Dokumen tersebut membahas tentang menciptakan iklim sekolah yang kondusif dalam rangka implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Beberapa faktor dominan iklim sekolah yang perlu diperhatikan antara lain pembangunan pendidikan nasional, peserta didik sebagai subjek dan objek pendidikan, serta keberhasilan pendidikan yang dipengaruhi oleh fasilitas belajar. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai strategi untuk menc
1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
Kemandirian guru dan Kepala sekolah
(Prof. Dr.H.E.Mulyasa,M.Pd)
Menciptakan Iklim Sekolah
Nama : Yunia Mondrow
Nim : 06111404018
2. A. Perlunya Iklim Sekolah
Perlunya iklim sekolah antara lain dapat dilihat dari hal-hal sbb :
1. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung setiap saat. Begitu cepatnya
perkembangan tsb sehingga sulit untuk diikuti dengan mata telanjang.
2. Perkembangan penduduk yang cepat membutuhkan pelayanan pendidikan yang
besar . Untuk itu, diperlukan biaya atau anggaran pendidikan yang besar pula.
3. SDM yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci
keberhasilan pembangunan nasional.
4. Untuk menghadapi tantangan masa depan sebagai akibat dari kemajuan dan
perkembangan teknologi sekolah harus mengantisipasi hubungan antar negara
yg semakin erat , seakan tidak ada batas lagi.
3. B. Perencanaan Pembaruan Iklim Sekolah
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembaruan
iklim sekolah adalah sbb:
1. Merumuskan masalah (mengidentifikasi masalah dan menganalisis
kebutuhan.
2. Merumuskan dan menganalisis tujuan pembaruan pendidikan
3. Menentukan persyaratan untuk mencapai tujuan dengan
mengembangkan alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor penunjang dan penghambat.
5. Memilih dan menentukan strategi yang akan dilaksanakan
berdasarkan hasil identifikasi trhdap faktor penunjang dan
penghambat.
6. Melaksanakan strategi yang dipilih, termasuk manajemen dan kontrol
terhadap strategi tsb.
4. 7. Menilai terhadap evektifitas pembaruan pendidikan yang telah
dilaksanakan.
8. Menyempurnakan dan menyebabkan hasil pembaharuan pendidikan.
Hambatan-hambatan meliputi hal-hal berikut :
1. Hambatan karena konflik nilai
2. Hambatan karena konflik kekuatan
3. Hambatan karena konflik psikologi
5. C. Faktor Dominan Iklim Sekolah
Menciptakan iklim sekolah yang kondusif harus menjadi prioritas guru dan
kepala sekolah yang perlu diperhatikan dalam program pengembangan
sekolah dan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Secara umum faktor dominan jyang perlu diperhatikan dalam iklim sekolah
adalah sbb:
1. Pembangunan pendidikan nasional bukan hanya untuk menciptakan
golongan elit dan kaum intelektual, melainkan membentuk manusia indonesia
seutuhnya, melalui proses sistematis yang memungkinkan pengetahuan
, keterampilan dan sikap dpt berkembang secara optimal.
6. 2. Peserta didik merupak subyek sekaligus objek pendidikan.
3. Mendidik merupakan pekerjaan profesional, memberikan petunjuk bahwa
tidak setiap orang dapat melaksanankan profesi mendidik.
4. Isi pendidikan merupakan segala pengalaman yang harus dimiliki peserta
didik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai melalui proses pendidikan.
5. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kelengkapan fasilitas
dan sumber belajar , terutama dalam sistem pendidikan dewasa ini.
Banyak strategi yang dapat dilakukan untuk menciptakan iklim sekolah
yang kondusif sebagai penunjang implementasi dan keberhasilan KTSP,
antara lain sebagai berikut :
7. 1. Mendongkrak Prestasi melalui Akselerasi
Dalam hal ini sekolah dapat mengembangkan program akselerasi (percepatan)
untuk melayani dan mengakomodasi peserta didik unggulan, yang cepat
belajar dan memiliki kompetensi , serta integritas pribadi diatas rata-rata.
Akselerasi belajar dimungkinkan untuk diterapkan sehingga peserta didik yang
memiliki kemampuan diatas rata-rata dapat menyelesaikan meteri
pembelajaran lebih cepat dari masa belajar yang ditentukan. Akselerasi
belajar tidak sama dengan “loncat kelas” sebab dalam masa akselerasi belajar
setiap peserta didik harus tetap mempelajari seluruh bahan ajar yang
semestinya dipelajari (belajar tuntas).
Melalui akselerasi belajar peserta didik yang berkemampuan tinggi dapat
mempelajari seluruh bahan ajar dengan melampaui atau lebih cepat dari yang
lain.
8. 2. Modernisasi Pengelolaan Sekolah
Dalam modernisasi pengelolaan sekolah , para pelaksana peserta didik
hendaknya bekerjasama dengan sektor-sektor lain di masyarakat yg telah
menjalankan usaha modernisasi sesuai dgn perkembangan teknologi,
kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Pemerintah menetapkan tiga pilar kebijakan pendidikan yang harus
diperhatikan dalam penciptaan iklim sekolah, yaitu :
1. Upaya pemerataan dan perluasan akses pendidikan
2. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan.
3. Peningkatan tata kelola , akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan
pendidikan.
9. 3. Modernisasi guru
Dari berbagai faktor yang berpengaruh terhadap efektifitas sekolah ,
nampaknya faktor huru perlu mendapat perhatian yang pertama dan utama,
disamping kurikulumnya.
Dalam menciptakan iklim sekolah dalam konteks implementasi KTSP, disini
guru diberi kebebasan yang lebih leluasa untuk mengembangkan kurikulum
sesuai SK dan potensi peserta didik. Dengan kata lain, berhasil tidaknya
implementasi KTSP dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan sangat bergantung pada unjuk kerja gurunya.
Untuk itu sekarang sedang diupayakan melalui program sertifikasi sehingga
ke depan diharapkan semua guru memiliki serifikat dan kewenangan sebagai
tuntutan profesi serta mendapatkan penghargaan dan gaji yang layak sesuai
dengan pekerjaan yang diembannya.
10. 4. Modernisasi Pembelajaran
Bagaimanapun tingkat intelegensi anak, masing-masing harus diberi
kesempatan belajar sesuai dengan kecepatannya. Disadari bahwa
menciptakan pembelajaran yang menghormati perbedaan perorangan
masing-masing peserta didik itu sukar dibandingkan dengan
menyelenggarakan pembelajaran yang bersifat tradisional.
Modernisasi pembelajaran tidak harus disertai dengan pemakaian
perlengkpan yang serba hebat, tetapi perlu ditekankan pentingnya
pengembangan cara-cara baru agar peserta didik dapat belajar secara
efektif dan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Pemerintah terus menerus melakukan berbagai kajian, baik melalui diskusi,
seminar, lokakarya, maupun pengkajian-pengkajian para ahli. Bahkan
depdiknas telah mengadakan berbagai reformasi yang harud dilakukan oleh
sekolah, sbb :
11. a. Pada level kelas (Regulator)
Mewujudkan proses pembelajaran efektif
Menerapkan sistem evaluasi yang efektif dan melakukan perbaikan
sacara berkelanjutan.
b. Pada Level Mediator (profesi)
Melakikan refleksi diri kearah pembentukan karakter kepemimpinan
sekolah yang kuat.
Melaksanakan pengembangan staf yg kompeten dan berdedikasi tinggi.
c. Pada level sekolah (manajemen)
Menumbuhkan komitmen untuk mandiri
Mengutamakan kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
Menumbuhkan sikap responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan
Menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan tertib
Menumbuhkan budaya mutu di lingkungan sekolah.
12. menumbuhkan harapan prestasi yang tinggi
Menumbuhkan kemauan untuk berubah
Mengembangkan komunikasi yang baik
Mewujudkan teamwork yang kompak, cerdas, dan dinamis.
Melaksanakan keterbukaan (transparansi) manajemen
Menetapkan secara jelas serta mewujudkan visi dan misi sekolah
Melaksanakan pengelolaan tenaga kependidikan secara efektif
Meningkatkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat.
Menetapkan kerangka akuntabilitas yang kuat.
13. 5. Mendayagunakan Lingkungan sekitar sekolah
Iklim sekolah yang kondusif antara lain dapat diciptakan dengan
mendayagunakan lingkungan sekitar sekolah secara efektif. Pendayagunaan
lingkungan sekitar sekolah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui
pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan lingkungan pada hakekatnya mendekatkan
dan memadukan peserta didik dengan lingkungannya, agar mereka memiliki
rasa cinta, peduli, dan tanggung jawab terhadap lingkungannya.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan lingkungan dilakukan dengan dua
cara, yaitu :
14. 1. Membawa peserta didik ke lingkungan untuk
kepentingan pembelajaran, dengan metode karyawisata
dan pemberian tugas.
2. Membawa sumber-sumber dari lingkungan ke sekolah
(kelas) untuk kepentingan belajar.
Guru sebagai fasilitator pembelajaran dapat memilih
lingkungan dan menentukan cara-cara yang tepat untuk
memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran.
15. 6. Mengembangkan Program Kewirausahaan
Pada saat ini banyak sekolah swasta yang maju dan kualitasnya lebih baik
dibanding sekolah negeri, karena tidak terikat oleh alokasi dana dari
pemerintah. Hal tsb menantang sekolah negeri untuk mampu mandiri seperti
sekolah swasta. Oleh karena itu, guru dan kepala sekolah harus memahami
prinsip kewirausahaan, kemudian mengembangkan serta memasukannya
dalam program sekolah.
Berwirausaha di sekolah berarti memadukan
kepribadian, peluang, keuangan, dan sumber daya yang ada di lingkungan
sekolah guna mengambil keuntungan.
Jika sekolah atau satuan pendidikan ingin sukses mengembangkan program
kewirausahaan dalam KTSP maka kepala sekolah , guru, dan tenaga
kependidikan lainnya, beserta para peserta didik harus dilatih dan dibiasakan
berpikir wirausaha.