SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
IKTERUS
KELOMPOK 1
DINI HARIANTI
INE SILVANI SARI
MOZHA DESRI
LIA SARI
SRI ANDRIANI
YULIANTI
YUFITA
Pengertian
• Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah
meningginya kadar bilirubin didalam jaringan
ekstravaskuler sehingga
kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya
berwarna kuning
• Ikterus pada bayi baru lahir merupakan suatu
gejala fisiologis atau dapat merupakan hal
patologis. Ikterus atau warna kuning pada bayi
baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3
dan menghilang pada hari ke-10.
Ikterik neonatorum dikelompokkan
menjadi dua yaitu :
• Ikterus Fisiologis adalah peningkatan kadar
bilirubin dalam darah dalam satu minggu
pertama kehidupannya
• Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 57, kemudian akan menurun pada hari ke 1014, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/dl pada
bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi prematur.
• Ikterus Patologis, adalah ikterus yang mempunyai
dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai
suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
Faktor penyebab ikterus
• 1. Prahepatik (ikterus hemolitik), Ikterus ini disebabkan
karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses
hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik)
• 2. Pascahepatik (obstruktif), Adanya obstruksi pada
saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin
konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan
masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian
masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam
urine, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga
kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal
• 3. Hepatoseluler (ikterus hepatik), Konjugasi bilirubin
terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami
kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu
proses konjugasi bilirubin sehingga
bilirubin direct meningkat dalam aliran darah
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Faktor risiko untuk timbulnya ikterus
neonatorum
Faktor Maternal :
Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani)
Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh)
Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik.
ASI
Faktor Perinatal :
Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis)
Infeksi (bakteri, virus, protozoa)
Faktor Neonatus :
Prematuritas
Faktor genetik :
Polisitemia
Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol)
Rendahnya asupan ASI
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
Tanda dan Gejala
• Ikterus fisiologi
• Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir.
• Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada
neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus
kurang bulan.
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari
5 mg% per hari.
• Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg%
• Ikterus menghilang pada 10 hari pertama
• Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis
• Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala
sebagai berikut:
• Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama
• Kadar bilirubin inderect melebihi 10 mg% pada
neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg%
pada neonatus cukup bulan.
• Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari.
• Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama
• Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg%
• Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
Pengamatan Ikterus
Daerah

Luas Ikterus

Kadar Bilirubin (mg%)

1

Kepala dan leher

5

2

Daerah 1 + badan bagian atas

9

3

Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan
tungkai

11

4

Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d
bawah tungkai

12

5

Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki

16
Pencegahan
• Pengawasan ANC yang baik
• Menghindari pemberian obat-obatan pada masa
kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain
• Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding)
– Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu
dengan menambahkan glukosa yang terdapat
dalam ASI
– Pengeluaran bilirubin
Penanganan ikterus fisiologis
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya
Lakukan perawatan bayi sehari-hari, seperti:
Memandikan
Melakukan perawatan tali pusat
Membersihkan jalan nafas
Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit
Jelaskan pentingnya hal-hal seperti :
Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin
Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama
30menit,15menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam
posisi tengkurap.
• Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu,
• Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu
• Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna
putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera
membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2
hari
Penanganan Hiperbilirubinemia
sedang
• Berikan ASI secara adekuat
• Lakukan pencegahan hipotermi
• Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar
matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari
• Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian
• Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera
merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan feses bewarna
putih keabu-abuan dan liat seperti dempul
Penanganan Hiperbilirubenemia berat
• Berikan informer consent pada keluarga untuk
segera merujuk bayinya
• Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara
adekuat
• Lakukan pencegahan hipotermi
• Bila mungkin, ambil contoh darah ibu
sebanyak 2,5 ml
Bentuk Terapi
•
•
•
•
•

Terapi sinar (fototerapi)
Terapi Transfusi
Terapi Obat-obatan
Menyusui Bayi dengan ASI
Terapi Sinar Matahari
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaFuji Astuti
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Amalia Senja
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKKindal
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritisPradasary
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanHetty Astri
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanAnna Nisa
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsangJoni Iswanto
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalHendrik Sutopo
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasSumiaty Syifah
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiJoni Iswanto
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKindal
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusregiregene
 

What's hot (20)

Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
 
Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopikKehamilan ektopik
Kehamilan ektopik
 
1 hiperem. gravidarum f
1 hiperem. gravidarum f1 hiperem. gravidarum f
1 hiperem. gravidarum f
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAKHIPOGLIKEMIA PADA ANAK
HIPOGLIKEMIA PADA ANAK
 
4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis4. endometritis & metritis
4. endometritis & metritis
 
Komplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilanKomplikasi kehamilan
Komplikasi kehamilan
 
Mekanisme Persalinan
Mekanisme PersalinanMekanisme Persalinan
Mekanisme Persalinan
 
7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang7d persalinan sungsang
7d persalinan sungsang
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Mekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan NormalMekanisme Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan Normal
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan GinekologiPemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Manuver leopold
Manuver leopoldManuver leopold
Manuver leopold
 
Kejang demam pada Anak
Kejang demam pada AnakKejang demam pada Anak
Kejang demam pada Anak
 
Preeklampsia berat
Preeklampsia beratPreeklampsia berat
Preeklampsia berat
 
Gawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatusGawat napas-pada-neonatus
Gawat napas-pada-neonatus
 

Viewers also liked

Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinNur Syahwidad
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinMayah M4y
 
Pyruvate kinase bilirubin
Pyruvate kinase   bilirubinPyruvate kinase   bilirubin
Pyruvate kinase bilirubinNilla Shahab
 
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahir
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahirSap tetanus neonatrum pada bayi baru lahir
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahirMJM Networks
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...Warnet Raha
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINFatin Cassie
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaregiregene
 
Modul 4 kdk ii kb 2
Modul 4 kdk ii kb 2Modul 4 kdk ii kb 2
Modul 4 kdk ii kb 2pjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetikpjj_kemenkes
 
Birth injuries and icterus neonatarum
Birth injuries and icterus neonatarumBirth injuries and icterus neonatarum
Birth injuries and icterus neonatarumDeepthy Philip Thomas
 
Malabsorption Syndrome
Malabsorption SyndromeMalabsorption Syndrome
Malabsorption SyndromeAsheer Khan
 

Viewers also liked (20)

Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
 
Metabolisme Bilirubin
Metabolisme BilirubinMetabolisme Bilirubin
Metabolisme Bilirubin
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Pyruvate kinase bilirubin
Pyruvate kinase   bilirubinPyruvate kinase   bilirubin
Pyruvate kinase bilirubin
 
Metabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubinMetabolisme bilirubin
Metabolisme bilirubin
 
Ikterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkurIkterus files of_drsmed_fkur
Ikterus files of_drsmed_fkur
 
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahir
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahirSap tetanus neonatrum pada bayi baru lahir
Sap tetanus neonatrum pada bayi baru lahir
 
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
FAKTOR RISIKO KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM PADA NEONATUS DI RUANG TERATAI RUMA...
 
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2Modul 2 kb 2
Modul 2 kb 2
 
Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1Modul 2 kb 1
Modul 2 kb 1
 
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannyaMengenali bayi kuning dan penanganannya
Mengenali bayi kuning dan penanganannya
 
Modul 4 kdk ii kb 2
Modul 4 kdk ii kb 2Modul 4 kdk ii kb 2
Modul 4 kdk ii kb 2
 
Modul 5 kdk ii
Modul 5 kdk iiModul 5 kdk ii
Modul 5 kdk ii
 
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, FarmakokinetikKonsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
Konsep Dasar Farmakosetik, Farmakokinetik
 
Birth injuries and icterus neonatarum
Birth injuries and icterus neonatarumBirth injuries and icterus neonatarum
Birth injuries and icterus neonatarum
 
Malabsorption Syndrome
Malabsorption SyndromeMalabsorption Syndrome
Malabsorption Syndrome
 

Similar to Ikterus Bayi Baru Lahir

Similar to Ikterus Bayi Baru Lahir (20)

Asuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balitaAsuhan neonatus, bayi, dan balita
Asuhan neonatus, bayi, dan balita
 
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.pptHYPERBILIRUBINEMIA.ppt
HYPERBILIRUBINEMIA.ppt
 
Ikterus Neonatus
Ikterus NeonatusIkterus Neonatus
Ikterus Neonatus
 
Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)Menyusui bagi anak (page15)
Menyusui bagi anak (page15)
 
ikterik
ikterikikterik
ikterik
 
Modul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEHModul 2 kulit kuning GEH
Modul 2 kulit kuning GEH
 
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024Hiperbilirubinemia   rafika - p.17420110024
Hiperbilirubinemia rafika - p.17420110024
 
Bab2
Bab2Bab2
Bab2
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Bidan widya
Bidan widyaBidan widya
Bidan widya
 
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
16_HYPERBILIRUBIAEMIA.ppt
 
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubinAsuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
Asuhan keperawatan pada bayi hiperbilirubin
 
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahirIkterus (kuning) pada bayi baru lahir
Ikterus (kuning) pada bayi baru lahir
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterusAsuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan ikterus
 
Nutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLRNutrisi pada BBLR
Nutrisi pada BBLR
 
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadiasuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
asuhan pada neonatus dengan masalah yang lazim terjadi
 
hiperbilirubinemia
hiperbilirubinemiahiperbilirubinemia
hiperbilirubinemia
 

Ikterus Bayi Baru Lahir

  • 1. IKTERUS KELOMPOK 1 DINI HARIANTI INE SILVANI SARI MOZHA DESRI LIA SARI SRI ANDRIANI YULIANTI YUFITA
  • 2. Pengertian • Ikterus atau Hiperbilirubinemia pada BBL adalah meningginya kadar bilirubin didalam jaringan ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning • Ikterus pada bayi baru lahir merupakan suatu gejala fisiologis atau dapat merupakan hal patologis. Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3 dan menghilang pada hari ke-10.
  • 3. Ikterik neonatorum dikelompokkan menjadi dua yaitu : • Ikterus Fisiologis adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah dalam satu minggu pertama kehidupannya • Pada hari ke 2-3 dan puncaknya di hari ke 57, kemudian akan menurun pada hari ke 1014, peningkatannya tidak melebihi 10 mg/dl pada bayi atterm dan < 12 mg/dl pada bayi prematur. • Ikterus Patologis, adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis dengan kadar bilirubin mencapai suatu nilai yang disebut hiperbilirubinemia
  • 4. Faktor penyebab ikterus • 1. Prahepatik (ikterus hemolitik), Ikterus ini disebabkan karena produksi bilirubin yang meningkat pada proses hemolisis sel darah merah (ikterus hemolitik) • 2. Pascahepatik (obstruktif), Adanya obstruksi pada saluran empedu yang mengakibatkan bilirubin konjungasi akan kembali lagi ke dalam sel hati dan masuk ke dalam aliran darah, kemudian sebagian masuk dalam ginjal dan diekskresikan dalam urine, sebagian lagi tertimbun dalam tubuh sehingga kulit dan sklera berwarna kuning kehijauan serta gatal • 3. Hepatoseluler (ikterus hepatik), Konjugasi bilirubin terjadi pada sel hati, apabila sel hati mengalami kerusakan maka secara otomatis akan mengganggu proses konjugasi bilirubin sehingga bilirubin direct meningkat dalam aliran darah
  • 5. • • • • • • • • • • • • • • • • Faktor risiko untuk timbulnya ikterus neonatorum Faktor Maternal : Ras atau kelompok etnik tertentu (Asia, Native American,Yunani) Komplikasi kehamilan (DM, inkompatibilitas ABO dan Rh) Penggunaan infus oksitosin dalam larutan hipotonik. ASI Faktor Perinatal : Trauma lahir (sefalhematom, ekimosis) Infeksi (bakteri, virus, protozoa) Faktor Neonatus : Prematuritas Faktor genetik : Polisitemia Obat (streptomisin, kloramfenikol, benzyl-alkohol, sulfisoxazol) Rendahnya asupan ASI Hipoglikemia Hipoalbuminemia
  • 6. Tanda dan Gejala • Ikterus fisiologi • Timbul pada hari kedua dan ketiga setelah bayi lahir. • Kadar bilirubin inderect tidak lebih dari 10 mg% pada neonatus cukup bulan dan 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan. • Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak lebih dari 5 mg% per hari. • Kadar bilirubin direct tidak lebih dari 1 mg% • Ikterus menghilang pada 10 hari pertama • Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis
  • 7. • Ikterus patologis memiliki tanda dan gejala sebagai berikut: • Ikterus terjadi dalam 24 jam pertama • Kadar bilirubin inderect melebihi 10 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan. • Peningkatan bilirubin melebihi 5 mg% per hari. • Ikterus menetap sesudah 2 minggu pertama • Kadar bilirubin direct lebih dari 1 mg% • Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik
  • 8. Pengamatan Ikterus Daerah Luas Ikterus Kadar Bilirubin (mg%) 1 Kepala dan leher 5 2 Daerah 1 + badan bagian atas 9 3 Daerah 1,2 + badan bagian bawah dan tungkai 11 4 Daerah 1, 2, 3 + lengan dan kaki d bawah tungkai 12 5 Daerah 1, 2, 3, 4 + tangan dan kaki 16
  • 9. Pencegahan • Pengawasan ANC yang baik • Menghindari pemberian obat-obatan pada masa kehamilan seperti sulfanamida dan lain-lain • Pemberian ASI sedini mungkin (early feeding) – Mempercepat metabolisme bilirubin, yaitu dengan menambahkan glukosa yang terdapat dalam ASI – Pengeluaran bilirubin
  • 10. Penanganan ikterus fisiologis • • • • • • • • • Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya Lakukan perawatan bayi sehari-hari, seperti: Memandikan Melakukan perawatan tali pusat Membersihkan jalan nafas Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit Jelaskan pentingnya hal-hal seperti : Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin Menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan kondisi telanjang selama 30menit,15menit dalam posisi terlentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap. • Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu, • Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu • Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk segera membawa bayinya ke puskesmas. Anjurkan ibu untuk kontrol setelah 2 hari
  • 11. Penanganan Hiperbilirubinemia sedang • Berikan ASI secara adekuat • Lakukan pencegahan hipotermi • Letakkan bayi di tempat yang cukup sinar matahari ± 30 menit, selama 3-4 hari • Lakukan pemeriksaan ulang 2 hari kemudian • Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah parah serta mengeluarkan feses bewarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul
  • 12. Penanganan Hiperbilirubenemia berat • Berikan informer consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya • Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat • Lakukan pencegahan hipotermi • Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml
  • 13. Bentuk Terapi • • • • • Terapi sinar (fototerapi) Terapi Transfusi Terapi Obat-obatan Menyusui Bayi dengan ASI Terapi Sinar Matahari