SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 6
Merayakan Natal, Merayakan Keberagaman

                               Finsensius Yuli Purnama



Titik Awal Keberangkatan

       Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah tulisan ilmiah, namun sekedar
refleksi Natal saya tahun ini. Refleksi ini bermula dari asumsi bahwa dalam berbagai
kebudayaan, kehidupan masyarakat seringkali dibimbing oleh narasi (untuk tidak
menyebutnya sebagai mitos) yang membimbing manusia tentang bagaimana
memandang dunia dan nilai-nilai tertentu. Cerita tentang Cinderela misalnya
membimbing para gadis tentang kisah cinta yang menantikan datangnya pangeran
berkuda putih, tentang bagaimana menjadi wanita. Atau juga peran cerita pewayangan
di kebudayaan Jawa yang memberikan contoh keutamaan, perilaku sesuai dengan peran,
dan filosofi dalam memandang hidup. Namun, narasi tersebut dapat juga dimaknai
dengan cara yang berbeda.

       Tulisan ini ingin melihat narasi-narasi tentang Natal dan figur Sinterklas dan Pit
Hitam dalam cerita rakyat yang berkembang dari Eropa. Asumsinya, kehadiran sosok
Sinterklas dan Pit Hitam analog dengan cara pikir dualisme, hitam-putih, siang-malam,
baik-buruk, pemberi hadiah-pemnghukum. Logika oposisi biner tersebut dalam
hubungan antara Sinterklas dan Pit Hitam semakin dikuatkan dengan fakta historis
hubungan antara kulit hitam-kulit putih, budak-majikan. Di sisi lain, oposisi biner yang
sangat rasial tersebut dapat uga dibaca secara berbeda (didekonstruksi) sebagai usaha
untuk merepresentasikan keberagaman.



Narasi tentang Natal

       Natal (natus, Latin; netre, Prancis; neton, Jawa) tak lepas dari esensinya, yakni
perayaan kelahiran. Dalam hal ini, perayaan kelahiran Yesus Kristus. Sebenarnya,
tradisi untuk memperingati hari kelahiran terdapat di banyak budaya. Setidaknya, hal itu
dapat disimpukan dari perbendaharaan kosakata yang memberi makna kelahiran dalam
tiap kebudayaan. Bagaimanakah dengan sejarah tradisi Natal.
Dalam Kitab Suci, saya tidak menemukan teks yang menyatakan bahwa tanggal
25 Desember merupakan hari kelahiran Yesus. Salah satu versi sejarah menyebutkan
bahwa tradisi merayakan Natal pada tanggal 25 Desember bermula dari Roma. Di
Roma, tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari lahirnya dewa “matahari tak
terkalahkan” (Sol Invictus). Pada tahun 274, Kaisar Romawi Aurelianus mengumumkan
bahwa tgl 25 Desember sebagai hari libur nasional dalam merayakan hari lahirnya dewa
matahari.

       Iklim Eropa yang mengenal empat musim membuat peran matahari sebagai
sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Dan banyak dari penganut Kristinai yang
mengikuti tradisi penyemebahan tersebut. Kenyataan tersebut membuat Gereja Perdana
mengajak umat Kristen untuk memaknai perayaan tanggal 25 Desember dengan cara
yang lain. Para umat jemaat perdana diajak untuk merayakan misa tengah malam
sebelum tanggal 25 Desember. Selanjutnya, Gereja Roma Katolik merayakan hari itu
yang di sebut sebagai “misa tengah malam” sehari sebelum Natal (Christmas) untuk
merayakan perkiraan lahirnya Kristus.

       Jadi kata “Christmas” berasal dari kata “Christ’s Mass” bahasa Inggris yang
lama, “Christes Maesse.” Misa adalah versi atau sebutan Gereja Katolik Roma untuk
“Perjamuan Tuhan.” Kata Christmas itu sendiri (Natal dalam bahasa Indonesia)
bukanlah bahasa aslinya, tetapi terbentuk dari tradisi manusia. Selanjutnya tradisi ini
dikenal oleh umat Kristen di berbagai negara dan terdapat pencampuran antara cerita-
cerita rakyat lokal terhadap tradisi Christmas tersebut. Salah satunya kemunculan figur
Sinterklas (Santo Nikolas) dan Pit Hitam.




Dualisme Sinterklas dan Pit Hitam

       Secara fisik, terdapat beberapa ciri yang membedakan antara Sinterklas dan Pit
Hitam. Saat ini, sinterklas digambarkan dalam beberapa variasi. Secara tradisional,
sinterklas digambarkan sebagai keturunan Eropa (kulit putih), memakai mitra berwarna
merah dengan salib emas, tongkat uskup, berjenggot panjang, jubah imam, lengkap
dengan stola dan kasula. Sedangkan Pit Hitam digambarkan secara berbeda (untuk tidak
menyebut berlawanan). Sinterklas digambarkan sebagai figur yang baik hati dan
memberi hadiah kepada anak-anak.

       Sinterklas berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari
tokoh Nikolas dari Myra. Ia lahir sekitar 280 M Patara tidak jauh dari Myra (Demre) di
negara Turki. Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Epifanius sedangkan ibunya
bernama Nonna. Nikolas adalah seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang-
orang miskin. Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia
barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur. Sedangkan
cerita Pit Hitam awalnya hanya muncul dalam beberapa negara, diantaranya Spanyol,
Afrika, Belanda, dan Spanyol.

                                           Pit digambarkan berkulit hitam (beberapa
                                   versi menyatakan sebagai budak), selalu membawa
                                   karung, dan berpakaian a la prajurit/ pelayan
                                   kerajaan Inggris lengkap dengan topi berbulu. Pit
                                   merupakan asisten dari Sinterklas yang bertugas
                                   untuk mencatat kenakalan anak-anak dan akan
                                   menghukum anak-anak tersebut. Salah satu versi
                                   cerita rakyat di Spanyol dan Afrika menceritakan
                                   Pit Hitam suka memukul anak yang nakal dengan
                                   tongkat dan memasukkan ke karung untuk dibawa
                                   ke Spanyol.

                                           Secara historis, Pit Hitam muncul dalam
cerita rakyat di negara Belanda dan Belgia. Dalam cerita rakyat Belanda, Santo Nikolas/
Sinterklas dikenal sebagai De Goede Sint dibantu oleh seorang budak bernama Zwarte
Piet (Pit Hitam). Cerita hubungan antara Sinterklas dan Pit Hitam versi lainnya adala
ketika Zwarte Piet yang berterima kasih tidak tahu harus kemana. Dia terpisah dari
temannya dan tidak ada pekerjaan untuk membantu dirinya. Akhirnya Santo Nikolas
menawarkannya pekerjaan. Dari narasi-narasi tersebut terlihat adanya dualisme antara
Sinterklas dan Pit Hitam.

                                       Tabel. 1
Dualisme Sinterklas dan Pit Hitam



              Sinterklas                                     Pit Hitam

 • Keturunan Eropa (kulit putih)             • Keturunan Afrika (kulit hitam)
 • Tuan                                      • Asisten (budak)
 • Memberi hadiah                            • Mencatat kenakalan anak-anak, dan
                                               memukul anak yang nakal kemudian
                                               memasukkannya ke karung
 • Membantu Pit Hitam                        • Pit Hitam menjadi asisten Sinterklas
                                               sebagai rasa terima kasih



       Berdasarkan identifikasi karakteristik tersebut dapat dilihat hubungan dualisme
Sinterklas dan Pit Hitam tersebut dapat dilihat hubungan yang memandang satu lebih
baik dari yang lain, hubungan ketergantungan, dan balas jasa. Pemikiran inilah yang
mendasari pandangan sebagian orang yang memandang hubungan antara Sinterklas dan
Pit Hitam sebagai sebuah representasi rasisme.



Membaca Ulang Isu Rasial sebagai Perayaan Keberagaman

       Bercermin dari bagaimana Gereja Perdana mencoba menafsirkan ulang perayaan
Dewa Matahari menjadi sebuah perayaan kelahiran Yesus, juga bagaimana Yesus
mendekonstruksi makna salib sebagai tanda kemenangan Kristus, maka bagaimana
menafsirkan hubungan Sinterklas dan Pit Hitam pun dapat ditafsirkan dengan cara yang
lain. Jika selama ini, banyak yang menafsirkan hubungan keduanya sebagai sebuah isu
rasial atau representasi budak-majikan, maka penafsiran yang lebih berada postif adalah
sebagai representasi pluralitas manusia.

       Perbedaan ras diantara keduanya tidak dilihat dalam kerangka dualisme oposisi
biner namun dala kerangka pikir pluralitas. Dalam narasi tentang Sinterklas dikisahkan
bahwa ayahnya adalah seorang Arab. Hal itu sekaligus menunjukkan bagaimana saling
silang suku dan ras adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Dekonstruksi tersebut juga terjadi dalam cara Gereja
                          Perdana memaknai perayaan tanggal 25 Desember sebagai
                          perayaan perjamuan tengah malam dan kelahiran Yesus
                          Kristus. Hasil refleksi natal saya tahun ini adalah soal
                          dekonstruksi. Tentang memandang sesuatu dari sisi yang
                          lain. Hal itu dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi
                          kehidupan sehari-hari.

                                 Bagaimana kita memandang keberagaman yang ada
                          di sekeliling kita, teman-teman yang mempunyai asal,
                          kebudayaan, agama, dan bahasa yang berbeda. Lebih luas
lagi, bagaimana kita memandang pekerjaan, cinta, agama, dan tentu saja natal 2011
yang akan segera kita rayakan. Semoga refleksi ini berguna untuk merefleksikan secara
pribadi makna natal bagi diri para saudara. Selamat merayakan Natal 2011, selamat
merayakan kelahiran keberagaman.



                                                         Surabaya, 9 Desember 2011

                            Peringatan Hari Santo Fransiskus Antonius, Pengaku Iman



DAFTAR PUSTAKA

http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Pengetahuan-Umum/Sinterklas-Punya-
        Asisten!

http://en.wikipedia.org/wiki/Zwarte_Piet

Leong, Soo Kok. Sejarah Perayaan Natal Yang Sebenarnya.

       www.indonesia-missions.com/.../16-SejarahPerayaanNatalYangSebenarnya.
Merayakan natal merayakan kelahiran pluralitas

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Merayakan natal merayakan kelahiran pluralitas

Xi lb kedatangan naskah vid
Xi lb kedatangan naskah vidXi lb kedatangan naskah vid
Xi lb kedatangan naskah vid
Kusmiati
 
Pengertian doks
Pengertian doksPengertian doks
Pengertian doks
Ludi Ludi
 
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptxKhotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
justin224056
 
Pedang roh edisi_42
Pedang roh edisi_42Pedang roh edisi_42
Pedang roh edisi_42
alkitabiah
 
Muslim ikut natal, fatal
Muslim ikut natal, fatalMuslim ikut natal, fatal
Muslim ikut natal, fatal
Rizky Faisal
 

Semelhante a Merayakan natal merayakan kelahiran pluralitas (20)

GEMPAR 06
GEMPAR 06GEMPAR 06
GEMPAR 06
 
Sejarah rahasia amerika
Sejarah rahasia amerikaSejarah rahasia amerika
Sejarah rahasia amerika
 
Menyingkap rahasia natal
Menyingkap rahasia natalMenyingkap rahasia natal
Menyingkap rahasia natal
 
Xi lb kedatangan naskah vid
Xi lb kedatangan naskah vidXi lb kedatangan naskah vid
Xi lb kedatangan naskah vid
 
Kostum
KostumKostum
Kostum
 
Pengertian doks
Pengertian doksPengertian doks
Pengertian doks
 
Valentine’s day adis anggoro
Valentine’s day adis anggoroValentine’s day adis anggoro
Valentine’s day adis anggoro
 
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptxKhotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
Khotbah Rohani Timotius Pemuda Setiawan, Menawan dan Budiman.pptx
 
Sejarah.kelas X semester 1
Sejarah.kelas X semester 1Sejarah.kelas X semester 1
Sejarah.kelas X semester 1
 
Christmas estu ria dwi y(53)
Christmas estu ria dwi y(53)Christmas estu ria dwi y(53)
Christmas estu ria dwi y(53)
 
valentinesday-adisanggoro-130209010750-phpapp01.ppt
valentinesday-adisanggoro-130209010750-phpapp01.pptvalentinesday-adisanggoro-130209010750-phpapp01.ppt
valentinesday-adisanggoro-130209010750-phpapp01.ppt
 
Pedang roh edisi_42
Pedang roh edisi_42Pedang roh edisi_42
Pedang roh edisi_42
 
Popol vuh (Terjemahan)
Popol vuh (Terjemahan)Popol vuh (Terjemahan)
Popol vuh (Terjemahan)
 
tugas ISBD "kebudayaan Indonesia"
tugas ISBD "kebudayaan Indonesia"tugas ISBD "kebudayaan Indonesia"
tugas ISBD "kebudayaan Indonesia"
 
Makalah Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
Makalah Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematisMakalah Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
Makalah Perbudakan atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis
 
Tugas agama (2)
Tugas agama (2)Tugas agama (2)
Tugas agama (2)
 
Buku Rapor merah Valentine's Day
Buku Rapor merah Valentine's DayBuku Rapor merah Valentine's Day
Buku Rapor merah Valentine's Day
 
Sejarah (tradisi)
Sejarah (tradisi)Sejarah (tradisi)
Sejarah (tradisi)
 
Muslim ikut natal, fatal
Muslim ikut natal, fatalMuslim ikut natal, fatal
Muslim ikut natal, fatal
 
Bervalentine untuk apa
Bervalentine untuk apaBervalentine untuk apa
Bervalentine untuk apa
 

Mais de Fins Purnama (12)

Panduan krs online
Panduan krs onlinePanduan krs online
Panduan krs online
 
Komunitas sosial
Komunitas sosialKomunitas sosial
Komunitas sosial
 
Sbpt 3 belajar menulis ilmiah dan presentasi
Sbpt 3 belajar menulis ilmiah dan presentasiSbpt 3 belajar menulis ilmiah dan presentasi
Sbpt 3 belajar menulis ilmiah dan presentasi
 
Sbpt 4 media
Sbpt 4 mediaSbpt 4 media
Sbpt 4 media
 
Sbpt 1 diskusi imiah
Sbpt 1 diskusi imiahSbpt 1 diskusi imiah
Sbpt 1 diskusi imiah
 
Sbpt 2 mendengarkan, mencatat, dan jelajah internet
Sbpt 2 mendengarkan, mencatat, dan jelajah internetSbpt 2 mendengarkan, mencatat, dan jelajah internet
Sbpt 2 mendengarkan, mencatat, dan jelajah internet
 
New media
New mediaNew media
New media
 
Simon during the cultural studies reader
Simon during the cultural studies readerSimon during the cultural studies reader
Simon during the cultural studies reader
 
Online journalism
Online journalismOnline journalism
Online journalism
 
Kualitas berita media
Kualitas berita mediaKualitas berita media
Kualitas berita media
 
Punk dan komunitas subkultur
Punk dan komunitas subkulturPunk dan komunitas subkultur
Punk dan komunitas subkultur
 
Bab 12 dialektika relasional
Bab 12 dialektika relasionalBab 12 dialektika relasional
Bab 12 dialektika relasional
 

Último (6)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptxHadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
Hadits Arbain 35 tentang Sesama Muslim Bersaudara.pptx
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

Merayakan natal merayakan kelahiran pluralitas

  • 1. Merayakan Natal, Merayakan Keberagaman Finsensius Yuli Purnama Titik Awal Keberangkatan Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah tulisan ilmiah, namun sekedar refleksi Natal saya tahun ini. Refleksi ini bermula dari asumsi bahwa dalam berbagai kebudayaan, kehidupan masyarakat seringkali dibimbing oleh narasi (untuk tidak menyebutnya sebagai mitos) yang membimbing manusia tentang bagaimana memandang dunia dan nilai-nilai tertentu. Cerita tentang Cinderela misalnya membimbing para gadis tentang kisah cinta yang menantikan datangnya pangeran berkuda putih, tentang bagaimana menjadi wanita. Atau juga peran cerita pewayangan di kebudayaan Jawa yang memberikan contoh keutamaan, perilaku sesuai dengan peran, dan filosofi dalam memandang hidup. Namun, narasi tersebut dapat juga dimaknai dengan cara yang berbeda. Tulisan ini ingin melihat narasi-narasi tentang Natal dan figur Sinterklas dan Pit Hitam dalam cerita rakyat yang berkembang dari Eropa. Asumsinya, kehadiran sosok Sinterklas dan Pit Hitam analog dengan cara pikir dualisme, hitam-putih, siang-malam, baik-buruk, pemberi hadiah-pemnghukum. Logika oposisi biner tersebut dalam hubungan antara Sinterklas dan Pit Hitam semakin dikuatkan dengan fakta historis hubungan antara kulit hitam-kulit putih, budak-majikan. Di sisi lain, oposisi biner yang sangat rasial tersebut dapat uga dibaca secara berbeda (didekonstruksi) sebagai usaha untuk merepresentasikan keberagaman. Narasi tentang Natal Natal (natus, Latin; netre, Prancis; neton, Jawa) tak lepas dari esensinya, yakni perayaan kelahiran. Dalam hal ini, perayaan kelahiran Yesus Kristus. Sebenarnya, tradisi untuk memperingati hari kelahiran terdapat di banyak budaya. Setidaknya, hal itu dapat disimpukan dari perbendaharaan kosakata yang memberi makna kelahiran dalam tiap kebudayaan. Bagaimanakah dengan sejarah tradisi Natal.
  • 2. Dalam Kitab Suci, saya tidak menemukan teks yang menyatakan bahwa tanggal 25 Desember merupakan hari kelahiran Yesus. Salah satu versi sejarah menyebutkan bahwa tradisi merayakan Natal pada tanggal 25 Desember bermula dari Roma. Di Roma, tanggal 25 Desember dirayakan sebagai hari lahirnya dewa “matahari tak terkalahkan” (Sol Invictus). Pada tahun 274, Kaisar Romawi Aurelianus mengumumkan bahwa tgl 25 Desember sebagai hari libur nasional dalam merayakan hari lahirnya dewa matahari. Iklim Eropa yang mengenal empat musim membuat peran matahari sebagai sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan. Dan banyak dari penganut Kristinai yang mengikuti tradisi penyemebahan tersebut. Kenyataan tersebut membuat Gereja Perdana mengajak umat Kristen untuk memaknai perayaan tanggal 25 Desember dengan cara yang lain. Para umat jemaat perdana diajak untuk merayakan misa tengah malam sebelum tanggal 25 Desember. Selanjutnya, Gereja Roma Katolik merayakan hari itu yang di sebut sebagai “misa tengah malam” sehari sebelum Natal (Christmas) untuk merayakan perkiraan lahirnya Kristus. Jadi kata “Christmas” berasal dari kata “Christ’s Mass” bahasa Inggris yang lama, “Christes Maesse.” Misa adalah versi atau sebutan Gereja Katolik Roma untuk “Perjamuan Tuhan.” Kata Christmas itu sendiri (Natal dalam bahasa Indonesia) bukanlah bahasa aslinya, tetapi terbentuk dari tradisi manusia. Selanjutnya tradisi ini dikenal oleh umat Kristen di berbagai negara dan terdapat pencampuran antara cerita- cerita rakyat lokal terhadap tradisi Christmas tersebut. Salah satunya kemunculan figur Sinterklas (Santo Nikolas) dan Pit Hitam. Dualisme Sinterklas dan Pit Hitam Secara fisik, terdapat beberapa ciri yang membedakan antara Sinterklas dan Pit Hitam. Saat ini, sinterklas digambarkan dalam beberapa variasi. Secara tradisional, sinterklas digambarkan sebagai keturunan Eropa (kulit putih), memakai mitra berwarna merah dengan salib emas, tongkat uskup, berjenggot panjang, jubah imam, lengkap dengan stola dan kasula. Sedangkan Pit Hitam digambarkan secara berbeda (untuk tidak
  • 3. menyebut berlawanan). Sinterklas digambarkan sebagai figur yang baik hati dan memberi hadiah kepada anak-anak. Sinterklas berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari tokoh Nikolas dari Myra. Ia lahir sekitar 280 M Patara tidak jauh dari Myra (Demre) di negara Turki. Ayahnya adalah orang Arab yang bernama Epifanius sedangkan ibunya bernama Nonna. Nikolas adalah seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang- orang miskin. Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur. Sedangkan cerita Pit Hitam awalnya hanya muncul dalam beberapa negara, diantaranya Spanyol, Afrika, Belanda, dan Spanyol. Pit digambarkan berkulit hitam (beberapa versi menyatakan sebagai budak), selalu membawa karung, dan berpakaian a la prajurit/ pelayan kerajaan Inggris lengkap dengan topi berbulu. Pit merupakan asisten dari Sinterklas yang bertugas untuk mencatat kenakalan anak-anak dan akan menghukum anak-anak tersebut. Salah satu versi cerita rakyat di Spanyol dan Afrika menceritakan Pit Hitam suka memukul anak yang nakal dengan tongkat dan memasukkan ke karung untuk dibawa ke Spanyol. Secara historis, Pit Hitam muncul dalam cerita rakyat di negara Belanda dan Belgia. Dalam cerita rakyat Belanda, Santo Nikolas/ Sinterklas dikenal sebagai De Goede Sint dibantu oleh seorang budak bernama Zwarte Piet (Pit Hitam). Cerita hubungan antara Sinterklas dan Pit Hitam versi lainnya adala ketika Zwarte Piet yang berterima kasih tidak tahu harus kemana. Dia terpisah dari temannya dan tidak ada pekerjaan untuk membantu dirinya. Akhirnya Santo Nikolas menawarkannya pekerjaan. Dari narasi-narasi tersebut terlihat adanya dualisme antara Sinterklas dan Pit Hitam. Tabel. 1
  • 4. Dualisme Sinterklas dan Pit Hitam Sinterklas Pit Hitam • Keturunan Eropa (kulit putih) • Keturunan Afrika (kulit hitam) • Tuan • Asisten (budak) • Memberi hadiah • Mencatat kenakalan anak-anak, dan memukul anak yang nakal kemudian memasukkannya ke karung • Membantu Pit Hitam • Pit Hitam menjadi asisten Sinterklas sebagai rasa terima kasih Berdasarkan identifikasi karakteristik tersebut dapat dilihat hubungan dualisme Sinterklas dan Pit Hitam tersebut dapat dilihat hubungan yang memandang satu lebih baik dari yang lain, hubungan ketergantungan, dan balas jasa. Pemikiran inilah yang mendasari pandangan sebagian orang yang memandang hubungan antara Sinterklas dan Pit Hitam sebagai sebuah representasi rasisme. Membaca Ulang Isu Rasial sebagai Perayaan Keberagaman Bercermin dari bagaimana Gereja Perdana mencoba menafsirkan ulang perayaan Dewa Matahari menjadi sebuah perayaan kelahiran Yesus, juga bagaimana Yesus mendekonstruksi makna salib sebagai tanda kemenangan Kristus, maka bagaimana menafsirkan hubungan Sinterklas dan Pit Hitam pun dapat ditafsirkan dengan cara yang lain. Jika selama ini, banyak yang menafsirkan hubungan keduanya sebagai sebuah isu rasial atau representasi budak-majikan, maka penafsiran yang lebih berada postif adalah sebagai representasi pluralitas manusia. Perbedaan ras diantara keduanya tidak dilihat dalam kerangka dualisme oposisi biner namun dala kerangka pikir pluralitas. Dalam narasi tentang Sinterklas dikisahkan bahwa ayahnya adalah seorang Arab. Hal itu sekaligus menunjukkan bagaimana saling silang suku dan ras adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
  • 5. Dekonstruksi tersebut juga terjadi dalam cara Gereja Perdana memaknai perayaan tanggal 25 Desember sebagai perayaan perjamuan tengah malam dan kelahiran Yesus Kristus. Hasil refleksi natal saya tahun ini adalah soal dekonstruksi. Tentang memandang sesuatu dari sisi yang lain. Hal itu dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari. Bagaimana kita memandang keberagaman yang ada di sekeliling kita, teman-teman yang mempunyai asal, kebudayaan, agama, dan bahasa yang berbeda. Lebih luas lagi, bagaimana kita memandang pekerjaan, cinta, agama, dan tentu saja natal 2011 yang akan segera kita rayakan. Semoga refleksi ini berguna untuk merefleksikan secara pribadi makna natal bagi diri para saudara. Selamat merayakan Natal 2011, selamat merayakan kelahiran keberagaman. Surabaya, 9 Desember 2011 Peringatan Hari Santo Fransiskus Antonius, Pengaku Iman DAFTAR PUSTAKA http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Pengetahuan-Umum/Sinterklas-Punya- Asisten! http://en.wikipedia.org/wiki/Zwarte_Piet Leong, Soo Kok. Sejarah Perayaan Natal Yang Sebenarnya. www.indonesia-missions.com/.../16-SejarahPerayaanNatalYangSebenarnya.