Ulisan ini dimuat dalam buletin atase pendidikan kbri new delhi edisi xiv
1. ulisan ini dimuat dalam buletin Atase Pendidikan KBRI New Delhi Edisi XIV, ditampilkan di
blog dengan harapan agar bisa berbagi informasi bagi teman-teman yang belum bisa
mendapatkan buletin tersebut
Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pendidikan suatu Negara adalah perhatian
pemerintah untuk mengalokasikan anggaran yang apresiatif terhadap pengembangan dunia
pendidikan. Semakin besar anggaran yang dikeluarkan untuk investasi dalam bidang pendidikan
dengan pengelolaan dana secara efektif dan fungsional, peluang Negara tersebut untuk
meningkatkan kualitas pendidikannya semakin besar.
Prinsip ini disadari betul oleh pemerintah India. Oleh karena itu, dari tahun ke tahun anggaran
pendidikan India selalu ditingkatkan. Bahkan dalam waktu dekat, anggaran pendidikan India
akan ditingkatkan sebesar 21,7 persen sebagaimana diusulkan untuk menteri keuangan India
beberapa waktu yang lalu.
Berkenaan dengan hal tersebut, pada edisi ini Sukriya mengangkat isu peningkatan anggaran
pendidikan India ini sebagai topik utama. Pembahasan tidak hanya dari hal peningkatan
anggaran an sich melainkan juga dengan melihat efektifitas penggunaan anggaran yang mampu
membawa India melakukan internasionalisasi pendidikannya secara massif.
Rencana Kenaikan Anggaran Pendidikan India
Pada acara di Lok Shaba, 16 Maret 2012 yang lalu, Menteri Keuangan India mengusulkan
peningkatan alokasi anggaran hak pendidikan sebesar 21,7 persen dari anggaran tahun
sebelumnya. Sebagai pembanding anggaran pada tahun 2011-2012 adalah sebesar Rp. 8 Triliun
(Rs. 41.421 crore) dan untuk anggaran tahun 2012-2013 akan menjadi Rp. 9,7 Triliun (Rs.
48.781 crore). Selain itu, Menteri Keuangan India juga mengusulkan untuk mendirikan Kredit
Penjamin Dana untuk memastikan aliran dana berjalan dengan baik bagi para siswa.
Dana tersebut dialokasikan untuk kebijakan Sarva Shiksha Abhiyan (SSA) dan Rasthriya
Madhyamik Shiksya Abhiyan (RMSA). SSA adalah kebijakan untuk semua kalangan yang
merupakan program unggulan dari Pemerintah India. Program ini mencakup semua distrik di
negara ini untuk menjamin akses, retensi dan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar. Dalam
implementasinya pemerintah pusat menggandeng pemerintah negara bagian untuk mensukseskan
tujuan dari program ini. Dengan kerjasama antara pusat dan daerah diharapkan akan
memperlancar program ini.
Salah satu bentuk kerjasama adalah dalam hal pendanaan dimana dana pendidikan India
dialokasikan dari dana pemerintah pusat dan Negara bagian. Alokasi perbandingan pengeluaran
dana disesuaikan dengan kemampuan masing-masing Negara bagian yang disepakati bersama.
Secara umum pada awalnya pendanaan antara pusat dengan daerah adalah 75:25. Akan tetapi
secara perlahan alokasi dari pendanaan pemerintah Negara bagian mulai ditingkatkan sehingga
perbandingannya menjadi sekitar 65:35 untuk tahun pertama, 60:40 untuk tiga tahun kedepan,
55:45 untuk empat tahun dan 50:50 untuk setelahnya.
2. Sementara untuk daerah-daerah konflik atau yang kurang mampu atau masih mempunyai tingkat
buta huruf yang tinggi, seperti North-Eastern States, maka pola pendanaanya adalah 90:10. Hal
ini diatur dalam RTE Act w.e.f 1.4.2010 (Undang-Undang Anggaran Pendidikan Nasional) yang
menyatakan bahwa pola pendanaan yang berlaku untuk periode tahun 2010-11 sampai dengan
2012-15 sudah diperbaharui menjadi 65:35 untuk semua negara bagian kecuali delapan negara
bagian di daerah North-Eastern yang masih memakai pola pembagian 90:10 antara pusat dan
negara bagian.
Adapun Rasthriya Madhyamik Shiksya Abhiyan (RMSA) merupakan program yang dirancang
untuk mendorong serta meningkatkan jumlah anak-anak agar melanjutkan ke tingkat pendidikan
menengah. Bisa dikatakan program ini adalah bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan program
Sarva Shiksha Abhiyan (SSA) yang fokus kepada peningkatan siswa untuk menyelesaikan
tingkat sekolah dasar. Program ini sudah diluncurkan pada bulan Maret 2009, sedangkan
pelaksanaanya sendiri sudah mulai dijalankan sejak periode 2009-2010.
Peningkatan Anggaran dari Tahun ke Tahun
Jika memperhatikan perkembangan pendidikan India dari tahun ke tahun, terlihat bahwa
pemerintah India memberikan perhatian serius untuk semakin meningkatkan anggaran
pendidikannya. Hal ini juga menunjukkan keseriusan pemerintah India untuk semakin
meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di negeri Gandhi ini. Pemerintah India menyadari
bahwa jumlah penduduk mereka yang berjumlah lebih dari 1,2 miliar akan menjadi sumber
kekuatan bangsa yang luar biasa jika mereka mempunyai kesempatan mengakses pendidikan
dengan baik. Di era globalisasi ini, penduduk tidak sekedar dilihat sebagai persoalan dan
halangan untuk menjadi Negara besar.
Data dalam tabel berikut menunjukkan peningkatan aggaran pendidikan India dari tahun ke
tahun, sampai 2007.
Data berdasarkan “Educational Planning and Administration in India : Retrospect and
Prospect“, Journal for Education Planning and Administration, Vol. VII, Number 2, NHIEPA.
New Delhi by Dr. R. V. Vaidayantha Ayyar.
Dari data di atas, maka kita bisa melihat bahwa sejak pertengahan tahun 80-an, pemerintah India
sudah mulai meningkatkan anggaran pendidikan mereka dengan jumlah yang signifikan. Era ini
bertepatan dengan awal kebijakan liberalisasi sistem ekonomi India. Memasuki abad ke-21,
peningkatan anggaran pendidikan India dilakukan secara besar-besaran.
Efektifitas Penggunaan Dana
Selain kebijakan meningkatan anggaran pendidikan, hal yang menarik dipelajari dari India
adalah upaya untuk memaksimalkan fungsi anggaran tersebut dengan memprioritaskan hal-hal
yang berkaitan dengan peningkatan kualitas yang bersifat substantif, bukan sekedar menara
3. gading dalam bentuk pengeluaran-pengeluaran yang kurang produktif. Dengan demikian,
anggaran pendidikan yang semakin tinggi membuat kualitas pendidikan India semakin membaik.
Penggunaan anggaran yang efektif ini misalnya dengan kebijakan yang tidak memprioritaskan
pembangunan fisik kampus. Hal ini bisa dilihat dari penampilan gedung-gedung perkuliahan
India yang terlihat begitu sederhana. Proses belajar di beberapa jurusan dan kampus pun masih
menggunakan kapur tulis. Bahkan sangat sulit untuk menemukan kampus-kampus India yang
menggunakan media LCD sebagai media pembelajaran. Akan tetapi, dari segi kualitas
penyampaian materi, sistem perkuliahan patut diacungi jempol. Apalagi dosen-dosen yang
mengajar minimal bergelar S-3.
Bagi India, anggaran pendidikan diprioritaskan untuk beberapa hal, antaralain; Pertama, untuk
peningkatan gaji dosen. Dengan gaji yang cukup memadai, berkisar Rp. 18 juta, maka dosen di
India lebih fokus dengan tugas mereka mengajar dan membimbing mahasiswa. Oleh karenanya,
dengan mudah mahasiswa menemui dosen kapan saja mereka ingin berkonsultasi dan
mendiskusikan materi yang belum mereka pahami di kelas.
Kedua, untuk pengembangan dana penelitian. Hal ini juga menunjukkan bahwa India
mempunyai komitmen yang bagus untuk mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan hasil
penelitian-penelitian terbaru, bahkan yang dilakukan oleh para dosen mereka. Penelitian-
penelitian yang dilakukan pun tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga seringkali melalui kerjasama
dengan universitas-universitas asing. Biasanya, hasil penelitian ini pun akan diseminarkan atau
dijadikan bahan untuk kuliah tamu dari dosen-dosen asing yang secara rutin datang ke kampus-
kampus India.
Ketiga, untuk akses pendidikan semua kalangan. Sebagaimana telah dibahas pada bagian
sebelumnya, India mempunyai komitmen untuk meningkatkan jumlah masyarakatnya yang
mampu mendapatkan akses pendidikan. Pendidikan wajib berlaku 8 tahun, sementara untuk
pendidikan tinggi diberlakukan sistem persaingan yang ketat. Dengan kebijakan biaya
pendidikan murah, generasi muda India yang berprestasi dan siap bersaing mampu mengakses
pendidikan ke jenjang paling tinggi sekali pun. Dengan kebijakan ini pula, jumlah doktor lulusan
India meningkat drastis setiap tahunnya.
Keempat, untuk pemenuhan gizi siswa. Kebijakan ini merupakan bentuk kesadaran pemerintah
India akan pentingnya fisik yang sehat bagi siswa-siswi mereka. Dengan upaya ini, mahasiswa
bisa belajar dengan stamina yang kuat meski pun jam belajar diberlakukan sampai sore sekali
pun.
Kualitas Pendidikan Mendunia
Upaya pemerintah India untuk meningkatkan anggaran pendidikan dan melakukan pengelolaan
anggaran yang efisien telah membuahkan hasil. Kampus-kampus India semakin dikenal dunia
Internasional, misalnya terlihat dari semakin banyaknya mahasiswa asing yang belajar di India.
Bahkan dalam beberapa survey, tidak sedikit kampus India yang menempati posisi ranking yang
mendunia, terutama dalam bidang teknik dan managemen.
4. Untuk bidang teknik, kualitas pendidikan di Indian Institute of Technology (IITs) tidak
diragukan lagi. Bahkan perusahaan besar sekelas Microsoft dan Facebook sudah mulai merektur
mahasiswa IITs sebagai pegawai mereka sebelum tamat. Beberapa waktu yang lalu Sukriya pun
telah membahas tablet murah karya mahasiswa IIT Jaiphur. Jika lulus dari kampus ini, masa
depan mahasiswanya pun sudah terjamin mendapatkan pekerjaan yang menjanjikan. Hal inilah
yang menyebabkan persaingan masuk ke kampus ini menjadi sangat ketat.
Adapun untuk bidang managemen, salah satunya bisa terlihat dari hasil QS Global 200 Business
Report 2012 yang dipublikasikan baru-baru ini. Beberapa kampus The Indian Institutes of
Management (IIMs), seperti IMMs Bangalore, Ahmedabad, and Calcutta ditempatkan sebagai
kampus bisnis yang berkualitas dunia. Untuk alumninya pun, telah tersebar di berbagai
perusahaan besar dunia. (red)