SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
APLIKASI GELOMBANG RADIO PADA BLUETOOTH
         (Tugas Akhir Mata Kuliah Gelombang)




                    Disusun oleh :


            Hanny Kruisdiarti (0913022048)
              Putri Deryati (0913022058)




       PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
             UNIVERSITAS LAMPUNG
               BANDAR LAMPUNG
                     2012
DAFTAR ISI



Kata Pengantar………………………………………………….……………....ii
Daftar Isi……………………………………………………...………………….iii
Dafar Tabel………………………………………………………………...…….iv
Daftar Gambar…………………………………………………………..………v


I.    PENDAHULUAN
     1.1 Latar Belakang………..……………………………………………..…... 1
     1.2 Tujuan………...…………………………………………………...…….. 2

II. ISI
    2.1 Gelombang Radio…………………………………………………….... 3
    2.2 Sejarah Awal Bluetooth………………………………………………... 3
    2.3 Cara Kerja Bluetooth…………………………………………………... 5
    2.4 Metode Bluetooth………………………………………………..…….. 10
    2.5 Karakteristik Radio…………………………………………….……… 12
    2.6 Frequency Hopping Bluetooth……………………………………..….. 13
    2.7 Time Slot Bluetooth……………………………………………………. 14
    2.8 Protocol Bluetooth………………………………………………..…… 14
    2.9 Pengukuran Bluetooth……………………………………………..….. 16
    2.10 Fitur Keamanan…………………………………………………….…. 18
    2.11 Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth……………………………….... 20

III. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL



Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai Dengan Dokumen Bluetooth SIG….12
Tabel 2. Protokol-Protokol dan Layer-Layer pada Stack Protokol Bluetooth…………..15
DAFTAR GAMBAR




Gambar 1. Logo Bluetooth…………………….………………………………… 4
Gambar 2. Blok Fungsional pada Sistem Bluetooth……………….……………. 5
Gambar 3. Proses distribusi aliran data dari antena sampai host pada teknologi
           Bluetooth.............................................................................................. 6
Gambar 4. Time Slot pada Bluetooth……………………………………..…….. 14
Gambar 5. Layer-Layer pada Sistem Bluetooth…………………………..…….. 16
Gambar 6. Struktur Profile Bluetooth………………………………..…………. 17
Gambar 7. Diagram Blok Enkripsi dan Otentikasi…………………………..…. 19
BAB I
                               PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang


   Sebagai masyarakat modern yang hidup dengan berbagai perangkat elektronik
   dan digital, hampir setiap hari kita terpapar berbagai jenis gelombang dan
   radiasi. Salah satunya adalah gelombang yang dipancarkan dari perkakas yang
   disebut Bluetooth.


   Bluetooth, dalam beberapa tahun terakhir sudah bukan barang asing lagi. Alat
   ini banyak ditanam dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel dan
   komputer. Fungsi utamanya, menggantikan kabel-kabel yang berseliweran,
   sehingga terkesan bersih dan praktis.


   Maraknya penggunaan Bluetooth bukanlah tanpa alasan. Piranti ini diyakini
   merupakan alat yang dapat diandalkan dalam pertukaran data antar perangkat,
   misalnya dari ponsel ke ponsel atau dari ponsel ke komputer. Selain andal,
   piranti ini dibuat universal, artinya dapat berkomunikasi dengan alat apa saja
   yang mengandalkan Bluetooth sebagai gerbang komunikasinya.


   Kebanyakan dari masyarakat yang menggunakan perangkat bluetooth ini tidak
   mengerti, prinsip apa yang digunakan alat ini sehingga dapat bekerja sesuai
   dengan fungsinya. Dimana sebenarnya bluetooth merupakan salah satu
   aplikasi penggunaan gelombang elektromagnetik, khususnya gelombang
   radio.


   Berdasarkan paparan diatas, penulis menyusun makalah yang berjudul
   “Aplikasi Gelombang Radio pada Bluetooth”. Sebagai referensi bagi
masyarakat, khususnya mahasiswa agar memahami penerapan gelombang
   radio pada Bleutooth.


1.2 Tujuan


   Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis menyusun makalah ini adalah
   sebagai berikut :
   1. Mengetahui prinsip kerja bluetooth
   2. Mengetahui aplikasi gelombang radio pada bluetooth
BAB II
                                     ISI




2.1 Gelombang Radio


   Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi
   karena mudah dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Transmisi dengan
   menggunakan gelombang radio dapat digunakan untuk mengirimkan suara
   atau pun data. Kelebihan transmisi ini adalah mengirimkan isyarat dapat
   dilakukan dengan sembarang posisi (tidak harus lurus pandang) dan bisa
   dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan anatara 3
   KHz sampai 300 GHz, salah satu contoh yang menggunakan gelombang
   radio seperti Bluetooth.




2.2 Sejarah Awal Bluetooth


   Nama bluetooth berawal dari proyek prestisius yang dipromotori
   oleh perusahaan- perusahaan raksasa internasional yang bergerak di bidang
   telekomunikasi dan komputer, di antaranya Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan
   Toshiba.


   Proyek ini di awal tahun 1998 dengan kode nama bluetooth, karena
   terinspirasi oleh seorang raja Viking (Denmark) di akhir abad sepuluh yang
   bernama Harald Blatand. Di Inggris juga dijuluki Harald Bluetooth
   kemungkinan karena memang giginya berwarna gelap. Ia adalah raja
   Denmark yang telah berhasil menyatukan suku-suku yang sebelumnya
   berperang, termasuk suku dari wilayah yang sekarang bernama Norwegia dan
   Swedia. Bahkan wilayah Scania di Swedia, tempat teknologi bluetooth ini
ditemukan juga termasuk daerah kekuasaannya. Kemampuan raja itu sebagai
pemersatu juga mirip dengan teknologi bluetooth sekarang yang bisa
menghubungkan berbagai peralatan seperti komputer personal dan telepon
genggam.

Sedangkan logo bluetooth berasal dari penyatuan dua huruf Jerman yang

analog dengan huruf H dan B (singkatan dari Harald Bluetooth), yaitu
(Hagall) dan   (Blatand) yang kemudian digabungkan.




                         Gambar 1. Logo Bluetooth


Bluetooth menggunakan salah satu dari dua jenis frekuensi Spread Spectrum
Radio yang digunakan untuk kebutuhan wireless. Jenis frekuensi yang
digunakan adalah Frequency Hopping Spread Spedtrum (FHSS), sedangkan
yang satu lagi yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) digunakan
oleh IEEE802.11xxx. Transceiver yang digunakan oleh bluetooth bekerja
pada frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific, and Medical).


Pada beberapa negara terdapat perbedaan penggunaan frekuensi dan channel
untuk Bluetooth ini. Seperti di Amerika dan Eropa, frekuensi yang
digunakan adalah dari 2400–2483,5 yang berarti menggunakan 79
channel. Cara perhitungannya sebagai berikut : untuk RF Channel yang
bekerja frekuensi f = 2402+k MHz, di mana k adalah jumlah channel yang
digunakan yaitu : 0 sampai dengan 78 = 2402+79 = 2481 MHz. Kemudian
ditambah dengan pengawal frekuensi yang diset pada 2 MHz sampai dengan
3,5 MHz untuk lebar pita gelombang 1 MHz, sehingga totalnya menjadi
   2481+2,5 = 2483,5 MHz.




2.3 Cara Kerja Bluetooth

   Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link
   Management dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM
   USB Interface), flash dan voice codec. Baseband link controller
   menghubungkan perangkat keras radio ke baseband processing dan layer
   protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat
   tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi. Secara
   umum blok fungsional pada sistem bluetooth secara umum dapat dilihat pada
   gambar di bawah ini.




                  Gambar 2. Blok Fungsional pada Sistem Bluetooth


   Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching
   dan packet switching. Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless
   akan mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan
jarak jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet), bahkan untuk daya kelas
1 bisa sampai pada jarak 100 meter.

Bluetooth merupakan chip radio yang dimasukkan ke dalam komputer,
printer, handphone dan peralatan lainnya. Chip bluetooth ini dirancang untuk
menggantikan kabel. Informasi yang biasanya dibawa oleh kabel dengan
Bluetooth ditransmisikan pada frekuensi tertentu kemudian diterima oleh chip
Bluetooth kemudian informasi tersebut diterima oleh komputer, handphone
dan peralatan lainnya.




             Gambar 3. Proses distribusi aliran data dari antena sampai host pada
                                     teknologi bluetooth



Tiga buah lapisan fisik yang sangat penting dalam protokol arsitektur
Bluetooth ini adalah :

1. Bluetooth radio, adalah lapisan terendah dari spesifikasi Bluetooth.
  Lapisan ini mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
  perangkat tranceiver yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz ISM.
2. Baseband, lapisan yang memungkinkan hubungan Radio Frequency (RF)
  terjadi antara beberapa unit Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari
  bluetooth ini menggunakan frekuensi-hopping-spread spectrum yang
  mengirimkan data dalam bentuk paket pada time slot dan frekuensi yang
  telah ditentukan, lapisan ini melakukan prosedur pemeriksaan dan paging
untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock dari perangkat
   bluetooth yang berbeda.
3. LMP (Link Manager Protocol), bertanggung jawab terhadap link set-up
   antar perangkat Bluetooth. Hal ini termasuk aspek security seperti
   autentifikasi dan enkripsi dengan pembangkitan, penukaran dan
   pemeriksaan ukuran paket dari lapis baseband.

Sistem Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402GHz - 2.480GHz, dengan 79
kanal RF yang masing-masing mempunyai spasi kanal selebar 1 MHz,
menggunakan sistem TDD (Time-Division Duplex). Secara global alokasi
frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara
pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan
berbeda. Penggunaan spektrum frekuensi 2.4 GHz secara global belum diatur.

Ada beberapa teknologi yang menggunakan spectrum ini diantaranya
Komunikasi Radio Frequency, seperti HomeRF (sebuah spesifikasi untuk
komunikasi RF dalam lingkungan perumahan); kemudian IEEE 802.11 untuk
spesifikasi dari teknologi Wireless LAN, dan Oven microwave. karena
spektrum frekuensi ini belum dilisensikan, maka banyak teknologi yang
menggunakannya, sehingga radio interferensi sangat memungkinkan untuk
terjadi. Oleh karena itu persyaratan dan pengalamatan mutlak diperlukan bagi
teknologi yang menggunakan spektrum 2.4 GHz ini. Komunikasi bluetooth
didesain untuk memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya
spektrum ini dan mengurangi interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi
karena bluetooth beroperasi menggunakan level energi yang rendah.

Bluetooth sebenarnya hadir ditujukan untuk mengatasi beberapa kendala
komunikasi data antarperanti elektronik yang lebih dahulu hadir. Yang paling
utama memang untuk komunikasi antarperalatan elektronik tanpa kabel.
Namun, Bluetooth juga digunakan untuk menjembatani komunikasi one by
one menjadi one to many. Selain itu, bluetooth juga mengeliminasi campur
tangan pengguna dalam mengonfigurasi koneksi. Jadi, koneksi antarperalatan
elektronik via bluetooth terjadi secara otomatis.
Kalau kita bicara soal komunikasi data, tentu ada dua hal yang harus
diperhatikan. Pertama, seberapa banyak jumlah data yang hendak
dipertukarkan dalam sekali komunikasi. Kedua, bagaimana data yang
dipertukarkan diintrepetasikan secara sama antara pengirim dan penerima dan
data yang diterima adalah data yang benar-benar dikirim. Hal ini sering
disebut sebagai protokol komunikasi.

Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan inframerah
yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja
pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz.
Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya
hanya sampai 10 meter. Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara
internasional untuk peralatan elektronik yang dipakai untuk kepentingan
industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah
1 mega bit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani
pertukaran data hingga 3 Mbps.

Kalau dalam satu waktu bisa terjadi koneksi antara 8 peralatan Bluetooth
secara simultan, lalu bagaimana bisa peralatan Bluetooth tidak mengganggu
satu sama lain? Hal itu disebabkan karena masing-masing peralatan tersebut
membangkitkan sinyal sangat lemah melalui listrik berdaya 1 miliwatt yang
akan mengacak penggunaan 79 frekuensi sebanyak 1600 kali dalam satu
detik. Jadi, akan sangat kecil kemungkinan masing-masing alat menggunakan
frekuensi yang sama dalam satu waktu.

Sepasang peralatan Bluetooth yang telah tersambung akan membentuk
Personal Area Network, disebut juga piconet dan mengacak frekuensi. Akan
terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara otomatis apakah ada
data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan mengontrol
komunikasi.

Pernahkah membayangkan komunikasi yang harus berjalan secara bergantian
seperti handy talkie? Kita bisa bicara dan mendengar, tetapi tidak keduanya
dalam satu waktu. Cara kerja seperti ini sering disebut sebagai half-duplex.
Bluetooth dirancang untuk dapat bekerja secara half-duplex maupun full-
duplex. Sebagai contoh, ketika digunakan secara full-duplex, kebanyakan
telepon tanpa kabel berteknologi Bluetooth mampu menangani pengiriman
data lebih dari 64 Kbps. Sementara, ketika printer berteknologi Bluetooth
mengadakan komunikasi dengan komputer secara half-duplex, mampu
menangani pengiriman data sebesar 721 Kbps di satu titik dan 57,6 Kbps di
titik yang lain. Jika diatur agar kedua titik menggunakan kecepatan transfer
yang sama, maka kecepatan transfernya adalah 432,6 Kbps.

Kalau dikaitkan dengan masalah keamanan data, maka dapat dikatakan
bahwa banyak hal yang perlu mendapat perhatian ekstra pada penggunaan
Bluetooth. Hal ini menjadi bertambah krusial jika penggunaan Bluetooth
berada dalam ruang publik yang sangat anonim seperti keramaian umum.
Kita ingat bahwa koneksi antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur
tangan dari pengguna, melainkan terjadi secara otomatis. Begitu peralatan
Bluetooth kita terdeteksi dan koneksi terbentuk, maka siapa saja dapat
mengirimkan data ke peralatan Bluetooth kita.

Beberapa manufaktur peralatan mobile saat ini telah mulai menerapkan
teknologi secure Bluetooth. Jika dipasang pada mode trusted devices, maka
jika ada kiriman data, pengguna harus memutuskan untuk menerima atau
menolak.

Pada teknologi yang lebih tinggi keamanannya, terdapat prosedur autorisasi
dan autentifikasi untuk membatasi penggunaan Bluetooth pada layanan
(service) tertentu saja, atau hanya mengijinkan pertukaran data dengan user
yang telah terdaftar dan terpercaya.

Singkatnya user dipaksa untuk membuat keputusan perihal pertukaran data
secara sadar. Ada baiknya juga kita selalu menyinkronkan Bluetooth dengan
peralatan yang ada di rumah atau ruang kerja sehingga mengurangi risiko
pembajakan di ruang publik yang anonim
2.4 Metode Bluetooth


   Bagaimana data bisa bergerak di udara? Wireless LAN mentransfer data
   melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik dengan
   teknologi yang dipakai adalah Spread-Sprectum Technology (SST). Dengan
   teknologi ini memungkinkan beberapa user menggunakan pita frekuensi yang
   sama secara bersamaan. SST ini merupakan salah satu pengembangan
   teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Dengan urutan kode
   (code sequence) yang unik data ditransfer ke udara dan diterima oleh tujuan
   yang berhak dengan kode tersebut.


   Dengan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) juga bisa
   diaplikasikan (data ditransfer karena perbedaan urutan waktu/time sequence).
   Dalam teknologi SST ada dua pendekatan yang dipakai yaitu :
      Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sinyal ditranfer dalam pita
      frekuensi tertentu yang tetap sebesar 17 MHz. Prinsip dari metoda direct
      sequence adalah memancarkan sinyal dalam pita yang lebar (17 MHz)
      dengan pemakaian pelapisan (multiplex) kode/signature untuk mengurangi
      interferensi dan noise. Untuk perangkat wireless yang bisa bekerja sampai
      11M bps membutuhkan pita frekuensi yang lebih lebar sampai 22 MHz.
      Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang unik dan
      berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal terpancar
      yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode yang masuk.
      Kode yang tidak sesuai akan diabaikan dan kode yang sesuai akan diproses
      lebih lanjut.
      Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS), sinyal ditransfer secara
      bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang sebuah
      pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping
      adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam
      memancarkan sinyal radio. Secara periodik antara 20 sampai dengan
      400ms (milidetik) sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal
      frekuensi lainnya.
Pita 2.4GHz dibagi-bagi kedalam beberapa sub bagian yang disebut
channel/kanal. Salah satu standar pembagian kanal ini adalah sistem ETSI
(European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi kanal
dimulai dengan kanal 1 pada frekuensi 2.412MHz, kanal 2 2.417MHz, kanal
3 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai kanal 13.
Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat bekerja menggunakan 4
kanal (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya
secara normal pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS
yang bisa dipakai. Parameter lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari
3 kanal ini adalah penggunaan antena (directional antenna) dan polarisasi
antena itu sendiri (horisontal/vertikal). Penggunaan antena Omni-directional
akan membuat sinyal ditransfer ke seluruh arah (360 derajat).


Teknologi FHSS ditujukan untuk menghindari noise/gangguan sinyal pada
saat sinyal ditransfer, secara otomatis perangkat FHSS akan memilih
frekuensi tertentu yang lebih baik untuk transfer data. Kondisi ini
menjadikan satu keuntungan dibandingkan dengan DSSS.

Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread
Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum).
Alasan bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :

1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah
    dibandingkan DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan
    kecepatan chip (chip rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol
    (symbol rate) yang digunakan oleh FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan
    untuk menggunakan DSSS akan lebih tinggi.
2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise
    relatif lebih bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya
    menggunakan OPSK ( untuk IEEE 802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE
    802.11b 11 Mbps).
Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang
       lebih rendah dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2
       Mbps FHSS dapat memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik.




2.5 Karakteristik Radio


   Bluetooth mempunyai beberapa karakteristik yang akan memberikan ciri-ciri
   dibandingkan dengan teknologi lainnya. Pada tabel dibawah ini dituliskan
   beberapa karaketristik radio bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG
   (Special Interest Group) ini dibentuk oleh beberapa vendor terkemuka yaitu
   Ericsson, Intel, IBM, dan Nokia.


   Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai Dengan Dokumen Bluetooth SIG




2.6 Frequency Hopping Bluetooth
Spread spectrum dengan frequency hopping adalah proses spread atau
   penyebaran spektrum yang dilakukan pemancar dengan frekuensi pembawa
   informasi yang merupakan deretan pulsa termodulasi acak semu
   (pseudorandom) yang dilompat-lompatkan dari satu nilai frekuensi ke nilai
   frekuensi yang lain dalam lebar spektrum frekuensi yang telah ditetapkan
   sebelumnya dan berulang kali dengan pola kode yang dapat dimodifikasi
   secara saling bebas, sehingga dapat menempatkan sejumlah pemakai dalam
   lebar spektrum frekuensi tersebut dengan berbeda pola acak kode
   generatornya. Teknik penyebaran spektrum (spread spectrum) digunakan,
   karena :
      Kemampuannya membatasi interferensi internal akibat padatnya lalu lintas
      komunikasi yang menggunakan frekuensi radio.
      Kemampuan menolak terhadap penyadapan informasi oleh penerima yang
      tidak dikenal.
      Dapat dioperasikan dengan kerapatan spektral berenergi rendah.
      Penggunaan yang lebih aman. Frekuensi ini dapat melakukan lompatan
      gelombang hingga 1600 lompatan per detik. Hal ini mempersulit dilakukan
      penyadapan data, karena lompatan sinyal data yang cepat dan tidak
      beraturan sulit ditangkap oleh transceiver lain, kecuali transceiver
      penerimanya.
      Penggunaan yang lebih aman. Frekuensi ini dapat melakukan lompatan
      gelombang hingga 1600 lompatan per detik. Hal ini mempersulit
      dilakukan penyadapan data, karena lompatan sinyal data yang cepat dan
      tidak beraturan sulit ditangkap oleh transceiver lain, kecuali transceiver
      penerimanya.
      Noise yang lebih kecil dan jarak pita gelombang yang sempit
      dapat menolak interferensi.




2.7 Time Slot Bluetooth
Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing mempunyai panjang
    625 µs. Time slot-time slot tersebut dinomori sesuai dengan clock bluetooth
    dari master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1
    dengan panjang siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat
    mentransmisikan paket-paket dengan menggunakan skema TDD (Time-
    Division Duplex), seperti pada gambar 4 dibawah ini. Master hanya memulai
    melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot genap saja sedangkan
    slave hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot
    ganjil saja.




                         Gambar 4. Time Slot pada Bluetooth



2.8 Protokol Bluetooth


    Protokol-protokol bluetoothdimaksudkan untuk mempercepat pengembangan
    aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer
    bawah pada stack protokol bluetooth dirancang untuk menyediakan suatu
    dasar yang fleksibel untuk pengembangan protokol yang lebih lanjut.
    Protokol-protokol yang lain seperti RFCOMM diambil dari protokol-
    protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya dimodifikasi sedikit untuk
    disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-protokol    layer
    atas digunakan      tanpa melakukan        modifikasi. Dengan demikian,
    aplikasi-aplikasi   yang sudah      ada dapat     digunakan dengan teknologi
    bluetooth sehingga interoperability akan lebih terjamin.
Bluetooth Special Interest Group (SIG) telah mengembangkan spesifikasi
bluetooth yang berisi tentang protokol yang akan digunakan dalam teknologi
bluetooth ini. Protokol dasar bluetooth adalah Bluetooth Radio, Baseband
dan Link Manager Protocol (LMP) yang disebut protokol inti. Sedangkan
protokol yang ada di atasnya adalah protokol-protokol terapan yang
dapat diadaptasikan pada arsitektur protokol bluetooth dan telah
dikembangkan oleh organisasi lain seperti ETSI. Radio, baseband dan LMP
ekivalen dengan lapis fisik dan data link pada lapis protokol OSI. Stack
protokol bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan
tujuannya.


 Tabel 2. Protokol-Protokol dan Layer-Layer pada Stack Protokol Bluetooth




Protokol inti bluetooth berisi protokol yang secara spesifik dikembangkan
oleh bluetooth SIG. RFCOMM dan TCS Binary juga dikembangkan oleh
Bluetooth SIG namun berdasarkan spesifikasi dari ETSI 07.10 dan
rekomendasi     ITU-T nomor Q.931. Protokol inti bluetooth adalah
persyaratan yang mutlak ada di semua perangkat teknologi Bluetooth
sedangkan protokol lainnya digunakan sesuai keperluan.




Layer-layer pada sistem bluetooth dapat dilihat seperti gambar 5 dibawah ini.
Gambar 5. Layer-Layer pada Sistem Bluetooth




2.9 Pengukuran Bluetooth

   Ada tiga aspek dalam melakukan pengukuran Bluetooth: pengukuran RF
   (Radio Frequency), protokol dan profile. Pengukuran radio dilakukan untuk
   menyediakan compatibility perangkat radio yang digunakan di dalam sistem
   dan untuk menentukan kualitas sistem serta dapat menggunakan perangkat
   alat ukur RF standar seperti spectrum analyzer, transmitter analyzer, power
   meter, digital signal generator dan bit-error-rate tester (BERT).

   Dari informasi Test & Measurement World, untuk pengukuran protokol,
   dapat menggunakan protocol sniffer yang dapat memonitor dan menampilkan
   pergerakan data antar perangkat bluetooth. Pengukuran profile dilakukan
   untuk meyakinkan interoperability antar perangkat dari berbagai macam
   vendor.

   Pengukuran profile dilakukan untuk meyakinkan interoperability antar
   perangkat dari berbagai macam vendor. Struktur profile bluetooth sesuai
dengan dokumen Special Interest Group (SIG) dapat dilihat seperti gambar 6
di bawah ini.




                       Gambar 6. Struktur Profile Bluetooth


Contoh aplikasi dari protokol diatas adalah sebagai berikut :

  LAN access profile menentukan bagaimana perangkat bluetooth mampu
  mengakses layanan-layanan pada sebuah LAN menggunakan Point to
  Point Protocol (PPP). Selain itu profile ini menunjukkan bagaimana
  mekanisme PPP yang sama digunakan untuk membentu sebuah jaringan
  yang terdiri dari dua buah perangkat bluetooth.
  Fax profile menentukan persyaratan-persyaratan perangkat bluetooth yang
  harus dipenuhi untuk dapat mendukung layanan fax. Hal ini
  memungkinkan sebuah bluetooth cellular phone (modem dapat digunakan
  oleh sebuah komputer sebagai sebuah wireless fax modem untuk
  mengirim atau menerima sebuah pesan fax. Selain ketiga aspek di atas
  yaitu radio, protokol, profile maka sebenarnya ada aspek lain yang tidak
  kalah pentingnya untuk perlu dilakukan pengukuran yaitu pengukuran
Electromagnetic Compatibility (EMC) dimana dapat mengacu pada
     standar Eropa yaitu ETS 300 8 26 atau standar Amerika FCC Part 15.



2.10 Fitur Keamanan

    Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat
    digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah
    tangga. Fitur-fitur yang disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:

        Enkripsi data.
        Autentikasi user
        Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec)
        Output power control

   Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat
   keamanan layer fisik/radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan
   tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN.

   Dalam sistem komunikasi bluetooth setiap orang berpotensi
   mendengarkan. Oleh karena itu issue utama dalam sistem ini adalah
   menjamin bagaimana informasi itu tidak dapat didengar oleh yang tidak
   berhak. Untuk keamanan informasi, sistem bluetooth mempergunakan
   keamanan bertingkat, meliputi : baseband, link manager, host control
   interface (HCI) dan generic acces profile (GAP). Prinsip keamanan dalam
   bluetooth pada dasarnya dilaksanakan dengan dua tahapan. Pertama,
   otentikasi (authentication) yaitu metoda yang menyatakan bahwa informasi
   itu betul-betul asli atau perangkat yang mengakses informasi betul-betul
   perangkat yang dimaksud. Kedua, enkripsi (encryption) yaitu suatu proses
   yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang disebut plaintext)
   menjadi pesan yang tersembunyi (disebut ciphertext).

   Gambar 7 memperlihatkan diagram blok struktur fungsional otentikasi dan
   enkripsi pada sistem bluetooth. Saat inisialisasi nomer PIN khusus perangkat
dipakai untuk membangkitkan 128 bit kunci mempergunakan BD_ADDR
dari claimant dan bilangan acak yang dipertukarkan oleh verifier dan
claimant. Prosedur otentikasi diperlukan untuk memastikan kedua unit
menggunakan 128 bit kunci yang sama, dan oleh karena itu nomer PIN yang
sama dimasukkan pada kedua perangkat tersebut.

Berdasarkan prosedur di atas selanjutnya algoritma SAFER+ akan
membangkitkan beberapa kunci (keys). Kunci-kunci ini akan digunakan oleh
LMP dalam proses negoisasi, encryption engine dan autentication. Diagram
blok untuk enkripsi dan otentifikasi ditunjukkan pada gambar 7 dibawah ini.




               Gambar 7. Diagram Blok Enkripsi dan Otentikasi


Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat
keamanan layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan
tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN. Tetapi
dari sebuah artikel Internet, menurut penelitian dua mahasiswa Tel Aviv
University, mengenai adanya kemungkinan Bluetooth bisa disadap dengan
   proses pairing berpasangan.

   Caranya adalah dengan menyiapkan sebuah kunci rahasia pada proses
   pairing. Selama ini dua perangkat bluetooth menyiapkan kunci digital 128 bit.
   Ini adalah kunci rahasia yang kemudian disimpan dan dipakai dalam proses
   enkripsi pada komunikasi selanjutnya. Langkah pertama ini mengharuskan
   pengguna yang sah untuk menginputkan kunci rahasia yang sesuai, PIN
   empat digit ke perangkat. Pesan lalu dikirim ke perangkat lainnya, dan ketika
   ditanyai kunci rahasia, dia berpura-pura lupa. Hal ini memacu perangkat lain
   untuk memutus kunci dan keduanya lalu mulai proses pairing baru.
   Kesempatan ini kemudian bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk mengetahui
   kunci rahasia yang baru. Selain mengirim ini ke perangkat Bluetooth yang
   dituju, semua perangkat Bluetooth yang ada dalam jangkauan itu juga tetap
   dapat disadap.




2.11 Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth



   A. Kelebihan Bluetooth

      Kelebihan yang dimiliki oleh sistem Bluetooth adalah:

        Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain
        walaupun jarak transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter
        Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat
        Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke
        komputer
        Dapat digunakan sebagai perantara modem
B. Kekurangan Bluetooth

   Kekurangan dari sistem Bluetooth adalah:

     Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN
     standar
     Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksi Bluetooth yang
     digunakan, akan menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima
     yang diharapkan
     Banyak mekanisme keamanan Bluetooth yang harus diperhatikan untuk
     mencegah kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi.
     Di Indonesia, sudah banyak beredar virus-virus yang disebarkan
     melalui bluetooth dari handphone
BAB III
                                KESIMPULAN




Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan dalam makalah ini, dapat diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
   1. Bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau
       menghilangkan penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran
       informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur-fitur yang baik untuk
       teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah,
       interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan
       mampu untuk menyediakan berbagai macam layanan.
   2. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Jaringan Bluetooth
       bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz.
       Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya
       jangkaunya hanya sampai 10 meter.
   3. Algoritma SAFER+ merupakan salah satu jenis algoritma yang dapat
       digunakan untuk sistem keamanan bluetooth.
   4. Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread
       Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread
       Spectrum).
   5. Sistem operasi bluetooth berupa radio transceiver, baseband link
       controller dan link manager.
   6. Sistem Bluetooth tetap memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA



http://id.wikipedia.org/wiki/Bluetooth

http://lexystar.blogspot.com/2010/05/mengenal-sejarah-spesifikasi-
bluetooth.html

http://wong168.wordpress.com/2011/04/15/sejarah-spesifikasi-dan-cara-
kerja-bluetooth/

http://idkf.bogor.net/yuesbi/eDU.KU/edukasi.net/TIK/Cara.Kerja.Bluetoot
h/materi_3.html

http://ilmukomputer.com

lecturer.eepis-its.edu/~yuliana/Bluetooth/yamta-bluetooth.pdf

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 5 media transmisi
Bab 5 media transmisiBab 5 media transmisi
Bab 5 media transmisi
EKO SUPRIYADI
 
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexerBab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Asistenpelatih
 
Dasar listrik arus bolak balik
Dasar listrik arus bolak balikDasar listrik arus bolak balik
Dasar listrik arus bolak balik
Eko Supriyadi
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Trias Nurwana
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Fahrul Razi
 
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASIEFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
Faisal Husaini
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
Bogor
 

Mais procurados (20)

Bab 5 media transmisi
Bab 5 media transmisiBab 5 media transmisi
Bab 5 media transmisi
 
Makalah teknologi komunikasi transmisi data
Makalah teknologi komunikasi transmisi dataMakalah teknologi komunikasi transmisi data
Makalah teknologi komunikasi transmisi data
 
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexerBab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
Bab 9-teori-dan-pratikum-multiplexer-dan-demultiplexer
 
Reaksi inti
Reaksi intiReaksi inti
Reaksi inti
 
Pengenalan multisim
Pengenalan multisimPengenalan multisim
Pengenalan multisim
 
Dasar listrik arus bolak balik
Dasar listrik arus bolak balikDasar listrik arus bolak balik
Dasar listrik arus bolak balik
 
Fisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TVFisika (X) - Gelombang TV
Fisika (X) - Gelombang TV
 
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tigaTugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
Tugas 10 soal diktat geometri materi geometri dimensi tiga
 
semikonduktor
semikonduktorsemikonduktor
semikonduktor
 
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
Makalah Biologi Materi Kelas XII IPA (Bioteknologi dalam Bidang Pereternakan)
 
Penyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi BooleanPenyederhanaan Fungsi Boolean
Penyederhanaan Fungsi Boolean
 
PPT Teleponi
PPT Teleponi PPT Teleponi
PPT Teleponi
 
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
sistem koordinat vektor (kartesian, silindris, bola)
 
4.hukum gauss
4.hukum gauss4.hukum gauss
4.hukum gauss
 
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASIEFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
 
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
Laporan Praktikum Fisika Medan Magnet (Solenoida/Paku)
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
Tugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PMTugas modulation AM, FM, dan PM
Tugas modulation AM, FM, dan PM
 
Modul Instalasi FTTH
Modul Instalasi FTTHModul Instalasi FTTH
Modul Instalasi FTTH
 
Teknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada DonatTeknologi Fermentasi pada Donat
Teknologi Fermentasi pada Donat
 

Semelhante a Makalah Aplikasi Gelombang Pada Bluetooth

Teknologi bluetooth dan implikasinya
Teknologi bluetooth dan implikasinyaTeknologi bluetooth dan implikasinya
Teknologi bluetooth dan implikasinya
Materi Kuliah Online
 
5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth
Iin Supriyati
 
5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth
Iin Supriyati
 
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
Materi Kuliah Online
 
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan JaringanMakalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
atuulll
 

Semelhante a Makalah Aplikasi Gelombang Pada Bluetooth (20)

Teknologi bluetooth dan implikasinya
Teknologi bluetooth dan implikasinyaTeknologi bluetooth dan implikasinya
Teknologi bluetooth dan implikasinya
 
Bluethoot
BluethootBluethoot
Bluethoot
 
Bluetooth
BluetoothBluetooth
Bluetooth
 
5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth
 
5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth5302413048 bluetooth
5302413048 bluetooth
 
bluetooth
bluetoothbluetooth
bluetooth
 
V3420065 rizki alfian-tic-ppt aki
V3420065 rizki alfian-tic-ppt akiV3420065 rizki alfian-tic-ppt aki
V3420065 rizki alfian-tic-ppt aki
 
Bluetooth Hacking klp 2
Bluetooth Hacking klp 2Bluetooth Hacking klp 2
Bluetooth Hacking klp 2
 
Wireless
WirelessWireless
Wireless
 
8 jaringan-wireless
8 jaringan-wireless8 jaringan-wireless
8 jaringan-wireless
 
Android Lamp
Android LampAndroid Lamp
Android Lamp
 
Bluetooth
BluetoothBluetooth
Bluetooth
 
Jaringan wireless
Jaringan wirelessJaringan wireless
Jaringan wireless
 
Ppt bluetooth dc03
Ppt bluetooth dc03Ppt bluetooth dc03
Ppt bluetooth dc03
 
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
Teknologi Interkoneksi Wireless (Nirkabel)
 
Modul belajar tentang wireless
Modul belajar tentang wirelessModul belajar tentang wireless
Modul belajar tentang wireless
 
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan JaringanMakalah Komunikasi Data dan Jaringan
Makalah Komunikasi Data dan Jaringan
 
Transmisi Lengkap Part 1
Transmisi Lengkap Part 1Transmisi Lengkap Part 1
Transmisi Lengkap Part 1
 
94010 6-906467076998
94010 6-90646707699894010 6-906467076998
94010 6-906467076998
 
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem informasi telekomuni...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem informasi telekomuni...Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem informasi telekomuni...
Sim, suryo pranoto, prof. dr. hapzi ali, mm, cma, sistem informasi telekomuni...
 

Mais de Hanny Kruisdiarti (20)

Uji-T
Uji-TUji-T
Uji-T
 
Pengenalan Bahan
Pengenalan BahanPengenalan Bahan
Pengenalan Bahan
 
Multiple Representation FLUIDA STATIS
Multiple Representation FLUIDA STATISMultiple Representation FLUIDA STATIS
Multiple Representation FLUIDA STATIS
 
Pompa Hidrolik Sederhana
Pompa Hidrolik SederhanaPompa Hidrolik Sederhana
Pompa Hidrolik Sederhana
 
Bab I Makalah Bel
Bab I Makalah BelBab I Makalah Bel
Bab I Makalah Bel
 
Lks hukum ohm
Lks hukum ohmLks hukum ohm
Lks hukum ohm
 
Lks Hukum II Kirchof
Lks Hukum II KirchofLks Hukum II Kirchof
Lks Hukum II Kirchof
 
Dioda
DiodaDioda
Dioda
 
RPP IPA TERPADU Tema "Gravitasi dan Kesehatan"
RPP IPA TERPADU Tema "Gravitasi dan Kesehatan"RPP IPA TERPADU Tema "Gravitasi dan Kesehatan"
RPP IPA TERPADU Tema "Gravitasi dan Kesehatan"
 
Silabus Suhu dan Pengukurannya
Silabus Suhu dan PengukurannyaSilabus Suhu dan Pengukurannya
Silabus Suhu dan Pengukurannya
 
Makalah Mekanika Kuantum
Makalah Mekanika KuantumMakalah Mekanika Kuantum
Makalah Mekanika Kuantum
 
Mesin carnot
Mesin carnotMesin carnot
Mesin carnot
 
Fotometri Bintang
Fotometri BintangFotometri Bintang
Fotometri Bintang
 
Silabus Kesetimbangan Benda Tegar
Silabus Kesetimbangan Benda TegarSilabus Kesetimbangan Benda Tegar
Silabus Kesetimbangan Benda Tegar
 
Paper Multiple Intelligences
Paper Multiple IntelligencesPaper Multiple Intelligences
Paper Multiple Intelligences
 
Silabus Hukum Hooke
Silabus Hukum HookeSilabus Hukum Hooke
Silabus Hukum Hooke
 
RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum HookeRPP SMA kelas XI Hukum Hooke
RPP SMA kelas XI Hukum Hooke
 
Makalah Speedometer
Makalah SpeedometerMakalah Speedometer
Makalah Speedometer
 
Rpp SMA Kelas X KD 5.1
Rpp SMA Kelas X KD 5.1Rpp SMA Kelas X KD 5.1
Rpp SMA Kelas X KD 5.1
 
LKS-Suhu dan Pengukurannya
LKS-Suhu dan PengukurannyaLKS-Suhu dan Pengukurannya
LKS-Suhu dan Pengukurannya
 

Makalah Aplikasi Gelombang Pada Bluetooth

  • 1. APLIKASI GELOMBANG RADIO PADA BLUETOOTH (Tugas Akhir Mata Kuliah Gelombang) Disusun oleh : Hanny Kruisdiarti (0913022048) Putri Deryati (0913022058) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar………………………………………………….……………....ii Daftar Isi……………………………………………………...………………….iii Dafar Tabel………………………………………………………………...…….iv Daftar Gambar…………………………………………………………..………v I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………..……………………………………………..…... 1 1.2 Tujuan………...…………………………………………………...…….. 2 II. ISI 2.1 Gelombang Radio…………………………………………………….... 3 2.2 Sejarah Awal Bluetooth………………………………………………... 3 2.3 Cara Kerja Bluetooth…………………………………………………... 5 2.4 Metode Bluetooth………………………………………………..…….. 10 2.5 Karakteristik Radio…………………………………………….……… 12 2.6 Frequency Hopping Bluetooth……………………………………..….. 13 2.7 Time Slot Bluetooth……………………………………………………. 14 2.8 Protocol Bluetooth………………………………………………..…… 14 2.9 Pengukuran Bluetooth……………………………………………..….. 16 2.10 Fitur Keamanan…………………………………………………….…. 18 2.11 Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth……………………………….... 20 III. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
  • 3. DAFTAR TABEL Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai Dengan Dokumen Bluetooth SIG….12 Tabel 2. Protokol-Protokol dan Layer-Layer pada Stack Protokol Bluetooth…………..15
  • 4. DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Logo Bluetooth…………………….………………………………… 4 Gambar 2. Blok Fungsional pada Sistem Bluetooth……………….……………. 5 Gambar 3. Proses distribusi aliran data dari antena sampai host pada teknologi Bluetooth.............................................................................................. 6 Gambar 4. Time Slot pada Bluetooth……………………………………..…….. 14 Gambar 5. Layer-Layer pada Sistem Bluetooth…………………………..…….. 16 Gambar 6. Struktur Profile Bluetooth………………………………..…………. 17 Gambar 7. Diagram Blok Enkripsi dan Otentikasi…………………………..…. 19
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai masyarakat modern yang hidup dengan berbagai perangkat elektronik dan digital, hampir setiap hari kita terpapar berbagai jenis gelombang dan radiasi. Salah satunya adalah gelombang yang dipancarkan dari perkakas yang disebut Bluetooth. Bluetooth, dalam beberapa tahun terakhir sudah bukan barang asing lagi. Alat ini banyak ditanam dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel dan komputer. Fungsi utamanya, menggantikan kabel-kabel yang berseliweran, sehingga terkesan bersih dan praktis. Maraknya penggunaan Bluetooth bukanlah tanpa alasan. Piranti ini diyakini merupakan alat yang dapat diandalkan dalam pertukaran data antar perangkat, misalnya dari ponsel ke ponsel atau dari ponsel ke komputer. Selain andal, piranti ini dibuat universal, artinya dapat berkomunikasi dengan alat apa saja yang mengandalkan Bluetooth sebagai gerbang komunikasinya. Kebanyakan dari masyarakat yang menggunakan perangkat bluetooth ini tidak mengerti, prinsip apa yang digunakan alat ini sehingga dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Dimana sebenarnya bluetooth merupakan salah satu aplikasi penggunaan gelombang elektromagnetik, khususnya gelombang radio. Berdasarkan paparan diatas, penulis menyusun makalah yang berjudul “Aplikasi Gelombang Radio pada Bluetooth”. Sebagai referensi bagi
  • 6. masyarakat, khususnya mahasiswa agar memahami penerapan gelombang radio pada Bleutooth. 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui prinsip kerja bluetooth 2. Mengetahui aplikasi gelombang radio pada bluetooth
  • 7. BAB II ISI 2.1 Gelombang Radio Gelombang radio dipakai sebagai gelombang pembawa sistem komunikasi karena mudah dipantulkan oleh lapisan ionosfer. Transmisi dengan menggunakan gelombang radio dapat digunakan untuk mengirimkan suara atau pun data. Kelebihan transmisi ini adalah mengirimkan isyarat dapat dilakukan dengan sembarang posisi (tidak harus lurus pandang) dan bisa dimungkinkan dalam keadaan bergerak. Frekuensi yang digunakan anatara 3 KHz sampai 300 GHz, salah satu contoh yang menggunakan gelombang radio seperti Bluetooth. 2.2 Sejarah Awal Bluetooth Nama bluetooth berawal dari proyek prestisius yang dipromotori oleh perusahaan- perusahaan raksasa internasional yang bergerak di bidang telekomunikasi dan komputer, di antaranya Ericsson, IBM, Intel, Nokia, dan Toshiba. Proyek ini di awal tahun 1998 dengan kode nama bluetooth, karena terinspirasi oleh seorang raja Viking (Denmark) di akhir abad sepuluh yang bernama Harald Blatand. Di Inggris juga dijuluki Harald Bluetooth kemungkinan karena memang giginya berwarna gelap. Ia adalah raja Denmark yang telah berhasil menyatukan suku-suku yang sebelumnya berperang, termasuk suku dari wilayah yang sekarang bernama Norwegia dan Swedia. Bahkan wilayah Scania di Swedia, tempat teknologi bluetooth ini
  • 8. ditemukan juga termasuk daerah kekuasaannya. Kemampuan raja itu sebagai pemersatu juga mirip dengan teknologi bluetooth sekarang yang bisa menghubungkan berbagai peralatan seperti komputer personal dan telepon genggam. Sedangkan logo bluetooth berasal dari penyatuan dua huruf Jerman yang analog dengan huruf H dan B (singkatan dari Harald Bluetooth), yaitu (Hagall) dan (Blatand) yang kemudian digabungkan. Gambar 1. Logo Bluetooth Bluetooth menggunakan salah satu dari dua jenis frekuensi Spread Spectrum Radio yang digunakan untuk kebutuhan wireless. Jenis frekuensi yang digunakan adalah Frequency Hopping Spread Spedtrum (FHSS), sedangkan yang satu lagi yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) digunakan oleh IEEE802.11xxx. Transceiver yang digunakan oleh bluetooth bekerja pada frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific, and Medical). Pada beberapa negara terdapat perbedaan penggunaan frekuensi dan channel untuk Bluetooth ini. Seperti di Amerika dan Eropa, frekuensi yang digunakan adalah dari 2400–2483,5 yang berarti menggunakan 79 channel. Cara perhitungannya sebagai berikut : untuk RF Channel yang bekerja frekuensi f = 2402+k MHz, di mana k adalah jumlah channel yang digunakan yaitu : 0 sampai dengan 78 = 2402+79 = 2481 MHz. Kemudian ditambah dengan pengawal frekuensi yang diset pada 2 MHz sampai dengan
  • 9. 3,5 MHz untuk lebar pita gelombang 1 MHz, sehingga totalnya menjadi 2481+2,5 = 2483,5 MHz. 2.3 Cara Kerja Bluetooth Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link Management dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB Interface), flash dan voice codec. Baseband link controller menghubungkan perangkat keras radio ke baseband processing dan layer protokol fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat tinggi seperti melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi. Secara umum blok fungsional pada sistem bluetooth secara umum dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 2. Blok Fungsional pada Sistem Bluetooth Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching dan packet switching. Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless akan mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan
  • 10. jarak jangkauan sampai dengan 10 meter (~30 feet), bahkan untuk daya kelas 1 bisa sampai pada jarak 100 meter. Bluetooth merupakan chip radio yang dimasukkan ke dalam komputer, printer, handphone dan peralatan lainnya. Chip bluetooth ini dirancang untuk menggantikan kabel. Informasi yang biasanya dibawa oleh kabel dengan Bluetooth ditransmisikan pada frekuensi tertentu kemudian diterima oleh chip Bluetooth kemudian informasi tersebut diterima oleh komputer, handphone dan peralatan lainnya. Gambar 3. Proses distribusi aliran data dari antena sampai host pada teknologi bluetooth Tiga buah lapisan fisik yang sangat penting dalam protokol arsitektur Bluetooth ini adalah : 1. Bluetooth radio, adalah lapisan terendah dari spesifikasi Bluetooth. Lapisan ini mendefinisikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perangkat tranceiver yang beroperasi pada frekuensi 2,4 GHz ISM. 2. Baseband, lapisan yang memungkinkan hubungan Radio Frequency (RF) terjadi antara beberapa unit Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari bluetooth ini menggunakan frekuensi-hopping-spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapisan ini melakukan prosedur pemeriksaan dan paging
  • 11. untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock dari perangkat bluetooth yang berbeda. 3. LMP (Link Manager Protocol), bertanggung jawab terhadap link set-up antar perangkat Bluetooth. Hal ini termasuk aspek security seperti autentifikasi dan enkripsi dengan pembangkitan, penukaran dan pemeriksaan ukuran paket dari lapis baseband. Sistem Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402GHz - 2.480GHz, dengan 79 kanal RF yang masing-masing mempunyai spasi kanal selebar 1 MHz, menggunakan sistem TDD (Time-Division Duplex). Secara global alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan berbeda. Penggunaan spektrum frekuensi 2.4 GHz secara global belum diatur. Ada beberapa teknologi yang menggunakan spectrum ini diantaranya Komunikasi Radio Frequency, seperti HomeRF (sebuah spesifikasi untuk komunikasi RF dalam lingkungan perumahan); kemudian IEEE 802.11 untuk spesifikasi dari teknologi Wireless LAN, dan Oven microwave. karena spektrum frekuensi ini belum dilisensikan, maka banyak teknologi yang menggunakannya, sehingga radio interferensi sangat memungkinkan untuk terjadi. Oleh karena itu persyaratan dan pengalamatan mutlak diperlukan bagi teknologi yang menggunakan spektrum 2.4 GHz ini. Komunikasi bluetooth didesain untuk memberikan keuntungan yang optimal dari tersedianya spektrum ini dan mengurangi interferensi RF. Semuanya itu akan terjadi karena bluetooth beroperasi menggunakan level energi yang rendah. Bluetooth sebenarnya hadir ditujukan untuk mengatasi beberapa kendala komunikasi data antarperanti elektronik yang lebih dahulu hadir. Yang paling utama memang untuk komunikasi antarperalatan elektronik tanpa kabel. Namun, Bluetooth juga digunakan untuk menjembatani komunikasi one by one menjadi one to many. Selain itu, bluetooth juga mengeliminasi campur tangan pengguna dalam mengonfigurasi koneksi. Jadi, koneksi antarperalatan elektronik via bluetooth terjadi secara otomatis.
  • 12. Kalau kita bicara soal komunikasi data, tentu ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, seberapa banyak jumlah data yang hendak dipertukarkan dalam sekali komunikasi. Kedua, bagaimana data yang dipertukarkan diintrepetasikan secara sama antara pengirim dan penerima dan data yang diterima adalah data yang benar-benar dikirim. Hal ini sering disebut sebagai protokol komunikasi. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan inframerah yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan elektronik yang dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah 1 mega bit per detik (Mbps), sedangkan versi 2.0 mampu menangani pertukaran data hingga 3 Mbps. Kalau dalam satu waktu bisa terjadi koneksi antara 8 peralatan Bluetooth secara simultan, lalu bagaimana bisa peralatan Bluetooth tidak mengganggu satu sama lain? Hal itu disebabkan karena masing-masing peralatan tersebut membangkitkan sinyal sangat lemah melalui listrik berdaya 1 miliwatt yang akan mengacak penggunaan 79 frekuensi sebanyak 1600 kali dalam satu detik. Jadi, akan sangat kecil kemungkinan masing-masing alat menggunakan frekuensi yang sama dalam satu waktu. Sepasang peralatan Bluetooth yang telah tersambung akan membentuk Personal Area Network, disebut juga piconet dan mengacak frekuensi. Akan terjadi transaksi dan percakapan antar peralatan secara otomatis apakah ada data yang hendak dipertukarkan dan pihak manakah yang akan mengontrol komunikasi. Pernahkah membayangkan komunikasi yang harus berjalan secara bergantian seperti handy talkie? Kita bisa bicara dan mendengar, tetapi tidak keduanya dalam satu waktu. Cara kerja seperti ini sering disebut sebagai half-duplex.
  • 13. Bluetooth dirancang untuk dapat bekerja secara half-duplex maupun full- duplex. Sebagai contoh, ketika digunakan secara full-duplex, kebanyakan telepon tanpa kabel berteknologi Bluetooth mampu menangani pengiriman data lebih dari 64 Kbps. Sementara, ketika printer berteknologi Bluetooth mengadakan komunikasi dengan komputer secara half-duplex, mampu menangani pengiriman data sebesar 721 Kbps di satu titik dan 57,6 Kbps di titik yang lain. Jika diatur agar kedua titik menggunakan kecepatan transfer yang sama, maka kecepatan transfernya adalah 432,6 Kbps. Kalau dikaitkan dengan masalah keamanan data, maka dapat dikatakan bahwa banyak hal yang perlu mendapat perhatian ekstra pada penggunaan Bluetooth. Hal ini menjadi bertambah krusial jika penggunaan Bluetooth berada dalam ruang publik yang sangat anonim seperti keramaian umum. Kita ingat bahwa koneksi antar peralatan Bluetooth tidak memerlukan campur tangan dari pengguna, melainkan terjadi secara otomatis. Begitu peralatan Bluetooth kita terdeteksi dan koneksi terbentuk, maka siapa saja dapat mengirimkan data ke peralatan Bluetooth kita. Beberapa manufaktur peralatan mobile saat ini telah mulai menerapkan teknologi secure Bluetooth. Jika dipasang pada mode trusted devices, maka jika ada kiriman data, pengguna harus memutuskan untuk menerima atau menolak. Pada teknologi yang lebih tinggi keamanannya, terdapat prosedur autorisasi dan autentifikasi untuk membatasi penggunaan Bluetooth pada layanan (service) tertentu saja, atau hanya mengijinkan pertukaran data dengan user yang telah terdaftar dan terpercaya. Singkatnya user dipaksa untuk membuat keputusan perihal pertukaran data secara sadar. Ada baiknya juga kita selalu menyinkronkan Bluetooth dengan peralatan yang ada di rumah atau ruang kerja sehingga mengurangi risiko pembajakan di ruang publik yang anonim
  • 14. 2.4 Metode Bluetooth Bagaimana data bisa bergerak di udara? Wireless LAN mentransfer data melalui udara dengan menggunakan gelombang elektromagnetik dengan teknologi yang dipakai adalah Spread-Sprectum Technology (SST). Dengan teknologi ini memungkinkan beberapa user menggunakan pita frekuensi yang sama secara bersamaan. SST ini merupakan salah satu pengembangan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA). Dengan urutan kode (code sequence) yang unik data ditransfer ke udara dan diterima oleh tujuan yang berhak dengan kode tersebut. Dengan teknologi Time Division Multiple Access (TDMA) juga bisa diaplikasikan (data ditransfer karena perbedaan urutan waktu/time sequence). Dalam teknologi SST ada dua pendekatan yang dipakai yaitu : Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS), sinyal ditranfer dalam pita frekuensi tertentu yang tetap sebesar 17 MHz. Prinsip dari metoda direct sequence adalah memancarkan sinyal dalam pita yang lebar (17 MHz) dengan pemakaian pelapisan (multiplex) kode/signature untuk mengurangi interferensi dan noise. Untuk perangkat wireless yang bisa bekerja sampai 11M bps membutuhkan pita frekuensi yang lebih lebar sampai 22 MHz. Pada saat sinyal dipancarkan setiap paket data diberi kode yang unik dan berurut untuk sampai di tujuan, di perangkat tujuan semua sinyal terpancar yang diterima diproses dan difilter sesuai dengan urutan kode yang masuk. Kode yang tidak sesuai akan diabaikan dan kode yang sesuai akan diproses lebih lanjut. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS), sinyal ditransfer secara bergantian dengan menggunakan 1MHz atau lebih dalam rentang sebuah pita frekuensi tertentu yang tetap. Prinsip dari metoda frequency hopping adalah menggunakan pita yang sempit yang bergantian dalam memancarkan sinyal radio. Secara periodik antara 20 sampai dengan 400ms (milidetik) sinyal berpindah dari kanal frekuensi satu ke kanal frekuensi lainnya.
  • 15. Pita 2.4GHz dibagi-bagi kedalam beberapa sub bagian yang disebut channel/kanal. Salah satu standar pembagian kanal ini adalah sistem ETSI (European Telecommunication Standard Institute) dengan membagi kanal dimulai dengan kanal 1 pada frekuensi 2.412MHz, kanal 2 2.417MHz, kanal 3 2.422MHz dan seterusnya setiap 5MHz bertambah sampai kanal 13. Dengan teknologi DSSS maka untuk satu perangkat bekerja menggunakan 4 kanal (menghabiskan 20MHz, tepatnya 17MHz). Dalam implementasinya secara normal pada lokasi dan arah yang sama hanya 3 dari 13 kanal DSSS yang bisa dipakai. Parameter lain yang memungkinkan penggunaan lebih dari 3 kanal ini adalah penggunaan antena (directional antenna) dan polarisasi antena itu sendiri (horisontal/vertikal). Penggunaan antena Omni-directional akan membuat sinyal ditransfer ke seluruh arah (360 derajat). Teknologi FHSS ditujukan untuk menghindari noise/gangguan sinyal pada saat sinyal ditransfer, secara otomatis perangkat FHSS akan memilih frekuensi tertentu yang lebih baik untuk transfer data. Kondisi ini menjadikan satu keuntungan dibandingkan dengan DSSS. Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut : 1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah dibandingkan DSSS hal ini disebabkan karena DSSS menggunakan kecepatan chip (chip rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan oleh FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih tinggi. 2. FHSS menggunakan FSK dimana ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih bagus dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan OPSK ( untuk IEEE 802.11 2 Mbps) atau CCK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).
  • 16. Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik. 2.5 Karakteristik Radio Bluetooth mempunyai beberapa karakteristik yang akan memberikan ciri-ciri dibandingkan dengan teknologi lainnya. Pada tabel dibawah ini dituliskan beberapa karaketristik radio bluetooth sesuai dengan dokumen Bluetooth SIG (Special Interest Group) ini dibentuk oleh beberapa vendor terkemuka yaitu Ericsson, Intel, IBM, dan Nokia. Tabel 1. Karakteristik Radio Bluetooth Sesuai Dengan Dokumen Bluetooth SIG 2.6 Frequency Hopping Bluetooth
  • 17. Spread spectrum dengan frequency hopping adalah proses spread atau penyebaran spektrum yang dilakukan pemancar dengan frekuensi pembawa informasi yang merupakan deretan pulsa termodulasi acak semu (pseudorandom) yang dilompat-lompatkan dari satu nilai frekuensi ke nilai frekuensi yang lain dalam lebar spektrum frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya dan berulang kali dengan pola kode yang dapat dimodifikasi secara saling bebas, sehingga dapat menempatkan sejumlah pemakai dalam lebar spektrum frekuensi tersebut dengan berbeda pola acak kode generatornya. Teknik penyebaran spektrum (spread spectrum) digunakan, karena : Kemampuannya membatasi interferensi internal akibat padatnya lalu lintas komunikasi yang menggunakan frekuensi radio. Kemampuan menolak terhadap penyadapan informasi oleh penerima yang tidak dikenal. Dapat dioperasikan dengan kerapatan spektral berenergi rendah. Penggunaan yang lebih aman. Frekuensi ini dapat melakukan lompatan gelombang hingga 1600 lompatan per detik. Hal ini mempersulit dilakukan penyadapan data, karena lompatan sinyal data yang cepat dan tidak beraturan sulit ditangkap oleh transceiver lain, kecuali transceiver penerimanya. Penggunaan yang lebih aman. Frekuensi ini dapat melakukan lompatan gelombang hingga 1600 lompatan per detik. Hal ini mempersulit dilakukan penyadapan data, karena lompatan sinyal data yang cepat dan tidak beraturan sulit ditangkap oleh transceiver lain, kecuali transceiver penerimanya. Noise yang lebih kecil dan jarak pita gelombang yang sempit dapat menolak interferensi. 2.7 Time Slot Bluetooth
  • 18. Kanal dibagi dalam time slot-time slot, masing-masing mempunyai panjang 625 µs. Time slot-time slot tersebut dinomori sesuai dengan clock bluetooth dari master piconet. Batas penomoran slot dari 0 sampai dengan 227-1 dengan panjang siklus 227. Di dalam time slot, master dan slave dapat mentransmisikan paket-paket dengan menggunakan skema TDD (Time- Division Duplex), seperti pada gambar 4 dibawah ini. Master hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot genap saja sedangkan slave hanya memulai melakukan pentransmisiannya pada nomor time slot ganjil saja. Gambar 4. Time Slot pada Bluetooth 2.8 Protokol Bluetooth Protokol-protokol bluetoothdimaksudkan untuk mempercepat pengembangan aplikasi-aplikasi dengan menggunakan teknologi bluetooth. Layer-layer bawah pada stack protokol bluetooth dirancang untuk menyediakan suatu dasar yang fleksibel untuk pengembangan protokol yang lebih lanjut. Protokol-protokol yang lain seperti RFCOMM diambil dari protokol- protokol yang sudah ada dan protokol ini hanya dimodifikasi sedikit untuk disesuaikan dengan kepentingan bluetooth. Pada protokol-protokol layer atas digunakan tanpa melakukan modifikasi. Dengan demikian, aplikasi-aplikasi yang sudah ada dapat digunakan dengan teknologi bluetooth sehingga interoperability akan lebih terjamin.
  • 19. Bluetooth Special Interest Group (SIG) telah mengembangkan spesifikasi bluetooth yang berisi tentang protokol yang akan digunakan dalam teknologi bluetooth ini. Protokol dasar bluetooth adalah Bluetooth Radio, Baseband dan Link Manager Protocol (LMP) yang disebut protokol inti. Sedangkan protokol yang ada di atasnya adalah protokol-protokol terapan yang dapat diadaptasikan pada arsitektur protokol bluetooth dan telah dikembangkan oleh organisasi lain seperti ETSI. Radio, baseband dan LMP ekivalen dengan lapis fisik dan data link pada lapis protokol OSI. Stack protokol bluetooth dapat dibagi ke dalam empat layer sesuai dengan tujuannya. Tabel 2. Protokol-Protokol dan Layer-Layer pada Stack Protokol Bluetooth Protokol inti bluetooth berisi protokol yang secara spesifik dikembangkan oleh bluetooth SIG. RFCOMM dan TCS Binary juga dikembangkan oleh Bluetooth SIG namun berdasarkan spesifikasi dari ETSI 07.10 dan rekomendasi ITU-T nomor Q.931. Protokol inti bluetooth adalah persyaratan yang mutlak ada di semua perangkat teknologi Bluetooth sedangkan protokol lainnya digunakan sesuai keperluan. Layer-layer pada sistem bluetooth dapat dilihat seperti gambar 5 dibawah ini.
  • 20. Gambar 5. Layer-Layer pada Sistem Bluetooth 2.9 Pengukuran Bluetooth Ada tiga aspek dalam melakukan pengukuran Bluetooth: pengukuran RF (Radio Frequency), protokol dan profile. Pengukuran radio dilakukan untuk menyediakan compatibility perangkat radio yang digunakan di dalam sistem dan untuk menentukan kualitas sistem serta dapat menggunakan perangkat alat ukur RF standar seperti spectrum analyzer, transmitter analyzer, power meter, digital signal generator dan bit-error-rate tester (BERT). Dari informasi Test & Measurement World, untuk pengukuran protokol, dapat menggunakan protocol sniffer yang dapat memonitor dan menampilkan pergerakan data antar perangkat bluetooth. Pengukuran profile dilakukan untuk meyakinkan interoperability antar perangkat dari berbagai macam vendor. Pengukuran profile dilakukan untuk meyakinkan interoperability antar perangkat dari berbagai macam vendor. Struktur profile bluetooth sesuai
  • 21. dengan dokumen Special Interest Group (SIG) dapat dilihat seperti gambar 6 di bawah ini. Gambar 6. Struktur Profile Bluetooth Contoh aplikasi dari protokol diatas adalah sebagai berikut : LAN access profile menentukan bagaimana perangkat bluetooth mampu mengakses layanan-layanan pada sebuah LAN menggunakan Point to Point Protocol (PPP). Selain itu profile ini menunjukkan bagaimana mekanisme PPP yang sama digunakan untuk membentu sebuah jaringan yang terdiri dari dua buah perangkat bluetooth. Fax profile menentukan persyaratan-persyaratan perangkat bluetooth yang harus dipenuhi untuk dapat mendukung layanan fax. Hal ini memungkinkan sebuah bluetooth cellular phone (modem dapat digunakan oleh sebuah komputer sebagai sebuah wireless fax modem untuk mengirim atau menerima sebuah pesan fax. Selain ketiga aspek di atas yaitu radio, protokol, profile maka sebenarnya ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya untuk perlu dilakukan pengukuran yaitu pengukuran
  • 22. Electromagnetic Compatibility (EMC) dimana dapat mengacu pada standar Eropa yaitu ETS 300 8 26 atau standar Amerika FCC Part 15. 2.10 Fitur Keamanan Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur-fitur keamanan sehingga dapat digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-fitur yang disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut: Enkripsi data. Autentikasi user Fast frekuensi-hopping (1600 hops/sec) Output power control Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer fisik/radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN. Dalam sistem komunikasi bluetooth setiap orang berpotensi mendengarkan. Oleh karena itu issue utama dalam sistem ini adalah menjamin bagaimana informasi itu tidak dapat didengar oleh yang tidak berhak. Untuk keamanan informasi, sistem bluetooth mempergunakan keamanan bertingkat, meliputi : baseband, link manager, host control interface (HCI) dan generic acces profile (GAP). Prinsip keamanan dalam bluetooth pada dasarnya dilaksanakan dengan dua tahapan. Pertama, otentikasi (authentication) yaitu metoda yang menyatakan bahwa informasi itu betul-betul asli atau perangkat yang mengakses informasi betul-betul perangkat yang dimaksud. Kedua, enkripsi (encryption) yaitu suatu proses yang dilakukan untuk mengamankan sebuah pesan (yang disebut plaintext) menjadi pesan yang tersembunyi (disebut ciphertext). Gambar 7 memperlihatkan diagram blok struktur fungsional otentikasi dan enkripsi pada sistem bluetooth. Saat inisialisasi nomer PIN khusus perangkat
  • 23. dipakai untuk membangkitkan 128 bit kunci mempergunakan BD_ADDR dari claimant dan bilangan acak yang dipertukarkan oleh verifier dan claimant. Prosedur otentikasi diperlukan untuk memastikan kedua unit menggunakan 128 bit kunci yang sama, dan oleh karena itu nomer PIN yang sama dimasukkan pada kedua perangkat tersebut. Berdasarkan prosedur di atas selanjutnya algoritma SAFER+ akan membangkitkan beberapa kunci (keys). Kunci-kunci ini akan digunakan oleh LMP dalam proses negoisasi, encryption engine dan autentication. Diagram blok untuk enkripsi dan otentifikasi ditunjukkan pada gambar 7 dibawah ini. Gambar 7. Diagram Blok Enkripsi dan Otentikasi Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat keamanan layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan sampai dengan tingkat keamanan layer yang lebih tinggi seperti password dan PIN. Tetapi dari sebuah artikel Internet, menurut penelitian dua mahasiswa Tel Aviv
  • 24. University, mengenai adanya kemungkinan Bluetooth bisa disadap dengan proses pairing berpasangan. Caranya adalah dengan menyiapkan sebuah kunci rahasia pada proses pairing. Selama ini dua perangkat bluetooth menyiapkan kunci digital 128 bit. Ini adalah kunci rahasia yang kemudian disimpan dan dipakai dalam proses enkripsi pada komunikasi selanjutnya. Langkah pertama ini mengharuskan pengguna yang sah untuk menginputkan kunci rahasia yang sesuai, PIN empat digit ke perangkat. Pesan lalu dikirim ke perangkat lainnya, dan ketika ditanyai kunci rahasia, dia berpura-pura lupa. Hal ini memacu perangkat lain untuk memutus kunci dan keduanya lalu mulai proses pairing baru. Kesempatan ini kemudian bisa dimanfaatkan oleh hacker untuk mengetahui kunci rahasia yang baru. Selain mengirim ini ke perangkat Bluetooth yang dituju, semua perangkat Bluetooth yang ada dalam jangkauan itu juga tetap dapat disadap. 2.11 Kelebihan dan Kekurangan Bluetooth A. Kelebihan Bluetooth Kelebihan yang dimiliki oleh sistem Bluetooth adalah: Bluetooth dapat menembus dinding, kotak, dan berbagai rintangan lain walaupun jarak transmisinya hanya sekitar 30 kaki atau 10 meter Bluetooth tidak memerlukan kabel ataupun kawat Bluetooth dapat mensinkronisasi basis data dari telepon genggam ke komputer Dapat digunakan sebagai perantara modem
  • 25. B. Kekurangan Bluetooth Kekurangan dari sistem Bluetooth adalah: Sistem ini menggunakan frekuensi yang sama dengan gelombang LAN standar Apabila dalam suatu ruangan terlalu banyak koneksi Bluetooth yang digunakan, akan menyulitkan pengguna untuk menemukan penerima yang diharapkan Banyak mekanisme keamanan Bluetooth yang harus diperhatikan untuk mencegah kegagalan pengiriman atau penerimaan informasi. Di Indonesia, sudah banyak beredar virus-virus yang disebarkan melalui bluetooth dari handphone
  • 26. BAB III KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan dalam makalah ini, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Bluetooth diciptakan bukan hanya untuk menggantikan atau menghilangkan penggunaan kabel di dalam melakukan pertukaran informasi, tetapi juga mampu menawarkan fitur-fitur yang baik untuk teknologi mobile wireless dengan biaya yang relatif rendah, interoperability yang menjanjikan, mudah dalam pengoperasian dan mampu untuk menyediakan berbagai macam layanan. 2. Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Jaringan Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz. Dibangkitkan dengan daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter. 3. Algoritma SAFER+ merupakan salah satu jenis algoritma yang dapat digunakan untuk sistem keamanan bluetooth. 4. Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). 5. Sistem operasi bluetooth berupa radio transceiver, baseband link controller dan link manager. 6. Sistem Bluetooth tetap memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan.