Makalah ini membahas tentang unsur-unsur stratifikasi sosial yang terdiri dari status dan peran. Status dibagi menjadi status turunan, status yang dicapai, dan status yang diberikan. Peran terdiri atas peran yang melekat dan peran yang dipilih. Unsur-unsur stratifikasi sosial antara lain didasarkan pada pendidikan, pekerjaan, ekonomi, dan senioritas.
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Stratifikasi Sosial
1. MAKALAH
UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
KELOMPOK: 4
KELAS : 1B
ANGGOTA KELOMPOK:
1. ANDIKA PUTRA BUDI PAMUNGKAS
2. DWI FEBRIANTI
3. KARINA KHAJAR SAFITRI
4. MUHAMMAD AMIN NUDIN
5. NADYA NOVELITA
6. SRI SUGIARTI
7. TAUFIK NURROHMAN
8. TIFANI MAULIZA
9. WIHARTO PUTRO SANTOSO
10. YUNISA NURUL NAJAH
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2014
i
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan kasih sayangNya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL’’.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan makalah kami.
ii
Purwokerto, 16 Oktober 2014
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Kata Pengantar .................................................................................................. ii
Daftar Pustaka................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Pengertian stratifikasi sosial .................................................................. 3
B. Unsur-unsur stratifikasi sosial ............................................................... 4
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
iii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. LATAR BELAKANG
Sejak kelahirannya, ilmu- ilmu sosial tidak memiliki batasan atau
definisi pokok bahasan yang bersifat eksak/pasti. Artinya berbeda dengan ilmu
eksakta (bidang ilmu tentang hal-hal yang bersifat konkret yang dapat
diketahui dan diselidiki berdasarkan percobaan serta dapat dibuktikan dengan
pasti), rumusan dalam ilmu sosial bersifat tidak pasti karena titik beratnya
pada perilaku manusia yang dinamis, selalu berubah-ubah dari waktu ke
waktu. Akan tetapi kajian tentang perilaku manusia tetaplah ilmu sosial, sebab
kajian tentang perilaku manusia di dalam kehidupan sosial telah dikaji
berdasarkan metodologi ilmiah dan memenuhi persyaratan sebagai kajian ilmu
pengetahuan.
Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus kajian
sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa
kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani
oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada
masyarakat tempat dia hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak
sekali sub kajian dan istilah dlam sosiologi yang membahas perihal tentang,
manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi
sosial. Pada kesempatan ini,penulis akan membahas tentang salah satu bagian
dari stratifikasi sosial, yaitu unsur-unsur terbentuknya stratifikasi sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan stratifikasi sosial?
2. Apa unsur-unsur stratifikasi sosial?
3. Bagaimana hubungan unsur tersebut dengan stratifikasi sosial ?
5. 2
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan stratifikasi sosial.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur stratifikasi sosial.
3. Untuk mengetahui hubungan pendidikan dengan stratifikasi sosial.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN STRATIFIKASI SOSIAL
Membicarakan stratifikasi sosial berarti mengkaji posisi atau
kedudukan antar orang/sekelompok orang dalam keadaan yang tidak sederajat.
Adapun pengertian kelas sosial sebenarnya berada dalam ruang lingkup kajian
yang lebih sempit, artinya kelas sosial lebih merujuk pada satu lapisan atau
strata tertentu dalam sebuah stratifikasi sosial. Kelas sosial cenderung
diartikan sebagai kelompok yang anggota-anggota memiliki orientasi polititik,
nilai budaya, sikap dan prilaku sosial yang secara umum sama.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt mengatakan bahwa terbentuknya
stratifikasi dan kelas sosial di dalammnya sesungguhnya tidak hanya berkaitan
dengan uang. Stratifikasi sosial adalah strata atau pelapisan orang-orang yang
berkedudukan sama dalam rangkaian kesatuan status sosial. Namun lebih
penting dari itu, mereka memiliki sikap, nilai- nilai dan gaya hidup yang sama.
Semakin rendah kedudukan seseorang di dalam pelapisan sosial, biasanya
semakin sedikit pula perkumpulan dan kedudukan sosialnya. Sebab asasi
mengapa ada pelapisan sosial dalam masyarakat bukan saja karena ada
perbedaan, tetapi karena kemampuan manusia menilai perbedaan itu dengan
menerapkan berbagai kriteria. Artinya menganggap ada sesuatu yang dihargai,
maka sesuatu itu (dihargai) menjadi bibit yang menumpuhkan adanya system
berlapis-lapis dalam masyarakat.
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta:
Kencana, 2011), Sesuatu yang dihargai dapat berupa uang atau benda-benda
bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan dalam agama atau
keturunan keluarga yang terhormat. Tingkat kemampuan memiliki sesuatu
yang dihargai tersebut akan melahirkan lapisan sosial yang mempunyai
kedudukan atas dan rendah. Proses terjadinya sistem lapisan- lapisan dalam
masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya, atau sengaja disusun untuk
mengejar tujuan bersama.
3
7. Proses pelapisan sosial dalam masyarakat dengan sendirinya berangkat
dari kondisi perbedaan kemampuan antar individu- individu atau anatar
kelompok sosial, contohnya sekelompok orang yang memiliki kemampuan
lebih dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tentunya akan menempati strata
sosial yang lebih tinggi dari pada kelompok yang memiliki sedikit
kemampuan. Adapun proses pelapisan sosial yang disengaja disusun biasanya
mengacu kepada pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam
organisasi formal. Agar dalam masyarakat manusia hidup dengan teratur,
maka kekuasaan dan wewenang yang ada harus dibagi-bagi dalam suatu
organisasi.
Sifat dari sistem berlapis- lapis dalam masyarakat ada yang tertutup dan
ada yang terbuka. Yang bersifat tertutup tidak mungkin pindahnya seorang
dan lapisan ke lapisan lain, baik gerak pindahnya ke atas maupun ke
bawah.Keanggotaan lapisan tertutup diperoleh dari kelahiran, sistem ini dapat
dilihat pada masyarakat yang berkasta, dalam masyarakat yang feodal atau
pada masyarakat yang sistem pelapisannya ditentukan oleh perbedaan rasial.
Pada masyarakat yang lapisannya bersifat terbuka, setiap anggota mempunyai
kesempatan berusaha dengan kecakapannya sendiri untuk naik lapisan sosial
atau jika tidak beruntung dapat terjatuh kelapisan bawahnya.
B. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan
peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur yang memiliki
arti penting bagi sistem sosial.
1. Kedudukan (Status)
Status sosial menurut Ralph Linton adalah sekumpulan hak dan
kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang
memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam
struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya
rendah.
Ada tiga macam status sosial dalam masyarakat:
4
8. 5
a. Ascribed Status
Ascribed Status merupakan status yang diperoleh seseorang
secara alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang
diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha. Latar belakang
ras,gender,dan usia dapat dikategorikan sebagai Ascribed Status.
Conthonya, seseorang yang dilahirkan dari keluarga bangsawan
secara otomatis akan mendapatkan gelar bangsawan begitu ia
dilahirkan.
b. Achieved Status
Achieved Status merupakan status sosial yang disandang
melalui perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi distruktur
sosial yang telah mengalami perubahan dari pola-pola tradisional
kearah modern. Lebih- lebih dalam struktur masyarakat kapitalis liberal
dengan menekan pada kebebasan individu untuk mencapai tujuan
masing-masing yang sarat dengan persaingan, dalam struktur seperti
itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang
bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan
tujuan masing-masing, beberapa contoh model ini adalah:
1) Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidikan (education
stratification)
Jenjang seseorang biasanya memperngaruhi setatus sosial
seseorang di dalam struktur sosialnya. Seseorang yang
berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan
bersetatus lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang lulusan
SD.
2) Stratifikasi di bidang Senioritas
Gejala ini biasanya di kaitkan dengan profesi atau
perkerjaan yang dimiliki seseorang. Tingkat senioritas dalam
berbagai lembaga perkerjaan biasanya di tentukan berdasarkan
tingkat tenggang waktu berkeja dan jenjang kepangkatan atau
golongan yang lazi sering disebut dengan jabatan. Biasanya jabatan
9. seseorang dalam suatu lembaga perkerjaan ditentukan oleh tingkat
keahlian dan tingkat pendidikannya, artinya semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang dan keahlian seseorang, maka akan semakin
tinggi juga jabatan yang disandangnya. Karena system lapisan
sosial seperti ini bersifat terbuka, maka bagi siapa saja bisa
menempati status sosial yang relative dianggap lebih mapan asal
mereka mempunyai kemampuan dan usaha yang gigih.
3) Stratifikasi di bidang Perkerjaan.
Berbagai jenis perkerjaan juga berpengaruh pada system
pelapisan sosial. Anda tentu sering memiliki penilaian bahwa
orang yang berprofesi sebagai panrik becak, kuli bangunan, buruh
pabrik dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih,
berpenampilan rapi, berdasi dan mengendari mobil, selalu
membawa Hp tentu memiliki perbedaan status sosial dalam
masyarakat. Para pekerja kantoran akan memiliki status sosial yang
relative lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang
berprofesi sebagai penarik becak. Pola seperti ini juga bersifat
terbuka artinya system pelapisan sosial seperti ini membuka
peluang bagi siapa saja yang memiliki kegigihan dalam usaha
untuk meraihnya termasuk anda.
4) Stratifikasi di bidang Ekonomi
Gejala ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling
mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan
pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda
materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan
miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan
sarana hidup. Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat
tinggalnya seperti di kawasan real estate elite dengan rumah
mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam renang, memiliki
mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan
kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal
6
10. (pinggiran), hidup di pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan
sebagainya. Adapun orang kaya perdesaan biasanya diidentifikasi
dengan kepemilikan jumlah lahan pertanian, binatang ternak, kebun
yang luas dan sebagainya.
7
c. Assigned Status
Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang
atau kelompok orang dari pemberian. Akan tetapi status sosial yang
berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha
seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha
tersebut ia memperoleh penghargaan.
2. Peranan (Role)
Sedangkan peran sosial merupakan aspek yang lebih dinamis
dibandingkan dengan kedudukan. Status sosial merupakan unsur statis
yang menunjukkan tempat individu dalam organisasi masyarakat. Peran
lebih menjurus pada fungsi seseorang dalam masyarakat. Meskipun
demikian, keduanya tak dapat dipisahkan karena satu dengan yang lainnya
saling berhubungan.
Berdasarkan cara memperolehnya, peranan dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Peranan bawaan (ascribed roles), yaitu peranan yang diperoleh secara
otomatis, bukan karena usaha, misalnya peranan sebagai nenek, anak,
ketua RT, dan sebagainya.
b. Peranan pilihan (achieve roles), yaitu peranan yang diperoleh atas
keputusannya sendiri, misalnya seseorang memutuskan untuk memilih
Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
1) Peranan yang diharapkan (expected roles), yaitu cara ideal dalam
pelaksanaan peranan menurut penilaian masyarakat. Masyarakat
menghendaki peranan tersebut dilaksanakan secernat-cermatnya dan
tidak dapat ditawar dan harus dilaksanakan seperti yang telah
ditentukan. Misalnya, peranan hakim, diplomatik, dan sebagainya.
11. 2) Peranan yang disesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana
sebenarnya peranan tersebut dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya
lebih dinamis, dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
tertentu.
Suatu peranan dapat membimbing seseorang dalam
berperilaku, karena peran dapat berfungsi sebagai, pertama,
memberi arah pada proses sosialisasi. Kedua, pewarisan tradisi,
kepercayaan, nilai, norma, dan pengetahuan. Ketiga, dapat
mempersatukan kelompok atau masyarakat. Keempat,
menghidupkan sistem pengendali dan kontrol sehingga dapat
melestarikan kehidupan masyarakat.
8
12. BAB III
PENUTUP
Perubahan-perubahan social adalah segala perubahan-perubahan pada
lembaga- lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
mempengaruhi system sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap
dan pola-pola perilakuan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Bentuk-bentu perubahan sosial:
1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan perubahan yang terjadi secara cepat
2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan perubahan yang besar pengaruhnya
3. Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan dan perubahan yang tidak
9
dikehendaki atau tidak direncanakan
Faktor yang menyebabkan perubahan sosial
1. Bertambah atau berkurangnya penduduk
2. Penemuan-penemuan Baru
3. Pertentangan
4. Terjadinya Pemberontakan atau revolusi di dalam Tubuh masyarakat itu
sendiri
5. Sebab-sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik yang ada di sekitar
manusia
6. Peperangan
7. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Faktor yang Mempengaruhi Jalannya Perubahan Sosial
1. Kontak dengan kebudayaan lain
2. Sistem Pendidikan Formal yang Maju
3. Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang yang bukan
merupakan delik
5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat
6. Penduduk yang heterogen
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu
13. 8. Orientasi ke masa depan
9. Nilai bahwa manusia harus senantiasa berikhtiar umtuk memperbaiki
10
hidupnya
Poses-Proses Perubahan Sosial:
1. Penyesuaian Masyarakat Terhadap Perubahan
2. Saluran-Saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan
3. Disorganisasi dan Reorganisasi
14. DAFTAR PUSTAKA
Kingsley Davis, Human Society, cetakan ke-13, The Macmillan.
Mac Iver, ociety ; A Textbook of Sociology, Farrar and Rhinehart, Newyork 1937
11
pp 272.
Soekanto Soerjono,1987. Sosiologi Suatu Pengantar.Rajawali press: Jakarta
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, edisi
pertama Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
Jakarta,1964, halaman 486,497
William F.Ogburn dan Meyer F. Nimkoff: Sociology, edisi ke-4, A.Feffer and
Simon International University Edition, 1964. Bagian 7