Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) membahas proses penerapan ide dan konsep kurikulum dalam aktivitas pembelajaran agar peserta didik menguasai kompetensi tertentu. Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah memberikan kemudahan belajar dan memfasilitasi interaksi peserta didik dengan lingkungan untuk mengubah perilaku. Faktor yang mempengaruhi implementasi KTSP antara l
1. Assalammualaik
um
BAB 8
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
(KTSP)
Nama : Yuniarti
NIM : 06111404022
Dosen pembimbing :
1. Drs. Didi Tahyudin, M.Pd
2. Dra. Evi Ratna Kartikawati, M.Pd
2. Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
Implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
bagaimana menyampaikan pesan-pesan kurikulum kepada peserta didik
untuk membentuk kompetensi mereka sesuai dengan karakteristik dan
kemampuan masing-masing.
Tugas guru dalam implementasi KTSP adalah bagaimana memberikan
kemudahan belajar kepada peserta didik, agar mereka mampu berinteraksi
dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan prilaku sesuai
dengan yang dikemekakan dalam standar isi (SI) dan standar kompetensi
lulusan (SKL).
3. A. Hakikat Implementasi KTSP
Implementasi merupakan suatu proses penerapan ide, konsep, kebijakan,
atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak,
baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.
Berdasarkan definisi implementasi tersebut, implementasi kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat didefinisikan sebagai suatu
proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum dalam suatu
aktifitas pembelajaran sehingga peserta didik menguasai seperangkat
kompetensi tertentu sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.
4. Implementasi kurikulum setidaknya dipengruhi oleh tiga faktor
berikut :
a. Karakteristik kurikulum : yang mencakup ruang lingkup ide baru
suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna dilapangan.
b. Strategi implementasi : yaitu strategi yang digunakan dalam
implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran loka
karya penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan – kegiatan yang
dapat mendorong.
c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta
kemempuannya untuk merealisasikan kurikulum dalam
pembelajaran.
5. Mars (1998) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum yaitu :
1. Dukungan kepala sekolah
2. Dukungan rekan sejawat guru
3. Dan dukungan internal yang datang dari dalam diri guru
sendiri
Dari berbagai faktor tersebut guru merupakan faktor penentu
disanping faktor-faktor lain.Dengan kata lain, keberhasilan
implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan disekolah sangat
ditentukan oleh guru karena bagaimanapun baiknya sarana
pendidikan jika guru tidak memahami dan melaksanakan tugas
dengan baik hasil implementasi kurikulum tidak akan memuaskan.
6. B. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam hal ini akan terjadi interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih
baik. Dalam hal ini tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
prilaku tersebut. Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup
tiga kegiatan, yakni:
1. pembukaan
2. pembentukan kompetensi
3. pembentukan kompetensi, dan penutup
7. 1. Pembukaan
Pembukaan adalah kegiatan awal yang harus dilakukan guru untuk memulai
atau membuka pembelajaran. Membuka pembelajaran merupakan suatu
kegiatan untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian peserta
didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya untuk
belajar. Untuk kepentingan tersebut, guru dapat melakukan upaya-upaya
sebagai berikut :
a. Menghubungkan kompetensi yang telah dimiliki peserta didik dengan materi
yang akan disajikan.
b. Menyampaikan tujuan yang akan dicapai dan garis besar materi yang
dipelajari.
c. Menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan tugas yang
harus diselesaikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
d. Mendayagunakan media dan sumber belajar yang bervariasi sesuai dengan
materi yang disajikan.
e. Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik
terhadap pembelajaran yang telah lalu maupun untuk menjagai kemampuan
awal berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.
8. Di samping upaya-upaya diatas, dalam implementasi KTSP banyak cara yang
dapat dilakukan guru untuk memulai suatu pembukaan pembelajaran, antara lain
melalui pembinaan keakraban, dan pretes.
a. Pembinaan Keakraban.
Pembinaan keakraban bertujuan untuk
mengkondisikan para peserta didik agar
mereka siap belajar dan agar mereka
saling mengenal terlebih dahulu antara
yang satu dengan yang lain.
b. Pretes (tes awal)
Setelah pembinaan keakraban, kegiatan
dilanjutkan dengan pretes. Pretes adalah
tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan
pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dimulai, sebagai penjajakan
terhadap kemampuan peserta didik
terhadap pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
9. 2. Pembentukan Kompetensi
Pembentukan kompetensi peserta didik merupakan kegiatan inti
pembelajaran, antara lain mencakup penyampaian informasi tentang
materi pokok atau materi standar, membahas materi standar untuk
membentuk kompetensi peserta didik, serta melakukan tukar
pengalaman dan pendapat dalam membahas materi standar atau
memecahkan masalah yang dihadapi bersama. Pembentukan
kompetensi mencakup berbagai langkah yang perlu ditempuh oleh
peserta didik dan guru sebagai fasilitator untuk mewujudkan standar
kompetensi kompetensi dasar. Hal ini ditempuh melalui berbagai
cara, bergantung kepada situasi, kondisi, kebutuhan serta
kemampuan peserta didik.
10. Prosedur yang ditempuh dalam pembentukan kompetensi adalah sebagai berikut :
Berdasarkan kompetensi dasar dan materi standar yang telah ditangkap dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru menjelaskan standar kompetensi minimal (SKM) yang
harus dicapai peserta didik .
Guru menjelaskan materi standar secara logis dan sistematis, materi pokok dikemukakan
dengan jelas atau ditulis dipapan tullis.
Membagikan materi standar atau sumber belajar berupa Hand out dan fotokopi beberapa
bahan yang akan dipelajari.
Membagikan lembaran kegiatan untuk setiap peserta didik. Lembaran kegiatan berisi tugas
tentang materi standar yang telah dijelaskan oleh guru dan dipelajari oleh peserta didik.
Guru memantau dan memeriksa kegiatan peserta didik dalam mengerjakan lembaran kegiatan,
sekaligus mamberiakn bantuan dan arahan bagi mereka yang menghadapi kesulitan belajar.
Setelah selesai diperiksa bersama-sama dengan cara menukar pekerjaan dengan teman lain, lalu
guru menjelaskan setiap jawabannya.
Kekeliruan dan kesalahan jawaban diperbaiki oleh peserta didik. Jika ada yang kurang jelas,
guru memberi kesempatan bertanya, tugas, atau kegiatan mana yang perlu penjelasan lebih
lanjut.
11. 3. Penutup
Penutup bagian bagian akhir yang dilakukan guru untuk mengakhiri pembelajaran, untuk
kepentingan tersebut, guru dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Menarik kesimpulan mengenai materi yan gtelah dipelajari.
b. Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifan pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Menyampaikan bahan-bahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan (baik tugas individual maupun tugas kelompok) sesuai dengan pokok
bahasan yang telah dipelajari
d. Memberikan postes baik secara lisan, tulisan, maupun perbuatan.
Dalam implementasi KTSP, kegiatan menutup pembelajaran (penutup) perIu dilakukan
secara profesional, agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan menimbulkan kesan
yang menyenangkan. Untuk kepentingan tersebut, berikut di kemukakan beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk menutup pembelajaran, antara lain dengan
meninjau kembali materi yang telah diajarkan, mengadakan evaluasi, dan memberikan
tindak lanjut terhadap materi yang telah dipelajari.
12. C. Pengembangan Aktivitas dan Kreativitas, Peserta Didik
Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik
melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya sering kali data tidak
sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan
kreativitas peserta didik.
Peningkatan kualitas pembelajaran dalam implementasi KTSP menuntut kemandirian guru untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif, agar para peserta didik dapat mengembangkan aktivitas dan
kreativitas belajar secara optimal, sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Dari berbagai
pengalaman dan pengliatan terhadap perilaku peserta didik dalam pembelajaran, aktivitas dan kreativitas
dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan
pengawasan yang tidak terlalu ketat. Penerapannya dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara
berikut:
1. Mengembangkan keberanian dan rasa percaya diri peserta didik, serta mengurangi perasaan-
perasaan yang kurang menyenangkan.
2. Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi secara aktif dan terarah.
3. Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan penilaian hasilnya.
4. Membenikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5. Melibatkan mereka secara aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan.
13. D. Pembinaan Disiplin Sekolah
Tidak sedikit pelanggaran yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru, maupun peserta
didik, mulai dari penyalahgunaan dana bantuan operasional oleh kepala sekolah,
pembocoran soal atau kunci jawaban oleh guru yang bermuara pada tawuran dan
perkelahian pelajar. Semua itu disebabkan antara lain karena kurangnya atau
lemahnya dispilin yang memerlukan pembinaan
Banyaknya perilaku negatif dan penyimpangan di sekolah menunjukkan pentingnya
disiplin sekolah. Dalam hal ini, guru bertanggung jawab mengarahkan pada yang
baik, harus menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu
menumbuhkan disiplin dalam diri peserta didik, terutama disiplin diri.
Untuk kepentingan tersebut, guru harus mampu melakukan tiga hal sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik mengembangkan pola perilaku untuk dirinya.
2. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
3. Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
14. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran guru dituntut untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan komulatif
2. Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir
di kelas.
3. Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele.
4. Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai
dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan.
5. Berdiri di dekat pintu pada waktu mulai pergantian pembelajaran agar peserta didik
tetap berada dalam posisinya sampai pembelajaran berikutnya dilaksanakan.
6. Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh
peserta didik.
7. Berbuat sesuatu yang berbeda dan bervariasi, jangan monoton sehingga membantu
disiplin dan gairah belajar peserta didik.
8. Menyesuaikan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan
peserta didik sesuai dengan pemahaman guru, atau mengukur peserta didik dari
kemampuan gurunya.
9. Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
oleh peserta didik dan lingkungannya.
15. E. Peningkatan
Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah
satu faktor yang turut
menentukan keefektifan
dan pembelajaran, karena
peserta didik akan belajar
dengan sungguh-sungguh
apabila memiliki motivasi
yang tinggi. Dengan
demikian seorang peserta
didik akan belajar dengan
baik apabila ada faktor
pendorongnya
(motivasi), baik yang datang
dari dalam maupun yang
datang dari luar.
Cara Meningkatkan Motivasi Belajar yakni :
a. Kehangatan dan Semangat
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah,
penuh semangat, dan hangat dalam berinteraksi
dalam peserta didik. Sikap demikian akan
membangkitkan motivasi belajar, rasa senang,
rasa senang dan semangat peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran dan mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
b. Membangkitkan Rasa Ingin Tahu
membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri
setiap peserta didik, guru dapat melakukan
berbagai kegiatan, antara lain memberikan
cerita yang menimbulakn rasa penasaran
c. Memerhatikan minat belajar peserta didik
Agar proses belajar dapat membangkitkan
motivasi belajar maka apa yang disajikan harus
sesuai dengan minat peserta didik. Karena
setiap peserta didik memiliki perbedaan