1. JURNAL KESEHATAN KUSUMA HUSADA
VoL. 2, No. 2 Agustus 2014 ISSN 2089 – 7677
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2 ,No 2 Agustus 2014 116
HUBUNGAN USIA MENOPAUSE DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA
KUTALIMAN KECAMATAN KEDUNGBANTENG KABUPATEN BANYUMAS TAHUN
2014
MENOPAUSE AGE RELATED EVENTS WITH HYPERTENSION IN VILLAGE
KUTALIMAN KEDUNGBANTENG DISTRICT BANYUMAS 2014
Dwi Puji Rahayu
Akademi Kebidanan Perwira Husada Purwokerto
dwipujirahayu@gmail.com
ABSTRAK
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang di diagnosis setelah 12 bulan tanpa
periode menstruasi. Rata-rata menopause terjadi pada usia 40 – 58 tahun. Survey pendahuluan yang
peneliti lakukan di Desa Kutaliman pada bulan Januari 2014 pada wanita menopause usia 40-64 tahun di
dapatkan 4 orang (40%) hipertensi ringan, 1 orang (10%) hipertensi sedang, dan 5 orang (50%) tidak
hipertensi. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi di
Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014.
Metode penelitian ini menggunakan survey analtik. Bentuk pelaksanaan penelitian adalah
dengan menggunakan rancangan survey cross sectional. Dengan jumlah sampel sebanyak 78
responden wanita usia 40-64 tahun yang sudah menopause di Desa Kutaliman pada 5 April sampai 28
Mei 2014 dengan teknik sampling menggunakan metode accidental sampling. Data dianalisis
menggunakan Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang usianya 43-55 tahun 55,1%, responden
yang usianya >55-64 tahun 44,9% dan tidak hipertensi 32,1%, hipertensi ringan 38,5%, hipertensi sedang
9,0%, hipertensi berat 12,8%, hipertensi sangat berat 7,7%.
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi di
Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014 berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai P < α (0,05), berarti secara statistik ada hubungan usia menopause dengan
kejadian hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas. Bagi wanita
usia menopause diharapkan dapat menyadari pentingnya kesehatan dengan menerapkan pola hidup
sehat dan tetap melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin.
Kata kunci : Usia menopause, hipertensi
2. JURNAL KESEHATAN KUSUMA HUSADA
VoL. 2, No. 2 Agustus 2014 ISSN 2089 – 7677
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol. 2 ,No 2 Agustus 2014 117
ABSTRACT
Menopause is the end of the period of the menstrual cycle in diagnosis after 12 months without a
menstrual period. Average natural menopause occurs at age 40-58 years. Preliminary investigation that
researchers do Kutaliman Village in January 2014 in postmenopausal women aged 40-64 years get 4
people (40%) with mild hypertension, 1 person (10%) were hypertensive, and 5 people (50%) are not
hypertensive. The purpose of this study to know correlation menopause with age related events
hypertension Kutaliman village district center of information bull district Banyumas year 2014.
This research method uses survey analtik. Form of implementation of the research is to use a
cross-sectional survey design. With a sample size of 78 female respondents aged 40-64 years who had
menopause at Kutaliman village on April 5 to May 28, 2014 with aidental sampling. Statistic analysis in
this research was Chi-Square test.
The research showed that the respondents were age 43-55 years 55.1%, of respondents were
age >55-64 years 44.9% and 32.1% hypertension, mild hypertension 38.5%, 9.0% moderate
hypertension, severe hypertension 12.8%, 7.7% severe hypertension.
The conclusion of this study was no association with age at menopause the incidence of
hypertension in rural districts Kutaliman Kedungbanteng Banyumas district in 2014 by the calculations,
the value of P <α (0.05), no statistically significant relationship with the incidence of hypertension
menopause age in rural districts Kutaliman Kedungbanteng Banyumas district. For women of menopausa
age is expected to realize the importance of health by adopting a healthy lifestyle and keep doing regular
blood pressure measurements.
Keywords: age of menopause, hypertension
3. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 118
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya status kesehatan masyarakat ditunjukan oleh angka kesakitan, angka
kematian, membaiknya status gizi, juga ditunjukan oleh meningkatnya Usia Harapan Hidup
(UHH) (Suratini 2005). Usia harapan hidup adalah usia seseorang yang diarapkan hidup
berdasarkan perhitungan statistik (KBBI, 2003; h. 1255). Sejalan dengan meningkatnya taraf
hidup dan pelayanan kesehatan manusia, UHH semakin tinggi pula (Suratini, 2005).
Dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada
manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada
suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi
tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses
ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut paling banyak terjadi
pada wanita karena pada proses menua terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Sebelum
terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pre menopause dimana pada fase pre
menopause terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan
(anovulatoir) (Proverawati dan Sulistyawati, 2010; h. 1).
Menopause adalah masa berakhirnya siklus menstruasi yang di diagnosis setelah 12 bulan
tanpa periode menstruasi. Rata-rata menopause natural terjadi pada usia 51,4 tahun untuk
negara industri, secara umum terjadi pada usia 40-58 tahun (Kusmiran, 2011; h.145).
Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas
folikel ovarium (Proverawati dan Sulistyawati, 2010; h. 1).
Perubahan fungsi indung telur akan memengaruhi hormone yang kemudian memberikan
pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya. Hormone yang mengalami perubahan
salah satunya adalah estrogen. Kekurangan estrogen pada masa menopouse dapat
menyebabkan gangguan pada beberapa organ. (Proverawati dan Sulistyawati, 2010; h. 6).
Penyakit-penyakit yang dialami pada masa menopause antara lain : osteoporosis, hipertensi
(tekanan darah tinggi), diabetes militus (kencing manis), penyakit kardiovaskular (Sukarni dan
Margareth, 2013; h. 383).
Hipertensi adalah salah satu penyakit yang dialami oleh wanita menopause (Sukarni dan
Margareth, 2013; h. 383). Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis
yang ditandai dengan meningkatnya kontraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi
resistensi aliran darah yang meningkatkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah
(Yulianti dan Maloedyn, 2006; h. 11).
Data yang diperoleh dari sensus penduduk tahun 2013 di desa Kutaliman kecamatan
Kedungbanteng kabupaten banyumas jumlah penduduk sebanyak 4.976 orang dengan jumlah
penduduk wanita sebanyak 2.435 orang, wanita usia 40-49 tahun sebanyak 227 orang, usia
50-59 sebanyak 309 orang, dan wanita usia ≥ 60 tahun sebanyak 73 orang.
Berdasarkan study kasus yang dilakukan di desa Kutaliman pada bulan Januari tahun 2014,
peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pada 10 wanita menopause usia 40 s/d 64
4. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 119
tahun didapatkan 4 orang (40%) mengalami hipertensi derajat 1 (hipertensi ringan), 1 orang
(1%) mengalami hipertensi derajat 2 (hipertensi sedang), dan 5 orang (50%) tidak hipertensi.
Maka diperoleh 50% mengalami hipertensi dan 50% tidak hipertensi. Jadi yang menjadi
masalah dalam penelitian ini adalah ada wanita usia menopause yang mengalami hipertensi.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah
Hubungan antara Usia Menopause dengan Kejadian Hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014?”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan antara Usia Menopause dengan Kejadian Hipertensi di Desa
Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan Usia Menopause di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas.
b. Mendeskripsikan Kejadian Hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas.
c. Menganalisis Hubungan antara Usia Menopause dengan Kejadian Hipertensi di Desa
Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
METODE PENELITIAN
Mertode ini menggunkan survey analitik. Survey analitik adalah penelitian yang bertujuan
mencari hubungan antar variabel yang sifatnya bukan hubungan sebab akibat (Hidayat, 2007; h.
54). Bentuk pelaksanaan penelitian adalah dengan menggunakan rancangan Survey Cross
Sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko
dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu
saat (point time approach). Artinya, tiap subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan
(Notoatmodjo, 2010; h. 38).
Penelitian dilakukan di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun
2014.
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan 5 April sampai 28 Mei 2014 di Desa Kutaliman
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya (Hidayat, 2007; h. 68). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita berusia 40-64
tahun yang sudah menopause di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten
Banyumas tahun 2014.Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia 40-64 tahun yang sudah
menopause sejumlah 78 orang di periode bulan April sampai Mei 2014 yang terpilih berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:
5. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 120
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang
dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2007; h. 130).
Dalam penelitian ini kriteria inklusi adalah :
a) Wanita yang berumur 40-64 tahun
b) Sudah menopause
c) Responden paham dengan usinya
d) Bersedia menjadi responden
Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010; h. 130).
Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah :
a) Sedang menderita penyakit kronis
b) Mengalami hipertensi sebelum mengalami menopause
c) Memiliki riwayat keturunan hipertensi
d) Mengkonsumsi garam lebih dari 3 gr (1 sensok teh) dalam 1 hari
e) Mengkonsumsi rokok
f) Mengkonsumsi alkohol
g) Tidak bersedia menjadi responden
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini instrument yang digunakan dalam
penelitian ini untuk mengetahui usia menopause menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulisyang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010; h. 194). Untuk
mengetahui kejadian hipertensi menggunakan sphygmomanometer/ tensi air raksa. Analisis
bivariat adalah analisis korelasi antar variabel bebas dan terikat (Notoatmodjo, 2010; h.188).
Dalam penelitian ini menggunakan analisis chi square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Usia Menopause
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Usia Menopause di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Banyumas tahun 2014
Usia Menopause
Frekuensi (f) Persentase(%)
43-55 tahun 43 55.1
>55-64 tahun 35 44.9
Jumlah 78 100
Berdasarkan hasil penelitian usia menopause pada tabel 4.1 didapatkan bahwa responden
yang usianya 43-55 tahun yaitu 43 orang (55,1%) dan responden yang usianya >55-64 tahun yaitu
35 orang (44,9%). Menopause ialah berhenti menstrusi atau haid pada diri wanita. Dari hasil
penelitian ini menunjukan bahwa usia menopause lebih banyak terjadi pada usia 43-55 tahun, ini
sesuai dengan pernyataan Kusmiran (2011) bahwa rata-rata usia menopause terjadi pada usia
6. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 121
kurang dari 55 tahun yaitu pada usia 48-55 tahun. Periode terjadinya menopause antara usia 40-
64 tahun (Kartono, 2007).
Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala pre menopause pada usia 40-an dan
puncaknya tercapai pada usia 50 tahun yaitu terjadinya masa menopause dimana pada masa
menopause ini wanita sudah tidak mengalami haid lagi (Proverawati dan Sulistiyawati, 2010).
Menopause terjadi ketika kedua ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon yang cukup untuk
bisa mempertahankan siklus menstruasi. Kekurangan hormon memberikan pengaruh pada organ
tubuh wanita pada umumnya. Hormone yang mengalami perubahan salah satunya adalah
estrogen. Kekurangan hormon estrogen pada masa menopause dapat menyebabkan gangguan
pada beberapa organ, salah satunya adalah organ diluar organ reproduksi yaitu terjadinya
hipertensi (Sukarni dan Margareth, 2013).
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan usia terkecil wanita menopause di Desa
Kutaliman berusia 43 tahun dan usia terbesar wanita menopause di Desa Kutaliman 64 tahun. Hal
yang bisa dilakukan untuk memperlambat terjadinya menopause yaitu dengan melakukan diet
dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogen seperti pada buah papaya,
bengkoang, kacang kedelai, dan jenis kacang kacangan lain, bisa juga dengan olahraga yang
teratur untuk melancarkan peredaran darah, dan hindari makanan yang instan.
b. Kejadian Hipertensi
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014
Kategori
Frekuensi (f) Persentase (%)
Tidak Hipertensi 25 32.1
Hipertensi Ringan 30 38.5
Hipertensi Sedang 7 9.0
Hipertensi Berat 10 12.8
Hipertensi Sangat Berat 6 7.7
Jumlah 78 100
Berdasarkan tabel 4.2, maka diketahui bahwa responden yang tidak hipertensi yaitu 25
orang (32,1%), hipertensi ringan 30 orang (38,5%), hipertensi sedang 7 orang (9,0%), hipertensi
berat 10 orang (12,8%), hipertensi sangat berat 6 orang (7,7%). Dalam buku yang dimuat oleh
Yulianti dan Maloedyn (2006) hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi medis
yang ditandai dengan meningkatnya kontraksi pembuluh darah arteri sehingga terjadi resistensi
aliran darah yang meningkatkan tekanan darah terhadap dinding pembuluh darah. Ini terjadi ketika
jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan atau arteri besar
kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga arteri tidak dapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalui arteri, karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa
melalui pembuluh yang sempit (Lestari,2009). Dari hasil penelitian didapatkan lebih banyak
7. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 122
kejadian hipertensi, ini disebabkan karena hipertensi adalah penyakit yang banyak disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain karena usia dan terjadinya menopause.
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan di Desa Kutaliman kejadian hipertensi ini
termasuk banyak walaupun di Desa Kutaliman sudah terdapat posyandu lansia yang sudah
berjalan rutin untuk setiap bulannya. Hipertensi sangat berbahaya bukan hanya karena tekanan
darah yang berlebhan saja, tetapi karena penyakit-penyakit lain yang ikut menyertainya, misalnya
seperti penyakit gagal jantung, atherosclerosis, gangguan ginjal, gangguan penglihatan, gangguan
daya pikir dan pikun.
Untuk itu sebaiknya penderita hipertensi menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Sementara
untuk mencegah agar terhindar dari resiko hipertensi, maka sejak dini sudah menjalani hidup sehat
antara lain dengan diet rendah lemak, diet rendah garam, olahraga, tidak merokok, hindari stress
dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai.
Tabel 4.3. Hubungan Usia Menopause dengan Kejadian Hipertensi di Desa Kutaliman
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas tahun 2014
Usia Tidak
Hipertensi
Hipertensi
Ringan
Hipertensi
Sedang
Hipertensi
Berat
Hipertensi
Sangat
Berat
Jumlah
F % F % F % F % F % F %
43-55 tahun 16 37.2 16 37.2 2 4.7 3 7 6 14 43 100
>55-64 tahun 9 25.7 14 40 5 14.3 7 20 0 0 35 100
Jumlah 25 32.1 30 38.5 7 9 10 12.8 6 7.7 78 100
P value 0.036
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada 5 April sampai 28 Mei 2014 dengan
jumlah sampel 78 responden. Responden yang tidak hipertensi sebanyak 25 orang (32,1%) dan
yang hipertensi 53 orang (67,9%). Hipertensi terbanyak dialami oleh responden yang usianya 43-
55 tahun yaitu sebanyak 43 orang (55,1%). Klasifikasi terbanyak pada hipertensi ringan yaitu
sejumlah 30 orang (38,5%) dan hipertensi sangat berat justru dialami oleh responden yang usianya
43-55 tahun yaitu sejumlah 6 orang (14,0%). Hasil perhitungan diperoleh nilai P (Assymp.Sign) =
0,036 yang berarti nilai P < α (0,05), berarti secara statistik terdapat hubungan usia menopause
dengan kejadian hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas.
Menurut Sukarni dan Margareth (2013) wanita di usia menopause lebih beresiko mengalami
tekanan darah tinggi (hipertensi). Hal ini terjadi karena hormon pada ovarium dapat memodulasi
tekanan darah, dan adanya gejolak panas pada wanita menopause menyebabakan terjadinya
suatu peningkatan tekanan darah baik sistolik dan diastolik sangat berkaitan erat dengan usia
menopause. Hal lain juga bisa disebabkan karena adanya faktor resiko dan seiring dengan
peningkatan usia, arteri besar kehilangan kelenturan dan menjadi kaku sehingga mereka tidak
dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut (Lestari, 2009).
Sebagian besar responden mengalami hipertensi dengan hipertensi terbanyak pada usia
43-55 tahun. Klasifikasi terbanyak pada hipertensi ringan karena pada awalnya tekanan darah
8. dwi puji rahayu: hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi…
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada Vol.2, No.2 Agustus 2014 123
lebih rendah kemudian tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, ini
sesuai dalam buku yang dimuat oleh Yulinti dan Maloedyn (2006), hal ini disebabkan adanya
perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Pada hipertensi sangat berat
terdapat 6 orang (14,0%) semuanya dialami oleh responden yang usianya 43-55 tahun hal ini tidak
sesuai dalam buku yang dimuat oleh Yulianti dan Maloedyn (2006) ini bisa terjadi karena
responden tidak menerapkan pola hidup yang sehat seperti dalam buku yang dikemukakan oleh
Setiawan (2008).
Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan di Desa Kutaliman wanita usia menopause ini
mengalami hipertensi setelah terjadinya menopause. Di Desa Kutaliman sudah rutin dilakukan
pengukuran tekanan darah yang dilakukan setiap 1 bulan sekali di posyandu. Penelitian ini juga
sesuai dengan penelitian yang terdahulu yang dilakukan oleh Sarah Advistia (2013) dengan judul
“Hubungan umur dengan Frekuensi Hubungan Seksual pada Menopause di Desa Purbayasa
Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga tahun 2013”. Hasil penelitian ini menunjukan ada
hubungan signifikan antara Umur dengan Frekuensi Hubungan Seksual pada Menopause di Desa
Purbayasa Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga tahun 2013.
KESIMPULAN
1. Usia menopause di Desa Kutaliaman Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas
berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang usianya 43-55 tahun yaitu 43
orang (55,1%) dan responden yang usianya > 55-64 tahun yaitu 35 orang (44,9%).
2. Kejadian hipertensi di desa kutaliman kecamatan kedungbanteng kabupaten banyumas
berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang tidak hipertensi yaitu 25 orang
(32,1%), responden yang hipertensi ringan 30 orang (38,5%), hipertensi sedang 7 orang
(9,0%), hipertensi berat 10 orang (12,8%), hipertensi sangat berat 6 orang (7,7%).
3. Ada hubungan usia menopause dengan kejadian hipertensi di Desa Kutaliman Kecamatan
Kedungbanteng Kabupaten Banyumas berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai P
(Assymp.Sign) = 0,036 yang berarti nilai P < α (0,05).
DAFTAR PUSTAKA
Proverawati, Sulistiyawati. 2010. Menopause dan Sindrom Premenopause. Yogyakarta : Nuha
Medika
Kusmiran, E. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika
Sukarni, Margareth. (2013). Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika
Suryoprajogo, N. (2009). Cara Indah Menghadapi Menopause. Jogjakarta : Locus
Yulianti, Maloedyn. (2006). 30 Ramuan Penakluk Hipertensi. Jakarta : Agro Media Pustaka
Bangun, AP. (2005). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi. Jakarta : Agro Media
Pustaka
Widharto. (2009). Bahaya Hipertensi. Jakarta : PT Sunda Kelapa Pustaka
Lestari, D. (2009). Hidup Sehat Bebas Penyakit. Yogyakarta : Moncer Publisher
Dalimartha, Setiawan dkk. (2008). Care Your Self Hipertensi. Jakarta : Penebar Plush
Rebecca dan Brown. (2007). Simple Guides Menopause. Jakarta : Erlangga