, Dusun Jatianom’s members and PT Tirta Investama. They has diference interest to take ground-water. They join well. Second, PT Tiirta Investama executes corporate social responsibility (CSR) much in NTT. This is national enviorement. CSR’s capable in local enviorement (Dusun Jatianom) is interesting to cross chek. Third, PT Tirta Investama’s CSR was received by Pasuruan’s Bupati deputy. It was strong unity of government, civil society and private in 2010. Unless, CSR policy in Jawa Timur province was been since in 2011. The research’s fokus are “ How furth is PT Tirta Investama’s corporate social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? ” and “ How implementation is PT Tirta Investama’s corporate social responsibility in Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? ”. This research’s metode is case study. The chosen’s informan are key person and snowballing sampling. Gathering data technics are in depth interview and unstructure observer. Analysis data strategy is verivikation qualitative. The theory used to analysis are good governance. Conclution of research, PT Tirta Investama’s CSR in Dusun Jatianom is CSR aiming to company’s comitment. CSR’s object are consevation, charity and community development. Every CSR’s event, PT Tirta Investama share to government and civil society. Result of CSR in Dusun Jatianom are recheived by Karang taruna RW 7, LSEM Wanita Jatianom dan all Dusun Jatianom’s members. CSR’s implementation is not succes. It is not suitable to good governance theory. It is not solution to handle substance public’s problem. CSR is still under company’s authority. It is not suitable to democracy, transparancy, akuntablility, law culture, natural and egality. Key Word : CSR, Good Governance v
  • 9. DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii ABSTAK .......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .................................................................................................... vi TABEL .............................................................................................................. x GLOSARIUM .................................................................................................. xi Bab I Pedahuluan .............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 1.2 Fokus Penelitian........................................................................................... 10 1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 10 1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 11 1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 11 1.4.2 Manfaat Praktik ......................................................................................... 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 13 2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik........................................................... 13 2.1.1 Pemangku Kepentingan ............................................................................. 13 2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat ...................................................................... 14 2.1.3 Swasta....................................................................................................... 18 2.1.4 Definisi Teori Good Governance............................................................... 20 2.1.1.4 Konsep Good Governance...................................................................... 20 2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ................................................. 22 2.2.1 Definisi Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan................................. 22 2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ............................................... 28 2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .............................................. 38 2.2.4 Double Diamond ....................................................................................... 42 2.3 Hukum Positif .............................................................................................. 47 2.3.1 Undang-Undang N0. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal .............. 49 2.3.2 Undang-Undang N0. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas ............. 51 2.3.3 Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012Tentang Tangggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas .................................................................. 52 2.3.4 Peraturan Daerah Jawa Timur No. 4 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab SosialPerusahaan ............................................................................................... 53 vi
  • 10. 2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 57 2.4.1 Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Modal Sosial Pada PT Newmont ............................................................................................. 57 2.4.2 Peran PT Tirta Investama Kebon Candi Terhadap Perubahan Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat Warga Dusun Kalongan Melalui Program Corporat Social Responsibility (CSR) ‘ Kampoeng Sehat Danone ‘ ............................................. 60 2.4.3 Perbandingan Penelitian ............................................................................ 61 2.5 Alur Berfikir ................................................................................................ 65 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 66 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 66 3.2 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 68 3.3 Fokus Penelitian........................................................................................... 68 3.4 Pemilihan Informan...................................................................................... 69 3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 70 3.6 Instrumen Penelitian..................................................................................... 71 3.7 Analisis Data ................................................................................................ 72 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ............................................ 74 4.1 Gambaran Umum Dusun Jatianom ............................................................... 74 4.2 Gambaran PT Tirta Investama ...................................................................... 78 4.3 Gambaran Umum PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom ........................... 80 BAB V PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN................................................................................................ 82 5.1 Badan Perizinan Dan Penanaman Modal ...................................................... 82 5.1.1 Standar Regulasi Perizinan ........................................................................ 83 5.1.2 Eksploitasi PT Tirta Investama .................................................................. 89 5.1.3 Penanaman Modal ..................................................................................... 92 5.2 Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) ........................................................... 96 5.2.1 Arah Pembangunan Kabupaten Pasuruan .................................................. 97 5.2.2 Peran Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Kebiijakan .................. 100 5.2.3 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Di Kabupaten Pasuruan ................... 103 5.3 PT Tirta Investama ..................................................................................... 107 5.3.1 Eksploitasi .............................................................................................. 107 5.3.2 Dampak Eksploitasi Dan Antisipasi......................................................... 111 5.3.3 Kordinasi Pemangku Kepentingan ........................................................... 114 5.3.4 Kontrol Pemangku Kepentingan .............................................................. 116 vii
  • 11. 5.3.5 Dalam Kebijakan .................................................................................... 118 5.3.6 Konsep CSR............................................................................................ 121 5.3.7 Komitmen Perusahaan ............................................................................. 123 5.3.8 Konsep Pembangunan Sosial Ekonomi Dan Lingkungan ......................... 125 5.3.9 Pelaksanaan CSR ................................................................................... 128 5.3.10 Out Put CSR ......................................................................................... 137 5.3.11 Pendukung Dan Penghambat ................................................................. 138 5.4 Chross Chek Dusun Jatianom ..................................................................... 140 5.4.1 Profil Informan ....................................................................................... 141 5.4.2 Bentuk-Bentuk CSR ................................................................................ 155 5.4.3 Kapasitas Penerima CSR ......................................................................... 158 5.4.4 Sebab CSR .............................................................................................. 165 5.4.5 Sistem Pengelolahan CSR ....................................................................... 171 5.4.6 Out Put CSR .......................................................................................... 180 BAB VI IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN.............................................................................................. 189 6.1 Eksploitasi Tak Terkontrol ......................................................................... 189 6.2 Hukum Lemah ........................................................................................... 196 6.3 CSR Merupakan Dinamisator..................................................................... 205 6.4 Pranata Sosial Terhadap Pengaruh Perusahaan ........................................... 213 6.5 Membutuhkan Sinergi Masarakat, Perusahaan Dan Pemerintah .................. 220 6.6 Relevansi Teori Dan Konsep ...................................................................... 221 6.6.1 Relevansi Teori Good Governance .......................................................... 221 6.6.2 Relevansi Teori Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan .................. 227 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ....................................... 228 7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 228 7.1.1 Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228 7.1.2 Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaa PT Tirta Investama Di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan 228 7.3 Rekomendasi.............................................................................................. 230 7.3.1 Rekomendasi Kepada Pemerintah ........................................................... 230 7.3.2 Rekomendasi Kepada PT Tirta Investama .............................................. 231 7.3.3 Rekomendasi Kepada Masyarakat Dusun Jatianom ................................. 232 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 233 viii
  • 13. DAFTAR TABEL Tabel 1 .............................................................................................................. 41 Tabel 2 .............................................................................................................. 63 Tabel 3 .............................................................................................................. 87 Tabel 4 .............................................................................................................. 91 Tabel 5 .............................................................................................................. 93 Tabel 6 .............................................................................................................. 98 Tabel 7 ............................................................................................................ 101 Tabel 8 ............................................................................................................ 105 Tabel 9 ............................................................................................................ 108 Tabel 10 .......................................................................................................... 113 Tabel 11 .......................................................................................................... 115 Tabel 12 .......................................................................................................... 116 Tabel 13 .......................................................................................................... 119 Tabel 14 .......................................................................................................... 123 Tabel 15 .......................................................................................................... 124 Tabel 16 .......................................................................................................... 127 Tabel 17 .......................................................................................................... 128 Tabel 18 .......................................................................................................... 138 Tabel 19 .......................................................................................................... 139 Tabel 20 .......................................................................................................... 141 Tabel 21 .......................................................................................................... 162 Tabel 22 .......................................................................................................... 167 Tabel 23 .......................................................................................................... 175 Tabel 24 .......................................................................................................... 181 Tabel 25 .......................................................................................................... 192 Tabel 26 .......................................................................................................... 202 Tabel 27 .......................................................................................................... 220 Tabel 28 .......................................................................................................... 225 x
  • 14. GLOSARIUM Analisis dampak lingkungan hidup (amdal) : kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidupyang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan1. Asas governance : demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kesewajaran dan kesetaraan Good Governance : Pemerintahan yang baik Kearifan lokal : nilai-niai luhur yang berlaku dalam tata kehiduan masyarakat untuk antara lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari2. Kebijakan : sikap yang diambil pemerintah dengan suatu pertimbangan berdasarkan respon situasi dan kondisi. Kepala Dusun : warga yang diberi jabatan mengabdi untuk kepentingan masyarakat di tingkat dusun Lingkungan hidup : kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makluk hidup, termasuk manusia dan prilakunya, yang mempengaruhi 1 Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 140 2 Lock. Cit xi
  • 15. alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta mahluk hdup lainnya3. Masyarakat : kelompok sosial dengan karakteristik kepentingan sosial, domisili, kewarganegaraan, suku, agama dan persamaan karakter sosial. Pembangunan berkelanjutan : upaya sadar dari terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam setrategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan4. Perangkat warga : sebagian pemerintah mau pun masyarakat yang mengabdi untuk kepentingan masyarakat. Perusahaan : lembaga hukum yang bertujuan mencari keuntungan maksimal Sinergi : konsisten dalam kordinasi, perencanaan dan pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) atau (CSR) Corporate Social Rsponsibility : upaya maksimal perusahaan untuk memberikan manfaat positif kepada masyarakat, pemerintah, perusahaan yang bersangkutan, lingkungan dan publik secara luas. Transformasi : perubahan positif pada tatanan sosial 3 Lock Cit. 4 Lock Cit xii
  • 16. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk tanggung jawab sosial perusahaan kepada entitas masyarakat dan lingkungan. Perusahaan sebagai pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat tidak dapat berdiri sendiri. Perusahaan harus mampu mensinergikan kepentingan kepada stakeholder dan memberikan keseimbangan antara masyarakat, lingkungan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perusahaan dalam menjaga eksistensinya membutuhkan sistem yang mampu mensinergikan setiap pemangku kepentingan dalam setiap sendi kehidupan. Artinya dibutuhkan sinergi untuk saling mendukung dan memberikan keuntungan bagi stakeholder yang terlibat secara langsung maupun tidak secara langsung terhadap proses produksi. Mengacu pada konsep yang digagas John Elkington, terbagi tiga komponen utama yang menjadi fokus CSR. Ketiga fokus tersebut adalah people, planet and profit5. Ketiga fokus ini merupakan komponen yang harus diperhatikan keseimbangannya. Melalui ketiga fokus ini, CSR dipahami sebagai infestasi perusahaan dalam jangka waktu panjang. Perusahaan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, apabila terdapat ketidak seimbangan dalam komponen CSR. Sebuah sistem yang menjaga harmonisasi stakeholder dapat terjaga dengan adanya sistem saling membutuhkan. Ketidak seimbangan stakeholder berdampak 5 Abraham, Rhonda dan Alice LaPlanter. 2010. Passion to Profit: Panduan Sukses Bisnis Bagi Pengusaha Muda diterjemahkan oleh Kusnandar. Jakarta: Azkia Publisheer. Hlm. 66 - 67 1
  • 17. tidak terbangunnya pendukung produksi perusahaan. Baik ditinjau dari perspektif faktor produksi, proses produksi, distribusi dan kondisi pasar. Komitment menjaga sistem operasi perusahaan tidak semata-mata dinilai dengan nominal internal perusahaan. Orientasi proses produksi turut melibatkan kondisi lingkungan yang ada di masyarakat. Kondisi masyarakat yang tidak aman, memungkinkan terciptanya kondisi yang kurang kondusif bagi pasar dan berpotensi mengganggu operasional perusahaan. Faktor produksi pun membutuhkan legitimasi sumber daya alam dan sumber daya manusia untuk mendukung proses produksi. Berdasarkan pemahaman ini diharapkan tercapainya asas saling menguntungkan bagi stakeholder. CSR hadir untuk kepentingan stakeholder secara luas. CSR menjadi konsep prioritas terjaganya harmonisasi perusahaan, lingkungan dan masyarakat dalam jangka panjang. Tujuan dilaksanakannya CSR adalah sustainable development (pembangunan yang berlanjutan) 6. Tanggung jawab CSR tidak terbatas tanggung jawab perusahaan atau pemerintah kepada stakeholder. Secara luas CSR membutuhkan partisipasi masyarakat, organisasi masyarakat, pemerintah dan perusahaan untuk bersinergi menjaga hubungan yang baik dalam jangka waktu yang lama. Program CSR bertujuan untuk kesejahteraan bersama. Harapan kesejahteraan tesebut membutuhkan konsep Comunity Development (CD)7. CD adalah bentuk 6 Vysser, Wyne, Dirk Matten, Manfred Pohl and Nick Tolhrust. 2010. The A – Z of Cooperate Social Responcibility. Great Britain: Chippenham, Wiltshire. Hlm. 76. 7 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. 2011. Panduan Lengkap Penyusunan CSR. Jakarta: Penebar Swadaya. Hlm. 19. 2
  • 18. komunikasi stakeholder dengan menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan derajat. Kebijakan CSR tidak didasarkan komunikasi top down atau pun bottom up. Akan tetapi komunikasi kebijakan CSR berdasarkan banyak arah. Salah satu bentuk CSR perusahaan adalah menyisihkan keuntungan yang diperoleh perusahaan kepada komunitas di sekitar perusahaan (berupa: pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan lain-lain). Kebijakan tersebut ditentukan dengan musyawarah menggali substansi masalah. Demikian seterusnya, proses kebijakan melewati proses formulasi, implementasi dan evaluasi. Masyarakat turut dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Sebagai pelaksanaan CSR adalah transformasi sosial ekonomi. Program CSR bertujuan untuk membangun kemandirian masyarakat. Transformasi merupakan kegiatan identifikasi permasalahan (kondisi sosial, ekonomi, prilaku, kelembagaan, pola perubahan sosial, infrastruktur, perilaku bisnis, rangsangan komersial masyarakat) untuk membangun tatanan baru8. Hasil kebijakan CSR tidak semata-mata diberikan kepada masyarakat sebagai tindakan pragmatis belaka. Masyarakat diharapkan mampu mencapai kesejahteraannya dengan membangun sistem kemitraan. Kemitraan dibangun dengan memperhatikan nilai- nilai situasi dan kondisi yang positif. Sedemikian pentingnya CSR perlu diwujudkan dalam sustaineble development, tidak terbatas sebagai kegiatan suka rela perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan yang menyangkut entitas secara luas menjadi kewajiban perusahaan. Dilegalkan melalui konstitusi, berdasarkan Undang-undang (UU) No. 8 ibid. hlm 104 3
  • 19. 40 Tahun 2008 tentang Perseoran Terbatas (PT) telah ditetapkan “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan “.9 Salah satu perusahaan yang bersentuhan dengan aspek lingkungan dan sosial adalah perusahaan Air Minum Dagang Dalam Kemasan (AMDK). Salah satu perusahaan AMDK tersebut bernama PT Tirta Investama. Perusahaan AMDK mengelola Sumber Daya Alam (SDA) untuk diperdagangkan kepada masyarakat umum. Hal yang menunjukkan komitmen perusahaan menjaga integritas adalah perusahaan memberikan informasi produksi kepada publik. PT Tirta Investama mengambil mata air dari pegunungan dengan menjaga kualitas produknya kepada konsumen. Beberapa kriteria yang diberikan PT Tirta Investama untuk menjaga kualitas produk adalah mengambil air dari mata air pegunungan yang keluar dari dalam tanah dengan sendirinya, bukan rekayasa tekhnologi atau campur tangan manusia. PT Tirta Investama memilih mata air yang melewati proses pemurnian dari dalam tanah. Proses pemurnian air menyerap mineral dan menjaga keseimbangan sebagaimana sumber mata air asalnya. Air tersebut diharapkan memberi manfaat bagi kesehatan tubuh konsumen10. PT Tirta Investama memiliki kriteria memilih mata air pegunungan untuk dijadikan AMDK. Kriteria tersebut diantaranya adalah debit mata air harus sesuai 9 Mentri Hukum Dan Hak Asasi Manusia. Undang-Undang Repubik Indonesia Nomor 4o Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106. Pasal 74 ayat 1. 10 http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/hadiahberharga 29 September 2010 4
  • 20. dengan kebutuhan para metrik berupa kalsium dan magnesium yang harus sesuai dengan standar SNI, data para metrik mikro biologi menunjukkan tidak adanya bakteri, pertimbangan polutan sumber mata air, stabiltas parameter fisik yaitu pemantauan jangka panjang pada periode tahunan berkenaan terjadinya perubahan pada mata air, stabilitas para meter kimia yaitu adanya perubahan-perubahan para meter kimia pada periode tahunan, ketersediaan infra struktur yang mendukung produksi perusahaan tanpa mengganggu stabilitas lingkungan sekitar mata air dan PT Tirta Investama mempertimbangkan kesinambungan mata air dan jumlah debit yang dihasilkan11. Proses produksi PT Tirta Investama melewati tahapan yang tidak mudah membutuhkan banyak tenaga, waktu dan biaya untuk menjaga daya jual pasar. PT Tirta Investama memiliki komitmen menjaga citra kepada konsumen dan publik. Tentu hal ini memiliki konsekuensi positif bagi pemasaran maupun CSR. PT Tirta Investama memaksimalkan manfaat positif bagi stakeholder. PT Tirta Investama sebagai perusahaan memiliki track record sukses. PT Tirta Investama sebagai pelopor AMDK menjadi produsen terbesar di Indonesia. Di Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 80 persen penjualan AMDK dalam kemasan galon. “ Sedangkan untuk keseluruhan market share AMDK di Indonesia, PT Tirta Investama menguasai 50% pasar. Saat ini PT Tirta Investama memiliki 14 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra. “. PT Tirta Investama memiliki 10 sumber mata air diantaranya Berastagi (Sumatra Utara), Lampung (Jabung dan Umbul Cancau), Mekarsari, Sukabumi (Kubang), Subang 11 http://www.PT Tirta Investama.com/kebaikanalam/mataairterpilih 29 September 2010 5
  • 21. (Cipondoh), Wonosobo (Mangli), Klaten (Sigedang), Pandaan (Jawa Timur), Kebon Candi (Jawa Timur), Mambal (Bali) dan Menado (Airmadidi). Bahkan pangsa pasar PT Tirta Investama telah meliputi Singapura, Malaysia, Fiji, Australia, Timur Tengah dan Afrika12. Salah satu operasi perusahaan PT Tirta Investama berada di Kabupaten Pasuruan. Di Kabupaten Pasuruan, PT Tirta Investama turut menempatkan pabrik di Kecamatan Pandaan berada di dusun Jatianom, Desa Karang Jati. Operasi perusahaan tidak jauh dari pemukiman warga. Keberadaan perusahaan tidak lepas dari entitas sosial dan lingkungan. Berdasarkan geografi, Pandaan berada di kaki Gunung Penanggungan, berjarak 30 km sebelah barat dari ibu kota Kabupaten Pasuruan. Luas Kecamata Pandaan 4.327 Ha dengan ketinggian 300 m diatas permukaan air laut dan suhu rata-rata 27’ C13. Hal pertama yang menarik keberadaan PT Tirta Investama di Pandaan adalah PT Tirta Investama berdampingan dengan masyarakat. PT Tirta Investama sebagai AMDK mengelola sumber mata air yang berada disekitar pemukiman warga. Keberadaan warga di sekitar mata air dan keberadaan PT Tirta Investama memiliki kepentingan yang berbeda. PT Tirta Investama hadir di Pandan untuk berbisnis, perusahaan mengeksploitasi air dalam jumlah yang besar. Sedangkan masyarakat sebagai penduduk yang telah lama tinggal menggunakan air untuk kebutuhan. 12 http://www.forplid.net/artikel/41-PT Tirta Investama-dan-kejahatan-konspirasi-.html 29 September 2010 13 http://visitpandaan.com/pandaan-adalah/ 29 September 2010 6
  • 22. Air dipahami sebagai kebutuhan yang sangat vital dan menyangkut hajat kehidupan masyarakat luas. Keberadaan masyarakat dan perusahaan merupakan kesenjangan dua pihak. Hubungan keduanya membutuhkan sinergi yang saling menguntungkan. Masyarakat sebagai pihak yang dipayungi yuridhis tidak boleh dikorbankan oleh kepentingan sebagian pihak. Keberadaan PT Tirta Investama di tengah-tengah masyarakat memiliki tanggung jawab sosial secara sungguh-sungguh kepada masyarakat luas, bukan sekedar aksi filantropi dan charity. Harmonisasi perusahaan dan masyarakat mendorong pertanyaan sinergi keduannya. Hal kedua yang menarik, PT Tirta Investama pada skala nasional mengeluarkan dana sebesar 12 milyar pada tahun 2010. Dana tersebut diperuntukkan program WASH (Water Access, Sanitation, Hygiene Program). Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan di lingkungan masyarakat pra- sejahtera. Bentuk WASH diantaranya komitmen memberikan solusi penyediaan air bersih di Indonesia. Program WASH disebut satu untuk sepuluh. Pelaksanaan program ini berada di Nusa Tenggara Timur (NTT). Pada tahun 2009, PT Tirta Investama melaksanakan 41 kegiatan. Adapun bentuk 41 kegiatan tersebut berupa pendidikan lingkungan dan konservasi daerah aliran sungai (DAS) yang berada di 12 lokasi pabrik di seluruh Indonesia14. 14 http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=76725:danone- PT Tirta Investama-sediakan-dana-rp12-m-untuk-program-csr&catid=13&Itemid=26 29 September 2010 7
  • 23. Disisi yang berbeda melalui Forum Wartawan Kementerian Perdagangan (FORWARD) di Bandung pada 12-13 Februari 2011 menyatakan PT Tirta Investama telah melakukan CSR di Pandaan. Di desa Karang Jati, Tim CSR Danone PT Tirta Investama bekerjasama dengan LSM mengelola sampah plastik menjadi kerajinan dan mengelola sampah organik menjadi kompos. Bahkan PT Tirta Investama bekerjasama dengan Usaha Kecil Menengah (UKM) Pasuruan untuk mengembangkan Koperasi bernama “Akar Daun”. Tujuan koperasi ini adalah mendorong transformasi sosial ekonomi secara keberlanjutan dan kemandirian bagi kelompok kerja. 15 Bentuk CSR lainnya di Dusun Jatianom adalah partisipasi PT Tirta Investama bersama dengan masyarakat dalam pembangunan Masjid Sabilus Sajiidiin. Bahkan ditambahkan informasi oleh anggota BPD, PT Tirta Investama memberikan bantuan sarana prasarana air bersih. Selain itu diberikan bantuan pengaspalan 600 x 4 meter, perbaikan sarana air untuk mendorong kebersihan dan kesehatan lingkungan, memberikan sumber air dengan dilengkapi saluran air ke rumah penduduk dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar 16. Pelaksanaan CSR pada skala nasional tidak lepas dari eksploitasi di Dusun Jatianom. CSR pada aspek yang luas memiliki etika memperhatikan kondisi sosial ekonomi pada lingkungan lokal. Terlebih, perusahaan ini telah mendirikan pabriknya di Dusun Jatiano sejak tahun 1984. 15 http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2011-02- 15/92834/Inilah_Pemberdayaan_Masyarakat_lewat_CSR_ala_PT Tirta Investama 15 Februari 2011 16 http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010 8
  • 24. Fenomena tersebut mengundang pertanyaan upaya maksimal perusahaan memberikan dampak positif ditingkat Dusun Jatianom, sebelum memberi dampak positif ke tingkat nasional. Apakah bentuk CSR yang diberikan perusahaan kepada masyarakat Dusun Jatianom telah cukup medorong keseimbangan kemajuan masyarakat dan perusahaan! Bila dibandingkan besarnya CSR PT Tirta Investama di NTT. Hal ketiga yang menarik adalah pelaksanaan CSR PT Tirta Investama telah disambut Wakil Bupati Pasuruan Eddy Paripurna sebagai harmonis antara pemerintah, swasta dan masyarakat pada tahun 201017. Pelaksanaan CSR diatur dalam Peraturan Daerah (perda) Jawa Timur No.4 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Regulasi CSR berdasarkan Pada pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa ruang lingkup Tangung Jawab Sosial Perusahaan (TSP) mencakup biaya pembiayaan yang berbasiskan kerakyatan yang selaras dengan program-program pemerintah daerah. Pada pasal 15 memiliki substansi beberapa perusahaan dapat membentuk forum pelaksana TSP. Forum yang dibentuk oleh perusahaan tersebut harus dilaporkan kepada pemerintah daerah. Dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi terbentuknya forum tersebut. Pada pasal 16 memiliki substansi pemerintah daerah menyampaikan program sekala prioritas kepada forum TSP sebagai program pelaksanaan TSP. Selanjutnya forum memiliki kewajiban melaporkan perencaaan, pelaksanaan dan 17 http://bataviase.co.id/node/506395 24 Desember 2010 9
  • 25. evaluasi pelaksanaan masing-masing anggota TSP kepada pemerintah daerah. Selanjutnya pemerintah provinsi melaporkan pelaksanaan TSP kepada DPRD.18 Kualitas program CSR PT Tirta Investama menarik untuk diuji. Perusahaan mampu menyelenggarakan kegiatan positif sebelum pemerintah membuat kebijakan. 1.2 Fokus Penelitian a) Sejauh mana pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan dilaksanakan? b) Bagaimana implementasi tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan? 1.3 Tujuan Penulisan a) Mengetahui pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. b) Mengetahui kualitas tanggung jawab sosial perusahaan PT Tirta Investama di Dusun Jatianom, Desa Karang Jati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. 18 Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2011. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Surabaya. 10
  • 26. 1.4 Manfaat Penulisan Keberadaan kasus yang telah ditetapkan variabelnya berdasarkan kajian penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat akademis maupun praktis. Adapun manfaat tersebut : 1.4.1 Manfaat Teoritis Pertama, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan kajian Ilmu Politik. Dengan demikian kajian Ilmu Politik mampun mengkaji lebih jauh fenomena sosial secara komprehensif. Kedua, Terkait penelitian ini diharapkan kajian teori CSR mampu berkembang lebih jauh. Perkembangan penelitian ini diharapkan mampu memberikan inovasi konsep CSR. Perbaikan konsep CSR memberikan kasanah kekayaan dan penyempurnaan kajian akademik. 1.4.2 Manfaat Praktis Pertama, kepada perusahaan PT Tirta Investama. Keberadaan penelitian PT Tirta Investama di Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan ini diharapakan mampu hadir sebagai pertimbangan kebijakan perusahaan dalam melaksanakan tanggung jawab sosial, serta mampu melaksanakan tanggung jawab sosial secara akurat Kedua, kepada masyarakat khususnya masyarakat Dusun Jatianom diharapkan turut memberikan informasi dan wawasan. Terlebih masyarakat adalah pemangku kepentingan yang berada dekat dengan perusahaan. Masyarakat 11
  • 27. memiliki potensi dampak yang besar dengan keberadaan perusahaan. Masyarakat diharapkan mampu bersikap kritis demi kelangsungan hidupnya, lingkungan dan investasi jangka panjang. Masyarakat terdidik dan kritis merupakan salah satu keseimbangan telaksananya sinergi kepentingan yang adil, seimbang dan tidak terdominasi. Ketiga, kepada pemerintah. Penelitian diharapkan sebagai pertimbangan pembangunan. Sebagaimana konstitusi ditetapkan, keberadaan penelitian ini diharapkan mampu memberikan kebijakan yang berpihak kepada rakyat dan pemerintah melaksanakan eksekusi kebijakan dengan tepat sasaran. Pertimbangan yang dilaksanakan tidak lepas dari kajian yang komprehensif. 12
  • 28. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Pemerintahan Yang Baik 2.1.1 Pemangku Kepentingan Pembangunan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang bersinergi membutuhkan keterlibatan para pemangku kepentingan terlibat dalam setiap kebijakan. Tidak terdapat dominasi kelompok tertentu yang menguasai kebijakan. Pencapaian harapan tersebut tidak lepas dari peran negara sebagai penyelenggara. Negara merupakan pihak utama yang memiliki wewenang menjalankan administrasi. Kelompok kepentingan yang bersinggungan dengan kebijakan, harus berinteraksi dengan negara. Negara sebagai pihak yang terepresentasi dari birokrasi dan apratur pemerintahan memiliki peran yang sangat penting. Negara sebagai pihak yang berwenang menjalankan administrasi memiliki dampak yang erat terhadap kebijakan dan pembangunan. Suatu pembangunan atau kebijakan memiliki tolok ukur kualitas dan kuantitas yang memadai. Kebijakan dan pembangunan tidak dapat terlaksana menyentuh substansi bila tidak mendapatkan dukungan atas objek kebijakan tersebut. Terlebih substansi kebijakan tersebut tidak merepresesntasikan permasalahan yang ada dilapangan. Harapan terciptanya pembangunan seperti yang telah disebutkan adalah terdapat upaya peningkatan kinerja administrasi pemerintah. Pemerintah harus 13
  • 29. mampu menyuguhkan konsep dan mekanisme yang mensinergikan para pemangku kepentingan terlibat dalam kebijakan. Kebijakan merupakan hasil dari substansi permasalahan yang ada di lapangan. Pihak-pihak yang terlibat terjamin haknya untuk menyampaikan aspirasi. Kebijakan memiliki kualitas; tidak merugikan pihak tertentu. Disinilah pemerintah atau negara berperan sebagai pemrakarsa pembangunan yang siap terbuka menjamin hak pemangku kepentingan. Negara menghadirkan dirinya bukan sebagai pihak yang lebih tinggi, tetapi negara bersama pemangku kepentingan memiliki persamamaan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. 2.1.2 Pemerintah Dan Masyarakat Paradigma teori good governance merupakan trobosan bagi penyelenggara pemerintahan dimana pelaksanaan tersebut menyangkut kebijakan. Menyangkut permasalahan kebijakan, terdapat elemen yang turut memiliki dampak ataupun mempengaruhi kebijakan. Kebijakan tersebut dapat menempatkan pihak tersebut sebagai subjek ataupun sebagai objek kebijakan. Disinilah masyarakat sebagai elemen penting bagi kebijakan. Masyarakat dapat menjadi kelompok kepentingan maupun kelompok penekan. Berdasarkan konsep kebijakan terdapat proses penyusunan agenda, formulasi dan legitimasi kebijakan, implementasi kebijakan, evaluasi terhadap 14
  • 30. implementasi kinerja dan dampak kebijakan dan proses kebijakan baru19. Proses kebijakan tersebut menunjukkan adaya siklus dalam kebijakan. Kebijakan tidak terbatas ketetapan pemerintah yang besifat top down dan tidak memiliki imbal balik terhadap penyelenggara kebijakan. Kebijakan merupakan merupakan identifikasi permasalahan. Sebuah permasalahan tersebut dibahas untuk dicari solusi dari beragam solusi. Setelah permasalahan tersebut melewati formulasi dan medapatkan dukugan dan solusi, alternatif tersebut diimplementasikan kepada sasaran berupa kebijakan. Kebijakan tersebut merupakan ketetapan yang mengikat. Kebijakan tersebut diimplementasikan dalam bentuk kinerja. Sebagaimana tujuan kebijakan tersebut dirumuskan sejak awal, pelaksanaan kebijakan mendapatkan analisis. Pelaksanaan kebijakan ditinjau kembali untuk dinilai sebuah kebijakan telah tepat sasaran. Kebijakan dirumuskan untuk tujuan yang efektif. Hasil penilaian tersebut berupa evaluasi, kembali harus diuji. Selanjutnya, kemunculan alternatif baru memiliki peluang apabila terdapat kondisi lapangan yang mengharuskan; yaitu terdapat kebijakan baru. Kebijakan pun dapat berakhir tanpa adanya kebijakan baru apabila suatu kebijkan telah tepat sasaran dan dinilai tidak terdapat pihak yang dirugikan. Kebijakan ini tidak lepas dari adanya kerangka analisis. Sebagaimana digagas oleh Gordon bahwa analisis kebijakan dibagi : analisis determinasi kebijakan, analisis isi kebijakan, monitoring dan evaluasi kebijakan, advokasi 19 Ripley, Randal B. 1985. Policy Analysis in Political Science. Nelson-Hall Publisher, Chicago, Chapter 1-4. Hlm 49. 15
  • 31. kebijakan dan informasi untuk kebijakan20. Determinasi kebijakan harus menyangkut deskripsi masalah. Permasalahan harus teridentifikasi dan mendapatkan substansi. Seorang analisis kebijakan pun harus mempertanyakan siapa pihak yang memiliki kepentingan, untuk siapakah kebijakan tersebut diimplementasikan, oleh siapa sajakah kelompok kepentingan dan penekan yang berperan, kapan dan mengapa, bagaimana kebijakan dilaksanakan. Sebelum mengambil alternatif maupun tindakan harus terdapat gambaran yang jelas. Analisis isi kebijakan menyangkut alternatif yang direkomendasikan atas pertimbangan evaluasi kebijakan sebelumnya, adanya nilai-nilai yang menjadi permasalahan, adanya kerangka analisis atas teori dimana hal ini dilakukan oleh kalangan akademisi, terdapat kritik oleh pihak tertentu. Alterntif kebijakan yang diberikan mencakup deskripsi secara menyeluruh. Alernatif-alternatif yang diberikan dapat berupa rekomendasi setelah diuji sebagai pilihan relevan dalam sebuah kasus. Peran kelompok kepentingan dan penekan yang terlibat semakin besar ketika tahapan kebijakan telah mencapai proses ini Hal ini disebabkan perjuangan kepentingan akan segera diproses untuk dimplementasikan. Monitoring dan evaluasi kebijakan merupakan analisis kinerja kebijakan dengan mempertimbangkan substansi kinerja dan mencapai target yang dirumuskan dan mengetahui dampak yang dihasilkan. Keberadaan cost and benefit merupakan pertimbangan yang tinggi atas dilaksanakannya suatu kebijakan. Analisis kebijakan pada tahap ini cenderung melibatkan pemeritah, 20 Gordon, I., J. Lewis dan K. Young. 1977. Perspektives on Policy Analysis Dalam Wayne Parson (ed).2005. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis Kebijakan diterjemahkan oleh Tri Wibowo Budi Santoso. Jakarta: Kencana Prenada Media group. Hlm. 57 16
  • 32. akan tetapi terdapat peluang bagi pemangku kepentingan untuk mengetahui dan mempersiapkan strategi untuk proses kebijakan selanjutnya. Hal ini dipengaruhi oleh proses kebijakan terbuka seperti bagan kebijakan Gabriel Almon. Informasi unuk kebijakan merupakan analisis kebijakan untuk memberikan informasi kebijakan kepada pemangku kepentingan, maupun pihak- pihak yang tertarik terlibat dalam suatu kebijakan. Informasi yang diberikan dapat berupa hasil penelitian. Terdapat imbal balik pelaksaan kebijakan melibatkan non government. Disinilah menunjukkan kebijakan bukan bersifat top down. Kebijakan melibatkan masyarakat sebagai pihak yang tertarik. Analisis kebijakan selajutnya adalah advokasi kebijakan. Merupakan bentuk perjuangan kepentingan oleh pemerintah maupun non pemerintah untuk mempengaruhi kebjakan selanjutnya. Pengaruh tersebut dapat berupa hasil penelitian maupun kegiatan lainnya yang melegitmasi. Analisis kebijakan menunjukkan suatu kebijakan yang diimplementasikan kepada masyarakat luas meruapakan suatu hal yang urgent. Disini masyarakat adalah pihak yang dapat memunculkan permasalahan, maupun menerima bentuk dan dampak kebijakan. Sesuatu hal yang diterima masyarakat memiliki konsekuensi. Penempatan masyarakat dalam kebijakan ini merupakan subjek dan objek kebijakan. Pemerintah bukan aktor tunggal kebijakan. Pemerintah tidak dapat berdiri sendiri menentukan kebijakan. Pemerintah dan masyarakat memiliki hubungan ketergantungan untuk memproduksi kebijakan. Terdapat kesetaraan dalam hubungan mereka. 17
  • 33. Mempertahankan hubungan untuk menjaga sistem tersebut dibutuhkan kemitraan yang sehat. Artinya perlunya menjaga transparansi untuk mengidentifikasi substansi kebijakan. Setiap pihak yang terlibat dalam kebijakan harus mampu mempertanggung jawabkan peran, tugas dan fungsinya. Dibutuhkan pula kesepakatan aturan yang menjaga segala pola dan konsekuensi pihak yang terlibat. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. 2.1.3 Swasta Swasta sebagai pihak yang berorientasi kepada pasar memiliki andil peran yang penting. Pemerintah sebagai penyelenggara kesejahteraan tidak lepas bermitra dengan swasta. Bahkan keberadaan swasta dalam kondisi tertentu dapat terselenggara mandiri tanpa harus diintervensi oleh pemerintah. “ Satu unsur stakeholder lain yang penting dan disorot peran sertanya dalam mewujudkan good governance adalah sektor swasta. Dalam good governance, sektor swasta adalah kelompok yang sama pentingnya dengan pemerintah maupun civil society “21. Pergeseran perspektif kebijakan ini perlu dipahami; swasta adalah bagian dari masyarakat yang turut memiliki kepentingan terhadap produk kebijakan. Dan swasta adalah pihak yang mampu bermitra dengan pemerintah. Keberadaan swasta dalam kebijakan merupakan pihak yang tidak dapat diabaikan. Kebijakan pemerintah dalam hal alokasi distribusi kebijakan dan kesejahteraan turut bersentuhan dengan peran swasta. Hal ini berkaitan erat 21 Sumarto, Hetifah Sj., 2003. Inovasi, Participatory dan Good Governance: 20 Pemrakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hlm. 27. 18
  • 34. dengan peran pemerintah sebagai badan yang menghasilkan kebijakan; pemerintah tidak menghasilkan suatu bentuk barang atau layanan jasa. Walau pun terdapat potensi pemerintah mampu menjadi pihak yang memproduksi hal tersebut. Kemampuan pemerintah menghasilkan produk kebijakan belum tentu selaras dengan kemampuan pemerintah melaksanakannya. Terdapatnya keterbatasan tersebut dapat melibatkan swasta sebagai pelaksana. Swasta dalam perkembangannya mampu mendampingi masyarakat dalam kebijakan pemerintah. Implementasi kebijakan dapat pula menempatkan swasta memberikan layanan jasa maupun produksi barang dan jasa kepada masyarakat. Pemerintah pada posisi ini sebagai pengawas dan mengontrol. “ Penyediaan layanan kesejahteraan dapat dianggap sebagai campuran komplek dari kontribusi-kontribusi dari empat sumber: pemerintah, pasar, organisasi sukarela, dan rumah tangga individu “22. Dalam perkembangannya, keberadaan swasta dianggap semakin penting dalam pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Bahkan peran pemerintah dapat diambil alih oleh swasta. Swasta kembali memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebijakan publik muncul dari kepentingan-kepentingan dan polemik. Polemik yang terjadi di ruang publik memasuki proses kebijakan untuk menyelesaikan polemik yang ada. Permasalahan tersebut tidak seutuhnya 22 Self, P. 1993. Government by The Market: The Politic of Public Choice. London: Miacmilan. Hlm. 121. 19
  • 35. diselesaikan melalui intervensi pemerintah. Keberadaan organisasi non pemerintah maupun masyarakat mampu melakukan advokasi. Hal yang menarik dalam pemenuhan kebutuhan, tanpa adanya intervensi pemerintah adalah terjadinya interaksi antara individu dan kelompok. Interaksi tersebut dipengaruhi oleh keberadaan nilai suatu barang dan jasa. Disinilah pasar tercipta di atas hubungan pemenuhan kebutuhan. “ Dengan demikian dapat dipahami bahwa pasar adalah struktur sosial yang muncul secara spontan “ 23. Pasar mampu hadir sebagai tandingan peran pemerintah. Pasar merupakan representasi dari aktivitas civil society. Akan tetapi perlu ditegaskan kembali bahwa keberadaan pasar diantara masyarakat tidak dapat lepas dari kebijakan pemerintah. Kebjakan publik yang mengikat turut mempengaruhi interaksi yang ada di masyarakat. Pencapaian hasil maksimal dalam pemenuhan kebutuhan dalam interaksi masyarakat dengan pasar membutuhkan legitimasi kebijakan. Tidak dapat dipungkiri keberadaan swasta sebagai salah satu pihak yang mempengaruhi pasar memiliki kepentingan dalam kebijakan. Swasta sebagai representasi masyarakat harus medapatkan kepastian tetap terjaganya hubungan yang saling menguntungkan dengan keterlibatan masyarakat dan pemerintah. 2.1.4 Definisi Teori Good Governance Teori good governance bermunculan berkaitan dengan hubungan antara pemerintah dan civil society. Teori good governance gencar didiskusikan sebagai 23 Winarno, Budi. 2009. Pertarugan Negara Vs Pasar. Yogyakarta: Media Pressindo. Hlm. 45. 20
  • 36. salah satu syarat pelaksanaan kebijakan. Teori good governance menjadi syarat wajib unsur terpenuhinya stakeholder dalam kebijakan publik. “ Good governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalah- 24 masalah publik “. Teori good governance memberikan kesempatan kepada setiap stakeholder berpartisipasi dalam setiap isu maupun kebijakan. Teori tersebut ditujukan untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan yang mengakomodasi kepentingan dengan komunikaif. Teori good governance memberikan kesempatan stakeholder berkomunikasi dengan saling menghargai. Keberadaan forum good governance menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dalam rangka menuju kebijakan publik. Keterlibatan komunitas dalam rangka pembangunan dianggap sebagai hal yang sangat penting. Keberadaan substansti community development merupakan penghargaan terhadap pembangunan dan kebijakan. Dibutuhkan partisipasi civil society untuk melaksanakan. Partisipasi merupakan kunci awal terlaksananya good governance. Melalui good governance pemerintah diharapkan mampu memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pencapaian tujuan tersebut dapat terlaksana berdasarkan pihak pemerintah, apabila pemerintah bersikap terbuka dan siap bersikap setara dengan masyarakat. 24 Sumarto,ibid. hlm 1. 21
  • 37. Good governance pun memberikan ruang bagi swasta sebagai bagian yang sangat penting dalam pembangunan untuk terlibat. Hal ini mengingat swasta memiliki peran andil dalam kemitraan dengan masyarakat dan pemerintah. Tujuannya untuk mensinergikan kepentingan dan saling mendukung untuk menciptakan hubungan yang saling menguntungkan. Sebagaimana dijelaskan oeh Hidayat Nur Wahid “ Ada tiga komponen yang terlibat dalam governance, yaitu pemerintah, dunia usaha (comercial society) dan masyarakat pada umumnya (termasuk partai politik)25 “. Sinergi stakeholder dalam pembangunan berkelanjutan tersebut harus dilandasi dengan karakteristik atau asas yang menlandasi penyelenggaraan good governance. Menurut Komite Nasional Kebijakan Governance terdapat asas yang harus menjadi kepastian dalam Good Public Governance disetiap aspek pelaksanaan fungsinya yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum dan kesewajaran dan kesetaraan26. Melalui teori ini pembangunan berkelanjutan dilaksanakan dengan menjaga kepercayaan stakeholder dalam setiap isu kebijakan. Keterlibatan stakeholder pun merupakan modal perbaikan pelayanan pemerintah dan mencegah disorder development. 2.2 Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 2.2.1 Defisini Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 25 Komite Nasional Kebijakan Governance. 2008. Public Governance: Proceeeding Diskusi Panel dan Workshop Konsep Pedoman Umum. Jakarta: Penerbit Salemba. Hlm. 38. 26 Ibid, 79. 22
  • 38. Tanggung jawab sosial perusahaan kepada lingkungan dan masyarakat menjadi tren dengan hadirnya konsep corporate social responsibility (CSR). Perusahaan mendapat banyak perhatian oleh banyak kalangan untuk memberikan kontribusi. Perusahaan sebagai industri dianggap sebagai pihak yang harus bertanggung jawab dengan keberadaannya. Keberadaan perusahaan yang hadir di tengan-tengah masyarakat dan lingkungan sering kali memberikan dampak negatif. Kejayaan perusahaan untuk terus mempertahankan produksi dan industri memiliki biaya sosial dan ekonomi. Hingga saat ini tanggung jawab perusahaan belum memiliki standart yang jelas. Ukuran perusahaan untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan masyarakat dan lingkungan masih bersifat mengambang. Tidaklah mengherankan bila setiap praktisi dan pakar mendefinisikan tanggung jawab perusahaan dengan kriteria dan konsep yang berbeda-berda. Didefinisikan Johnson and Johnson “ Corporate Social Responsibility is about how companies manage the business processes to produce en overall positive impact on society “27. Perusahaan sebagai pihak yang mengelolah perusahaan harus memberikan dampak positif kepada masyarakat. Perusahaan tidak terbatas melakukan aktifitas bisnis dan memperoleh keuntungan pribadi. Perusahaan memiliki hubungan kesatuan dengan masyarakat. Dampak perusahaan merupakan konsekuensi berdirinya perusahaan. Perusahaan tidak dapat menutup diri dari keberadaan masyarakat dan lingkungan. Keberadaan perusahaan harus memberikan keuntungan nilai-nilai sosial maupun 27 Johnson and Johnson.2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 46 23
  • 39. nilai-nilai ekonomi. Konsekuensi perusahaan pun dalam proses produksi harus mampu memberikan produk yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Sedangkan menurut Lord Holme dan Richard Watts mendefinisikan : “ Corporate Social Responsibility is the continuing commitment by business to behave ethtically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large “28. Argumen yang disampaikan oleh Lord Holme dan Richard Watts menjelaskan bahwa konsep CSR menunjukkan adanya komitmen atas perusahaan kepada kepada pekerja, keluarga pekerja, masyarakat sekitar dan masyarakat secara umum. CSR merupakan komitmen perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan. Hal ini menyangkut sektor sosial dan ekonomi. CSR merupakan konsekuensi yang harus ditanggung entitas bisnis atas keberadaannya. Hal yang menarik dari pendapat Lord Holme dan Richard Watts adalah komitmen entitas bisnis memiliki peran untuk memberikan kesejahteraan ekonomi dan sosial tidak terbatas kepada karyawan, keluarga karyawan, masyarakat di sekitar perusahaan dan masyarakat secara luas. Kepentingan suatu golongan masyarakat dan masyarakat luas kini tidak terbatas tertuju kepada pemerintah, kini terdapat golongan swasta yang turut memegang peran. Swasta kini memiliki peran untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan dan memperjuangkan kesejahteraan. 28 Lord Holme and Richard Watts. 2006 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 46 24
  • 40. Komitmen yang diberikan perusahaan kepada masyarakat luas tersebut bersifat berkelanjutan. Perusahaan dalam melaksanakan kewajibannya tidak terbatas aksi pengabdian atau sebagai kewajiban saja. Kegiatan-kegitan yang hanya bersifat prosedural merupakan langkah-langkah yang belum menyentuh substansi CSR. Bentuk-bentuk komitmen perusahaan dengan aksi community development, charity maupun phiilantropy yang hanya dibebankan kepada pihak tertentu saja bukan mencerminkan suksesnya pelaksanaan CSR. CSR melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan strategis. Berdasarkan pemahaman Rachman dan kawan-kawan bahwa CSR memiliki pengertian dasar berdasarkan ISO 26000 sebagai : “ Responsibility of an organzation or the the impact of its decisions and activities on society and the enviorement, thought transparant and ethichal behavior that contributes to sustainable development, health and the walfare of society, takes into accounts the expectations of stakeholders; is in compliance with applicble law and consistant with international norms of behavior; an is integrated throught the organitation and practiced in its relationship “29. Tanggung jawab perusahaan turut terlibat dalam aspek sosial dan lingkungan. Pelaksanaannya mendorong transparansi, menjaga etika untuk berkelanjuan mendorong pembangunan dalam bidang kesejahterakan masyarakat, keterlibatkan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan, mendorong kepastian hukum dan tetap menjalankan norma-norma yang berlaku dalam hukum internasional. Hal ini penting dalam menjaga integrasi perusahaan dan menjaga relasi pihak yang terlibat. 29 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 17 25
  • 41. Pelaksanaan komitmen merupakan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam proses produksi maupun pihak-pihak yang memiliki andil dalam pembangunan. Komitmen perusahaan untuk menjalankan CSR pun harus melibatkan karyawan, pimpinan perusahaan, pemerintah, konsumen, masyarakat dan kelompok-kelompok di masyarakat. Hal ini dilakukan berdasarkan alasan pememenuhan kebutuhan yang telah terjadi dalam proses produksi melibatkan banyak pihak. Setiap pihak yang terlibat dalam proses produksi tersebut memiiki peran untuk tetap menjaga hubungan yang sehat untuk memberikan keuntungan masing-masing pihak. Sinergi kepentingan melalui konsep CSR ini sangat penting untuk melakukan kontrol masing-masing pihak dan mendorong kemajuan pemangku kepentingan di level pembangunan. Integrasi perusahaan pun merupakan faktor yang sangat penting untuk mempertahankan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan harus melakukan upaya membangun citra kepercayaan publik. Upaya tersebut dapat terlaksana dengan transparansi perusahaan. Transparansi perusahaan untuk menyantumkan bentuk-bentuk kandungan hasil produksi merupakan bentuk- bentuk upaya perusahaan melakukan perlindungan konsumen. Konsumem turut memiliki hak mengetahui kandungan barang yang dibeli. Konsumen berhak untuk mengetahui kualitas barang yang telah dibeli. Transparansi perusahaan untuk melakukan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan sinergi dalam pembangunan adalah informasi yang menyangkut kepentingan publik. Publik berhak mengetahui kontribusi perusahaan kepada 26
  • 42. masyarakat sekitar dan lingkungan, agar masyarakat dapat melakukan kontrol terhadap tanggung jawab perusahaan. Sinergi kepentingan antara perusahaan, masyarakat dan pemerintah melalui tanggung jawab CSR merupakan suatu etika bagi pihak yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Melalui etika, perusahaan harus turut memberikan dampak positif. Tidak terbatas perusahaan yang meraup keuntungan, setiap pemangku kepentingan harus turut maju secara bersama-sama. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesenjangan sosial. Dan menghambat proses poduksi perusahaan, pembangunan dan keseimbangan pasar. Komitmen ini dilakukan dengan berbasiskan pembangunan berkelanjutan. CSR dilaksanakan selama perusahaan melaksanakan proses produksi. CSR tidak dilaksanakan hanya sementara. Komitmen mempertanggung jawabkan eksistensi perusahaan ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan, dipertimbangkan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dilaksanakan melalui regulasi kebijakan dan program yang melibatkan para pakar untuk melakukan riset. Pemahaman CSR ini pada dasarnya merupakan konsep yang digagas oleh John Elikington dengan konsep triple bottom line. Konsep tersebut menempatkan tiga varian utama sebagai analisa; yaitu melibatkan ekonomi profit, sosial people dan lingkungan planet 30. Ketiga elemen ini memiliki keterkaitan dalam pemabangunan berkelanjutan. Pelaksanaan CSR pun melibatkan ketiga varian ini sebagai pemangku kepentingan utama. Ketiga pemangku kepentingan tersebut 30 John Elkington. 1998 dalam Nor Hadi. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.hlm. 12. 27
  • 43. merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Setiap pemangku kepentingan memiliki kepentingan untuk saling menunjang dan memberikan dampak positif. Adapun definisi lainnya yang dikemukakan oleh Lingkar Studi CSR Indonesia “ Upaya sungguh-sungguh dari entitas bisnis untuk meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasinya terhadap seluruh pemangku kepentingan dalam ranah ekonomi, sosial dan lingkungan agar mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan “31. 2.2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan CSR merupakan moral kepada stakeholder. Perusahaan memiliki kesadaran memberikan kontribusi kepada lingkungan dan masyarakat sekitar. Pola kontribusi perusahaan harus memiliki standar yang jelas. Terdapat ciri-ciri umum perusahaan dapat diidentifikasi dalam melakukan kontribusi. Terdapat prinsip-prinsip utama yang menjadi kriteria moral perusahaan. Disampaikan oleh Alyson Warhurst bahwa terdapat prinsip-prinsip CSR : prioritas korporat, manajemen terpadu, proses perbaikan, pendidikan karyawan, pengkajian, produk dan jasa, informasi publik, fasilitas dan operasi, peneliti, prinsip pencegahan, kontraktor dan pemasok, siaga menghadapi darurat, transfer best practice, memberi sumbangan, keterbukaan, pencapaian dan pelaporan32. 31 Lingkar Studi Indonesia dalam Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. Loc. Cit. Hlm. 15. 32 Warhurst, Alyson. 1998 dalam Nor Hadi. Lock. Cit. hlm. 63-65. 28
  • 44. Prioritas Korporat, dipahami adanya tanggung jawab perusahaan sebagai pihak yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan memiliki kesadaran memperhatikan keberadaannya. Pemahaman ini mendorong perusahaan untuk produksi yang ramah lingkungan dan memprioritaskan tanggung jawab sosial sebagai hal utama. Perusahaan dalam menjalankan operasinya tidak merugikan pihak tertentu. Bahkan cenderung memberikan hal positif. Manajemen terpadu, sebagai perusahaan yang profesional, memiliki visi dan missi, integritas dan kredibilitas; perusahaan harus mampu mengelola program, kebijakan dan praktik isu dan aturan ke dalam kegiatan bisnis dan semua lini manajemen. Adanya aturan dan norma-norma yang berlaku sebagai etika tidak sebatas sebagai prosedur. Keberadaannya harus mampu dilaksanakan sebagai regulasi. Melalui regulasi yang disiplin diketahui semua pihak yang terlibat dengan tanggung jawab masing-masing. Dan setiap pihak pun mengetahui peran dan aturan main yang jelas. Proses kebaikan, melakukan kinerja berkesinambungan untuk memperbaiki program, kebijakan dan keberadaan kondisi sosial yang ada. Perbaikan dilakukan melalui riset. Riset dilakukan untuk mengetahui kebutuhan yang berdara di lapangan, serta mengetahui substansi permasalahan. Prinsip ini perlu dilakukan agar keberadaan perusahaan tidak terbatas pada kondisi stagnan. Tidak berkembangnya situasi dan kondisi memiliki implikasi perubahan positif. Disisi yang berbeda situasi dan kondisi di lapangan selalu 29
  • 45. berubah-ubah. Peran perusahaan untuk tetap eksis dan mengetahui kondisi lapangan dapat dilakukan melalui penelitian. Pelaksanaan kegiatan ini tampaknya menyibukkan perusahaan untuk mengurusi kontribusi yang diberikan kepada masyarakat, dibandingkan perolehan profit. Hal ini tidak seutuhnya terkesan negatif, bila diperhitungkan dengan untung dan rugi. Terdapat investasi sosial yang harus dipertimbangkan melalui aktifitas ini. Alasan keuntungan investasi sosial adalah setiap pelaksanaan kegiatan dan kebijakan CSR tidak lepas dari para stakeholder. Para pemangku kepentingan mensinergikan kepentingan. Melalui kegiatan ini semua pemangku kepentingan akan diuntungkan. Hal ini harus dipahami bahwa penyelenggara kegiatan tidak terbatas oleh perusahaan. Akan tetapi perusahaan adalah penggerak utama monitoring kondisi yang telah ada. Perbaikan ini tentu harus melibatkan semua pihak untuk menyampaikan argumen. Pendidikan karyawan, upaya pendidikan dan pelatihan kepada karyawan adalah bagian dari pada pelaksanaan konsep CSR. Pelatihan kepada karyawan merupakan upaya peningkatan kualitas kepada konsumen dan pola produksi. Kualitas kepada konsumen merupakan out put yang diberikan perusahaan kepada masyarakat luas. Perusahaan memberikan produk dan hasil yang dapat diterima oleh masyarakat. Kesuksesan perusahaan untuk menghasilkan produk yang diapresiasi masyarakat membutuhkan kerjasama. Kerjasama dengan totalitas 30
  • 46. membutuhkan kemampuan yang memadai untuk menghasilkan produk yang maksimal. Sedangkan pola produksi memiliki peran yang besar dalam proses produksi. Pola produksi menekankan kepada proses internal perusahaan. Perusahaan membutuhkan kemampuan tenaga kerja yang berkualitas untuk meraih keuntungan maksimal. Perusahaan membutuhkan karyawan dan manajer yang mampu terus berinovasi. Melalui sumber daya yang berkualitas pola produksi akan berjalan dengan efektif. Perusahaan membutuhkan bahan faktor produksi, proses produksi dan waktu produksi. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pola produksi. Disinilah pendidikan karyawan merupakan kebutuhan yang sangat penting. Proses produksi merupakan kelangsungan perusahaan. Perusahaan hidup dengan sistem produksi yang melibatkan pasar. Antara permintaan dan penawaran barang dan jasa ditentukan oleh pasar. Hal yang harus diperhatikan dalam proses produksi adalah penekanan biaya produksi dan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Keuntungan maksimal tersebut dapat diperoleh melalui proses internal dan eksternal perushaan. Proses yang melibatkan internal dan eksternal merupakan sistem yang harus terjaga. Sistem tersebut diantaranya dapat terjaga dengan menghasilakan produk yang tetap diminati oleh pasar. Kualitas produk dapat terjaga dengan memaksimalkan pendidikan karyawan. Maka pendidikan karyawan merupakan bagian dari sistem perusahaan. Keberlangsungan proses produksi sangat dipengaruhi pendidikan karyawan. Pendidikan karyawan dilaksanakan selama perusahaan tersebut berproduksi. 31
  • 47. Kajian merupakan upaya mengetahui dampak lingkungan dan sosial sebelum atau sesudah proyek perusahaan. Prinsip ini dalam kondisi praktik di lapangan sangat penting sebagai bentuk tanggung jawab sosial. Pengkajian sebagai riset dapat dilakukan dengan survei, reseach pendahuluan atau penelitian lainnya. Satu kondisi lapangan hendaknya dapat diketahui potensi keuntungan, kerugian dan dampak yang dihasilkan sebelum suatu proyek perusahaan dilakukan. Prediksi perusahaan merupakan langkah sistematis untuk melakukan proyek dengan langkah yang diperhitungkan. Keberadaan perusahaan harus diperhitungkan untuk dapat ramah terhadap lingkungan dan masyarakat. Melalui prediksi berdasarkan riset yang telah ada, perusahaan dapat mengetahui langkah yang harus diambil untuk dapat mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Baik dari segi lingkungan, sosial, budaya, pemerintah dan lain-lain. Prediksi ini merupakan langkah menuju agenda pembangunan secara bersama. Setelah dapat diketahui prediksi-prediksi yang ada, perusahaan dapat melakukan dialog dengan para pemangku kepentingan. Dialog tersebut dimaksudkan untuk melakukan pembangunan yang berkelanjutan. Keberadaan perusahaan harus mampu melakukan kordinasi dengan pemangku kepentingan. Bahkan keberadaan perusahaan harus mampu menjadi pelopor agenda pembangunan. Seteletah perencanaan dan keputusan dilaksanakan, perusahaan masih memiliki tanggung jawab evaluasi. Evaluasi adalah upaya peninjauan kembali atas keberadaan perusahaan dan upaya kontribusi yang telah dilakukan oleh perusahaan. Evalusi perusahaan menyangkut kondisi sosial dan ekonomi yang ada di perusahaan. Terlebih suatu perusahaan yang bergerak mengekspoitasi sumber 32
  • 48. daya alam. Kontribusi yang diberikan perusahaan kepada alam pun harus tetap diperhatikan. Ekosistem alam yang ada harus tetap terjaga. Keberadaan perusahaan bukan untuk merusak ekosistem yang ada. Perusahaan justru harus mampu melestarikan sumber daya alam yang terbatas. Hal ini menjadikan penting bagi perusahaan melakukan evaluasi. Sebelum perusahaan melaksanakan aktivitas yang lebih jauh atau meninggalkan area kerja. Tidaklah etis perusahaan meninggalkan lingkungan yang telah dieksploitasi sumber dayanya, hingga berakibat terhadap kerusakan lingkungan. Kerusakan yang terjadi merupakan permasalahan yang komprehensif bagi sarana dan pra sarana umum, potensi yang dilakukan perusahaan ataupun keberlangsungan daerah beberapa tahun selanjutnya. Produk dan Jasa, merupakan kostribusi perusahaan kepada konsumen dan lingkungan. Produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan dapat ramah terhadap lingkungan. Produk dan jasa tidak lepas dari limbah atau sampah. Keberadaannya hendaknya dapat ditanggulangi; tidak menjadi permasalahan bagi lingkungan, tercemarnya alam, rusaknya ekosistem dan permasalahan lainnya. Produk dan jasa menjadi kebutuhan masyarakat secara luas, sebagai konsekuensinya terdapat sisa produksi yang tidak dapat dipakai. Permasalahn ini tentu menjadi bagian tanggung jawab perusahaan. Keberadaan kendaraan bermotor dapat mencemari udara, keberadaan produk makanan cepat saji menyisakan sampah plastik; sampah plastik sulit diurai. 33
  • 49. Informasi publik; upaya memberikan informasi terkait dengan perusahaan, produk, pendidikan kepada pelanggan, penggunaan produk yang aman demikian halnya dengan jasa yang diberikan. Informasi kepada publik merupakan kegiatan untuk memberikan pemahaman kepada konsumen maupun masyarakat secara luas bahwa suatu produk memiliki kemampuan dalam hak tertentu dan terdapat batasan dalam hal guna. Hal ini perlu disampaikan dengan tujuan konsumen mengetahui kegunaan barang dan resiko penggunaan barang. Bahkan perusahaan harus mampu mendidik konsumen dalam mempergunakan barang dan jasa. Tujuannya adalah untuk perlindungan konsumen dan mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Kepuasan konsumen merupakan bagian kesuksesan perusahaan. Perusahaan yang mendapatkan kepercayaan dari konsumen memiliki apresiasi, agar publik tidak ragu menggunakan produk atau jasa perusahaan. Hal ini cukup penting untuk meminimalisir potensi konflik. Fasilitas dan Operasi merupakan prinsip perusahaan untuk mempergunakan temuan, rancangan dan mengoperasikan temuan yang mempertimbangkan dampak lingkungan. Perusahaan harus tetap berinovasi untuk meminimalisir dampak negatif kepada lingkungan dan sosial-ekonomi. Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui perkembangan tekhnologi dan informasi. Teknologi dan informasi harus dipergunakan untuk perlindungan setiap pemangku kepentingan. 34
  • 50. Perusahaan tidak dapat menganggap sepele keberadaan penggunaan tekhnologi yang tidak ramah. Beragam dampak dapat menjadi permasalahan bagi perusahaan itu sendiri. Permasalaan kecil dapat menjadi permasalahn yang besar bila permasalahn kecil terus bertambah. Bergulirnya waktu menjadikan perusahaan berhadapan dengan masalah yang mengumpul. Penelitian adalah pendukung pihak-pihak yang meneliti dampak sosial bahan baku, produk, proses, emisi dan limbah yang terkait dengan kegiatan usaha. Perusahaan selalu membutuhkan inovasi untuk menghasilkan beragam hal yang efektif dan efisien. Perusahaan hadir dengan meminimalisir dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif. Perusahaan menggunakan modal minimal dengan harapan memperoleh hasil maksimal. Hal inilah yang menjadikan perusahaan memperoleh keuntungan. Upaya memperoleh keuntungan ini membutuhkan langkah-langkah penuh pertimbangan. Perusahaan pun membutuhkan data kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki perusahaan tidak dapat ditanggulangi oleh perusahaan itu sendiri. Sangatlah relevan melibatkan peneliti ataupun pihak-pihak yang tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ini merupakan cek dan kontrol perusahaan. Melalui penelitian yang ada, perusahaan dapat meningkatkan produksi. Prinsip pencegahan adalah antisipasi atas proses produksi, hasil produksi, keberadaan perusahaan di lingkungan dan lain-lain. Pencegahan dilakukan dengan mempertimbangkan dampak negatif, walau dalam kenyataannya belum tejadi. 35
  • 51. Pencegahan dilakukan dengan melakukan perbaruan atau memodifikasi sistem pemasaran, penggunaan produk dan lain-lain. Tanggung jawab kontraktor dan pemasok perusahaan harus dipegang teguh. Tidak terbatas perusahaan sendiri yang berhadapan dengan masyarakat sekitar. Kontraktor dan pemasok dalam aktivitasnya dengan perusahaan harus mampu memberikan dampak positif. Kesenjangan sosial harus diminimalisir untuk mempertahankan kondisi yang kondusif. Keberadaan masyarakat harus disinergikan dengan pihak pemasok atau kontraktor. Siaga menghadapi darurat dimaksudkan menjaga keselamatan karyawan dan lingkungan sekitar. Upaya siaga dapat dilakukan melalui kordinasi dengan pihak-pihak yang berkompeten. Siaga menghadapi darurat harus ditekankan sebagai kebutuhan dan syarat operasi perusahaan. Kondisi darurat dapat terjadi secara tiba-tiba, dan membutuhkan penanganan cepat. Penekanan siaga menghadapi darurat menyangkut hak vital manusia. Taransfer Best Practice merupakan kontribusi kepada publik, lembaga bisnis dan lembaga pemerintahan. Kontribusi yang dilakukan perusahaan kepada publik dapat dilakukan dengan turut berpartisipasi dalam proses kebijakan ataupun melakukan gerakan sosial. Kontribusi perusahaan adalah upaya bersama untuk maju bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Upaya kegiatan ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial. 36
  • 52. Kesadaran perusahaan untuk peduli adalah salah satu etika untuk saling menolong. Adapun bentuk-bentuk kegiatan ini adalah memberikan bantuan pendidikan bagi siswa tidak mampu, memberikan bantuan dana bagi keluarga tidak mampu dan banyak hal lainnya yang dapat dilakukan. Tujuannya untuk memberikan bantuan secara nyata. Bantuan dapat digunakan secara langsung oleh pihak yang bersangkutan. Memberi sumbangan merupakan usaha bersama dalam rangka pengembangan kebijakan publik, bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen dan lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan bimbingan dan pelatihan. Melalui kegiatan ini akan meningkatkan kesadaran tanggung jawab dan memunculkan program yang berbasis pada kepentingan masyarakat. Perusahaan sebagai pihak yang terlibat dalam kegiatan ini ditekankan untuk mampu hadir sebagai pihak yang menseponsori. Bahkan perusahaan akan lebih baik bila menjadi pelopor. Keberadaan perusahaan merupakan pihak yang penting hadir di tengah-tengah masyarakat. Perusahaan pun harus mampu bersinergi dalam proses kebijakan. Keterbukaan, hal yang sangat penting dalam berdialog. Perusahaan dalam menjalin hubungan harus mampu berdialog terkait dengan keberadaan perusahaan. Perusahaan pun harus siap berhadapan dengan pihak mana pun yang merasa terganggu dengan keberadaan perusahaan dan keluhan-keluhan lainnya. 37
  • 53. Adapun pihak-pihak yang perlu diajak dialog secara berskala adalah pekerja dan publik. Keberadaannya merupakan bagian yang berperan penting bagi perusahaan. Pekerja mewakili internal perusahaan atas keluhan dalam proses produksi. Sedangkan publik adalah pihak yang bersentuhan dengan keberadaan perusahaan. Pencapaian dan pelaporan, melakukan evaluasi kinerja yang telah dilakukan secara keseluruhan. Melakukan pengkajian sebagaimana target yang telah ditetapkan perusahaan dan mengevaluasi antara harapan pemangku kepentingan dengan kegiatan yang telah dilakukan. Dan melakukan analisis sesuai konstitusi yang berlaku. Pihak yang berhak mengetahui laporan tersebut diantaranya pemegang saham, dewan direksi, pekerja dan publik. Hal ini penting agar pemangku kepentingan mengetahui kondisi yang dihadapi perusahaan. Kegiatan yang telah dilakukan menjadi koreksi bersama. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi. Melalui prinsip-prinsip ini perusahaan tidak terbatas sebagai golongan yang mengekspolitasi dan mencari keuntungan. Perusahaan pun memiliki tanggung jawab kepada lingkungan, pemerintah dan masyarakat. 2.2.3 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pada era klasik, CSR bukanlah hal baru bagi peradapan manusia. CSR secara tidak langsung hadir searah dengan etika, sejak manusia mengenal hidup 38
  • 54. bersama dan mengenal perdagangan. Etika diakui masyarakat melalui norma yang berlaku secara formal maupun secara tidak formal. Sekitar tahun 1700 BC Raja Hammurabi dari bangsa Mesopotamia telah menetapkan kebijakan terhadap pelaksanaan perdagangan kayu perhutanan. Pada massa tersebut terjadi penebangan secara besar-besaran. Eksploitasi lahan secara besar-besaran mengakibatkan erosi dan pencemaran udara. Dalam undang-undang ditetapkan bahwa pelaku bisnis dan petani kayu di wilayah perhutanan harus mampu memberdayakan masyarakat sekitar dan ramah terhadap lingkungan. Bila pelaku bisnis tidak melaksanakan kegiatan tersebut mendapatkan sangsi penjara hingga hukuman mati. Berkembang pada era 1920-an, perdebatan konsep tanggung jawab kepada lingkungan dan sosial menjadi perhatian banyak kalangan. Kemunculan industrialisasi memiliki konsekuensi kerusakan lingkungan dan dampak sosial. Sebagai contohnya meningkatnya kriminalitas. Pada era ini para pelaku bisnis mulai mengunakan l keuntungannya untuk aksi-aksi bersifat filantropi. Kegiatan tanggung jawab sosial turut didukung oleh Dekan Sekolah Bisnis Harvard; Wallace B. Donham. Menurut Donham, kaum pebisnis memulai pola baru. Pada era sebelumnya bisnis tidak peduli dengan tanggung jawab sosial, meskipun lingkungan sosial mengharapkan tanggung jawab dari pelaku bisnis33. Era 1960-1970 diwarnai dengan buku silent sprint oleh Rachel Carson. Buku tersebut menarik perhatian publik untuk melihat dampak industri terhadap 33 Hadi, Nor.dkk. Lock. Cit. hlm. 21-23. 39
  • 55. lingkungan. Isu buku tersebut bertambah keras dengan kemunculan perusahaan mobil General Motor dan Standard Oil (Exxon Mobil). Perusahaan tersebut memproduksi limbah timbal sangat banyak, kondisi tersebut semakin menarik perhatian anggota Senat Amerika Serikat untuk melakukan uji kelayakan. Isu lingkungan menjadi kepentingan bersama antara masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha. Kebijakan lingkungan melewati proses yang panjang karena mendapat kawalan banyak pihak. Pada era 1980-1990 keberadaan industri kembali menjadi peringatan keprihatinan dunia. Terjadi peledakan industri nuklir di Chernobyl Ukraina dan keracunan masal di Bhoqal India. Serta adanya penemuan lubang lapisan ozon akibat industri. Periode ini merupakan cikal bakal isu pemanasan global. Pada periode 1990-2000 terjadi kasus perang teluk persia berakibat pada kebocoran kilang minyak dan kerusakan alam. Peristiwa itu mendorong pengambilan keputusan politik untuk memperhatikan lingkungan dan kondisi sosial ekonomi. Bahkan isu perang menjadi bagian isu lingkungan. Banyak pihak yang memantau kebijakan genjatan senjata, karena diharapkan harus sesuai dengan norma kemanusian dan lingkungan. Pada era 2000-an masyarakat lebih selektif mengontrol kebijakan pemerintahan Amerika sebagai pemenang dunia ketiga. Pada era itu diharapkan 40
  • 56. setiap kebijakan mempertimbangkan dampak lingkungan terhadap masyarakat sekitar34. Perkembangan sejarah CSR turut ditandai dengan keberadaan kaum intelektual. Kaum intelektual merupakan pihak yang turut memberikan sumbangan tolok ukur penerapan konsep CSR. Perkembangan konsep yang disumbangkan kaum intelektual memberi kepastian hukum positif. Konsep tersebut tidak terbatas mewarnai kebijakan di lingkup nasional, akan tetapi CSR menjadi isu kebijakan dalam lingkup internasional. Adapun tabel yang menerangkan secara singkat konsep perkembangan CSR, yaitu Tabel 1 Sejarah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1953 Diterbitkan “ Social Responsibility of Businessman “ karya Howard Bowen yang kemudian dikenal dengan Bapak CSR. 1987 The World Commisission on Emvironment and Development (WECD) dalam Bruntland Report, menembangkan tiga komponen penting (sustainable development), yang didasarkan kepada pengembangan lingkungan hidup, pembangunan ekonomi dan sosial sebagai sesuatu yang harus dilakukan semua pihak, termasuk perusahaan. 1992 KTT Bumi di Rio Deneiro menegaskan konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang didasarkan kepada perlindungan lingkungan hidup, pembangunan sosial dan ekonomi sebagai sesuatu yang mesti dilakukan semua pihak, termasuk perusahaan. 1998 Konsep CSR semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibal with folks: The Triple Bottom Line in 21 st Century Business (1998), karya John Elkington. Dia mengemas CSR dalam tiga fokus: 3P, singkatan dari profit, planet, dan people. 2002 Wold Summit Sustainable Development di Yohanburg memunculkan Social Responsibility yang mengirigi dua konsep sebelumnya yaitu economic dan environment sustainability. 2010 Diberlakukan ISO 26000 suatu standar operasional dan norma pelaksanaan tanggung jawab sosial dari organisasi-organisasi termasuk perusahaan yang terhimpun dalam Guidance Social Responsibility35 34 http//www.runet.edu/-wkovarik/hist1/timeline.news.html 29 September 2011 35 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana, Lock. Cit. hlm. 82 41
  • 57. 2.2.4 Double Diamond Double Diamond merupakan perkembangan dari analisis keunggulan bersaing yang digagas oleh Michael Porter, atau disebut Fircle Force. Sebuah konsep yang turut diadopsi menjadi bagian tanggung jawab sosial perusahaan. Analisis tersebut menganalisis persaingan industri berdasarkan sisi supplay chain (supplier dan pelanggan) dan pasar (pemain baru dan substitusi). Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa persaingan industri membutuhkan kemandirian industri. Kenyataan lapangan menunjukkan bahwa keberadaan industri tidak seutuhnya dapat mandiri. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, Sebagai pertimbangan tercapainya industri yang mandiri dan mendorong persaingan pasar dibutuhkan pemberdayaan bagi masyarakat dan mendorong industri bangkit. Aspek pemberdayaan tersebut pada direalisasikan dalam aspek ekonomi. Dalam perkembangannya, kebutuhan pemberdayaan turut dipengaruhi oleh aspek sosial. Keberadaan aspek sosial dan ekonomi saling mempengaruhi satu sama lain. Berdasarkan faktor tersebut transformasi masyarakat menggunakan Double Diamond. Analisis Double Diamond menggunakan aspek sosial dan ekonomi sebagai cerminan. Dalam hal ini keberadaan sosial diharapkan mampu mempengaruhi kondisi ekonomi. Transformasi sosial ekonomi masyarakat dilaksanakan pada wilayah terkecil yaitu kecamatan. Lingkup kecamatan merupakan hubungan masyarakat 42
  • 58. dan perusahaan. Batasan ini merupakan tolok ukur terlaksananya kemandirian masyarakat. Tantangan utama Double Diamond bukanlah keadaan geografi masyarakat, melainkan pola sosial ekonomi yang dibangun masyarakat. Pola sosial ekonomi mempengaruhi perkembangan dunia bisnis yang berada di lingkungan sekitar, beserta mempengaruhi tingkat perkembangan masyarakat. Pihak yang dianggap memiliki peran penting dalam konsep Double Diamond adalah pemerintah, perusahaan dan masyarakat. Keberadaan elemen ini merupakan pihak yang memiliki peran penting dalam transformasi sosial ekonomi di masyarakat. Tidak dapat dapat dipungkiri bahwa konsep analisis Double Diamond tidak lepas dari teori good governance sebagai sinergi kebijakan. Manfaat pelaksanaan Double Diamond ini adalah memetakan, menggali dan mengenali potensi positif daerah. Pemetaan ini cukup koprehensif untuk mengetahui pola hubungan pemangku kepentingan, permasalahan yang berkembang dan lain-lain. Disisi yang berbeda, Double Diamond turut mengetahui keunggulan potensi daerah. Hal yang harus dipahami dalam Double Diamond adalah unit analisis transformasi sosial ekonomi. Transformasi sosial ekonomi merupakan upaya sinergi kepentingan. Berdasarkan analisis Double Diamond terdapat aspek internal dan eksternal mempengaruhi kondisi sosial ekonomi. Aspek eksternal meliput pemerintah dan peluang ekonomi. 43
  • 59. Pemerintah bukanlah pihak yang terlibat dalam internal sosial ekonomi Double Diamond. Keberadaannya turut memiliki peran penting dalam mempengaruhi pertumbuhan, pengembagangan sosial ekonomi masyarakat. Pengaruh pemerintah tersebut dapat diwujudkan dalam kebijakan, pembangunan dan respon pemerintah kepada suatu isu. Peluang ekonomi merupakan faktor ekonomi yang berada di dalam dan di wilayah kajian. Keberadaannya memiliki pengaruh dalam sosial ekonomi wilayah yang di kaji. Keberadaannya merupakan peluang bagi perusahaan dan masyarakat untuk mengutungkan. Faktor sosial ekonomi membutuhkan dukungan peluang ekonomi di luar wilayah kajian. Sebagai contohnya; keberadaan bencana alam dan krisis global yang terjadi. Hal ini merupakan kejadian yang tidak disangka. Keberadaan sosial ekonomi pada suatu daerah terpengaruhi oleh bencana alam atau krisis global, walau di daerah yang bersangkutan tidak mengalami bencana tersebut. Disini terjadi faktor yang mempengaruhi peluang ekonomi. Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi sosial ekonomi merupakan pola transformasi sosial ekonomi swasta dan masyarakat. Adapun7 Pedoman transformasi sosial ekonomi internal Double Diamond, yaitu prilaku dan nilai- nilai sosial, rangsangan perubahan sosial, modal sosial dan kelembagaan, kondisi input sosial budaya dan kondisi input ekonomi, kondisi dan prilaku persaingan, kondisi dan prilaku persaingan, kondisi permintaan dan rangsangan komersial, lapis-lapis prilaku ekonomi dan kondisi rantai nilai usaha. 44
  • 60. Prilaku dan nilai-nilai sosial merupakan survei dan pemetaan perilaku yang menjadi kebiasaan masyarakat dan nilai suatu fenomena sosial di mata masyarakat yang bersangkutan. Bedasarkan pemetaan ini menyangkut : a) Permasalahan gender. b) Status sosial menyangkut pekerjaan. c) Struktur sosial dan pendapatan. d) Apresiasi terhadap pendidikan, produktivitas dan etos kerja. e) Nilai dan kepercayaan masyarakat, keberadaan kearifan lokal, adat- istiadat, karakteristik masyarakat,pola hubungan sosial, motif penggerak tingkah laku masyarakat. f) Pengalaman masyarakat g) Pengetahuan masyarakat terhadap CSR. Rangsangan perubahan sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan sosial budaya yang ada di masyarakat. Adapun poin yang menjadi pertanyaan menyangkut: a) Mobilitas sosial. b) Pola interaksi peduduk pendatang. c) Perantau terdidik dan pendidikan keluar daerah. d) Difusi sosial-asimilasi sosial. e) Brain drain f) Kehadiran tekhnologi, informasi dan trasnportasi. g) Pola komunikasi dan informasi. 45
  • 61. Modal sosial dan kebudayaan merupakan pemetaan yang menjadi modal sosial dan kelembagaan yang terdapat di masyarakat. Faktor yang mempengaruhi: a) Kelompok dalam masyarakat. b) Kelompok dan pola kepemimpinan c) Hubungan kondisi internal kelompok d) Hubungan kondisi eksternal kelompok e) Kelembagaan adat, sosial dan ekonomi f) Hubungan dan lembaga di antara masyarakat dan perusahaan Kondisi Faktor Input (Sosial dan Ekonomi) merupakan keberadaan situasi dan kondisi yang menjadi modal dasar sosial ekonomi di masyarkat. Faktor imput terdiri dari : a) Potensi alam, bentuk lahan dan keberadaan geografi daerah b) Sebaran pelaku usaha c) Infrastruktur fisik (jalan, listrik, air bersih dan fasilitas umum) d) Infrastruktur komunikasi dan transportasi e) Lembaga pelayanan umum f) Informasi/pendidikan CSR g) Kebijakan, program dan peraturan daerah h) Kondisi sumber daya alam dan sumberdaya manusia Kondisi dan prilaku persaingan berfungsi menganalisis keberadaan aktor dan pola persaingan usaha di wilayah. Pisau analisa mencakup : 46
  • 62. a) Apresiasi kepada dunia usaha b) Perilaku dan pola berusaha c) Respon terhadap investasi luar d) Kondisi persaingan dan kerja sama Kondisi permintaan dan rangsangan komersial merupakan faktor yang menjadi rangsangan dan permintaan bagi masyarakat dalam sosial ekonomi. Faktor yang mempengaruhi mencakup: a) Kondisi permintaan lokal b) Permintaan dari tempat yang berbeda c) Apresiasi mutu dan permintaan oleh penduduk lokal d) Pembelian yang merangsang inovasi Lapis-lapis Pelaku Ekonomi menjelaskan keberadaan pelaku dan pola rantai usaha dilaksanakan. Sebagai perbandingan mencakup : a) Ketersediaan lembaga pendukung ekonomi b) Ketersediaan lapis industri pendukung c) Interaksi antar pelaku usaha d) Kondisi rantai usaha36 2.3 Hukum Positif Hukum yang mengatur tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat lokal, pemerintah dan kepada lingkungan cukup banyak. 36 Rachman, Nurdizal M., Asep Efendi dan Emir Wicanasana. hlm. 136-159 47