SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Bukan Pilih Kasih

Yohanes 1:38,39a "Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia
melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka:
"Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi
(artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal? Ia berkata kepada
mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya."
Renungan
Harian
Kamis, 27 September 2012

Kristen

Online

Syalom saudara,
Sikap pilih kasih sering terjadi diantara kehidupan kita manusia.
Terkadang, kita akan lebih cenderung bersikap memperhatikan seseorang
secara lebih, apabila orang itu kita rasa memiliki beberapa kecocokan
dengan kita. Baik dalam berbicara, berpikir, hobi, pekerjaan, dan lain
sebagainya yang membuat kita merasa lebih nyaman. Sikap pilih kasih
sendiri berarti, sebuah sikap yang lebih mengutamakan orang lain atau
seseorang untuk lebih diperhatikan, dari sekian banyak orang yang ada
di lingkungan pergaulan sekitar. Hal itu tak jarang yang menjadi pemicu
rasa iri di dalam hati orang lain terhadap kita.

Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pilih kasih? mari
kita lihat secara menyeluruh dari sudut pandang yang lebih
luas lagi. Pada saat Tuhan Yesus sedang berjalan, kemudian
Yohanes dan Andreas mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya di
dalam Yohanes 1:40 "Salah seorang dari keduanya yang mendengar
perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara
Simon Petrus." Kemudian Andreas mengajak Simon Petrus untuk
diperkenalkannya kepada Tuhan Yesus dan mengajaknya untuk
mengikut
Yesus
dan
menjadi
murid-Nya
dalam
kitab Yohanes 1:41,42 "Andreas mula-mula bertemu dengan Simon,
saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan
Mesias (artinya: Kristus); Ia membawanya kepada Yesus. Yesus
memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau
akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."
Disini kita lihat bahwa, Andreas telah lebih dulu menjadi murid dari
Tuhan Yesus, lalu kemudian menyusul Simon Petrus saudaranya. Namun

pada faktanya, kita lebih cenderung membaca sosok Petrus yang
lebih ditonjolkan di dalam Alkitab dari pada Andreas. Simon
Petrus kerap kali muncul di mana saja Tuhan Yesus pergi dan
berada. Sedangkan sosok Andreas yang lebih dulu menjadi murid
Tuhan Yesus dari pada saudaranya Petrus, jarang ditonjolkan.
Jadi, apakah menurut anda Tuhan Yesus juga melakukan sikap
pilih kasih? Apakah menurut anda Tuhan Yesus tidak berlaku
adil terhadap setiap muridnya dengan memperlakukan mereka
secara sama?
Pada kenyataannya Yesus Kristus tidak pernah memilih kasih
terhadap semua orang, namun Tuhan Yesus lebih memfokuskan
diri-Nya untuk menuntun jalan orang yang sesat dan berdosa,
agar bisa kembali ke jalan benar yang dimaksudkan oleh-Nya.
Coba kita lihat realita yang ada di dalam Lukas 5:32 "Aku
datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang
berdosa, supaya mereka bertobat." Jadi intinya Yesus Kristus
lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Simon Petrus
karena Tuhan Yesus ingin lebih memantapkan lagi iman dari
Petrus. Lihat saja Simon Petrus sampai tiga kali menyangkal
Tuhan Yesus pada waktu sebelum disalibkan.
Saudaraku yang mengenal dan dikenal oleh Tuhan Yesus dan
mendapatkan urapan melalui Roh Kudus. Sikap pilih kasih memang
kerap kali disalah-artikan oleh orang yang melihatnya bahkan
orang yang melakukannya. Namun perbuatan Tuhan Yesus atas
Simon Petrus dan Andreas adalah benar adanya. Apakah kita
harus mengajari orang yang sudah pintar? Tentu tidak bukan.
Kita harus membantu orang lain yang lebih membutuhkan
pertolongan tangan kita, sebagai wujud nyata dari iman rohani
kita sebagai orang kristen yang mengaku percaya kepada Tuhan
Allah.
Kiranya
Senantiasa
" Amin "

Damai

Yesus
Memberkati

Kristus
Umat-Nya

uarga Kristen Yang Berakar, Bertumbuh dan Berbuah
by ADMI N RENU NGAN HARI A N KRI STEN
in RENU NGAN TENTANG HI D U P

Keluarga adalah lembaga pertama yang didirikan oleh Allah
(Kej. 2:18-25), keluarga Kristenmerupakan pusat dan
tujuan dari perjanjian Allah (Kej. 12:3) dan sebuah keluarga
Kristen merupakan gambaran keluarga Allah di dalam
kekekalan. Keluarga kita ialah kesaksian akan kehadiran
Allah (Ef. 3:14-15; Maz. 103:13). Lalu bagaimana cara agar
konsep keluarga seperti yang Alkitab gambarkan tersebut
dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari atau
menjadi kenyataan? Berikut ini adalah renungan Kristen
singkat tentang keluarga Kristen yang berakar, bertumbuh
dan berbuah di dalam Tuhan.
Keluarga Yang Berakar Dalam Firman Tuhan

Berakar adalah sebuah gambaran sebuah pohon yang
memiliki akar kuat di dalam tanah. Akar berfungsi untuk
menyerap makanan dari tanah yang mendukung kehidupan
pohon tersebut sehingga menjadi kuat. Keluarga Kristen
yang berakar dalam Tuhan tak ubahnya seperti gambaran
tersebut. Kristuslah yang menjadi pondasi kehidupan
keluarga, sebuah keluarga Kristen akan menjadi sangat
kuat bila ada penyokong (yaitu Yesus Kristus) yang menjadi
pijakan dalam menjalani kehidupan. Takkan mudah sebuah
keluarga Kristen hanyut diterpa badai kehidupan atau
“luapan” masalah kehidupan sebab ada Firman Tuhan yang
menjadi tempat kokoh untuk berpijak.
Keluarga Kristen Yang Terus Bertumbuh

Pertumbuhan berkaitan erat dengan perubahan. Tak ada
pertumbuhan yang tak mengalami sebuah perubahan.
Menjadi besar, menjadi makin tinggi adalah sebuah contoh
adanya perubahan yang berarti pula ada pertumbuhan
dalam kondisi tersebut. Perubahan sebaiknya dimulai dari
diri sendiri, ini adalah sebuah PILIHAN. Perubahan adalah
sebuah proses, perlu waktu dan hasilnya baru dilihat di
masa depan. Keluarga Kristen yang bertumbuh dalam
Kristus memiliki arti sedang mengalami proses perubahan
untuk menjadi seperti yang Kristus ajarkan. Menjadi
berpuas diri, merasa sudah dewasa iman dan tidak
introspeksi adalah awal sebuah kematian iman, artinya
takkan ada lagi pertumbuhan iman, padahal pertumbuhan
iman harusnya terjadi sampai kapanpun juga.
Keluarga Yang Berbuah

Pertumbuhan akan menjadi sia-sia bila tanpa menghasilkan
buah. Allah menginginkan setiap anggota keluarga
Kristen menghasilkan buah-buah dalam kehidupan mereka.
Masih ingatkah kita bahwa ranting yang tak berbuah akan
dipotong dan pohon yang tak menghasilkan buah akan
ditebang? (Yoh. 15:12). Jadi tak ada alasan pembenar
satupun yang mengijinkan kita untuk tidak menghasilkan
buah dalam kehidupan kita. Justru sebaliknya, dalam
kehidupan sebuah Keluarga Kristen, setiap anggota
keluarganya haruslah secara konsisten memberitakan
tentang Kasih Allah secara nyata kepada dunia di sekitarnya
sebagai wujud adanya kehidupan yang berakar, bertumbuh
dan berbuah di dalam Kristus Yesus.
4. KASIH YANG SEMPURNA
Apr 06 at 7:38pm - admin
Kasih adalah persoalan hati dan persoalan roh. Kasih yang sempurna adalah kasih yang keluar dari
kedalaman hati oleh karena kuasa Roh Kudus. Kasih yang sempurna hanya bisa dilakukan oleh orangorang percaya yang sudah lahir baru. Untuk menuju pada kelahiran baru seseorang harus mengalami
peremukan daging, agar yang roh bisa keluar.

Kasih yang sempurna ialah kasih agape, kasih yang telah dicontohkan dan dikerjakan sendiri oleh
Allah. Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu kepada dunia (Yoh 3:16). Tuhan Yesus
pun demikian, Dia menyerahkan hidupnya sendiri untuk penebusan dosa manusia.

A. KONSEP TENTANG MENGASIHI

Tidak semua di antara kita yang mampu mengasihi secara sempurna kepada sesama kita. Kegagalan
kita dalam mengasihi sesama disebabkan adanya pengertian yang salah dalam memahami konsep
mengasihi itu sendiri. Kita beranggapan bahwa kekuatan mengasihi itu berasal dari dalamdiri kita
sendiri.

Surat Yohanes menulis bahwa kita berasal dari Allah dan bahwa Roh Allah ada di dalam kita.
Selanjutnya dikatakan bahwa kasih itu berasal dari Allah. Jikalau kita mengasihi, maka Allah di dalam
kita dan kita di dalam Dia (1 Yoh 4:7-21 band 2 Kor 4:7). Dalam hal mengasihi sesama, dari pihak kita
hanya diperlukan kemauan untuk mengasihi, bukan kemampuan untuk mengasihi. Kemampuan itu
diberikan oleh Allah. Roh Allah yang ada di dalam kita itulah yang memampukan kita untuk
mengasihi. Oleh karena itu kita tidak boleh putus asa dalam mengasihi, terutama mengasihi orangorang sulit, sebab Allah-lah yang melaklukannya dengan sempurna di dalam kita.

Dalam penerapannya dengan sesama kasih kita lakukan sebagimana Tuhan Yesus telah
melakukannya. Biarkan orang lain berkembang sebagaimana dirinya sendiri. Jangan menuntut orang
lain mengikuti pikiran kita, sebab manusia itu unik dan masing-masing adalah dirinya sendiri. Beri
kesempatan kepada orang lain untuk mewujudkan dirinya sendiri. Gembalakan orang lain. Jangan
biarkan orang lain jatuh dalam kebinasaan. Ingatkan kesalahan mereka tanpa harus menghakimi,
sebab kita pun tidak luput dari kesalahan. Serahkan setiap persoalan yang muncul sebagai akibat dari
mengasihi kepada penghakiman TUHAN. Jadilah dewasa dengan persoalan-persoalan itu. Jangan
menjadi kecewa ketika orang yang kita kasihi berbalik dan melawan kita. Ingatlah senantiasa firman
ini, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah
sempurna."(Mat 5:8).

B. KRITERIA KASIH YANG SEMPURNA

Kasih sempurna dimaksud adalah kasih yang hidup dan yang menghidupi kita untuk mengasihi.
Kesempurnaan kasih akan teruji jika diperhadapkan dengan kebencian, permusuhan, ketidakadilan
dan dosa. Kasih yang sempurna adalah kasih yang sanggup mengalahkan segala sesuatu. Kasih yang
tidak berubah, kasih yang tulus, kasih bukan karena kewajiban, kasih yang mengalahkan ketakutan,
mengalahkan dosa, mengalahkan keterasingan, mengalahkan kesesakan dan bahkan mengalahkan
maut.

1. Kasih yang tidak berubah

Firman Allah sendiri menyatakan bahwa kasih itu kekal (1 Kor 13:8). Kasih Allah kepada dunia tidak
pernah berubah sekalipun dunia rusak oleh dosa (Mal 3:6). Perubahan kasih Allah kepada dunia
bukan karena Allah berubah sikap, melainkan disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang
berubah setia kepada Allah. Pada kenyataannya kasih manusia kepada Tuhan maupun kepada
sesamanya dapat berubah karena beberapa faktor. Misalnya kecewa, perbedaan pendapat, takut
tersaingi, tersinggung, merasa tidak dihargai, pengaruh kedudukan dan status sosial. Sesungguhnya
Allah memahami kelemahan-kelemahan kita, tetapi sesungguhnya pula Allah mau agar kita penuh
dengan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7)

2. Kasih yang tulus

Kasih yang tulus adalah kasih yang tidak pilih kasih dan kasih yang tanpa pamrih. Pilih kasih artinya
mengasihi dengan pilih-pilih orang. Alkitab katakan, bahwa kasih yang diamalkan secara demikian
disebut sebagai kasih yang memandang muka (Yak 2:1-4,8,9). Mengasihi yang tidak memandang
muka adalah sikap mengasihi yang tidak mempertimbangkan untung atau rugi, sederajat atau tidak,
serumpun atau tidak, dsb. Kasih tanpa pamrih adalah kasih yang tidak mengharapkan imbalan apa
pun dari orang yang dikasihi. Di depan telah dijelaskan bahwa kasih itu memberi, bukan menerima.
Kasih itu mengalir keluar, bukan ke dalam. Kasih itu melepas, bukan menarik. Dan memberi itu
bukanlah sekedar memberi tetapi memberi dengan pilihan. Pilihan yang terbaik atau bahkan
memberi yang utama.

Secara moral kasih itu tidak mengikat, tidak mengatur, tidak mengontrol, tidak memerintah dan tidak
menguasai. Pamrih itu dapat berupa imbalan. Bentuk-bentuk imbalan yang mungkin terselib dalam
perbuatan kasih yang salah itu misalnya secara tersembunyi minta dihormati, minta ditaati, minta
dilayani, minta didukung, minta diutamakan dan sebagainya (Luk 6:33-36). Jikalau hal yang
sedemikian itu terjadi maka yang ada bukanlah kasih tetapi eksploitasi. Dan ini adalah kejahatan.

3. Kasih yang nyata

Semua yang kita bicarakan dan yang kita ajarkan di atas tidak akan ada gunanya, jika ternyata kasih
itu tidak diterapkan atau dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Hanya seperti gong yang
berkumandang dan canang yang gemerincing (1 Kor 13:1) Firman Tuhan katakan, bahwa kasih harus
kita kerjakan dengan melibatkan tiga pihak, yaitu mengasihi Allah sebagai yang utama, kemudian
mengasihi sesama dalam porsi yang sama besar dengan mengasihi diri sendiri. Untuk mengasihi
TUHAN Yohanes mengajarkan:
"Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintahperintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah
kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."(1 Yoh 5:3,4).

Sedangkan untuk mengasihi sesama Tuhan Yesus mengajarkan: „Segala sesuatu yang kamu kehendaki
supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum
Taurat dan kitab para nabi.‟"(Mat 7:12).

Seorang percaya yang benar; dalam posisi apa saja, dalam kondisi bagaimanapun dan di manapun
juga; dia akan menerapkan prinsip ini di dalam kehidupan sehari-hari. TUHAN ditaruh di tempat
yang utama dengan cara menaati perintah-perintah-Nya. Dan kemudian dalam aplikasinya senantiasa
mengukur apa yang akan dilakukan terhadap orang lain, seperti yang diinginkannya sendiri dari
orang lain lakukan kepada dirinya. Hal demikian telah dilakukan dengan baik oleh Gereja kita dalam
mengemban Amanat Agung dengan memperhatikan keselamatan dan kebutuhan sesama.

4. Kasih yang hangat

Kasih yang hangat adalah kasih yang bergairah, penuh kehangatan dan sarat dengan perbuatan baik.
Sebaliknya, kasih yang dingin adalah kasih yang tidak mampu memberi pengaruh apa-apa kepada
orang-orang di sekelilingnya. Kasih yang dingin bersifat apatis, tumpul, masa bodoh dan tidak peduli
kepada lingkungan. Tuhan Yesus menyebutkan bahwa kasih yang dingin menjadi salah satu tanda
dari zaman akhir (Mat 24:12). Ketika kasih sudah menjadi dingin maka yang ada adalah permusuhan,
kedurhakaan dan berbagai macam kejahatan.

Pada sisi lain, kasih yang dingin merupakan suatu bukti tentang lunturnya kasih mula-mula.
Betapapun hebatnya seseorang beribadah dan melayani tetapi jika kehilangan kasih yang mula-mula,
maka semuanya sia-sia (Why 2:1-5). Tuhan Yesus menegur jemaat Efesus karena mereka telah
kehilangan kasih yang mula-mula. Orang yang kehilangan kasih mula-mula disebut sebagai orang
yang telah jatuh ke dalam dosa yang sangat dalam (Why 2:4,5). Wujud kasih mula-mula itu adalah
kesukaan untuk bersekutu dengan TUHAN (Ibr 10:25) dan dengan sesama.
5. Kasih karena mengasihi

Esensi dari kasih agape adalah mengasihi untuk mengasihi atau mengasihi karena mengasihi. Kasih
agape adalah kasih yang keluar dari kedalaman hati TUHAN atau seseorang untuk memuntahkan
kerinduan berbuat baik dan mulia kepada orang yang dikasihi. Kasih agape tidak mengenal waktu dan
keadaan. Kasih agape tidak lekang oleh panasnya kesukaran dan tidak lapuk oleh lebatnya hujan
persoalan. Kasih tidak seharusnya dilakukan karena kewajiban, tetapi semata-mata karena mengasihi.
Kasih karena kewajiban ialah kasih yang dilakukan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan oleh seseorang.

Di samping itu kasih karena kewajiban juga dapat disebabkan oleh lamanya waktu atau kewajiban
hidup manusiawi. Wajar adanya jikalau seorang suami mengasihi isterinya, wajar jikalau orang tua
mengasihi anak-anaknya dsb. Kasih demikian merupakan kemunduran dari kasih mula-mula. Kasih
mula-mula adalah kasih yang pertama kali muncul dari kedalaman hati seseorang.

Kasih mula-mula adalah kasih yang berfokus hanya kepada orang yang dikasihi. Tidak menoleh ke
kanan atau ke kiri dan tidak mendua hati. Kasih yang penuh kehangatan kerinduan dan keterikatan
batin (Yer 2:2,3;Why 2:2-4).

Orang yang menganggap bahwa kasih itu sebagai kewajiban, maka orang ini sudah kehilangan kasih
mula-mula dan orang yang kehilangan kasih mula-mula itu berbuat dosa yang besar. Oleh sebab itu
barangsiapa telah kehilangan kasih mula-mula harus segera bertobat (Why 2:4,5). Di bawah kasih
karena kewajiban ada kasih karena pamrih. Kasih karena pamrih adalah orang yang mengasihi, tetapi
dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan dari subyek yang dikasihinya. Kasih karena pamrih
adalah kasih yang rendah, bahkan tidak layak disebut kasih, tetapi eksploitasi.

6. Kasih yang mengalahkan ketakutan

Apakah sebabnya orang menjadi takut? Adakah hubungan antara dosa dengan ketakutan? Kita dapat
katakan bahwa ketika seseorang menjadi takut di dalam dirinya pastilah tersimpan rasa bersalah atau
dosa.
Untuk membuktikan kebenarannya mari kita mundur sejenak untuk melihat kehidupan manusia di
taman Eden. Sebelum dosa masuk ke dalam diri manusia, hubungan antara manusia dengan TUHAN
sangat intim. TUHAN dapat berbicara langsung kepada manusia tanpa ada penghalang. Tetapi
setelah dosa itu berkuasa atas manusia, maka keintiman itu menjadi terputus.

Apakah buktinya? Bahwasanya ketika Allah ingin mendapatkan pertanggung jawaban dari manusia
tentang apa yang telah mereka lakukan, Allah tidak mendapat jawaban yang diinginkan. Sebab
manusia takut dan bersembunyi (Kej 3:10). Perjanjian Baru telah mengubah, bahkan membalik
ketakutan itu menjadi keberanian untuk menghampiri tahta kasih karunia (Ibr 4:14-16).

7. Kasih yang mengalahkan dosa

Kasih itu mengalahkan dosa (1 Pet 4:8). Bukan saja dosa tetapi juga kejahatan (Roma 12:17-21) dan
pelanggaran (Ams 27:17). Pergesekan dengan sesama adalah suatu hal yang lumrah. Tidak perlu
disimpan, dipersoalkan terlalu dalam dan dibesar-besarkan (Ams 17:9;27:5;Mat 18:15). Justru dengan
pergesekan-pergesekan itu kita akan terdidik, semakin berhikmat dan bijaksana dalam menyikapi
segala persoalan dengan sesama kita.

8. Kasih yang mengalahkan keterasingan

Musa mengingatkan umat Israel agar tidak lupa mengasihi orang asing, sebab dahulu umat Israel juga
menjadi orang asing di tanah Mesir (Ul 10: 19). Dalam teks Pengakuan Iman Rasuli tertulis: "Aku
percaya kepada Gereja yang Kudus dan Am." Geraja Am, artinya gereja itu melintasi batas-batas ras,
suku bangsa, negara dan zaman. Jikalau anak-anak TUHAN di seluruh dunia berkumpul, maka tidak
akan ditemui di sana apa yang disebut dengan orang asing. Mengapa? Karena seluruh orang percaya
sedunia adalah keluarga besar Allah. Satu Bapa, satu TUHAN, satu baptisan, satu Roh dan satu Kasih
(Ef 2:19-22;Fil 3:20).

9. Kasih yang mengalahkan kesesakan
Kesesakan demi kesesakan itu dapat menjadi alat yang empuk bagi Iblis untuk mematahkan kuasa
iman orang percaya. Perhatikanlah Ayub. Betapa dia dihabisi oleh kesukaran-kesukaran itu. Segala
kekayaannya lenyap, seluruh anaknya meninggal, isterinya memusuhi dan tubuhnya disiksa dengan
banyak penyakit. Tetapi Ayub tetap mengasihi Allah, sehingga pada akhirnya keadaannya dipulihkan
TUHAN. Gereja mula-mula adalah gereja yang penuh dengan kesesakan dan kesukaran. Tahun 64
kaisar Nero membuka permusuhan dengan Gereja TUHAN. Orang-orang Kristen dianiaya dalam
Arena. Arena adalah pertunjukan adu manusia dengan binatang buas. Arena merupakan tontonan
yang mengasyikkan bagi penduduk kota Roma pada zaman itu.

Demikian juga dengan gladiator. Gladiator adalah pertunjukan adu manusia. Gladiator merupakan
tontonan yang tidak kalah menariknya dengan Arena. Di sanalah orang-orang Kristen diadu dengan
sesama orang Kristen lainnya atau dengan penjahat-penjahat. Siapa yang kuat dialah yang menang
dan yang tetap hidup, tetapi yang kalah dia harus menemui ajalnya. Banyak tokoh Gereja mula-mula
yang menjadi martir karenanya. Di antaranya adalah Yustinus Martir dan Polikarpus.

Kesukaran tidak berhenti sampai di situ, pada zaman kaisar-kaisar sesudahnya seperti Deocletianus
banyak orang Kristen yang dijadikan obor, dipancung dan dikerjarodikan. Namun demikian Gereja
tidak pernah surut mengasihi Tuhan. Dan orang-orang percaya bersekutu dalam penderitaan mereka,
berseru kepada TUHAN memohon pertolongan-Nya. Sampai pada akhirnya Gereja mencapai
kemenangannya. Pada tahun 312 kaisar Konstantinus bertobat. Pertobatannya itu membawa kejayaan
bagi Gereja. Gereja diangkat menjadi agama negara yang satu-satunya dan dilindungi oleh undangundang. Sehingga tidak salah jika rasul Paulus memberi pernyataan ini:"Siapakah yang akan
memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"(Roma 8:35).

10. Kasih yang mengalahkan maut

Dalam penderitaan-Nya di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya
mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki,
melainkan seperti yang Engkau kehendaki."(Mat 26:39). Ucapan doa ini mengandung dua pilihan.
Satu sisi Tuhan Yesus ingin lepas dari cawan penderitaan, tetapi di sisi lain Dia harus taat kepada
rencana Bapa atas keselamatan manusia.
Akar dari kesusahan ini adalah karena Bapa mengasihi dunia, sedemikian besar Bapa mengasihi
dunia demikian juga Tuhan Yesus pun mengasihi dunia. Rasul Paulus memberi pernyataan: "Karena
bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini,
itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu."(Fil
1:21,22).

Ini pun suatu pilihan. Bagi Paulus mati itu lebih baik karena baginya akan berhenti dari segala
kesukaran dan hidup damai bersama dengan Kristus. Tetapi karena kasihnya kepada jemaat, maka
dia harus tetap hidup. Dan kalau dia hidup itu berarti rasul Paulus harus memberi buah, yaitu
melayani jemaat supaya mereka semua tetap ada di dalam rencana keselamatan Kristus. Kidung
Agung menulis: "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena
cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api,
seperti nyala api TUHAN"(Kid 8:6). Ayat ini menyatakan bahwa kegigihan kasih atau cinta itu setara
dengan maut. Jikalau seseorang yang sedang bercinta dibakar oleh api cemburu, maka maut pun
diterjang demi cintanya.

C. SENI MENGASIHI ORANG-ORANG SULIT

Tidak semua orang yang kita kasihi mengerti artinya dikasihi, apalagi membalas perbuatan kasih itu
dengan mengasihi pula. Untuk yang demikian Tuhan Yesus mengajar, "Apabila kamu mengasihi
orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari
pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."(Mat
5:46-48) Di samping nilai hukum, kasih juga berniulai seni. Menyatakan kesalahan tanpa
menghakimi adalah sebuah seni. Kita hanya diijinkan untuk mengasihi, bukan membenci sekalipun
dibenci. Untuk yang demikian maka diperlukan kiat-kiat tertentu agar kasih tetap hidup di dalam
kita.

1. Belajar dari pengajaran Tuhan Yesus
Mengasihi saudara-saudara kita dengan mengingatkan dosanya (Mat 18:15-17), tidak menuntut balas
(Mat 5:38-42), mengasihi dan mengampuni musuh (Mat 5:43,44;Luk 23:34) adalah seni. Di mana
kita harus menaruh kasih di antara kebencian dan mematikan perasaan benci dari dalam hati kita.

2. Belajar dari teladan kehidupan Tuhan Yesus

Perhatikan juga cara Tuhan Yesus menyatakan kesalahan orang tanpa menghakimi. Ketika ditampar
penjaga di depan Hanas karena pernyataan - Nya yang dianggap salah, Dia bersabda: "Jikalau kataKu itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau
menampar Aku?"(Yoh 18:23). Perkataan itu diungkapkan bukan untuk menghakimi, melainkan
untuk menyatakan kesalahan. Sekalipun ucapan itu tidak diterima, namun Tuhan Yesus tidak
membenci dan tidak membalasnya. Kitab Amsal menulis: "Lebih baik teguran yang nyata-nyata
dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang
lawan mencium secara berlimpah-limpah." (27:5,6).

3. Belajar dari pengajaran Rasul Paulus

Rasul Paulus secara tegas menyatakan bahwa jika seseorang sudah tidak bisa diperbaiki, dalam nama
Tuhan Yesus orang itu harus diserahkan kepada Iblis supaya dibinasakan tubuhnya asalkan rohnya
dapat diselamatkan pada hari Tuhan (1 Kor 5:5). Hal itu berarti, bahwa kita harus tegas terhadap
kesalahan seseorang, tetapi tidak boleh membencinya. Kepada jemaat di Roma rasul Paulus
menulis,"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!. Janganlah
membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!. Saudarasaudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan
menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus,
berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!"
(Roma 12:14,17,19-21).
Kepada jemaat di Galatia Rasul Paulus menyatakan bahwa kita tidak boleh jemu-jemu berbuat baik
(6:9 band 2 Tes 3:12). Pernyataan ini diteguhkan oleh rasul Yakobus bahwa kasih itu tidak boleh
diamalkan dengan memandang muka (Yak 2:1,9).

More Related Content

What's hot

Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenSABDA
 
Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaJeremmyJayy
 
Motivasi yang benar
Motivasi yang benarMotivasi yang benar
Motivasi yang benarMelky G
 
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & Glory
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & GloryYou & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & Glory
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & GloryJohan Setiawan
 
Paper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia ApriantoPaper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia ApriantoApriantoJLesaApri
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiJohan Setiawan
 
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allahalkitabiah
 
Gereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupGereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupJohan Setiawan
 
Saya sudah memberitahukan_anda
Saya sudah memberitahukan_andaSaya sudah memberitahukan_anda
Saya sudah memberitahukan_andaalkitabiah
 
Deus Caritas Est
Deus Caritas EstDeus Caritas Est
Deus Caritas Estpplus
 

What's hot (20)

Modul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan KristenModul Persiapan Pernikahan Kristen
Modul Persiapan Pernikahan Kristen
 
On Being A Servant of God
On Being A Servant of GodOn Being A Servant of God
On Being A Servant of God
 
Paper Kasih Karunia
Paper Kasih KaruniaPaper Kasih Karunia
Paper Kasih Karunia
 
Spiritual Check-Up
Spiritual Check-UpSpiritual Check-Up
Spiritual Check-Up
 
Sacred Pathways
Sacred PathwaysSacred Pathways
Sacred Pathways
 
Waktu Bersama Tuhan
Waktu Bersama TuhanWaktu Bersama Tuhan
Waktu Bersama Tuhan
 
Motivasi yang benar
Motivasi yang benarMotivasi yang benar
Motivasi yang benar
 
Gereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara EmosionalGereja yang Sehat Secara Emosional
Gereja yang Sehat Secara Emosional
 
Yang lama sudah berlalu
Yang lama sudah berlaluYang lama sudah berlalu
Yang lama sudah berlalu
 
Benarkah Tuhan Ada (Seri Kurios)
Benarkah Tuhan Ada (Seri Kurios)Benarkah Tuhan Ada (Seri Kurios)
Benarkah Tuhan Ada (Seri Kurios)
 
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & Glory
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & GloryYou & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & Glory
You & Me Forever: 1 Marriage in Light of God's Eternity, Purpose & Glory
 
Paper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia ApriantoPaper Kasih Karunia Aprianto
Paper Kasih Karunia Aprianto
 
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang TransformasiTransformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
Transformasi Hidup 1 - Bidang Transformasi
 
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah
366 Hari Hidup Bergaul dengan Allah
 
Gereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi HidupGereja & Reformasi Hidup
Gereja & Reformasi Hidup
 
Menjadi murid yesus
Menjadi murid yesusMenjadi murid yesus
Menjadi murid yesus
 
Becoming A Contagious Christian
Becoming A Contagious ChristianBecoming A Contagious Christian
Becoming A Contagious Christian
 
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan TuhanGambar diri yang dipulihkan Tuhan
Gambar diri yang dipulihkan Tuhan
 
Saya sudah memberitahukan_anda
Saya sudah memberitahukan_andaSaya sudah memberitahukan_anda
Saya sudah memberitahukan_anda
 
Deus Caritas Est
Deus Caritas EstDeus Caritas Est
Deus Caritas Est
 

Viewers also liked

Didampingi kasih Tuhan
Didampingi kasih TuhanDidampingi kasih Tuhan
Didampingi kasih TuhanTrsetiabudi
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Yeremia Kaawoan
 
Kasih kepada tuhan dan sesama
Kasih kepada tuhan dan sesamaKasih kepada tuhan dan sesama
Kasih kepada tuhan dan sesamaHendra Kasenda
 
Mengalah bukan berarti kalah
Mengalah bukan berarti kalahMengalah bukan berarti kalah
Mengalah bukan berarti kalahFerry Tanoto
 
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017David Syahputra
 
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017David Syahputra
 

Viewers also liked (10)

Tugas Psikologi
Tugas PsikologiTugas Psikologi
Tugas Psikologi
 
Didampingi kasih Tuhan
Didampingi kasih TuhanDidampingi kasih Tuhan
Didampingi kasih Tuhan
 
Vi. kasih
Vi. kasihVi. kasih
Vi. kasih
 
Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13Power point sem 2 kls xi k 13
Power point sem 2 kls xi k 13
 
Kasih kepada tuhan dan sesama
Kasih kepada tuhan dan sesamaKasih kepada tuhan dan sesama
Kasih kepada tuhan dan sesama
 
Karena kasih nya
Karena kasih nyaKarena kasih nya
Karena kasih nya
 
Kasih dan peduli
Kasih dan peduliKasih dan peduli
Kasih dan peduli
 
Mengalah bukan berarti kalah
Mengalah bukan berarti kalahMengalah bukan berarti kalah
Mengalah bukan berarti kalah
 
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017
Sabbath school lesson 10, 1st quarter of 2017
 
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017
Pelajaran sekolah sabat ke 10 triwulan 1 2017
 

Similar to Bukan pilih kasih

Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3Adam Hiola
 
3 q lesson 7 hidup seperti kristus
3 q lesson 7   hidup seperti kristus3 q lesson 7   hidup seperti kristus
3 q lesson 7 hidup seperti kristusPardy Lanteran
 
pelajaran sekolah sabat ke 7 hidup seperti kristus
pelajaran sekolah sabat ke 7   hidup seperti kristuspelajaran sekolah sabat ke 7   hidup seperti kristus
pelajaran sekolah sabat ke 7 hidup seperti kristusPardy Lanteran
 
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmm
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmmIBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmm
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmmPaskalisLepen
 
Ilmu budaya dasar ke 1
Ilmu budaya dasar ke 1Ilmu budaya dasar ke 1
Ilmu budaya dasar ke 1dedesumarni3
 
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6Devosional Alkitab selama 5 menit: 6
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6FreeChildrenStories
 
Bersikap kritis dalam gereja kelas xii
Bersikap kritis dalam gereja kelas xiiBersikap kritis dalam gereja kelas xii
Bersikap kritis dalam gereja kelas xiiSabam Sitinjak
 
GoGOD! Loving God!
GoGOD! Loving God!GoGOD! Loving God!
GoGOD! Loving God!SABDA
 
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...stephen sihombing
 
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015Hendra Kasenda
 
makalah agama kristen
makalah agama kristenmakalah agama kristen
makalah agama kristenEq Sambaimana
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allahnofryzhia
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihKornelis Ruben
 

Similar to Bukan pilih kasih (20)

Modul 5 KB 4
Modul 5 KB 4Modul 5 KB 4
Modul 5 KB 4
 
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3
Sekolah Sabat - Triwulan 3 2021 - Pelajaran 3
 
Rekoleksi di Woloan.pptx
Rekoleksi di Woloan.pptxRekoleksi di Woloan.pptx
Rekoleksi di Woloan.pptx
 
3 q lesson 7 hidup seperti kristus
3 q lesson 7   hidup seperti kristus3 q lesson 7   hidup seperti kristus
3 q lesson 7 hidup seperti kristus
 
pelajaran sekolah sabat ke 7 hidup seperti kristus
pelajaran sekolah sabat ke 7   hidup seperti kristuspelajaran sekolah sabat ke 7   hidup seperti kristus
pelajaran sekolah sabat ke 7 hidup seperti kristus
 
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmm
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmmIBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmm
IBADAT SABDA 26 Februari 2024.pdfmmmmmmm
 
Kasih Kristus
Kasih KristusKasih Kristus
Kasih Kristus
 
Ilmu budaya dasar ke 1
Ilmu budaya dasar ke 1Ilmu budaya dasar ke 1
Ilmu budaya dasar ke 1
 
renungan the way5
renungan the way5renungan the way5
renungan the way5
 
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6Devosional Alkitab selama 5 menit: 6
Devosional Alkitab selama 5 menit: 6
 
YESUS KRISTUS SANG PELAYAN.pptx
YESUS KRISTUS SANG PELAYAN.pptxYESUS KRISTUS SANG PELAYAN.pptx
YESUS KRISTUS SANG PELAYAN.pptx
 
Bersikap kritis dalam gereja kelas xii
Bersikap kritis dalam gereja kelas xiiBersikap kritis dalam gereja kelas xii
Bersikap kritis dalam gereja kelas xii
 
GoGOD! Loving God!
GoGOD! Loving God!GoGOD! Loving God!
GoGOD! Loving God!
 
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...
Materi Persiapan untuk presbiter GPIB dalam ibadah keluarga dan pelkat Maret ...
 
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015
Warta gerejavictory.org Minggu 8 November 2015
 
makalah agama kristen
makalah agama kristenmakalah agama kristen
makalah agama kristen
 
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_AllahTeologi-Perjanjian-Baru_Allah
Teologi-Perjanjian-Baru_Allah
 
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas KasihPel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
Pel 15 Yesus Yang Berbelas Kasih
 
Multiply mei
Multiply meiMultiply mei
Multiply mei
 
PAPER
PAPERPAPER
PAPER
 

More from Indarto Indarto

More from Indarto Indarto (11)

Bukti fisik
Bukti fisikBukti fisik
Bukti fisik
 
2 nd international seminar on quality and affordable education
2 nd international seminar on quality and affordable education2 nd international seminar on quality and affordable education
2 nd international seminar on quality and affordable education
 
Agendaharianmengajar
AgendaharianmengajarAgendaharianmengajar
Agendaharianmengajar
 
01 sampul (1)
01 sampul (1)01 sampul (1)
01 sampul (1)
 
A
AA
A
 
3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar
3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar
3 kunci mendapatkan kekuatan di masa sukar
 
A
AA
A
 
Alamat emotion
Alamat emotionAlamat emotion
Alamat emotion
 
Andi samsat
Andi samsatAndi samsat
Andi samsat
 
6 ktsp
6 ktsp6 ktsp
6 ktsp
 
5 rkas-1
5 rkas-15 rkas-1
5 rkas-1
 

Bukan pilih kasih

  • 1. Bukan Pilih Kasih Yohanes 1:38,39a "Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal? Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Renungan Harian Kamis, 27 September 2012 Kristen Online Syalom saudara, Sikap pilih kasih sering terjadi diantara kehidupan kita manusia. Terkadang, kita akan lebih cenderung bersikap memperhatikan seseorang secara lebih, apabila orang itu kita rasa memiliki beberapa kecocokan dengan kita. Baik dalam berbicara, berpikir, hobi, pekerjaan, dan lain sebagainya yang membuat kita merasa lebih nyaman. Sikap pilih kasih sendiri berarti, sebuah sikap yang lebih mengutamakan orang lain atau seseorang untuk lebih diperhatikan, dari sekian banyak orang yang ada di lingkungan pergaulan sekitar. Hal itu tak jarang yang menjadi pemicu rasa iri di dalam hati orang lain terhadap kita. Bagaimana pendapat anda mengenai sikap pilih kasih? mari kita lihat secara menyeluruh dari sudut pandang yang lebih luas lagi. Pada saat Tuhan Yesus sedang berjalan, kemudian Yohanes dan Andreas mengikuti Yesus dan menjadi murid-Nya di dalam Yohanes 1:40 "Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus." Kemudian Andreas mengajak Simon Petrus untuk diperkenalkannya kepada Tuhan Yesus dan mengajaknya untuk mengikut Yesus dan menjadi murid-Nya dalam kitab Yohanes 1:41,42 "Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus); Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)." Disini kita lihat bahwa, Andreas telah lebih dulu menjadi murid dari Tuhan Yesus, lalu kemudian menyusul Simon Petrus saudaranya. Namun pada faktanya, kita lebih cenderung membaca sosok Petrus yang lebih ditonjolkan di dalam Alkitab dari pada Andreas. Simon Petrus kerap kali muncul di mana saja Tuhan Yesus pergi dan berada. Sedangkan sosok Andreas yang lebih dulu menjadi murid
  • 2. Tuhan Yesus dari pada saudaranya Petrus, jarang ditonjolkan. Jadi, apakah menurut anda Tuhan Yesus juga melakukan sikap pilih kasih? Apakah menurut anda Tuhan Yesus tidak berlaku adil terhadap setiap muridnya dengan memperlakukan mereka secara sama? Pada kenyataannya Yesus Kristus tidak pernah memilih kasih terhadap semua orang, namun Tuhan Yesus lebih memfokuskan diri-Nya untuk menuntun jalan orang yang sesat dan berdosa, agar bisa kembali ke jalan benar yang dimaksudkan oleh-Nya. Coba kita lihat realita yang ada di dalam Lukas 5:32 "Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat." Jadi intinya Yesus Kristus lebih memilih untuk mendekatkan diri kepada Simon Petrus karena Tuhan Yesus ingin lebih memantapkan lagi iman dari Petrus. Lihat saja Simon Petrus sampai tiga kali menyangkal Tuhan Yesus pada waktu sebelum disalibkan. Saudaraku yang mengenal dan dikenal oleh Tuhan Yesus dan mendapatkan urapan melalui Roh Kudus. Sikap pilih kasih memang kerap kali disalah-artikan oleh orang yang melihatnya bahkan orang yang melakukannya. Namun perbuatan Tuhan Yesus atas Simon Petrus dan Andreas adalah benar adanya. Apakah kita harus mengajari orang yang sudah pintar? Tentu tidak bukan. Kita harus membantu orang lain yang lebih membutuhkan pertolongan tangan kita, sebagai wujud nyata dari iman rohani kita sebagai orang kristen yang mengaku percaya kepada Tuhan Allah. Kiranya Senantiasa " Amin " Damai Yesus Memberkati Kristus Umat-Nya uarga Kristen Yang Berakar, Bertumbuh dan Berbuah by ADMI N RENU NGAN HARI A N KRI STEN in RENU NGAN TENTANG HI D U P Keluarga adalah lembaga pertama yang didirikan oleh Allah (Kej. 2:18-25), keluarga Kristenmerupakan pusat dan tujuan dari perjanjian Allah (Kej. 12:3) dan sebuah keluarga Kristen merupakan gambaran keluarga Allah di dalam kekekalan. Keluarga kita ialah kesaksian akan kehadiran Allah (Ef. 3:14-15; Maz. 103:13). Lalu bagaimana cara agar konsep keluarga seperti yang Alkitab gambarkan tersebut dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari atau menjadi kenyataan? Berikut ini adalah renungan Kristen
  • 3. singkat tentang keluarga Kristen yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Tuhan. Keluarga Yang Berakar Dalam Firman Tuhan Berakar adalah sebuah gambaran sebuah pohon yang memiliki akar kuat di dalam tanah. Akar berfungsi untuk menyerap makanan dari tanah yang mendukung kehidupan pohon tersebut sehingga menjadi kuat. Keluarga Kristen yang berakar dalam Tuhan tak ubahnya seperti gambaran tersebut. Kristuslah yang menjadi pondasi kehidupan keluarga, sebuah keluarga Kristen akan menjadi sangat kuat bila ada penyokong (yaitu Yesus Kristus) yang menjadi pijakan dalam menjalani kehidupan. Takkan mudah sebuah keluarga Kristen hanyut diterpa badai kehidupan atau “luapan” masalah kehidupan sebab ada Firman Tuhan yang menjadi tempat kokoh untuk berpijak. Keluarga Kristen Yang Terus Bertumbuh Pertumbuhan berkaitan erat dengan perubahan. Tak ada pertumbuhan yang tak mengalami sebuah perubahan. Menjadi besar, menjadi makin tinggi adalah sebuah contoh adanya perubahan yang berarti pula ada pertumbuhan dalam kondisi tersebut. Perubahan sebaiknya dimulai dari diri sendiri, ini adalah sebuah PILIHAN. Perubahan adalah sebuah proses, perlu waktu dan hasilnya baru dilihat di masa depan. Keluarga Kristen yang bertumbuh dalam Kristus memiliki arti sedang mengalami proses perubahan untuk menjadi seperti yang Kristus ajarkan. Menjadi berpuas diri, merasa sudah dewasa iman dan tidak introspeksi adalah awal sebuah kematian iman, artinya takkan ada lagi pertumbuhan iman, padahal pertumbuhan iman harusnya terjadi sampai kapanpun juga. Keluarga Yang Berbuah Pertumbuhan akan menjadi sia-sia bila tanpa menghasilkan buah. Allah menginginkan setiap anggota keluarga Kristen menghasilkan buah-buah dalam kehidupan mereka.
  • 4. Masih ingatkah kita bahwa ranting yang tak berbuah akan dipotong dan pohon yang tak menghasilkan buah akan ditebang? (Yoh. 15:12). Jadi tak ada alasan pembenar satupun yang mengijinkan kita untuk tidak menghasilkan buah dalam kehidupan kita. Justru sebaliknya, dalam kehidupan sebuah Keluarga Kristen, setiap anggota keluarganya haruslah secara konsisten memberitakan tentang Kasih Allah secara nyata kepada dunia di sekitarnya sebagai wujud adanya kehidupan yang berakar, bertumbuh dan berbuah di dalam Kristus Yesus. 4. KASIH YANG SEMPURNA Apr 06 at 7:38pm - admin Kasih adalah persoalan hati dan persoalan roh. Kasih yang sempurna adalah kasih yang keluar dari kedalaman hati oleh karena kuasa Roh Kudus. Kasih yang sempurna hanya bisa dilakukan oleh orangorang percaya yang sudah lahir baru. Untuk menuju pada kelahiran baru seseorang harus mengalami peremukan daging, agar yang roh bisa keluar. Kasih yang sempurna ialah kasih agape, kasih yang telah dicontohkan dan dikerjakan sendiri oleh Allah. Dia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal itu kepada dunia (Yoh 3:16). Tuhan Yesus pun demikian, Dia menyerahkan hidupnya sendiri untuk penebusan dosa manusia. A. KONSEP TENTANG MENGASIHI Tidak semua di antara kita yang mampu mengasihi secara sempurna kepada sesama kita. Kegagalan kita dalam mengasihi sesama disebabkan adanya pengertian yang salah dalam memahami konsep mengasihi itu sendiri. Kita beranggapan bahwa kekuatan mengasihi itu berasal dari dalamdiri kita sendiri. Surat Yohanes menulis bahwa kita berasal dari Allah dan bahwa Roh Allah ada di dalam kita. Selanjutnya dikatakan bahwa kasih itu berasal dari Allah. Jikalau kita mengasihi, maka Allah di dalam kita dan kita di dalam Dia (1 Yoh 4:7-21 band 2 Kor 4:7). Dalam hal mengasihi sesama, dari pihak kita
  • 5. hanya diperlukan kemauan untuk mengasihi, bukan kemampuan untuk mengasihi. Kemampuan itu diberikan oleh Allah. Roh Allah yang ada di dalam kita itulah yang memampukan kita untuk mengasihi. Oleh karena itu kita tidak boleh putus asa dalam mengasihi, terutama mengasihi orangorang sulit, sebab Allah-lah yang melaklukannya dengan sempurna di dalam kita. Dalam penerapannya dengan sesama kasih kita lakukan sebagimana Tuhan Yesus telah melakukannya. Biarkan orang lain berkembang sebagaimana dirinya sendiri. Jangan menuntut orang lain mengikuti pikiran kita, sebab manusia itu unik dan masing-masing adalah dirinya sendiri. Beri kesempatan kepada orang lain untuk mewujudkan dirinya sendiri. Gembalakan orang lain. Jangan biarkan orang lain jatuh dalam kebinasaan. Ingatkan kesalahan mereka tanpa harus menghakimi, sebab kita pun tidak luput dari kesalahan. Serahkan setiap persoalan yang muncul sebagai akibat dari mengasihi kepada penghakiman TUHAN. Jadilah dewasa dengan persoalan-persoalan itu. Jangan menjadi kecewa ketika orang yang kita kasihi berbalik dan melawan kita. Ingatlah senantiasa firman ini, "Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."(Mat 5:8). B. KRITERIA KASIH YANG SEMPURNA Kasih sempurna dimaksud adalah kasih yang hidup dan yang menghidupi kita untuk mengasihi. Kesempurnaan kasih akan teruji jika diperhadapkan dengan kebencian, permusuhan, ketidakadilan dan dosa. Kasih yang sempurna adalah kasih yang sanggup mengalahkan segala sesuatu. Kasih yang tidak berubah, kasih yang tulus, kasih bukan karena kewajiban, kasih yang mengalahkan ketakutan, mengalahkan dosa, mengalahkan keterasingan, mengalahkan kesesakan dan bahkan mengalahkan maut. 1. Kasih yang tidak berubah Firman Allah sendiri menyatakan bahwa kasih itu kekal (1 Kor 13:8). Kasih Allah kepada dunia tidak pernah berubah sekalipun dunia rusak oleh dosa (Mal 3:6). Perubahan kasih Allah kepada dunia bukan karena Allah berubah sikap, melainkan disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang
  • 6. berubah setia kepada Allah. Pada kenyataannya kasih manusia kepada Tuhan maupun kepada sesamanya dapat berubah karena beberapa faktor. Misalnya kecewa, perbedaan pendapat, takut tersaingi, tersinggung, merasa tidak dihargai, pengaruh kedudukan dan status sosial. Sesungguhnya Allah memahami kelemahan-kelemahan kita, tetapi sesungguhnya pula Allah mau agar kita penuh dengan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7) 2. Kasih yang tulus Kasih yang tulus adalah kasih yang tidak pilih kasih dan kasih yang tanpa pamrih. Pilih kasih artinya mengasihi dengan pilih-pilih orang. Alkitab katakan, bahwa kasih yang diamalkan secara demikian disebut sebagai kasih yang memandang muka (Yak 2:1-4,8,9). Mengasihi yang tidak memandang muka adalah sikap mengasihi yang tidak mempertimbangkan untung atau rugi, sederajat atau tidak, serumpun atau tidak, dsb. Kasih tanpa pamrih adalah kasih yang tidak mengharapkan imbalan apa pun dari orang yang dikasihi. Di depan telah dijelaskan bahwa kasih itu memberi, bukan menerima. Kasih itu mengalir keluar, bukan ke dalam. Kasih itu melepas, bukan menarik. Dan memberi itu bukanlah sekedar memberi tetapi memberi dengan pilihan. Pilihan yang terbaik atau bahkan memberi yang utama. Secara moral kasih itu tidak mengikat, tidak mengatur, tidak mengontrol, tidak memerintah dan tidak menguasai. Pamrih itu dapat berupa imbalan. Bentuk-bentuk imbalan yang mungkin terselib dalam perbuatan kasih yang salah itu misalnya secara tersembunyi minta dihormati, minta ditaati, minta dilayani, minta didukung, minta diutamakan dan sebagainya (Luk 6:33-36). Jikalau hal yang sedemikian itu terjadi maka yang ada bukanlah kasih tetapi eksploitasi. Dan ini adalah kejahatan. 3. Kasih yang nyata Semua yang kita bicarakan dan yang kita ajarkan di atas tidak akan ada gunanya, jika ternyata kasih itu tidak diterapkan atau dipraktekkan di dalam kehidupan sehari-hari. Hanya seperti gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (1 Kor 13:1) Firman Tuhan katakan, bahwa kasih harus kita kerjakan dengan melibatkan tiga pihak, yaitu mengasihi Allah sebagai yang utama, kemudian mengasihi sesama dalam porsi yang sama besar dengan mengasihi diri sendiri. Untuk mengasihi TUHAN Yohanes mengajarkan:
  • 7. "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintahperintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita."(1 Yoh 5:3,4). Sedangkan untuk mengasihi sesama Tuhan Yesus mengajarkan: „Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.‟"(Mat 7:12). Seorang percaya yang benar; dalam posisi apa saja, dalam kondisi bagaimanapun dan di manapun juga; dia akan menerapkan prinsip ini di dalam kehidupan sehari-hari. TUHAN ditaruh di tempat yang utama dengan cara menaati perintah-perintah-Nya. Dan kemudian dalam aplikasinya senantiasa mengukur apa yang akan dilakukan terhadap orang lain, seperti yang diinginkannya sendiri dari orang lain lakukan kepada dirinya. Hal demikian telah dilakukan dengan baik oleh Gereja kita dalam mengemban Amanat Agung dengan memperhatikan keselamatan dan kebutuhan sesama. 4. Kasih yang hangat Kasih yang hangat adalah kasih yang bergairah, penuh kehangatan dan sarat dengan perbuatan baik. Sebaliknya, kasih yang dingin adalah kasih yang tidak mampu memberi pengaruh apa-apa kepada orang-orang di sekelilingnya. Kasih yang dingin bersifat apatis, tumpul, masa bodoh dan tidak peduli kepada lingkungan. Tuhan Yesus menyebutkan bahwa kasih yang dingin menjadi salah satu tanda dari zaman akhir (Mat 24:12). Ketika kasih sudah menjadi dingin maka yang ada adalah permusuhan, kedurhakaan dan berbagai macam kejahatan. Pada sisi lain, kasih yang dingin merupakan suatu bukti tentang lunturnya kasih mula-mula. Betapapun hebatnya seseorang beribadah dan melayani tetapi jika kehilangan kasih yang mula-mula, maka semuanya sia-sia (Why 2:1-5). Tuhan Yesus menegur jemaat Efesus karena mereka telah kehilangan kasih yang mula-mula. Orang yang kehilangan kasih mula-mula disebut sebagai orang yang telah jatuh ke dalam dosa yang sangat dalam (Why 2:4,5). Wujud kasih mula-mula itu adalah kesukaan untuk bersekutu dengan TUHAN (Ibr 10:25) dan dengan sesama.
  • 8. 5. Kasih karena mengasihi Esensi dari kasih agape adalah mengasihi untuk mengasihi atau mengasihi karena mengasihi. Kasih agape adalah kasih yang keluar dari kedalaman hati TUHAN atau seseorang untuk memuntahkan kerinduan berbuat baik dan mulia kepada orang yang dikasihi. Kasih agape tidak mengenal waktu dan keadaan. Kasih agape tidak lekang oleh panasnya kesukaran dan tidak lapuk oleh lebatnya hujan persoalan. Kasih tidak seharusnya dilakukan karena kewajiban, tetapi semata-mata karena mengasihi. Kasih karena kewajiban ialah kasih yang dilakukan berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan oleh seseorang. Di samping itu kasih karena kewajiban juga dapat disebabkan oleh lamanya waktu atau kewajiban hidup manusiawi. Wajar adanya jikalau seorang suami mengasihi isterinya, wajar jikalau orang tua mengasihi anak-anaknya dsb. Kasih demikian merupakan kemunduran dari kasih mula-mula. Kasih mula-mula adalah kasih yang pertama kali muncul dari kedalaman hati seseorang. Kasih mula-mula adalah kasih yang berfokus hanya kepada orang yang dikasihi. Tidak menoleh ke kanan atau ke kiri dan tidak mendua hati. Kasih yang penuh kehangatan kerinduan dan keterikatan batin (Yer 2:2,3;Why 2:2-4). Orang yang menganggap bahwa kasih itu sebagai kewajiban, maka orang ini sudah kehilangan kasih mula-mula dan orang yang kehilangan kasih mula-mula itu berbuat dosa yang besar. Oleh sebab itu barangsiapa telah kehilangan kasih mula-mula harus segera bertobat (Why 2:4,5). Di bawah kasih karena kewajiban ada kasih karena pamrih. Kasih karena pamrih adalah orang yang mengasihi, tetapi dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan dari subyek yang dikasihinya. Kasih karena pamrih adalah kasih yang rendah, bahkan tidak layak disebut kasih, tetapi eksploitasi. 6. Kasih yang mengalahkan ketakutan Apakah sebabnya orang menjadi takut? Adakah hubungan antara dosa dengan ketakutan? Kita dapat katakan bahwa ketika seseorang menjadi takut di dalam dirinya pastilah tersimpan rasa bersalah atau dosa.
  • 9. Untuk membuktikan kebenarannya mari kita mundur sejenak untuk melihat kehidupan manusia di taman Eden. Sebelum dosa masuk ke dalam diri manusia, hubungan antara manusia dengan TUHAN sangat intim. TUHAN dapat berbicara langsung kepada manusia tanpa ada penghalang. Tetapi setelah dosa itu berkuasa atas manusia, maka keintiman itu menjadi terputus. Apakah buktinya? Bahwasanya ketika Allah ingin mendapatkan pertanggung jawaban dari manusia tentang apa yang telah mereka lakukan, Allah tidak mendapat jawaban yang diinginkan. Sebab manusia takut dan bersembunyi (Kej 3:10). Perjanjian Baru telah mengubah, bahkan membalik ketakutan itu menjadi keberanian untuk menghampiri tahta kasih karunia (Ibr 4:14-16). 7. Kasih yang mengalahkan dosa Kasih itu mengalahkan dosa (1 Pet 4:8). Bukan saja dosa tetapi juga kejahatan (Roma 12:17-21) dan pelanggaran (Ams 27:17). Pergesekan dengan sesama adalah suatu hal yang lumrah. Tidak perlu disimpan, dipersoalkan terlalu dalam dan dibesar-besarkan (Ams 17:9;27:5;Mat 18:15). Justru dengan pergesekan-pergesekan itu kita akan terdidik, semakin berhikmat dan bijaksana dalam menyikapi segala persoalan dengan sesama kita. 8. Kasih yang mengalahkan keterasingan Musa mengingatkan umat Israel agar tidak lupa mengasihi orang asing, sebab dahulu umat Israel juga menjadi orang asing di tanah Mesir (Ul 10: 19). Dalam teks Pengakuan Iman Rasuli tertulis: "Aku percaya kepada Gereja yang Kudus dan Am." Geraja Am, artinya gereja itu melintasi batas-batas ras, suku bangsa, negara dan zaman. Jikalau anak-anak TUHAN di seluruh dunia berkumpul, maka tidak akan ditemui di sana apa yang disebut dengan orang asing. Mengapa? Karena seluruh orang percaya sedunia adalah keluarga besar Allah. Satu Bapa, satu TUHAN, satu baptisan, satu Roh dan satu Kasih (Ef 2:19-22;Fil 3:20). 9. Kasih yang mengalahkan kesesakan
  • 10. Kesesakan demi kesesakan itu dapat menjadi alat yang empuk bagi Iblis untuk mematahkan kuasa iman orang percaya. Perhatikanlah Ayub. Betapa dia dihabisi oleh kesukaran-kesukaran itu. Segala kekayaannya lenyap, seluruh anaknya meninggal, isterinya memusuhi dan tubuhnya disiksa dengan banyak penyakit. Tetapi Ayub tetap mengasihi Allah, sehingga pada akhirnya keadaannya dipulihkan TUHAN. Gereja mula-mula adalah gereja yang penuh dengan kesesakan dan kesukaran. Tahun 64 kaisar Nero membuka permusuhan dengan Gereja TUHAN. Orang-orang Kristen dianiaya dalam Arena. Arena adalah pertunjukan adu manusia dengan binatang buas. Arena merupakan tontonan yang mengasyikkan bagi penduduk kota Roma pada zaman itu. Demikian juga dengan gladiator. Gladiator adalah pertunjukan adu manusia. Gladiator merupakan tontonan yang tidak kalah menariknya dengan Arena. Di sanalah orang-orang Kristen diadu dengan sesama orang Kristen lainnya atau dengan penjahat-penjahat. Siapa yang kuat dialah yang menang dan yang tetap hidup, tetapi yang kalah dia harus menemui ajalnya. Banyak tokoh Gereja mula-mula yang menjadi martir karenanya. Di antaranya adalah Yustinus Martir dan Polikarpus. Kesukaran tidak berhenti sampai di situ, pada zaman kaisar-kaisar sesudahnya seperti Deocletianus banyak orang Kristen yang dijadikan obor, dipancung dan dikerjarodikan. Namun demikian Gereja tidak pernah surut mengasihi Tuhan. Dan orang-orang percaya bersekutu dalam penderitaan mereka, berseru kepada TUHAN memohon pertolongan-Nya. Sampai pada akhirnya Gereja mencapai kemenangannya. Pada tahun 312 kaisar Konstantinus bertobat. Pertobatannya itu membawa kejayaan bagi Gereja. Gereja diangkat menjadi agama negara yang satu-satunya dan dilindungi oleh undangundang. Sehingga tidak salah jika rasul Paulus memberi pernyataan ini:"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?"(Roma 8:35). 10. Kasih yang mengalahkan maut Dalam penderitaan-Nya di taman Getsemani, Tuhan Yesus berdoa: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."(Mat 26:39). Ucapan doa ini mengandung dua pilihan. Satu sisi Tuhan Yesus ingin lepas dari cawan penderitaan, tetapi di sisi lain Dia harus taat kepada rencana Bapa atas keselamatan manusia.
  • 11. Akar dari kesusahan ini adalah karena Bapa mengasihi dunia, sedemikian besar Bapa mengasihi dunia demikian juga Tuhan Yesus pun mengasihi dunia. Rasul Paulus memberi pernyataan: "Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu."(Fil 1:21,22). Ini pun suatu pilihan. Bagi Paulus mati itu lebih baik karena baginya akan berhenti dari segala kesukaran dan hidup damai bersama dengan Kristus. Tetapi karena kasihnya kepada jemaat, maka dia harus tetap hidup. Dan kalau dia hidup itu berarti rasul Paulus harus memberi buah, yaitu melayani jemaat supaya mereka semua tetap ada di dalam rencana keselamatan Kristus. Kidung Agung menulis: "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN"(Kid 8:6). Ayat ini menyatakan bahwa kegigihan kasih atau cinta itu setara dengan maut. Jikalau seseorang yang sedang bercinta dibakar oleh api cemburu, maka maut pun diterjang demi cintanya. C. SENI MENGASIHI ORANG-ORANG SULIT Tidak semua orang yang kita kasihi mengerti artinya dikasihi, apalagi membalas perbuatan kasih itu dengan mengasihi pula. Untuk yang demikian Tuhan Yesus mengajar, "Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."(Mat 5:46-48) Di samping nilai hukum, kasih juga berniulai seni. Menyatakan kesalahan tanpa menghakimi adalah sebuah seni. Kita hanya diijinkan untuk mengasihi, bukan membenci sekalipun dibenci. Untuk yang demikian maka diperlukan kiat-kiat tertentu agar kasih tetap hidup di dalam kita. 1. Belajar dari pengajaran Tuhan Yesus
  • 12. Mengasihi saudara-saudara kita dengan mengingatkan dosanya (Mat 18:15-17), tidak menuntut balas (Mat 5:38-42), mengasihi dan mengampuni musuh (Mat 5:43,44;Luk 23:34) adalah seni. Di mana kita harus menaruh kasih di antara kebencian dan mematikan perasaan benci dari dalam hati kita. 2. Belajar dari teladan kehidupan Tuhan Yesus Perhatikan juga cara Tuhan Yesus menyatakan kesalahan orang tanpa menghakimi. Ketika ditampar penjaga di depan Hanas karena pernyataan - Nya yang dianggap salah, Dia bersabda: "Jikalau kataKu itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?"(Yoh 18:23). Perkataan itu diungkapkan bukan untuk menghakimi, melainkan untuk menyatakan kesalahan. Sekalipun ucapan itu tidak diterima, namun Tuhan Yesus tidak membenci dan tidak membalasnya. Kitab Amsal menulis: "Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mencium secara berlimpah-limpah." (27:5,6). 3. Belajar dari pengajaran Rasul Paulus Rasul Paulus secara tegas menyatakan bahwa jika seseorang sudah tidak bisa diperbaiki, dalam nama Tuhan Yesus orang itu harus diserahkan kepada Iblis supaya dibinasakan tubuhnya asalkan rohnya dapat diselamatkan pada hari Tuhan (1 Kor 5:5). Hal itu berarti, bahwa kita harus tegas terhadap kesalahan seseorang, tetapi tidak boleh membencinya. Kepada jemaat di Roma rasul Paulus menulis,"Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!. Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!. Saudarasaudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:14,17,19-21).
  • 13. Kepada jemaat di Galatia Rasul Paulus menyatakan bahwa kita tidak boleh jemu-jemu berbuat baik (6:9 band 2 Tes 3:12). Pernyataan ini diteguhkan oleh rasul Yakobus bahwa kasih itu tidak boleh diamalkan dengan memandang muka (Yak 2:1,9).