Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, syarat-syarat, ciri-ciri, dan unsur-unsur kalimat efektif. Kalimat efektif dijelaskan sebagai kalimat yang memenuhi syarat komunikatif, gramatikal, sintaksis, mudah dipahami, dan mampu menimbulkan imajinasi. Syarat utama kalimat efektif adalah kesatuan gagasan, koherensi, penekanan, variasi, kesejajaran, dan logika.
1. BAB II
P E M B A H A S A N
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat – syarat
komunikatif, gramatikal dan sintaksis saja, melainkan juga harus hidup, segar, mudah
dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.
Pengertian efektif dalam kalmat ialah ketepatan menggunakan kalimat dan ragam
bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula.
Kalimat terdiri dari isi dan bentuk. Isi adalah pikiran penulis, sedangkan bentuk
adalah kata – kata yang mewakili pikiran penulis. Isi dan bentuk menjadi kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan dalam sebuah kalimat.
2.2 Syarat – Syarat Kalimat Efektif
Menurut Karaf (2004) kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat – syarat :
1. Secara tepat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis
2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Syarat – syarat lainnya yaitu :
1. Kesatuan Gagasan
Kalimat yang baik harus mengandung satu ide pokok. Dalam laju kalimat
tidak boleh diadakan perubahan dari satu kesatuan gagasan kepada kesatuan
gagasan lain yang tidak berhubungan. Sebuah kesatuan gagasan diwakili oleh
fungsi subjek, predikat, dan objek. Bentuknya dapat berupa :
a. Kesatuan Tunggal
Contoh : semua mahasiswa mendapatkan penjelasan mengenai rencana
perkuliahan semester yang akan datang.
b. Kesatuan Gabungan
3
2. Contoh : Gondo Maruto telah menyiapkan rangkuman proposal skripsi
semalaman dan akan menyeminarkannya hari ini didepan para
penguji.
c. Kesatuan Pilihan
Contoh : Kamu boleh terus melanjutkan kuliah, atau bekerja saja diperusahaan
itu.
d. Kesatuan yang Mengandung Pertentangan
Contoh : Mata kuliah di Fakultas Ekonomi, tetapi sebenarnya ia ingin menjadi
guru SD.
Kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya :
a. Di dalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara
anak didik dan pendidik.
b. Yang meminjam buku di perpustakaan harap segera dikembalikan
c. Di kebumen memiliki banyak objek wisata yang menarik
2. Koherensi (Kepaduan) yang Baik dan Kompak
Koherensi yang baik dan kompak adalah hubungan timbal balik yang baik dan
jelas antara unsur – unsur (kata, kelompok kata) yang membentuk kalimat.
Hubungan tersebut terjadi antara subjek dan predikat, predikat dan objek, serta
keterangan – keterangan lain yang menjelaskan tiap – tiap unsur pokok tadi.
Koherensi lebih menekankan pada segi struktur, atau inter-relasi antara kata –
kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat. Koherensi akan rusak karena
beberapa hal sebagai berikut :
a. Letak Kata Tidak Sesuai Pada Kalimat
Contoh : Saya mempelajari bahasa materi Indonesia yang buku terdapat di
dalam.
b. Salah Menggunakan Kata Depan, Kata Penghubung, dan Bentuk yang Mirip
atau Rancu (Kontaminasi)
Contoh : Maksud dari kedatangan saya ke sini adalah ingin mengajak saudara
untuk bekerja sama. (seharusnya tanpa dari)
c. Pemakaian Kata yang Maknanya Tumpang – Tindih
Contoh : Banyak para pejabat yang terkena kasus korupsi. (seharusnya para
pejabat atau banyak pejabat
d. Salah Menggunakan Keterangan Aspek
4
3. Contoh : apakah tugas itu sudah kamu kerjakan? (seharusnya, apakah tugas itu
sudah kamu kerjakan?)
3. Penekanan
Penekanan adalah upaya memberikan tekanan pada gagasan pokok atau
gagasan utama dalam kalimat. Penekanan dalam bahasa lisan dengan
menggunakan intonasi atau gerak – gerik, sedangkan dalam bahasa tulis
dilakukan dengan cara :
a. Mengubah – ubah Posisi Dalam Kalimat
Sebuah kalimat dapat diubah – ubah strukturnya dengan menempatkan
kata yang dipentingkan pada awal kalimat.
Contoh : Kami berharap pada kesempatan lain kita dapat membicarakn
lagi soal ini.
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi
pada kesempatan lain.
Soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain,
demikian harapan kami.
b. Menggunakan Repetisi
Repetisi adalah pengulangan kata yang di anggap penting dalam sebuah
kalimat. Contoh : Kemajuannya menyangkut kemajuan di segala bidang,
kemajuan kesadaran politik, kesadaran bermasyarakat, kesadaran
berekonomi, kesadaran berkebudayaan dan kesadaran beragama.
c. Pertentangan
Contoh : Ia menghendaki perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
(tidak terdapat penekanan)
Ia tidak menghendaki perbaikan yang bersifat tambal sulam,
tetapi perbaikan yang menyeluruh di perusahaan itu.
d. Menggunakan Partikel Penekanan (lah, pun, kah)
Contoh : Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
Kami pun turut dalam kegiatan itu.
Benarkah Gayus tidak seorang diri dalam kasus mafia pajak ?
4. Variasi
5
4. Variasi merupakan suatu upaya yang bertolak belakang dengan repetisi.
Repetisi atau pengulangan kata sebuah kata untuk memperoleh efek penekanan,
lebih banyak menekankan kesamaan bentuk. Variasi tidak lain daripada
menganeka-ragamkan bentuk-bentuk bahas agar tetap terpelihara minat dan
perhatian orang.
Variasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Variasi sinonim kata berupa sinonim kata atau penjelasan-penjelasan yang
berbentuk kelompok kata yang tidak mengubah isi amanat yang
disampaikan.
Contoh : Dari renunagan itulah penyair mengemukakan suatu makna ,
suatu realitas yang baru , suatu kebenaran yang menjadi ide
sentral yang menjiwai seluruh puisi.
b. Variasi panjang pendeknya kalimat
Panjang pendeknya struktur kalimat mencerminkan pikiran pengarang.
c. Variasi bentuk meng- dan di- (aktif-pasif)
Pemakaian bentuk gramatikal yang sama dalam dalam beberapa kalimat
berturut-turut juga dapat menimbulkan kelesuan.
Contoh : Seorang ahli inggris dalam Tim Penelitian dan Pengembangan
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan bahwa
di daerah-daerah yang luas tetapi tipis penduduknya serta kurang
aktivitas ekonominya, seyogyanya pemerintah tidak membangun
pelabuhan samudra. Namun pemerintah tidak memutuskan
demikian. Memang , cukup mengendorkan semangat kalau kita
melihat keadaan di Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan
Lombok) yang tetap tidur nyenyak meskipun pemerintah sudah
membangun banyak fasilitas pengangkutan laut serta udara.
Variasi dapat diubah menjadi :
Seorang ahli inggris yang duduk dalam Tim Penelitian dan
Pengembangan Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia pernah mengemukakan
bahwa di daerah-daerah yang luas tetapi tipis penduduknya serta kurang
aktivitas ekonominya , seyogyanya tidak diabngun pelabuhan samudra.
Namun , pemerintah tidak memutuskan demikian.
6
5. Memang , cukup mengendorkan semangat kalau dilihat keadaan di
Nusa Tenggara (tidak termasuk Bali dan Lombok) yang tetap tidur
nyenyak meskipun fasilitas-fasilitas pengangkutan laut serta udara sudah
banyak dibangun.
d. Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat
Variasi dengan mengubah posisi dalam kalimat sama dengan penekanan.
5. Kesejajaran atau Paralelisme
Kesejajaran dilakukan dengan menempatkan gagasan-gagasan yang sama
penting dan sama fungsinya kedalam struktur/konstruksi gramatikal yang sama.
Kesejajaran menurut Rahayu (2007) meliputi :
a. Kesejajaran Bentuk
Bila salah satu dari gagasan merupakan struktur kata benda, maka kata –
kata lain yang menduduki fungsi yang sama harus dalam struktur kata benda,
begitu juga dengan lainnya.
Contoh : Tahap terakhir dari penyelesaian gedung itu adalah pengecatan
seluruh temboknya, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruangnya.
b. Kesejajaran Makna
Kesejajaran makna ditimbulkan oleh adanya relasi makna antarsatuan
dalam kalimat. Contoh :
- Sinta memetik setangkai bunga
- Selain kepada presiden, kenaikan gaji juga diberikan kepada pejabat
Negara
c. Kesejajaran Rincian Pilihan
Contoh : pemasangan telepon akan menyebabkan tugas lancar, wibawa
bertambah dan pengeluaran meningkat.
6. Penalaran atau logika
Badudu (1993) menyatakan bahwa kalau kita bertutur,kita mengelurkan
perasaan, keinginan, atau pikiran dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang kita
gunakan itu diwujudkan denagan kalimat, baik yang wujudnya lengkap (dengan
subjek , predikat,objek, dan keterangan) maupun kalimat yang tidak
lengkap,seperti kalimat seru,kalimat jawab, kalimat perintah,,slogan,dan judul
karangan.
7
6. Kalau wujud kalimat yang dilahirkan itu kacau susunannya, itu bukti bahwa
pikiran-pikiran yang emlahirkan bahasa itu pun kacau. Dalam hal itu , logika
tidak berjalan dengan baik atau penalaran tidak sempurna.
Sebuah kalimat di samping harus memenuhi ketentuan yang bersifat
ketatabahasaan, kalimat harus pula dapat diterima oleh akal atau logis. Sebuah
kalimat walaupun dilihat dari segi tatabahasa betul, kalo tidak logis tetap
merupakan kalimat salah.
Contoh :
a. Waktu dan tempat kami persilahkan
Kalimat tersebut sering didengar. Dilihat dari segi tata bahasa, kalimat tersebut
tidak salah. Subjek kalimat yaitu waktu dan tempat dipersilahkan?
Akal sehat akan mengatakan bahwa yang biasa dan bisa dipersilahkan hanya
orang atau manusia. Agar kalimat tersebut logis , harus diubah menjadi: Bapa)
…. Kami persilahkan.
b. Kita boleh korupsi karena para pejabat banyak yang melakukannya.
Benarkah kita boleh melakukan korupsi kalau banyak pejabat telah
melakukannya? Jawabnya , tentu tidak karena korupsi adalah perbuatan yang
tidak baik.
2.3 Ciri – Ciri Kalimat Efektif
Ciri – ciri kalimat efektif, yaitu sebagai berikut :
a. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP
b. Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku
c. Menggunakan diksi yang tepat
d. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis
dan sistematis
e. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai
f. Melakukan penekanan ide pokok
g. Mengacu pada kehematan penggunaan kata
h. Menggunakan variasi struktur kalimat
2.4 Unsur – Unsur Kalimat Efektif
8
7. 1. Subjek
Subjek adalah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, sosok (benda), sesuatu
hal, atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan.
Contoh : Ayahku sedang menulis
2. Predikat
Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan (tindakan) apa atau
dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku). Selain itu juga bisa menyatakan sifat,
situasi, status, ciri atau jati diri pelaku.
Contoh : Gadis itu cantik
3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi dan berada di belakang P. Bisa
menjadi S jika dipasifkan.
Contoh : (1) Andi mengalahkan Anto (2) Ibu membeli sayur
4. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal tentang bagian
kalimat lainnya. Posisi bersifat manasuka.
Contoh : Sela sekarang sedang belajar
5. Pelengkap
Pelengkap adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Tidak bisa dipasifkan.
Contoh : Ibu membelikan adik baju baru
2.5 Penggunaan Kalimat Efektif
Kalimat efektif dalam penggunaannya dapat digunakan pada tulisan ilmiah seperti
makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya. Kalimat efektif juga
berbeda dengan kalimat yang digunakan oleh para sastrawan ataupun wartawan.
9