SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 15
LIMBAH FARMASI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas
             Mata Pelajaran :
Melakukan Pengolahan Limbah Padat non B3
           Kimia Produktif (G8)




      MAKALAH INI DISUSUN OLEH :

          Kelompok 4 :         1. Firda Khaerini
                                2. M. Roy Marwanto
                                3. Restiana Ratih K.N.
                                4. Rica Ardila Yumni

          Kelas : XI Kimia Analis 1




   SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG
      Jl. Veteran No. 2 Kota Tangerang
                Agustus 2012




                     1
BAB I
                                 PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah

        Limbah farmasi merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial.
   Pada saat ini masih sering kita jumpai limbah farmasi yang kurang mendapatkan
   perhatian serius dari berbagai rumah sakit maupun industri farmasi. Pengelolaan limbah
   yang masih “terpinggirkan” dari pihak-pihak rumah sakit dan industri farmasi tentunya
   berdampak buruk bagi masyarakat maupun lingkungan. Pada dasarnya, limbah farmasi
   merupakan salah satu dari limbah medis berbahaya karena sifat toxicity, flammable,
   reactivity, dan corrosive, serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung
   maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan
   pengelolaan yang baik dan benar demi menghindari resiko-resiko yang akan terjadi.

        Sangat disayangkan bahwa pengetahuan maupun pemahaman pihak-pihak terkait
   mengenai peraturan dan persyaratan dalam pengelolaan limbah farmasi masih dirasa
   minim sehingga sampai saat ini masih banyak sekali rumah sakit atau industri farmasi
   yang membuang air limbahnya ke saluran umum. Hal ini mengingat bahwa kendala yang
   paling banyak dijumpai yakni teknologi yang ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan
   dana yang tersedia untuk membangun unit alat pengolah limbah masih sangat terbatas.
   Maka, perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah yang murah dan mudah
   pengoperasiannya.

        Melalui makalah ini, akan dijabarkan secara lebih rinci mengenai limbah farmasi
   dari segi golongannya, bahayanya bagi makhluk hidup maupun lingkungan, serta cara
   dan teknologi pengelolaan limbah farmasi agar tidak merusak lingkungan.




                                           2
B. Rumusan Masalah

   1. Apa pengertian dari limbah farmasi?

   2. Apa saja yang tergolong dalam limbah farmasi?

   3. Apa bahaya limbah farmasi bagi makhluk hidup maupun lingkungan?

   4. Bagaimana cara mengolah limbah farmasi agar tidak merusak lingkungan?




C. Tujuan

   1. Menjelaskan definisi dari limbah farmasi.

   2. Mengenalkan yang termasuk dalam limbah farmasi.

   3. Mengetahui bahaya limbah farmasi bagi makhluk hidup dan lingkungan.

   4. Mengetahui cara mengolah limbah farmasi yang benar dan tepat agar tidak merusak
     lingkungan.




                                            3
BAB II

                                   PEMBAHASAN

A. Pengertian Limbah

        Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi,
   baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah
   tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini
   ada yang bersifat beracun atau berbahaya yang dikenal sebagai Limbah Bahan
   Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).

        Berdasarkan BAPEDAL (1995), limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu
   kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena
   sifat toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya
   yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
   lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

        Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
   atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
   merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.

        Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan
   beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses,
   dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan
   ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah
   meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat
   korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk
   limbah B3.




                                             4
B. Pengertian Limbah Farmasi

       Limbah Farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah
   kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang.
   Contoh produk farmasi tersebut, antara lain:

   1. Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan dalam pengobatan

   2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus, dll)

   3. Produk diagnostik in vitro dan in vivo

   4. Produk biologi seperti vaksin dan sera.

       Kategori ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk
   menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan,
   masker, selang penghubung dan ampul obat.

       Jadi limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada
   klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya dampak
   negatif limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka perlu
   dilakukan pengelolaan secara khusus (BAPEDAL, 1999). Dampak negatif limbah medis
   terhadap masyarakat dan lingkungan terjadi akibat pengelolaan yang kurang baik.
       Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan patogen yang
   dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan. Sebagian besar pengelolaan
   limbah infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius. Selain itu, kerap
   bercampur limbah medis dan nonmedis, karena limbah nonmedis diperlakukan sama
   dengan limbah padat lainnya. Artinya, dikelola Dinas Kesehatan dan dibuang ke tempat
   pembuangan akhir (TPA) limbah seperti di Bantar Gebang Bekasi. Percampuran tersebut
   justru memperbesar permasalahan limbah medis.

       Banyak pihak yang menyadari tentang bahaya ini, namun lemahnya peraturan
   pemerintah tentang pengelolaan limbah farmasi mengakibatkan hanya sedikit pihak
   farmasi yang memiliki IPAL khusus pengolahan limbah cairnya sampai saat ini.


                                                5
C. Sumber Limbah Farmasi
   Pada hakikatnya, limbah farmasi bersumber dari :
  1. Limbah padat
     Contoh: debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector), obat
     rusak atau kadaluarsa (tablet), bungkus obat, botol obat yang beresidu, aluminium
     foil, jarum suntik dan bekas pembalut.
     Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah padat tersebut
     diantaranya:
             Kegagalan produksi,
             Debu bahan formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner
             Bekas kemasan bahan baku dan kemasan yang rusak
  2. Limbah cair
     Contoh: Bekas reagensia di laboratorium, bekas cucian peralatan produksi, tumpahan
     bahan, dan sebagainya.
     Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair tersebut
     diantaranya:
             Pencucian mesin, alat-alat produksi, kemasan (botol), dan lain-lain.
             Sanitasi ruangan
  3. Limbah gas
     Contoh: Debu selama proses produksi, uap lemari asam di Laboratorium, uap solvent
     proses film coating, asam steam boiler, generator listrik dan incinerator.
     Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair tersebut
     diantaranya:
             Dari proses granulasi
             Dari proses pencetakan tablet
             Dari proses coating
             Dari proses masa kapsul


  4. Limbah suara atau getaran
     Contoh: Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler.




                                              6
D. Bahaya Limbah Farmasi

        Limbah cair, seperti limbah farmasi, yang dihasilkan umumnya banyak
   mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan
   bagi kesehatan masyarakat sekitar. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh
   bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain
   di sekitar lingkungannya dan dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit
   pada manusia termasuk demam typoid, kolera, disentri dan hepatitis.

   1. Limbah jarum suntik

           Limbah jarum suntik yang juga merupakan limbah medis B3 tidak boleh
     dianggap sepele keberadaannya. Bayangkan jika setiap hari ada ratusan jarum suntik
     yang harus dibuang karena fungsinya yang sekali pakai. Kemudian kemanakah jarum-
     jarum suntik itu setelah dipakai?

           Limbah jarum suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas harus
     dimusnahkan karena bila pengelolaan limbahnya tidak benar, jarum suntik dapat
     menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung RS, petugas kesehatan, maupun
     masyarakat umum. Yang lebih berbahaya lagi yaitu, bila jarum suntik tersebut pernah
     digunakan oleh pengidap HIV/AIDS kemudian digunakan kembali oleh orang yang
     tidak terkena HIV/AIDS, maka orang tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum suntik
     ini juga merupakan salah satu rute masuknya HIV ke tubuh manusia.

           Sebenarnya ada cara praktis untuk menghancurkan jarum suntik yaitu dengan
     menggunakan alat khusus berteknologi sederhana yang bernama needle destroyer.
     Cara penggunaannya dengan memasukkan jarum suntik bekas ke dalam lubang
     aluminium di dalam alat, maka mesin akan melelehkan jarum dan menjadi steril.


   2. Limbah obat

           Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah farmasi yang
     berasal dari obat-obat yang tidak digunakan lagi oleh pasien/masyarakat, obat-obat
     yang tidak dibutuhkan lagi oleh institusi terkait, obat-obat yang dibuang karena
     kemasannya telah terkontaminasi, serta merupakan limbah yang dihasilkan dalam


                                           7
proses produksi obat-obatan. Obat-obatan tersebut seharusnya dimusnahkan karena
      sudah tidak memiliki khasiat dalam menyembuhkan, bahkan bisa membahayakan.

            Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak menurut
      undang-undang. Obat tidak terdaftar, obat dengan zat aktif di bawah 80% , obat tanpa
      zat aktif sama sekali, serta obat kadaluarsa yang dikemas kembali. Minimnya
      pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara obat asli dan palsu merupakan
      salah satu faktor pemicu masih beredarnya obat palsu dan kadaluarsa. Selain itu,
      penawaran obat dengan harga yang relatif murah juga menjadi daya tarik tersendiri
      bagi masyarakat.

            Idealnya obat-obatan dibuang dengan menggunakan insinerasi suhu tinggi
      (misalnya, lebih dari 1.200˚C). Fasilitas insinerasi seperti itu, yang dilengkapi dengan
      pengendali emisi yang memadai biasa ditemukan di negara-negara industri. Biaya
      pembuangan limbah farmasi dengan cara tersebut di Kroasia dan Bosnia dan
      Herzegovina berkisar antara US$ 2.2/kg hingga US$ 4.1/kg. Untuk menginsinerasi
      jumlah limbah farmasi yang ada di Kroasia akan membutuhkan biaya antara US$ 4.4
      juta hingga US$ 8.2 juta.

E. Pengelolaan Limbah Farmasi

         Limbah farmasi merupakan salah satu jenis limbah medis atau merupakan limbah
   berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh limbah farmasi
   adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu,
   dll. Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemilihan teknologi
   pengelolaan limbah farmasi dapat didasarkan pada:

   1. Karakteristik limbah

      Misalnya, kandungan senyawa organik (BOD dan COD), bahan padat tersuspensi,
      derajat degradabilitas, dan jumlah limbah yang dibuang per harinya.

   2. Mutu baku lingkungan

      Misalnya dari tempat pembuangan limbahnya dan mutu baku limbah yang berlaku.



                                             8
3. Biaya operasional pengolahan
     4. Lahan yang harus disediakan




Pengelolaan limbah farmasi merupakan suatu kegiatan yang cukup banyak diantara lain:

1.   Penimbunan Limbah (pemisahan dan pengurangan)

           Limbah farmasi dapat berasal dari industri farmasi, rumah sakit (tempat pelayanan
     kesehatan), dan perumahan. Kawasan pemukiman mengahasilkan limbah farmasi seperti
     obat – obatan, tetapi karena jumlahnya tidak banyak. Proses pemilahan dan reduksi
     limbah maka penggunaanya dilakukan bersama – sama dengan limbah domestik. Bila
     suatu daerah dengan tata ruang terencana baik, yaitu kawan industri terpisah dengan
     kawasan pemukiman maka penanganan buangan akan lebih mudah.

           Proses pemilahan dan reduksi limbah hendaknya merupakan proses secara rutin
     yang pelaksanaanya harus mempertimbangkan :

     a. Kelancaran penanganan dan penampungan limbah
     b. Pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah berbahaya (farmasi)
     c. Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk efisiensi
        biaya, petugas dan pembuangan.

2.   Penyimpanan (storage)

           Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara limbah farmasi hingga
     dipindahkan ke tahap penampungan.Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan
     nilai ekonomis.

           Penyimpanan limbah farmasi untuk waktu yang lama tanpa kepastian yang jelas
     untuk memindahkan ke tempat penampungan tidak diperbolehkan.Penyimpanan dalam
     jumlah banyak dapat dikumpulkan di lokasi pengumpulan limbah farmasi. Limbah
     farmasi yang dihasilkan disimpan sementara di dalam kontainer yang tertutup dan kedap
     air. Kapasitas kontainer penyimpanan harus diperhatikan agar limbah tidak berkeluaran
     atau overload.


                                              9
3.   Penampungan atau Pengumpulan Limbah Sebelum di Angkut

           Wadah penampungan limbah ini harus memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor,
     terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan
     dalam limbah farmasi dilakukan perlakuan standarisasi seperti telah ditetapkan dalam
     Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992.

           Penampungan limbah cair farmasi dapat dimasukkan kedalam drum dan disimpan
     dalam gudang atau tempat yang terlindung dari panas dan hujan. Limbah dalam bentuk
     padat disimpan dalam wadah yang kuat (tidak mudah bocor atau rusak) dan kedap air.
     Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan.
     Contoh, untuk buangan/limbah yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari
     fiberglass.

4.   Pengangkutan

           Pengangkutan eksternal (pengangkutan ke tempat pengolahan yang tidak berada
     pada tempat penimbunan limbah) adalah pengangkutan limbah ke tempat pembuangan di
     luar (of site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan
     harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan
     angkutan lokal. Limbah farmasi diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak
     bocor.

5.   Pengolahan

           Limbah farmasi memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
     Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilangkan racun atau detoksitasi,
     merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya atau untuk mempersiapkan proses
     berikutnya.

           Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang limbah farmasi
     tergantung pada faktor – faktor khusus yang sesuai dengan intstitusi yang berkaitan
     dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap
     masyarakat.

     Teknik pengolahan limbah farmasi yang mungkin diterapkan adalah:


                                            10
a. Insenerasi suhu tinggi dan rendah
 b. Inaktivasi suhu tinggi
 c. Sterilisasi suhu tinggi
 d. Microwave treatment
 e. Enkapsulasi (peng-imobilisasian)

 Pengolahan limbah farmasi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:

 a. Imobilisasi limbah : enkapsulasi

           Enkapsulasi berarti peng-imobilisasi-an obat-obatan dengan memadatkannya
     dalam tong plastik atau besi. Sebelum dipergunakan, tong harus dibersihkan terlebih
     dahulu. Kandungan sebelumnya harus bukan berupa bahan yang mudah meledak atau
     berbahaya. Kemudian, tong tersebut diisi hingga memenuhi 75% kapasitasnya dengan
     obat-obatan padat atau setengah padat. Lalu, bahan-bahan seperti semen atau
     campuran semen dengan kapur, busa plastik atau pasir batu bara dituang ke dalam
     tong tadi hingga terisi penuh. Untuk memudahkan dan mempercepat pengisian, tutup
     tong harus dipotong hingga terbuka kemudian dilipat ke belakang.

           Penempatan obat-obatan ke dalam tong harus berhati-hati agar tutup tong tidak
     terpotong. Bila tong telah terisi hingga 75% kapasitasnya, tambahkan campuran
     kapur, semen dan air dengan perbandingan 15:15:5 (berat) hingga tong terisi penuh.
     Untuk memperoleh cairan dengan konsistensi yang diinginkan, kadangkala diperlukan
     air yang lebih banyak. Kemudian tutup tong besi dilipat kembali ke tempatnya dan
     disegel, sebaiknya dengan dikelim atau pengelasan. Tong yang sudah disegel
     kemudian harus ditempatkan di dasar lubang pembuangan dan ditutupi dengan limbah
     padat rumah tangga. Agar mudah dipindahkan, tong dapat ditempatkan di atas pallet
     kemudian diletakkan ke pemindah pallet.

b.   Imobilisasi limbah : insinerasi

           Insinerasi merupakan teknologi pengolahan limbah dengan cara pembakaran.
     Insinerasi termasuk dalam varian enkapsulasi yang meliputi pelepasan bahan-bahan
     pembungkus, kertas, karton dan plastik dari obat-obatan. Pil harus dilepaskan dari
     blisternya. Obat-obatan tersebut lalu ditanam kemudian ditambahkan campuran air,


                                          11
semen dan kapur hingga terbentuk pasta yang homogen. Pasta tersebut kemudian
       dipindahkan dalam keadaan cair dengan mempergunakan truk pengaduk konstruksi ke
       tempat pembuangan dan dituang ke dalam tempat pembuangan limbah biasa. Pasta
       akan berubah menjadi massa padat yang bercampur dengan limbah rumah tangga.

             Ketika melakukan proses ini, pekerja perlu melindungi dirinya dengan pakaian
       pelindung dan masker untuk mencegah timbulnya resiko timbulnya debu. Namun,
       insinerasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya, dimana sebagian besar dari
       komponen limbah farmasi dapat dihancurkan dan limbah dapat berkurang dengan
       cepat. Tak hanya itu, proses insinerasi relatif murah, memerlukan lahan yang relatif
       kecil dan dapat dilaksanakan tanpa peralatan canggih. Sayangnya, dibalik kelebihan
       insinerasi, masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya, insinerasi hanya
       mengubah volume limbah menjadi lebih kecil, debu yang dihasilkan dari proses
       insinerasi sangat berbahaya sehingga harus diimobilisasi atau ditentukan lagi tempat
       pembuangannya yang kedap air. Debu tersebut juga bersifat tak terurai dan akan
       sangat berbahaya bagi pernapasan manusia.

             Yang perlu disediakan adalah alat penggiling untuk menghancurkan obat-
       obatan, alat pengaduk konstruksi, serta sejumlah semen, kapur dan air.

       Perbandingan berat yang digunakan adalah sebagai berikut:

       Obat-obatan    : 65%

       Kapur          : 15%

       Semen          : 15%

       Air            : 5% atau lebih untuk mendapatkan konsistensi cairan yang sesuai.

       Pengolahan limbah yang dilakukan tergantung jenis dan karakter limbahnya.
Contohnya, limbah jenis ampul ( obat anti keganasan) diolah dengan metode enkapsulasi
yaitu tong di isi dengan obat anti keganasan, tong harus di isi dengan obat anti keganaan
hingga 50 % kapasitasnya kemudian di tambahkan dengan campuran kapur, semen dan air
dengan perbandingan berat 15:15:5 hingga tong penuh. Hingga terbentuk balok yang kuat
dan padat dimana limbah akan terisolasi secara relatif aman.


                                             12
6.     Pembuangan Akhir

               Setelah proses pengolahan, kuantitas limbah menjadi sedikit. Hasil dari
       pengolahan limbah dengan insenerasi menghasilkan abu yang sedikit. Abu atau sisa
       pengolahan dengan insenerasi ini dapat digunakan untuk penimbun tanah. Limbah
       farmasi tidak berbahaya lagi bila telah diolah dengan insenerasi.




CATATAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH FARMASI:
 Bahan kontainer harus sesuai dengan karakter limbah atau limbah
 Semua kontainer ( wadah/tempat limbah) baik pada tahap penimbulan sampai tahap
     pengolahan harus kuat, kedap air dan harus disimpan di area yang tertutup untuk
     melindungi resiko bahaya dari limbah farmasi.
 Adanya pemisahan area yang mengahasilkan limbah farmasi dapat menyulitkan dalam
     pengelolaan limbah baik dalam efektifitas kerja dan efisiensi biaya.
 Diperlukan pemilahan limbah – limbah yang mungkin dapat digunakan lagi seperti,
     desinifiktan yang penggunaanya tidak terbatas.
 Perlu adanya proteksi diri terhadap pekerja yang mengelola limbah farmasi agar tehindar
     dari kecelakaan kerja.



                                                13
BAB IV
                                 PENUTUP


A. Kesimpulan
        Limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis B3 yang mencakup
  produk farmasi (obat-obatan, vaksin, sera, jarum suntik, dan lain-lain) yang sudah
  kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang.
  Produk farmasi yang tidak memenuhi standar tersebut harus dikelola dan dibuang
  dengan cara pengelolaan limbah yang tepat. Bila limbah farmasi tidak dikelola dengan
  baik, akan menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Bahaya ini
  dapat berupa berbagai penyakit yang dapat menjangkit manusia seperti demam typoid,
  kolera, disentri dan hepatitis. Penyakit-penyakit tersebut timbul karena adanya virus,
  bakteri, racun, bahkan bahan radioaktif. Bukan hanya penyakit yang merupakan
  bahaya dari limbah farmasi, melainkan juga beredarnya obat-obat palsu. Peredaran
  obat palsu merupakan masalah serius yang saat ini dihadapi oleh setiap negara,
  termasuk Indonesia. Obat palsu tidak hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan
  yang mengkonsumsinya, namun bahkan dapat mengakibatkan kematian. Begitu juga
  dengan jarum suntik bekas, dapat menularkan penyakit bila jarum suntik bekas
  digunakan kembali tanpa disterilisasi terlebih dahulu.
        Pengelolaan limbah farmasi harus dilakukan secara bertahap dan benar, yakni :
  penimbunan,     penyimpanan,     penampungan,     pengangkutan,    pengolahan,     dan
  pembuangan akhir. Seluruh tahap-tahap tersebut harus dilakukan secara berurutan.




B. Saran
        Limbah farmasi seharusnya ditangani secara tepat agar tidak membahayakan
  lingkungan. Tak hanya itu, pemerintah juga sebaiknya ikut ambil alih dalam hal
  mengawasi pengelolaan limbah farmasi. Pemerintah harus mengawasi limbah farmasi
  secara sungguh-sungguh. Jangan sampai terjadi pembuangan limbah yang asal-asalan
  (langsung dibuang ke tampat sampah) tanpa mempertimbangkan resiko-resiko yang
  akan terjadi.




                                        14
DAFTAR PUSTAKA :

Salmiyatun(2003), Panduan pembuangan limbah perbekalan farmasi,EGC; Jakarta

Instalasi Pengolahan Limbah Industri. http://ritariata.blogspot.com/2010/01/instalasi-
pengolahan-limbah-industri.html


Pengelolaan LimbahFarmasi.
http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2010/12/pengelolaan-limbah-farmasi.html


Limbah Rumah Sakit dan Bahayanya. http://ppni1b.blogspot.com/2011/10/limbah-rumah-
sakit-dan-bahayanya.html


PedomanPembuangan Secara Aman Obat-obatan Tak Terpakai saat dan pasca Kedaruratan.
http://www.who.or.id/ind/contents/aceh/Pedoman%20Pembuangan%20Secara%20Aman%20
Obat.pdf


Bahaya Limbah Rumah Sakit. http://cousbravo.blogspot.com/2012/03/bahaya-limbah-rumah-
sakit.html


Ayo Peduli Limbah Farmasi! http://www.ylki.or.id/ayo-peduli-limbah-farmasi.html


Pengelolaan Limbah Industri Farmasi.
http://kuliahapoteker.blogspot.com/2011/03/pengelolaan-limbah-industri-
farmasi.html?showComment=1345018490656#c1569664623172972411




                                              15

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasihusnul khotimah
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Ulfah Hanum
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul DeLas Rac
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikChafa Nick
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
 
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekKasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekAstriedAmalia
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalErie Gusnellyanti
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Ulfah Hanum
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISJUHERAH
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiGoogle
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirupsisabihi
 

Mais procurados (20)

Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Pengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasiPengelolaan limbah industri farmasi
Pengelolaan limbah industri farmasi
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul Uji mutu sediaan kapsul
Uji mutu sediaan kapsul
 
farmasetika dasar
farmasetika dasarfarmasetika dasar
farmasetika dasar
 
Pill
PillPill
Pill
 
Farmakologi
Farmakologi Farmakologi
Farmakologi
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Sediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
 
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotekKasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
Kasus pelanggaran kode etik apoteker di apotek
 
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat RasionalPemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013Daftar obat esensial nasional 2013
Daftar obat esensial nasional 2013
 
PTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDISPTPS : LIMBAH MEDIS
PTPS : LIMBAH MEDIS
 
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
 
Evaluasi Granul
Evaluasi GranulEvaluasi Granul
Evaluasi Granul
 
Laporan sirup
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
 

Destaque

Makalah pltbg ku
Makalah pltbg kuMakalah pltbg ku
Makalah pltbg kupnusantara
 
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksiBangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksiCandra Prasetia
 
Alat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendisAlat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendisKendis Salim
 
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaLaporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaArum Setyorini
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...Pujiati Puu
 
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumTaufik Sukmana
 
Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistemguestb7aaaf1e
 

Destaque (11)

Makalah pltbg ku
Makalah pltbg kuMakalah pltbg ku
Makalah pltbg ku
 
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksiBangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
Bangunan & peralatan dalam aktivitas produksi
 
Alat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendisAlat laboratorium kendis
Alat laboratorium kendis
 
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratoriumBab 1 pengenalan alat di laboratorium
Bab 1 pengenalan alat di laboratorium
 
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - IndonesiaLaporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
Laporan Prakerin PT. Industri Jamu Borobudur Semarang - Indonesia
 
Mog
MogMog
Mog
 
Cpob presentase
Cpob presentaseCpob presentase
Cpob presentase
 
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
makalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bahan Berbahaya dan Beracun kimia org...
 
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Kliping jenis jenis narkoba dan bahayanya AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di LaboratoriumLaporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
Laporan Akhir Praktikum Kimia Dasar Pengenalan Alat di Laboratorium
 
Perancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa SistemPerancangan dan Analisa Sistem
Perancangan dan Analisa Sistem
 

Semelhante a PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI

Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3sitialimahromadhoni
 
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKITDAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKITriri_hermana
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraBudinta Lubizz
 
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANIPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANAris Khinuzuka
 
Ayufifi.docx
Ayufifi.docxAyufifi.docx
Ayufifi.docxAyuAsri3
 
30.limbah medis ke 5 B3.pptx
30.limbah medis ke 5 B3.pptx30.limbah medis ke 5 B3.pptx
30.limbah medis ke 5 B3.pptxVideoIslami
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamDavid Rosidi
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganrheonaldy
 
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia danMemahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dankagawa21
 
Zainal tugas lingkungan hidup
Zainal tugas lingkungan hidupZainal tugas lingkungan hidup
Zainal tugas lingkungan hidupZainal Abidin
 
Fun Games Classroom Kit.pptx
Fun Games Classroom Kit.pptxFun Games Classroom Kit.pptx
Fun Games Classroom Kit.pptxAminahtunLatifah2
 

Semelhante a PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI (20)

Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
Kesehatan dan keselamatan kerja penanganan limbah b3
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKITDAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT
DAMPAK LINGKUNGAN DI RUMAH SAKIT
 
Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1Pencemaran lingkunga1
Pencemaran lingkunga1
 
Makalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapraMakalah limbah-padatgapra
Makalah limbah-padatgapra
 
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATANIPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
IPA AMDAL BIDANG KESEHATAN
 
Hengkyprabowoirianto
HengkyprabowoiriantoHengkyprabowoirianto
Hengkyprabowoirianto
 
Panduan tentang b3 dan apd
Panduan tentang b3 dan apdPanduan tentang b3 dan apd
Panduan tentang b3 dan apd
 
Ayufifi.docx
Ayufifi.docxAyufifi.docx
Ayufifi.docx
 
Limbah sampah
Limbah sampahLimbah sampah
Limbah sampah
 
30.limbah medis ke 5 B3.pptx
30.limbah medis ke 5 B3.pptx30.limbah medis ke 5 B3.pptx
30.limbah medis ke 5 B3.pptx
 
MAKALAH
MAKALAHMAKALAH
MAKALAH
 
lingkungan hidup
lingkungan hiduplingkungan hidup
lingkungan hidup
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Sap sampah
Sap sampahSap sampah
Sap sampah
 
Makalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alamMakalah sumber-daya-alam
Makalah sumber-daya-alam
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
 
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia danMemahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan
 
Zainal tugas lingkungan hidup
Zainal tugas lingkungan hidupZainal tugas lingkungan hidup
Zainal tugas lingkungan hidup
 
Fun Games Classroom Kit.pptx
Fun Games Classroom Kit.pptxFun Games Classroom Kit.pptx
Fun Games Classroom Kit.pptx
 

Último

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptxwongcp2
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 

Último (20)

Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptxTeknik Menjawab Kertas P.Moral SPM  2024.pptx
Teknik Menjawab Kertas P.Moral SPM 2024.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 

PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI

  • 1. LIMBAH FARMASI Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran : Melakukan Pengolahan Limbah Padat non B3 Kimia Produktif (G8) MAKALAH INI DISUSUN OLEH :  Kelompok 4 : 1. Firda Khaerini 2. M. Roy Marwanto 3. Restiana Ratih K.N. 4. Rica Ardila Yumni  Kelas : XI Kimia Analis 1 SMK NEGERI 2 KOTA TANGERANG Jl. Veteran No. 2 Kota Tangerang Agustus 2012 1
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah farmasi merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial. Pada saat ini masih sering kita jumpai limbah farmasi yang kurang mendapatkan perhatian serius dari berbagai rumah sakit maupun industri farmasi. Pengelolaan limbah yang masih “terpinggirkan” dari pihak-pihak rumah sakit dan industri farmasi tentunya berdampak buruk bagi masyarakat maupun lingkungan. Pada dasarnya, limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis berbahaya karena sifat toxicity, flammable, reactivity, dan corrosive, serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar demi menghindari resiko-resiko yang akan terjadi. Sangat disayangkan bahwa pengetahuan maupun pemahaman pihak-pihak terkait mengenai peraturan dan persyaratan dalam pengelolaan limbah farmasi masih dirasa minim sehingga sampai saat ini masih banyak sekali rumah sakit atau industri farmasi yang membuang air limbahnya ke saluran umum. Hal ini mengingat bahwa kendala yang paling banyak dijumpai yakni teknologi yang ada saat ini masih cukup mahal, sedangkan dana yang tersedia untuk membangun unit alat pengolah limbah masih sangat terbatas. Maka, perlu dikembangkan teknologi pengolahan air limbah yang murah dan mudah pengoperasiannya. Melalui makalah ini, akan dijabarkan secara lebih rinci mengenai limbah farmasi dari segi golongannya, bahayanya bagi makhluk hidup maupun lingkungan, serta cara dan teknologi pengelolaan limbah farmasi agar tidak merusak lingkungan. 2
  • 3. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari limbah farmasi? 2. Apa saja yang tergolong dalam limbah farmasi? 3. Apa bahaya limbah farmasi bagi makhluk hidup maupun lingkungan? 4. Bagaimana cara mengolah limbah farmasi agar tidak merusak lingkungan? C. Tujuan 1. Menjelaskan definisi dari limbah farmasi. 2. Mengenalkan yang termasuk dalam limbah farmasi. 3. Mengetahui bahaya limbah farmasi bagi makhluk hidup dan lingkungan. 4. Mengetahui cara mengolah limbah farmasi yang benar dan tepat agar tidak merusak lingkungan. 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Limbah Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya yang dikenal sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3). Berdasarkan BAPEDAL (1995), limbah B3 ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia. Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. 4
  • 5. B. Pengertian Limbah Farmasi Limbah Farmasi adalah limbah yang mencakup produk farmasi yang sudah kadaluwarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang. Contoh produk farmasi tersebut, antara lain: 1. Senyawa kimia dan produk botani yang digunakan dalam pengobatan 2. Sediaan farmasi (tablet, kapsul, sirup, injeksi, salep, krim, infus, dll) 3. Produk diagnostik in vitro dan in vivo 4. Produk biologi seperti vaksin dan sera. Kategori ini juga mencakup barang yang akan dibuang setelah digunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan, masker, selang penghubung dan ampul obat. Jadi limbah medis dapat dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun. Untuk mencegah terjadinya dampak negatif limbah medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan, maka perlu dilakukan pengelolaan secara khusus (BAPEDAL, 1999). Dampak negatif limbah medis terhadap masyarakat dan lingkungan terjadi akibat pengelolaan yang kurang baik. Limbah medis jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan patogen yang dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan. Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis noninfeksius. Selain itu, kerap bercampur limbah medis dan nonmedis, karena limbah nonmedis diperlakukan sama dengan limbah padat lainnya. Artinya, dikelola Dinas Kesehatan dan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) limbah seperti di Bantar Gebang Bekasi. Percampuran tersebut justru memperbesar permasalahan limbah medis. Banyak pihak yang menyadari tentang bahaya ini, namun lemahnya peraturan pemerintah tentang pengelolaan limbah farmasi mengakibatkan hanya sedikit pihak farmasi yang memiliki IPAL khusus pengolahan limbah cairnya sampai saat ini. 5
  • 6. C. Sumber Limbah Farmasi Pada hakikatnya, limbah farmasi bersumber dari : 1. Limbah padat Contoh: debu atau serbuk obat dari sistem pengendalian debu (dust collector), obat rusak atau kadaluarsa (tablet), bungkus obat, botol obat yang beresidu, aluminium foil, jarum suntik dan bekas pembalut. Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah padat tersebut diantaranya: Kegagalan produksi, Debu bahan formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner Bekas kemasan bahan baku dan kemasan yang rusak 2. Limbah cair Contoh: Bekas reagensia di laboratorium, bekas cucian peralatan produksi, tumpahan bahan, dan sebagainya. Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair tersebut diantaranya: Pencucian mesin, alat-alat produksi, kemasan (botol), dan lain-lain. Sanitasi ruangan 3. Limbah gas Contoh: Debu selama proses produksi, uap lemari asam di Laboratorium, uap solvent proses film coating, asam steam boiler, generator listrik dan incinerator. Adapun kegiatan produksi yang menyebabkan munculnya limbah cair tersebut diantaranya: Dari proses granulasi Dari proses pencetakan tablet Dari proses coating Dari proses masa kapsul 4. Limbah suara atau getaran Contoh: Suara dan getaran dari mesin-mesin pabrik, genset, dan steam boiler. 6
  • 7. D. Bahaya Limbah Farmasi Limbah cair, seperti limbah farmasi, yang dihasilkan umumnya banyak mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi kesehatan masyarakat sekitar. Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar lingkungannya dan dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia termasuk demam typoid, kolera, disentri dan hepatitis. 1. Limbah jarum suntik Limbah jarum suntik yang juga merupakan limbah medis B3 tidak boleh dianggap sepele keberadaannya. Bayangkan jika setiap hari ada ratusan jarum suntik yang harus dibuang karena fungsinya yang sekali pakai. Kemudian kemanakah jarum- jarum suntik itu setelah dipakai? Limbah jarum suntik yang berasal dari rumah sakit atau Puskesmas harus dimusnahkan karena bila pengelolaan limbahnya tidak benar, jarum suntik dapat menularkan penyakit kepada pasien lain, pengunjung RS, petugas kesehatan, maupun masyarakat umum. Yang lebih berbahaya lagi yaitu, bila jarum suntik tersebut pernah digunakan oleh pengidap HIV/AIDS kemudian digunakan kembali oleh orang yang tidak terkena HIV/AIDS, maka orang tersebut akan terkena infeksi HIV. Jarum suntik ini juga merupakan salah satu rute masuknya HIV ke tubuh manusia. Sebenarnya ada cara praktis untuk menghancurkan jarum suntik yaitu dengan menggunakan alat khusus berteknologi sederhana yang bernama needle destroyer. Cara penggunaannya dengan memasukkan jarum suntik bekas ke dalam lubang aluminium di dalam alat, maka mesin akan melelehkan jarum dan menjadi steril. 2. Limbah obat Obat palsu juga merupakan salah satu limbah medis atau limbah farmasi yang berasal dari obat-obat yang tidak digunakan lagi oleh pasien/masyarakat, obat-obat yang tidak dibutuhkan lagi oleh institusi terkait, obat-obat yang dibuang karena kemasannya telah terkontaminasi, serta merupakan limbah yang dihasilkan dalam 7
  • 8. proses produksi obat-obatan. Obat-obatan tersebut seharusnya dimusnahkan karena sudah tidak memiliki khasiat dalam menyembuhkan, bahkan bisa membahayakan. Obat palsu adalah obat yang diproduksi oleh pihak yang tidak berhak menurut undang-undang. Obat tidak terdaftar, obat dengan zat aktif di bawah 80% , obat tanpa zat aktif sama sekali, serta obat kadaluarsa yang dikemas kembali. Minimnya pengetahuan masyarakat dalam membedakan antara obat asli dan palsu merupakan salah satu faktor pemicu masih beredarnya obat palsu dan kadaluarsa. Selain itu, penawaran obat dengan harga yang relatif murah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Idealnya obat-obatan dibuang dengan menggunakan insinerasi suhu tinggi (misalnya, lebih dari 1.200˚C). Fasilitas insinerasi seperti itu, yang dilengkapi dengan pengendali emisi yang memadai biasa ditemukan di negara-negara industri. Biaya pembuangan limbah farmasi dengan cara tersebut di Kroasia dan Bosnia dan Herzegovina berkisar antara US$ 2.2/kg hingga US$ 4.1/kg. Untuk menginsinerasi jumlah limbah farmasi yang ada di Kroasia akan membutuhkan biaya antara US$ 4.4 juta hingga US$ 8.2 juta. E. Pengelolaan Limbah Farmasi Limbah farmasi merupakan salah satu jenis limbah medis atau merupakan limbah berbahaya yang pengelolaannya harus diperhatikan. Beberapa contoh limbah farmasi adalah obat – obatan,vaksin,serum,yang tidak digunakan lagi,botol obat yang beresidu, dll. Pengelolaan limbah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pemilihan teknologi pengelolaan limbah farmasi dapat didasarkan pada: 1. Karakteristik limbah Misalnya, kandungan senyawa organik (BOD dan COD), bahan padat tersuspensi, derajat degradabilitas, dan jumlah limbah yang dibuang per harinya. 2. Mutu baku lingkungan Misalnya dari tempat pembuangan limbahnya dan mutu baku limbah yang berlaku. 8
  • 9. 3. Biaya operasional pengolahan 4. Lahan yang harus disediakan Pengelolaan limbah farmasi merupakan suatu kegiatan yang cukup banyak diantara lain: 1. Penimbunan Limbah (pemisahan dan pengurangan) Limbah farmasi dapat berasal dari industri farmasi, rumah sakit (tempat pelayanan kesehatan), dan perumahan. Kawasan pemukiman mengahasilkan limbah farmasi seperti obat – obatan, tetapi karena jumlahnya tidak banyak. Proses pemilahan dan reduksi limbah maka penggunaanya dilakukan bersama – sama dengan limbah domestik. Bila suatu daerah dengan tata ruang terencana baik, yaitu kawan industri terpisah dengan kawasan pemukiman maka penanganan buangan akan lebih mudah. Proses pemilahan dan reduksi limbah hendaknya merupakan proses secara rutin yang pelaksanaanya harus mempertimbangkan : a. Kelancaran penanganan dan penampungan limbah b. Pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah berbahaya (farmasi) c. Pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan. 2. Penyimpanan (storage) Penyimpanan merupakan kegiatan penampungan sementara limbah farmasi hingga dipindahkan ke tahap penampungan.Hal ini dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan nilai ekonomis. Penyimpanan limbah farmasi untuk waktu yang lama tanpa kepastian yang jelas untuk memindahkan ke tempat penampungan tidak diperbolehkan.Penyimpanan dalam jumlah banyak dapat dikumpulkan di lokasi pengumpulan limbah farmasi. Limbah farmasi yang dihasilkan disimpan sementara di dalam kontainer yang tertutup dan kedap air. Kapasitas kontainer penyimpanan harus diperhatikan agar limbah tidak berkeluaran atau overload. 9
  • 10. 3. Penampungan atau Pengumpulan Limbah Sebelum di Angkut Wadah penampungan limbah ini harus memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan dalam limbah farmasi dilakukan perlakuan standarisasi seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992. Penampungan limbah cair farmasi dapat dimasukkan kedalam drum dan disimpan dalam gudang atau tempat yang terlindung dari panas dan hujan. Limbah dalam bentuk padat disimpan dalam wadah yang kuat (tidak mudah bocor atau rusak) dan kedap air. Penyimpanan harus mempertimbangkan jenis dan jumlah limbah yang dihasilkan. Contoh, untuk buangan/limbah yang korosif disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiberglass. 4. Pengangkutan Pengangkutan eksternal (pengangkutan ke tempat pengolahan yang tidak berada pada tempat penimbunan limbah) adalah pengangkutan limbah ke tempat pembuangan di luar (of site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Limbah farmasi diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor. 5. Pengolahan Limbah farmasi memerlukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Pengolahan ditujukan untuk mengurangi dan menghilangkan racun atau detoksitasi, merubah bahan berbahaya menjadi kurang berbahaya atau untuk mempersiapkan proses berikutnya. Metode yang digunakan untuk mengolah dan membuang limbah farmasi tergantung pada faktor – faktor khusus yang sesuai dengan intstitusi yang berkaitan dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat. Teknik pengolahan limbah farmasi yang mungkin diterapkan adalah: 10
  • 11. a. Insenerasi suhu tinggi dan rendah b. Inaktivasi suhu tinggi c. Sterilisasi suhu tinggi d. Microwave treatment e. Enkapsulasi (peng-imobilisasian) Pengolahan limbah farmasi dapat dilakukan melalui dua cara, yakni: a. Imobilisasi limbah : enkapsulasi Enkapsulasi berarti peng-imobilisasi-an obat-obatan dengan memadatkannya dalam tong plastik atau besi. Sebelum dipergunakan, tong harus dibersihkan terlebih dahulu. Kandungan sebelumnya harus bukan berupa bahan yang mudah meledak atau berbahaya. Kemudian, tong tersebut diisi hingga memenuhi 75% kapasitasnya dengan obat-obatan padat atau setengah padat. Lalu, bahan-bahan seperti semen atau campuran semen dengan kapur, busa plastik atau pasir batu bara dituang ke dalam tong tadi hingga terisi penuh. Untuk memudahkan dan mempercepat pengisian, tutup tong harus dipotong hingga terbuka kemudian dilipat ke belakang. Penempatan obat-obatan ke dalam tong harus berhati-hati agar tutup tong tidak terpotong. Bila tong telah terisi hingga 75% kapasitasnya, tambahkan campuran kapur, semen dan air dengan perbandingan 15:15:5 (berat) hingga tong terisi penuh. Untuk memperoleh cairan dengan konsistensi yang diinginkan, kadangkala diperlukan air yang lebih banyak. Kemudian tutup tong besi dilipat kembali ke tempatnya dan disegel, sebaiknya dengan dikelim atau pengelasan. Tong yang sudah disegel kemudian harus ditempatkan di dasar lubang pembuangan dan ditutupi dengan limbah padat rumah tangga. Agar mudah dipindahkan, tong dapat ditempatkan di atas pallet kemudian diletakkan ke pemindah pallet. b. Imobilisasi limbah : insinerasi Insinerasi merupakan teknologi pengolahan limbah dengan cara pembakaran. Insinerasi termasuk dalam varian enkapsulasi yang meliputi pelepasan bahan-bahan pembungkus, kertas, karton dan plastik dari obat-obatan. Pil harus dilepaskan dari blisternya. Obat-obatan tersebut lalu ditanam kemudian ditambahkan campuran air, 11
  • 12. semen dan kapur hingga terbentuk pasta yang homogen. Pasta tersebut kemudian dipindahkan dalam keadaan cair dengan mempergunakan truk pengaduk konstruksi ke tempat pembuangan dan dituang ke dalam tempat pembuangan limbah biasa. Pasta akan berubah menjadi massa padat yang bercampur dengan limbah rumah tangga. Ketika melakukan proses ini, pekerja perlu melindungi dirinya dengan pakaian pelindung dan masker untuk mencegah timbulnya resiko timbulnya debu. Namun, insinerasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya, dimana sebagian besar dari komponen limbah farmasi dapat dihancurkan dan limbah dapat berkurang dengan cepat. Tak hanya itu, proses insinerasi relatif murah, memerlukan lahan yang relatif kecil dan dapat dilaksanakan tanpa peralatan canggih. Sayangnya, dibalik kelebihan insinerasi, masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya, insinerasi hanya mengubah volume limbah menjadi lebih kecil, debu yang dihasilkan dari proses insinerasi sangat berbahaya sehingga harus diimobilisasi atau ditentukan lagi tempat pembuangannya yang kedap air. Debu tersebut juga bersifat tak terurai dan akan sangat berbahaya bagi pernapasan manusia. Yang perlu disediakan adalah alat penggiling untuk menghancurkan obat- obatan, alat pengaduk konstruksi, serta sejumlah semen, kapur dan air. Perbandingan berat yang digunakan adalah sebagai berikut: Obat-obatan : 65% Kapur : 15% Semen : 15% Air : 5% atau lebih untuk mendapatkan konsistensi cairan yang sesuai. Pengolahan limbah yang dilakukan tergantung jenis dan karakter limbahnya. Contohnya, limbah jenis ampul ( obat anti keganasan) diolah dengan metode enkapsulasi yaitu tong di isi dengan obat anti keganasan, tong harus di isi dengan obat anti keganaan hingga 50 % kapasitasnya kemudian di tambahkan dengan campuran kapur, semen dan air dengan perbandingan berat 15:15:5 hingga tong penuh. Hingga terbentuk balok yang kuat dan padat dimana limbah akan terisolasi secara relatif aman. 12
  • 13. 6. Pembuangan Akhir Setelah proses pengolahan, kuantitas limbah menjadi sedikit. Hasil dari pengolahan limbah dengan insenerasi menghasilkan abu yang sedikit. Abu atau sisa pengolahan dengan insenerasi ini dapat digunakan untuk penimbun tanah. Limbah farmasi tidak berbahaya lagi bila telah diolah dengan insenerasi. CATATAN DALAM PENGELOLAAN LIMBAH FARMASI:  Bahan kontainer harus sesuai dengan karakter limbah atau limbah  Semua kontainer ( wadah/tempat limbah) baik pada tahap penimbulan sampai tahap pengolahan harus kuat, kedap air dan harus disimpan di area yang tertutup untuk melindungi resiko bahaya dari limbah farmasi.  Adanya pemisahan area yang mengahasilkan limbah farmasi dapat menyulitkan dalam pengelolaan limbah baik dalam efektifitas kerja dan efisiensi biaya.  Diperlukan pemilahan limbah – limbah yang mungkin dapat digunakan lagi seperti, desinifiktan yang penggunaanya tidak terbatas.  Perlu adanya proteksi diri terhadap pekerja yang mengelola limbah farmasi agar tehindar dari kecelakaan kerja. 13
  • 14. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Limbah farmasi merupakan salah satu dari limbah medis B3 yang mencakup produk farmasi (obat-obatan, vaksin, sera, jarum suntik, dan lain-lain) yang sudah kadaluarsa, tidak digunakan, tumpah, atau terkontaminasi sehingga harus dibuang. Produk farmasi yang tidak memenuhi standar tersebut harus dikelola dan dibuang dengan cara pengelolaan limbah yang tepat. Bila limbah farmasi tidak dikelola dengan baik, akan menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup maupun lingkungan. Bahaya ini dapat berupa berbagai penyakit yang dapat menjangkit manusia seperti demam typoid, kolera, disentri dan hepatitis. Penyakit-penyakit tersebut timbul karena adanya virus, bakteri, racun, bahkan bahan radioaktif. Bukan hanya penyakit yang merupakan bahaya dari limbah farmasi, melainkan juga beredarnya obat-obat palsu. Peredaran obat palsu merupakan masalah serius yang saat ini dihadapi oleh setiap negara, termasuk Indonesia. Obat palsu tidak hanya dapat memperburuk kondisi kesehatan yang mengkonsumsinya, namun bahkan dapat mengakibatkan kematian. Begitu juga dengan jarum suntik bekas, dapat menularkan penyakit bila jarum suntik bekas digunakan kembali tanpa disterilisasi terlebih dahulu. Pengelolaan limbah farmasi harus dilakukan secara bertahap dan benar, yakni : penimbunan, penyimpanan, penampungan, pengangkutan, pengolahan, dan pembuangan akhir. Seluruh tahap-tahap tersebut harus dilakukan secara berurutan. B. Saran Limbah farmasi seharusnya ditangani secara tepat agar tidak membahayakan lingkungan. Tak hanya itu, pemerintah juga sebaiknya ikut ambil alih dalam hal mengawasi pengelolaan limbah farmasi. Pemerintah harus mengawasi limbah farmasi secara sungguh-sungguh. Jangan sampai terjadi pembuangan limbah yang asal-asalan (langsung dibuang ke tampat sampah) tanpa mempertimbangkan resiko-resiko yang akan terjadi. 14
  • 15. DAFTAR PUSTAKA : Salmiyatun(2003), Panduan pembuangan limbah perbekalan farmasi,EGC; Jakarta Instalasi Pengolahan Limbah Industri. http://ritariata.blogspot.com/2010/01/instalasi- pengolahan-limbah-industri.html Pengelolaan LimbahFarmasi. http://ardhikesehatanlingkungan.blogspot.com/2010/12/pengelolaan-limbah-farmasi.html Limbah Rumah Sakit dan Bahayanya. http://ppni1b.blogspot.com/2011/10/limbah-rumah- sakit-dan-bahayanya.html PedomanPembuangan Secara Aman Obat-obatan Tak Terpakai saat dan pasca Kedaruratan. http://www.who.or.id/ind/contents/aceh/Pedoman%20Pembuangan%20Secara%20Aman%20 Obat.pdf Bahaya Limbah Rumah Sakit. http://cousbravo.blogspot.com/2012/03/bahaya-limbah-rumah- sakit.html Ayo Peduli Limbah Farmasi! http://www.ylki.or.id/ayo-peduli-limbah-farmasi.html Pengelolaan Limbah Industri Farmasi. http://kuliahapoteker.blogspot.com/2011/03/pengelolaan-limbah-industri- farmasi.html?showComment=1345018490656#c1569664623172972411 15