Dokumen tersebut menceritakan tentang seorang ayah yang memberi anaknya kantong berisi paku untuk ditancapkan pada peti kayu setiap kali anaknya marah, serta pelajaran tentang pentingnya mengendalikan emosi dan memaafkan orang lain.
4. Seorang ayah memberi anaknya sebuah
kantong berisi paku dan meminta
kepadanya untuk menancapkan satu paku
pada sebuah peti yang terbuat dari kayu
kenari setiap kali ia marah dan kehilangan
kesabarannya. Anaknya menancapkan
kurang lebih 37 paku pada hari pertama.
5. Selama seminggu, anak itu belajar tentang
bagaimana cara pengendalikan dirinya dan
mulai menggunakan lebih sedikit jumlah paku.
Dari waktu ke waktu anak itu menyadari
bahwa lebih mudah untuk tetap bisa
mengendalikan dirinya daripada menancapkan
sebuah paku ke kotak kenari. Anak itu
melaporkan kepada ayahnya setiap hari
manakala dia tidak menggunakan satu paku
pun.
6. Kali ini sang ayah menyuruh
anaknya untuk mencabut satu
paku yang menancap pada kotak
kenari itu setiap harinya manakala
ia bisa mengendalikan dirinya.
7. Seminggu berlalu dan anak itu akhirnya selesai
mencabut semua paku tersebut setelah memahami
arti pengendalian diri dan kesabaran, lalu ia
memanggil ayahnya. Sambil menggandeng tangan
anaknya, sang ayah mengajaknya mendekati peti
tersebut sembari berkata:
"Wahai anakku, kamu telah berusaha keras dan
belajar untuk tidak membuat lubang pada buah kenari
itu selama kamu bisa mengendalikan dirimu. "Hanya
saja lihatlah lubang pada peti kenari itu! Lubang-
lubang tidak akan tertutup kembali seperti sedia kala!"
8. Reaksi emosionalmu dan ketidaksabaranmu
akan membuat sebuah luka yang halus yang
tak dapat disembuhkan di dalam hati orang
lain. Tak peduli seberapa banyak kamu
meminta maaf, luka itu akan selalu ada di
sana. Sebuah serangan lisan akan menyakiti
seseorang seperti serangan fisik.
9. � Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Berilah saya
nasihat” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jangan marah” Lelaki itu terus
mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap
menjawab, “Jangan marah” �(HR. Bukhari).
�Orang kuat itu bukanlah yang menang dalam
gulat tetapi orang kuat adalah yang mampu
menahan nafsu amarahnya.� (HR. Bukhari dan
Muslim)
10. Dahulu ada juga seorang lelaki yang datang
menemui Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa
sallam“Wahai Rosululloh, ajarkanlah kepada
saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan
saya ke surga dan menjauhkan dari neraka”.
Maka beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jangan tumpahkan
kemarahanmu. Niscaya surga akan kau
dapatkan” (HR. Thobrani, Shohih)
11. Nabi Shalallahu alaihi wasallam juga marah
terhadap seorang sahabat yang menjadi imam
shalat dan terlalu panjang bacaannya dan
beliau memerintahkan untuk meringankannya.
Tetapi RasuluLlah tidak
pernah marah karena pribadinya.
RasuluLlah bersabda :
artinya : “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu
berbicara yang benar ketika marah dan ridha.”
(Hadits shahih riwayat Nasa’i)
12. Marah ... Adalah suatu sifat yang terdapat pada
diri setiap manusia. Tiada manusia yang tidak
mempunyai sifat marah, yang membedakan
antara satu dengan yang lainnya adalah
bagaimana cara meredam amarah itu sendiri.
Beruntunglah bagi orang yang dapat menahan
amarahnya, dan orang itu mendapatkan gelar
sebagai orang yang sabar. Tetapi alangkah
ruginya jika seseorang tidak kuasa atau dikuasai
oleh amarahnya, tentu saja akan berdampak
buruk bagi dirinya maupun orang lain.
13. Berbicara bahaya marah bagi
kesehatan, adalah berbicara tentang
bagaimana marah bisa menyebabkan
penyakit?. Marah adalah virus nya
jiwa, bukan virusnya raga.
Namun, dampaknya juga berbahaya bagi
raga, tubuh akan tidak sehat ketika
sesorang lebih suka marah daripada
menahannya.
14. Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rohimahulloh juga
mengatakan, “Bukanlah maksud beliau adalah melarang
memiliki rasa marah. Karena rasa marah itu bagian dari
tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah
kuasailah dirimu ketika muncul rasa marah. Supaya
kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak
baik. Sesungguhnya kemarahan adalah bara api yang
dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam.
Oleh sebab itulah anda bisa melihat kalau orang sedang
marah maka kedua matanya pun menjadi merah dan urat
lehernya menonjol dan menegang. Bahkan terkadang
rambutnya ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah.
Dan berbagai hal lain yang tidak terpuji timbul di
belakangnya. Sehingga terkadang pelakunya merasa sangat
menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan”.
15. Penyakit fisik akibat marah:
1. Hipertensi
Hipertensi disebut juga dengan darah tinggi, darah tinggi sering terjadi karena
kemarahan tingkat tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan stroke, serangan jantung dan
gagal ginjal. Wah, bahaya sekali penyakit-penyakit seperti itu, akibat dari marah yang
akan bercabang pada penyakit-penyakit yang membahayakan.
2. Lemahnya Tubuh
Marah yang dapat membuat otot menjadi tegang, akan menimbulkan kelelahan tubuh.
Marah semenit saja seperti 4 jam bekerja. Karena akibat dari marah, kelelahan akan
terjadi dan menimbulkan metabolisme tubuh menurun. Jika metabolisme menurun,
tentu saja penyakit dari luar akan mudah memasuki tubuh.
3. Lemah Otak
Marah selain berakibat hipertensi dan lemahnya tubuh, juga dapat melemahkan otak
yang menyebabkan fungsi dari otak akan menurun drastis. Mengapa hal itu terjadi?
Ketika marah, darah dalam otak berkurang, darah lebih banyak mengalir pada otot-otot
besar, sehingga darah sebagai suatu yang penting dalam otak akan berkurang. Darah
yang sebagai asupan oksigen ke otak akan berkurang, sehingga orang yang marah tidak
dapat berkonsentrasi, tidak dapat mengontrol sebuah tindakan, dan tindakan yang tak
terkontrol akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
16. Tips menanggulangi kemarahan:
1. Berdoa dalam hati, khusus orang muslim membaca
ta'awudz ...
2. Ketika marah, jangan banyak bicara .. disebabkan
dengan berbicara akan menambah tensi marah
semakin tinggi.
3. Ubah posisi, maksudnya adalah ketika anda marah
dalam keadaan berdiri, duduklah. Jika marah dalam
keadaan duduk yaaa tidur saja. hehehe.
4. Berwudhu, dengan membasuhkan air ke wajah dan
tubuh, marah akan segera hilang.
17. Tips lain menanggulangi kemarahan:
Syaikh Wahiid Baali hafizhohulloh menyebutkan beberapa tips untuk
menanggulangi marah.
Diantaranya ialah :
(1) Membaca ta’awudz yaitu, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”.
(2) Mengingat besarnya pahala orang yang bisa menahan luapan
marahnya
(3) Mengambil sikap diam, tidak berbicara
(4) Duduk atau berbaring
(5) Memikirkan betapa jelek penampilannya apabila sedang dalam
keadaan marah
(6) Mengingat agungnya balasan bagi orang yang mau memaafkan
kesalahan orang yang bodoh
(7) Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan
cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.
18. 1. BERWUDHU & SHOLAT
Berwudhu akan mengurangi panasnya "bara" amarah di dalam hati. Dan, sholat
akan membuat pernafasan Anda menjadi lebih pelan dan lebih rileks. Ini sebuah
cara ampuh untuk menurunkan tekanan psikologis maupun stress.
2. LEBIH RELIGIUS
Jika selama ini Anda kurang aktif di pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainnya,
kenapa tidak segera memulainya lagi? Berada di Komunitas Spiritual, akan
membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Dan, ini pada akhirnya
akan mengekang segala kesinisan, amarah, dan juga agresi.
3. SERINGLAH TERTAWA
Amarah dan humor memang tidak sama dan tak mungkin dalam satu waktu.
Sehingga jika Anda mau tertawa, dan tak ada salahnya Anda menertawakan diri
sendiri pada saat suasana mulai tidak mengenakkan hati...maka amarah yang siap
keluar bakal mereda, jika Anda bisa menganggap tragedi itu hanyalah sebuah
"banyolan" belaka.
19. 4. MENDENGARKAN
Cobalah untuk menutup mulut, diam...mendengarkan. Sudah banyak bukti, bahwa diam sanggup
meredam amarah, saat bersitegang dengan lawan bicara. Setelah itu, saat Anda berbicara, maka
nada bicara Anda akan terdengar lebih bijak. Ini bisa membuat orang lain belajar kepada Anda.
5. TINGKATKAN EMPATI
Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain. Ini akan membuat Anda menemukan
kecakapan baru, bahwa Anda bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Maka, orang lain akan lebih
menghargai Anda.
6. MEMAAFKAN
Betapa pun Anda pernah luka di "hati" yang dalam membekas, cobalah untuk
memaafkan...meskipun menurut Anda hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan. Cobalah melepaskan
amarah dengan memaafkannya. Percayalah, Anda akan merasakan "pelepasan beban" yang
membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.
7. TOLERANSI
Belajar menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak
Anda. Dengan sikap toleran ini, maka pada saat Anda berbicara, itu akan lebih didengarkan oleh
orang lain.
20. 8. MILIKI SAHABAT KARIB
Seorang sahabat karib, bisa dipercaya, dan dapat memberikan dukungan buat
Anda, pada saat diperlukan. Sahabat juga tempat untuk berbagi. Dengan
berbagi, gemuruh amarah akan menemukan pelepasannya, sehingga bisa
diredakan.
9. BAHASA POSITIF & LUGAS
Meskipun marah karena merasakan ketidak adilan pada diri Anda, tetaplah fokus
dan selektif. Gunakan bahasa positif namun lugas, simple, dengan nada suara yang
rendah. Ini bisa membuat rasa marah mereda, dan bicara Anda pun akan lebih
diperhatikan, dibandingkan jika Anda mengungkapkannya dengan nada tinggi dan
keras, apalagi jika sampai memaki dan menghujat...yang mana bisa saja "seluruh isi
kebun binatang" keluar dari mulut Anda.
10. MEMELIHARA BINATANG
Nah, daripada "seluruh isi kebun binatang" keluar dari mulut Anda, saat
marah...mendingan Anda memelihara hewan kesayangan. Ini tidak menuntut
banyak, kecuali makanan dan perhatian. Memelihara hewan kesayangan adalah
tindakan bagus dan baik, sebagai awal Anda untuk belajar memperhatikan
lingkungan sekitar Anda. Penelitian psikologis, menunjukkan bahwa secara fisik dan
emosi, pemilik hewan kesayangan lebih baik, dibandingkan yang tidak memilikinya.
21. “Sebaik-baik orang ialah yang keinginannya
tunduk mengikuti ajaran Rasul shollallohu
‘alaihi wa sallam, yang menjadikan murka dan
pembelaannya dilakukan demi
mempertahankan kebenaran dari rongrongan
kebatilan. Sedangkan sejelek-jelek orang ialah
yang suka melampiaskan hawa nafsu dan
kemarahannya. Laa haula wa laa quwwata illa
billaah” (lihat Durrah Salafiyah).
22. ”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema`afkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
(QS Ali Imran : 133-134)
Apakah Anda mau masuk surga?
Mulai sekarang TAHAN AMARAH dan MAAFKANLAH !