Dokumen tersebut membahas tentang organisasi nirlaba, termasuk ciri-ciri, perbedaan dengan organisasi berlaba, komponen laporan keuangan, dan contoh organisasi nirlaba di beberapa negara.
1. D I A H A R I N I R E T N O S A R I
1 2 . 0 3 . 4 0 7 4
Organisasi Nirlaba
2. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang
bertujuan pokok untuk mendukung suatu isu atau
perihal didalam menarik perhatian publik untuk suatu
tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian
terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter).
Organisasi nirlaba meliputi gereja,yayasan sosial,
sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan klinik
publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam
hal perundang-undangan, organisasi jasa
sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional,
institut riset, museum, dan beberapa para petugas
pemerintah.
3. Nirlaba Vs Laba
Nirlaba Laba
Dalam hal kepemilikan Tidak jelas siapa
sesungguhnya ’pemilik’
organisasi nirlaba,
apakah anggota, klien,
atau donatur
Pemilik jelas memperoleh
untung dari hasil usaha
organisasinya
Dalam hal donatur Organisasi nirlaba
membutuhkan donatur
sebagai sumber
pendanaan.
Organisasi laba telah
memiliki sumber
pendanaan yang jelas,
yakni dari keuntungan
usahanya.
Dalam hal penyebaran
tanggung jawab
Tidak jelas siapa yang
menjadi dewan komisaris.
Anggota Dewan
Komisaris bukanlah
’pemilik’ organisasi.
Pada organisasi laba telah
jelas siapa yang menjadi
Dewan Komisaris, yang
kemudian memilih
seorang Direktur
Pelaksana.
4. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang
yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atas
manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/ atau jasa tanpa bertujuan
memupuk laba, dan jika suatu entitas menghasilkan
laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada
para pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti pada organisasi bisnis,
artinya bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba
tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan
proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat
likuiditas atau pembubaran entitas.
5. Pajak
Sebagai entitas atau lembaga, maka organisasi
nirlaba merupakan subyek pajak. Artinya, seluruh
kewajiban subyek pajak harus dilakukan tanpa
terkecuali. Akan tetapi, tidak semua penghasilan yang
diperoleh yayasan merupakan obyek pajak.
Pemerintah Indonesia memperhatikan bahwa badan
sosial bukan bergerak untuk mencari laba, sehingga
pendapatannya diklasifikasikan atas pendapatan yang
obyek pajak dan bukan obyek pajak. Namun di banyak
negara, organisasi nirlaba boleh mendaftar status
sebagai bebas pajak, sehingga dengan demikian
mereka akan terbebas dari pajak penghasilan dan jenis
pajak lainnya.
6. Organisasi Nirlaba di Beberapa Negara
Di Indonesia
Di Indonesia, organisasi nirlaba telah
berkembang cukup pesat, terutama di bidang
keagamaan serta advokasi. Selain itu, di bidang
pendidikan kini juga mulai berkembang, seperti
yang dilakukan oleh internews Indonesia, dimana
mereka melakukan bimbingan bagi para jurnalis.
Kanada
Di kanada organisasi nirlaba yang mengambil
format derma biasanya harus di catatkan di dalam
agen pendapatan kanada (Canada revenue agency)
7. Amerika Serikat.
Perkembangan organisasi nirlaba di AS telah
sangat jauh lebih maju di banding Indonesia,
terutama dalam bidang keagamaan. Amandemen
pertama AS menjamin kebebasan beragama bagi
masyarakatnya. Bagaimanapun, organisasi nirlaba
relijius seperti gereja, tunduk kepada lebih sedikit
sistem pelaporan pemerintah pusat disbanding
dengan banyak organisasi lain. Dalam hal
perpajakan, organisasi nirlaba relijius di AS juga di
kecualikan dari beberapa pemeriksaan ataupun
peraturan, yang membedakannya dengan organisasi
non relijius.
8. Di Kerajaan Inggris.
Di inggris dan wales, organisasi nirlaba yang
mengambil format derma, biasanya dicatatkan di
dalam komisi pengawasan derma. Di Skotlandia,
kantor pengatur derma skotlandia juga melayani
fungsi yang sama. Berbeda dengan organisasi
nirlaba di AS seperti, serikat buruh, biasanya tunduk
kepada peraturan yang terpisah, dan tidak begitu
dihormati sebagaimana hanya derma dalam hal
pengertian teknis.
9. Komponen LK Organisasi Nirlaba
Laporan Posisi Keuangan / Neraca
Laporan ini bertujuan untuk menyediakan informasi
mengenai aset, kewajiban, dan aset bersih dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada
waktu tertentu. Informasi ini dapat membantu para
penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak-
pihak lain untuk menilai:
a. kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara
berkelanjutan, dan
b. likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk
memenuhi kewajibannya, serta kebutuhan pendanaan
eksternal.
10. Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan
informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain
yang mengubah jumlah dan sifat aset bersih, hubungan antar
transaksi, dan peristiwa lain, dan bagaimana penggunaan
sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Perubahan aset bersih dalam laporan aktivitas biasanya
melibatkan 4 jenis transaksi, yaitu :
a. Pendapatan
b. Beban
c. gains and losses, dan
d. Reklasifikasi aset bersih.
Seluruh perubahan aset bersih ini nantinya akan tercermin
pada nilai akhir aset bersih yang disajikan dalam laporan
posisi keuangan.
11. Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan
Kerugian
Pendapatan:
a. Sumbangan;
b. Jasa layanan;
c. Penghasilan investasi.
Semua pendapatan tersebut disajikan secara bruto.
Namun, khusus untuk pendapatan investasi dapat
disajikan secara neto dengan syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat
investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
12. Beban
a. Beban terkait program pemberian jasa. Meliputi :
aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa
kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau
anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi
organisasi.
b.Beban terkait aktivitas pendukung (meliputi semua
aktivitas selain program pemberian jasa). Aktivitas
pendukung mencakup:
• Aktivitas manajemen dan umum
• Aktivitas pencarian dana
• Aktivitas pengembangan anggota
13. Keuntungan dan kerugian
Keuntungan dan kerugian yang berasal dari
transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada
di luar pengendalian organisasi dan manajemen.
Disajikan dalam jumlah neto. Misalnya, keuntungan
atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang
tidak digunakan lagi.
14. Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan
informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas dalam suatu periode. Metode penyusunan
laporan arus kas pun bisa menggunakan metode
langsung (direct method) maupun metode tidak
langsung (indirect method).
15. Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas operasi umumnya berasal
dari pendapatan jasa, sumbangan, dan dari
perubahan atas aset lancar dan kewajiban lancar
yang berdampak pada kas.
Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi biasanya mencatat
dampak perubahan aset tetap terhadap kas, misal
karena pembelian peralatan, penjualan tanah.
16. Aktivitas Pendanaan
Arus kas dari aktivitas pendanaan berasal dari
penerimaan kas dari penyumbang yang
penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang;
penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan
investasi yang penggunaannya dibatasi untuk
perolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset
tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment),
atau dari hasil investasi yang dibatasi
penggunaannya untuk jangka panjang.