RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiah
1. Di Susun Oleh :
Imroati Istibsyaroh Ar Ruhimat
120210401031
Emyl Riska Fariza 120210401035
Triska Dayu 120210401041
Nurul Alfiani 120210401050
Struktur Bahasa Indonesia Ragam
Ilmiah : Kata, Frasa, Klausa dan
Diksi
2. 4.1 Kata
4.1.1 Pengertian Kata
Kata adalah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran
yang dapat digunakan dalam berbagai
bahasa.
Kelas kata adalah golongan kata dalam
satuan bahasa Indonesia berdasarkan
kategori bentuk, fungsi dan makna secara
gramatikal.
3. 4.1.2 Fungsi Kelas Kata/Jenis
Kata
1. Melambangkan pikiran atau gagasan yang
abstrak menjadi konkret.
2. Membentuk bermacam-macam struktur kalimat.
3. Memperjelas makna gagasan kalimat.
4. Membentuk satuan makna frasa, klausa da
kalimat.
5. Membentuk gaya pengungkapan sehingga
menghasilkan karangan yang dapat dipahami
dan dinikmati orang lain.
6. Megungkapkan berbagai jenis ekspresi antara
lain, berita, penjelasan, argumentasi, pidato dan
diskusi.
4. 4.1.3 Jenis Kelas Kata
1. Verba (kata kerja)
a. Bentuk morfologis :
- verba dasar
- verba turunan : a) Verba dasar + afiks (wajib).
b) Verba dasar + afiks (tidak wajib)
c) Verba dasar (terikat afiks) + afiks
(wajib)
d) Bentuk ulang (reduplikasi)
e) Majemuk
b. Perilaku sintaksis :
- Berdasarkan fungsi : a) Verba sebagai subjek
b) Verba sebagai objek
c) Verba sebagai pelengkap
d) Verba sebagai keterangan
5. - Berdasarkan jenis dalam hubungan verba
dengan nomina :
a) verba aktif subjek sebagai pelaku
b) verba pasif sebagai sasaran atau penderita
c) verba pasif tidak dapat terbentuk menjadi
aktif
- Berdasarkan interaksi verba :
a) verba respirokal berbalasan
b) verba nonrespirokal tidak berbalasan
c. Perilaku semantis, yaitu menurut makna inheren
yang ada di dalamnya.
d.Biasanya mengikuti kata “tidak” dalam suatu
6. 2. Adjektival (Kata Sifat)
a. Adjektival dasar
b. Adjektival turunan
c. Adjektival frasa
3. Nomina (Kata Benda)
a. Berdasarkan bentuknya : a) Nomina dasar
b) Nomina turunan
b. Berdasarkan subkategori : a) Nomina
bernyawa
b) Nomina tidak bernyawa
c) Nomina terbilang
d) Nomina tidak terbilang
7. 4. Pronomina (Kata Ganti)
a. Pronomina persona
- Pronomina persona pertama tunggal : saya,
aku, daku.
- Pronomina persona kedua tunggal : engkau,
kamu, Anda, kau, -mu.
- Pronomina persona ketingga tunggal : ia, dia,
beliau, -nya.
- Pronomina persona pertama jamak : kami.
- Pronomina persona kedua jamak : kalian, kamu
sekalian, anda sekalian, kamu semua.
- Pronomina persona ketiga jamak : mereka.
b. Pronomina Penunjuk
- Pronomina penunjuk umum : ialah, ini, itu.
8. c. Pronomina Penanya : Siapa, apa, di mana, mengapa,
bagaimana, dst.
5. Numeralia (kata bilangan)
a. Numeralia takrif (tertentu)
- numeralia pokok : satu, dua, tiga dan seterusnya.
- numeralia tingkat : kesatu, kedua, ketiga, dan
seterusnya.
- numeralia kolektif : kodi, meter, rupiah, dolar, dan
seterusnya.
b. Numeralia tak takrif (tidak tertentu) misalnya :
beberapa, semua, sebagian, segenap, dan seterusnya.
6. Adverbial (kata keterangan)
a. Bentuk tunggal
b. Bentuk jamak
9. 8. Demonstrativa (kata ganti penunjuk) : ini, itu, di sini, di
situ, berikut, dan seterusnya.
9. Artikula : si, sang, para, kaum. Umat, dan sebagainya.
10. Preposisi :
a. Preposisi dasar : di, ke, dari, pada, demi.
b. Preposisi turunan : di antara, di atas, ke dalam, di
samping, dari samping, dari luar, kepada, dan
sebagainya.
11. Konjugsi
a. Konjungsi intrakalimat : agar, atau, dan, hingga, dan
seterusnya.
b. Konjungsi ekstrakalimat : jadi, di samping itu, oleh
karena itu, dan seterusnya.
12. Fatis, berungsi untuk memulai, mempertahankan atau
10. 4.2 Frasa
4.1.2Pengertian Frasa
Frasa adalah gabungan dua kata atau
lebih yang bersifat nonpredikatif. Frasa dapat
dibeda-bedakan berdasarkan kelas katanya,
yakni:
4.1.3Jenis Frasa
a. Frasa Verbal
- Frasa verbal modifikatif (pewatas), terdiri
atas
a. pewatas belakang
11. b. Pewatas depan
Contoh: Mereka akan mendengarkan pidato
ilmiah di aula.
- Frasa verbal koordinatif
Contoh: Proposal ini disetujui atau ditolak.
- Frasa verbal apositif
Contoh: Pulogadung, tempat tinggalnya
dahulu, kini menjadi terminal modern.
b. Frasa Adjektival
- Frasa adjektival modifikatif (membatasi)
- Frasa adjektival koordinatif
(menggabungkan)
-Frasa adjektival apositif (keterangan
tambahan pada unsur utama kalimat)
13. f. Frasa Numeralia
- Frasa numeralia modifikatif
- Frasa numeralia koordinatif
g. Frasa Interogativa Koordinatif
h. Frasa Demonstrative Koordinatif
i. Frasa Proposisional Koordinatif
14. 4.3 Klausa
4.3.1 Pengertian Klausa
Klausa adalah kelompok kata yang berpotensi
menjadi kalimat. Klausa sering terjadi dalm kalimat
majemuk.
4.3.2 Jenis-jenis Klausa
a.Klausa kalimat majemuk setara
Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk
setara (koordi-nat) artinya setiap klausa atau
masing masing klausa mempu-nyai kedudukan
sama. Kalimat majemuk setara dibangun
dengan dua klausa atau lebih yang tidak saling
menerangkan.
15. Contoh :
1. Adik bermain bola dan kakak melihat tv.
2. Andik pergi ke kampus atau ke rumah
temannya.
3. Ayah bekerja di kantor, tetapi ibu di rumah.
4. Andik datang dari rumah temannya lalu pergi
ke kampus.
b.Klausa kalimat majemuk bertingkat
Klausa yang ada di dalam kalimat majemuk
bertingkat (su-bordinatif). Artinya setiap klausa
atau masing- masing klau-sa mempunyai
kedudukan yang tidak sama. Klausa yang satu
sebagai induk kalimat dan klausa lain sebagai
anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat
16. Contoh :
1. Orang itu pindah ke Jakarta setelah
suaminya Induk kalimat
bekerja di Bank Indonesia
anak kalimat
2. Meskipun sudah kaya raya, ia tetap
bekerja
Anak kalimat induk kalimat
keras
17. 4.4 Diksi
4.4.1 Pengertian Diksi
Diksi adalah pilihan kata atau juga bisa diartikan
sebagai proses/tindakan memilih kata yang dapat
mengungkapkan gagasan secara tepat, hasil dari
proses atau tindakan pemilihan kata disebut pilihan
kata (Mustakim, 1995).
18. Dalam pemilihan kata, hal yang perlu diperhatikan adalah :
Ketepatan, berkaitan dengan kemampuan memilih kata
untuk mengung-kapkan gagasan secara tepat dan diterima
juga oleh pembaca atau pende-ngar secara tepat.
Kecermatan, berkaitan dengan kemampuan memilih kata
dengan cermat. Atau bisa juga diartikan mampu
memahami kata – kata yang mubazir yang kehadirannya
tidak diperhatikan.
Keserasian, berkaitan dengan kemampuan menggunakan
kata – kata yang sesuai dengan konteks dan lazim dalam
pemakaian bahasa itu.
19. 4.4.2 Tekhnik Pemilihan Kata
a. Memilih kata – kata dalam bentuk baku, contoh :
Tidak baku Baku
Ketimbang Daripada
Membikin Membuat
System Sistem
Jadual Jadwal
Analisa, diagnosa, hipotesa Analisis, diagnosis, hipotesis
20. b. Menghindari kata – kata yang termasuk jangan atau prokem atau slang
karena kata – kata tersebut tidak termasuk kata – kata baku, kecuali sebaga
data, contoh :
c. Menghindari pemakain kata – kata di mana, yang mana, yang digunakan
sebagai kata penghubung, contoh :
d. Memilih kata – kata yang lugas dan bermakna denotatif, bukan makna
konotatif, contoh :
Tidak Baku Baku
Beli ipok utas gelas. Beli kopi satu gelas.
Tidak Baku Baku
Kota Jember merupakan kota di mana
saya di lahirkan.
Kota Jember merupakan kota tempat
saya dilahirkan.
Tidak Baku Baku
Dalam pertengkaran itu, ia dijadikan
kambing hitam.
Kambing hitam itu dijual karena sangat
diminati banyak orang.
21. e. Memilih kata – kata bersinonim yang paling tepat, contoh :
f. Memilih kata – kata yang tidak berkonotasi emotif, contoh :
g. Memilih kata dengan tepat
1. Kata ganti
Pemakaian kata ganti yang tepat adalah saya untuk orang pertama tunggal, kam
untuk orang pertama jamak, dan kita untuk orang pertama dan kedua jamak.
Contoh :
Tidak tepat Tepat
Melihat pertunjukan wayang Menonton pertunjukan wayang
Emotif Tidak emotif
Itu semua menunjukkan kepicikan
masyarakat setempat.
Itu semua menunjukkan kurangnya
pengetahuan masyarakat setempat.
Tidak tepat Tepat
Kemarin sewaktu kita datang, dia
sudah berada di sini.
Kemarin sewaktu kami datang,
dia sudah berada di sini.
22. 2. Kata kebijakan dan kebijaksanaan
Kata kebijakan digunakan untuk menyatakan hal yang menyangkut politik atau
strategi, sedangkan kebijaksanaan berkaitan dengan kearifan atau kepandaian
seseorang dalam menggunakan akal budinya. Contoh :
Tidak tepat Tepat
Berdasarkan kebijaksanaan pimpinan,
penempatan pegawai harus sesuai
dengan bidang keahlian masing –
masing.
Berdasarkan kebijakan pimpinan,
penempatan pegawai harus sesuai
dengan bidang keahlian masing –
masing.
Berkat kebijakan orang tua, anak itu
akhirnya tumbuh dan tumbuh
berkembang menjadi anak yang baik.
Berkat kebijaksanaan orang tua, anak
itu akhirnya tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang baik.
23. 3. Pemakaian kata dari dan daripada
Kata dari digunakan untuk menyatakan makna asal, sedangkan kata daripada
untuk menyatakan perbandingan. Contoh :
Tidak tepat Tepat
Bangunan yang megah itu terbuat
daripada bahan – bahan berkualitas
tinggi.
Banguna yang megah itu terbuat dari
bahan – bahan yang berkualitas tinggi.
Nilai ekspor Indonesia pada
tahun1989 lebih besar dari nilai
ekspor tahun – tahun sebelumnya.
Nilai ekspor Indonesia pada tahun
1989 lebih besar daripada nilai ekspor
tahun – tahun sebelumnya.
24. h. Memilih kata dalam bentuk frasa dengan tepat, contoh :
i. Menghindari penggunaan frasa yang bersinonim secara bersamaan, contoh
:
Tidak tepat Tepat
Terdiri dari Terdiri atas
Bertujuan untuk Bertujuan
Dibanding Dibandingkan dengan
Tidak tepat Tepat
Disebabkan karena Disebabkan oleh
Karena
Dalam rangka untuk Dalam rangka...
Untuk ...
Baik...ataupun... Baik...maupun...