SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
Baixar para ler offline
1




              LAPORAN
    PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
                (PTS)


MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT
 POWERPOINT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI
    INHOUSE TRAINING DI SMK TEKNIK INDUSTRI
                 PURWAKARTA


             Oleh : HELDY ERISTON, S.Pd

               Nip: 19700210 199512 1 001

                Jabatan: Kepala Sekolah




           YAYASAN ELSAGARA SAKTI
         SMK TEKNIK INDUSTRI
   Jl. Veteran Gg KNPI No. 1 Tlp. (0264) 202534
                   PURWAKARTA
                    TAHUN 2011
ABSTRAK



Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sangat tergantung dari beberapa

faktor. Faktor yang sangat penting antara lain adalah foktor kemampuan guru

dalam membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, dan

menyenangkan.     Fasilitas   Powerpoint    dapat   menjadi   salah   satu   media

pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan itu.

Untuk meningkatkan kemampuan para guru membuat power point untuk media

pendidikan dapat diupayakan melalui bermacam-macam cara. Dalam Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS) ini, dicobakan tindakan dengan cara In House Training

untuk para guru di SMK Teknik Industri Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini

dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian dan analisa data, ternyata

pada siklus kedua, kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

pembelajaran meningkat secara signifikan dan memenuhi indikator yang telah

ditetapkan sebesar 75%.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran dapat

dilakukan dengan cara pemberian In House Training kepada guru.




Kata Kunci : Kemampuan Guru, Powerpoint, Media Pembelajaran, In House

Training




                                        2
KATA PENGANTAR




       Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan

Hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan penyusunan laporan

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini.

       Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sangat dipengaruhi oleh kesiapan administrasi, media pembelajaran, dan

penguasaan kompetensi secara memadai, untuk itu dipandang penting

mempersiapkan kompetensi guru sebagai pendidik dan pengajar antar lain dapat

ditempuh melalui peningkatan kemampuan guru dalam membuat media

pembelajaran dengan media powerpoint.

       Pelaksanakan PTS ini selain untuk mendapatkan umpan balik guna

menyusun program kerja selanjutnya juga untuk membantu guru meningkatkan

kompetensi terutama dalam pembuatan media pembelajan

       Dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah sudah pasti

adanya masalah-masalah yang dihadapi dan sangat perlu untuk ditindaklanjuti

secara menyeluruh baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi

maupun evaluasi dan refleksi. Peneliti menyadari PTS yang dilaksanakan masih

jauh dari kata kesempurnaan namun peneliti berharap kiranya dapat bermanfaat

bagi pembaca yang berkesempatan membaca laporan PTS ini.




                                         3
Dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terima

kasihkepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian

PTS ini, antara lain kepada:

1. Bapak H. Deddy Effendi, S.Pd. M.M. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda

  dan Olah Raga Kabupaten Purwakarta;

2. Bapak Drs. Syarif Hidayat, M.Pd. selaku Pengawas Pembina SMK Teknik

  Industri Purwakarta;

3. Bapak dan Ibu Guru SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah berperan

  aktif dalam kegiatan penelitian ini;

4. Siswa-siswi SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah membantu

  memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian tindakan sekolah ini;

5. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta kerjasama dari awal

  sampai akhir dalam kegiatan penelitian maupun penyusunan laporan PTS ini.

       Semoga apa yang telah kita lakukan mendapat ridho Allah SWT dan

  bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia ini maupun di kehidupan akhirat nanti.




                                                             Peneliti,




                                                       Heldy Eriston, S.Pd.




                                         4
DAFTAR ISI




ABSTRAK                                                        i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………...........              ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………..                    iv

 BAB I    PENDAHULUAN …………………………………………….                       1

          A.   Latar Belakang ………………………………………….......          1

          B.   Identifikasi Masalah …………………………………………           2

          C.   Rumusan Masalah …………………………………………..              3

          D.   Tujuan Penelitian ……………………………………………             3

          E.   Manfaat Penelitian …………………………………………..           4

BAB II    KAJIAN PUSTAKA                                       5

          A.   Kajian Teori …………………………………………………….              6

          B.   Penyelesaian Masalah ……………………………………….           11

BAB III   METODE PENELITIAN                                    13

          A.   Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian ………………….   13

          B.   Prosedur Penelitian ……………………….………………….          13

          C.   Teknik Pengumpulan Data …………………………………           15

          D.   Teknik Analisis Data ………………………………………….          15




                               5
Bab IV   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN           16

         A.   Kondisi Awal …………………………………………………….   16

         B.   Siklus 1 ……………………………………………………………     16

         C.   Siklus 2 ……………………………………………………………     19

         D.   Pembahasan …………………………………………………….     21

 Bab V   SIMPULAN DAN SARAN                        24

         A.   Simpulan ………………………………………………………….     24

         B.   Saran ………………………………………………………………       24

DAFTAR PUSTAKA                                     vi

LAMPIRAN-LAMPIRAN                                  viii




                          6
BAB I

                            PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

   Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah

komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat

dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru-

guru yang layak mengajar ternyata masih rendah yaitu untuk tingkat SD baik

negeri maupun swasta hanya 28,94%, sedangkan guru SMP negeri 54,12%

dan guru SMP swasta 60,99%. Hanya 65,29% guru SMA negeri yang layak

mengajar dan guru SMA swasta 64,73%. Demikian pula dengan guru SMK

negeri 55,91 % dan swasta 58,26 %. Salah satu faktor penentu kelayakan guru

mengajar adalah kemampuan guru mengembangkan media pembelajaran

yang efektif dan menarik sesuai dengan materi pembelajaran yang

diampunya. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat media

pembelajaran merupakan salah satu tugas pembinaan kepala sekolah.

   Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan, karena

prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person, belajar

sepanjang hayat masih dikandung badan. Sebagai guru profesional dan telah

menyandang     sertifikat   pendidik,    guru   berkewajiban   untuk   terus

mempertahankan profisionalitasnya sebagai guru.

   Pembinaan profesi guru secara terus menerus (continuous profesional

development) untuk meningkatkan kemampuan guru dapat dilakukan dengan



                                    7
berbagai cara antara lain: menggunakan wadah guru yang sudah ada, yaitu

kelompok kerja guru (KKG) untuk tingkat SD dan musyawarah guru mata

pelajaran (MGMP) untuk tingkat sekolah menengah, dengan cara supervisi

akademis, atau dilakukan dengan cara in house training guru mata pelajaran

yang dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah masing-masing.

   Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

menyenangkan (PAIKEM), seorang guru dituntut untuk mampu membuat

media pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

sehingga dapat menciptakan pembelajaran siswa aktif. Salah satu media yang

perlu dikembangkan yaitu media yang memanfaatkan teknologi informasi

salah satunya yaitu powerpoint.

   Dengan    in   house   training   pembuatan   media    pendidikan    yang

menggunakan powerpoint diharapkan dapat membantu guru di SMK Teknik

Industri Purwakarta meningkatkan kemampuannya dalam membuat media

pendidikan yang menarik, efektif, inofatif dan kreatif, karena powerpoint

merupakan sarana presentasi yang lengkap, mudah, menarik, efektif dan

menyenangkan.



B. Identifikasi Masalah

          Setelah memperhatikan dan mengamati penjelasan dalam latar

   belakang tersebut, maka dapat melangkah untuk mengidentifikasikan

   masalah-masalah dalam pembelajaran disekolah sebagai berikut:




                                     8
1. Kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di

      SMK Teknik Industri Purwakarta rendah.

   2. Media pembelajaran yang sudah ada di SMK Teknik Industri tidak

      menarik.

   3. Guru di SMK Teknik Industri tidak bisa membuat powerpoint untuk

      media pembelajaran yang menarik.



C. Rumusan Masalah

          Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,

   diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :

   1. Bagaimanakah langkah-langkah in house training dalam meningkatkan

      kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di

      SMK Teknik Industri Purwakarta?

   2. Apakah in house training dapat meningkatkan kemampuan guru

      membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik

      Industri Purwakarta?



D. Tujuan Penelitian

       Pelaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk:

   1. Untuk mengetahui langkah-langkah           in house training dalam

      meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

      pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.




                                   9
2. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

      media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.



E. Manfaat Penelitian

          Penyelenggaraan   Penelitian   Tindakan   Sekolah   (PTS)   ini

   diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

   1. Manfaat penelitian bagi Kepala Sekolah adalah sebagai umpan balik

      atau feedback untuk membuat program sekolah yang menunjang

      pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran.

   2. Manfaat penelitian bagi guru yaitu meningkatkan kemampuan guru

      membuat powerpoint sebagai media pembelajaran.

   3. Manfaat bagi siswa yaitu siswa dapat belajar dengan media

      pembelajaran yang menarik.




                                   10
BAB II

                         KAJIAN PUSTAKA



A. Kajian Teori

1. Pengertian Kemampuan Guru

          Yang dimaksud kemampuan guru di sini adalah kompetensi guru.

   Apa yang dimaksud dengan kompetensi itu? Louise Moqvist (2003)

   mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual

   circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari

   Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992)

   menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of something which

   a person who works in a given occupational area should be able to do. It

   is a description of an action, behaviour or outcome which a person should

   be able to demonstrate.”


          Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah

   bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang

   seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu

   pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat

   ditampilkan atau ditunjukkan.


          Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya,

   tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk




                                     11
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang

sesuai dengan bidang pekerjaannya.


       Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung

jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga

menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan

penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis

dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Jika guru

tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang

demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi,

ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun

masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru

perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus

melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara

terus menerus. Sementara itu, dalam praktik pembelajaran pun tampaknya

masih terjadi keragaman (Prayitno, 2005).


2. Pengertian Media Pembelajaran



   Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim

et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu

sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos,



                                12
1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses

pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran

mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan

pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan

pembelajaran.

   Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat

merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan

belajar untuk mencapai tujuan belajar.

   Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati

posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem

pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses

pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung

secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem

pembelajaran.

   Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa

informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode

adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah

informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.

    Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment,

hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah

equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software.



                                13
Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk

menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan

menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti

transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide,

gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah

sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu

yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide,

video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya.



3. Pengertian Powerpoint


       Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah

sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh

Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office,

selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya.

PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi

Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem

operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di

atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi

oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer.

Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti

nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft

Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 12




                                14
(Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket

Microsoft Office System 2007.


       Powerpoint juga merupakan sebuah alat presentasi yang menarik

yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Penggunaan program

ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi,

baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto.

b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang

  bahan ajar yang tersaji.

c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik.

d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang

    sedang disajikan.

e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang-

  ulang.

f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket /

  Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana.



4. Pengertian Inhouse Training


   a. Definisi In House Training


       In House Training adalah program pelatihan / training yang

    diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan

    menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan


                                15
peserta dan dengan mendatangkan Trainer sendiri. Jadi, anda

menyiapkan tempat (baik itu di kantor, di hotel, dll) kemudian

menyediakan peralatan dan mendatangkan Trainer yang sesuai dengan

topik tertentu yang Anda butuhkan.


   Pelatihan sangat diperlukan untuk diberikan kepada karyawan

sebagai bagian dari persyaratan legislatif untuk kinerja industri dan

standar keselamatan atau persyaratan pendidikan berkelanjutan. Hal

ini pun sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas SDM untuk

memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan relevan dengan yang

mereka hadapi dalam bekerja.


b. Tujuan Dan Manfaat In House Training


   In house training biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan

dan target tertentu. Tujuan In-House Training diantaranya:


1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja

   atau didayagunakan oleh instansi terkait. Hal ini diharapkan dapat

   mendukung target organisasi dalam upaya mencapai sasaran yang

   telah ditetapkan. Bekerja sesuai Misi dan Visi organisasi.

2. Menciptakan interaksi antara peserta. Jika organsisasi, instansi atau

   perusahaan yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah yang

   tersebar di Indonesia maka besar kemungkinan mereka memiliki

   cara kerja yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan kualitas



                            16
yang berbeda. Dengan In House Training peserta dapat bertukar

         informasi sehingga bukan tidak mungkin ini cara yang paling

         efektif untuk menciptakan standarisasi kinerja yang paling efektif.

         Mana yang paling bagus, mana yang paling efektif dan mana yang

         terbaik bisa dibuat standar kerja di semua cabang sehingga semua

         cabang bisa berkembang secara merata dengan kualitas terdahsyat.

         Masuk akal, kan?

       3. Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan.

         Karena mereka bekerja untuk satu naungan yang sama, bukan tidak

         mungkin mereka tidak lagi kaku untuk sharing, bersahabat dan

         lebih kompak. Dengan ini keuntungan untuk perusahaan jadi sangat

         besar, bukan?

       4. Meningkatkan      motivasi    dan     budaya      belajar    yang

         berkesinambungan. Hal ini bisa mengeksplorasi permasalahan-

         permasalahan yang dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan

         peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat mencari solusi secara

         bersama-sama dengan kemungkinan solusi terbaik.


B. Penyelesaian Masalah


          Berkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan-

perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu

anggapan bahwa kedudukan guru akan diganti oleh alat elektronik dan

teknologi informasi komunikasi. Dengan keberadaan teknologi informasi dan



                                  17
elektronik, menambah pentingnya kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru

dan peranan guru dikaitkan dengan upaya untuk memecahkan salah satu

masalah pendidikan yaitu, 1) dengan membebaskan guru dari kegiatan rutin

yang banyak, 2) melengkapi guru-guru dengan teknik-teknik keterampilan

kualitas yang paling tinggi, 3) Pengembangan penyajian kelas dengan tekanan

pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin dalam setiap mata

pelajaran, 4) mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada

kemampuan individu siswa.      Dari penjelasan di atas tentang peran baru

guru dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas

pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media pembelajaran akan

menggantikan beberapa fungsi instruksional guru ( Sulaeman, 1988:24:24-

25). Dengan pendekatan in house training diharapkan kemampuan guru

dalam membuat powerpoint media pembelajaran dapat meningkat.




                                  18
BAB III

                       METODE PENELITIAN




A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian

    Pada PTS ini subjek adalah guru-guru di SMK Teknik Industri Purwakarta

 dan dilaksanakan pada Juni s.d. September 2011.



B. Prosedur Penelitian

    Kondisi awal sebelum penelitian diduga bahwa guru di SMK Teknik

Industri Purwakarta belum mampu membuat powerpoint sebagai media

pembelajaran . Diduga pula bahwa tidak ada media pembelajaran yang menarik

di SMK Teknik Industri Purwakarta.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang

diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan

dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan

sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada

tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk

melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam

pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi

dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12).

Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata



                                     19
yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana

masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan.

    Dalam penelitian tindakan ini permasalahan rendahnya kemampuan guru

membuat powerpoint untuk media pembelajaran akan ditingkatkan melalui in

house training yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati

kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali

pada siklus-siklus berikutnya.

    Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan

Mc.Taggart (1998) yang diadopsi oleh Suranto (2000; 49) yang kemudian

diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral

refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan

perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang

pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills (200;17) “Stephen

Kemmis has created a well known representation of the action research spiral

…”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan

aktual.

    Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas beberapa tahap yaitu :

    1. Perencanaan

    2. Pelaksanaan

    3. Pengamatan

    4. Refleksi

    Prosedur pada penelitian tindakan sekolah ini menggunakan minimal dua

siklus sampai tercapainya tujuan penelitian dengan indikator berhasilan



                                     20
tindakan yang ditetapkan yaitu minimal 75% guru sudah dapat membuat

powerpoint untuk media pembelajaran.



C. Teknik Pengumpulan Data

           Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu;

    1) Observasi dan Pengamatan langsung

    2) Wawancara

    3) Survey dengan instrument pengumpulan data.



D. Teknik Analisa Data

        Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis

    deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

    media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian

    dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan.

        Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat

    membuat powerpoint untuk media pembelajaran.




                                    21
BAB IV

              HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

                         (SIKLUS TINDAKAN)




A. Kondisi Awal

          Pada    awal    sebelum      pelaksanaan    tindakan   meningkatkan

kemampuan guru SMK Teknik Industri dalam membuat powerpoint untuk

media pembelajaran sangat rendah. Hal ini tergambar dari data awal yang

dikumpulkan melalui metoda observasi dan kuesioner yang dilakukan

terhadap guru, yaitu 59 % guru belum bisa membuat powerpoint, 32% guru

bisa membuat powerpoint tingkat dasar dan 9 % guru sudah bisa membuat

powerpoint tingkat mahir.



B. Siklus 1

   Siklus 1 dilaksanakan pada bulan Agustus minggu kedua dengan kegiatan

   sebagai berikut:

   1. Perencanaan

      -   Mencari     kondisi   awal      kemampuan   guru dalam membuat

          powerpoint untuk media pembelajaran dan ketersediaan media

          pembelajaran      yang   sudah    ada   melalui   kuesioner   tentang

          pengetahuan dan kemampuan guru.




                                     22
-   Menghubungi/mengundang guru untuk menjadi subjek penelitian

       dan memberi pengarahan tentang pelaksanaan in house training.

   -   Menghubungi guru Teknik Informatika untuk menjadi pembimbing

       pada pelaksanaan in house training.

   -   Membuat instrumen wawancara, pengamatan dan observasi.

   -   Membuat jadwal pelaksanaan in house training .



2. Pelaksanaan

   Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal 29 Juli 2011

   pukul 08.00 s.d. 11.00 WIB. Dengan kegiatan sebagai berikut:

   -   Melaksanakan In house training bagi guru untuk meningkatkan

       kemampuan membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

   -   Mengamati pelaksanaan In house training.

   -   Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam

       membuat powerpoint untuk media pembelajaran.



3. Hasil Pengamatan

   -   Mengamati pelaksanaan In house training.

   -   Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam

       membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

   -   Melakukan refleksi kegiatan dengan guru dan pembimbing.




                               23
Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner

tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media

pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut :



  TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU

     DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 1

                              -

            TINGKAT               KONDISI
 NO.                                              HASIL IHT
         KEMAMPUAN                 AWAL

 1          Tidak Bisa              59%               9%

 2              Dasar               32%              50%

 3              Mahir                 9              41%



       Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran

pada proses kegiatan IHT sebanyak 41% guru sudah mencapai

tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa

keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah

mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan harus

diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau

siklus kedua.




                         24
4. Evaluasi dan Refleksi

         Setelah selesai siklus 1 maka diadakan refleksi mengenai

    kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus

    pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama fasilitator/pembimbing

    dan guru untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

    Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa harus ada

    penambahan waktu kegiatan IHT dari semula 3 jam pada siklus pertama

    menjadi 6 jam pada siklus selanjutnya, harus juga melengkapi sarana

    prasarana seperti perangkat komputer atau laptop dan penambahan

    pembimbing untuk membimbing guru peserta IHT.


C. Siklus 2

  1. Perencanaan

         Pada siklus 2 tahapan dan prosedur pelaksanaan in house training

  sama dengan siklus 1 dengan kondisi awal hasil pelaksanaan in house

  training siklus 1 dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai hasil

  evaluasi pelaksanaan pada siklus 1.                Dari   hasil   refleksi

  pada siklus 1 perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik untuk kegiatan

  IHT pada siklus 2, penambahan sarana berupa pemberian kredit laptop

  kepada 11 orang guru. Pada siklus 2 ini juga dilibatkan siswa jurusan RPL

  yang mempunyai prestasi dikelasnya untuk menjadi pendamping guru

  peserta IHT. Waktu pelaksanaan juga direncanakan bertambah.




                                  25
2. Pelaksanaan

          Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal           8

   September 2011 pukul 09.00 s.d. 16.00 WIB.

3. Hasil Pengamatan

                 Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner

          tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media

          pembelajaran pada siklus 2dapat dilihat pada tabel berikut :



            TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU

               DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 2

                                        -

                      TINGKAT               KONDISI
           NO.                                               HASIL IHT
                   KEMAMPUAN                 AWAL

           1          Tidak Bisa               9%                 0%

           2            Dasar                 50%                14%

           3            Mahir                  41                86%



                 Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat

          kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran

          pada proses kegiatan IHT sebanyak 86% guru sudah mencapai

          tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa

          keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah

          mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan adanya



                                   26
peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media

         pembelajaran melebihi indicator yang telah ditetapkan.



  4. Evaluasi dan Refleksi

         Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka

     diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari

     pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi

     dan data yang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa

     tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan berhasil,

     karena terdapat 86% guru yang          telah mempunyai kemampuan

     membuat powerpoint untuk media pembelajaran tingkat mahir, atau

     melebihi target yang telah ditentukan sebesar 75%.



D. Pembahasan

         Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu;

  4) Observasi dan Pengamatan langsung

  5) Wawancara

  6) Survey dengan instrument pengumpulan data kuesioner.



      Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis

  deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk

  media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian

  dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan.



                                  27
Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat

membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada tingkat mahir.

     Pada saat kondisi awal sebelum tindakan diketahui bahwa terdapat 13

orang guru atau 59% guru yang tidak bisa membuat powerpoint, 7 orang

guru atau 32% guru yang bisa membuat powerpoint sederhana atau tingkat

dasar, dan 2 orang guru atau 9% yang sudah mahir membuat powerpoint.

     Setelah   tindakan   siklus    1   dilaksanakan   terjadi   peningkatan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran sebagai

berikut:

- Hanya terdapat 2 orang guru atau 9% guru yang belum bisa membuat

    powerpoint dari semula 13 orang atau 59%. Terjadi penurunan yaitu

    sebesar 50%. Ini berarti 91% guru sudah mampu membuat powerpoint

    untuk media pembelajaran dengan perincian 50 % tingkat dasar dan 41

    % tingkat mahir.

-   Terdapat 11 orang guru atau 50 % yang bisa secara sederhana membuat

    powerpoint dari semula 7 orang atau 32 %. Terjadi peningkatan sebesar

    18 %.

- 41% guru atau 9 orang guru dari semula 2 orang atau 9% sudah

    mencapai tingkat mahir dalam membuat power point untuk media

    pembelajaran. Berarti terdapat peningkatan sebesar 32%.




                                   28
Namun demikian hasil tindakan pada siklus 1 belum mencapai

target sesuai indikator yang telah ditentukan yaitu 75% pada tingkat mahir,

sehingga dilaksanakan tindakan siklus 2 dengan hasil sebagai berikut:

-   Terdapat 0% guru yang tidak bisa membuat powerpoint. Berarti

    semua (100%) guru sudah dapat membuat powerpoint.

-   Terdapat 3 orang guru atau 14% guru dapat membuat powerpoint

    tingkat dasaratau sederhana.

-   Terdapat 19 orang guru atau 86% guru sudah mahir membuat

    powerpoint untuk media pembelajaran.

       Dari data ini berarti indikator keberhasilan tindakan sudah

terpenuhi bahkan terlampai, sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan

yang dilaksanakan pada siklus 2 dinyatakan berhasil.

       Dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner didapati pula data

bahwa 100% guru berkeinginan menggunakan powerpoint untuk media

pembelajaran setelah In House Training dilaksanakan dan 100% guru

menyatakan bahwa In House Training bermanfaat untuk meningkatkan

kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran.

       Tindakan yang telah mencapai hasil 86% melampaui indikator

yang telah ditetapkan yaitu 75% menunjukkan bahwa in house training

dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan guru membuat

powerpoint untuk media pembelajaran.




                                   29
BAB V

                     SIMPULAN DAN SARAN




A. Simpulan

  Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan disimpulkan bahwa

pelaksanaan in house training signifikan dapat meningkatkan kemampuan

guru SMK Teknik Industri Purwakarta membuat power point untuk media

pembelajaran.

  Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan

tindakan berupa In House Training guru yang mampu membuat powerpoint

secara sederhana sebanyak 3 orang atau 14% dan guru yang mampu membuat

powerpoint pada tingkat mahir sebanyak 19 orang atau 86%. Ini berarti pula

bahwa 100% guru atau semua guru SMK Teknik Industri Purwakarta dapat

membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Pelaksanaan In House

Training dapat meningkat kemampuan guru membuat powerpoint untuk

media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta.



B. Saran

  Karena adanya pengaruh positif dan signifikan dari Pelaksanaan In House

Training terhadap kemampuan guru membuat media pembelajaran maka

penulis menyampaikan beberapa saran yaitu:




                                 30
1. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan in house training untuk

  meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan

  powerpoint sehingga guru dapat menyampaikan media pembelajaran dengan

  powerpoint yang atraktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta

  sesuai dengan kebutuhan serta kondisi sekolah masing-masing.

2. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan media powerpoint sebagai

  media pembelajaran yang dibuat secara mandiri dalam melaksanakan

  pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang PAIKEM.




                                    31
DAFTAR PUSTAKA




Arikunto, Suharsimi, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
      Jakarta: Rineka Cipta

Tarko, A. J. (1995). Creativity in the Classroom School of Curious Delight. New
       York : Longman Publishers USA.

Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan
      pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi
      Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal
      Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga
      Kependidikan

Amstrong. Michael, (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Ghalia
      Indonesia

Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
       Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas

Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran [On
      Line].Tersedia                   :                  http://subagio-
      subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam meningkatkan-
      mutu.html

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
                          dan R&D. Bandung : Alfabeta

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta :
      Rineka Cipta.


Munthe, Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustka Insan Mandiri


Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan;Dalam Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia.

                                        32
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses
   Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Pengertian        in     house     training       manfaat       dan       tujuannya;
    http//tikettraining.com/pengertian    in      house      training-tujuan     dan
    manfaatnya.html

Microsoft powerpoint-wikepedia bahasa Indonesia. ensiklopedia;         id.wikipedia.
    org /wiki/micrososft-PowerPoint.

Pengertian       powerpoint;          tasik-blog.blogspot.com/2009/01/pengertian-
    powerpoint.html.




                                         33

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Administrasi bk
Administrasi bkAdministrasi bk
Administrasi bkamirdapir
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfCaLang1
 
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSPENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSIAIN Padangsidimpuan
 
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikMenghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikdiniran
 
Manajemen logistik konstruksi
Manajemen logistik konstruksiManajemen logistik konstruksi
Manajemen logistik konstruksiTogar Simatupang
 
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEB
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEBRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEB
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEBGoogle+
 
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docx
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docxLembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docx
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docxViaWinata
 
BP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdfBP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdfRadenMasPalguno1
 
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxMATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxAnonymous6qFUfWZ
 
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)Dandi Ardiansyah Putra
 
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdf
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdfAksi Nyata - Makna Kurikulum.pdf
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdfWindaMawardah
 
Presentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas AkhirPresentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas AkhirUmi Lestari
 
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdf
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdfAKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdf
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdfAGUSNUGRAHA42
 
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptx
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptxPPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptx
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptxItaNoviana2
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Claudius Herry
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranJujun Muhamad Jubaerudin
 
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdf
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdfDIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdf
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdfsitiaminah345699
 

Mais procurados (20)

AKSI NYATA 3.3.pptx
AKSI NYATA 3.3.pptxAKSI NYATA 3.3.pptx
AKSI NYATA 3.3.pptx
 
Administrasi bk
Administrasi bkAdministrasi bk
Administrasi bk
 
Rkk
RkkRkk
Rkk
 
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdfAKSI NYATA UPLOAD.pdf
AKSI NYATA UPLOAD.pdf
 
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSPENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGENALAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
 
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestikMenghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
Menghitung harga dan membuat tiket penerbangan domestik
 
Manajemen logistik konstruksi
Manajemen logistik konstruksiManajemen logistik konstruksi
Manajemen logistik konstruksi
 
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEB
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEBRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEB
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PADA MUSEUM BALI BERBASIS WEB
 
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docx
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docxLembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docx
Lembar kerja 1 - SDN 2 SELAT DALAM.docx
 
BP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdfBP_Pendampingan Individu.pdf
BP_Pendampingan Individu.pdf
 
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptxMATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
MATERI PENGUATAN TRANSISI PAUD-SD.pptx
 
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)
Laporan Praktik Kerja Industri (SHARING PRINTER DENGAN JARINGAN LAN)
 
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdf
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdfAksi Nyata - Makna Kurikulum.pdf
Aksi Nyata - Makna Kurikulum.pdf
 
Presentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas AkhirPresentasi Tugas Akhir
Presentasi Tugas Akhir
 
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdf
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdfAKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdf
AKSI NYATA - MENGAPA KURIKULUM PERLU BERUBAH.pdf
 
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptx
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptxPPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptx
PPT Aksi nyata kurikulum merdeka Ita Noviana.pptx
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
 
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan PembelajaranInovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran | Kurikulum dan Pembelajaran
 
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdf
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdfDIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdf
DIFERENSIASI DALAM PEMBELAJARAN SMP-SMAPAKET B-C)_compressed (1).pdf
 
AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS
AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS
AKSI NYATA KEYAKINAN KELAS
 

Destaque

Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )Drs. HM. Yunus
 
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @Drs. HM. Yunus
 
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016Drs. HM. Yunus
 
Materi pengawas agus sukoco copy
Materi pengawas agus sukoco   copyMateri pengawas agus sukoco   copy
Materi pengawas agus sukoco copyDrs. HM. Yunus
 
Pkg dan-pkb-terbaru
Pkg dan-pkb-terbaruPkg dan-pkb-terbaru
Pkg dan-pkb-terbarumarbes
 
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasi
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasiLiterasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasi
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasiDrs. HM. Yunus
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHNASuprawoto Sunardjo
 
Sop kkg dan mgmp buku 1
Sop kkg dan mgmp buku 1Sop kkg dan mgmp buku 1
Sop kkg dan mgmp buku 1Drs. HM. Yunus
 
Paparan SPMI Kota Bekasi
Paparan SPMI Kota BekasiPaparan SPMI Kota Bekasi
Paparan SPMI Kota BekasiDrs. HM. Yunus
 
Panduan simpatika v.1.2
Panduan simpatika v.1.2Panduan simpatika v.1.2
Panduan simpatika v.1.2MTs DARUSSALAM
 

Destaque (20)

Laporan pts
Laporan ptsLaporan pts
Laporan pts
 
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
Program pengawas ( Hasil Kerja kelompok 2 )
 
Penelitian Kepengawasan
Penelitian KepengawasanPenelitian Kepengawasan
Penelitian Kepengawasan
 
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @
Cover, pengantar,pengesahan dan daftar isi prog kerja Kelompok @
 
PTS Pengawas 2013
PTS Pengawas 2013PTS Pengawas 2013
PTS Pengawas 2013
 
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016
Kontrak belajar, Peningkatan Kompetensi Pengawas, Tangsel, 28 - 30 Maret 2016
 
Materi pengawas agus sukoco copy
Materi pengawas agus sukoco   copyMateri pengawas agus sukoco   copy
Materi pengawas agus sukoco copy
 
Penilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja GuruPenilaian Kinerja Guru
Penilaian Kinerja Guru
 
Pkg dan-pkb-terbaru
Pkg dan-pkb-terbaruPkg dan-pkb-terbaru
Pkg dan-pkb-terbaru
 
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasi
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasiLiterasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasi
Literasi : GLS 15 Juni 2016_smpn 2 kota bekasi
 
Pts sumarso
Pts sumarsoPts sumarso
Pts sumarso
 
Paparan eds bekasi 01
Paparan eds bekasi 01Paparan eds bekasi 01
Paparan eds bekasi 01
 
Penelitian Tindakan Sekolah
Penelitian  Tindakan  SekolahPenelitian  Tindakan  Sekolah
Penelitian Tindakan Sekolah
 
Paparan RKS Bekasi
Paparan RKS BekasiPaparan RKS Bekasi
Paparan RKS Bekasi
 
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAHKARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
KARYA TULIS ILMIAH PENGAWAS SEKOLAH
 
Sop kkg dan mgmp buku 1
Sop kkg dan mgmp buku 1Sop kkg dan mgmp buku 1
Sop kkg dan mgmp buku 1
 
Paparan SPMI Kota Bekasi
Paparan SPMI Kota BekasiPaparan SPMI Kota Bekasi
Paparan SPMI Kota Bekasi
 
Panduan simpatika v.1.2
Panduan simpatika v.1.2Panduan simpatika v.1.2
Panduan simpatika v.1.2
 
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAHBUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
BUKU KERJA PENGAWAS SEKOLAH
 
Laporan pts 3
Laporan pts 3Laporan pts 3
Laporan pts 3
 

Semelhante a Laporan pts & ptk total

contoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkrcontoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkrmjaenudin
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitianSODRI UNJ
 
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson StudyPanduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson Studyhaikal
 
Laporan final tugas akhir smt
Laporan final tugas akhir smtLaporan final tugas akhir smt
Laporan final tugas akhir smtanihdx
 
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sdGhok An Aan
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDNASuprawoto Sunardjo
 
Perencanaan berbasis data jenjang SMP Jakarta
Perencanaan berbasis data jenjang SMP JakartaPerencanaan berbasis data jenjang SMP Jakarta
Perencanaan berbasis data jenjang SMP Jakartassuser664027
 
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015Nia Piliang
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isiEndin Salahudin
 
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02Smile Honay
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifJasmin Jasin
 

Semelhante a Laporan pts & ptk total (20)

PTK Matematika SD
PTK Matematika SDPTK Matematika SD
PTK Matematika SD
 
contoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkrcontoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkr
 
Proposal penelitian
Proposal penelitianProposal penelitian
Proposal penelitian
 
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson StudyPanduan Pelaksanaan Lesson Study
Panduan Pelaksanaan Lesson Study
 
Laporan final tugas akhir smt
Laporan final tugas akhir smtLaporan final tugas akhir smt
Laporan final tugas akhir smt
 
Pengkajian program
Pengkajian programPengkajian program
Pengkajian program
 
Kinerja guru
Kinerja guruKinerja guru
Kinerja guru
 
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd
48340570 model-pembelajaran-tematik-kelas-awal-sd
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SDPembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
Pembelajaran Berbasis Masalah Matematika di SD
 
Perencanaan berbasis data jenjang SMP Jakarta
Perencanaan berbasis data jenjang SMP JakartaPerencanaan berbasis data jenjang SMP Jakarta
Perencanaan berbasis data jenjang SMP Jakarta
 
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi2. kata pengantar & daftar isi
2. kata pengantar & daftar isi
 
Pkb jaelani
Pkb jaelaniPkb jaelani
Pkb jaelani
 
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
137163469 pkp-pgsd-2-131117101244-phpapp02
 
Laporan pkm
Laporan pkmLaporan pkm
Laporan pkm
 
KBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektifKBK 04. KBM yang efektif
KBK 04. KBM yang efektif
 
Kbm yang-efektif
Kbm yang-efektifKbm yang-efektif
Kbm yang-efektif
 

Mais de Heldy Eriston

Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahHeldy Eriston
 
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)Heldy Eriston
 
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)Heldy Eriston
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Heldy Eriston
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Heldy Eriston
 
Instrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guruInstrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guruHeldy Eriston
 
Filsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modernFilsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modernHeldy Eriston
 
Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)Heldy Eriston
 
Catatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasiCatatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasiHeldy Eriston
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4Heldy Eriston
 
1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert iHeldy Eriston
 
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swastaRakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swastaHeldy Eriston
 
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTONHeldy Eriston
 

Mais de Heldy Eriston (20)

Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolah
 
S2 manajbelajmeng 1
S2 manajbelajmeng 1S2 manajbelajmeng 1
S2 manajbelajmeng 1
 
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)Pembel.dl. ipml. kur.(5)
Pembel.dl. ipml. kur.(5)
 
S2 manajbelajmeng 2
S2 manajbelajmeng 2S2 manajbelajmeng 2
S2 manajbelajmeng 2
 
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)Klasifikasi penelitian yusuf (source)
Klasifikasi penelitian yusuf (source)
 
Makalah sdm
Makalah sdmMakalah sdm
Makalah sdm
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
 
Instrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guruInstrumen kinerja-guru
Instrumen kinerja-guru
 
Filsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modernFilsafat dan manajamen modern
Filsafat dan manajamen modern
 
Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)Filsafat dan manajamen modern(2)
Filsafat dan manajamen modern(2)
 
Catatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasiCatatan kuliah sistem informasi
Catatan kuliah sistem informasi
 
Bsc
BscBsc
Bsc
 
Analisis swot
Analisis swotAnalisis swot
Analisis swot
 
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4Analisis pengambilan keputusan  pendidikan  guru 4
Analisis pengambilan keputusan pendidikan guru 4
 
Adpend depkes 2007
Adpend depkes 2007Adpend depkes 2007
Adpend depkes 2007
 
6 strategi pemasran
6 strategi pemasran6 strategi pemasran
6 strategi pemasran
 
1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i1 memahami mj. pemasaran pert i
1 memahami mj. pemasaran pert i
 
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swastaRakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
Rakor sosialisasi sdsmp rsbi swasta
 
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTONPengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
Pengaruh sertifikasi guru terhadap mutu pendididikan by HELDY ERISTON
 

Laporan pts & ptk total

  • 1. 1 LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT POWERPOINT UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI INHOUSE TRAINING DI SMK TEKNIK INDUSTRI PURWAKARTA Oleh : HELDY ERISTON, S.Pd Nip: 19700210 199512 1 001 Jabatan: Kepala Sekolah YAYASAN ELSAGARA SAKTI SMK TEKNIK INDUSTRI Jl. Veteran Gg KNPI No. 1 Tlp. (0264) 202534 PURWAKARTA TAHUN 2011
  • 2. ABSTRAK Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah sangat tergantung dari beberapa faktor. Faktor yang sangat penting antara lain adalah foktor kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan. Fasilitas Powerpoint dapat menjadi salah satu media pembelajaran yang kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan itu. Untuk meningkatkan kemampuan para guru membuat power point untuk media pendidikan dapat diupayakan melalui bermacam-macam cara. Dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini, dicobakan tindakan dengan cara In House Training untuk para guru di SMK Teknik Industri Kabupaten Purwakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian dan analisa data, ternyata pada siklus kedua, kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran meningkat secara signifikan dan memenuhi indikator yang telah ditetapkan sebesar 75%. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran dapat dilakukan dengan cara pemberian In House Training kepada guru. Kata Kunci : Kemampuan Guru, Powerpoint, Media Pembelajaran, In House Training 2
  • 3. KATA PENGANTAR Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan kegiatan penyusunan laporan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini. Keberhasilan seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kesiapan administrasi, media pembelajaran, dan penguasaan kompetensi secara memadai, untuk itu dipandang penting mempersiapkan kompetensi guru sebagai pendidik dan pengajar antar lain dapat ditempuh melalui peningkatan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan media powerpoint. Pelaksanakan PTS ini selain untuk mendapatkan umpan balik guna menyusun program kerja selanjutnya juga untuk membantu guru meningkatkan kompetensi terutama dalam pembuatan media pembelajan Dalam melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Sekolah sudah pasti adanya masalah-masalah yang dihadapi dan sangat perlu untuk ditindaklanjuti secara menyeluruh baik mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi maupun evaluasi dan refleksi. Peneliti menyadari PTS yang dilaksanakan masih jauh dari kata kesempurnaan namun peneliti berharap kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca yang berkesempatan membaca laporan PTS ini. 3
  • 4. Dalam kesempatan ini perkenankanlah peneliti menyampaikan terima kasihkepada pihak-pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian PTS ini, antara lain kepada: 1. Bapak H. Deddy Effendi, S.Pd. M.M. selaku Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Purwakarta; 2. Bapak Drs. Syarif Hidayat, M.Pd. selaku Pengawas Pembina SMK Teknik Industri Purwakarta; 3. Bapak dan Ibu Guru SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah berperan aktif dalam kegiatan penelitian ini; 4. Siswa-siswi SMK Teknik Industri Purwakarta yang telah membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam penelitian tindakan sekolah ini; 5. Berbagai pihak yang telah memberikan bantuan serta kerjasama dari awal sampai akhir dalam kegiatan penelitian maupun penyusunan laporan PTS ini. Semoga apa yang telah kita lakukan mendapat ridho Allah SWT dan bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia ini maupun di kehidupan akhirat nanti. Peneliti, Heldy Eriston, S.Pd. 4
  • 5. DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR ……………………………………………………………........... ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iv BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1 A. Latar Belakang …………………………………………....... 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………… 2 C. Rumusan Masalah ………………………………………….. 3 D. Tujuan Penelitian …………………………………………… 3 E. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 A. Kajian Teori ……………………………………………………. 6 B. Penyelesaian Masalah ………………………………………. 11 BAB III METODE PENELITIAN 13 A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian …………………. 13 B. Prosedur Penelitian ……………………….…………………. 13 C. Teknik Pengumpulan Data ………………………………… 15 D. Teknik Analisis Data …………………………………………. 15 5
  • 6. Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 A. Kondisi Awal ……………………………………………………. 16 B. Siklus 1 …………………………………………………………… 16 C. Siklus 2 …………………………………………………………… 19 D. Pembahasan ……………………………………………………. 21 Bab V SIMPULAN DAN SARAN 24 A. Simpulan …………………………………………………………. 24 B. Saran ……………………………………………………………… 24 DAFTAR PUSTAKA vi LAMPIRAN-LAMPIRAN viii 6
  • 7. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia adalah komponen mutu guru. Rendahnya profesionalitas guru di Indonesia dapat dilihat dari kelayakan guru mengajar. Menurut Balitbang Depdiknas, guru- guru yang layak mengajar ternyata masih rendah yaitu untuk tingkat SD baik negeri maupun swasta hanya 28,94%, sedangkan guru SMP negeri 54,12% dan guru SMP swasta 60,99%. Hanya 65,29% guru SMA negeri yang layak mengajar dan guru SMA swasta 64,73%. Demikian pula dengan guru SMK negeri 55,91 % dan swasta 58,26 %. Salah satu faktor penentu kelayakan guru mengajar adalah kemampuan guru mengembangkan media pembelajaran yang efektif dan menarik sesuai dengan materi pembelajaran yang diampunya. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat media pembelajaran merupakan salah satu tugas pembinaan kepala sekolah. Pembinaan guru harus berlangsung secara berkesinambungan, karena prinsip mendasar adalah guru harus merupakan a learning person, belajar sepanjang hayat masih dikandung badan. Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat pendidik, guru berkewajiban untuk terus mempertahankan profisionalitasnya sebagai guru. Pembinaan profesi guru secara terus menerus (continuous profesional development) untuk meningkatkan kemampuan guru dapat dilakukan dengan 7
  • 8. berbagai cara antara lain: menggunakan wadah guru yang sudah ada, yaitu kelompok kerja guru (KKG) untuk tingkat SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk tingkat sekolah menengah, dengan cara supervisi akademis, atau dilakukan dengan cara in house training guru mata pelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah di sekolah masing-masing. Untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM), seorang guru dituntut untuk mampu membuat media pembelajaran yang inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan sehingga dapat menciptakan pembelajaran siswa aktif. Salah satu media yang perlu dikembangkan yaitu media yang memanfaatkan teknologi informasi salah satunya yaitu powerpoint. Dengan in house training pembuatan media pendidikan yang menggunakan powerpoint diharapkan dapat membantu guru di SMK Teknik Industri Purwakarta meningkatkan kemampuannya dalam membuat media pendidikan yang menarik, efektif, inofatif dan kreatif, karena powerpoint merupakan sarana presentasi yang lengkap, mudah, menarik, efektif dan menyenangkan. B. Identifikasi Masalah Setelah memperhatikan dan mengamati penjelasan dalam latar belakang tersebut, maka dapat melangkah untuk mengidentifikasikan masalah-masalah dalam pembelajaran disekolah sebagai berikut: 8
  • 9. 1. Kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta rendah. 2. Media pembelajaran yang sudah ada di SMK Teknik Industri tidak menarik. 3. Guru di SMK Teknik Industri tidak bisa membuat powerpoint untuk media pembelajaran yang menarik. C. Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah langkah-langkah in house training dalam meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta? 2. Apakah in house training dapat meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta? D. Tujuan Penelitian Pelaksanakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui langkah-langkah in house training dalam meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta. 9
  • 10. 2. Untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta. E. Manfaat Penelitian Penyelenggaraan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat penelitian bagi Kepala Sekolah adalah sebagai umpan balik atau feedback untuk membuat program sekolah yang menunjang pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran. 2. Manfaat penelitian bagi guru yaitu meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint sebagai media pembelajaran. 3. Manfaat bagi siswa yaitu siswa dapat belajar dengan media pembelajaran yang menarik. 10
  • 11. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Kemampuan Guru Yang dimaksud kemampuan guru di sini adalah kompetensi guru. Apa yang dimaksud dengan kompetensi itu? Louise Moqvist (2003) mengemukakan bahwa “competency has been defined in the light of actual circumstances relating to the individual and work. Sementara itu, dari Trainning Agency sebagaimana disampaikan Len Holmes (1992) menyebutkan bahwa : ” A competence is a description of something which a person who works in a given occupational area should be able to do. It is a description of an action, behaviour or outcome which a person should be able to demonstrate.” Dari kedua pendapat di atas kita dapat menarik benang merah bahwa kompetensi pada dasarnya merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan (be able to do) seseorang dalam suatu pekerjaan, berupa kegiatan, perilaku dan hasil yang seyogyanya dapat ditampilkan atau ditunjukkan. Agar dapat melakukan (be able to do) sesuatu dalam pekerjaannya, tentu saja seseorang harus memiliki kemampuan (ability) dalam bentuk 11
  • 12. pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya. Sejalan dengan tantangan kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang akan semakin kompleks, sehingga menuntut guru untuk senantiasa melakukan berbagai peningkatan dan penyesuaian penguasaan kompetensinya. Guru harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa. Jika guru tidak memahami mekanisme dan pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan terpuruk secara profesional. Kalau hal ini terjadi, ia akan kehilangan kepercayaan baik dari siswa, orang tua maupun masyarakat. Untuk menghadapi tantangan profesionalitas tersebut, guru perlu berfikir secara antisipatif dan proaktif. Artinya, guru harus melakukan pembaruan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya secara terus menerus. Sementara itu, dalam praktik pembelajaran pun tampaknya masih terjadi keragaman (Prayitno, 2005). 2. Pengertian Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 12
  • 13. 1996). Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran. Yang termasuk perangkat media adalah: material, equipment, hardware, dan software. Istilah material berkaitan erat dengan istilah equipment dan istilah hardware berhubungan dengan istilah software. 13
  • 14. Material (bahan media) adalah sesuatu yang dapat dipakai untuk menyimpan pesan yang akan disampaikan kepada auidien dengan menggunakan peralatan tertentu atau wujud bendanya sendiri, seperti transparansi untuk perangkat overhead, film, filmstrip, dan film slide, gambar, grafik, dan bahan cetak. Sedangkan equipment (peralatan) ialah sesuatu yang dipakai untuk memindahkan atau menyampaikan sesuatu yang disimpan oleh material kepada audien, misalnya proyektor film slide, video tape recorder, papan tempel, papan flanel, dan sebagainya. 3. Pengertian Powerpoint Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam paket aplikasi kantoran mereka, Microsoft Office, selain Microsoft Word, Excel, Access dan beberapa program lainnya. PowerPoint berjalan di atas komputer PC berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang menggunakan sistem operasi Apple Mac OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini berjalan di atas sistem operasi Xenix. Aplikasi ini sangat banyak digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa, dan trainer. Dimulai pada versi Microsoft Office System 2003, Microsoft mengganti nama dari sebelumnya Microsoft PowerPoint saja menjadi Microsoft Office PowerPoint. Versi terbaru dari PowerPoint adalah versi 12 14
  • 15. (Microsoft Office PowerPoint 2007), yang tergabung ke dalam paket Microsoft Office System 2007. Powerpoint juga merupakan sebuah alat presentasi yang menarik yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran. Penggunaan program ini pun memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf dan animasi, baik animasi teks maupun animasi gambar atau foto. b. Lebih merangsang anak untuk mengetahui lebih jauh informasi tentang bahan ajar yang tersaji. c. Pesan informasi secara visual mudah dipahami peserta didik. d. Tenaga pendidik tidak perlu banyak menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan. e. Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan, dan dapat dipakai secara berulang- ulang. f. Dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik. (CD / Disket / Flashdisk), sehingga paraktis untuk di bawa ke mana-mana. 4. Pengertian Inhouse Training a. Definisi In House Training In House Training adalah program pelatihan / training yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan atau organisasi dengan menggunakan tempat pelatihan sendiri, peralatan sendiri, menentukan 15
  • 16. peserta dan dengan mendatangkan Trainer sendiri. Jadi, anda menyiapkan tempat (baik itu di kantor, di hotel, dll) kemudian menyediakan peralatan dan mendatangkan Trainer yang sesuai dengan topik tertentu yang Anda butuhkan. Pelatihan sangat diperlukan untuk diberikan kepada karyawan sebagai bagian dari persyaratan legislatif untuk kinerja industri dan standar keselamatan atau persyaratan pendidikan berkelanjutan. Hal ini pun sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas SDM untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki dan relevan dengan yang mereka hadapi dalam bekerja. b. Tujuan Dan Manfaat In House Training In house training biasanya diselenggarakan dengan berbagai tujuan dan target tertentu. Tujuan In-House Training diantaranya: 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja atau didayagunakan oleh instansi terkait. Hal ini diharapkan dapat mendukung target organisasi dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Bekerja sesuai Misi dan Visi organisasi. 2. Menciptakan interaksi antara peserta. Jika organsisasi, instansi atau perusahaan yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah yang tersebar di Indonesia maka besar kemungkinan mereka memiliki cara kerja yang berbeda, pengalaman yang berbeda, dan kualitas 16
  • 17. yang berbeda. Dengan In House Training peserta dapat bertukar informasi sehingga bukan tidak mungkin ini cara yang paling efektif untuk menciptakan standarisasi kinerja yang paling efektif. Mana yang paling bagus, mana yang paling efektif dan mana yang terbaik bisa dibuat standar kerja di semua cabang sehingga semua cabang bisa berkembang secara merata dengan kualitas terdahsyat. Masuk akal, kan? 3. Mempererat rasa kekeluargaan dan kebersamaan antara karyawan. Karena mereka bekerja untuk satu naungan yang sama, bukan tidak mungkin mereka tidak lagi kaku untuk sharing, bersahabat dan lebih kompak. Dengan ini keuntungan untuk perusahaan jadi sangat besar, bukan? 4. Meningkatkan motivasi dan budaya belajar yang berkesinambungan. Hal ini bisa mengeksplorasi permasalahan- permasalahan yang dihadapi di lapangan yang berkaitan dengan peningkatan efektifitas kerja, sehingga dapat mencari solusi secara bersama-sama dengan kemungkinan solusi terbaik. B. Penyelesaian Masalah Berkembangnya komunikasi elektronik, membawa perubahan- perubahan besar dalam dunia pendidikan. Satu hal yang harus dihindari yaitu anggapan bahwa kedudukan guru akan diganti oleh alat elektronik dan teknologi informasi komunikasi. Dengan keberadaan teknologi informasi dan 17
  • 18. elektronik, menambah pentingnya kehadiran guru. Berubahnya fungsi guru dan peranan guru dikaitkan dengan upaya untuk memecahkan salah satu masalah pendidikan yaitu, 1) dengan membebaskan guru dari kegiatan rutin yang banyak, 2) melengkapi guru-guru dengan teknik-teknik keterampilan kualitas yang paling tinggi, 3) Pengembangan penyajian kelas dengan tekanan pada pelayanan perorangan semaksimal mungkin dalam setiap mata pelajaran, 4) mengembangkan pengajaran yang terpilih didasarkan pada kemampuan individu siswa. Dari penjelasan di atas tentang peran baru guru dalam dunia pendidikan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pendidikan, sehingga penggunaan berbagai macam media pembelajaran akan menggantikan beberapa fungsi instruksional guru ( Sulaeman, 1988:24:24- 25). Dengan pendekatan in house training diharapkan kemampuan guru dalam membuat powerpoint media pembelajaran dapat meningkat. 18
  • 19. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian Pada PTS ini subjek adalah guru-guru di SMK Teknik Industri Purwakarta dan dilaksanakan pada Juni s.d. September 2011. B. Prosedur Penelitian Kondisi awal sebelum penelitian diduga bahwa guru di SMK Teknik Industri Purwakarta belum mampu membuat powerpoint sebagai media pembelajaran . Diduga pula bahwa tidak ada media pembelajaran yang menarik di SMK Teknik Industri Purwakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Panitia Pelaksana Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 10 Jawa Barat, 2009 : 73). Penelitian tindakan sekolah merupakan “(1) penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata; (2) memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan; dan (3) memperbaiki situasi dan kondisi sekolah / pembelajaran secara praktis” (Depdiknas, 2008 : 11-12). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata 19
  • 20. yang terjadi di sekolah-sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Dalam penelitian tindakan ini permasalahan rendahnya kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran akan ditingkatkan melalui in house training yang dilakukan oleh kepala sekolah, kegiatan tersebut diamati kemudian dianalisis dan direfleksi. Hasil revisi kemudian diterapkan kembali pada siklus-siklus berikutnya. Penelitian ini adalah penelitian tindakan model Stephen Kemmis dan Mc.Taggart (1998) yang diadopsi oleh Suranto (2000; 49) yang kemudian diadaptasikan dalam penelitian ini. Model ini menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Mills (200;17) “Stephen Kemmis has created a well known representation of the action research spiral …”. Peneliti menggunakan model ini karena dianggap paling praktis dan aktual. Kegiatan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas beberapa tahap yaitu : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi Prosedur pada penelitian tindakan sekolah ini menggunakan minimal dua siklus sampai tercapainya tujuan penelitian dengan indikator berhasilan 20
  • 21. tindakan yang ditetapkan yaitu minimal 75% guru sudah dapat membuat powerpoint untuk media pembelajaran. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu; 1) Observasi dan Pengamatan langsung 2) Wawancara 3) Survey dengan instrument pengumpulan data. D. Teknik Analisa Data Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan. Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat membuat powerpoint untuk media pembelajaran. 21
  • 22. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (SIKLUS TINDAKAN) A. Kondisi Awal Pada awal sebelum pelaksanaan tindakan meningkatkan kemampuan guru SMK Teknik Industri dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran sangat rendah. Hal ini tergambar dari data awal yang dikumpulkan melalui metoda observasi dan kuesioner yang dilakukan terhadap guru, yaitu 59 % guru belum bisa membuat powerpoint, 32% guru bisa membuat powerpoint tingkat dasar dan 9 % guru sudah bisa membuat powerpoint tingkat mahir. B. Siklus 1 Siklus 1 dilaksanakan pada bulan Agustus minggu kedua dengan kegiatan sebagai berikut: 1. Perencanaan - Mencari kondisi awal kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran dan ketersediaan media pembelajaran yang sudah ada melalui kuesioner tentang pengetahuan dan kemampuan guru. 22
  • 23. - Menghubungi/mengundang guru untuk menjadi subjek penelitian dan memberi pengarahan tentang pelaksanaan in house training. - Menghubungi guru Teknik Informatika untuk menjadi pembimbing pada pelaksanaan in house training. - Membuat instrumen wawancara, pengamatan dan observasi. - Membuat jadwal pelaksanaan in house training . 2. Pelaksanaan Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal 29 Juli 2011 pukul 08.00 s.d. 11.00 WIB. Dengan kegiatan sebagai berikut: - Melaksanakan In house training bagi guru untuk meningkatkan kemampuan membuat powerpoint untuk media pembelajaran. - Mengamati pelaksanaan In house training. - Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran. 3. Hasil Pengamatan - Mengamati pelaksanaan In house training. - Mengobservasi apakah ada perubahan kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran. - Melakukan refleksi kegiatan dengan guru dan pembimbing. 23
  • 24. Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 1 - TINGKAT KONDISI NO. HASIL IHT KEMAMPUAN AWAL 1 Tidak Bisa 59% 9% 2 Dasar 32% 50% 3 Mahir 9 41% Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada proses kegiatan IHT sebanyak 41% guru sudah mencapai tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan harus diadakan penelitian atau tindakan lagi pada siklus berikutnya atau siklus kedua. 24
  • 25. 4. Evaluasi dan Refleksi Setelah selesai siklus 1 maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus pertama. Refleksi dilaksanakan bersama-sama fasilitator/pembimbing dan guru untuk menentukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Dari hasil refleksi dapat diambil suatu kesimpulan bahwa harus ada penambahan waktu kegiatan IHT dari semula 3 jam pada siklus pertama menjadi 6 jam pada siklus selanjutnya, harus juga melengkapi sarana prasarana seperti perangkat komputer atau laptop dan penambahan pembimbing untuk membimbing guru peserta IHT. C. Siklus 2 1. Perencanaan Pada siklus 2 tahapan dan prosedur pelaksanaan in house training sama dengan siklus 1 dengan kondisi awal hasil pelaksanaan in house training siklus 1 dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan sesuai hasil evaluasi pelaksanaan pada siklus 1. Dari hasil refleksi pada siklus 1 perlu dilakukan perencanaan yang lebih baik untuk kegiatan IHT pada siklus 2, penambahan sarana berupa pemberian kredit laptop kepada 11 orang guru. Pada siklus 2 ini juga dilibatkan siswa jurusan RPL yang mempunyai prestasi dikelasnya untuk menjadi pendamping guru peserta IHT. Waktu pelaksanaan juga direncanakan bertambah. 25
  • 26. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan In House training dilakukan pada tanggal 8 September 2011 pukul 09.00 s.d. 16.00 WIB. 3. Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan dan observasi serta rekap kuesioner tingkat kemampuan guru dalam membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada siklus 2dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL REKAPITULASI TINGKAT KEMAMPUAN GURU DALAM MEMBUAT POWERPOINT PADA SIKLUS 2 - TINGKAT KONDISI NO. HASIL IHT KEMAMPUAN AWAL 1 Tidak Bisa 9% 0% 2 Dasar 50% 14% 3 Mahir 41 86% Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada proses kegiatan IHT sebanyak 86% guru sudah mencapai tingkat mahir. Berdasarkan indikator yang telah ditetapkan bahwa keberhasilan tindakan adalah 75%, atau bila 75% guru telah mencapai tingkat mahir, jadi peneliti berkesimpulan adanya 26
  • 27. peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran melebihi indicator yang telah ditetapkan. 4. Evaluasi dan Refleksi Setelah selesai pelaksanaan tindakan pada siklus kedua maka diadakan refleksi mengenai kelemahan atau kekurangan dari pelaksanaan tindakan pada siklus kedua tersebut. Dari hasil observasi dan data yang diperoleh, peneliti mengambil kesimpulan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua dinyatakan berhasil, karena terdapat 86% guru yang telah mempunyai kemampuan membuat powerpoint untuk media pembelajaran tingkat mahir, atau melebihi target yang telah ditentukan sebesar 75%. D. Pembahasan Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu; 4) Observasi dan Pengamatan langsung 5) Wawancara 6) Survey dengan instrument pengumpulan data kuesioner. Teknik analisa data pada PTS ini yaitu menggunakan analisis deskriptif tentang perubahan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pendidikan pada kondisi awal sebelum atau pada awal penelitian dilakukan dengan kondisi akhir setelah penelitian dilakukan. 27
  • 28. Indikator keberhasilan tindakan yaitu apabila 75% guru sudah dapat membuat powerpoint untuk media pembelajaran pada tingkat mahir. Pada saat kondisi awal sebelum tindakan diketahui bahwa terdapat 13 orang guru atau 59% guru yang tidak bisa membuat powerpoint, 7 orang guru atau 32% guru yang bisa membuat powerpoint sederhana atau tingkat dasar, dan 2 orang guru atau 9% yang sudah mahir membuat powerpoint. Setelah tindakan siklus 1 dilaksanakan terjadi peningkatan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran sebagai berikut: - Hanya terdapat 2 orang guru atau 9% guru yang belum bisa membuat powerpoint dari semula 13 orang atau 59%. Terjadi penurunan yaitu sebesar 50%. Ini berarti 91% guru sudah mampu membuat powerpoint untuk media pembelajaran dengan perincian 50 % tingkat dasar dan 41 % tingkat mahir. - Terdapat 11 orang guru atau 50 % yang bisa secara sederhana membuat powerpoint dari semula 7 orang atau 32 %. Terjadi peningkatan sebesar 18 %. - 41% guru atau 9 orang guru dari semula 2 orang atau 9% sudah mencapai tingkat mahir dalam membuat power point untuk media pembelajaran. Berarti terdapat peningkatan sebesar 32%. 28
  • 29. Namun demikian hasil tindakan pada siklus 1 belum mencapai target sesuai indikator yang telah ditentukan yaitu 75% pada tingkat mahir, sehingga dilaksanakan tindakan siklus 2 dengan hasil sebagai berikut: - Terdapat 0% guru yang tidak bisa membuat powerpoint. Berarti semua (100%) guru sudah dapat membuat powerpoint. - Terdapat 3 orang guru atau 14% guru dapat membuat powerpoint tingkat dasaratau sederhana. - Terdapat 19 orang guru atau 86% guru sudah mahir membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Dari data ini berarti indikator keberhasilan tindakan sudah terpenuhi bahkan terlampai, sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan yang dilaksanakan pada siklus 2 dinyatakan berhasil. Dari hasil observasi dan penyebaran kuesioner didapati pula data bahwa 100% guru berkeinginan menggunakan powerpoint untuk media pembelajaran setelah In House Training dilaksanakan dan 100% guru menyatakan bahwa In House Training bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Tindakan yang telah mencapai hasil 86% melampaui indikator yang telah ditetapkan yaitu 75% menunjukkan bahwa in house training dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran. 29
  • 30. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan disimpulkan bahwa pelaksanaan in house training signifikan dapat meningkatkan kemampuan guru SMK Teknik Industri Purwakarta membuat power point untuk media pembelajaran. Data yang diperoleh menunjukan bahwa setelah diadakan penerapan tindakan berupa In House Training guru yang mampu membuat powerpoint secara sederhana sebanyak 3 orang atau 14% dan guru yang mampu membuat powerpoint pada tingkat mahir sebanyak 19 orang atau 86%. Ini berarti pula bahwa 100% guru atau semua guru SMK Teknik Industri Purwakarta dapat membuat powerpoint untuk media pembelajaran. Pelaksanaan In House Training dapat meningkat kemampuan guru membuat powerpoint untuk media pembelajaran di SMK Teknik Industri Purwakarta. B. Saran Karena adanya pengaruh positif dan signifikan dari Pelaksanaan In House Training terhadap kemampuan guru membuat media pembelajaran maka penulis menyampaikan beberapa saran yaitu: 30
  • 31. 1. Kepada semua Kepala Sekolah disarankan melakukan in house training untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran dengan powerpoint sehingga guru dapat menyampaikan media pembelajaran dengan powerpoint yang atraktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta sesuai dengan kebutuhan serta kondisi sekolah masing-masing. 2. Kepada semua guru dapat kiranya menggunakan media powerpoint sebagai media pembelajaran yang dibuat secara mandiri dalam melaksanakan pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran yang PAIKEM. 31
  • 32. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Tarko, A. J. (1995). Creativity in the Classroom School of Curious Delight. New York : Longman Publishers USA. Syamsul Hadi, (2009). Kepemimpinan Pembelajaran, Makalah Disampaikan pada Sosialisasi Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dalam Inovasi Pembelajaran. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Direktorat Tenaga Kependidikan Amstrong. Michael, (1991). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Ghalia Indonesia Aunurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung:Alfabeta Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:Depdiknas Subagio. (2010) Kompetensi Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran [On Line].Tersedia : http://subagio- subagio.blogspot.com/2010/03/kompetensi-guru-dalam meningkatkan- mutu.html Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta Slameto, (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta. Munthe, Bermawi. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta : Pustka Insan Mandiri Sudarwan Danim. 2002. Inovasi Pendidikan;Dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung : Pustaka Setia. 32
  • 33. Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta : Kencana Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Pengertian in house training manfaat dan tujuannya; http//tikettraining.com/pengertian in house training-tujuan dan manfaatnya.html Microsoft powerpoint-wikepedia bahasa Indonesia. ensiklopedia; id.wikipedia. org /wiki/micrososft-PowerPoint. Pengertian powerpoint; tasik-blog.blogspot.com/2009/01/pengertian- powerpoint.html. 33