SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Baixar para ler offline
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Kaitan Desain Selubung Bangunan terhadap Pemakaian Energi
dalam Bangunan (Studi Kasus Perumahan Graha Padma Semarang)
Sukawi
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang
Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131 Telp 024 70585369-08122817739
Email: zukawi@gmail.com & zukawi@yahoo.com
Abstrak
Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah
penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli
akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi.
Minimal ada tiga faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap penghematan energi pada bangunan, yaitu :
disain selubung bangunan, manajemen energi dan kesadaran pengguna. Akumulasi angka pemborosan dalam
penggunaan energi pada bangunan berkisar 15-30 % sehingga perlu memperoleh tanggapan yang lebih serius,
karena akan mempunyai dampak yang besar terhadap pemakaian energi listrik secara nasional.
Bentuk desain selubung bangunan rumah tinggal tidak lepas dari pertimbangan kondisi iklim tropis dan
lingkungan sekitar. Bentuk pembayangan pada bangunan merupakan upaya dalam mengantisipasi iklim tropis
untuk mencapai kondisi termal yang nyaman dalam bangunan. Penyelesaian disain fasade harus dibuat tidak
diseragamkan antara yang menghadap barat, timur selatan atau utara. Karena pada prisipnya deretan rumah yang
menghadap ke barat dan ke selatan memiliki permasalahan yang berlainan apabila dilihat dari aspek lintasan
matahari.
Perwujudan dari desain arsitektur untuk bangunan yang berwawasan lingkungan sering disebut dengan
green building. Hal ini erat kaitannya dengan konsep arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur
berkelanjutan (sustainable architecture) dan hemat energi. Disini arsitek mempunyai peran yang amat sangat
penting dalam penghematan energi. Disain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk
meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas
penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan
pendekatan pasif. Melalui studi ini akan diuraikan kaitan antara bentuk tampilan selubung bangunan dengan
pemakaian energi dalam bangunan.
Kata kunci : Selubung Bangunan, Energi, Bangunan
Pendahuluan
Rumah merupakan suatu wadah atau tempat berlindung bagi manusia untuk melakukan
kegiatan didalamnya. Rumah yang baik yaitu rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi
penghuninya, sehingga penghuninya merasa nyaman saat melakukan aktifitas didalamnya. Nyaman
yang dimaksudkan adalah rumah terasa sejuk, memiliki intensitas cahaya yang cukup pada siang hari
dan tidak bising.
Salah satu ciri bangunan tropis yaitu dapat melindungi dinding bangunan dari radiasi sinar
matahari langsung, karena radiasi sinar matahari langsung pada dinding bangunan dapat merambatkan
panas kedalam ruang, sehingga menaikan suhu dalam ruangan. Radiasi sinar matahari langsung pada
dinding bangunan dapat ditanggulangi dengan pembayangan dari tritisan pada dinding bagunan
sehingga radiasi sinar matahari tidak langsung merambatkan panas pada dinding bangunan. Radiasi
sinar matahari langsung pada bangunan juga dipengaruhi oleh orientasi fasade bangunan terhadap arah
litasan matahari, jadi fasade bangunan yang menghadap kearah timur dan barat mendapatkan
intensitas radiasi sinar matahari yang lebih banyak.
Dalam perencanaan pola blok hunian pada suatu kawasan atau lingkungan perumahan, salah
satu aspek yang perlu diperhatikan adalah orientasi terhadap lintasan matahari. Terutama yang
berkaitan dengan karakter wilayah di sekitar garis katulistiwa. Pola sinar matahari pada fasade utara
dan selatan tergantung posisi terhadap garis lintang utara dan lintang selatan. Arah hadap rumah tidak
dapat dipaksakan agar seragam dalam suatu kawasan, dengan demikian diperlukan pertimbangan
khusus dan spesifik untuk rumah yang menghadap ke barat, timur, utara atau selatan.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Matahari dan Pembayangan
Orientasi bangunan sebagai salah satu faktor utama untuk meminimalkan konsumsi energi
pada bangunan. Di wilayah iklim tropis lembab lebih diutamakan orientasi bangunan mengarah ke
utara, selatan dan timur, untuk pembukaan yang memadai sebagai penangkap angin dalam
meningkatkan pendinginan didalam ruangan dan penggunaan terang alami yang memadai untuk
kegiatan di dalam ruang. Jumlah panas yang berlebihan di iklim tropis belum dimanfaatkan secara
optimal oleh beberapa perancang pada bangunan tinggi. Pada kenyataannya mayoritas bangunan
rendah maupun tinggi justru memiliki desain bangunan yang mengeliminasi terang alami dan
menggunakan sebanyak mungkin lighting. Oleh karenanya kondisi padatnya bangunan tinggi di
perkotaan harus diimbangi dengan pengurangan efek pembayangan sekitar yang berakibat munculnya
ruang-ruang yang terjebak oleh gelap dan meningkatnya konsumsi energi untuk lighting.
Dalam sun path diagram kita dapat mengetahui posisi matahari berdasarkan tanggal, bulan
dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut ketinggian matahari atau disebut sebagai
altitude, dengan besaran sudut berkisar antara 0 O
hingga 90 O
. Seperti contohnya bila sebuah kota
yang berada diatas lintasan khatulistiwa atau berada tepat di atas jalur ekuator, maka garis lintang
matahari berada di 0 O
, kota di Indonesia yang berada posisi ini sebutlah kota Pontianak bila
menunjukan jam 12 siang di bulan September dan Maret maka matahari akan berada tepat di atas
ketinggian altitude 90 O
atau posisi matahari berada tegak lurus dengan permukaan bumi. Hal
demikian akan terjadi juga pada garis lintas matahari akan berada tepat di atas kepala untuk kota-kota
yang berada di atas permukaan bumi dengan garis lintang 23-24 O
LS pada tanggal 22 Desember tepat
menunjukan waktu jam 12 siang.
Seluruh permukaan bangunan harus terlindungi dari sinar matahari secara langsung. Dinding
dapat dibayangi oleh pepohonan. Atap perlu diberi isolator panas atau penangkal panas. Langit-langit
umum dipergunakan untuk mencegah panas dari atap merambat langsung ke bawahnya (Satwiko,
2005).
Kalau melihat pada beberapa desain bangunan tropis, sebenarnya masyarakat kita cukup
mengenal bagaimana dan apa yang dimaksud dengan “hijau” demi kepentingan dan kenyamanan
hidup. Bagaimana pun terbatasnya lahan yang mereka miliki, mereka tetap berupaya agar rumah dan
lingkunganya tetap nyaman untuk ditinggali. Macam-macam cara yang mereka lakukan, misalnya
teras depan digunakan untuk menggantung dan menanam berbagai macam tanaman sehingga
menyerupai tembok tanaman yang berefek pada pengurangan panas. Disamping itu daun yang hijau
dalam proses fotosintesis bisa menghasikan udara yang lebih baik bagi kesehatan lingkungan. Inisiatif
yang ditempuh masyarakat untuk menerapkan konsep ekologis bagi lingkunganya merupkan suatu
upaya yang sederhana dalam mewujudkan keberlanjutan.
Pada skala lingkungan mikro, fenomena radiasi matahari ini mempengaruhi laju peningkatan
suhu lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi aktivitas manusia di luar ruangan, untuk mengatasi
fenomena ini ada tiga hal yang bisa dikendalikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas
matahari, dan sudut jatuh matahari (Satwiko, 2005).
Disain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan
penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas
penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan
pendekatan aktif maupun pasif. Pendekatan pasif mengandalkan kemampuan perancang untuk
mengantisipasi fluktuasi iklim luar melalui solusi arsitektural, sedangkan pendekatan aktif mutlak
memerlukan kolaborasi perancang dan engineering melaluo solosi teknologi.
Selubung bangunan
Selubung bangunan (building envelope) memiliki peran penting dalam menjawab masalah
iklim dan penghematan energi, seperti radiasi matahari, hujan, kecepatan angin , tingginya
kelembaban serta pemanfaatan potensi alam antara lain dengan memanfaatakan cahaya alami untuk
penerangan ruang serta penghawaan alami baik melalui dinding maupun atap , serta memilih material
yang memiliki perambatan panas relatif kecil Faktor panas yang berasal dari luar bangunan akan
masuk kedalam ruang melalui selubung bangunan, baik melalui dinding maupun atap yang merupakan
beban pendingin yang harus dinetralisir oleh sistem pendingin (AC) dengan menggunakan energi.
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi, maka perolehan panas tersebut harus
dibatasi. Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses perpindahan kalor dari benda yang lebih
panas ke benda yang kurang panas. Terdapat tiga cara perambatan panas:
• Perambatan Panas konduktif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang
kurang panas melalui kontak (sentuhan).
• Perambatan panas konvektif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang
kurang panas melalui aliran angin (atau zat alir lainnya)
• Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang
panas dengna cara pancaran.
Pengurangan Radiasi Matahari
Radiasi sinar matahari yang masuk secara langsung ke dalam bangunan sebagian besar
melalui kaca pada jendela. Cara menghindarinya yaitu meletakkan bidang kaca pada daerah yang
terlindung oleh bidang penangkal sinar matahari (sun shading device), atau bahkan tidak terkena
matahari secara langsung sama sekali. Lebar sirip penghalang sinar matahari tergantung pada jam
perlindungan yang dikehendaki dan letak lintang daerah tersebut.
Secara nyata lebar bidang penangkal dapat didesain dengan menggunakan Diagram Matahari dan
Pengukur Sudut Bayangan, dengan perbandingan sebagai berikut :
1. Sinar matahari yang langsung mengenai bidang kaca akan merambatkan panas sebesar 80% - 90% .
2. Pemasangan tabir matahari di sebelah dalam akan mengurangi panas, sehingga tinggal 30% - 40% .
3. Pemasangan tabir matahari di luar jendela akan mengurangi masuknya panas, sehingga tinggal 5%
- 10%.
Untuk mengurangi radiasi panas dan kesilauan dari sinar matahari, dapat dilakukan dengan
dua macam cara, yaitu :
1. Pembayangan / Shading untuk mematahkan sinar matahari, dengan prinsip payung atau perisai
yang dilakukan dengan cara seperti: penanaman vegetasi berupa pohon-pohon tinggi di dekat
bangunan, penggunaan jendela-jendela rapat / blinden, penggunaan papan atau bidang yang dapat
disetel pada poros vertikal, kerai, tenda jendela dan jerambah, penjulangan atap pada cucuran
(tritisan), gimbal atap dan galery, atap rapat pada rumah, selasar, galery dan doorloop
2. Penyaringan / Filtering, untuk memperlembut sinar matahari, terutama siang hari yang masuk agar
tidak terlalu menyilaukan, dilakukan dengan cara: penanaman vegetasi berupa tanaman, bunga,
perdu, krepyak, louvre, jalousie, kisi-kisi, kerawang / roster, kerai, pergola, horisontal overhangs
Metoda Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kompleks perumahan Graha Padma Semarang dengan
mengambil type rumah dan orientasi sebagai dasar pengambilan sampel penelitian. Peneliti
menggunakan 2 type rumah sebagai sampel sistem pembayangan pada bangunan tersebut. Pemilihan
type bangunan tersebut berdasarkan bentuk fasade yang sama dengan orientasi bangunan yang
berbeda.
Idealnya sebuah rumah dapat terbayangi secara optimal dari pukul 10.00 – 15.00, karena pada
jam-jam tersebut radiasi matahari lansung pada dinding dapat menambahkan panas dalam ruangan.
Oleh karena itu kami menggunakan waktu pengukuran pada sampel setiap satu jam sekali mulai pukul
09.00 sampai sore hari pukul 16.00.
Tabel 1 : Indikator angka Penilaian Pembayangan Fasade
Indikator angka pada penilaian pembayangan fasade
0 - 20 % 21 - 40% 41- 60% 61 - 80% 81 - 100%
NILAI 0 1 2 3 4
Sumber : Analisis
Penelitian ini didasari pada teori intensitas matahari. Intensitas radiasi matahari ini apabila
tidak ditangkal dengan benar dapat mengakibatkan laju peningkatan suhu udara baik di dalam maupun
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
di luar ruangan. Hal ini dikarenakan panas yang masuk ke dalam ruangan melalui beberapa peristiwa.
Pada bidang yang terbayangi, maka panas yang masuk kedalam ruang hanya konduksi akibat
perbedaan suhu luar dan suhu dalam saja. Akan tetapi pada bidang yang terkena sinar matahari (tidak
terkena bayangan), maka panas yang masuk kedalam ruangan juga akibat radiasi balik dari panasnya
dinding yang terkena sinar matahari. Panas yang masuk pada dinding yang tersinari ini bisa mencapai
2 sampai 3 kali’nya dibanding konduksi. Terlebih apabila ada sinar matahari yang langsung masuk ke
dalam ruangan, panas radiasi mata hari yang langsung masuk ke dalam ruangan ini bisa mencapai 15
kali dibanding panas akibat konduksi. Hal tersebut memberikan pemahaman bahwa bidang-bidang
yang terkena sinar matahari akan menyumbang laju peningkatan suhu ruangan sangat signifikan.
Hasil dan Pembahasan
Pada kasus ini dapat dihitung persentase pembayangan baik pada bidang tidak tembus cahaya
(dinding) maupun pada bidang yang tembus cahaya (bukaan/jendela). Penilaian pembayangan pada
bangunan di perumahan Graha Padma dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB
Tabel 2 : Hasil Simulasi Pembayangan Berdasar Orientasi Bangunan
Volume pembayangan : 77% Volume pembayangan : 45%
Volume pembayangan : 85% Volume pembayangan : 73%
Tabel 3 : Perbandingan Volume Pembayangan Fasade berbeda Orientasi
Type
Hunian
Typologi
Langgam
Sudut
Fasade dari
Utara
WAKTU SIMULASI
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
T-36 Minimalis 15 2 3 3 3 3 3 2 2
T- 36 Minimalis 176 3 3 3 4 4 4 4 3
Sumber : Analisis, 2009
Tabel 4 : Hasil Simulasi Pembayangan Berdasar Orientasi Bangunan
Volume pembayangan : 93% Volume pembayangan : 32%
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Volume pembayangan : 24% Volume pembayangan : 87%
Tabel 5 : Perbandingan Volume Pembayangan Fasade berbeda Orientasi
Type
Hunian
Typologi
Langgam
Sudut
Fasade dari
Utara
WAKTU SIMULASI
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00
T-36 Minimalis 227 4 4 3 1 1 1 0 0
T- 36 Minimalis 125 0 0 1 1 2 3 4 4
Sumber : Analisis, 2009
Dinding akan menjadi panas apabila tidak terlindungi dari radiasi matahari dan akan
meneruskan panas ini kedalam ruangan. Jadi pembayangan dinding sangat dibutuhkan untuk
mengurangi panas yang disebabkan radiasi matahari yang merambat kedalam bangunan dari dinding
maupun bidang transparan yang tidak terbayangi.
Beberapa hal yang mempengaruhi pembayangan dinding pada bangunan antara lain Fasade
Rumah dan Orientasi bangunan.Dinding utara dan selatan tidak begitu banyak menerima radiasi
matahari secara langsung, karena sudut jatuh sinar matahari cukup besar, jadi dinding yang
menghadap utara maupun selatan lebih memerlukan penonjolan bidang vertikal untuk menghasilkan
pembayangan yang lebih baik.
Sedangkan dinding yang menghadap timur pada pagi sampai siang hari dan barat pada siang
sampai sore hari mendapatkan beban panas yang lebih besar sehingga diperlukan perlindungan
matahari berupa tritisan maupun shading pada bagian tersebut.
Bangunan yang menghadap timur mendapatkan radiasi matahari langsung pada pagi hari,
karena pada pagi hari matahari berada pada bagian timur. Sedangkan pada siang hari bangunan yang
menghadap timur tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung. Hal ini berlangsung sepanjang
tahun tidak seperti bangunan yang menghadap ke utara yang tidak mendapatkan radiasi matahari
secara langsung sepanjang tahun.
Bangunan yang menghadap barat mendapatkan radiasi matahari langsung pada siang sampai
sore hari (pukul 12.00 - 16.00), karena pada siang sampai sorehari matahari berada pada bagian timur.
Sedangkan pada pagi hari bangunan yang menghadap barat tidak mendapatkan radiasi matahari secara
langsung. Hal ini berlangsung sepanjang tahun tidak seperti bangunan yang menghadap ke utara
maupun selatan yang tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun.
Bangunan yang menghadap utara akan mendapatkan radiasi matahari secara langsung lebih
lama dibandingkan bangunan yang menghadap selatan. Karena kota Semarang berada pada bagian
lintang selatan, tepatnya pada 7º lintang selatan.
Kesimpulan
Konfigurasi kolompok atau deretan rumah pada komplek perumahan selain memperhatikan
pertimbangan aksesibilitas, view, hirarki type rumah, transis, efisiensi lahan dsb. Selanjutnya harus
memperhatikan lintasan matahari terutama untuk penentuan jarak bangunan, model fasade , model
atap dsb. Sehingga penyelesaian disain fasade yang dibuat tidak diseragamkan antara yang
menghadap barat, timur selatan atau utara. Karena pada prisipnya deretan rumah yang menghadap ke
barat dan ke selatan memiliki permasalahan yang berlainan apabila dilihat dari aspek lintasan
matahari, jika solusi yang diterapkan tidak sesuai justru akan menimbulkan masalah yang merugikan.
Pelindung bukaan pada fasade sebaiknya dapat di atur sesuai kebutuhannya, untuk pemanfaatan
terang langit seoptimal mungkin. Penghambatan masuknya panas matahari kedalam ruangan baik
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
melalui proses radiasi, konduksi atau konveksi, pemanfaatan terang langit seoptimal mungkin serta
upaya pemanfaatan elemen kulit bangunan untuk pembayangan merupakan upaya yang sangat
bijaksana bagi penghematan energi.
Untuk daerah sekitar khatulistiwa, secara umum perletakan jendela harus memperhatikan garis
edar matahari, sisi utara dan selatan adalah tempat potensial untuk perletakan jendela (bukaan), guna
mendapatkan cahaya alami. Sedangkan posisi timur dan barat pada jam-jam tertentu diperlukan
perlindungan terhadap radiasi matahari langsung. Untuk bangunan yang terkena cahaya matahari
langsung terutama bagian bukaan bisa diolah dengan menggunakan penghalang (buffer) seperti halnya
memanfaatkan pohon atau elemen-elemen arsitektur seperti kisi-kisi penahan sinar matahari atau
dengan pengolahan ruang yang bertujuan untuk mengurangi dampak sinar matahari langsung sehingga
ruangan akan tetap terasa nyaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan adalah waktu di
mana sinar matahari akan mengeluarkan radiasi yang tertinggi sekitar jam 11 siang hingga jam 3 sore.
Efisiensi energi merupakan prioritas utama dalam disain, karena kesalahan disain yang
berakibat boros energi akan berdampak terhadap biaya opersional sepanjang bangunan tersebut
beroperasi. Hal yang menarik dari karya arsitektur yang hemat energi bukan hanya mampu
memecahkan setiap masalah yang menjadi kendala dan memanfaatkan potensi iklim tropis yang ada
tetapi juga memanfaatkan potensi iklim yang ada.
Diperlukanya lebih banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan didaerah tropis adalah
sebuah keharusan, mengingat kondisi bumi semakin menurun dengan adanya penurunan kualitas
lingkungan yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin dikenal dan didasari prinsip
desain berkelanjutan secara luas, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan
meminimkan dampak lingkungan akibat pembangunan.
Daftar Pustaka
Givoni, Baruch (1998); Climate Considerations in Building and Urban Design, van Nostrand
Reinhold, New York.
Frick, Heinz, Antonius Ardiyanto & AMS Darmawan. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit
Kanisius & Penerbit Universitas Soegijapranata: Semarang.
Frick, H. dan T.H Mulyani (2006). Arsitektur Ekologis. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Frick, H. dan FX. B. Suskiyatno (2006). Dasar-dasar Eko-Arsitektur. Jogjakarta: Penerbit Kanisius.
Karyono, Tri Harso, 1999, Arsitektur : Kemapanan Pendidikan kenyamanan dan Penghematan
Energi, Catur Libra Optima
Koeningsberger, O.H, Ingersoll, T.G, Mayhew Alan, Szokolay,SV. 1973, Manual of Tropical Housing
and Building, Orient Long man, India.
Kukreja, C.P, 1978, Tropical Architecture, Tata Mc.Graw – Hill Publishing Company Limited
Lippsmeier, Georg. 1980. Bangunan Tropis. Erlangga: Jakarta.
Olgay, Victor, 1992, Design with Climate Van Nostrand Reinhold, New York.
Powell, Rober, Ken Yeang,1989, Rethinking the Environmental Filter Land Mark Books, Pte. Ltd.
Soegijanto, 1988, Bangunan di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau Dari Aspek Fisika
Bangunan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.
Szokolay SV; (1980), Environmental Science Handbook, The Construction Press, New York.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturPengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturNovy Fajrina
 
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Indriati Dewi
 
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_prianto
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_priantoStrategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_prianto
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_priantoIndriati Dewi
 
Makalah osn pertamina
Makalah osn pertaminaMakalah osn pertamina
Makalah osn pertaminaMuya Avisiena
 
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erni
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erniTugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erni
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erniDesty Erni
 
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicPemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicFani Diamanti
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...ikhsan setiawan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1ilarosdi
 
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18JionHermawan
 
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Rayhan Muhammad
 
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energi
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan EnergiGeografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energi
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energihanakamilah4
 
Energi alternatif
Energi alternatif Energi alternatif
Energi alternatif Dwyce Munthe
 
Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Neneng Lestari Sy
 
Konversi energi
Konversi energiKonversi energi
Konversi energiWicah
 
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannya
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannyaFisika dalam lingkungan dan pemanfaatannya
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannyaDesychk
 

Mais procurados (20)

Pengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitekturPengantar ekologi dan eko arsitektur
Pengantar ekologi dan eko arsitektur
 
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
Jipi des08 vol.13.no 03 hlm.204 212
 
Tesis
TesisTesis
Tesis
 
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_prianto
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_priantoStrategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_prianto
Strategi disain fasad_rumah_tinggal_hemat_energi_-_eddy_prianto
 
Makalah osn pertamina
Makalah osn pertaminaMakalah osn pertamina
Makalah osn pertamina
 
SUMBER ENERGI
SUMBER ENERGI SUMBER ENERGI
SUMBER ENERGI
 
Energi-Fisika Lingkungan
Energi-Fisika LingkunganEnergi-Fisika Lingkungan
Energi-Fisika Lingkungan
 
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erni
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erniTugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erni
Tugas akhir Ptofesi 1 pembelajaran IPA desty erni
 
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo VoltaicPemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic
 
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
PENGEMBANGAN SENTRA PERTANIAN PERKOTAAN (URBAN FARMING) MENGGUNAKAN STRUKTUR ...
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
Energi Panas Bumi Kelompok 2 REG 18
 
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...Slide energi panas bumi (geothermal) ...
Slide energi panas bumi (geothermal) ...
 
Arsitektur tropis semester IV
Arsitektur tropis semester IVArsitektur tropis semester IV
Arsitektur tropis semester IV
 
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energi
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan EnergiGeografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energi
Geografi - Ketahanan Pangan, Bahan Industri, dan Energi
 
Sde tm11
Sde tm11Sde tm11
Sde tm11
 
Energi alternatif
Energi alternatif Energi alternatif
Energi alternatif
 
Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2Makalah materi & energi kel.2
Makalah materi & energi kel.2
 
Konversi energi
Konversi energiKonversi energi
Konversi energi
 
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannya
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannyaFisika dalam lingkungan dan pemanfaatannya
Fisika dalam lingkungan dan pemanfaatannya
 

Semelhante a Sukawi undip unwahas jurnal

PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxPPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxIqbalRoroa
 
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdfTUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdfAinulMardiah26
 
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02frans2014
 
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...FISIKAUKI
 
Artikel jurnal ptk
Artikel jurnal ptk Artikel jurnal ptk
Artikel jurnal ptk rifkykey
 
Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar Fajar
 
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang Berkelanjutan
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang BerkelanjutanArsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang Berkelanjutan
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang BerkelanjutanArief Budiman
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfIyanRangga
 
Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Indriati Dewi
 
Paper a 004-sukawi_untuk_rapi
Paper a 004-sukawi_untuk_rapiPaper a 004-sukawi_untuk_rapi
Paper a 004-sukawi_untuk_rapiIndriati Dewi
 
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan KotaWebinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan KotaKukuh Sungkawa
 
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptx
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptxDAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptx
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptxblenda9
 
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...dienaayu
 
tata ruang dalam.pdf
tata ruang dalam.pdftata ruang dalam.pdf
tata ruang dalam.pdfFrancisDondan
 

Semelhante a Sukawi undip unwahas jurnal (20)

Pendinginan pasif
Pendinginan pasifPendinginan pasif
Pendinginan pasif
 
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptxPPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
PPT REKAYASA LINGKUNGAN (IQBAL).pptx
 
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdfTUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
TUGAS 2_STRATEGI KENYAMANAN TERMAL.pdf
 
Green architecture
Green architectureGreen architecture
Green architecture
 
kuliah_13.pptx
kuliah_13.pptxkuliah_13.pptx
kuliah_13.pptx
 
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02
Arsitekturtropissem4 120528120320-phpapp02
 
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...
Energi matahari fisika terapan energi universitas kristen indonesia_krismondi...
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Artikel jurnal ptk
Artikel jurnal ptk Artikel jurnal ptk
Artikel jurnal ptk
 
Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096Fajar 214 02 096
Fajar 214 02 096
 
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang Berkelanjutan
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang BerkelanjutanArsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang Berkelanjutan
Arsitektur hijau - Untuk Lingkungan yang Berkelanjutan
 
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdfminggu 4 - rekayasa thermal.pdf
minggu 4 - rekayasa thermal.pdf
 
Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18Pages from prosiding_avoer_2011-18
Pages from prosiding_avoer_2011-18
 
Paper a 004-sukawi_untuk_rapi
Paper a 004-sukawi_untuk_rapiPaper a 004-sukawi_untuk_rapi
Paper a 004-sukawi_untuk_rapi
 
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan KotaWebinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
Webinar Seri 3 Hutan Kota : Mengatasi Urban Heat Island dalam Perencanaan Kota
 
Handout sumber energi
Handout sumber energiHandout sumber energi
Handout sumber energi
 
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptx
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptxDAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptx
DAMPAK PEMBANGUNAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEMARAN.pptx
 
4751 10331-1-sm
4751 10331-1-sm4751 10331-1-sm
4751 10331-1-sm
 
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...
Jika energi panas matahari yang diserap oleh atap rumah saya dapat diubah men...
 
tata ruang dalam.pdf
tata ruang dalam.pdftata ruang dalam.pdf
tata ruang dalam.pdf
 

Mais de Indriati Dewi

Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaIndriati Dewi
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangIndriati Dewi
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanIndriati Dewi
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahIndriati Dewi
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupIndriati Dewi
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanIndriati Dewi
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiIndriati Dewi
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidupIndriati Dewi
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industriIndriati Dewi
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonIndriati Dewi
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...Indriati Dewi
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetriIndriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetriIndriati Dewi
 

Mais de Indriati Dewi (20)

Internet
InternetInternet
Internet
 
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipaKumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
Kumpulan+soal+un+matematika+sma+ipa
 
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyangBagaimana kita merasa lapar dan kenyang
Bagaimana kita merasa lapar dan kenyang
 
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap KehidupanDegradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Degradasi Lahan dan Dampaknya terhadap Kehidupan
 
Materi hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarahMateri hindu-budha sejarah
Materi hindu-budha sejarah
 
Kriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidupKriteria pengukuran kualitas hidup
Kriteria pengukuran kualitas hidup
 
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikanContoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
Contoh makalah pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Mansur al-Hallaj
Mansur al-HallajMansur al-Hallaj
Mansur al-Hallaj
 
Fisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasiFisiologi sistim-respirasi
Fisiologi sistim-respirasi
 
Contoh makalah
Contoh makalahContoh makalah
Contoh makalah
 
Corpulmonale
CorpulmonaleCorpulmonale
Corpulmonale
 
25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup25139330 makalah-lingkungan-hidup
25139330 makalah-lingkungan-hidup
 
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
17682785 makalah-pencemaran-lingkungan-hidup-bidang-industri
 
Mengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan ketonMengidentifikasi aldehid dan keton
Mengidentifikasi aldehid dan keton
 
Geothermal
GeothermalGeothermal
Geothermal
 
Corel draw
Corel drawCorel draw
Corel draw
 
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
52895684 analisis-gravimetri-adalah-suatu-bentuk-analisis-kuantitatif-yang-be...
 
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri20354210 pengendapan-dan-gravimetri
20354210 pengendapan-dan-gravimetri
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 

Sukawi undip unwahas jurnal

  • 1. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Kaitan Desain Selubung Bangunan terhadap Pemakaian Energi dalam Bangunan (Studi Kasus Perumahan Graha Padma Semarang) Sukawi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof Sudarto SH Tembalang Semarang 50131 Telp 024 70585369-08122817739 Email: zukawi@gmail.com & zukawi@yahoo.com Abstrak Salah satu aspek penting dalam disain arsitektur yang semakin hari semakin dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke sumber energi terbaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi. Minimal ada tiga faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap penghematan energi pada bangunan, yaitu : disain selubung bangunan, manajemen energi dan kesadaran pengguna. Akumulasi angka pemborosan dalam penggunaan energi pada bangunan berkisar 15-30 % sehingga perlu memperoleh tanggapan yang lebih serius, karena akan mempunyai dampak yang besar terhadap pemakaian energi listrik secara nasional. Bentuk desain selubung bangunan rumah tinggal tidak lepas dari pertimbangan kondisi iklim tropis dan lingkungan sekitar. Bentuk pembayangan pada bangunan merupakan upaya dalam mengantisipasi iklim tropis untuk mencapai kondisi termal yang nyaman dalam bangunan. Penyelesaian disain fasade harus dibuat tidak diseragamkan antara yang menghadap barat, timur selatan atau utara. Karena pada prisipnya deretan rumah yang menghadap ke barat dan ke selatan memiliki permasalahan yang berlainan apabila dilihat dari aspek lintasan matahari. Perwujudan dari desain arsitektur untuk bangunan yang berwawasan lingkungan sering disebut dengan green building. Hal ini erat kaitannya dengan konsep arsitektur hijau yang merupakan bagian dari arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) dan hemat energi. Disini arsitek mempunyai peran yang amat sangat penting dalam penghematan energi. Disain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan pendekatan pasif. Melalui studi ini akan diuraikan kaitan antara bentuk tampilan selubung bangunan dengan pemakaian energi dalam bangunan. Kata kunci : Selubung Bangunan, Energi, Bangunan Pendahuluan Rumah merupakan suatu wadah atau tempat berlindung bagi manusia untuk melakukan kegiatan didalamnya. Rumah yang baik yaitu rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya, sehingga penghuninya merasa nyaman saat melakukan aktifitas didalamnya. Nyaman yang dimaksudkan adalah rumah terasa sejuk, memiliki intensitas cahaya yang cukup pada siang hari dan tidak bising. Salah satu ciri bangunan tropis yaitu dapat melindungi dinding bangunan dari radiasi sinar matahari langsung, karena radiasi sinar matahari langsung pada dinding bangunan dapat merambatkan panas kedalam ruang, sehingga menaikan suhu dalam ruangan. Radiasi sinar matahari langsung pada dinding bangunan dapat ditanggulangi dengan pembayangan dari tritisan pada dinding bagunan sehingga radiasi sinar matahari tidak langsung merambatkan panas pada dinding bangunan. Radiasi sinar matahari langsung pada bangunan juga dipengaruhi oleh orientasi fasade bangunan terhadap arah litasan matahari, jadi fasade bangunan yang menghadap kearah timur dan barat mendapatkan intensitas radiasi sinar matahari yang lebih banyak. Dalam perencanaan pola blok hunian pada suatu kawasan atau lingkungan perumahan, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah orientasi terhadap lintasan matahari. Terutama yang berkaitan dengan karakter wilayah di sekitar garis katulistiwa. Pola sinar matahari pada fasade utara dan selatan tergantung posisi terhadap garis lintang utara dan lintang selatan. Arah hadap rumah tidak dapat dipaksakan agar seragam dalam suatu kawasan, dengan demikian diperlukan pertimbangan khusus dan spesifik untuk rumah yang menghadap ke barat, timur, utara atau selatan.
  • 2. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Matahari dan Pembayangan Orientasi bangunan sebagai salah satu faktor utama untuk meminimalkan konsumsi energi pada bangunan. Di wilayah iklim tropis lembab lebih diutamakan orientasi bangunan mengarah ke utara, selatan dan timur, untuk pembukaan yang memadai sebagai penangkap angin dalam meningkatkan pendinginan didalam ruangan dan penggunaan terang alami yang memadai untuk kegiatan di dalam ruang. Jumlah panas yang berlebihan di iklim tropis belum dimanfaatkan secara optimal oleh beberapa perancang pada bangunan tinggi. Pada kenyataannya mayoritas bangunan rendah maupun tinggi justru memiliki desain bangunan yang mengeliminasi terang alami dan menggunakan sebanyak mungkin lighting. Oleh karenanya kondisi padatnya bangunan tinggi di perkotaan harus diimbangi dengan pengurangan efek pembayangan sekitar yang berakibat munculnya ruang-ruang yang terjebak oleh gelap dan meningkatnya konsumsi energi untuk lighting. Dalam sun path diagram kita dapat mengetahui posisi matahari berdasarkan tanggal, bulan dan waktu siang hari untuk mendapatkan besarnya sudut ketinggian matahari atau disebut sebagai altitude, dengan besaran sudut berkisar antara 0 O hingga 90 O . Seperti contohnya bila sebuah kota yang berada diatas lintasan khatulistiwa atau berada tepat di atas jalur ekuator, maka garis lintang matahari berada di 0 O , kota di Indonesia yang berada posisi ini sebutlah kota Pontianak bila menunjukan jam 12 siang di bulan September dan Maret maka matahari akan berada tepat di atas ketinggian altitude 90 O atau posisi matahari berada tegak lurus dengan permukaan bumi. Hal demikian akan terjadi juga pada garis lintas matahari akan berada tepat di atas kepala untuk kota-kota yang berada di atas permukaan bumi dengan garis lintang 23-24 O LS pada tanggal 22 Desember tepat menunjukan waktu jam 12 siang. Seluruh permukaan bangunan harus terlindungi dari sinar matahari secara langsung. Dinding dapat dibayangi oleh pepohonan. Atap perlu diberi isolator panas atau penangkal panas. Langit-langit umum dipergunakan untuk mencegah panas dari atap merambat langsung ke bawahnya (Satwiko, 2005). Kalau melihat pada beberapa desain bangunan tropis, sebenarnya masyarakat kita cukup mengenal bagaimana dan apa yang dimaksud dengan “hijau” demi kepentingan dan kenyamanan hidup. Bagaimana pun terbatasnya lahan yang mereka miliki, mereka tetap berupaya agar rumah dan lingkunganya tetap nyaman untuk ditinggali. Macam-macam cara yang mereka lakukan, misalnya teras depan digunakan untuk menggantung dan menanam berbagai macam tanaman sehingga menyerupai tembok tanaman yang berefek pada pengurangan panas. Disamping itu daun yang hijau dalam proses fotosintesis bisa menghasikan udara yang lebih baik bagi kesehatan lingkungan. Inisiatif yang ditempuh masyarakat untuk menerapkan konsep ekologis bagi lingkunganya merupkan suatu upaya yang sederhana dalam mewujudkan keberlanjutan. Pada skala lingkungan mikro, fenomena radiasi matahari ini mempengaruhi laju peningkatan suhu lingkungan. Kondisi demikian mempengaruhi aktivitas manusia di luar ruangan, untuk mengatasi fenomena ini ada tiga hal yang bisa dikendalikan yaitu durasi penyinaran matahari, intensitas matahari, dan sudut jatuh matahari (Satwiko, 2005). Disain hemat energi diartikan sebagai perancangan bangunan untuk meminimalkan penggunaan energi tanpa membatasi fungsi bangunan maupun kenyamanan atau produktivitas penghuninya. Untuk mencapai tujuan itu, karya rancang bangun hemat energi dapat dilakukan dengan pendekatan aktif maupun pasif. Pendekatan pasif mengandalkan kemampuan perancang untuk mengantisipasi fluktuasi iklim luar melalui solusi arsitektural, sedangkan pendekatan aktif mutlak memerlukan kolaborasi perancang dan engineering melaluo solosi teknologi. Selubung bangunan Selubung bangunan (building envelope) memiliki peran penting dalam menjawab masalah iklim dan penghematan energi, seperti radiasi matahari, hujan, kecepatan angin , tingginya kelembaban serta pemanfaatan potensi alam antara lain dengan memanfaatakan cahaya alami untuk penerangan ruang serta penghawaan alami baik melalui dinding maupun atap , serta memilih material yang memiliki perambatan panas relatif kecil Faktor panas yang berasal dari luar bangunan akan masuk kedalam ruang melalui selubung bangunan, baik melalui dinding maupun atap yang merupakan beban pendingin yang harus dinetralisir oleh sistem pendingin (AC) dengan menggunakan energi.
  • 3. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Untuk itu dalam rangka pemikiran penghematan energi, maka perolehan panas tersebut harus dibatasi. Perambatan panas (Heat Transfer) adalah proses perpindahan kalor dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas. Terdapat tiga cara perambatan panas: • Perambatan Panas konduktif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas melalui kontak (sentuhan). • Perambatan panas konvektif : perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas melalui aliran angin (atau zat alir lainnya) • Perambatan panas radiatif: perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang kurang panas dengna cara pancaran. Pengurangan Radiasi Matahari Radiasi sinar matahari yang masuk secara langsung ke dalam bangunan sebagian besar melalui kaca pada jendela. Cara menghindarinya yaitu meletakkan bidang kaca pada daerah yang terlindung oleh bidang penangkal sinar matahari (sun shading device), atau bahkan tidak terkena matahari secara langsung sama sekali. Lebar sirip penghalang sinar matahari tergantung pada jam perlindungan yang dikehendaki dan letak lintang daerah tersebut. Secara nyata lebar bidang penangkal dapat didesain dengan menggunakan Diagram Matahari dan Pengukur Sudut Bayangan, dengan perbandingan sebagai berikut : 1. Sinar matahari yang langsung mengenai bidang kaca akan merambatkan panas sebesar 80% - 90% . 2. Pemasangan tabir matahari di sebelah dalam akan mengurangi panas, sehingga tinggal 30% - 40% . 3. Pemasangan tabir matahari di luar jendela akan mengurangi masuknya panas, sehingga tinggal 5% - 10%. Untuk mengurangi radiasi panas dan kesilauan dari sinar matahari, dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu : 1. Pembayangan / Shading untuk mematahkan sinar matahari, dengan prinsip payung atau perisai yang dilakukan dengan cara seperti: penanaman vegetasi berupa pohon-pohon tinggi di dekat bangunan, penggunaan jendela-jendela rapat / blinden, penggunaan papan atau bidang yang dapat disetel pada poros vertikal, kerai, tenda jendela dan jerambah, penjulangan atap pada cucuran (tritisan), gimbal atap dan galery, atap rapat pada rumah, selasar, galery dan doorloop 2. Penyaringan / Filtering, untuk memperlembut sinar matahari, terutama siang hari yang masuk agar tidak terlalu menyilaukan, dilakukan dengan cara: penanaman vegetasi berupa tanaman, bunga, perdu, krepyak, louvre, jalousie, kisi-kisi, kerawang / roster, kerai, pergola, horisontal overhangs Metoda Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kompleks perumahan Graha Padma Semarang dengan mengambil type rumah dan orientasi sebagai dasar pengambilan sampel penelitian. Peneliti menggunakan 2 type rumah sebagai sampel sistem pembayangan pada bangunan tersebut. Pemilihan type bangunan tersebut berdasarkan bentuk fasade yang sama dengan orientasi bangunan yang berbeda. Idealnya sebuah rumah dapat terbayangi secara optimal dari pukul 10.00 – 15.00, karena pada jam-jam tersebut radiasi matahari lansung pada dinding dapat menambahkan panas dalam ruangan. Oleh karena itu kami menggunakan waktu pengukuran pada sampel setiap satu jam sekali mulai pukul 09.00 sampai sore hari pukul 16.00. Tabel 1 : Indikator angka Penilaian Pembayangan Fasade Indikator angka pada penilaian pembayangan fasade 0 - 20 % 21 - 40% 41- 60% 61 - 80% 81 - 100% NILAI 0 1 2 3 4 Sumber : Analisis Penelitian ini didasari pada teori intensitas matahari. Intensitas radiasi matahari ini apabila tidak ditangkal dengan benar dapat mengakibatkan laju peningkatan suhu udara baik di dalam maupun
  • 4. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang di luar ruangan. Hal ini dikarenakan panas yang masuk ke dalam ruangan melalui beberapa peristiwa. Pada bidang yang terbayangi, maka panas yang masuk kedalam ruang hanya konduksi akibat perbedaan suhu luar dan suhu dalam saja. Akan tetapi pada bidang yang terkena sinar matahari (tidak terkena bayangan), maka panas yang masuk kedalam ruangan juga akibat radiasi balik dari panasnya dinding yang terkena sinar matahari. Panas yang masuk pada dinding yang tersinari ini bisa mencapai 2 sampai 3 kali’nya dibanding konduksi. Terlebih apabila ada sinar matahari yang langsung masuk ke dalam ruangan, panas radiasi mata hari yang langsung masuk ke dalam ruangan ini bisa mencapai 15 kali dibanding panas akibat konduksi. Hal tersebut memberikan pemahaman bahwa bidang-bidang yang terkena sinar matahari akan menyumbang laju peningkatan suhu ruangan sangat signifikan. Hasil dan Pembahasan Pada kasus ini dapat dihitung persentase pembayangan baik pada bidang tidak tembus cahaya (dinding) maupun pada bidang yang tembus cahaya (bukaan/jendela). Penilaian pembayangan pada bangunan di perumahan Graha Padma dimulai pada pukul 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB Tabel 2 : Hasil Simulasi Pembayangan Berdasar Orientasi Bangunan Volume pembayangan : 77% Volume pembayangan : 45% Volume pembayangan : 85% Volume pembayangan : 73% Tabel 3 : Perbandingan Volume Pembayangan Fasade berbeda Orientasi Type Hunian Typologi Langgam Sudut Fasade dari Utara WAKTU SIMULASI 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 T-36 Minimalis 15 2 3 3 3 3 3 2 2 T- 36 Minimalis 176 3 3 3 4 4 4 4 3 Sumber : Analisis, 2009 Tabel 4 : Hasil Simulasi Pembayangan Berdasar Orientasi Bangunan Volume pembayangan : 93% Volume pembayangan : 32%
  • 5. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Volume pembayangan : 24% Volume pembayangan : 87% Tabel 5 : Perbandingan Volume Pembayangan Fasade berbeda Orientasi Type Hunian Typologi Langgam Sudut Fasade dari Utara WAKTU SIMULASI 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 T-36 Minimalis 227 4 4 3 1 1 1 0 0 T- 36 Minimalis 125 0 0 1 1 2 3 4 4 Sumber : Analisis, 2009 Dinding akan menjadi panas apabila tidak terlindungi dari radiasi matahari dan akan meneruskan panas ini kedalam ruangan. Jadi pembayangan dinding sangat dibutuhkan untuk mengurangi panas yang disebabkan radiasi matahari yang merambat kedalam bangunan dari dinding maupun bidang transparan yang tidak terbayangi. Beberapa hal yang mempengaruhi pembayangan dinding pada bangunan antara lain Fasade Rumah dan Orientasi bangunan.Dinding utara dan selatan tidak begitu banyak menerima radiasi matahari secara langsung, karena sudut jatuh sinar matahari cukup besar, jadi dinding yang menghadap utara maupun selatan lebih memerlukan penonjolan bidang vertikal untuk menghasilkan pembayangan yang lebih baik. Sedangkan dinding yang menghadap timur pada pagi sampai siang hari dan barat pada siang sampai sore hari mendapatkan beban panas yang lebih besar sehingga diperlukan perlindungan matahari berupa tritisan maupun shading pada bagian tersebut. Bangunan yang menghadap timur mendapatkan radiasi matahari langsung pada pagi hari, karena pada pagi hari matahari berada pada bagian timur. Sedangkan pada siang hari bangunan yang menghadap timur tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung. Hal ini berlangsung sepanjang tahun tidak seperti bangunan yang menghadap ke utara yang tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun. Bangunan yang menghadap barat mendapatkan radiasi matahari langsung pada siang sampai sore hari (pukul 12.00 - 16.00), karena pada siang sampai sorehari matahari berada pada bagian timur. Sedangkan pada pagi hari bangunan yang menghadap barat tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung. Hal ini berlangsung sepanjang tahun tidak seperti bangunan yang menghadap ke utara maupun selatan yang tidak mendapatkan radiasi matahari secara langsung sepanjang tahun. Bangunan yang menghadap utara akan mendapatkan radiasi matahari secara langsung lebih lama dibandingkan bangunan yang menghadap selatan. Karena kota Semarang berada pada bagian lintang selatan, tepatnya pada 7º lintang selatan. Kesimpulan Konfigurasi kolompok atau deretan rumah pada komplek perumahan selain memperhatikan pertimbangan aksesibilitas, view, hirarki type rumah, transis, efisiensi lahan dsb. Selanjutnya harus memperhatikan lintasan matahari terutama untuk penentuan jarak bangunan, model fasade , model atap dsb. Sehingga penyelesaian disain fasade yang dibuat tidak diseragamkan antara yang menghadap barat, timur selatan atau utara. Karena pada prisipnya deretan rumah yang menghadap ke barat dan ke selatan memiliki permasalahan yang berlainan apabila dilihat dari aspek lintasan matahari, jika solusi yang diterapkan tidak sesuai justru akan menimbulkan masalah yang merugikan. Pelindung bukaan pada fasade sebaiknya dapat di atur sesuai kebutuhannya, untuk pemanfaatan terang langit seoptimal mungkin. Penghambatan masuknya panas matahari kedalam ruangan baik
  • 6. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang melalui proses radiasi, konduksi atau konveksi, pemanfaatan terang langit seoptimal mungkin serta upaya pemanfaatan elemen kulit bangunan untuk pembayangan merupakan upaya yang sangat bijaksana bagi penghematan energi. Untuk daerah sekitar khatulistiwa, secara umum perletakan jendela harus memperhatikan garis edar matahari, sisi utara dan selatan adalah tempat potensial untuk perletakan jendela (bukaan), guna mendapatkan cahaya alami. Sedangkan posisi timur dan barat pada jam-jam tertentu diperlukan perlindungan terhadap radiasi matahari langsung. Untuk bangunan yang terkena cahaya matahari langsung terutama bagian bukaan bisa diolah dengan menggunakan penghalang (buffer) seperti halnya memanfaatkan pohon atau elemen-elemen arsitektur seperti kisi-kisi penahan sinar matahari atau dengan pengolahan ruang yang bertujuan untuk mengurangi dampak sinar matahari langsung sehingga ruangan akan tetap terasa nyaman. Hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan adalah waktu di mana sinar matahari akan mengeluarkan radiasi yang tertinggi sekitar jam 11 siang hingga jam 3 sore. Efisiensi energi merupakan prioritas utama dalam disain, karena kesalahan disain yang berakibat boros energi akan berdampak terhadap biaya opersional sepanjang bangunan tersebut beroperasi. Hal yang menarik dari karya arsitektur yang hemat energi bukan hanya mampu memecahkan setiap masalah yang menjadi kendala dan memanfaatkan potensi iklim tropis yang ada tetapi juga memanfaatkan potensi iklim yang ada. Diperlukanya lebih banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan didaerah tropis adalah sebuah keharusan, mengingat kondisi bumi semakin menurun dengan adanya penurunan kualitas lingkungan yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin dikenal dan didasari prinsip desain berkelanjutan secara luas, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan meminimkan dampak lingkungan akibat pembangunan. Daftar Pustaka Givoni, Baruch (1998); Climate Considerations in Building and Urban Design, van Nostrand Reinhold, New York. Frick, Heinz, Antonius Ardiyanto & AMS Darmawan. 2008. Ilmu Fisika Bangunan. Penerbit Kanisius & Penerbit Universitas Soegijapranata: Semarang. Frick, H. dan T.H Mulyani (2006). Arsitektur Ekologis. Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Frick, H. dan FX. B. Suskiyatno (2006). Dasar-dasar Eko-Arsitektur. Jogjakarta: Penerbit Kanisius. Karyono, Tri Harso, 1999, Arsitektur : Kemapanan Pendidikan kenyamanan dan Penghematan Energi, Catur Libra Optima Koeningsberger, O.H, Ingersoll, T.G, Mayhew Alan, Szokolay,SV. 1973, Manual of Tropical Housing and Building, Orient Long man, India. Kukreja, C.P, 1978, Tropical Architecture, Tata Mc.Graw – Hill Publishing Company Limited Lippsmeier, Georg. 1980. Bangunan Tropis. Erlangga: Jakarta. Olgay, Victor, 1992, Design with Climate Van Nostrand Reinhold, New York. Powell, Rober, Ken Yeang,1989, Rethinking the Environmental Filter Land Mark Books, Pte. Ltd. Soegijanto, 1988, Bangunan di Indonesia Dengan Iklim Tropis Lembab Ditinjau Dari Aspek Fisika Bangunan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Szokolay SV; (1980), Environmental Science Handbook, The Construction Press, New York.