Teks tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara membuat karangan fiksi novel, mulai dari menemukan ide cerita, mengembangkan tokoh dan konflik, hingga menyusun alur cerita. Sumber ide cerita dapat berasal dari pengalaman pribadi, orang sekitar, inspirasi peristiwa, atau berita media. Karakter tokoh utama harus menarik dengan memiliki keinginan yang dapat dirasakan pembaca.
1. 1
BELAJAR MENGARANG
NOVEL
Siapa yang tidak tersihir membaca novel Harry Potter karangan JK Rowling dan
filmnya yang mendunia itu? Begitu juga, siapa yang tidak tergugah hatinya membaca
novel true story: Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata yang kemudian di filmkan
juga? Anda pun tentu akan terkesima melihat novel Harry Potter dan Laskar Pelangi
mampu merubah kehidupan sang penulisnya. Ketenaran Harry Potter membuat JK
Rowling yang tadinya dianggap penulis yang tak berkelas dan tidak diperhitungkan
menjadi buah bibir seantero dunia. Bahkan, Harry Potter mampu mengubah status
ekonomi JK Rowling dari orang yang tidak mampu menjadi Milliarder Dollar. Begitu
juga, Laskar Pelangi mampu merubah Andrea Hirata yang tadinya tak dikenal, tapi
sekarang menjadi pengarang terkemuka di Indonesia. Masih banyak lagi pengarang yang
mempunyai kemampuan brilian, seperti Arswendo Atmowiloto pengarang “Keluarga
Cemara” , Hilman Hariwijaya pengarang “Lupus”, Ayu Utami pengarang “Saman”,
Dewi Lestari pengarang “Supernova” Rachmania Arunita pengarang “Eiffel… I’m in
Love” dan lain-lain.
Tentu sungguh menyenangkan sekali, jika mampu membuat karya seperti JK
Rowling, Andrea Hirata maupun yang lainnya itu. Mungkin dalam hati kecil Anda ada
juga keinginan untuk menjadi seperti JK Rowling atau Andrea Hirata yang mampu
membuat karya fiksi berkualitas, bukan?
Lantas yang selalu menjadi pertanyaan orang, bagaimana cara membuat karangan
itu? Padahal, banyak ide atau gagasan yang brilian selalu muncul berseliweran di benak
pikiran, namun melintas atau terbuang percuma begitu saja. Ketika Anda melihat ada
sebuah cerita yang beredar dan mirip dengan ide yang Anda pikirkan, maka timbul
perasaan yang menyesakkan dada, sambil menghempaskan diri. Anda merasa kecolongan
atau merasa ide Anda itu dirampas oleh orang lain. Itu terjadi sebab, ketika Anda mau
menuangkan ide cerita yang berseliweran di benak pikiran ke atas kertas, atau
menorehkannya ke dalam komputer terasa sulit dan mengalami jalan buntu untuk
mengembangkannya menjadi jalinan cerita yang utuh dan menarik. Mungkin, Anda
sering mempunyai ide cerita atau gagasan yang menarik untuk membuat sebuah karangan
2. 2
fiksi, namun mengalami kebingungan memikirkan darimana memulainya dan menyusun
jalinan cerita yang bermakna, bukan?
Padahal, untuk membuat karangan itu sebenarnya mudah sekali, jika Anda mau
mengorganisir pola berpikir dan tindakan Anda secara tahap demi tahap untuk
mewujudkan ide brilian itu menjadi sebuah karya tulis. Anda tak perlu bingung karena
sebenarnya Anda sudah memiliki dasar-dasar teoritis kepenulisan yang Anda dapat dari
sekolah atau dari buku lainnya, seperti pemahaman tentang pemilihan topik, tema, alinea,
alur cerita, maupun kerangka karangan. Mungkin masalahnya, Anda mengalami kesulitan
ketika Anda ingin mempraktikkan dasar-dasar teoritis tersebut dalam langkah praktis
kepenulisan.
Mengembangkan Ide Cerita
Masalah ide cerita kadang cukup unik. Sebab, ide cerita terkadang datang dengan
sendirinya atau sekonyong-konyong tanpa dipikirkan. Tetapi kadang ketika keinginan
menulis begitu kuat, malah pikiran kosong dan ide cerita sulit sekali dimunculkan. Kalau
dipaksakan pun yang terlihat hanya kertas buram yang dihadapan penulis. Lantas,
bagaimana mencari ide cerita? Jawaban pertanyaan ini dapat Anda telusuri dari uraian
berikut ini:
Ide cerita bisa muncul dari diri sendiri atau sekeliling pengarang
Anda tidak perlu bingung, bagaimana cara mendapatkan ide cerita. Sebab, salah
satu sumber ide cerita bisa datang dari diri Anda sendiri. Di sini tergantung kejelian Anda
menggali ide cerita dari diri sendiri. Caranya, Anda tinggal menggali ingatan Anda
tentang pengalaman dan perjalanan hidup Anda sendiri. Tentu Anda pernah mengalami
kejadian yang unik, aneh, lucu atau mungkin kejadian (peristiwa) luar biasa yang tidak
dapat Anda lupakan. Mungkin Anda ingat kejadian di sekolah dengan teman yang
menyenangkan, menggelikan, mengharukan, menyedihkan, menyebalkan dan
pertengkaran. Atau ingatan-ingatan kejadian lain yang terjadi di seputar Anda, ini semua
dapat menjadi sumber ide cerita menarik Anda. Tetapi ini tergantung kejelian Anda untuk
meramu dan memanfaatkan pengalaman Anda itu menjadi ide cerita yang menarik.
Contoh: novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Sumber ide cerita novel Laskar
Pelangi ini tak lain adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah
mengambil suka-duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya
3. 3
sendiri ketika masa sekolah dasar. Setelah menemukan ide cerita atau topik
pendidikan ini, maka sang penulis Andrea Hirata mengembangkan tema novel,
yaitu kegigihan dalam menempuh perjuangan pendidikan.
Perlu diperhatikan, pengertian tema memang dapat dibedakan dari dua segi, yaitu
1) dari segi penggarapan atau proses penyusunan karangan, 2) segi hasil penggarapan
atau dari karangan yang telah selesai dibuat. Pembuatan tema karangan dari segi
penggarapan dimaksudkan untuk memberi kata kerja atau memberi arah penggarapan
cerita agar memudahkan pengarang (penulis) mengembangkan ide ceritanya. Sementara,
Pengertian tema dari segi hasil penggarapan adalah perumusan pesan atau suatu amanat
utama yang akan disampaikan pengarang melalui karangan kepada pembaca.
Contoh lain: JK Rowling menemukan ide cerita Harry Potter karena terinspirasi ketika
menunggu kereta api yang keberangkatan tertunda. Nama Potter diambil
dari nama temannya sewaktu tinggal di Winterboune, pinggiran Bristol. JK
Rowling begitu terkesan pada anak keluarga Potter yang suka bercanda itu.
Dari kedua ingatan ini, Rowling meramunya menjadi ide cerita tentang
sekolah sihir. Anda dapat melihat tema penggarapan dari novel Harry
Potter, yaitu usaha untuk menghancurkan kekuatan penyihir hitam yang
hendak menguasai dunia. Segment pasar yang dituju JK Rowling adalah
kelompok pembaca anak dan remaja.
Anda pun dapat mengambil ide cerita dari hal-hal yang terjadi di sekeliling Anda.
Misalnya, bagaimana dengan tetangga Anda? Mungkin Anda mempunyai tetangga yang
mempunyai karakter baik, dengki, pengiri, culas, pemarah atau tidak pedulian? Juga,
bagaimana dengan keluarga Anda sendiri maupun teman-teman Anda? Pernahkan
mereka mengalami suatu kejadian aneh, lucu, tragis dan unik? Mungkin tante Anda
seorang guru private, tetangga Anda seorang penyanyi atau sahabat Anda atlit balap
sepeda? Pasti ada sesuatu yang bisa Anda gali menjadi ide cerita dari pengalaman
mereka. Apabila Anda jeli menggali, pengalaman seorang tukang becak pun dapat Anda
jadikan cerita. Misalnya, tema suka duka seorang tukang becak yang jatuh cinta kepada
salah satu pelanggannya.
Ketika Anda belum terbiasa untuk menulis mungkin Anda dapat mengarang cerita
dengan meminjam nama teman-teman atau orang-orang yang membuat Anda terkesan
4. 4
untuk dijadikan tokoh dalam cerita Anda. Dengan begitu, Anda sudah mendapatkan
karakter tokoh tanpa perlu menciptakan karakter baru.
Inspirasi
Ide cerita dapat muncul karena terinspirasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa atau suatu Negara. Itu dapat terjadi
tergantung bagaimana Anda mampu memaknai dan mengeksplorasi momentum-
momentum yang pernah terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa maupun
suatu Negera menjadi sebuah ide cerita yang menarik.
Contohnya, ide cerita novel Saman, karangan Ayu Utami ini terinspirasi pada
peristiwa gerakan mahasiswa menentang pemerintah diakhir masa pemerintahan Orde
Baru. Ayu Utami begitu jeli melihat situasi konflik yang terjadi pada saat itu. Kemudian
dia menciptakan penokohan dan menambah unsur dramatikanya, sehingga menciptakan
cerita yang menarik dan membawa pesan-pesan baru. Anda pun dapat melihat ide cerita
novel Ca Bau Kan, karangan Remi Sylado terinspirasi pada situasi sosial-etnis menjelang
akhir masa Hindia-Belanda sampai revolusi kemerdekaan Indonesia. Remi Sylado begitu
terinspirasi melihat ketimpangan status sosial politik yang begitu tajam pada masa itu,
sehingga dia menemukan ide cerita tentang perjuangan cinta sepasang anak manusia yang
berbeda etnis. Begitu juga, ide cerita novel remaja, Cinta Sang Idola karangan Hendra
Surya ini terinspirasi momentum yang lagi populer, yaitu reality show Indonesian Idol
yang disiarkan stasiun TV RCTI. Hendra Surya jeli melihat momentum Indonesian Idol,
sehingga dia menemukan ide cerita tentang cinta juara Indonesian Idol. Tema Cinta Sang
Idola ini menceritakan tentang kegigihan Ikhzan si anak melayu yang ingin sukses dan
meraih kekuatan cintanya kembali setelah dihina dan dipisahkan secara paksa dari
kekasihnya yang bernama Tiara.
Media Massa
Anda pun dapat menemukan ide cerita dari media massa, sepeti Koran, majalah,
maupun buku. Media massa ini merupakan ladang cerita yang tak ada habisnya. Berita-
berita hangat yang ditampilkan di media massa dapat dijadikan momentum
pengembangan ide cerita yang menarik. Namun itu semua sangat tergantung bagaimana
5. 5
Anda mampu meramu dan memanfaatkan berbagai momentum berita yang ditampilkan
itu menjadi sebuah kisah yang menarik.
Misalnya, berita politik dunia bisa menjadi basis cerita espionase atau konspirasi
persaingan politik. Berita bisnis bisa Anda jadikan cerita drama. Kemudian dari berita
nasional bisa Anda dapatkan ide cerita yang menarik, seperti kasus Marsinah, peristiwa
Lumpur Lapindo, pertikaian Poso dan sebagainya. Begitu juga, berita kriminalitas, seperti
Ryan si penjagal, penganiayaan atau pembunuhan anggota keluarga merupakan sumber
cerita thriller, detektif, action dan drama.
Riset Kekuatan Cerita
Setelah ide Anda dapat dan cerita mulai terbentuk, langkah berikutnya adalah
mengkaji tentang cerita dan karakter. Pengkajian ini perlu untuk memudahkan Anda
mengembangkan cerita dan kekuatan (karakter) cerita yang akan Anda tulis. Jika Anda
membuat cerita fiksi, maka isi cerita Anda tentu rekaan, tetapi ada unsur-unsur dari cerita
yang non fiksi, misalnya yang terkait dengan pekerjaan dan karakternya. Cerita Anda
akan mempunyai kekuatan cerita dan kredibilitas yang lebih tinggi bila pembaca dapat
mengidentifikasikan dengan kenyataan sehari-harinya.
Sebagai contoh, novel Cinta Sang Idola menceritakan tentang kisah cinta sang
juara Indonesian Idol. Pertama, sang penulis harus mengetahui seluk beluk hal-hal yang
berkaitan dengan ajang Indonesian Idol yang diselenggarakan TV RCTI, apa saja yang
menjadi persyaratan untuk bisa ikut Indonesian Idol tersebut, apa saja yang diuji,
bagaimana cara testnya, tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai final dan sebagainya.
Untuk mengembangkan dramatisasinya, sang penulis memberikan motivasi dan kondisi
pada tokoh utama dan benturan-benturan atau rintangan yang dibentuk agar terlihat
kekuatan karakter ceritanya. Sang Penulis membuat tokoh dengan berbagai macam
konflik, Anda dapat lihat tokoh utama pria tersebut digambarkan sebagai orang tak
mampu, tak dipandang dan tak diperhitungkan karena kemiskinannya dan tak disukai
oleh orangtua kekasihnya, namun dirinya mempunyai tekad yang kuat, bakat dan
kemampuan dalam olah vokal. Sementara, tokoh wanitanya digambarkan sebagai wanita
yang patuh karena adat, tetapi jiwanya bergejolak untuk menemukan kekuatan cintanya.
6. 6
Contoh di atas, memperlihatkan tahap pertama, bagaimana menemukan ide
cerita dan tokoh utama cerita. Perlu Anda ingat, tokoh utama adalah jantung cerita dan
roh cerita. Jika tokoh utama tidak disukai, maka cerita Anda menjadi tidak disukai
pembaca. Jadi, pastikan tokoh utama Anda memiliki karakter dan sifat-sifat yang
mengagumkan.
Setelah Anda memiliki ide cerita dan menentukan tokoh utama dalam cerita
Anda, maka tahap kedua Anda harus merumuskan apa yang diinginkan, didambakan,
dicapai oleh tokoh utama cerita Anda? Dengan kata lain, menentukan apa masalah utama
yang dihadapi dan menghalangi keinginan dan dambaan tokoh utama? Sebagai catatan
baik-buruknya cerita Anda sangat tergantung pada tokoh utama, maka dapat dibuat
pernyataan yang sama benarnya, bahwa menarik tidaknya tokoh utama bergantung pada
masalah penting yang dihadapinya. Oleh karena itu, Anda harus membuat apa yang
diinginkan dan didambakan tokoh utama juga menjadi yang dibutuhkan dan didambakan
pembaca. Misalnya, dalam novel Harry Potter sang tokoh utama yaitu Harry Potter
menginginkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, pembaca
pun menginginkan Harry Potter mendapatkan piala quiddith dan mengalahkan Lord
Voldemort, sehingga pembaca terpacu ingin tahu bagaimana cara Harry Potter
mewujudkan keinginan dan dambaannya itu.
Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang kuat, maka Anda harus dapat
menggambarkan keinginan dan dambaan tokoh utama dituangkan dalam bentuk
kebutuhan internal dan eksternal. Harry Potter berusaha mewujudkan kebutuhan
eksternalnya dengan berusaha mendapatkan piala quidditch dan mengalahkan Lord
Voldemort. Sementara, kebutuhan internal atau batin Harry Potter yaitu mendapatkan
harga diri dan popularitas. Kemudian, secara lebih mendalam keinginan Harry Potter
untuk sukses mendapatkan piala dan mengalahkan Voldemort adalah untuk mendapatkan
keluarga, komunitas dan cinta.
Keinginan dan dambaan tokoh utama itu bisa berubah sepanjang cerita, namun
perlu Anda ingat, keinginan dan dambaan tokoh utama merupakan faktor utama yang
menarik perhatian pembaca, sehingga hal tersebut harus terlihat dan dinyatakan dengan
jelas dari awal cerita. Perubahan keinginan dan dambaan tokoh utama dalam cerita, maka
7. 7
Anda harus membuat pembaca mengetahui, memahami apa keinginan dan dambaan baru
tersebut.
Selanjutnya, tahap ketiga Anda menentukan siapa atau apa yang menghalangi
tokoh utama mendapatkan apa yang diinginkannya? Di sini Anda harus menentukan
siapa atau apa saja yang terlihat sebagai wujud antagonis (tokoh jahat) dan siapa/apa
yang jelas-jelas merupakan antagonis. Sebab, bagus-tidaknya cerita Anda ditentukan oleh
tokoh jahat dan munculnya berbagai rintangan berat di sepanjang perjalanan tokoh utama.
Sebagai penulis Anda tidak boleh berbaik hati dan membuat hidup tokoh utama
(protagonis) Anda serba gampang, melainkan Anda harus mengisi kehidupan tokoh
utama dengan banyak penderitaan, konflik dan rintangan.
Berikutnya, tahap keempat Anda menentukan bagaimana pada akhirnya tokoh
utama cerita Anda berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa,
menarik dan unik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita harus selalu segar dan
tak terduga. Anda harus dapat membuat kejutan. Anda harus dapat menggiring dan
membuat pembaca berpikir dan menduga apa yang akan terjadi, tetapi terkecoh
(tebakannya meleset).
Selanjutnya, tahap kelima Anda harus menentukan siapa yang menceritakan
cerita Anda? Atau menentukan kedudukan atau keterlibatan Anda sebagai penulis dalam
cerita sebagai siapa? Apakah Anda menjadi orang pertama atau tokoh utama cerita yang
menuturkan cerita, atau sebagai pihak ketiga yang menuturkan cerita Anda, tanpa
melibatkan diri dalam cerita? Nah, kalau Anda memposisikan diri sebagai orang pertama
dalam cerita, maka Anda menggunakan gaya bahasa aku dan sudut pandang aku sebagai
tokoh utama yang bertutur dalam menceritakan cerita yang Anda bangun. Sementara, jika
Anda menempatkan posisi orang ketiga dalam bertutur, maka Anda bertutur seolah-olah
melihat kejadian secara detail dalam cerita (dapat melongok isi kepala para tokoh cerita),
tapi tidak terlibat dalam cerita.
Tahap keenam, Anda menentukan bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh
dalam cerita Anda mengalami perubahan sepanjang cerita. Agar cerita Anda memiliki
kekuatan cerita yang menarik, maka Anda harus memiliki tokoh utama yang mengalami
jalan hidup berliku-liku dan berubah-ubah, agar pembaca dapat larut dan menikmati
perjuangan hidup yang berliku-liku ini bersama tokoh utama. Atau pembaca seolah-olah
8. 8
merasa dirinya yang terlibat konflik dalam cerita. Untuk itu, Anda harus jeli membuat
tahapan-tahapan perubahan tokoh utama dan tokoh pendukung lainnya agar alur cerita
yang dibuat menarik, seperti di mana menempatkan dan bagaimana klimaks yang terjadi
dan mengatur anti klimaks cerita Anda. Cerita tanpa adanya perubahan atau bersifat
datar, maka akan menjemukan pembaca, sehingga minat baca pembaca pun hilang.
Namun, yang perlu Anda ingat perubahan yang terjadi harus dibuat tahapan-tahapan logis
secara berangsur-angsur, sehingga menjelang berakhirnya cerita perubahan tadi tampak
nyata dan bisa dibenarkan, agar menimbulkan kesan yang mendalam.
Tahap ketujuh, Anda harus mengungkapkan pesan tersirat yang akan Anda
sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti yang Anda buat. Cerita tentu diarahkan dan
digerakkan oleh tema cerita. Oleh karena itu, pesan tersirat yang ingin Anda sampaikan
itu dapat Anda perlihatkan melalui peristiwa, tokoh-tokoh, dialog, narasi cerita dan
sebagainya. Untuk menyampaikan makna tersirat yang lebih mendalam (khusus) dapat
Anda gunakan bahasa-bahasa symbol dalam peristiwa, dialog atau naratif cerita.
Pada akhirnya, tema cerita yang Anda sajikan sangat ditentukan oleh cara Anda
mengakhiri cerita. Klimaks dan penutup akan menentukan pernyataan tematik cerita
(pesan tersirat) dari cerita yang Anda buat. Oleh karena itu, perlu Anda perhatikan cara
Anda mengakhiri cerita, apakah sudah sesuai dengan apa yang akan Anda sampaikan
sesungguhnya.
Sebagai catatan: Dalam mengembangkan ide cerita, maka Anda harus dapat
menemukan tema baru yang menarik, unik dan mempunyai keunggulan yang khas
berbeda dari karya-karya yang sudah ada. Sebab, salah-satu persyaratan yang
menentukan penerimaan penerbit adalah pemilihan tema. Hanya karya yang
memiliki tema menarik atau tema baru saja yang diterima penerbit.
(Sumber kutipan: Karya Hendra Surya, ”Strategi Jitu
Mencapai Kesuksesan Belajar”, Penerbit Elex Media
Komputindo, 2011.)