SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
BAB I

                                PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang


               Sistem pendidikan Indonesia memiliki tujuan untuk mengarahkan,
      mengajarkan dan mendidik para peserta didik untuk menjadi manusia yang
      berakhlak, berpengetahuan dan berpendidikan demi menghadapi kehidupan
      yang penuh dengan persaingan. Hal inipun menjadi dasar bagi setiap institusi
      pendidikan untuk mencanangkan dan menjalankan kegiatan yang mendukung
      sistem pendidikan itu sendiri. Salah satu institusi pendidikan yang bermaksud
      untuk mendukung dan mencapai tujuan pendidikan Indonesia ialah
      Universitas Pasundan. Universitas Pasundan dengan motto Luhung Elmuna,
      Pengkuh Agamana, Jembar budayana, memuat kurikullum pendidikan yang
      berbasis pendidikan akhlak perilaku, keilmuan dan budaya, khususnya budaya
      Sunda.


               Universitas Pasundan memilliki beberapa fakultas diantaranya Teknik,
      Keguruan dan ilmu pendidikan, Imu seni dan sastra, Ekonomi, Hukum dan
      Ilmu sosial dan politik. Salah satu jurusan pada Fakultas Ilmu sosial dan
      politik ialah jurusan Administrasi Bisnis. Di jurusan administrasi bisnis ini di
      ajarkan filsafat bisnis pada salah satu mata kuliahnya. Tujuan dari tiap-tiap
      jurusan sebenarnya ialah mempersiapkan peserta didiknya, untuk mampu
      hidup dan bersosialisasi dalam masyarakat luas.


               Filsafat bisnis itu sendiri mengarahkan agar setiap peserta didiknya
      mampu berpikir secara mendalam hingga timbul pengertian secara hakiki dan
      benar dalam konteks berbisnis dan berinteraksi sosial. Dalam filsafat itu
      sendiri kita perlu mengenal filsafat mistik. Mistik itu sendiri adalah sebuah


                                                                                    1
pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataanya dapat
menimbulkan objek yang empiris, dimana mistik ini didalam kehidupan
masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat yang masih
primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat
modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan
maupun umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya
kekuatan yang ada pada diri luar manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah
sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai
alat terwujudnya pencapaian sesuatu.


          Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan
masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan
(magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman
jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem
yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu
yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan
ketentraman     didalam   hidupnya     melalui   pendekatan   kepada   Tuhan.
Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik
itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan
norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita
dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam.


          Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah tugas mengenai
Filsafat Mistik ini, untuk mengupas lebih dalam mengenai mistik itu sendiri.
Selain juga karena makalah ini merupakan salah satu kewajiban yang harus
dipenuhi dalam Mata Kuliah Filsafat Bisnis, pada Jurusan Administrasi
Bisnis.




                                                                           2
1.2   Maksud dan Tujuan

             Maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini, antara lain adalah
      sebagai berikut :
      1. Memaparkan mengenai mistik
      2. Memaparkan mengenai beragam jenis mistik dalam kaitannya dengan
         kehidupan masyarakat
      3. Memaparkan mistik kaitannya dengan filsafat itu sendiri
      4. Untuk memenuhi kewajiban dalam mata kuliah Filsafat Bisnis pada
         Jurusan Administrasi Bisnis, terkait dengan kewajiban membuat Makalah
         Filsafat Bisnis oleh peserta didik
      5. Sebagai bentuk perhatian peserta didik dalam kehidupan masyarakat yang
         masih kental dengan budaya mistiknya




                                                                             3
BAB II
                                     PEMBAHASAN


2.1   Pengertian Filsafat

              Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata
      serapan bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini
      merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan,
      cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah
      seorang “pencinta kebijaksanaan”.

              Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Filsafat mempunyai arti:
      1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala
         yang ada, sebab, asal, dan hukumnya
      2. Teori yang mendasari alam fikiran atau suatu kegiatan
      3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi
      4. Falsafah


              Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan
      pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar.
      Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
      percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis,
      mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat
      untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam
      sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika
      berpikir dan logika bahasa.

              Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam
      matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang



                                                                                4
pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu
      spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti
      perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak
      tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan
      segala hal.

             Menurut Sidi Gazalba, berfilsafat adalah mencari kebenaran dari
      kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan,
      dengan berpikir radikal, sistematik, dan universal.




2.2   Pengertian Mistik

             Kamus Besar Bahasa Indonesia Mistik mempunyai arti:
      1.   Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk
           memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu
           dengan Tuhan, tasawuf, suluk
      2.   Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa

             Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos
      yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi
      (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister
      gehuld).

             Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham
      mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang
      serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia,
      tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya




                                                                                    5
dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama
sekali bagi penganutnya.

         Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang
umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah
pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan
cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan
rasio (A.S. Hornby, A Leaner‟s Dictonery Of Current English, 1957:828)
Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio,
pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak
dapat dibuktikan secara empiris.

         Menurut buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950, Mr. G.B.J.
Hiltermann dan Prof.Dr.P. Van De Woestijne halaman 971 dibawah kata
mystiek) kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup
mata (de ogen sluiten) dan musterion yang artinya suatu rahasia (geheimnis).
         Beberapa pendapat tentang paham misitk atau mistisisme :
  Kepercayaan tentang adanya kontak antara manusia bumi (aardse mens)
dan tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948).
  Kepercayaan tentang persatuan mesra (innige vereneging) ruh manusia
(ziel) dengan Tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek,
1948).
  Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung
(onmiddelijke vereneging) manusia dengan Dzat Ketuhanan (goddelijke
wezen) dan perjuangan bergairah kepada persatuan itu (Algemeene
Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz).
  Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang
tersembunyi (verborgenheden). (J. Kramers. Jz).




                                                                               6
Kecenderungan hati (neiging) kepada kepercayaan yang menakjubkan
      (wondergeloof) atau kepada ilmu yang rahasia (geheime wetenschap).
      (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz).


             Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat tentang paham mistik
      diatas berdasarkan materi ajarannya juga memberikan adanya pemilahan
      antara paham mistik keagamaan (terkait dengan tuhan dan ketuhanan) dan
      paham mistik non-keagamaan (tidak terkait dengan tuhan ataupun ketuhanan).




2.3   Ajaran dan Sumber Mistik
      a. Subyektif

           Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obeyktif. Tidak
      ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi
      tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski
      tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya
      tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya.

           Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan
      (dimitoskan, dikultuskan) oleh penganutnya karena dianggap memiliki
      keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan
      ini dapat disebabkan oleh :

           1. Pernah melakukan kegiatan yang istimewa.
           2. Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang
               mengancam dirinya apalagi masyarakat umum.
           3. Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan
               dengan atau dari orang yang memiliki kharisma.



                                                                                  7
4. Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar/penting.

     Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian
tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin,
pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll
dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui
pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin
dibuktikannya sendiri kepada orang lain.

     Dengan    demikian      penerimaan    ajarannya   hampir-hampir    hanya
berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara
kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran
kepercayaan (geloofsleer).

     Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti
semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi
aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga
sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham-
paham yang telah ada sebelumnya.

     Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham
mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu
dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini
umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi.

b. Abstrak dan Spekulatif

     Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang tuhan
(paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik
alam dunia dan lain-lain (paham mistik non-keagamaan). Dengan demikian



                                                                            8
pembicaraannya serba spekulatif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari,
      memungkin-mungkinkan dan lain-lain (tidak komputatif). Pembicaraannya
      serba berpanjang-panjang, serba berlebih-lebihan dalam arti melebihi
      kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri (meski sudah
      mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin-mungkinkan). Oleh karena
      itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin
      mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi atau
      munaqasyah.




2.4   Struktur Pengetahuan Mistik (Ontologi Pengetahuan Mistik)

             Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu
      mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa dalah mistik tanpa kekuatan
      tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah
      mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai
      tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik magis
      putih dan Mistik magis hitam.

             Mistik magis putih dalam islam contohnya ialah mukjizat, karomah,
      ilmu hikmah, sedangkan Mistik magis hitam contohnya ialah santet dan
      sejenisnya yang menginduk kepada sihir.      Istilah Mistik magis putih dan
      Mistik magis hitam, digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya.
      Orang menganggap Mistik magis putih adalah mistik magis yang berasal dari
      agama langit (Yahudi, Nasrani dan Islam), sedangkan Mistik magis hitam
      berasal dari dua agama itu.

             Dalam prakteknya Mistik magis putih dan hitam, memiliki kegiatan
      yang relatif sama, nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda. Kesamaan itu



                                                                                 9
terlihat dari Mistik magis putih menggunakan wirid, doa‟ dan Mistik magis
      hitam menggunakan mantra, jampi yang keduanya pada segi prakteknya sama.
      Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu
      berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Illahi sangat
      menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat, bersandar dan bergantung pada
      kekuatan setan dan roh jahat.




2.5   Kegunaan Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik)

             Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak
      dan    berkembang      sedemikian      pesat    bila     tidak   ada   gunanya.
      Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah
      pemiliknya. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan
      jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan
      yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat.


             Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain
      diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu,
      terlepas dari benar atau tidak penggunaannya.            Kebal misalnya dapat
      digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan
      diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga
      diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga
      diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya
      untuk kejahatan. Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita
      melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila
      pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan,
      maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara



                                                                                   10
memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan
      maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan
      (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Cara pengetahuaan
      mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula
      melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam.



2.6   Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik)


             Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional,
      seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain.
      Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah
      objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra
      natural (supra rasional), seperti Kebal, Debus, Pelet, Penggunaan Jin, Santet
      dan lain-lain.


             Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan
      juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh
      melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan
      melalui dhamir atau qalbu.


             Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila
      pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang
      menyebutkan demikian. Tetkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur‟an bahwa
      Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa
      pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu
      kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita
      percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan,
      kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu


                                                                                11
teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini
      bukti empiris itulah ukuran kebenarannya.


2.7   Mistik dan Hubungan Manusia dengan Tuhan

             Dua tipe mistik dalam Tasawuf, Tasawuf adalah istilah yang khusus
      dipakai untuk menggambarkan aspek esoterik atau aspek batin dalam Islam.
      Adapun tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dan dekat
      dengan Tuhan (mistik), sehingga dirasakan benar bahwa seseorang sedang
      berada di hadirat-Nya. Intisari dari tasawuf adalah kesadaran akan adanya
      komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Jalan untuk
      mendekat kepada-Nya disebut tarekat (tariqah) yang berarti jalan menuju
      Tuhan. Orang yang menempuh jalan tarekat untuk sampai kepada Tuhan
      diibaratkan sebagai musafir dan disebut salik.Mengambil gambaran mengenai
      pengalaman mistik diantara para salik, para ahli tasawuf melihat perbedaan
      yang membedakannya menjadi 2 tipe mistik utama.


             Tipe 1, Tipe ini memandang Tuhan sebagai realitas yang absolut dan
      tak terhingga (mysticism of infinity). Tuhan diibaratkan sebagai lautan yang
      tak terbatas dan tak terikat oleh zaman. Paham ini memandang manusia
      sebagai setetes air dari lautan yang serba Illahi. Manusia dipandang bersumber
      dari pancaran cahaya Allah dan dapat mencapai penghayatan kesatuan
      kembali dengan-Nya. Tipe ini seringkali mendapat serangan sengit karena
      dianggap dapat menimbulkan paham panteisme dan monisme.


             Tipe 2, Tipe mistik ini menekankan aspek personal bagi manusia dan
      Tuhan (mysticism of personality). Pada tipe kedua ini hubungan manusia dan
      Tuhan dilukiskan sebagai hubungan antara kawula dengan Tuhan, antara
      makhluk dengan Penciptanya, antara pemabuk dengan Kekasihnya. Paham ini


                                                                                 12
memandang Tuhan menciptakan alam dari kehampaan menjadi ada. Alam
sebagai hal yang baru (hadis). Ajaran Al Qur'an tetap dipertahankan
penganutnya dan selalu memagari tasawuf dengan timbangan syariat yang
berlandaskan Al Qur'an dan As-sunnah. Serta mengaitkan keadaan dan
tingkatan rohaniah mereka dengan landasan dari Al Qur'an dan as-Sunnah.


          Tipe 1, Dalam menafsirkan hadis: "Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa
Robbahu", paham ini menafsirkan bahwa mengenal dirimu sebagai simbol
belaka karena yang ada hanyalah Allah semata. Mati sebelum mati menurut
paham ini adalah sirnanya seluruh kemanusiannya dalam Allah bagaikan
orang mati tak memiliki kehendak dan daya kekuatannya. Maka ia pun keluar
dari dirinya dan masuk ke dalam kehendak, daya dan kekuatan-Nya dengan
akhirnya menyebut dirinya adalah zat Tuhannya secara mutlak, tidak lain dari
itu. Para pengikutnya cenderung pada ungkapan-ungkapan ganjil yang tak
dapat diredam karena bertolak dari keadaan fana sehingga rentan terhadap
fitnah.


          Tipe 2, Dalam menafsirkan hadis: "Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa
Robbahu", paham ini masih menghadirkan seorang hamba sebagai bahagian
dari Allah. Menurut mereka tiada Allah bila tiada Muhammad dan tiada
Muhammad bila tiada Allah. Barang siapa mengenal dirinya seorang fakir,
niscaya ia mengenal Tuhannya sebagai Maha kaya, barang siapa mengenal
dirinya lemah dan bodoh, niscaya ia akan mengenal Tuhannya sebagai Maha
kuasa     dan   Maha    tahu.   Masing-masing   saling   melengkapi   dengan
mengibaratkan lafad Alif, Lam, Lam, He dengan Tasjidnya. Dan lafad Mim,
He, Mim, Dal dengan Tasjidnya (Al insanu sirri, wa 'ana sirruhu). Ungkapan-
ungkapan ganjil yang dikeluarkan oleh mereka masih dapat diredam dalam
percakapan rahasia. Mati sebelum mati menurut paham ini adalah



                                                                          13
terkendalinya hawa nafsu dan hanya memunculkan nafsu muthmainahnya
      saja.


              Tipe 1, Puncak perjalanan mereka adalah kembali kepada Tuhan dan
      lebur didalamNya. Tipe 2, Puncak perjalanan mereka adalah kembali kepada
      Allah menjadi golongan Ahlussunnah wal jamaah.          Tipe 1, Syariat bagi
      golongan ini adalah tangga perjalanan menuju Allah, sehingga bila telah
      sampai kepada Allah, merasa tidak perlu lagi terikat dengan bentuk-bentuk
      agama yang ritual formalistis. Tipe 2, Syariat menurut golongan ini adalah
      wasilah menuju pemahaman hakiki. Tiap-tiap syariat itu hakikat,tiap-tiap
      hakikat itu syariat. Syariat mewujudkan perbuatan, hakikat mewujudkan
      keadaan batin.Semua kembali kepada diri sendiri, apakah diri termasuk type
      pertama atau type kedua.


2.8   Filsafat Mistis Ibn Arabi
      Essensi dan Eksistensi


              Hubungan antara Eksistensi dan Essensi menurut Ibn Arabi adalah
      bahwa eksistensi merupakan wujud dari essensi. Segala sesuatu bisa dikatakan
      eksis, wujud, atau ada jika termanifestasikan ke dalam tahapan wujud
      (marathib al wujud), yang menurutnya pula terdiri empat hal :
      1. Eksis dalam wujud sesuatu (wujud al syai‟ fi ainih), artinya sesuatu ada
      dalam dirinya sendiri atau secara dzatnya benar-benar wujud.
      2. Eksis dalam pikiran (wujud al syai‟ fi al „ilm), yaitu sesuatu muncul dalam
      pikiran meskipun hanya sekedar konsep atau secara mudahnya terbayang dan
      terangan-angan. Sesuatu itu muncul secara nyata dalam pikiran dan tidak
      dapat dinafikan tentang keberadaannya.
      3. Eksis dalam ucapan (wujud al syai‟ fi al alfazh), mengandung makna
      bawasannya adanya sesuatu keluar melalui lisan dalam betuk ucapan. Sesuatu

                                                                                 14
itu dapat dibicarakan dan dibincangkan bahkan dapat diperdebatkan, tapi
meskipun kemunculannya – taruhlah – hanya sekedar dalam satu kata dan satu
kali ucapan, sudah cukup mewakili status sesuatu itu telah mencapai tahapan
wujud dalam ucapan.
4. Eksis dalam tulisan (wujud al syai‟ fi ruqum), juga tidak jauh bermakna
eksis dalam ucapan. Maksudnya, hampir bisa dikatakan bawasannya ketika
sesuatu itu bisa diaktualisasikan dalam ucapan – yang berari bisa dibahasakan
maka sesuatu itu pun bisa diaktualisasikan dalam tulisan. Ketika sesuatu itu
telah muncul dalam tulisan di situlah sesuatu eksis dalam tulisan.


       Maujudnya sesuatu ke dalam salah satu dari keempat hal tersebut
sudah cukup memberikan status bahwa sesuatu itu eksis, karena dengan salah
satu dari empat hal tersebut sesuatu bisa dibicarakan, dibahas, dan sekaligus
menjadi bahan kajian.


       Semua yang wujud dalam artian punya eksistensi – bagi Ibn Arabi
dalam perspektif ontologis – terbagi dalam dua bagian, yaitu Wujud Mutlak
dan Wujud Nisbi. Wujud Mutlak merupakan istilah lain dari Tuhan, yang
tidak bisa didefinisikan tentang pengertiannya, karena Ia merupakan Dzat
yang tidak mempunyai batas dalam semua hal. Segala sesuatu yang dapat
didefinisikan berarti itu terbatas, sehingga Tuhan hanya dapat disifati tapi
tidak bisa didefinisikan. Segala uraian tentang-Nya adalah kebohongan,
pengkerdilan, dan pembatasan. Sedangkan Wujud Nisbi adalah sesuatu yang
eksistensinya terjadi oleh dan untuk wujud lain (Tuhan). Dalam kata lain
segala sesuatu yang selain Tuhan. Wujud Nisbi ini mempunyai dua bagian,
yaitu wujud bebas (dzat) dan wujud bergantung (a‟radh). Wujud bebas berupa
substansi-substansi yang juga terbagi menjadi material dan spiritual.
Sedangkan wujud bergantung berupa atribut-atribut, kejadian-kejadian, dan
hubungan-hubungan yang berifat spesial dan temporal.

                                                                          15
Namun dalam wujud nisbi pun tidak sepenuhnya entitas temporal
(terbatas ruang dan waktu), tapi juga entitas permanen (al a‟yan al tsabitah).
Wujud nisbi yang teraktualisasikan sebagi alam dalam semua keadaan, tidak
pernah meninggalkan kepermanenannya dan ketidakberubahannya, melainkan
selamanya ada dalam ilmu Tuhan yang kekal dalam kebesaran-Nya.


       Dari sinilah tampak jelas adanya paradoks antara entitas-entitas dalam
ilmu Tuhan dengan entitas semesta, karena pada hakikatnya entitas-entitas
dalam ilmu Tuhan bebas dari ruang dan waktu, tidak berwujud konkrit.
Sedangkan dalam entitas semesta (alam) berwujud konkret dan terikat ruang
dan waktu.




                                                                           16
Wahdat Al Wujud
       Dengan pemahaman seperti ini, bagi Ibn Arabi, seluruh realitas yang
beragam sejatinya hanya satu, yaitu Tuhan sebagai satu-satunya realitas dan
realitas yang sesungguhnya. Ibn Arabi mengartikan alam sebagai Tuhan dan
sekaligus bukan Tuhan, temporal sekaligus abadi, nisbi sekaligus permanen.
Alam adalah bentuk eksistensi sifat-sifat Tuhan yang termanifestasikan ke
dalam kosmos, sehingga segala yang ada di dalamnya adalah entifikasi-Nya.
Sifat-sifat Tuhan dimanifestasikan secara seimbang dan selaras sehingga
seseorang dapat menggambarkan citra sempurna “Kehadiran Ilahi” (al
hadhrah al ilahiyyah), yaitu wujud yang serba meliputi yang ditunjukkan oleh
kata “Allah”. Dua keadaan yang paradoksal ini terkumpul dalam realitas alam
yang oleh Ibn Arabi dinyatakan dengan mengguakan prinsip al Jam‟u bayn al
Addad (kesatuan diantara pertentangan-pertentangan), atau dalam filsafat
Barat dikenal dengan coincidentia oppositorum.


       Dalam usahanya untuk menjelaskan hubungan ontologis Tuhan dan
alam, Ibn Arabi menyimbolkannya dengan cermin. Pertama, untuk
menjelaskan tentang penciptaan alam. Penciptaan ini merupakan bentuk
penampakan Tuhan. Kedua, untuk menjelaskan hubungan Yang Satu dengan
yang banyak, diibaratkan Tuhan bercermin dengan bermacam model dan
bentuk cermin sehingga muncul gambar yang banyak dan beragam.


       Oleh karena itu, bagi Ibn Arabi, tidak ada jalan lain untuk bisa
memahami realitas wujud yang hakiki kecuali dengan menyelami secara
langsung lewat penghayatan dalam mistik. Pengetahuan intuitif yang
diperoleh lewat penghayatan mistik inilah pengetahuan yang sebenarnya, yang
paling unggul, dan yang terpercaya. Untuk bisa mencapai semua itu seseorang
sufistik harus membersihkan jiwanya terlebih dahulu untuk menghadap Allah



                                                                         17
dengan penuh cinta dan rindu. Ada lima tahapan yang harus dilalui dalam
proses pembersihan jiwa tersebut, yaitu:
1. Membersihkan diri dari segala dosa dan kemaksiatan, kemudian mengisi
amalan-amalan dengan perbuatan baik.
2. Zuhud, menghentikan pemandangan terhadap aspek fenomena dunia, dan
kesadaran terhadap aspek nyata yang menjadi dasar fenomenanya.
3. Menjauhkan diri dari segala atribut dan segala kualitas wujud kontingen
dengan kesadaran bahwa semua itu adalah milik Allah semata.
4. Menghilangkan semua yang selain Allah, tapi tidak pada tindakan itu
sendiri. Di sinilah seseorang yang sedang melakukannya, kehilangan
kesadaran dirinya sebagai orang yang memandang.
5. Memandang Allah lebih sebagai essensi daripada Sebab Pertama dari
realitas semesta.


       Jikalau seseorang sudah bisa mencapai pada tingkatan tertinggi dan
telah menyatu dengan – sifat-sifat, asma-asma, dan bayangan, bukan pada
Dzat – Allah, ia akan memperoleh pengetahuan secara langsung dari Allah
dalam bentuk ilham. Pengetahuan tersebut tampak memancar dari Allah
dalam batinnya. Seperti halnya yang terjadi pada diri Ibn Arabi sendiri.
Rujukan-rujukan dari para tokoh sebelumnya hanya digunakan untuk
menerangkan dan mengibaratkan pengalaman-pengalaman batinnya. Hal ini
diperkuat oleh bukti dan peryataan bahwa Ibn Arabi tidak terpaku pada salah
satu tokoh.


       Pada tingkatan tersebut kesempurnaan sebagai paduan seimbang
antara penegasan ketakserupaan (tanzih) Allah dan penegasan keserupaan
(tasybih)-Nya. Dari segi tasybih, Allah sama dengan alam, karena alam tidak
lain perwujudan dan aktualisasi sifat-sifat-Nya. Sedangkan dari segi tanzih,
Allah berbeda dengan alam, karena alam terikat oleh ruang dan waktu, dan

                                                                         18
Allah bersifat Absolut dan mutlak. Antara tanzih dan tasybih berhubungan
      langsung dengan epistemologinya. Akal diciptakan untuk memahami dan
      menetapkan perbedaan dan kergaman sehingga bisa berpikir abstrak. Akan
      tetapi ini sangat dipengaruhi sifat bawaan modus pemahaman rasional yang
      inheren, menjaga jarak dengan Allah dengan menegaskan tanzih dan
      menolak tasybih




2.9   Tinjauan Filsafat Ilmu Terhadap Mistik Dalam Hubungannya Dengan
      Budaya Hukum Indonesia

             Kebudayaan mempengaruhi hukum dalam masyarakat. Mistik sebagai
      pengetahuan yang mempengaruhi pola fikir manusia pada akhirnya akan
      muncul dalam bentuk budaya. Proses kebudayaan mempengaruhi hukum
      menjadi budaya hukum. Secara filosofis, keberadaan misitk dalam budaya
      hukum dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, aspek ontologis aspek epistemologis,
      dan aspek aksiologis. Persoalannya menjadi pelik, apabila mistik budaya
      hukum, terlalu dominan sehingga mempengaruhi pola fikir masyarakat,
      seperti dalam menentukan pilihan hukumnya pada pemilihan umum, atau
      wakil rakyat dalam menentukan ketentuan hukum apa yang perlu diatur. Hal
      ini dapat menjadi penghambat perkembangan hukum dalam beradaptasi pada
      perubahan dan kemajuan dunia. Oleh karenanya, keberadaan mistik sebagai
      suatu budaya hukum, harus ditempatkan pada posisi yang tepat serta harus
      disertai dengan upaya pembuktian hukum yang tepat jika akan menjadi bagian
      ketentuan tertulis, seperti pengaturan mengenai santet dalam KUHPidana.

             Prof. Kuntowijoyo telah membagi tiga tingkat evolusi pemikiran
      manusia yaitu mitos, ideologi dan ilmu. Beliau menjelaskan bahwa periode
      mitos berlangsung sebelum dan pada abad ke 19 serta awal abad ke-20.[1]



                                                                                19
Bahkan hingga saat inipun sebetulnya, mitos maupun mistik[2] ternyata masih
terus mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia.


       Bahkan, dapat diasumsikan bahwa sebetulnya mistik tersebut tetap
mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia, hingga menjadi bagian dari
suatu budaya dan pada akhirnya mempengaruhi aturan hidup manusia
Indonesia. Terdapat beberapa contoh yang menunjukkan masih adanya
pengaruh mistik terhadap budaya ataupun pola prilaku manusia, seperti
diketahui saat ini terdapat sikap yang diyakini oleh beberapa orang yang
menghendaki agar santet dikriminalisasi dan dimasukkan aturannya dalam
RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang hingga kini masih menjadi
pembicaraan kontroversial.


       Pada politik hukum sebagai hal yang mencakup proses pembuatan dan
pelaksanaan hukum yang dapat menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum
akan dibangun dan ditegakkan[3], juga terdapat unsur keyakinan yang
cenderung bersifat mistik. Sebagai contoh, adalah cara orang Indonesia dalam
menentukan calon legislatif, calon presiden ataupun partai yang akan dipilih
dalam Pemilihan Umum.


       Meskipun slogan dengan hati nurani atau melihat visi dan misi suatu
partai atau seseorang, namun tetap ada unsur yang tidak terjangkau oleh akal
manusia biasa, seperti pengkultusan seseorang, kharisma seseorang atau
partai, aliran yang dianut suatu partai, bahkan tidak jarang berdasarkan pula
angka yang digunakan oleh seseorang atau partai tersebut.


        Sebagaimana diketahui bahwa, budaya hukum merupakan iklim
pikiran masyarakat dan kekuatan masyarakat yang menentukan bagaimana



                                                                          20
suatu hukum itu digunakan, dihindarkan atau disalah gunakan.[4] Budaya
hukum juga merupakan budaya non material ataupun spiritual.


        Adapun inti budaya hukum sebagai budaya non material atau spiritual
adalah nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa
yang baik (sehingga harus dianuti) dan apa yang buruh (sehingga harus
dihindari). Nilai-nilai tersebut merupakan dasar dari etika (mengenai apa yang
benar dan yang salah), norma atau kaidah (yang berisikan suruhan, larangan
atau kebolehan) dan pola prilaku manusia.[5] Artinya ada unsur spiritual yang
dekat dengan keyakinan atau kepercayaan, seperti halnya mistik yang muncul
karena keyakinan seseorang.


       Lebih lanjut dijelaskan oleh Prof.Soerjono Soekanto bahwa nilai-nilai
tersebut paling sedikit mempunyai 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek konatif. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan rasio
atau pemikiran, aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan perasaan,
sedangkan aspek konatif adalah aspek yang berkaitan dengan kehendak untuk
berbuat atau tidak berbuat.[6] Nilai-nilai ini (terutama nilai afektif) juga
berkaitan dengan keberadaan mistik dalam budaya hukum, karena nilai afektif
(perasaan, emosional dan keyakinan) turun berperan dalam diri manusia
Indonesia.


       Meskipun demikian, asumsi mengenai keberadaan mistik dikaitkan
dengan suatu budaya hukum tetap akan menimbulkan suatu pro kontra di
kalangan masyarakat umum maupun akademisi, mengingat budaya hukum
harusnya menempati bentuk lanjutan dari suatu kesadaran hukum. Oleh
karenanya tidak setiap pihak menerima adanya suatu mistik sebagai bagian
dari budaya hukum di Indonesia.



                                                                            21
Setelah diasumsikan bahwa mistik juga merupakan budaya hukum,
maka untuk memahami mengenai mistik tersebut dari aspek filsafat ilmu,
maka dilakukan pendekatan sebagaimana karakteristik filsafat ilmu yaitu
secara mendasar, menyeluruh dan spekulatif [7] yakni dengan mencoba
memahami mistik melalui aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi.


         Meskipun diketahui bahwa secara ontologis, ilmu membatasi diri
pada pengkajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia dan
secara epistemologi, ilmu merupakan metode ilmiah yakni cara yang
dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar[8], sehingga sempat
diragukan untuk membicarakan mistik (yang berada diluar pengalaman
manusia atau akal sehat manusia) tersebut apakah dapat ditinjau secara
persfektif filsafat ilmu atau hanya melalui persfektif filsafat saja.


         Meskipun demikian, ilmu adalah bagian dari pengetahuan, dan
pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Maka terdapat suatu benang
merah disini, yakni mistik sebagai budaya hukum yang berakar dari suatu
kebudayaan suatu masyarakat. Artinya mistik dapat dilihat dengan persfektif
keilmuan, dalam hal ini, ditinjau melalui filsafat ilmu.


         Keadaan ini justru menjadi menarik untuk ditelaah lebih jauh,
terutama dari aspek filsafat ilmu, dimana diketahui bahwa mistik juga
merupakan bagian dari obyek kajian filsafat yakni dalam cabang metafisik
karena dalam metafisik dipelajari pembicaraan-pembicaraan tentang prinsip
yang paling universal dan sesuatu yang diluar kebiasaan (beyond nature).[9]
Mistik sendiri merupakan suatu yang universal (hampir dipastikan di negara
manapun mempunyai keyakinan dalam bentuk mistik ataupun mitos) dan
sering kali merupakan suatu hal diluar kebiasaan manusia umumnya atau
sebaliknya kemudian justru menjadi kebiasaan manusia.

                                                                        22
Dijelaskan bahwa “metafisik berusaha untuk menyajikan pandangan
yang komprehensif tentang segala yang ada : ia membicarakan problema
seperti hubungan antara akal dan benda, hakikat perubahan, arti kemerdekaan,
kemauan, wujud tuhan dan percaya kepada kehidupan sesudah mati bagi
setiap orang”[10] Dengan demikian, metafisik pun mampu untuk mempelajari
hal-hal terkait dengan mistik.




                                                                         23
STUDI KASUS



Sosok
Prof. Dr. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara

Di antara sedikit pakar yang bisa membahas fenomena alam gaib sampai ke
akar-akarnya melalui kekuatan rasionalitas yang ilmiah, tersebutlah Tubagus
Ronny Rahman Nitibaskara. Ia seorang putra Banten, daerah di Jawa Barat
yang terkenal sarat dengan fenomena pedukunan dan mistik. Doktor
Antropologi Kriminologi ini sangat menguasai dunia pedukunan dan
supranatural. Ia banyak membahas kontekstual kemistikan dari berbagai sudut
pandang. Ia telah pula melakukan investigasi terhadap empat orang dukun
paling berpengaruh yang tinggal di desa-desa di Jawa Barat. “Kesulitan hidup
membuat manusia tak mampu berpikir logis. Karena itulah jalan menuju dunia
lain pun ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi,” katanya
menyinggung fenomena mistik yang terjadi di negeri ini.

        Masih ingat dengan Sumanto yang memakan mayat? Masyarakat heboh
dengan kasus tersebut. Demi menjadi wong sugih hidup tenterem gemah ripah loh
jinawi, Sumanto melakukan hal yang tak lazim. Menurut Prof Dr Tubagus Ronny
Rahman Nitibaskara, Sumanto melakukan hal tersebut karena merasa putus asa
sehingga ia melanggar norma-norma sosial budaya dengan aksinya yang membuat
bulu roma berdiri. Sumanto telah melintas batas nalar, demi meraih angan-angannya.
Bahkan, tindakan Sumanto telah menjerat dirinya dalam sangkaan sebagai pelaku
kriminal saat itu.

        Fenomena dunia mistik di negeri ini sudah seumur peradaban nusantara itu
sendiri. Orang yang berperilaku mirip Sumanto boleh jadi banyak beredar di sini.




                                                                                   24
“Diam-diam, seorang pejabat yang biasanya naik sedan mewah, rela berjalan
kaki, berbecek-becek ria bahkan mendaki perbukitan menembus belantara tanpa
merasa lelah atau takut terkena stroke atau serangan jantung. Ia rela bersusah payah
melakukan perjalanan itu demi mendatangi dukun yang dianggap sakti mandraguna
di pelosok daerah yang alamatnya sungguh terpencil,” kata profesor yang biasa
dipanggil Ronny Nitibaskara ini.

       Orang mendatangi tempat praktek paranormal, dukun klenik ataupun mereka
yang lazim disebut orang pintar itu dengan berbagai tujuan. Agar tujuan tercapai,
apapun dilakukan. Karena itulah kejadian penumbalan sering terjadi sebagai
persyaratan guna memenuhi keinginan tertentu.

       “Manusia mendatangi dukun-dukun atau paranormal yang dianggap sakti
memang dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kesulitan yang
melilit hidupnya membuat mereka tak mampu berpikir logis. Jalan menuju dunia lain
pun ditempuh,” katanya.

Investigasi terhadap Empat Dukun Berpengaruh

       Membahas dunia mistik dan praktek pedukunan dengan Ronny Nitibaskara,
maka pembicaraan pun langsung menukik pada fenomena alam gaib, namun melalui
penjelasan yang ilmiah. Suami dari Lina Marlina dan ayah dari empat anak ini telah
menelurkan ratusan tulisan ilmiah populer di pelbagai media massa yang banyak
membahas kontekstual kemistikan dari berbagai sudut pandang.

       Selain itu, Doktor dari Universitas Indonesia dalam bidang antropologi
kriminologi ini telah melahirkan 6 buku termasuk “Sorcery in Java” yang menjadi
semacam panduan mata internasional tentang keberadaan mistifikasi di tanah air.




                                                                                  25
Ronny Nitibaskara telah melakukan investigasi terhadap empat orang dukun
paling berpengaruh yang tinggal di desa-desa di Jawa Barat. Ia melakukan kegiatan
penelitiannya melalui metode terlibat (participant observation) dengan teknik
wawancara mendalam atau depth interview selama kurun waktu tertentu.

       Di belahan Jawa sendiri, papar Ronny, telah dikenal bermacam-macam tipe
dukun, antara lain; Dukun Siwer (pencegah kemalangan), Dukun Prewangan
(penghubung manusia dengan roh), Dukun Beranak (membantu persalinan), Dukun
Susuk. Dukun yang satu ini ahli dalam memasukkan, membenamkan semacam jarum
pendek-berukuran satu sentimeter yang amat halus yang terbuat dari bahan emas,
berlian, ataupun batu kristal-ke bagian tubuh manusia untuk kepentingan kecantikan,
karir, kewibawaan, dan sebagainya.

       Masyarakat Jawa juga mengenal Dukun Jampi yang dianggap mampu
mengobati dengan obat-obat tradisional. Sedangkan, Dukun Santet ahli dalam
menganiaya dan mencelakakan lawan. Dari sudut pandang antropologi, keberadaan
dukun-dukun itu semakin jelas kalau dibubuhi dengan konsep black magic dan white
magic. Dukun ilmu hitam dan dukun ilmu putih.

       Biasanya, dukun ilmu putih dianggap sebagai orang yang mendapatkan
kehormatan umum sebagai perantara dengan dunia gaib dan memiliki kekuatan magis
atau supranatural dengan sifat menolong dan menyembuhkan (healer).

       “Sebaliknya dukun ilmu hitam ialah orang yang memiliki kekuatan gelap atau
melakukan daya magis hitam secara diam-diam dengan cara yang amat rahasia.
Mereka mengerjakan itu untuk keuntungan pribadi atau permintaan dari orang lain
dengan maksud menimbulkan ketakutan dan penderitaan pada orang yang ditujunya,”
tutur Ronny.




                                                                                26
Penelitian mengenai keberadaan sihir dan tenung atau santet di Indonesia
masih minim. Perbendaharaan literatur mengenai praktik pedukunan itu juga masih
sangat miskin. Namun itu semua menjadikan tantangan tersendiri bagi Ronny
Nitibaskara yang telah mencermati gejala-gejala langsung adanya ilmu sihir dan
tenung yang banyak dipraktikkan di pelosok daerah hampir di seluruh wilayah mulai
dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan
Papua.

          Mistifikasi yang diuraikan Ronny dapat ditarik dalam benang merah yang
sederhana bahwa keberadaan ilmu-ilmu gaib seperti teluh, guna-guna, tenung atau
santet telah dipergunakan sebagian manusia untuk meluluskan maksudnya. Misalnya
sebagai sarana fitnah, legitimasi untuk menghabisi lawan, untuk menjatuhkan bahkan
melenyapkan musuh.

          “Sebab, mereka terlampau pengecut. Karena tidak memiliki kemampuan
untuk bertarung satu-satu maka disebarluaskanlah fitnah tentang dukun santet.
Hasilnya, kemarahan massa tersulut dan tewaslah orang yang dituduh sebagai dukun
santet itu.”

          Kepercayaan terhadap ilmu santet dan pedukunan pada umumnya hidup subur
di pedesaan. Namun, bukan berarti masyarakat perkotaan tidak mempercayai praktik
santet.

          “Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh banyak dukun di daerah
pedalaman Banten, yang datang meminta jasa pelayanan mereka, kebanyakan adalah
pejabat dan orang kota,” papar Ronny.




                                                                               27
Tentang Iklan Paranormal

       Sebagai seorang ilmuwan, Ronny memang tidak terlalu berkepentingan untuk
membuktikan realitas empiris apakah ilmu-ilmu mistik yang gaib itu benar-benar ada.
Apakah eksistensi santet, teluh, dan semacamnya itu benar-benar dapat dirasakan.
Namun, kenyataannya banyak orang dengan gelar akademis tinggi, kalangan pejabat,
politisi, pengusaha, dan yang lainnya datang ke dukun kalau kepepet. Mbah dukun
pun kebanjiran order.

       Pemakai jasa dukun alias orang pintar memang dari waktu ke waktu tak
pernah surut jumlahnya. Namun siapa berani terang-terangan, terutama saat ini bahwa
mereka adalah pasien seorang dukun? Padahal, terang Ronny, kasus penipuan yang
melibatkan dukun sudah berulangkali terjadi. Seringnya muncul dukun cabul,
penipuan jual beli benda keramat, hanya contoh kasus saja.

       Guru Besar Tetap Bidang Kriminologi di Universitas Indonesia ini
menyebutkan sejumlah bukti konkret tentang penipuan tersebut yakni beragamnya
iklan tentang klenik. “Banyak paranormal mengiklankan diri, mengaku-ngaku
memiliki kesaktian dan pengalaman di dunia gaib. Bahkan ada yang berani
memberikan jaminan atau semacam garansi keberhasilan setelah berkonsultasi
dengan mereka.

       Padahal, kata Ronny, sebenarnya mereka telah melanggar aturan hukum. Di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku sekarang terdapat
3 pasal yang mengatur hal-hal yang bersifat gaib yakni pasal 545, 546, 547. Bahkan,
secara eksplisit pasal 546 KUHP jelas-jelas memberikan larangan tentang hal
tersebut.

       Sangat disayangkan, tambah Ronny, pasal-pasal tersebut tumpul. Jerat
hukumnya bolong-bolong bahkan terlalu sulit menjangkau, meskipun hanya untuk



                                                                                28
menepuk bahu pelakunya. Ancaman hukuman kepada pelaku praktik pedukunan
tergolong ringan. Paling lama cuma dihukum tiga bulan penjara atau pidana denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah saja.

       “Semestinya aparat penegak hukum dapat bertindak tegas. Pasal-pasal yang
telah disebutkan itu mengandung delik formal yang tidak membutuhkan pembuktian.
Tanpa pembuktian pun seseorang bisa ditangkap kalau dia mengaku-ngaku atau
mengiklankan diri memiliki ilmu gaib,” tegas Ronny.

Tujuh Kekuatan Alam

       Iklim yang sangat kondusif di tanah air inilah yang menyebabkan kepercayaan
terhadap ilmu mistik bukan saja melembaga tetapi juga sudah mendarahdaging
(internalized) dalam masyarakat.

       Gejala kemasyarakatan itu semakin tercermin dengan meruyaknya film
Indonesia yang bertemakan horror dan ilmu gaib yang malah menjadi hiburan yang
memiliki daya pikat dan jual tersendiri. Mulai dari film Ratu Ilmu Teluh (1980),
Guna-Guna Istri Muda (1980), bahkan film Sumanto The Cannibal segala. Belum
termasuk banjir film horror sekarang yang salah satu scene nya memiliki adegan
pedukunan.

       Kondisi tersebut tambah ramai dengan beragam tayangan televisi yang
menyajikan pernak-pernik kegaiban dan supranatural. Inilah yang menjadi penyebab
melengketnya kepercayaan abnormal dalam masyarakat kita. Melalui perantara media
massa elektronik yang mampir di rumah-rumah. Orang-orang pun lantas larut dan
perlahan-lahan terinternalisasi kepercayaannya terutama bagi yang belum percaya
dan ragu-ragu. “Mungkin termasuk anda,” kata Ronny sambil tersenyum.




                                                                               29
Masyarakat memang sudah terlanjur percaya dengan kekuatan-kekuatan
supranatural. Peradaban manusia sejak masa lampau, lanjut Ronny, telah
mempercayai 7 kekuatan dari unsur alam yang dianggap memiliki kekuatan mistis,
antara lain yang berasal dari langit yakni guruh, guntur, dan bintang. Mereka juga
sangat menyakini keberadaan tokoh-tokoh manusia yang memiliki karomah,
misalnya dukun, pertapa atau orang-orang yang dianggap sakti meninggal dunia,
kuburan mereka banyak didatangi untuk meminta berkah.

       Mereka juga percaya pada bagian tubuh manusia dapat memunculkan
kesaktian. Mereka percaya juga akan kekuatan tumbuh-tumbuhan yang seringkali
dicap angker, misalnya pohon kapuk, jati, atau pohon beringin yang sudah berusia
ratusan tahun. Sejak zaman dahulu pun orang-orang mempercayai tuah benda-benda
tertentu semisal keris, jimat, lukisan-lukisan, dan lain-lain. Bahkan mereka pun
percaya pada kekuatan suara-suara seperti kutukan, sumpah, dan semacamnya.

       Kepercayaan itu, urai Ronny, berkaitan erat dengan okultisme yang
berlangsung di Indonesia. “Okultisme adalah paham yang menganut suatu ajaran
yang bersifat rahasia dan sembunyi-sembunyi.”

       Ronny meneliti ada tiga jenis okultisme di lingkungan sosial kita. Pertama
adalah okultisme yang paling mendominasi karena bersifat penipuan. Misalnya, ada
orang yang mengklaim diri bisa mencarikan jodoh, membuat orang bisa kaya raya,
menyantet, dan memelet seseorang.

       “Kedua merupakan Okultisme yang bersifat alamiah yang dimiliki manusia
sejak lahir. Ia mempunyai bakat alam di mana bisa mendengarkan sesuatu yang tidak
bisa didengar orang lain, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain atau
membaca pikiran orang lain. Atau ia mempunyai kemampuan untuk meramal
kejadian yang akan datang, semacam clairvoyance. Okultisme yang seperti ini jarang




                                                                               30
ada di Indonesia. Kalaupun ada jumlahnya seribu berbanding satu,” tutur Ronny
Nitibaskara.

       Ketiga adalah okultisme bersifat supranatural di mana orang memiliki
kemampuan menembus alam gaib dengan cara belajar, berguru, turun temurun atau
mendapatkan ilham dan wangsit tertentu. “Paling banyak terdapat di sini adalah
Okultisme nomor satu dan nomor tiga,” kata Ronny.




                                                                           31
BAB III

                            PENUTUP

Kesimpulan

         Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dilihat dari macam
mistiknya kalau mistik biasa prosesnya dengan pendekatan terhadap Tuhan
untuk mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam
menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang
biasanya muncul dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya.
Berbagai kekuatan luar dan kondisi alam pun tunduk di bawah tekanan
pancarannya. Dan akhirnya para tokoh dapat merumuskan berbagai formulasi
kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Dengan selalu memuji
Allah dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila
dipraktekkan. Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui
huruf-huruf dan nama indah-Nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi
dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya.

         Macam-macam mistik ada dua yaitu mistik biasa, suatu mistik yang
tidak mengandung kekuatan hanya berupa pendekatan kepada Tuhan. Mistik
Magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk
mencapai tujuan tertentu. Mistik Magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu
Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam. Mistik Magis Putih dalam Islam
contohnya ialah Mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan Mistik Magis
Hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Tentunya
mengandung unsur-unsur kekuatan yang supra-rasional, dengan kekuatan tadi
manusia mempunyai kesempatan untuk menjadikan kekuatan mistik magis
sebagai solusi menyelesaikan masalahnya.




                                                                         32
Cara kerja mistik magis putih ialah menggunakan wirid dan Wafaq
atau isim-isim yang terkandung dalam al-qur‟an, yang mengadung jiwa-jiwa
ilahi atau Khaddam. Cara kerja Mistik Magis Hitam dengan membacakan
mantra tertentu dan memanfaatkan jin kafir untuk menelesaikan masalah, hal
ini yang biasa santet atau sihir.

          Unsur mistik masih banyak ditemui di setiap kehidupan masyarakat
kita. Hingga ini begitu melekat dan membudaya dalam keseharian, bahkan
hingga turun temurun. Disnilah dibutuhkan kebijakan dan kearifan kita, untuk
memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang salah. Dengan berfikir
secara mendalam, hingga kita temukan jawaban dan pengertian dari masalah
yang kita hadapi secara hakiki, yang terangkum dalam filsafat mistik ini.




                                                                            33
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/mistisme

http://mauratania.wordpress.com/2009/07/01/pengertian-filsafat-mistik-dan-sains/

http://hukum.kompasiana.com/2010/07/09/tinjauan-filsafat-ilmu-terhadap-mistik-
dalam-hubungannya-dengan-budaya-hukum-indonesia/

http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/20774426-fenomena-mistik-
dalam-masyarakat-indonesia/

http://pendidikanbisnisonlinedbs.blogspot.com/2010/10/tinjauan-filsafat-ilmu-
terhadap-mistik.html

http://rokimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/cara-mistik-menyelesaikan-masalah/

http://www.scribd.com/doc/50633099/Dua-tipe-mistik-dalam-tasawuf




                                                                                   34
KELOMPOK I
                 FILSAFAT MISTIK
ANGGOTA :

  1. IKA DWI DAMAYANTI      112040030

  2. TANIA ANGGRAINI        112040034

  3. RADEN RISMA DESTIANI   112040041




                                        35
36

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Ppt filsafat islam
Ppt filsafat islamPpt filsafat islam
Ppt filsafat islam
 
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMUSUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
SUMBER ILMU DALAM FILSAFAT ILMU
 
APA ITU ILMU
APA ITU ILMUAPA ITU ILMU
APA ITU ILMU
 
Dimensi Aksiologis
Dimensi AksiologisDimensi Aksiologis
Dimensi Aksiologis
 
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
Ontologi, epistomologi, dan aksiologi presentasi ke 8
 
Post Positivisme
Post PositivismePost Positivisme
Post Positivisme
 
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptxFilsafat agama ilmu jadi.pptx
Filsafat agama ilmu jadi.pptx
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Struktur Ilmu
Struktur IlmuStruktur Ilmu
Struktur Ilmu
 
Epistemologi
EpistemologiEpistemologi
Epistemologi
 
Makalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmuMakalah ontologi filsafat ilmu
Makalah ontologi filsafat ilmu
 
Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)Kode etik psikologi(aplikom)
Kode etik psikologi(aplikom)
 
Sejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat ModernSejarah Filsafat Barat Modern
Sejarah Filsafat Barat Modern
 
Filsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologiFilsafat ilmu aksiologi
Filsafat ilmu aksiologi
 
metodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahlimetodologi filsafat menurut para ahli
metodologi filsafat menurut para ahli
 
Al kindi
Al kindiAl kindi
Al kindi
 
filsafat Ilmu
filsafat Ilmufilsafat Ilmu
filsafat Ilmu
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
Presentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmuPresentasi filsafat ilmu
Presentasi filsafat ilmu
 
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu PengetahuanTugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
Tugas Kelompok FIlsafat Struktur Ilmu Pengetahuan
 

Destaque

Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiDikha Wijanarko
 
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat IlmuImplikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmusayid bukhari
 
TEORI SENI - Epistimologi Seni
TEORI SENI - Epistimologi SeniTEORI SENI - Epistimologi Seni
TEORI SENI - Epistimologi SeniDiana Amelia Bagti
 
Урок Мужества
Урок Мужества Урок Мужества
Урок Мужества Kit Keren
 
Slideshare keren
Slideshare kerenSlideshare keren
Slideshare kerenKeren Baron
 
Московская электронная школа
Московская электронная школаМосковская электронная школа
Московская электронная школаKit Keren
 
Filsafat Ilmu Pendidikan
Filsafat Ilmu PendidikanFilsafat Ilmu Pendidikan
Filsafat Ilmu PendidikanZulkarnainBarus
 
Epistimologi - Filsafat Ilmu
Epistimologi - Filsafat IlmuEpistimologi - Filsafat Ilmu
Epistimologi - Filsafat IlmuZelvia Afriani II
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologiCapung Humve
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasaryuni helmi
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)Sosial Budaya (Peradaban Maritim)
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)Irwan Dujour
 
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi IlmuMakalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmusayid bukhari
 

Destaque (20)

Filsafat ilmu
Filsafat ilmuFilsafat ilmu
Filsafat ilmu
 
Makalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisiMakalah manajemen sekolah revisi
Makalah manajemen sekolah revisi
 
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat IlmuImplikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
Implikasi dan implementasi Filsafat Ilmu
 
TEORI SENI - Epistimologi Seni
TEORI SENI - Epistimologi SeniTEORI SENI - Epistimologi Seni
TEORI SENI - Epistimologi Seni
 
Keren
KerenKeren
Keren
 
Урок Мужества
Урок Мужества Урок Мужества
Урок Мужества
 
Slideshare keren
Slideshare kerenSlideshare keren
Slideshare keren
 
Московская электронная школа
Московская электронная школаМосковская электронная школа
Московская электронная школа
 
Filsafat kurikulum
Filsafat kurikulumFilsafat kurikulum
Filsafat kurikulum
 
Filsafat Ilmu Pendidikan
Filsafat Ilmu PendidikanFilsafat Ilmu Pendidikan
Filsafat Ilmu Pendidikan
 
Epistimologi - Filsafat Ilmu
Epistimologi - Filsafat IlmuEpistimologi - Filsafat Ilmu
Epistimologi - Filsafat Ilmu
 
filsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologifilsafat-pengetahuan-epistemologi
filsafat-pengetahuan-epistemologi
 
Bab ii memahami lingkungan bisnis
Bab ii memahami lingkungan bisnisBab ii memahami lingkungan bisnis
Bab ii memahami lingkungan bisnis
 
Ilmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasarIlmu sosial budaya dasar
Ilmu sosial budaya dasar
 
Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2Filsafat ilmu 2
Filsafat ilmu 2
 
Ppt metode penelitian
Ppt metode penelitianPpt metode penelitian
Ppt metode penelitian
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
Dasar filsafat
Dasar filsafatDasar filsafat
Dasar filsafat
 
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)Sosial Budaya (Peradaban Maritim)
Sosial Budaya (Peradaban Maritim)
 
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi IlmuMakalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
Makalah Kajian Ontologi, Epistimologi dan Aksionlogi Ilmu
 

Semelhante a MISTIK FILSAFAT (20)

Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docxArtikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
Artikel FKI_SITI YULIANA_2205056041.docx
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)Tugas makalah (1)
Tugas makalah (1)
 
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tikkelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
kelompok 5 pancasila sebagai filsafat tugas tik
 
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptxKel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
Kel 4_METODOLOGI_TERMIN 2.pptx
 
36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf36413-99553-1-PB.pdf
36413-99553-1-PB.pdf
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2Makalah filsafat pendidikan2
Makalah filsafat pendidikan2
 
1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc1. Filsafat pendidikan.doc
1. Filsafat pendidikan.doc
 

Último

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Último (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

MISTIK FILSAFAT

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan Indonesia memiliki tujuan untuk mengarahkan, mengajarkan dan mendidik para peserta didik untuk menjadi manusia yang berakhlak, berpengetahuan dan berpendidikan demi menghadapi kehidupan yang penuh dengan persaingan. Hal inipun menjadi dasar bagi setiap institusi pendidikan untuk mencanangkan dan menjalankan kegiatan yang mendukung sistem pendidikan itu sendiri. Salah satu institusi pendidikan yang bermaksud untuk mendukung dan mencapai tujuan pendidikan Indonesia ialah Universitas Pasundan. Universitas Pasundan dengan motto Luhung Elmuna, Pengkuh Agamana, Jembar budayana, memuat kurikullum pendidikan yang berbasis pendidikan akhlak perilaku, keilmuan dan budaya, khususnya budaya Sunda. Universitas Pasundan memilliki beberapa fakultas diantaranya Teknik, Keguruan dan ilmu pendidikan, Imu seni dan sastra, Ekonomi, Hukum dan Ilmu sosial dan politik. Salah satu jurusan pada Fakultas Ilmu sosial dan politik ialah jurusan Administrasi Bisnis. Di jurusan administrasi bisnis ini di ajarkan filsafat bisnis pada salah satu mata kuliahnya. Tujuan dari tiap-tiap jurusan sebenarnya ialah mempersiapkan peserta didiknya, untuk mampu hidup dan bersosialisasi dalam masyarakat luas. Filsafat bisnis itu sendiri mengarahkan agar setiap peserta didiknya mampu berpikir secara mendalam hingga timbul pengertian secara hakiki dan benar dalam konteks berbisnis dan berinteraksi sosial. Dalam filsafat itu sendiri kita perlu mengenal filsafat mistik. Mistik itu sendiri adalah sebuah 1
  • 2. pengetahuan yang tidak rasional meskipun pada kenyataanya dapat menimbulkan objek yang empiris, dimana mistik ini didalam kehidupan masyarakat sangat melekat sekali terutama pada masyarakat yang masih primitif, yang kini juga banyak di anut oleh sebagian besar masyarakat modern. Hingga kehidupan mistik membudaya baik kalangan keagamaan maupun umum, yang akhirnya membentuklah sebuah keyakinan adanya kekuatan yang ada pada diri luar manusia. Dengan sifat keingintahuan itulah sehingga para kalangan yang ahli membentuk teknik-teknik tertentu sebagai alat terwujudnya pencapaian sesuatu. Dikalangan masyarakat, mistik dijadikan media untuk menyelesaikan masalah karena didalam mistik itu sendiri ada muatan-muatan kekuatan (magis) yang ampuh untuk dijadikan jalan keluar. Kadang kala ketentraman jiwa tidak bisa hanya dicapai dengan materi saja, karena banyaknya problem yang dihadapi manusia, sehingga menyebabkan manusia mempunyai Qolbu yang tidak sehat, dengan jalan mistiklah manusia dapat menemukan ketentraman didalam hidupnya melalui pendekatan kepada Tuhan. Bagaimanapun mistik tidak lepas dari nilai karena pada kenyataannya mistik itu sendiri dapat digunakan dengan hal-hal yang menyimpang dari agama dan norma-norma sosial, untuk mengetahui mistik itu menyimpang atau tidak kita dapat membedakan mistik dalam magis putih dan hitam. Berangkat dari hal tersebut diatas maka dibuatlah tugas mengenai Filsafat Mistik ini, untuk mengupas lebih dalam mengenai mistik itu sendiri. Selain juga karena makalah ini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi dalam Mata Kuliah Filsafat Bisnis, pada Jurusan Administrasi Bisnis. 2
  • 3. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari dibuatnya makalah ini, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Memaparkan mengenai mistik 2. Memaparkan mengenai beragam jenis mistik dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat 3. Memaparkan mistik kaitannya dengan filsafat itu sendiri 4. Untuk memenuhi kewajiban dalam mata kuliah Filsafat Bisnis pada Jurusan Administrasi Bisnis, terkait dengan kewajiban membuat Makalah Filsafat Bisnis oleh peserta didik 5. Sebagai bentuk perhatian peserta didik dalam kehidupan masyarakat yang masih kental dengan budaya mistiknya 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Filsafat Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Filsafat mempunyai arti: 1. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan hukumnya 2. Teori yang mendasari alam fikiran atau suatu kegiatan 3. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemologi 4. Falsafah Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi filsafat, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang 4
  • 5. pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Menurut Sidi Gazalba, berfilsafat adalah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan, dengan berpikir radikal, sistematik, dan universal. 2.2 Pengertian Mistik Kamus Besar Bahasa Indonesia Mistik mempunyai arti: 1. Subsistem yang ada dihampir semua agama dan sistem religi untuk memenuhi hasrat manusia mengalami dan merasakan emosi bersatu dengan Tuhan, tasawuf, suluk 2. Hal gaib yang tidak terjangkau dengan akal manusia biasa Menurut asal katanya, kata mistik berasal dari bahasa Yunani mystikos yang artinya rahasia (geheim), serba rahasia (geheimzinning), tersembunyi (verborgen), gelap (donker), atau terselubung dalam kekelaman (in het duister gehuld). Berdasarkan arti tersebut mistik sebagai sebuah paham yaitu paham mistik atau mistisisme, merupakan paham yang memberikan ajaran yang serba mistis (misal ajarannya berbentuk rahasia atau ajarannya serba rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman) sehingga hanya 5
  • 6. dikenal, diketahui atau dipahami oleh orang-orang tertentu saja, terutama sekali bagi penganutnya. Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian yang umum. Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan (ajaran atau keyakinan) tentang Tuhan yang diperoleh dengan cara meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasio (A.S. Hornby, A Leaner‟s Dictonery Of Current English, 1957:828) Pengetahuan Mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, pengetahuan ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tapi kebanyakan tidak dapat dibuktikan secara empiris. Menurut buku De Kleine W.P. Encylopaedie (1950, Mr. G.B.J. Hiltermann dan Prof.Dr.P. Van De Woestijne halaman 971 dibawah kata mystiek) kata mistik berasal dari bahasa Yunani myein yang artinya menutup mata (de ogen sluiten) dan musterion yang artinya suatu rahasia (geheimnis). Beberapa pendapat tentang paham misitk atau mistisisme : Kepercayaan tentang adanya kontak antara manusia bumi (aardse mens) dan tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948). Kepercayaan tentang persatuan mesra (innige vereneging) ruh manusia (ziel) dengan Tuhan (Dr. C.B. Van Haeringen, Nederlands Woordenboek, 1948). Kepercayaan kepada suatu kemungkinan terjadinya persatuan langsung (onmiddelijke vereneging) manusia dengan Dzat Ketuhanan (goddelijke wezen) dan perjuangan bergairah kepada persatuan itu (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz). Kepercayaan kepada hal-hal yang rahasia (geheimnissen) dan hal-hal yang tersembunyi (verborgenheden). (J. Kramers. Jz). 6
  • 7. Kecenderungan hati (neiging) kepada kepercayaan yang menakjubkan (wondergeloof) atau kepada ilmu yang rahasia (geheime wetenschap). (Algemeene Kunstwoordentolk, J. Kramers. Jz). Selain diperolehnya definisi, pendapat-pendapat tentang paham mistik diatas berdasarkan materi ajarannya juga memberikan adanya pemilahan antara paham mistik keagamaan (terkait dengan tuhan dan ketuhanan) dan paham mistik non-keagamaan (tidak terkait dengan tuhan ataupun ketuhanan). 2.3 Ajaran dan Sumber Mistik a. Subyektif Selain serba mistis, ajarannya juga serba subyektif tidak obeyktif. Tidak ada pedoman dasar yang universal dan yang otentik. Bersumber dari pribadi tokoh utamanya sehingga paham mistik itu tidak sama satu sama lain meski tentang hal yang sama. Sehingga pembahasan dan pengalaman ajarannya tidak mungkin dikendalikan atau dikontrol dalam arti yang semestinya. Biasanya tokohnya sangat dimuliakan, diagungkan bahkan diberhalakan (dimitoskan, dikultuskan) oleh penganutnya karena dianggap memiliki keistimewaan pribadi yang disebut kharisma. Anggapan adanya keistimewaan ini dapat disebabkan oleh : 1. Pernah melakukan kegiatan yang istimewa. 2. Pernah mengatasi kesulitan, penderitaan, bencana atau bahaya yang mengancam dirinya apalagi masyarakat umum. 3. Masih keturunan atau ada hubungan darah, bekas murid atau kawan dengan atau dari orang yang memiliki kharisma. 7
  • 8. 4. Pernah meramalkan dengan tepat suatu kejadian besar/penting. Sedangkan bagaimana sang tokoh itu menerima ajaran atau pengertian tentang paham yang diajarkannya itu biasanya melalui petualangan batin, pengasingan diri, bertapa, bersemedi, bermeditasi, mengheningkan cipta dll dalam bentuk ekstase, vision, inspirasi dll. Jadi ajarannya diperoleh melalui pengalaman pribadi tokoh itu sendiri dan penerimaannya itu tidak mungkin dibuktikannya sendiri kepada orang lain. Dengan demikian penerimaan ajarannya hampir-hampir hanya berdasarkan kepercayaan belaka, bukan pemikiran. Maka dari itulah di antara kita ada yang menyebutnya paham, ajaran kepercayaan atau aliran kepercayaan (geloofsleer). Mengingat pengajarannya tidak mungkin dikendalikan dalam arti semestinya, maka paham mistik mudah memunculkan cabang baru menjadi aliran-aliran baru sesuai penafsiran masing-masing tokohnya. Atau juga sebaliknya mudah timbul penggabungan atau percampuran ajaran paham- paham yang telah ada sebelumnya. Karena serba mistik maka paham mistik atau kelompok penganut paham mistik tidak terlalu sulit digunakan oleh orang-orang yang ada tujuan tertentu dan yang perlu dirahasiakan karena menyalahi atau bertentangan dengan opini umum atau hukum yang berlaku sebagai tempat sembunyi. b. Abstrak dan Spekulatif Materinya serba abstrak artinya tidak konkrit, misal tentang tuhan (paham mistik ketuhanan), tentang keruhanian atau kejiwaan, alam di balik alam dunia dan lain-lain (paham mistik non-keagamaan). Dengan demikian 8
  • 9. pembicaraannya serba spekulatif, yaitu serba menduga-duga, mencari-cari, memungkin-mungkinkan dan lain-lain (tidak komputatif). Pembicaraannya serba berpanjang-panjang, serba berlebih-lebihan dalam arti melebihi kewajaran atau melebihi pengetahuan dan pengertiannya sendiri (meski sudah mengakui tidak tahu, masih mencoba memungkin-mungkinkan). Oleh karena itu di kalangan penganut paham mistik tidak dikenal pembahasan disiplin mengenai ajarannya sebagaimana yang berlaku dalam diskusi atau munaqasyah. 2.4 Struktur Pengetahuan Mistik (Ontologi Pengetahuan Mistik) Dilihat dari segi sifatnya, mistik dibagi menjadi dua bagian, yaitu mistik biasa dan mistik magis. Mistik biasa dalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik magis putih dan Mistik magis hitam. Mistik magis putih dalam islam contohnya ialah mukjizat, karomah, ilmu hikmah, sedangkan Mistik magis hitam contohnya ialah santet dan sejenisnya yang menginduk kepada sihir. Istilah Mistik magis putih dan Mistik magis hitam, digunakan untuk sekedar membedakan kriterianya. Orang menganggap Mistik magis putih adalah mistik magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani dan Islam), sedangkan Mistik magis hitam berasal dari dua agama itu. Dalam prakteknya Mistik magis putih dan hitam, memiliki kegiatan yang relatif sama, nyaris hanya nilai filsafatnya saja berbeda. Kesamaan itu 9
  • 10. terlihat dari Mistik magis putih menggunakan wirid, doa‟ dan Mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi yang keduanya pada segi prakteknya sama. Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih selalu berhubungan dan bersandar pada Tuhan, sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Mistik magis hitam selalu dekat, bersandar dan bergantung pada kekuatan setan dan roh jahat. 2.5 Kegunaan Pengetahuan Mistik (Aksiologi Pengetahuan Mistik) Mustahil pengetahuan mistik mendapat pengikut yang begitu banyak dan berkembang sedemikian pesat bila tidak ada gunanya. Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tahu penggunaannya ialah pemiliknya. Dikalangan sufi (pengetahuan mistik biasa) dapat menentramkan jiwa mereka. Pengetahuan mereka seiring dapat menyelesaikan persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh sains dan filsafat. Jenis mistik lain seperti kekebalan, pelet, debus dan lain-lain diperlukan atau berguna bagi seseorang sesuai dengan kondisi tertentu, terlepas dari benar atau tidak penggunaannya. Kebal misalnya dapat digunakan dalam pertahanan diri, debus dapat digunakan sebagai pertahanan diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri dan juga untuk pertunjukkan hiburan. Jenis ini dapat meningkatkan harga diri. Sementara mistik magis hitam, dikatakan hitam, antara penggunaannya untuk kejahatan. Untuk menilai apakah mistik magis itu hitam atau putih kita melihatnya pada segi ontologinya, epistemologinya dan aksiologinya. Bila pada hal ontologinya terdapat hal-hal yang berlawanan dengan kebaikan, maka dari segi ontologi mistik magis itu kita disebut hitam. Bila cara 10
  • 11. memperolehnya (epistemologi) ada yang berlawanan dengan nilai kebaikan maka kita akan mengatakan mistik magis itu hitam. Bila dalam penggunaan (aksiologi) untuk kejahatan maka kita menyebutnya hitam. Cara pengetahuaan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses indrawi dan tidak pula melalui proses rasio. Itu berlaku mistik putih dan mistik hitam. 2.6 Objek Pengetahuan Mistik (Epistemologi Pengetahuan Mistik) Objek pengetahuan mistik ialah objek yang abstrak supra rasional, seperti alam gaib termasuk Tuhan, Malaikat, Surga, Neraka, Jin dan lain-lain. Termasuk objek yang hanya dapat diketahui melalui pengetahuan mistik ialah objek-objek yang tidak dapat dipahami oleh rasio, yaitu objek-objek supra natural (supra rasional), seperti Kebal, Debus, Pelet, Penggunaan Jin, Santet dan lain-lain. Pengetahuan mistik itu tidak diperoleh melalui indera dan tindakan juga dengan menggunakan akal rasional. Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, ada yang mengatakan melalui intuisi, Al-Ghozali mengatakan melalui dhamir atau qalbu. Kebenaran mistik dapat diukur dengan berbagai macam ukuran. Bila pengetahuan itu berasal dari tuhan, maka ukurannya adalah teks Tuhan yang menyebutkan demikian. Tetkala tuhan mengatakan dalam Al-Qur‟an bahwa Surga dan Neraka itu ada, maka teks itulah yang menjadi bukti bahwa pernyataan itu benar. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar karena kita mempercayainya. Kita percaya bahwa jin dapat disuruh oleh kita untuk melakukan pekerjaan, kepercayaan itulah yang menjadi kekuatannya. Ada kalanya kebenaran suatu 11
  • 12. teori dalam pengetahuan mistik diukur dengan bukti empiris. Dalam hal ini bukti empiris itulah ukuran kebenarannya. 2.7 Mistik dan Hubungan Manusia dengan Tuhan Dua tipe mistik dalam Tasawuf, Tasawuf adalah istilah yang khusus dipakai untuk menggambarkan aspek esoterik atau aspek batin dalam Islam. Adapun tujuan tasawuf adalah memperoleh hubungan langsung dan dekat dengan Tuhan (mistik), sehingga dirasakan benar bahwa seseorang sedang berada di hadirat-Nya. Intisari dari tasawuf adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan Tuhan. Jalan untuk mendekat kepada-Nya disebut tarekat (tariqah) yang berarti jalan menuju Tuhan. Orang yang menempuh jalan tarekat untuk sampai kepada Tuhan diibaratkan sebagai musafir dan disebut salik.Mengambil gambaran mengenai pengalaman mistik diantara para salik, para ahli tasawuf melihat perbedaan yang membedakannya menjadi 2 tipe mistik utama. Tipe 1, Tipe ini memandang Tuhan sebagai realitas yang absolut dan tak terhingga (mysticism of infinity). Tuhan diibaratkan sebagai lautan yang tak terbatas dan tak terikat oleh zaman. Paham ini memandang manusia sebagai setetes air dari lautan yang serba Illahi. Manusia dipandang bersumber dari pancaran cahaya Allah dan dapat mencapai penghayatan kesatuan kembali dengan-Nya. Tipe ini seringkali mendapat serangan sengit karena dianggap dapat menimbulkan paham panteisme dan monisme. Tipe 2, Tipe mistik ini menekankan aspek personal bagi manusia dan Tuhan (mysticism of personality). Pada tipe kedua ini hubungan manusia dan Tuhan dilukiskan sebagai hubungan antara kawula dengan Tuhan, antara makhluk dengan Penciptanya, antara pemabuk dengan Kekasihnya. Paham ini 12
  • 13. memandang Tuhan menciptakan alam dari kehampaan menjadi ada. Alam sebagai hal yang baru (hadis). Ajaran Al Qur'an tetap dipertahankan penganutnya dan selalu memagari tasawuf dengan timbangan syariat yang berlandaskan Al Qur'an dan As-sunnah. Serta mengaitkan keadaan dan tingkatan rohaniah mereka dengan landasan dari Al Qur'an dan as-Sunnah. Tipe 1, Dalam menafsirkan hadis: "Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa Robbahu", paham ini menafsirkan bahwa mengenal dirimu sebagai simbol belaka karena yang ada hanyalah Allah semata. Mati sebelum mati menurut paham ini adalah sirnanya seluruh kemanusiannya dalam Allah bagaikan orang mati tak memiliki kehendak dan daya kekuatannya. Maka ia pun keluar dari dirinya dan masuk ke dalam kehendak, daya dan kekuatan-Nya dengan akhirnya menyebut dirinya adalah zat Tuhannya secara mutlak, tidak lain dari itu. Para pengikutnya cenderung pada ungkapan-ungkapan ganjil yang tak dapat diredam karena bertolak dari keadaan fana sehingga rentan terhadap fitnah. Tipe 2, Dalam menafsirkan hadis: "Man 'arafa nafsahu, faqad 'arafa Robbahu", paham ini masih menghadirkan seorang hamba sebagai bahagian dari Allah. Menurut mereka tiada Allah bila tiada Muhammad dan tiada Muhammad bila tiada Allah. Barang siapa mengenal dirinya seorang fakir, niscaya ia mengenal Tuhannya sebagai Maha kaya, barang siapa mengenal dirinya lemah dan bodoh, niscaya ia akan mengenal Tuhannya sebagai Maha kuasa dan Maha tahu. Masing-masing saling melengkapi dengan mengibaratkan lafad Alif, Lam, Lam, He dengan Tasjidnya. Dan lafad Mim, He, Mim, Dal dengan Tasjidnya (Al insanu sirri, wa 'ana sirruhu). Ungkapan- ungkapan ganjil yang dikeluarkan oleh mereka masih dapat diredam dalam percakapan rahasia. Mati sebelum mati menurut paham ini adalah 13
  • 14. terkendalinya hawa nafsu dan hanya memunculkan nafsu muthmainahnya saja. Tipe 1, Puncak perjalanan mereka adalah kembali kepada Tuhan dan lebur didalamNya. Tipe 2, Puncak perjalanan mereka adalah kembali kepada Allah menjadi golongan Ahlussunnah wal jamaah. Tipe 1, Syariat bagi golongan ini adalah tangga perjalanan menuju Allah, sehingga bila telah sampai kepada Allah, merasa tidak perlu lagi terikat dengan bentuk-bentuk agama yang ritual formalistis. Tipe 2, Syariat menurut golongan ini adalah wasilah menuju pemahaman hakiki. Tiap-tiap syariat itu hakikat,tiap-tiap hakikat itu syariat. Syariat mewujudkan perbuatan, hakikat mewujudkan keadaan batin.Semua kembali kepada diri sendiri, apakah diri termasuk type pertama atau type kedua. 2.8 Filsafat Mistis Ibn Arabi Essensi dan Eksistensi Hubungan antara Eksistensi dan Essensi menurut Ibn Arabi adalah bahwa eksistensi merupakan wujud dari essensi. Segala sesuatu bisa dikatakan eksis, wujud, atau ada jika termanifestasikan ke dalam tahapan wujud (marathib al wujud), yang menurutnya pula terdiri empat hal : 1. Eksis dalam wujud sesuatu (wujud al syai‟ fi ainih), artinya sesuatu ada dalam dirinya sendiri atau secara dzatnya benar-benar wujud. 2. Eksis dalam pikiran (wujud al syai‟ fi al „ilm), yaitu sesuatu muncul dalam pikiran meskipun hanya sekedar konsep atau secara mudahnya terbayang dan terangan-angan. Sesuatu itu muncul secara nyata dalam pikiran dan tidak dapat dinafikan tentang keberadaannya. 3. Eksis dalam ucapan (wujud al syai‟ fi al alfazh), mengandung makna bawasannya adanya sesuatu keluar melalui lisan dalam betuk ucapan. Sesuatu 14
  • 15. itu dapat dibicarakan dan dibincangkan bahkan dapat diperdebatkan, tapi meskipun kemunculannya – taruhlah – hanya sekedar dalam satu kata dan satu kali ucapan, sudah cukup mewakili status sesuatu itu telah mencapai tahapan wujud dalam ucapan. 4. Eksis dalam tulisan (wujud al syai‟ fi ruqum), juga tidak jauh bermakna eksis dalam ucapan. Maksudnya, hampir bisa dikatakan bawasannya ketika sesuatu itu bisa diaktualisasikan dalam ucapan – yang berari bisa dibahasakan maka sesuatu itu pun bisa diaktualisasikan dalam tulisan. Ketika sesuatu itu telah muncul dalam tulisan di situlah sesuatu eksis dalam tulisan. Maujudnya sesuatu ke dalam salah satu dari keempat hal tersebut sudah cukup memberikan status bahwa sesuatu itu eksis, karena dengan salah satu dari empat hal tersebut sesuatu bisa dibicarakan, dibahas, dan sekaligus menjadi bahan kajian. Semua yang wujud dalam artian punya eksistensi – bagi Ibn Arabi dalam perspektif ontologis – terbagi dalam dua bagian, yaitu Wujud Mutlak dan Wujud Nisbi. Wujud Mutlak merupakan istilah lain dari Tuhan, yang tidak bisa didefinisikan tentang pengertiannya, karena Ia merupakan Dzat yang tidak mempunyai batas dalam semua hal. Segala sesuatu yang dapat didefinisikan berarti itu terbatas, sehingga Tuhan hanya dapat disifati tapi tidak bisa didefinisikan. Segala uraian tentang-Nya adalah kebohongan, pengkerdilan, dan pembatasan. Sedangkan Wujud Nisbi adalah sesuatu yang eksistensinya terjadi oleh dan untuk wujud lain (Tuhan). Dalam kata lain segala sesuatu yang selain Tuhan. Wujud Nisbi ini mempunyai dua bagian, yaitu wujud bebas (dzat) dan wujud bergantung (a‟radh). Wujud bebas berupa substansi-substansi yang juga terbagi menjadi material dan spiritual. Sedangkan wujud bergantung berupa atribut-atribut, kejadian-kejadian, dan hubungan-hubungan yang berifat spesial dan temporal. 15
  • 16. Namun dalam wujud nisbi pun tidak sepenuhnya entitas temporal (terbatas ruang dan waktu), tapi juga entitas permanen (al a‟yan al tsabitah). Wujud nisbi yang teraktualisasikan sebagi alam dalam semua keadaan, tidak pernah meninggalkan kepermanenannya dan ketidakberubahannya, melainkan selamanya ada dalam ilmu Tuhan yang kekal dalam kebesaran-Nya. Dari sinilah tampak jelas adanya paradoks antara entitas-entitas dalam ilmu Tuhan dengan entitas semesta, karena pada hakikatnya entitas-entitas dalam ilmu Tuhan bebas dari ruang dan waktu, tidak berwujud konkrit. Sedangkan dalam entitas semesta (alam) berwujud konkret dan terikat ruang dan waktu. 16
  • 17. Wahdat Al Wujud Dengan pemahaman seperti ini, bagi Ibn Arabi, seluruh realitas yang beragam sejatinya hanya satu, yaitu Tuhan sebagai satu-satunya realitas dan realitas yang sesungguhnya. Ibn Arabi mengartikan alam sebagai Tuhan dan sekaligus bukan Tuhan, temporal sekaligus abadi, nisbi sekaligus permanen. Alam adalah bentuk eksistensi sifat-sifat Tuhan yang termanifestasikan ke dalam kosmos, sehingga segala yang ada di dalamnya adalah entifikasi-Nya. Sifat-sifat Tuhan dimanifestasikan secara seimbang dan selaras sehingga seseorang dapat menggambarkan citra sempurna “Kehadiran Ilahi” (al hadhrah al ilahiyyah), yaitu wujud yang serba meliputi yang ditunjukkan oleh kata “Allah”. Dua keadaan yang paradoksal ini terkumpul dalam realitas alam yang oleh Ibn Arabi dinyatakan dengan mengguakan prinsip al Jam‟u bayn al Addad (kesatuan diantara pertentangan-pertentangan), atau dalam filsafat Barat dikenal dengan coincidentia oppositorum. Dalam usahanya untuk menjelaskan hubungan ontologis Tuhan dan alam, Ibn Arabi menyimbolkannya dengan cermin. Pertama, untuk menjelaskan tentang penciptaan alam. Penciptaan ini merupakan bentuk penampakan Tuhan. Kedua, untuk menjelaskan hubungan Yang Satu dengan yang banyak, diibaratkan Tuhan bercermin dengan bermacam model dan bentuk cermin sehingga muncul gambar yang banyak dan beragam. Oleh karena itu, bagi Ibn Arabi, tidak ada jalan lain untuk bisa memahami realitas wujud yang hakiki kecuali dengan menyelami secara langsung lewat penghayatan dalam mistik. Pengetahuan intuitif yang diperoleh lewat penghayatan mistik inilah pengetahuan yang sebenarnya, yang paling unggul, dan yang terpercaya. Untuk bisa mencapai semua itu seseorang sufistik harus membersihkan jiwanya terlebih dahulu untuk menghadap Allah 17
  • 18. dengan penuh cinta dan rindu. Ada lima tahapan yang harus dilalui dalam proses pembersihan jiwa tersebut, yaitu: 1. Membersihkan diri dari segala dosa dan kemaksiatan, kemudian mengisi amalan-amalan dengan perbuatan baik. 2. Zuhud, menghentikan pemandangan terhadap aspek fenomena dunia, dan kesadaran terhadap aspek nyata yang menjadi dasar fenomenanya. 3. Menjauhkan diri dari segala atribut dan segala kualitas wujud kontingen dengan kesadaran bahwa semua itu adalah milik Allah semata. 4. Menghilangkan semua yang selain Allah, tapi tidak pada tindakan itu sendiri. Di sinilah seseorang yang sedang melakukannya, kehilangan kesadaran dirinya sebagai orang yang memandang. 5. Memandang Allah lebih sebagai essensi daripada Sebab Pertama dari realitas semesta. Jikalau seseorang sudah bisa mencapai pada tingkatan tertinggi dan telah menyatu dengan – sifat-sifat, asma-asma, dan bayangan, bukan pada Dzat – Allah, ia akan memperoleh pengetahuan secara langsung dari Allah dalam bentuk ilham. Pengetahuan tersebut tampak memancar dari Allah dalam batinnya. Seperti halnya yang terjadi pada diri Ibn Arabi sendiri. Rujukan-rujukan dari para tokoh sebelumnya hanya digunakan untuk menerangkan dan mengibaratkan pengalaman-pengalaman batinnya. Hal ini diperkuat oleh bukti dan peryataan bahwa Ibn Arabi tidak terpaku pada salah satu tokoh. Pada tingkatan tersebut kesempurnaan sebagai paduan seimbang antara penegasan ketakserupaan (tanzih) Allah dan penegasan keserupaan (tasybih)-Nya. Dari segi tasybih, Allah sama dengan alam, karena alam tidak lain perwujudan dan aktualisasi sifat-sifat-Nya. Sedangkan dari segi tanzih, Allah berbeda dengan alam, karena alam terikat oleh ruang dan waktu, dan 18
  • 19. Allah bersifat Absolut dan mutlak. Antara tanzih dan tasybih berhubungan langsung dengan epistemologinya. Akal diciptakan untuk memahami dan menetapkan perbedaan dan kergaman sehingga bisa berpikir abstrak. Akan tetapi ini sangat dipengaruhi sifat bawaan modus pemahaman rasional yang inheren, menjaga jarak dengan Allah dengan menegaskan tanzih dan menolak tasybih 2.9 Tinjauan Filsafat Ilmu Terhadap Mistik Dalam Hubungannya Dengan Budaya Hukum Indonesia Kebudayaan mempengaruhi hukum dalam masyarakat. Mistik sebagai pengetahuan yang mempengaruhi pola fikir manusia pada akhirnya akan muncul dalam bentuk budaya. Proses kebudayaan mempengaruhi hukum menjadi budaya hukum. Secara filosofis, keberadaan misitk dalam budaya hukum dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, aspek ontologis aspek epistemologis, dan aspek aksiologis. Persoalannya menjadi pelik, apabila mistik budaya hukum, terlalu dominan sehingga mempengaruhi pola fikir masyarakat, seperti dalam menentukan pilihan hukumnya pada pemilihan umum, atau wakil rakyat dalam menentukan ketentuan hukum apa yang perlu diatur. Hal ini dapat menjadi penghambat perkembangan hukum dalam beradaptasi pada perubahan dan kemajuan dunia. Oleh karenanya, keberadaan mistik sebagai suatu budaya hukum, harus ditempatkan pada posisi yang tepat serta harus disertai dengan upaya pembuktian hukum yang tepat jika akan menjadi bagian ketentuan tertulis, seperti pengaturan mengenai santet dalam KUHPidana. Prof. Kuntowijoyo telah membagi tiga tingkat evolusi pemikiran manusia yaitu mitos, ideologi dan ilmu. Beliau menjelaskan bahwa periode mitos berlangsung sebelum dan pada abad ke 19 serta awal abad ke-20.[1] 19
  • 20. Bahkan hingga saat inipun sebetulnya, mitos maupun mistik[2] ternyata masih terus mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia. Bahkan, dapat diasumsikan bahwa sebetulnya mistik tersebut tetap mempengaruhi pemikiran manusia Indonesia, hingga menjadi bagian dari suatu budaya dan pada akhirnya mempengaruhi aturan hidup manusia Indonesia. Terdapat beberapa contoh yang menunjukkan masih adanya pengaruh mistik terhadap budaya ataupun pola prilaku manusia, seperti diketahui saat ini terdapat sikap yang diyakini oleh beberapa orang yang menghendaki agar santet dikriminalisasi dan dimasukkan aturannya dalam RUU Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, yang hingga kini masih menjadi pembicaraan kontroversial. Pada politik hukum sebagai hal yang mencakup proses pembuatan dan pelaksanaan hukum yang dapat menunjukkan sifat dan ke arah mana hukum akan dibangun dan ditegakkan[3], juga terdapat unsur keyakinan yang cenderung bersifat mistik. Sebagai contoh, adalah cara orang Indonesia dalam menentukan calon legislatif, calon presiden ataupun partai yang akan dipilih dalam Pemilihan Umum. Meskipun slogan dengan hati nurani atau melihat visi dan misi suatu partai atau seseorang, namun tetap ada unsur yang tidak terjangkau oleh akal manusia biasa, seperti pengkultusan seseorang, kharisma seseorang atau partai, aliran yang dianut suatu partai, bahkan tidak jarang berdasarkan pula angka yang digunakan oleh seseorang atau partai tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa, budaya hukum merupakan iklim pikiran masyarakat dan kekuatan masyarakat yang menentukan bagaimana 20
  • 21. suatu hukum itu digunakan, dihindarkan atau disalah gunakan.[4] Budaya hukum juga merupakan budaya non material ataupun spiritual. Adapun inti budaya hukum sebagai budaya non material atau spiritual adalah nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang baik (sehingga harus dianuti) dan apa yang buruh (sehingga harus dihindari). Nilai-nilai tersebut merupakan dasar dari etika (mengenai apa yang benar dan yang salah), norma atau kaidah (yang berisikan suruhan, larangan atau kebolehan) dan pola prilaku manusia.[5] Artinya ada unsur spiritual yang dekat dengan keyakinan atau kepercayaan, seperti halnya mistik yang muncul karena keyakinan seseorang. Lebih lanjut dijelaskan oleh Prof.Soerjono Soekanto bahwa nilai-nilai tersebut paling sedikit mempunyai 3 aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek konatif. Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan rasio atau pemikiran, aspek afektif adalah aspek yang berkaitan dengan perasaan, sedangkan aspek konatif adalah aspek yang berkaitan dengan kehendak untuk berbuat atau tidak berbuat.[6] Nilai-nilai ini (terutama nilai afektif) juga berkaitan dengan keberadaan mistik dalam budaya hukum, karena nilai afektif (perasaan, emosional dan keyakinan) turun berperan dalam diri manusia Indonesia. Meskipun demikian, asumsi mengenai keberadaan mistik dikaitkan dengan suatu budaya hukum tetap akan menimbulkan suatu pro kontra di kalangan masyarakat umum maupun akademisi, mengingat budaya hukum harusnya menempati bentuk lanjutan dari suatu kesadaran hukum. Oleh karenanya tidak setiap pihak menerima adanya suatu mistik sebagai bagian dari budaya hukum di Indonesia. 21
  • 22. Setelah diasumsikan bahwa mistik juga merupakan budaya hukum, maka untuk memahami mengenai mistik tersebut dari aspek filsafat ilmu, maka dilakukan pendekatan sebagaimana karakteristik filsafat ilmu yaitu secara mendasar, menyeluruh dan spekulatif [7] yakni dengan mencoba memahami mistik melalui aspek ontologi, epistemologi dan aksiologi. Meskipun diketahui bahwa secara ontologis, ilmu membatasi diri pada pengkajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia dan secara epistemologi, ilmu merupakan metode ilmiah yakni cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang benar[8], sehingga sempat diragukan untuk membicarakan mistik (yang berada diluar pengalaman manusia atau akal sehat manusia) tersebut apakah dapat ditinjau secara persfektif filsafat ilmu atau hanya melalui persfektif filsafat saja. Meskipun demikian, ilmu adalah bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur dari kebudayaan. Maka terdapat suatu benang merah disini, yakni mistik sebagai budaya hukum yang berakar dari suatu kebudayaan suatu masyarakat. Artinya mistik dapat dilihat dengan persfektif keilmuan, dalam hal ini, ditinjau melalui filsafat ilmu. Keadaan ini justru menjadi menarik untuk ditelaah lebih jauh, terutama dari aspek filsafat ilmu, dimana diketahui bahwa mistik juga merupakan bagian dari obyek kajian filsafat yakni dalam cabang metafisik karena dalam metafisik dipelajari pembicaraan-pembicaraan tentang prinsip yang paling universal dan sesuatu yang diluar kebiasaan (beyond nature).[9] Mistik sendiri merupakan suatu yang universal (hampir dipastikan di negara manapun mempunyai keyakinan dalam bentuk mistik ataupun mitos) dan sering kali merupakan suatu hal diluar kebiasaan manusia umumnya atau sebaliknya kemudian justru menjadi kebiasaan manusia. 22
  • 23. Dijelaskan bahwa “metafisik berusaha untuk menyajikan pandangan yang komprehensif tentang segala yang ada : ia membicarakan problema seperti hubungan antara akal dan benda, hakikat perubahan, arti kemerdekaan, kemauan, wujud tuhan dan percaya kepada kehidupan sesudah mati bagi setiap orang”[10] Dengan demikian, metafisik pun mampu untuk mempelajari hal-hal terkait dengan mistik. 23
  • 24. STUDI KASUS Sosok Prof. Dr. Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara Di antara sedikit pakar yang bisa membahas fenomena alam gaib sampai ke akar-akarnya melalui kekuatan rasionalitas yang ilmiah, tersebutlah Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara. Ia seorang putra Banten, daerah di Jawa Barat yang terkenal sarat dengan fenomena pedukunan dan mistik. Doktor Antropologi Kriminologi ini sangat menguasai dunia pedukunan dan supranatural. Ia banyak membahas kontekstual kemistikan dari berbagai sudut pandang. Ia telah pula melakukan investigasi terhadap empat orang dukun paling berpengaruh yang tinggal di desa-desa di Jawa Barat. “Kesulitan hidup membuat manusia tak mampu berpikir logis. Karena itulah jalan menuju dunia lain pun ditempuh untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi,” katanya menyinggung fenomena mistik yang terjadi di negeri ini. Masih ingat dengan Sumanto yang memakan mayat? Masyarakat heboh dengan kasus tersebut. Demi menjadi wong sugih hidup tenterem gemah ripah loh jinawi, Sumanto melakukan hal yang tak lazim. Menurut Prof Dr Tubagus Ronny Rahman Nitibaskara, Sumanto melakukan hal tersebut karena merasa putus asa sehingga ia melanggar norma-norma sosial budaya dengan aksinya yang membuat bulu roma berdiri. Sumanto telah melintas batas nalar, demi meraih angan-angannya. Bahkan, tindakan Sumanto telah menjerat dirinya dalam sangkaan sebagai pelaku kriminal saat itu. Fenomena dunia mistik di negeri ini sudah seumur peradaban nusantara itu sendiri. Orang yang berperilaku mirip Sumanto boleh jadi banyak beredar di sini. 24
  • 25. “Diam-diam, seorang pejabat yang biasanya naik sedan mewah, rela berjalan kaki, berbecek-becek ria bahkan mendaki perbukitan menembus belantara tanpa merasa lelah atau takut terkena stroke atau serangan jantung. Ia rela bersusah payah melakukan perjalanan itu demi mendatangi dukun yang dianggap sakti mandraguna di pelosok daerah yang alamatnya sungguh terpencil,” kata profesor yang biasa dipanggil Ronny Nitibaskara ini. Orang mendatangi tempat praktek paranormal, dukun klenik ataupun mereka yang lazim disebut orang pintar itu dengan berbagai tujuan. Agar tujuan tercapai, apapun dilakukan. Karena itulah kejadian penumbalan sering terjadi sebagai persyaratan guna memenuhi keinginan tertentu. “Manusia mendatangi dukun-dukun atau paranormal yang dianggap sakti memang dalam rangka menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Kesulitan yang melilit hidupnya membuat mereka tak mampu berpikir logis. Jalan menuju dunia lain pun ditempuh,” katanya. Investigasi terhadap Empat Dukun Berpengaruh Membahas dunia mistik dan praktek pedukunan dengan Ronny Nitibaskara, maka pembicaraan pun langsung menukik pada fenomena alam gaib, namun melalui penjelasan yang ilmiah. Suami dari Lina Marlina dan ayah dari empat anak ini telah menelurkan ratusan tulisan ilmiah populer di pelbagai media massa yang banyak membahas kontekstual kemistikan dari berbagai sudut pandang. Selain itu, Doktor dari Universitas Indonesia dalam bidang antropologi kriminologi ini telah melahirkan 6 buku termasuk “Sorcery in Java” yang menjadi semacam panduan mata internasional tentang keberadaan mistifikasi di tanah air. 25
  • 26. Ronny Nitibaskara telah melakukan investigasi terhadap empat orang dukun paling berpengaruh yang tinggal di desa-desa di Jawa Barat. Ia melakukan kegiatan penelitiannya melalui metode terlibat (participant observation) dengan teknik wawancara mendalam atau depth interview selama kurun waktu tertentu. Di belahan Jawa sendiri, papar Ronny, telah dikenal bermacam-macam tipe dukun, antara lain; Dukun Siwer (pencegah kemalangan), Dukun Prewangan (penghubung manusia dengan roh), Dukun Beranak (membantu persalinan), Dukun Susuk. Dukun yang satu ini ahli dalam memasukkan, membenamkan semacam jarum pendek-berukuran satu sentimeter yang amat halus yang terbuat dari bahan emas, berlian, ataupun batu kristal-ke bagian tubuh manusia untuk kepentingan kecantikan, karir, kewibawaan, dan sebagainya. Masyarakat Jawa juga mengenal Dukun Jampi yang dianggap mampu mengobati dengan obat-obat tradisional. Sedangkan, Dukun Santet ahli dalam menganiaya dan mencelakakan lawan. Dari sudut pandang antropologi, keberadaan dukun-dukun itu semakin jelas kalau dibubuhi dengan konsep black magic dan white magic. Dukun ilmu hitam dan dukun ilmu putih. Biasanya, dukun ilmu putih dianggap sebagai orang yang mendapatkan kehormatan umum sebagai perantara dengan dunia gaib dan memiliki kekuatan magis atau supranatural dengan sifat menolong dan menyembuhkan (healer). “Sebaliknya dukun ilmu hitam ialah orang yang memiliki kekuatan gelap atau melakukan daya magis hitam secara diam-diam dengan cara yang amat rahasia. Mereka mengerjakan itu untuk keuntungan pribadi atau permintaan dari orang lain dengan maksud menimbulkan ketakutan dan penderitaan pada orang yang ditujunya,” tutur Ronny. 26
  • 27. Penelitian mengenai keberadaan sihir dan tenung atau santet di Indonesia masih minim. Perbendaharaan literatur mengenai praktik pedukunan itu juga masih sangat miskin. Namun itu semua menjadikan tantangan tersendiri bagi Ronny Nitibaskara yang telah mencermati gejala-gejala langsung adanya ilmu sihir dan tenung yang banyak dipraktikkan di pelosok daerah hampir di seluruh wilayah mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Mistifikasi yang diuraikan Ronny dapat ditarik dalam benang merah yang sederhana bahwa keberadaan ilmu-ilmu gaib seperti teluh, guna-guna, tenung atau santet telah dipergunakan sebagian manusia untuk meluluskan maksudnya. Misalnya sebagai sarana fitnah, legitimasi untuk menghabisi lawan, untuk menjatuhkan bahkan melenyapkan musuh. “Sebab, mereka terlampau pengecut. Karena tidak memiliki kemampuan untuk bertarung satu-satu maka disebarluaskanlah fitnah tentang dukun santet. Hasilnya, kemarahan massa tersulut dan tewaslah orang yang dituduh sebagai dukun santet itu.” Kepercayaan terhadap ilmu santet dan pedukunan pada umumnya hidup subur di pedesaan. Namun, bukan berarti masyarakat perkotaan tidak mempercayai praktik santet. “Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh banyak dukun di daerah pedalaman Banten, yang datang meminta jasa pelayanan mereka, kebanyakan adalah pejabat dan orang kota,” papar Ronny. 27
  • 28. Tentang Iklan Paranormal Sebagai seorang ilmuwan, Ronny memang tidak terlalu berkepentingan untuk membuktikan realitas empiris apakah ilmu-ilmu mistik yang gaib itu benar-benar ada. Apakah eksistensi santet, teluh, dan semacamnya itu benar-benar dapat dirasakan. Namun, kenyataannya banyak orang dengan gelar akademis tinggi, kalangan pejabat, politisi, pengusaha, dan yang lainnya datang ke dukun kalau kepepet. Mbah dukun pun kebanjiran order. Pemakai jasa dukun alias orang pintar memang dari waktu ke waktu tak pernah surut jumlahnya. Namun siapa berani terang-terangan, terutama saat ini bahwa mereka adalah pasien seorang dukun? Padahal, terang Ronny, kasus penipuan yang melibatkan dukun sudah berulangkali terjadi. Seringnya muncul dukun cabul, penipuan jual beli benda keramat, hanya contoh kasus saja. Guru Besar Tetap Bidang Kriminologi di Universitas Indonesia ini menyebutkan sejumlah bukti konkret tentang penipuan tersebut yakni beragamnya iklan tentang klenik. “Banyak paranormal mengiklankan diri, mengaku-ngaku memiliki kesaktian dan pengalaman di dunia gaib. Bahkan ada yang berani memberikan jaminan atau semacam garansi keberhasilan setelah berkonsultasi dengan mereka. Padahal, kata Ronny, sebenarnya mereka telah melanggar aturan hukum. Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang berlaku sekarang terdapat 3 pasal yang mengatur hal-hal yang bersifat gaib yakni pasal 545, 546, 547. Bahkan, secara eksplisit pasal 546 KUHP jelas-jelas memberikan larangan tentang hal tersebut. Sangat disayangkan, tambah Ronny, pasal-pasal tersebut tumpul. Jerat hukumnya bolong-bolong bahkan terlalu sulit menjangkau, meskipun hanya untuk 28
  • 29. menepuk bahu pelakunya. Ancaman hukuman kepada pelaku praktik pedukunan tergolong ringan. Paling lama cuma dihukum tiga bulan penjara atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah saja. “Semestinya aparat penegak hukum dapat bertindak tegas. Pasal-pasal yang telah disebutkan itu mengandung delik formal yang tidak membutuhkan pembuktian. Tanpa pembuktian pun seseorang bisa ditangkap kalau dia mengaku-ngaku atau mengiklankan diri memiliki ilmu gaib,” tegas Ronny. Tujuh Kekuatan Alam Iklim yang sangat kondusif di tanah air inilah yang menyebabkan kepercayaan terhadap ilmu mistik bukan saja melembaga tetapi juga sudah mendarahdaging (internalized) dalam masyarakat. Gejala kemasyarakatan itu semakin tercermin dengan meruyaknya film Indonesia yang bertemakan horror dan ilmu gaib yang malah menjadi hiburan yang memiliki daya pikat dan jual tersendiri. Mulai dari film Ratu Ilmu Teluh (1980), Guna-Guna Istri Muda (1980), bahkan film Sumanto The Cannibal segala. Belum termasuk banjir film horror sekarang yang salah satu scene nya memiliki adegan pedukunan. Kondisi tersebut tambah ramai dengan beragam tayangan televisi yang menyajikan pernak-pernik kegaiban dan supranatural. Inilah yang menjadi penyebab melengketnya kepercayaan abnormal dalam masyarakat kita. Melalui perantara media massa elektronik yang mampir di rumah-rumah. Orang-orang pun lantas larut dan perlahan-lahan terinternalisasi kepercayaannya terutama bagi yang belum percaya dan ragu-ragu. “Mungkin termasuk anda,” kata Ronny sambil tersenyum. 29
  • 30. Masyarakat memang sudah terlanjur percaya dengan kekuatan-kekuatan supranatural. Peradaban manusia sejak masa lampau, lanjut Ronny, telah mempercayai 7 kekuatan dari unsur alam yang dianggap memiliki kekuatan mistis, antara lain yang berasal dari langit yakni guruh, guntur, dan bintang. Mereka juga sangat menyakini keberadaan tokoh-tokoh manusia yang memiliki karomah, misalnya dukun, pertapa atau orang-orang yang dianggap sakti meninggal dunia, kuburan mereka banyak didatangi untuk meminta berkah. Mereka juga percaya pada bagian tubuh manusia dapat memunculkan kesaktian. Mereka percaya juga akan kekuatan tumbuh-tumbuhan yang seringkali dicap angker, misalnya pohon kapuk, jati, atau pohon beringin yang sudah berusia ratusan tahun. Sejak zaman dahulu pun orang-orang mempercayai tuah benda-benda tertentu semisal keris, jimat, lukisan-lukisan, dan lain-lain. Bahkan mereka pun percaya pada kekuatan suara-suara seperti kutukan, sumpah, dan semacamnya. Kepercayaan itu, urai Ronny, berkaitan erat dengan okultisme yang berlangsung di Indonesia. “Okultisme adalah paham yang menganut suatu ajaran yang bersifat rahasia dan sembunyi-sembunyi.” Ronny meneliti ada tiga jenis okultisme di lingkungan sosial kita. Pertama adalah okultisme yang paling mendominasi karena bersifat penipuan. Misalnya, ada orang yang mengklaim diri bisa mencarikan jodoh, membuat orang bisa kaya raya, menyantet, dan memelet seseorang. “Kedua merupakan Okultisme yang bersifat alamiah yang dimiliki manusia sejak lahir. Ia mempunyai bakat alam di mana bisa mendengarkan sesuatu yang tidak bisa didengar orang lain, melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain atau membaca pikiran orang lain. Atau ia mempunyai kemampuan untuk meramal kejadian yang akan datang, semacam clairvoyance. Okultisme yang seperti ini jarang 30
  • 31. ada di Indonesia. Kalaupun ada jumlahnya seribu berbanding satu,” tutur Ronny Nitibaskara. Ketiga adalah okultisme bersifat supranatural di mana orang memiliki kemampuan menembus alam gaib dengan cara belajar, berguru, turun temurun atau mendapatkan ilham dan wangsit tertentu. “Paling banyak terdapat di sini adalah Okultisme nomor satu dan nomor tiga,” kata Ronny. 31
  • 32. BAB III PENUTUP Kesimpulan Cara mistik menyelesaikan masalah tentunya dilihat dari macam mistiknya kalau mistik biasa prosesnya dengan pendekatan terhadap Tuhan untuk mendapatkan ketentraman didalam hidupnya, dan mistik magis didalam menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekuatan rohaniah yang biasanya muncul dari kalangan orang suci, yang selalu mengolah spiritualnya. Berbagai kekuatan luar dan kondisi alam pun tunduk di bawah tekanan pancarannya. Dan akhirnya para tokoh dapat merumuskan berbagai formulasi kekuatan rohaniah yang terkandung dalam Al-Qur‟an. Dengan selalu memuji Allah dalam suatu bahasa tertentu dan ia memiliki magis tertentu bila dipraktekkan. Kekuatan alampun akhirnya tunduk dibawah sinar ilahi melalui huruf-huruf dan nama indah-Nya. Dengan kalam ilahi inilah jiwa-jiwa ilahi dapat digunakan manusia untuk menyelesaikan masalahnya. Macam-macam mistik ada dua yaitu mistik biasa, suatu mistik yang tidak mengandung kekuatan hanya berupa pendekatan kepada Tuhan. Mistik Magis adalah mistik yang mengandung kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik Magis ini dapat dibagi menjadi dua yaitu Mistik Magis Putih dan Mistik Magis Hitam. Mistik Magis Putih dalam Islam contohnya ialah Mukjizat, karamah, ilmu hikmah, sedangkan Mistik Magis Hitam contohnya santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Tentunya mengandung unsur-unsur kekuatan yang supra-rasional, dengan kekuatan tadi manusia mempunyai kesempatan untuk menjadikan kekuatan mistik magis sebagai solusi menyelesaikan masalahnya. 32
  • 33. Cara kerja mistik magis putih ialah menggunakan wirid dan Wafaq atau isim-isim yang terkandung dalam al-qur‟an, yang mengadung jiwa-jiwa ilahi atau Khaddam. Cara kerja Mistik Magis Hitam dengan membacakan mantra tertentu dan memanfaatkan jin kafir untuk menelesaikan masalah, hal ini yang biasa santet atau sihir. Unsur mistik masih banyak ditemui di setiap kehidupan masyarakat kita. Hingga ini begitu melekat dan membudaya dalam keseharian, bahkan hingga turun temurun. Disnilah dibutuhkan kebijakan dan kearifan kita, untuk memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang salah. Dengan berfikir secara mendalam, hingga kita temukan jawaban dan pengertian dari masalah yang kita hadapi secara hakiki, yang terangkum dalam filsafat mistik ini. 33
  • 35. KELOMPOK I FILSAFAT MISTIK ANGGOTA : 1. IKA DWI DAMAYANTI 112040030 2. TANIA ANGGRAINI 112040034 3. RADEN RISMA DESTIANI 112040041 35
  • 36. 36