SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 40
PANAS DAN
PERPINDAHAN PANAS
KALOR
DIDEFINISIKAN SEBAGAI SESUATU YANG
DIPINDAHKAN DIANTARA SEBUAH SISTEM DAN
LINGKUNGANNYA SEBAGAI AKIBAT ADANYA
PERBEDAAN TEMPERATUR. SATUAN KALOR
ADALAH KALORI. SATU KALORI ADALAH
BANYAKNYA KALOR YANG DIBUTUHKAN UNTUK
MENAIKKAN TEMPERATUR 1 GRAM AIR DARI
14,50
C SAMPAI 1 15,50
C.
KAPASITAS KALOR :
KALOR YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENAIKKAN
TEMPERATUR BENDA TERGANTUNG PADA
MASSA DAN JENIS BENDA.
SEDANG PERBANDINGAN ANTARA BANYAKNYA
KALOR ∆Q YANG DIBUTUHKAN OLEH BENDA
UNTUK MENAIKKAN TEMPERATURNYA SEBESAR
∆T
C = ∆Q /∆T
Kapasitas kalor persatuan massa disebut
kalor jenis
c = kapasitas kalor/massa = C/m
Kapasitas kalor molar adalah kapasitas kalor
per mol .
c’ = C/n
Dari definisi di atas maka kalor yang
dibutuhkan oleh benda bermassa m yang
kapasitas kalor C untuk mengubah
temperaturnya dari T1 dan T2 adalah :
Q = ∆C.∆T = m c ∆T
Q = ∆C.∆T = m c’ ∆T
AZAZ BLACK :
KALOR YANG DILEPAS SAMA
DENGAN KALOR YANG DITERIMA
DALAM SUATU SISTEM
CONTOH SOAL
Satu kg es(1000g) bersuhu -20o
C dipanaskan
hingga menjadi uap air yang suhunya 120o
C .
Berapa kalori yang diperlukan untuk pemanasan
ini, bila diketahui :
kalor jenis es = 0,5 kalori/gram.K
kalor jenis air = 1 kalori/gram.K
kalor jenis uap air = 0,24 kalori/gram.K
kalor peleburan es = 80 kalori/gram
kalor penguapan = 540 kalori/gram
titik lebur es = 0o
C .
titik didih air = 100o
C .
suhu (o
C)
120 Uap
V
100 IV uap
air
III
II air
0 I es
-20
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
Tahap I , untuk menaikkan suhu es -20o
C menjadi 0
o
C diperlukan kalor:
Q1 = m C ∆t
Q1 = 1000.0,5.20 = 10.000
TAHAP II, untuk meleburkan es 0 o
C menjadi air 0 o
C
diperlukan kalor:
Q2 = m .L lebur
Q2 = 1000.80 = 80.000
TAHAP III, untuk menaikkan suhu air 0 o
C menjadi
100 o
C diperlukan kalor:
Q3 = m. C ∆t
Q3 = 1000.1.100 = 100.000
TAHAP IV, untuk menguapkan air 100 o
C menjadi
100 o
C diperlukan kalor:
Q4 = m.L uap
Q4 = 1000.540= 540.000
TAHAP V, untuk menaikkan suhu uap 100 o
C
menjadi uap 120 o
C diperlukan kalor:
Q5 = m C ∆t
Q5 = 1000.0,24.20 =4800
Q seluruhnya :
= Q1 +Q2 +Q3 + Q4 +Q5
= 10.000+80000+100000+540000+4800
= 734.800
Jadi, banyaknya kalor yang diperlukan untuk
memanaskan 1 kg es -20 o
C menjadi uap air 120
o
C = 734.800 kalori
PERPINDAHAN PANAS
DAPAT TERJADI MELALUI TIGA
CARA YAITU :
1. KONDUKSI
2. KONVEKSI
3. RADIASI
KONDUKSI
perpindahan kalor melalui zat perantara, tetapi
zat perantara tersebut tidak ikut berpindah atau
bergerak. Contoh perpindahan kalor secara
konduksi adalah pada kegiatan perpindahan
panas dengan perantara yang bersifat konduktor,
Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara
lain :
a. Sendok akan terasa panas ketika kita
mengaduk teh manis yang baru diseduh.
b. Ujung logam yang dibakar ketika kita pegang
pada ujung yang lainnya akan terasa panas juga
c. Blueband akan meleleh ketika ketika di
panaskan pada wajan.
• Bagaimanakah proses perpindahan
kalor secara konduksi? Dalam konduksi
yang berpindah hanyalah energi saja yaitu
berupa panas. Saat kita mengaduk teh panas
dengan sendok, maka lama kelamaan tangan
kita terasa panas dari ujung sendok yang
kita pegang. Atau saat kita membuat kue
menggunakan wadah berupa aluminium yang
disimpan di oven juga termasuk proses
konduksi yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari
, BAHAN DIGOLONGKAN MENJADI:
1. PENGHANTAR PANAS (KONDUKTOR) YANG BAIK
UMUMNYA BENDA YANG MERUPAKAN
PENGHANTAR LISTRIK YANG BAIK MERUPAKAN
PENGHANTAR PANAS YANG BAIK PULA
MISALNYA : LOGAM, DALAM LOGAM TERDAPAT
BANYAK ELEKTRON-ELEKTRON BEBAS ATAU
MOLEKUL YANG MEMEGANG PERANAN PENTING
DALAM PENGHANTARAN ENERGI PANAS DARI
BAGIAN LOGAM BERTEMPERATUR TINGGI KE
BAGIAN LOGAM BERTEMPERATUR RENDAH.
2. PENGHANTAR TEMPERATUR YANG BURUK,
ADALAH BAHAN YANG KEMAMPUAN
MENGHANTARKAN PANASNYA LEBIH RENDAH
DARI JENISNYA HAL INI DISEBABKAN OLEH
GERAKAN (VIBRASI) ATOM-ATOM ATAU
MOLEKUL-MOLEKULNYA
MISALNYA : GELAS, PLASTIK, KAYU DLL
3.ISOLATOR PANAS : BAHAN YANG KECIL SEKALI
KEMAMPUANNYA UNTUK MENGHANTARKAN
PANAS KARENA UMUMNYA BAHAN INI BERPORI
DAN MEMPUNYAI RAPAT MASSA YANG RENDAH
MISALNYA : WOOL, MINERAL, GABUS DLL.
PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI YANG
DIBICARAKAN DISINI TERBATAS PADA KONDISI STEADY
(MANTAP). MISALNYA SEBUAH LEMPENG BAHAN YANG
LUAS PENAMPANGNYA A DAN TEBALNYA ∆X . KEDUA
PERMUKAANNYA MEMPUNYAI TEMPERATUR YANG
BERBEDA. PANAS ∆Q YANG MENGALIR DALAM ARAH
TEGAK LURUS DIUKUR DALAM WAKTU ∆T.DARI HASIL
PERCOBAAN MENUNJUKKAN BAHWA PANAS ∆Q
SEBANDING DENGAN ∆T DAN SEBANDING DENGAN LUAS
PENAMPANG A UNTUK BEDA TEMPERATUR ∆T. PANAS ∆Q
SEBANDING DENGAN DENGAN ∆T/ ∆X SECARA
MATEMATIS SEBAGAI BERIKUT:
∆Q ά A ∆T
∆t ∆ X
• untuk ketebalan lempeng sangat
kecil dx, dan perbedaan tenperatur
dt, hukum hantaran panas h sebesar :
h = - ka dt
dx
h adalah arus panas yaitu banyaknya
panas yang melalui bidang
penampang A tiap satuan waktu.
Satuan H joule/det atau kalori/detik
dt
dx disebut gradien temperatur dan K
adalah konduktivitas. Gambar di atas
terlihat batang dengan panjang L dan
luas penampang A, ujung batang
bertemperatur T1 dan T2. batang
dibalut dengan isolator dan dalam
keadaan steady sehingga arus panas
disemua penampang sama, dengan
persamaan sebagai berikut:
H dX = - KA dT
L T2
∫ H dX = ∫ KA dT
0 T1
H = - KA (T1 –T2) = KA (T1 – T2)
L L
Pada dinding berlapis
Pada gambar diatas dimana
dinding luas penampang L1 dan L2
dan konduktivitas K1 dan K2 jika
T2>T1 maka panas akan mengalir
dari T2 ke T1.
Misalkan batas dua dinding
temperatur TX, maka arus panas
pada masing-masing dinding
adalah ;
H2 = K2A (T2 –T1)
L2
H1 = K1A (Tx –T1)
L
maka ;
T2 –Tx + Tx –T1 = H2L2 + H1L1
K2A K1A
Pada keadaan steady maka H2 = H1 =H
T2 – T1 = H L2 + L1
A K2 K1
Atau ;
H = A (T2 – T1)
L2 + L1
K2 K1
untuk n lapis ;
H = A (T2 – T1)
n Li
∑ Ki
i=1
Soal ;
Batang tembaga panjangnya 60 cm,
sedang batang kayu penampangnya sama
dengan penampang tembaga , tetapi
panjangnya 25 cm. Jika diketahui
konduktivitas tembaga 386,4 J/det.m.K
dan konnduktivitas termal kayu 0,10
J/det.m.K, ujung tembaga suhunya 1000 K
sedang ujung kayu 303K tentukan :
a. Suhu pada sambungan
b. Arus panasnya
Jawab ;
a. tembaga kayu
T1 = 1000 K Tx T2 303 K
Setarakan satuan ;
60 cm = 0,6 m
3 cm2
= 3.10-4
m2
25 cm = 0,25 m
Arus panas yang mengalir pada batang tembaga :
H1 = K1. A (T1 - Tx )
L1
= 386,4 . 3. 10-4
. (1000 –Tx) = 193,2 – 0,1932Tx
0,6
batang kayu ;
H2 = K2. A (Tx - T2 )
L2
= 0,1 . 3.10-4
(Tx - 303 )
0,25
= 0,00012 .Tx - 0,03636
Dalam kondisi steady maka H1 =H2
Sehingga ;
193,2 – 0,1932Tx = 0,00012 .Tx - 0,03636
0,1932Tx = 193,236
Tx = 999,565
b. H1 = K1 .A (T1 –Tx)/L1
= 386,4 . 3.10-4
(1000-999,565)
=0,0504 joule/det
konveksi
Perpindahan panas dari suatu tempat ke tempat
lain karena bahannya sendiri yang berpindah, hal
ini berarti terjadi pada fluida. Bentuk matematisnya
sangat rumit karena panas yang masuk dan keluar
pada fluida tergantung pada berbagai hal yaitu ;
1. bentuk permukaan;
melengkung,horisontal dan vertikal
2 jenis fluida; cair atau gas
3.karakteristik fluida ;
rapat massa, kekentalan, panas jenis
4. kecepatan fluida
5.keadaan fluida ; penguapan,
pengembunan
• Konveksi adalah proses perpindahan kalor
dengan disertainya perpindahan partikel.
Konveksi ini terjadi umumnya pada zat fluid
(zat yang mengalir) seperti air dan udara.
Konveksi dapat terjadi secara alami
ataupun dipaksa. 
Konveksi alamiah misalnya saat memasak
air terjadi gelembung udara hingga
mendidih dan menguap. Sedangkan
konveksi terpaksa contohnya hair dryer
yang memaksa udara panas keluar yang
diproses melalui alat tersebut.
Dalam praktek peristiwa konveksi
ini digunakan rumus :
H = h A ∆ T
h = koefisien konveksi
• Bagaimanakah proses terjadinya konveksi
saat memasak air? Air merupakan zatcair
yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air.
Saat memasak air dalam panci, api memberikan
energi kepada panci dalam hal ini termasuk
proses konduksi.
Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian
dialirkan pada air. partikel air paling bawah yang
pertama kali terkena panas kemudian lama
kelamaan akan memiliki  massa jenis yang lebih
kecil karena sebagian berubah menjadi uap air.
• Sehingga saat massa jenisnya lebih
kecil partikel tersebut akan
berpindah posisi naik ke
permukaan. Air yang masih diatas
permukaan kemudian turun ke
bawah menggantikan posisi partikel
yang tadi. begitulah seterusnya
hingga mendidih dan menguap
seperti tampak pada gambar di
bawah ini:
Radiasi
Adalah pancaran energi secara terus menerus dari
permukaan suatu benda. Energi ini disebut juga
energi radian yang dipancarkan dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Laju pancaran energi
permukaan sebanding dengan temperatur mutlak
pangkat empat yang dinyatakan dalam hukum
Stefan
R = e σ T4
R = laju pancaran energi per satuan luas
permukaan dalam J/s m2
atau W/m2
σ = konstanta bolzman =5,6696.10-8
W/m2 K4
e = emisivitas permukaan yang berharga
0< e < 1
• Bagaimanakah proses radiasinya?
matahari adalah sumber cahaya di bumi,
sinarnya masuk ke bumi melewati filter
yang disebut atmosfer, sehingga cahaya
yang masuk ke bumi adalah cahaya yang
tidak berbahaya. Cahaya yang masuk ke
bumi melalui lapisan atmosfer itu dikenal
dengan gelombang elektromagnetik yang
terbagi ke dalam gelombang pendek dan
gelombang panjang. Seperti Radio, TV,
Radar, Inframerah, Cahaya Tampak,
Ultraviolet, Sinar X dan Sinar Gamma.
Sebuah lampu berbentuk bola dengan
jari-jari 15 cm bersuhu 627 o
C diletakkan
pada suatu ruangan laboratorium
percobaan yang bersuhu 27 o
C. Jika
diketahui emisivitas bola lampu = 0,35
dan tetapan boltzman 5,6696.10-8
W/m2
K4
maka tentukanlah ;
a. laju pancaran energi lampu persatuan
luas
b. daya radiasi atau pancarannya
Jawab :
Suhu dalam satuan celcius diubah dalam
satuan kelvin
T1 = 627 o
C = 627 +273 K = 900 K
t2 = 27 o
C = 27 + 273 K = 300 K
a. Rumus = R = e σ (T14 –
T24
)
= 0,35. 5,6696.10-8
.(9004
-3004
)
= 1,286 .104
watt/m2
b. Rumus W = A.R = ¶ r2
R
= 3,14.(0,152
) . 1,286 .104
Contoh soal perpindahan panas secara
konduksi
Batang logam A dan batang logam B mempunyai
luas penampang yang sama, salah satu ujung
batang A dan batang B dihubungkan rapat-rapat.
Suhu ujung batang A dan B yang bebas dijaga
konstan dengan suhu masing-masing T1 dan T2
dimana T1 > T2 . Jika koefisien konduksi panas
A dan B masing-masing K dan ½ K dan panas
terkonduksi dalam keadaan steady satu dimensi
maka tentukan temperatur pada suatu titik yang
berjarak 1/4 L dari ujung B yang bebas L panjang
batang B.
A B L/4
T1 k 1 ½ L T2
P Q S R
Dari P ke Q :
H = kA T1 - TQ
L
Dari Q ke R :
H = ½ kA TQ – T2
L
Dalam keadaan steady
H = kA T1 - TQ H = kA ½ kA TQ – T2
L L
kA T1 – TQ = ½ kA TQ – T2
L L
TQ = 2 T1 + 3T2
5
Dari Q ke S
H = ½ kA TQ – Ts
3/4 L
Dari S ke R
H = ½ kA Ts – T2
1/4 L
Karena persamaan 4=5
TQ – Ts = Ts – T2
¾ ¼
Ts = TQ + 3T2
4
Subsitutusikan TQ ke Ts maka TS = T1 + 9T2
10

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)Mahammad Khadafi
 
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasFransiska Puteri
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKKiki Amelia
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaBughis Berkata
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiajayamartha
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamikaHabibur Rohman
 
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasPengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasAl Ayubi Adn
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRsartikot
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorAli Hasimi Pane
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copyMahammad Khadafi
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotDanny Danny
 

Mais procurados (20)

Batch Reactor
Batch ReactorBatch Reactor
Batch Reactor
 
5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)5 kapasitas panas (termodinamika)
5 kapasitas panas (termodinamika)
 
Kinetika reaksi
Kinetika reaksiKinetika reaksi
Kinetika reaksi
 
Persamaan Schrodinger
Persamaan SchrodingerPersamaan Schrodinger
Persamaan Schrodinger
 
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panasITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
ITP UNS SEMESTER 1 Perpindahan panas
 
DASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIKDASAR PSIKROMETRIK
DASAR PSIKROMETRIK
 
7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs7 energi bebas gibbs
7 energi bebas gibbs
 
Hukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamikaHukum II dan III termodinamika
Hukum II dan III termodinamika
 
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimiaTermodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
Termodinamika (5) a kesetimbangan_kimia
 
7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika7. hk.pertama termodinamika
7. hk.pertama termodinamika
 
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitasPengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
Pengaruh temperatur terhadadp konduktivitas
 
Perpindahan panasd
Perpindahan panasdPerpindahan panasd
Perpindahan panasd
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Kimia fisika
Kimia fisikaKimia fisika
Kimia fisika
 
reaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFRreaktor CSTR dan PFR
reaktor CSTR dan PFR
 
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
HUKUM TERMODINAMIKA 1,2,3
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar KalorModul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
Modul Penyelesaian Soal Alat Penukar Kalor
 
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy3 termodinamika  gas ideal  dan gas nyata - copy
3 termodinamika gas ideal dan gas nyata - copy
 
Perhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnotPerhitungan siklus otto & carnot
Perhitungan siklus otto & carnot
 

Semelhante a 9. panas & perpindahan panas

P08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorP08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorStudent
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEKO SUPRIYADI
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptxAriWibowo373720
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2irdadarmaputri
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorEko Supriyadi
 
Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Eko Supriyadi
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)MAFIA '11
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bLinkin Park News
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transferaladidwi
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalMoh Iriyanto
 
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.Atalyaae
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxIrwanKurniawan57
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptuptsdn104laba
 

Semelhante a 9. panas & perpindahan panas (20)

P08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorP08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalor
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx02._temperatur__kalor.pptx
02._temperatur__kalor.pptx
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
 
suhu dan kalor
suhu dan kalorsuhu dan kalor
suhu dan kalor
 
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
BAHAN AJAR SUHU & KALOR (SMA)
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Rpp 3.11 jun
Rpp 3.11  junRpp 3.11  jun
Rpp 3.11 jun
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
 
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-bRemidi fisika riko saputra x tmo-b
Remidi fisika riko saputra x tmo-b
 
Heat Transfer
Heat TransferHeat Transfer
Heat Transfer
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.
Kalor dan perindahannya, Kelas 7 semester 1.
 
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptxpenerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
penerapan hukum perpindahan panas pada mesin pendingin.pptx
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 

Mais de Habibur Rohman (20)

23kimia organik1
23kimia organik123kimia organik1
23kimia organik1
 
22kimia organik-1
22kimia organik-122kimia organik-1
22kimia organik-1
 
20 logam dan non logam
20 logam dan non logam20 logam dan non logam
20 logam dan non logam
 
18 larutan r
18 larutan r18 larutan r
18 larutan r
 
16 ikatan kimia
16 ikatan kimia16 ikatan kimia
16 ikatan kimia
 
15dasar2analisisanion kation
15dasar2analisisanion kation15dasar2analisisanion kation
15dasar2analisisanion kation
 
14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas14. panas & perpindahan panas
14. panas & perpindahan panas
 
14. logam dan non logam
14. logam dan non logam14. logam dan non logam
14. logam dan non logam
 
13. suhu
13. suhu13. suhu
13. suhu
 
13. koordinat satuan sel
13. koordinat satuan sel13. koordinat satuan sel
13. koordinat satuan sel
 
12. kisi ruang
12. kisi ruang12. kisi ruang
12. kisi ruang
 
11. energi kisi
11. energi kisi11. energi kisi
11. energi kisi
 
10. bil koordinasi
10. bil koordinasi10. bil koordinasi
10. bil koordinasi
 
8. suhu
8. suhu8. suhu
8. suhu
 
7. mekanika fluida
7. mekanika fluida7. mekanika fluida
7. mekanika fluida
 
6. mekanika fluida
6. mekanika fluida6. mekanika fluida
6. mekanika fluida
 
6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika6. hk.pertama termodinamika
6. hk.pertama termodinamika
 
6. gas rev
6. gas rev6. gas rev
6. gas rev
 
6. gas
6. gas6. gas
6. gas
 
5. visco tegangan-sudut
5. visco tegangan-sudut5. visco tegangan-sudut
5. visco tegangan-sudut
 

Último

PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxINyomanAgusSeputraSP
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKDeviIndriaMustikorin
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...NiswatuzZahroh
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxintansidauruk2
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxnataliadwiasty
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 

Último (20)

PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptxPPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
PPT kecerdasan emosi dan pengendalian diri.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OKLA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
LA PI 2 PE NDIDIKAN GURU PENGGERAK A9 OK
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
Pembuktian rumus volume dan luas permukaan bangung ruang Tabung, Limas, Keruc...
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptxKonflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
Konflik, Kekerasan, dan Perdamaian Bagian 1.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptxLATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
LATIHAN SOAL SISTEM PENCERNAAN KELAS 11pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 

9. panas & perpindahan panas

  • 2. KALOR DIDEFINISIKAN SEBAGAI SESUATU YANG DIPINDAHKAN DIANTARA SEBUAH SISTEM DAN LINGKUNGANNYA SEBAGAI AKIBAT ADANYA PERBEDAAN TEMPERATUR. SATUAN KALOR ADALAH KALORI. SATU KALORI ADALAH BANYAKNYA KALOR YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR 1 GRAM AIR DARI 14,50 C SAMPAI 1 15,50 C. KAPASITAS KALOR : KALOR YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENAIKKAN TEMPERATUR BENDA TERGANTUNG PADA MASSA DAN JENIS BENDA. SEDANG PERBANDINGAN ANTARA BANYAKNYA KALOR ∆Q YANG DIBUTUHKAN OLEH BENDA UNTUK MENAIKKAN TEMPERATURNYA SEBESAR ∆T
  • 3. C = ∆Q /∆T Kapasitas kalor persatuan massa disebut kalor jenis c = kapasitas kalor/massa = C/m Kapasitas kalor molar adalah kapasitas kalor per mol . c’ = C/n Dari definisi di atas maka kalor yang dibutuhkan oleh benda bermassa m yang kapasitas kalor C untuk mengubah temperaturnya dari T1 dan T2 adalah :
  • 4. Q = ∆C.∆T = m c ∆T Q = ∆C.∆T = m c’ ∆T AZAZ BLACK : KALOR YANG DILEPAS SAMA DENGAN KALOR YANG DITERIMA DALAM SUATU SISTEM
  • 5. CONTOH SOAL Satu kg es(1000g) bersuhu -20o C dipanaskan hingga menjadi uap air yang suhunya 120o C . Berapa kalori yang diperlukan untuk pemanasan ini, bila diketahui : kalor jenis es = 0,5 kalori/gram.K kalor jenis air = 1 kalori/gram.K kalor jenis uap air = 0,24 kalori/gram.K kalor peleburan es = 80 kalori/gram kalor penguapan = 540 kalori/gram titik lebur es = 0o C . titik didih air = 100o C .
  • 6. suhu (o C) 120 Uap V 100 IV uap air III II air 0 I es -20 Q1 Q2 Q3 Q4 Q5
  • 7. Tahap I , untuk menaikkan suhu es -20o C menjadi 0 o C diperlukan kalor: Q1 = m C ∆t Q1 = 1000.0,5.20 = 10.000 TAHAP II, untuk meleburkan es 0 o C menjadi air 0 o C diperlukan kalor: Q2 = m .L lebur Q2 = 1000.80 = 80.000 TAHAP III, untuk menaikkan suhu air 0 o C menjadi 100 o C diperlukan kalor: Q3 = m. C ∆t Q3 = 1000.1.100 = 100.000 TAHAP IV, untuk menguapkan air 100 o C menjadi 100 o C diperlukan kalor: Q4 = m.L uap Q4 = 1000.540= 540.000
  • 8. TAHAP V, untuk menaikkan suhu uap 100 o C menjadi uap 120 o C diperlukan kalor: Q5 = m C ∆t Q5 = 1000.0,24.20 =4800 Q seluruhnya : = Q1 +Q2 +Q3 + Q4 +Q5 = 10.000+80000+100000+540000+4800 = 734.800 Jadi, banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg es -20 o C menjadi uap air 120 o C = 734.800 kalori
  • 9. PERPINDAHAN PANAS DAPAT TERJADI MELALUI TIGA CARA YAITU : 1. KONDUKSI 2. KONVEKSI 3. RADIASI
  • 10. KONDUKSI perpindahan kalor melalui zat perantara, tetapi zat perantara tersebut tidak ikut berpindah atau bergerak. Contoh perpindahan kalor secara konduksi adalah pada kegiatan perpindahan panas dengan perantara yang bersifat konduktor, Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain : a. Sendok akan terasa panas ketika kita mengaduk teh manis yang baru diseduh. b. Ujung logam yang dibakar ketika kita pegang pada ujung yang lainnya akan terasa panas juga c. Blueband akan meleleh ketika ketika di panaskan pada wajan.
  • 11.
  • 12. • Bagaimanakah proses perpindahan kalor secara konduksi? Dalam konduksi yang berpindah hanyalah energi saja yaitu berupa panas. Saat kita mengaduk teh panas dengan sendok, maka lama kelamaan tangan kita terasa panas dari ujung sendok yang kita pegang. Atau saat kita membuat kue menggunakan wadah berupa aluminium yang disimpan di oven juga termasuk proses konduksi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
  • 13. , BAHAN DIGOLONGKAN MENJADI: 1. PENGHANTAR PANAS (KONDUKTOR) YANG BAIK UMUMNYA BENDA YANG MERUPAKAN PENGHANTAR LISTRIK YANG BAIK MERUPAKAN PENGHANTAR PANAS YANG BAIK PULA MISALNYA : LOGAM, DALAM LOGAM TERDAPAT BANYAK ELEKTRON-ELEKTRON BEBAS ATAU MOLEKUL YANG MEMEGANG PERANAN PENTING DALAM PENGHANTARAN ENERGI PANAS DARI BAGIAN LOGAM BERTEMPERATUR TINGGI KE BAGIAN LOGAM BERTEMPERATUR RENDAH.
  • 14. 2. PENGHANTAR TEMPERATUR YANG BURUK, ADALAH BAHAN YANG KEMAMPUAN MENGHANTARKAN PANASNYA LEBIH RENDAH DARI JENISNYA HAL INI DISEBABKAN OLEH GERAKAN (VIBRASI) ATOM-ATOM ATAU MOLEKUL-MOLEKULNYA MISALNYA : GELAS, PLASTIK, KAYU DLL 3.ISOLATOR PANAS : BAHAN YANG KECIL SEKALI KEMAMPUANNYA UNTUK MENGHANTARKAN PANAS KARENA UMUMNYA BAHAN INI BERPORI DAN MEMPUNYAI RAPAT MASSA YANG RENDAH MISALNYA : WOOL, MINERAL, GABUS DLL.
  • 15. PERPINDAHAN PANAS SECARA KONDUKSI YANG DIBICARAKAN DISINI TERBATAS PADA KONDISI STEADY (MANTAP). MISALNYA SEBUAH LEMPENG BAHAN YANG LUAS PENAMPANGNYA A DAN TEBALNYA ∆X . KEDUA PERMUKAANNYA MEMPUNYAI TEMPERATUR YANG BERBEDA. PANAS ∆Q YANG MENGALIR DALAM ARAH TEGAK LURUS DIUKUR DALAM WAKTU ∆T.DARI HASIL PERCOBAAN MENUNJUKKAN BAHWA PANAS ∆Q SEBANDING DENGAN ∆T DAN SEBANDING DENGAN LUAS PENAMPANG A UNTUK BEDA TEMPERATUR ∆T. PANAS ∆Q SEBANDING DENGAN DENGAN ∆T/ ∆X SECARA MATEMATIS SEBAGAI BERIKUT: ∆Q ά A ∆T ∆t ∆ X
  • 16. • untuk ketebalan lempeng sangat kecil dx, dan perbedaan tenperatur dt, hukum hantaran panas h sebesar : h = - ka dt dx h adalah arus panas yaitu banyaknya panas yang melalui bidang penampang A tiap satuan waktu. Satuan H joule/det atau kalori/detik
  • 17.
  • 18. dt dx disebut gradien temperatur dan K adalah konduktivitas. Gambar di atas terlihat batang dengan panjang L dan luas penampang A, ujung batang bertemperatur T1 dan T2. batang dibalut dengan isolator dan dalam keadaan steady sehingga arus panas disemua penampang sama, dengan persamaan sebagai berikut:
  • 19. H dX = - KA dT L T2 ∫ H dX = ∫ KA dT 0 T1 H = - KA (T1 –T2) = KA (T1 – T2) L L
  • 21. Pada gambar diatas dimana dinding luas penampang L1 dan L2 dan konduktivitas K1 dan K2 jika T2>T1 maka panas akan mengalir dari T2 ke T1. Misalkan batas dua dinding temperatur TX, maka arus panas pada masing-masing dinding adalah ; H2 = K2A (T2 –T1) L2
  • 22. H1 = K1A (Tx –T1) L maka ; T2 –Tx + Tx –T1 = H2L2 + H1L1 K2A K1A Pada keadaan steady maka H2 = H1 =H T2 – T1 = H L2 + L1 A K2 K1 Atau ; H = A (T2 – T1) L2 + L1 K2 K1
  • 23. untuk n lapis ; H = A (T2 – T1) n Li ∑ Ki i=1 Soal ; Batang tembaga panjangnya 60 cm, sedang batang kayu penampangnya sama dengan penampang tembaga , tetapi panjangnya 25 cm. Jika diketahui konduktivitas tembaga 386,4 J/det.m.K dan konnduktivitas termal kayu 0,10 J/det.m.K, ujung tembaga suhunya 1000 K sedang ujung kayu 303K tentukan : a. Suhu pada sambungan b. Arus panasnya
  • 24. Jawab ; a. tembaga kayu T1 = 1000 K Tx T2 303 K Setarakan satuan ; 60 cm = 0,6 m 3 cm2 = 3.10-4 m2 25 cm = 0,25 m Arus panas yang mengalir pada batang tembaga : H1 = K1. A (T1 - Tx ) L1 = 386,4 . 3. 10-4 . (1000 –Tx) = 193,2 – 0,1932Tx 0,6
  • 25. batang kayu ; H2 = K2. A (Tx - T2 ) L2 = 0,1 . 3.10-4 (Tx - 303 ) 0,25 = 0,00012 .Tx - 0,03636 Dalam kondisi steady maka H1 =H2 Sehingga ; 193,2 – 0,1932Tx = 0,00012 .Tx - 0,03636 0,1932Tx = 193,236 Tx = 999,565 b. H1 = K1 .A (T1 –Tx)/L1 = 386,4 . 3.10-4 (1000-999,565) =0,0504 joule/det
  • 26. konveksi Perpindahan panas dari suatu tempat ke tempat lain karena bahannya sendiri yang berpindah, hal ini berarti terjadi pada fluida. Bentuk matematisnya sangat rumit karena panas yang masuk dan keluar pada fluida tergantung pada berbagai hal yaitu ; 1. bentuk permukaan; melengkung,horisontal dan vertikal 2 jenis fluida; cair atau gas 3.karakteristik fluida ; rapat massa, kekentalan, panas jenis 4. kecepatan fluida 5.keadaan fluida ; penguapan, pengembunan
  • 27. • Konveksi adalah proses perpindahan kalor dengan disertainya perpindahan partikel. Konveksi ini terjadi umumnya pada zat fluid (zat yang mengalir) seperti air dan udara. Konveksi dapat terjadi secara alami ataupun dipaksa.  Konveksi alamiah misalnya saat memasak air terjadi gelembung udara hingga mendidih dan menguap. Sedangkan konveksi terpaksa contohnya hair dryer yang memaksa udara panas keluar yang diproses melalui alat tersebut.
  • 28. Dalam praktek peristiwa konveksi ini digunakan rumus : H = h A ∆ T h = koefisien konveksi
  • 29. • Bagaimanakah proses terjadinya konveksi saat memasak air? Air merupakan zatcair yang terdiri dari partikel-partikel penyusun air. Saat memasak air dalam panci, api memberikan energi kepada panci dalam hal ini termasuk proses konduksi. Kemudian panas yang diperoleh panci kemudian dialirkan pada air. partikel air paling bawah yang pertama kali terkena panas kemudian lama kelamaan akan memiliki  massa jenis yang lebih kecil karena sebagian berubah menjadi uap air.
  • 30. • Sehingga saat massa jenisnya lebih kecil partikel tersebut akan berpindah posisi naik ke permukaan. Air yang masih diatas permukaan kemudian turun ke bawah menggantikan posisi partikel yang tadi. begitulah seterusnya hingga mendidih dan menguap seperti tampak pada gambar di bawah ini:
  • 31.
  • 32. Radiasi Adalah pancaran energi secara terus menerus dari permukaan suatu benda. Energi ini disebut juga energi radian yang dipancarkan dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Laju pancaran energi permukaan sebanding dengan temperatur mutlak pangkat empat yang dinyatakan dalam hukum Stefan R = e σ T4 R = laju pancaran energi per satuan luas permukaan dalam J/s m2 atau W/m2 σ = konstanta bolzman =5,6696.10-8 W/m2 K4 e = emisivitas permukaan yang berharga 0< e < 1
  • 33. • Bagaimanakah proses radiasinya? matahari adalah sumber cahaya di bumi, sinarnya masuk ke bumi melewati filter yang disebut atmosfer, sehingga cahaya yang masuk ke bumi adalah cahaya yang tidak berbahaya. Cahaya yang masuk ke bumi melalui lapisan atmosfer itu dikenal dengan gelombang elektromagnetik yang terbagi ke dalam gelombang pendek dan gelombang panjang. Seperti Radio, TV, Radar, Inframerah, Cahaya Tampak, Ultraviolet, Sinar X dan Sinar Gamma.
  • 34.
  • 35.
  • 36. Sebuah lampu berbentuk bola dengan jari-jari 15 cm bersuhu 627 o C diletakkan pada suatu ruangan laboratorium percobaan yang bersuhu 27 o C. Jika diketahui emisivitas bola lampu = 0,35 dan tetapan boltzman 5,6696.10-8 W/m2 K4 maka tentukanlah ; a. laju pancaran energi lampu persatuan luas b. daya radiasi atau pancarannya
  • 37. Jawab : Suhu dalam satuan celcius diubah dalam satuan kelvin T1 = 627 o C = 627 +273 K = 900 K t2 = 27 o C = 27 + 273 K = 300 K a. Rumus = R = e σ (T14 – T24 ) = 0,35. 5,6696.10-8 .(9004 -3004 ) = 1,286 .104 watt/m2 b. Rumus W = A.R = ¶ r2 R = 3,14.(0,152 ) . 1,286 .104
  • 38. Contoh soal perpindahan panas secara konduksi Batang logam A dan batang logam B mempunyai luas penampang yang sama, salah satu ujung batang A dan batang B dihubungkan rapat-rapat. Suhu ujung batang A dan B yang bebas dijaga konstan dengan suhu masing-masing T1 dan T2 dimana T1 > T2 . Jika koefisien konduksi panas A dan B masing-masing K dan ½ K dan panas terkonduksi dalam keadaan steady satu dimensi maka tentukan temperatur pada suatu titik yang berjarak 1/4 L dari ujung B yang bebas L panjang batang B.
  • 39. A B L/4 T1 k 1 ½ L T2 P Q S R Dari P ke Q : H = kA T1 - TQ L Dari Q ke R : H = ½ kA TQ – T2 L Dalam keadaan steady H = kA T1 - TQ H = kA ½ kA TQ – T2 L L
  • 40. kA T1 – TQ = ½ kA TQ – T2 L L TQ = 2 T1 + 3T2 5 Dari Q ke S H = ½ kA TQ – Ts 3/4 L Dari S ke R H = ½ kA Ts – T2 1/4 L Karena persamaan 4=5 TQ – Ts = Ts – T2 ¾ ¼ Ts = TQ + 3T2 4 Subsitutusikan TQ ke Ts maka TS = T1 + 9T2 10