1. Bahan Makanan/Pokok Yang
Terkontiminasi Dengan Zat Pestisida Atau
Bahan Pengawet
Herfina Yuniar Veranika J1F111217
Jurusan Ilmu Komputer, Universitas Lambung Mangkurat
Finavera93@gmail.com
Abstrak - Petani memperoleh banyak manfaat
dari pestisida yang digunakan dalam
memberantas dan mengendalikan hama.
Namun patut pestisida digunakan dapat
menyebabkan keracunan. Beberapa faktor
yang menentukan kelayakan penggunaan
pestisida adalah pengetahuan, sikap dan
perilaku pengguna pestisida, penggunaan alat
dan melindungi kurangnya informasi tentang
risiko penggunaan pestisida. Kampanye dapat
dijadikan suatu media untuk menyampaikan
informasi kepada masyarakat mengenai
bahaya makanan cepat saji bagi kesehatan
anak. Melalui kampanye ini masyarakat dapat
menyadari akan
bahaya yang mengintai
kesehatan masyarakat di balik lezatnya
makanan cepat saji. Bahaya makanan cepat
saji seringkali dianggap remeh oleh
masyarakat mengingat dampak terhadap
kesehatan tidak dirasakan saat itu juga, tetapi
dampak yang ditimbulkan sangat berbahaya
dan mengerikan, dari bahaya kolesterol,
obesitas, hipertensi, diabetes, kanker hati,
kelumpuhan, osteoporosis, kerusakan otak,
bahkan menyebabkan kematian.
Warna juga merupakan faktor yang
dapat digunakan sebagai indikator kesegaran
atau kematangan suatu produk. Warna
merupakan daya tarik terbesar untuk
menikmati aroma makanan. Warna dalam
makanan dapat meningkatkan penerimaan
konsumen tentang sebuah produk. Namun,
penggunaan pewarna sintetis harus dilakukan
sesuai dengan peraturan yang berlaku karena
dapat merugikan kesehatan. Namun sampel
krupuk pati mengandung zat yag dilarang yaitu
Rhodamin B dengan konsentrasi 2,1892 ppm.
Sampel mengandung zat pewarna campuran
dari dua atau tiga jenis warna tunggal seperti
es limun botol/orange (Amaranth,Tartrazine
dan Kuning FCF/Sunset Yellow) dan sampel
permen merah (Ponceau 4R, Kuning FCF).
Namun sebagian besar berupa pewarna
tunggal. Pewarna sintetik yang ada dalam
sampel permen kuning sebesar 22,642ppm dan
9,0119 ppm pada mie basah.
Kata
Kunci
Pesticide,
Toxicity,
Cholinesterase.
Pewarna
sintetik,
Rhodamin B, Ponceau 4R, Kromatografi.
I.
PENDAHULUAN
Pestisida adalah zat untuk membunuh atau
mengendalikan hama. Beberapa jenis hama
yang paling sering ditemukan adalah serangga
dan beberapa di antaranya sebagai vektor
penyakit.
Penyakit-penyakit
yang
penularannya melalui vektor antara lain
malaria, onkosersiasis. filariasis, demam
kuning, riketsia, meningitis, tifus. dan pes.
Insektisida
membantu
mengendalikan
penularan penyakit-penyakit ini. Serangga
juga dapat merusak berbagai tumbuhan dan
hasil panen. Selain gangguan serangga,
gangguan yang amat penting bagi petani
adalah rumput liar. Herbisida dapat
dipergunakan untuk mengatasi gangguan ini.
Pestisida juga telah dikembangkan untuk
mengendalikan hama lain misalnya jamur
(fungisida) dan hewan pengerat (rodentisida).
Beberapa produk pestisida rumah tangga juga
tersedia
untuk
mengendalikan
hama
pengganggu di rumah misalnya lalat dan
nyamuk.
Penggunaan pestisida yang tidak tepat
dapat memberikan akibat samping keracunan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ketidaktepat-an penggunaan pestisida antara
2. lain tingkat pengetahuan. sikap/perilaku
pengguna
pestisida,
penggunaan
alat
pelindung, serta kurangnya informasi yang
berkaitan
dengan
resiko
peng-gunaan
pestisida. Selain itu petani lebih banyak
mendapat informasi mengenai pestisida dari
petugas pabrik pembuat pestisida disbanding
petugas kesehatan. Pola hidup masyarakat kini
yang semakin instan dan praktis telah
membuat sebuah fenomena baru, dimana
mereka cenderung mengkonsumsi makanan
cepat saji atau dikenal juga dengan fast food.
Hal ini terjadi tentu juga karena kemajuan
ilmu dan teknologi yang berkembang dengan
pesat dalam bidang pangan tentunya, yang
membawa dampak positif maupun negatif.
Dampak positifnya bukan hanya cepat dan
praktis, sehingga kita dapat lebih banyak
menghemat waktu, namun makanan cepat saji
juga memiliki rasa yang lezat sehingga disukai
oleh banyak orang. Banyak pilihan makanan
cepat saji yang beredar luas di masyarakat,
seperti burger, pizza, hot dog, fried chicken,
dll.
sifat kumulatif yaitu iritasi saluranpernafasan,
iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada
saluran pencernaan, keracunan, dan gangguan
hati (Trestiati, 2003).
Secara luas aditif pangan telah ada lebih
dari 2.500 jenis yang digunakan untuk
preservative (pengawet) dan pewarna (dye).
Zat-zat
aditif
ini
digunakan
untuk
mempertinggi nilai pangan (Mautinho et al,
2007) sebagai konsekuensi dari industrialisasi
dan perkem-bangan proses teknologi pangan.
Warna merupakan daya tarik terbesar untuk
menikmati makanan setelah aroma. Pewarna
dalam pangan dapat meningkatkan penerimaan
konsumen terhadap suatu produk (Dixit et al,
1995). Oleh karena itu produsen pun berlomba
menawarkan aneka produknya dengan
tampilan yang menarik dan warna-warni. Jenis
pewarna yang sering ditemukan dalam
beberapa produk pangan diantaranya adalah
Sunset Yellow dan Tartrazine. Tartrazine dan
Sunset Yellow secara komersial digunakan
sebagai zat aditif makanan, dalam pengobatan
dan kosmetika yang sangat menguntungkan
karena dapat dengan mudah dicampurkan
untuk mendapatkan warna yang ideal dan juga
biaya yang rendah dibandingkan dengan
pewarna alami (Pedro et al, 1997). Di samping
itu terdapat pula pewarna sintetis Rhodamin B
ditemukan dalam produk pangan yang
seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil.
Walaupun memiliki toksisitas yang rendah,
namun pengkonsumsian dalam jumlah yang
besar maupun berulang-ulang menyebabkan
Pada prisnsipnya ilmu statistik dapat
dibagi atas dua tahapan yaitu statistik
deskriptif yang berkaitan dengan pencatatan
dan peringkasan data, dengan tujuan
menggambarkan
hal-hal
penting
pada
sekelompok data, seperti berapa rata-ratanya,
variasi data dan sebagainya dan juga ada
statistik inferensi yang berkaitan dengan
pengambilan keputusan dari data yang telah
dicatat dan diringkas.
II.
RINGKASAN
Penelitian kuantitatif pada dasarnya
merupakan suatu pengamatan yang melibatkan
suatu ciri tertentu, berupa perhitungan, angka
atau kuantitas. Penelitian kuantitatif ini
didasarkan pada perhitungan persentase, ratarata, chi kuadrat, dan juga perhitungan statistik
lainnya.
Metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, teknik pengambilan sampel
pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian,
analisis
data
bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Salah satu metode kuantitatif yang banyak
digunakan untuk analisis data adalah dengan
menggunakan statistika. Namun sayangnya,
materi-materi statistika yang diajarkan di
universitas dan buku-buku statistika yang kita
jumpai hanya membahas tentang statistika saja
tanpa menghubungkannya dengan penelitian.
yang diajarkan adalah bagaimana menghitung
mean, median, modus, menguji hipotesis
dengan t-test, F-test, anova, dan sebagainya.
3. A. Perumusan
Masalah
Penelitian Kuantitatif
Dalam
Rumusan masalah beda dengan masalah.
Jika masalah merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi, maka
rumusan masalah itu merupakan suatu
pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya
melalui pengumpulan data. Terdapat kaitan
erat anatara masalah dan rumusan masalah
karena setiap rumusan masalah penelitian
didasarkan pada masalah.
Perumusan masalah biasanya menyertakan
ruang lingkup untuk membatasi masalah yang
akan dicari pemecahannya. Masalah yang akan
dicari pemecahannya dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya (research question) yang
tegas dan jelas. Perumusan masalah ini
berguna untuk memberikan petunjuk agar
dapat mencari jawaban permasalahan tersebut
secara empiris.
B. Variabel
Variabel adalah sesuatu yang bisa kita
ukur baik berupa pendapat, kepuasan, kinerja,
dan lain sebagainya yang sifatnya berubahubah. atau variabel adalah sesuatu yang akan
menjadi objek atau sering juga sebagai faktor
yang berperan dalam peristiwa atau gejala
yang akan diteliti.
C. Validitas Dan Realiabilitas
Validitas menunjukkan ukuran yang
benar-benar mengukur apa yang akan diukur.
Jadi dapat dikatakan semakin tinggi validitas
suatu alat test, maka alat test tersebut semakin
mengenai pada sasarannya, atau semakin
menunjukkan apa yang seharusnya diukur.
D. Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari nilai-nilai
yang mencerminkan karakteristik dari
individu-individu dari suatu populasi. Data
bisa berupa angka, huruf, suara maupun
gambar.
Dari data ini diharapkan akan
diperoleh informasi sebesar-besarnya tentang
populasi.
E. Metode Observasi
Metode observasi merupakan salah satu
cara
yang
bisa
digunakan
untuk
mengumpulkan data.
F. Analisa Data Kuantitatif
Dalam melakukan penelitian kuantitatif, kita
seringkali mengalami kesulitan tentang metode
statistika apa yang akan kita gunakan. Untuk
itu dalam hal ini akan diuraikan mengenai
metode-metode statistika yang
umum
digunakan dalam penelitian dan bagaimana
menginterpretasikannya. Secara umum, analisa
data dapat di gambarkan sebagai berikut :
III.
PENELITIAN
Penelitian yang sedang saya kerjakan ini
tentang
bagaimana
mengetahui
bahan
makanan/pokok yang terkontiminasi dengan
zat pestisida atau bahan pengawet. Yang mana
nantinya informasi yang saya teliti dan
dapatkan bisa saya informasikan ke
masyarakat ataupun anak-anak. Dalam
penelitian yang sedang saya kerjakan ini,
menerapkan
pengambilan
data
secara
observasi, yaitu. Dengan pengamatan secara
langsung terhadap perubahan obyek yang
diteliti baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan, atau metode uji
hayati yang digunakan yaitu metode uji
hayati statis yaitu air yang digunakan
untuk pengujian tetap selama waktu percobaan
Data yang diperoleh kemudian dianalisis
dengan menggunakan metode analisis
experiment kuatitatif. Yang dimana dalam
ebook Metodologi Penelitian Pada Bidang
Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
karangan Zainal A.Hasibuan, PhD terdapat
beberapa keunggulan observasi jika dilakukan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian
yaitu observasi dianggap unggul dalam
penelitian survey, eksperimen, atau studi
dokumen, terutama dalam hal pengumpulan
data khusus mengenai perilaku nonverbal.
Dalam penelitian yang sedang saya
kerjakan ini jenis desain penelitiannya adalah
Causal – Comperative Research, Karena
penelitian ini bersifat dari penelitian sebab
akibat , metode Causal – Comperative
4. Research diihat dari penyebab dari dampak
yang terjadi dan melihat perbandingan antara
satu sampel dengan sampel yang lain . Teknik
yang digunakan dalam pengumpulan data
yaitu teknik campuran antara Instrumen dan
pengisian kuesioner responden. Dan juga dari
Causal – Comperative Research hasil yang
nantinya yaitu jawaban Hipotesis ( Dugaan
Sementara ) dari sampel yan di uji coba.
Pengumpulan data dari jenis data
penelitian saya yaitu data primer yang amana
data diambil secara langsung dari obyek
penelitian atau merupakan data yang berasal
dari sumber asli atau pertama.
IV.
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan :
1. Bahayanya zat berbahaya seperti pestisida
yang terkandung dalam bahan makanan
yang menimbulkan dampak negative bagi
kesehatan tubuh ataupun lingkungan
sekitar.
2. Metode yang di gunakan adalah metode
analisis experiment kuatitatif, dan teknik
yang digunakan adalah teknik campuran
antara instrument dan pengisian kuesioner
responden.
3. Dan dengan adanya pengisian kuesioner
masyarakat ataupun anak – anak
mengetahui
dampak
bahaya
makanan/jajanan yang mereka konsumsi.
REFERENSI
[1] Bimas, 1990. Surat Keputusan Menteri
Pertanian/Ketua
Badan
Pengendali
BIMAS.
[2] Djojosumarto P. 2000. Teknik Aplikasi
Pestisida
Pertanian .Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
[3] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi
Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer
dan Teknologi Informasi. Fakultas Ilmu
Komputer UI
[4] Keman
S.
2001. Bahan
Ajar
Toksikologi Lingkungan . Surabaya:
Fakultas Kesehatan
Masyarakat
Universitas Airlangga.
[5] La Ode Sumarlin. 2012. Identifikasi
Pewarna Sintetis Pada Produk Pangan
Yang Beredar di Jakarta dan Ciputat.
[6] Mariana Raini. 2007. Toksikologi
Pestisida Dan Penanganan Akibat
Keracunan Pestisida, Media Litbang
Kesehatan Volume XVII No. 3
[7] Wira Pamungkas. 2009. Kampanye
Bahaya Makanan Cepat Saji Bagi
Kesehatan Anak Dikota Bandung,
Berdasarkan Keputusan Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi. NOMOR:
006/BAN-PT/Ak-V/Dpl-IV/I