SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
Baixar para ler offline
PENGERTIAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI
  BELANJA BARANG DAN BELANJA MODAL
       DALAM KAIDAH AKUNTANSI
            PEMERINTAHAN
                              Oleh: Syaiful, SE, Ak., MM*



      Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
  dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah terjadi
     perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk mendukung
  pelaksanaan undang-undang dimaksud telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 21
Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga
    serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk
 Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
                                 Tahun Anggaran 2006.
       Dalam proses penyusunan DIPA dimaksud dijumpai beberapa permasalahan, antara lain
   adanya perbedaan persepsi dalam penyusunan dan pengelompokkan belanja. Perbedaan
  pemahaman ini sering dijumpai dalam penentuan elemen-elemen biaya yang dimungkinkan
   dikelompokkan dalam belanja barang dan belanja modal sehingga sering dijumpai adanya
      unsur belanja modal yang terdapat dalam kelompok belanja barang atau sebaliknya.
 Berdasarkan hal tersebut kami mencoba menuangkan ide pemikiran dalam tulisan singkat ini
  untuk dapat menjadi tambahan wawasan berfikir dalam penyusunan dan pengelompokkan
                             belanja barang dan belanja modal.



PENGERTIAN BELANJA BARANG DAN MODAL
Belanja Barang adalah pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang
dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan.

Belanja Barang antara lain dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori belanja yaitu:

   1. Belanja pengadaan barang dan jasa.

       Belanja pengadaan barang yang tidak memenuhi nilai kapitalisai dalam laporan
       keuangan dikategorikan kedalam belanja barang operasional dan belanja barang non
       operasional. Belanja pengadaan jasa konsultan tidak termasuk dalam kategori kelompok
       belanja jasa.
2. Belanja pemeliharaan.

       Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan dan tidak menambah dan memperpanjang
       masa manfaat dan atau kemungkinan besar tidak memberi manfaat ekonomik di masa
       yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar
       kinerja tetap dikategorikan sebagai belanja pemeliharaan dalam laporan keuangan.

   3. Belanja perjalanan.

       Belanja Perjalanan yang dikeluarkan tidak untuk tujuan perolehan aset tetap
       dikategorikan sebagai belanja perjalanan dalam laporan keuangan.


Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang
sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode
akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya
mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.

Belanja Modal dapat diaktegorikan dalam 5 (lima) kategori utama:

   1. Belanja Modal Tanah

       Belanja   Modal      Tanah   adalah   pengeluaran/biaya     yang   digunakan   untuk
       pengadaan/pembeliaan/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah,
       pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan
       pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah
       dimaksud dalam kondisi siap pakai.

   2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin

       Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
       pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin
       serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan
       sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.

   3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan

       Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk
       pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan,
       pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah
       kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

       Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan
       untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunan/pembuatan
       serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan
       pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi
       dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.

   5. Belanja Modal Fisik Lainnya

       Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk
       pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatanpembangunan/ -pembuatan serta
       perawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan      kedalam kriteria
       belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan
       jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian
       barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak
       dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah.




PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BELANJA BARANG DAN
BELANJA MODAL


Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah,
khusus pengeluaran      melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan.

Belanja dalam tatanan akuntansi pemerintah dikalsifikasikan menurut klasifikasi ekonomi,
organisasi dan fungsi. Pembahasan selanjutnya hany akan kita fokuskan pada klasifikasi
ekonomi.

Klasifikasi Ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk
melaksanakan suatu aktivitas yang dapat kita kategorikan menjadi:

              Belanja Pegawai

              Belanja Barang

              Belanja Modal

              Belanja Bunga
Belanja Subsidi

                Belanja Hibah

                Belanja Bantuan Sosial

                Belanja Lain-lain

BELANJA BARANG

Perlakuan     Akuntansi   terhadap     belanja   barang   sebagaimana    tersebut      diatas   dapat
dikelompokkan menjadi:

   1. Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan setelah perolehan aset tetap yang menambah
       dan memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat
       ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau
       peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi ke dalam belanja modal dan masuk ke
       dalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan diberikan penjelasan
       di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

   2. Belanja Perjalanan yang dikeluarkan untuk tujuan perolehan aset tetap harus
       dikapitalisasi ke dalam belanja modal dan masuk ke dalam laporan keuangan sebagai
       penambahan nilai aset tetap dan diberikan penjelasan di dalam Catatan Atas Laporan
       Keuangan.

   3. Belanja      Pengadaan        Barang   yang   memenuhi    nilai   kapitalisasi    aset    tetap
       (KMK.01/2001)dimasukkan kedalam kategori belanja modal yang masuk ke dalam
       laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan tidak dapat dikelompokkan
       kedalam belanja barang.

BELANJA MODAL

Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan
diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur
dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan
jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya.

Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan
untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan
lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai
dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Masa manfaat adalah:Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan
dan/atau pelayanan publik; atau Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh
dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik.
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
        Tanah;
        Peralatan dan Mesin;
        Gedung dan Bangunan;
        Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
        Aset Tetap Lainnya; dan
        Konstruksi dalam Pengerjaan.

Pengakuan Aset Tetap

Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
       Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
       Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
       Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
       Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengukuran Aset Tetap

Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan
biaya perolehan tidak memung-kinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada
saat perolehan.

Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai
suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan
biaya perolehan.
Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada
saat aset tersebut diperoleh.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang
digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya
setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya
perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.


Komponen Biaya
Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea
impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut
ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan.


                               KOMPONEN BIAYA YANG DIMUNGKINKAN DIDALAM BELANJA
 JENIS BELANJA MODAL
                                                    MODAL
Belanja Modal Tanah            Belanja Modal Pembebasan Tanah
                               Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah
                               Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah
                               Belanja Modal Pengurugan dan Pematangan Tanah
                               Belanja Modal Biaya Pengukuran Tanah
                               Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah

Belanja Modal Gedung dan       Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan Bangunan
Bangunan
                               Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis
                               Gedung dan Bangunan
                               Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung dan Bangunan
                               Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan
                               Bangunan
                               Belanja Modal Perizinan Gedung dan Bangunan
                               Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama
                               Gedung dan Bangunan
                               Belanja Modal Honor Perjalanan Gedung dan Bangunan

Belanja Modal Peralatan        Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan Mesin
dan Mesin
                               Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis
                               Peralatan dan Mesin
                               Belanja Modal Sewa Peralatan, Peralatan dan Mesin
                               Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin
                               Belanja Modal Perizinan Peralatan dan Mesin
                               Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan Mesin
                               Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin

Belanja Modal Jalan, Irigasi   Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan Jembatan
dan Jaringan
                               Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Tekhnis
                               Jalan dan Jembatan
                               Belanja Modal Sewa Peralatan Jalan dan Jembatan
                               Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan
                               Belanja Modal Perizinan Jalan dan Jembatan
                               Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama
Jalan dan Jembatan
                             Belanja Modal Perjalanan Jalan dan Jembatan
                             Belanja Modal Bahan Baku Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis
                             Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Perizinan Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama
                             Irigasi dan Jaringan
                             Belanja Modal Perjalanan Irigasi dan Jaringan

Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Bahan Baku Fisik Lainnya
                            Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Pengelola Teknis Fisik
                            Lainnya
                            Belanja Modal Sewa Peralatan Fisik Lainnya
                            Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Fisik Lainnya
                            Belanja Modal Perizinan Fisik Lainnya
                            Belanja Modal Jasa Konsultan Fisik Lainnya


Belanja Modal Swakelola


Belanja Modal yang dilaksanakan secara swakelola dan memiliki output berupa aset tetap,
seluruh pengeluaran termasuk upah, perjalanan dinas, dan bahan-bahan/asistensi dan
komponen biaya tersebut diatas diakui sebagai nila perolehan aset tetap.



ILUSTRASI JURNAL ATAS                              BELANJA BARANG DAN
BELANJA MODAL


Belanja Barang
Belanja pengadaan barang dan jasa

              Belanja Barang dan Jasa                         XXXXX

                             Piutang dari KUN                         XXXXX



Belanja Perjalanan

              Belanja Perjalanan                              XXXXX

                             Piutang dari KUN                         XXXXX
Belanja Pemeliharaan

              Belanja Pemeliharaan                                  XXXXX

                              Piutang dari KUN                              XXXXX

Jika terdapat belanja tersebut diatas yang memenuhi unsur kapitalisasi aset, maka nilai tersebut
dimasukkan kedalam penambahan aset tetap yang disajikan dalam neraca dan dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan sehingga tidak menimbulkan interprestasi yang salah
terhadap nilai aset. Belanja yang terjadi tetap dicatat sebagai belanja dalam laporan realisasi
anggaran. Penambahan nilai aset tersebut melalui prosedur Jurnal Aset dengan jurnal sesuai
dengan jenis aset yang bertambah.

Belanja Modal
Belanja Modal Tanah

              Belanja Modal Tanah                                     XXXXX

                              Piutang dari KUN                                XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

              Tanah sebelum disesuaikan                              XXXXX

                              Diinvestasikan dalam Aset Tetap                 XXXXX



Belanja Modal Gedung dan Bangunan

              Belanja Modal Gedung dan Bangunan                       XXXXX

                              Piutang dari KUN                                XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

              Gednug dan Bangunan sebelum disesuaikan                XXXXX

                              Diinvestasikan dalam Aset Tetap                 XXXXX



Belanja Modal Peralatan dan Mesin

              Belanja Modal Peralatan dan Mesin                       XXXXX
Piutang dari KUN                              XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

              Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan               XXXXX

                              Diinvestasikan dalam Aset Tetap               XXXXX



Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan

              Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan             XXXXX

                              Piutang dari KUN                              XXXXX

Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry)

              Jalan, Irigasi dan Jaringan sebelum disesuaikan       XXXXX

                              Diinvestasikan dalam Aset Tetap               XXXXX

Belanja Modal Fisik Lainnya

              Belanja Modal Fisik Lainnya                           XXXXX

                              Piutang dari KUN                              XXXXX
Tidak dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry), tetapi akan dilakukan
melalui Jurnal Aset sesuai dengan aset yang dihasilkan.


Kontruksi Dalam Pengerjaan
Disamping itu jika pembagunan dan perolehan terhadap aset tidak bersifat final dan
berkelanjutan dimana harus ada kesimbangan antara arus uang dan arus barang, maka
menurut standar perlu ada perkiraan untuk melakukan pencatatan tersebut Perkiraan yang
dimaksud adalah Kontruksi Dalam Pengerjaan           yang terjadi karena Belanja Modal yang
dikeluarkan untuk tujuan pembentukan barang modal yang masa pembangunannya belum
selesai sampai pada saat tanggal laporan keuangan. Penyajian perkiraan dimaksud diikuti
dengan memberikan penjelasan didalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Penyajian perkiraan
Kontruksi Dalam Pengerjaan ini dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan Semester
dan Tahunan. Jurnal yang perlu dibuat adalah:

              Kontruksi dalam Pengerjaan                            XXXXX

                              Diinvestasikan dalam Aset Tetap               XXXXX
Jika pada akhir periode telah dilakukan penyelesaian dan telah diserahterimakan, maka jurnal
tersebut diatas akan dibalik dan diikuti dengan nilai aset sesungguhnya yang dihasilkan. Jurnal
dimaksud adalah:

              Diinvestasikan dalam Aset Tetap                    XXXXX

                            Kontruksi dalam Pengerjaan                   XXXXX


              Aset Tetap                                         XXXXX

                             Diinvestasikan dalam Aset Tetap             XXXXX
KESIMPULAN

  1. Adanya perbedaan persepsi dalam penyusunan dan pengelompokkan belanja barang
     dan modal, sehingga sering dijumpai kesalahan penentuan elemen-elemen biaya yang
     dimungkinkan dikelompokkan dalam belanja barang dan belanja modal yang berakibat
     sering dijumpai adanya unsur belanja modal yang terdapat dalam kelompok belanja
     barang atau sebaliknya.

  2. Dalam penyusunan Dokumen Anggaran penggunaan elemen-elemen biaya dalam
     kelompok belanja tertentu agar memperhatikan ketentuan yang tertuang dalam
     Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa Pemerintahan.

  3. Belanja Barang yang memenuhi nilai kapitalisasi, menambah dan memperpanjang masa
     manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan
     datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja aset
     tetap dimasukkan kedalam kategori belanja modal dalam penyusunan anggaran.

  4. Belanja Modal yang dilaksanakan secara swakelola dan memiliki output berupa aset
     tetap,    seluruh pengeluaran termasuk upah, perjalanan dinas, dan bahan-
     bahan/asistensi diakui sebagai aset tetap.

  5. Belanja Modal yang dikeluarkan untuk tujuan pembentukan barang modal yang masa
     pembangunannya belum selesai sampai pada saat tanggal laporan keuangan diakui
     sebagai aset tetap dalam kelompok kontruksi dalam pengerjaan dan diberikan
     penjelasan didalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

  6. Untuk penyusunan Anggaran terkait Belanja Modal dan Belanja Barang agar
     memperhatikan pengertian dan elemen-elemen biaya yang dapat dikapitalisasi serta
     mengelompokkan setiap pengeluaran dimaksud sesuai dengan kelompok belanja yang
     ditentukan.
Daftar Pustaka:

   1. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa Pemerintahan

   2. Peraturan Menteri Keuangan No. 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan
       Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

   3. Peraturan Menteri Keuangan No. 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar.

   4. Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk, Penelaahan,
       Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran
       2006.

   5. Peraturan Menteri Keuangan No. 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis
       Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2006.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Analisis laporan keuangan pemda
Analisis laporan keuangan pemdaAnalisis laporan keuangan pemda
Analisis laporan keuangan pemdaReza Apriandi
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset 93220872
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikOcta Libriyanti
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPSujatmiko Wibowo
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansiAry Efendi
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Miftah Fadlilah
 
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah PusatSistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah PusatSujatmiko Wibowo
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikSujatmiko Wibowo
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahyudi prihanto
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSujatmiko Wibowo
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahSujatmiko Wibowo
 
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor Publik
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor PublikBeban dan Belanja Akuntansi Sektor Publik
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor PublikArshad Liantono
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAMahyuni Bjm
 

Mais procurados (20)

Analisis laporan keuangan pemda
Analisis laporan keuangan pemdaAnalisis laporan keuangan pemda
Analisis laporan keuangan pemda
 
Manajemen aset
Manajemen aset Manajemen aset
Manajemen aset
 
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajibanAkuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
Akuntansi aset, persediaan, investasi dan kewajiban
 
02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja02.sapd beban&belanja
02.sapd beban&belanja
 
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Pemerintah
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDPAkuntansi Aset Tetap dan KDP
Akuntansi Aset Tetap dan KDP
 
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansisiklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
siklus pengelolaan keu negara,anggaran dan akuntansi
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD)
 
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah PusatSistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
Sistem Akuntansi dan Pelaporan keuangan Pemerintah Pusat
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Perencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran PublikPerencanaan dan Penganggaran Publik
Perencanaan dan Penganggaran Publik
 
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerahpengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
pengertian penatausahaan Barang Milik Daerah
 
Pertemuan 11 akuntansi belanja
Pertemuan 11 akuntansi belanjaPertemuan 11 akuntansi belanja
Pertemuan 11 akuntansi belanja
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah DaerahSistem Akuntansi Pemerintah Daerah
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
 
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan PemerintahPerencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
Perencanaan dan Penganggaran Keuangan Pemerintah
 
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor Publik
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor PublikBeban dan Belanja Akuntansi Sektor Publik
Beban dan Belanja Akuntansi Sektor Publik
 
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDAAkuntansi Dana cadangan PEMDA
Akuntansi Dana cadangan PEMDA
 
Sakd modul 4
Sakd modul 4Sakd modul 4
Sakd modul 4
 

Destaque

contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnaldiasnf
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMAFaza Zahrah
 
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahKumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahFahmy Metala
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpdNadia Amelia
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industriamaniaaa
 
Rencana anggaran dan belanja sekolah
Rencana anggaran dan belanja sekolahRencana anggaran dan belanja sekolah
Rencana anggaran dan belanja sekolahEneng Garnida
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondogustians
 
Panduan Gerakan Literasi SMK
Panduan Gerakan Literasi SMKPanduan Gerakan Literasi SMK
Panduan Gerakan Literasi SMKWalid Umar
 
Jurnal data warehouse inisiatif di universitas sumatera utara
Jurnal   data warehouse inisiatif di universitas sumatera utaraJurnal   data warehouse inisiatif di universitas sumatera utara
Jurnal data warehouse inisiatif di universitas sumatera utaraRatzman III
 
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearMakalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearArly Hidayat
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IIMuhammad Amri
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitianuiia
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik phebtwo Ayy
 
Jurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalJurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalpangarso_adi
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016Diana Amelia Bagti
 

Destaque (20)

contoh jurnal
contoh jurnalcontoh jurnal
contoh jurnal
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMACONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
CONTOH JURNAL SKRIPSI GUNADARMA
 
JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN JURNAL PENELITIAN
JURNAL PENELITIAN
 
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya IlmiahKumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
Kumpulan Jurnal dan Karya Ilmiah
 
16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd16a.sapd simulasi-skpd
16a.sapd simulasi-skpd
 
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industri
 
Rencana anggaran dan belanja sekolah
Rencana anggaran dan belanja sekolahRencana anggaran dan belanja sekolah
Rencana anggaran dan belanja sekolah
 
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga TaekwondoArtikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
Artikel jurnal tingkat kebugaran pada mahasiswa dengan olah raga Taekwondo
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Panduan Gerakan Literasi SMK
Panduan Gerakan Literasi SMKPanduan Gerakan Literasi SMK
Panduan Gerakan Literasi SMK
 
Jurnal data warehouse inisiatif di universitas sumatera utara
Jurnal   data warehouse inisiatif di universitas sumatera utaraJurnal   data warehouse inisiatif di universitas sumatera utara
Jurnal data warehouse inisiatif di universitas sumatera utara
 
Abstrak - Skripsi
Abstrak - SkripsiAbstrak - Skripsi
Abstrak - Skripsi
 
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linearMakalah persamaan dan pertidaksamaan linear
Makalah persamaan dan pertidaksamaan linear
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
 
Jurnal penelitian
Jurnal penelitianJurnal penelitian
Jurnal penelitian
 
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik JURNALISTIK  Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
JURNALISTIK Seputar Bentuk, Produk, Bahasa & Kode Etik
 
Jurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasionalJurnal pemasaran internasional
Jurnal pemasaran internasional
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
PENULISAN KARYA ILMIAH - Contoh Jurnal Bambang 2016
 

Semelhante a Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang

ppt persediaan dan investasi.pptx
ppt persediaan dan investasi.pptxppt persediaan dan investasi.pptx
ppt persediaan dan investasi.pptxlusisusrianti1
 
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxWien Sotya
 
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...antonkurniawan94
 
Penganggaran Sektor Publik.pptx
Penganggaran Sektor Publik.pptxPenganggaran Sektor Publik.pptx
Penganggaran Sektor Publik.pptxAnglingKemenangan1
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxAIdilHelbet
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakrantong
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaJuwarto Tulungagung
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxssuserf8ed4e
 
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.pptMATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.pptFikriAbdillah12
 
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modalheckaathaya
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudWawan Dwi Hadisaputro
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasireidjen raden
 
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)Fajar Sandy
 
akuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanakuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanMuhammad Amri
 

Semelhante a Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang (20)

ppt persediaan dan investasi.pptx
ppt persediaan dan investasi.pptxppt persediaan dan investasi.pptx
ppt persediaan dan investasi.pptx
 
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptxAudit Keuangan Pemerintah.pptx
Audit Keuangan Pemerintah.pptx
 
Revaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva TetapRevaluasi Aktiva Tetap
Revaluasi Aktiva Tetap
 
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...
Juknis Akuntansi 15 Kapitalisasi Perolehan Awal dan Pengeluaran Setelah Perol...
 
Penganggaran Sektor Publik.pptx
Penganggaran Sektor Publik.pptxPenganggaran Sektor Publik.pptx
Penganggaran Sektor Publik.pptx
 
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptxPRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
PRESENTASI ASET TETAP PTPN V (REV).pptx
 
10. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 201110. bas ppakp 2011
10. bas ppakp 2011
 
Perolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psakPerolehan aset tetap berdasar psak
Perolehan aset tetap berdasar psak
 
Rangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetapRangkuman aset tetap
Rangkuman aset tetap
 
Aset vs akrual
Aset vs akrualAset vs akrual
Aset vs akrual
 
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis KinerjaKonsep Anggaran Berbasis Kinerja
Konsep Anggaran Berbasis Kinerja
 
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptxPenganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
Penganggaran sektor publik PPt Terkini.pptx
 
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.pptMATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
MATERI_AKTIVA_TETAP_Ni.ppt
 
Jawaban uas
Jawaban uasJawaban uas
Jawaban uas
 
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja ModalPerbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
Perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal
 
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap BerwujudAkuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
Akuntansi Pajak atas Aktiva Tetap Berwujud
 
6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi6 analisis aktivitas investasi
6 analisis aktivitas investasi
 
Pengantar Akuntansi
Pengantar AkuntansiPengantar Akuntansi
Pengantar Akuntansi
 
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)
Bab 3 Laporan Keuangan (Pengantar Akuntansi)
 
akuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutanakuntansi aset tetap & penyusutan
akuntansi aset tetap & penyusutan
 

Contoh jurnal-akuntansi-belanja-barang

  • 1. PENGERTIAN DAN PERLAKUAN AKUNTANSI BELANJA BARANG DAN BELANJA MODAL DALAM KAIDAH AKUNTANSI PEMERINTAHAN Oleh: Syaiful, SE, Ak., MM* Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah terjadi perubahan yang mendasar dalam pengelolaan keuangan negara. Untuk mendukung pelaksanaan undang-undang dimaksud telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga serta Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006. Dalam proses penyusunan DIPA dimaksud dijumpai beberapa permasalahan, antara lain adanya perbedaan persepsi dalam penyusunan dan pengelompokkan belanja. Perbedaan pemahaman ini sering dijumpai dalam penentuan elemen-elemen biaya yang dimungkinkan dikelompokkan dalam belanja barang dan belanja modal sehingga sering dijumpai adanya unsur belanja modal yang terdapat dalam kelompok belanja barang atau sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut kami mencoba menuangkan ide pemikiran dalam tulisan singkat ini untuk dapat menjadi tambahan wawasan berfikir dalam penyusunan dan pengelompokkan belanja barang dan belanja modal. PENGERTIAN BELANJA BARANG DAN MODAL Belanja Barang adalah pembelian barang dan jasa yang habis pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan. Belanja Barang antara lain dapat dikelompokkan kedalam 3 kategori belanja yaitu: 1. Belanja pengadaan barang dan jasa. Belanja pengadaan barang yang tidak memenuhi nilai kapitalisai dalam laporan keuangan dikategorikan kedalam belanja barang operasional dan belanja barang non operasional. Belanja pengadaan jasa konsultan tidak termasuk dalam kategori kelompok belanja jasa.
  • 2. 2. Belanja pemeliharaan. Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan dan tidak menambah dan memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar tidak memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja tetap dikategorikan sebagai belanja pemeliharaan dalam laporan keuangan. 3. Belanja perjalanan. Belanja Perjalanan yang dikeluarkan tidak untuk tujuan perolehan aset tetap dikategorikan sebagai belanja perjalanan dalam laporan keuangan. Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap/inventaris yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Belanja Modal dapat diaktegorikan dalam 5 (lima) kategori utama: 1. Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/pembeliaan/pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Peralatan dan Mesin adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran/ biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
  • 3. 4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatan pembangunan/pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. 5. Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Fisik Lainnya adalah pengeluaran/biaya yang digunakan untuk pengadaan/penambahan/penggantian/peningkatanpembangunan/ -pembuatan serta perawatan terhadap Fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmiah. PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS BELANJA BARANG DAN BELANJA MODAL Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah, khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. Belanja dalam tatanan akuntansi pemerintah dikalsifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, organisasi dan fungsi. Pembahasan selanjutnya hany akan kita fokuskan pada klasifikasi ekonomi. Klasifikasi Ekonomi adalah pengelompokkan belanja yang didasarkan pada jenis belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas yang dapat kita kategorikan menjadi: Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bunga
  • 4. Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-lain BELANJA BARANG Perlakuan Akuntansi terhadap belanja barang sebagaimana tersebut diatas dapat dikelompokkan menjadi: 1. Belanja Pemeliharaan yang dikeluarkan setelah perolehan aset tetap yang menambah dan memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja harus dikapitalisasi ke dalam belanja modal dan masuk ke dalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan diberikan penjelasan di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. 2. Belanja Perjalanan yang dikeluarkan untuk tujuan perolehan aset tetap harus dikapitalisasi ke dalam belanja modal dan masuk ke dalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan diberikan penjelasan di dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. 3. Belanja Pengadaan Barang yang memenuhi nilai kapitalisasi aset tetap (KMK.01/2001)dimasukkan kedalam kategori belanja modal yang masuk ke dalam laporan keuangan sebagai penambahan nilai aset tetap dan tidak dapat dikelompokkan kedalam belanja barang. BELANJA MODAL Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum
  • 5. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Masa manfaat adalah:Periode suatu aset diharapkan digunakan untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik; atau Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset untuk aktivitas pemerintahan dan/atau pelayanan publik. Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan: Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi, dan Jaringan; Aset Tetap Lainnya; dan Konstruksi dalam Pengerjaan. Pengakuan Aset Tetap Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Pengukuran Aset Tetap Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memung-kinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Penilaian Awal Aset Tetap Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya
  • 6. setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada. Komponen Biaya Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. KOMPONEN BIAYA YANG DIMUNGKINKAN DIDALAM BELANJA JENIS BELANJA MODAL MODAL Belanja Modal Tanah Belanja Modal Pembebasan Tanah Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah Belanja Modal Pengurugan dan Pematangan Tanah Belanja Modal Biaya Pengukuran Tanah Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah Belanja Modal Gedung dan Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan Bangunan Bangunan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Gedung dan Bangunan Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung dan Bangunan Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Belanja Modal Perizinan Gedung dan Bangunan Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama Gedung dan Bangunan Belanja Modal Honor Perjalanan Gedung dan Bangunan Belanja Modal Peralatan Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan Mesin dan Mesin Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Peralatan dan Mesin Belanja Modal Sewa Peralatan, Peralatan dan Mesin Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Peralatan dan Mesin Belanja Modal Perizinan Peralatan dan Mesin Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan Mesin Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin Belanja Modal Jalan, Irigasi Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan Jembatan dan Jaringan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Tekhnis Jalan dan Jembatan Belanja Modal Sewa Peralatan Jalan dan Jembatan Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Jalan dan Jembatan Belanja Modal Perizinan Jalan dan Jembatan Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama
  • 7. Jalan dan Jembatan Belanja Modal Perjalanan Jalan dan Jembatan Belanja Modal Bahan Baku Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Perizinan Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran Bangunan Lama Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Perjalanan Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Bahan Baku Fisik Lainnya Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Pengelola Teknis Fisik Lainnya Belanja Modal Sewa Peralatan Fisik Lainnya Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Fisik Lainnya Belanja Modal Perizinan Fisik Lainnya Belanja Modal Jasa Konsultan Fisik Lainnya Belanja Modal Swakelola Belanja Modal yang dilaksanakan secara swakelola dan memiliki output berupa aset tetap, seluruh pengeluaran termasuk upah, perjalanan dinas, dan bahan-bahan/asistensi dan komponen biaya tersebut diatas diakui sebagai nila perolehan aset tetap. ILUSTRASI JURNAL ATAS BELANJA BARANG DAN BELANJA MODAL Belanja Barang Belanja pengadaan barang dan jasa Belanja Barang dan Jasa XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Belanja Perjalanan Belanja Perjalanan XXXXX Piutang dari KUN XXXXX
  • 8. Belanja Pemeliharaan Belanja Pemeliharaan XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Jika terdapat belanja tersebut diatas yang memenuhi unsur kapitalisasi aset, maka nilai tersebut dimasukkan kedalam penambahan aset tetap yang disajikan dalam neraca dan dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan sehingga tidak menimbulkan interprestasi yang salah terhadap nilai aset. Belanja yang terjadi tetap dicatat sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran. Penambahan nilai aset tersebut melalui prosedur Jurnal Aset dengan jurnal sesuai dengan jenis aset yang bertambah. Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja Modal Tanah XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry) Tanah sebelum disesuaikan XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry) Gednug dan Bangunan sebelum disesuaikan XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Peralatan dan Mesin XXXXX
  • 9. Piutang dari KUN XXXXX Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry) Peralatan dan Mesin sebelum disesuaikan XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry) Jalan, Irigasi dan Jaringan sebelum disesuaikan XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja Modal Fisik Lainnya XXXXX Piutang dari KUN XXXXX Tidak dikuti dengan jurnal ikutan perolehan aset tetap (Korolari Entry), tetapi akan dilakukan melalui Jurnal Aset sesuai dengan aset yang dihasilkan. Kontruksi Dalam Pengerjaan Disamping itu jika pembagunan dan perolehan terhadap aset tidak bersifat final dan berkelanjutan dimana harus ada kesimbangan antara arus uang dan arus barang, maka menurut standar perlu ada perkiraan untuk melakukan pencatatan tersebut Perkiraan yang dimaksud adalah Kontruksi Dalam Pengerjaan yang terjadi karena Belanja Modal yang dikeluarkan untuk tujuan pembentukan barang modal yang masa pembangunannya belum selesai sampai pada saat tanggal laporan keuangan. Penyajian perkiraan dimaksud diikuti dengan memberikan penjelasan didalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Penyajian perkiraan Kontruksi Dalam Pengerjaan ini dilakukan pada saat penyusunan laporan keuangan Semester dan Tahunan. Jurnal yang perlu dibuat adalah: Kontruksi dalam Pengerjaan XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX
  • 10. Jika pada akhir periode telah dilakukan penyelesaian dan telah diserahterimakan, maka jurnal tersebut diatas akan dibalik dan diikuti dengan nilai aset sesungguhnya yang dihasilkan. Jurnal dimaksud adalah: Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX Kontruksi dalam Pengerjaan XXXXX Aset Tetap XXXXX Diinvestasikan dalam Aset Tetap XXXXX
  • 11. KESIMPULAN 1. Adanya perbedaan persepsi dalam penyusunan dan pengelompokkan belanja barang dan modal, sehingga sering dijumpai kesalahan penentuan elemen-elemen biaya yang dimungkinkan dikelompokkan dalam belanja barang dan belanja modal yang berakibat sering dijumpai adanya unsur belanja modal yang terdapat dalam kelompok belanja barang atau sebaliknya. 2. Dalam penyusunan Dokumen Anggaran penggunaan elemen-elemen biaya dalam kelompok belanja tertentu agar memperhatikan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa Pemerintahan. 3. Belanja Barang yang memenuhi nilai kapitalisasi, menambah dan memperpanjang masa manfaat dan atau kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja aset tetap dimasukkan kedalam kategori belanja modal dalam penyusunan anggaran. 4. Belanja Modal yang dilaksanakan secara swakelola dan memiliki output berupa aset tetap, seluruh pengeluaran termasuk upah, perjalanan dinas, dan bahan- bahan/asistensi diakui sebagai aset tetap. 5. Belanja Modal yang dikeluarkan untuk tujuan pembentukan barang modal yang masa pembangunannya belum selesai sampai pada saat tanggal laporan keuangan diakui sebagai aset tetap dalam kelompok kontruksi dalam pengerjaan dan diberikan penjelasan didalam Catatan Atas Laporan Keuangan. 6. Untuk penyusunan Anggaran terkait Belanja Modal dan Belanja Barang agar memperhatikan pengertian dan elemen-elemen biaya yang dapat dikapitalisasi serta mengelompokkan setiap pengeluaran dimaksud sesuai dengan kelompok belanja yang ditentukan.
  • 12. Daftar Pustaka: 1. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2005 Tentang Standar Akuntansa Pemerintahan 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 59 /PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 3. Peraturan Menteri Keuangan No. 13/PMK.06/2005 tentang Bagan Perkiraan Standar. 4. Peraturan Menteri Keuangan No. 96/PMK.06/2005 tentang Petunjuk, Penelaahan, Pengesahan dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2006. 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 54/PMK.02/2005 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL Tahun 2006.