2. DAFTAR PUSTAKA
ISI :
• SEJARAH SINGKAT
• LETAK KERAJAAN
• KEHIDUPAN POLITIK
• KEHIDUPAN EKONOMI
• KEHIDUPAN SOSIAL
• KEHIDUPAN BUDAYA
• TERPECAHNYA MATARAM
• KEMUNDURAN
3. Nagari Mataram Islam
← 1588–1681 M →
Bendera
Ibu kota : -Kota Gede (1588-1613)
-Karta (1613-1647)
-Pleret (1647-1681)
Bahasa Jawa
Agama Islam, Kejawen
Pemerintahan Monarki absolut
Sistem pemerintahan sistem Dewa-Raja
4. Sejarah singkat
Dinasti Mataram Islam sesungguhnya berawal dari keluarga petani,
begitulah yang tertulis pada Babad Tanah Jawi1. Kisahnya berlangsung di
pinggiran Kali Opak, di Yogyakarta sekarang. Suatu hari, adalah seorang
petani bernama Ki Ageng Giring. Sementara ia mencangkul di ladang, tiba-
tiba ada kelapa muda jatuh lalu terdengar suara; “ ”barang siapa minum air
kelapa muda ini, ia dan keturunannya bakal berkuasa di Tanah Jawa”.”
Konon “ wahyu keprabon” yang ada dalam kelapa muda itu adalah sabda wali
terkenal di Jawa, Sunan Kalijaga. Ki Ageng Giring lalu membawa pulang
cengkir (kelapa muda) yang masih hijau segar itu. Namun ia tak bisa segera
meminumnya, karena pada saat itu ia sedang tirakat berpuasa, hingga
kemudian ia pergi membersihkan diri di sungai. Tak lama kemudian datang
sahabatnya, Ki Gede Pemanahan bertamu. Melihat kelapa muda tergeletak,
tamu yang haus itupun segera meminumnya. Pada tetes terakhir Ki Ageng
Giring muncul. Ia melihat air kelapa muda itu telah terminum oleh orang lain.
Ia sangat menyesal dan kecewa. Tapi apa daya, ia hanya bisa meminta, agar
“ sewaktu-waktu kelak, sesudah keturunan Gede Pemanahan yang ketujuh,
katurunannyalah yang akan menggantikan menguasai Jawa” .
5. LETAK KERAJAAN
mataram
• Kerajaan Mataram Islam bermula di
suatu sudut kota Yogyakarta yang kini
bernama Kotagede, kerajaan ini awalnya
adalah suatu kadipaten dibawah
kekuasaan Pajang .
• Wilayah kerajaan Mataram Islam
meliputi daerah Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan sebagian Jawa Barat.
6. Kehidupan politik
• Raja-raja :
sutawijaya (1586-1601)
v
mas jolang (1601-1613)
v
Raden mas rangsang (1613-1645)
v
sunan amangkurat (1645-1677)
v
sunan amangkurat II (1677)
7.
8. SUTAWIJAYA (1568-1601)
• Raja Mataram pertama, bergelar
Panembahan Senopati.
• terjadi banyak pemberontakan
karena tidak mau mengakuinya
sebagai raja, namun dapat
teratasi.
• kerajaan Mataram memperluas
daerahnya meliputi pesisir-
pesisir pantai, Surabaya, Madiun,
Ponorogo, Pasuruan, dan Kediri Panembahan senopati
• mulai membangun kerajaannya yeey
dan memindahkan senopati pusat
pemerintahan ke Kotagede.
9. MAS JOLANG (1601-1613)
• Bergelar Sultan Anyokrowati , berusaha
memperluas wilayah kekuasaan dengan
tujuan ekonomi dan politik.
• meninggal di desa krapyak pada tahun 1613
saat berusaha menundukkan Surabaya .
Oleh karena itu, Mas Jolang atau Sultan
Anyokro wati, juga dikenal dengan
Pangeran Seda Krapyak
10. RADEN MAS RANGSANG (1613-
1645)
• bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo
• anti dengan VOC, dan menentang kekuasaannya di
Jawa ,khususnya Mataram.
• Pernah mengadakan penyerangan ke VOC pada 1628
dan 1629, namun gagal
• Mataram mencapai kejayaan
11.
12. Cakupan terluas Kesultanan Mataram dalam masa
pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645)
Gambarnya gak jelas , hvft
Maaf kakak
13. SUNAN AMANGKURAT (1645-
1677)
•memindahkan lokasi keraton ke Pleret (1647), tidak
jauh dari Kerta
•tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan
"sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan").
•kurang stabil karena banyak ketidakpuasan dan
pemberontakan yang disebabkan bersekutu dengan
VOC
•terjadi pemberontakan besar yang dipimpin oleh
Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu
dengan VOC
•Wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi
sehingga dijuluki Sunan Tegalarum.
14. SUNAN AMANGKURAT II (1677)
•Wilayah kekuasaan makin sempit.
•sangat patuh pada VOC
•kraton dipindahkan lagi ke Kartasura (1680),
karena kraton yang lama dianggap telah
tercemar.
•VOC melakukan politik adu domba untuk
memperkuat kekuasaan
•menurunkan Dinasti Paku Buwana di Solo dan
Hamengku Buwana di Yogyakarta (Setelah
berakhirnya Perang Giyanti (1755))
•tahun 1757 dan 1813, terpecah lagi menjadi
Mangkunegara dan Pakualaman
15.
16. Kehidupan ekonomi
•menggantungkan kehidupan ekonominya
dari sektor agraris. Hal ini karena
letaknya yang berada di pedalaman
•Mataram juga memiliki daerah
kekuasan di daerah pesisir utara Jawa
yang mayoritas sebagai pelaut.
17. Kehidupan sosial
•Kehidupan masyarakat di kerajaan
Mataram, tertata dengan baik berdasarkan
hukum Islam tanpa meninggalkan norma-
norma lama
•Raja merupakan pemegang kekuasaan
tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah
pejabat kerajaan.
•Disusun masyarakat yang bersifat feodal
atas dasar kehidupan agraris.
•Para pejabat mendapat imbalan berupa
tanah garapan atau pajak tanah.
18. Kehidupan budaya
•Kebudayaan yang berkembang berupa seni tari, pahat,
suara, dan sastra.
•Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah Upacara
Kejawen. Misal upacara Grebeg.
•memunculkan karya sastra yang terkenal, yaitu Kitab
Sastra Gending (perpaduan dari hukum Islam dengan adat
istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam)
•Adanya penanggalan tahun Jawa yang didasarkan
peredaran bulan.
•Sultan Agung mengarang Kitab Sastra Gending ( Kitab
Filsafat, Kitab Niti Sruti, Niti Sastra, dan Astabrata )
19. TERPECAHNYA MATARAM
•Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III
(1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726),
Pakubuwana II (1726-1749).
•VOC tidak suka Amangkurat III karena menentang VOC sehingga
VOC mengangkat Pakubuwana I (Puger) sebagai raja. Akibatnya
Mataram memiliki dua raja dan ini menyebabkan perpecahan internal.
•Amangkurat III memberontak dan menjadi "king in exile" hingga
tertangkap di Batavia lalu dibuang ke Ceylon.
•Kekacauan politik dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III
setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan
Ngayogyakarta (Pangeran Mangkubumi bergelar Sri Sultan Hamengku
Buwono I ) dan Kasunanan Surakarta (Sri Susuhunan Paku Buwono
III) tanggal 13 Februari 1755.
•Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti
•Tahun 1757 & 1813 terpecah lagi, yaitu Mangkunegara & Pakualaman
20. Peta Mataram Baru yang telah dipecah menjadi empat kerajaan pada tahun
1830, setelah Perang Diponegoro
21. kemunduran
Kemunduran Mataram Islam berawal saat
kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah
kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak
terurus karena sebagian rakyat dikerahkan
untuk berperang.