SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 16
TUGAS GEOLOGI LAUT
1. Proses-proses vulkanisme bawah laut beserta gambar !
2. Proses-proses tektonisme di samudera beserta gambar !
Jawab :
1. VULKANISME
Istilah vulkanisme berasal dari kata latin vulkanismus nama dari sebuah
pulau yang legendaris di Yunani. Tidak ada yang lebih menakjubkan diatas muka
bumi ini dibandingkan dengan gejala vulkanisme dan produknya, yang
pemunculannya kerap kali menimbulkan kesan-kesan religiuos. Letusannya yang
dahsyat dengan semburan bara dan debu yang menjulang tinggi, atau keluar dan
mengalirnya bahan pijar dari lubang di permukaan, kemudian bentuk kerucutnya
yang sangat mempesona, tidak mengherankan apabila di masa lampau dan mungkin
juga sekarang masih ada sekelompok masyarakat yang memuja atau
mengkeramatkannya seperti halnya di pegunungan Tengger (Gn.berapi Bromo) di
Jawa Timur.
Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang di atas muka
Bumi di mana dari padanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas
yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan
disusun dan membentuk sebuah kerucut atau gunung.
Adapun sejumlah bahan-bahan yang dikeluarkan melalui lubang, yang
kemudian dikenal sebagai pipa kepundan, terdiri dari pecahan-pecahan batuan yang
tua yang telah ada sebelumnya yang membentuk tubuh gunung-berapi, maupun
bebatuan yang baru sama sekali yang bersumber dari magma di bagian yang dalam
dari litosfir yang selanjutnya disemburkan oleh gas yang terbebas. Magma tersebut
akan dapat ke luar mencapai permukaan bumi apabila geraknya cukup cepat melalui
rekahan atau patahan dalam litosfir sehingga tidak ada waktu baginya untuk
mendingin dan membeku.
Terdapat dua sifat dari magma yang dapat memberikan potensi untuk
bertindak demikian, dan itu adalah pertama kadar gas yang ada di dalam magma dan
yang kedua adalah kekentalannya. Sebab-sebab terjadinya vulkanisme adalah diawali
dengan proses pembentukan magma dalam litosfir akibat peleburan dari batuan yang
sudah ada, kemudian magma naik ke permukaan melalui rekahan, patahan dan
bukaan lainnya dalam litosfir menuju dan mencapai permukaan bumi.
Tipe-tipe erupsi gunung berapi
1. Erupsi efusif
Erupsi efusif berjalan tenang, tidak disertai letusan-letusan yang dahsyat dan
melibatkan lava yang bersifat basaltis. Umumnya tidak menghasilkan piroklastik
dalam jumlah besar.
2. Erupsi sentral
Melalui satu lubang utama yang terletak ditengah, lava basaltis akan mengalir
kesegala arah dalam jumlah yang hampir sama. Erupsi-erupsi yang terjadi berulang
kali kemudian akan membangun sebuah gunungapi yang berbentuk perisai.
Gunung-berapi yang terjadi dengan cara seperti ini disebut gunung-berapi perisai.
Gunung-berapi ini mempuyai lereng yang sangat landai karena lava basaltis yang
encer yang mampu mengalir dalam jarak yang jauh dari sumbernya, sehingga tidak
mampu membangun kerucut yang tinggi.
3. Erupsi rekahan
Tipe erupsi ini banyak dijumpai di wilayah lantai samudera. Rekahan terjadi
sebagai akibat dari proses pemisahan pada litosfir, atau interaksi divergen lempeng
litosfir, dengan ukuran panjang hingga beberapa puluh kilometer. Lava yang keluar
dari rekahan seperti ini bersifat sangat encer, akan menyebar ke-kedua arah dari
rekahan dengan laju kecepatan hampir 20 kiliometer/jam. Urut-urutan ke luarnya
lava akan membentuk suatu dataran yang kadang tinggi dan disebut dataran basalt
(plateau basalt) , atau “flood basalt”.
4. Erupsi piroklastik atau erupsi eksplosif
Erupsi piroklastik terjadi pada magma yang kental, mengandung banyak gas
dan mempunyai sifat letusan berkisar antara sedang dan sangat dahsyat. Erupsi
explosif umumnya banyak menghasilkan piroklastika dan sedikit lava. Karena sifat
magmanya yang kental maka lava yang mengalir tidak akan dapat menempuh jarak
yang jauh dari sumbernya, lubang kepundan.
5. Erupsi di bawah permukaan laut
Erupsi efusif yang terjadi 300-1000 meter di bawah permukaan laut atau
disebut juga “submarine”, umumnya berlangsung tenang. Lava yang dikeluarkan
akan membeku dan membentuk lava bantal. Tipe erupsi ini sedikit sekali mendapat
perhatian karena terjadinya jauh di bawah pengamatan. Lava yang membeku
membentuk akan membentuk lava “bantal” (pillow lava). Bentuknya melonjong
dengan ukuran kurang dari 1.5 meter dan penampang ±30 cm, dengan dasar yang
mendatar dan bagian atasnya membulat.
http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/06/vulkanisme.html di download pada
Minggu, 29 september 2013 pukul 20.46 wita.
Berbeda dengan gunung api di daratan yang bisa diamati maka gunung-
gunung di lautan ini nyaris tidak dapat terdeteksi aktivitasnya. Bencana yang
mengancam pun masih misteri. Tidak terduga-duga manusia bisa kena efek
letusannya. Manusia hanya bisa berharap dan berdoa agar dijauhkan dari
marabahaya. Manusia juga bisa mencari tahu dengan akalnya agar misteri bawah
samudera segera tersingkap.
Berikut contoh vulkanisme gunung api bawah laut :
1. Gunung Api Bawah Laut di Palung Sunda? Terbesar Diameternya
(penemuan 2009)
Menurut Surono, Kepala PVMBG ESDM, Gunung api yang terletak di
Palung Sunda persisnya di sebelah barat daya Sumatera, 330 Km (205 miles) dari
Bengkulu. Gunung api ini terletak pada kedalaman 5,9 Km (5900 m). Puncaknya
berada di kedalaman 1.280 meter di bawah permukaan laut. Diameter gundukan
gunung ini diperkirakan sekitar 50 Km (30 miles). Ketinggian gunung 4600 m
(15.000 feet) itu belum membahayakan. Para peneliti masih meriset tingkat keaktifan
gunung api ini. Penemuan tersebut masih bersifat informasi sehingga gunung api ini
tidak termasuk dalam daftar 129 gunung api di Indonesia. Menurut beliau tanda-
tanda aktif atau tidaknya suatu gunung api bawah laut dilihat dari material yang
dikeluarkan dari gunung baik material padat, cair atau lava. Biasanya ada buih
berasap dari gunung aktif. Bila tidak ada materialnya maka dipastikan itu adalah
gunung mati.
2. Gunung Api Bawah Laut Sulawesi Tertinggi di Dunia (penemuan 2010)
Ekspedisi yang menemukannya dilakukan berdasarkan dugaan aktivitas
hidrotermal pada tahun 2003 dan data satelit pada tahun 2004. Menurut data terjadi
penemuan gunung baru ini sekitar bulan Juli 2010. Gunung yang dinamai Kawio
Barat ini ditemukan oleh tim “Okeanos Explorer”, sebuah kapal penjelajah yang
mempelajari dasar laut dan samudera. Versi Badan Kelautan Amerika mengatakan
gunung ini setinggi 3800 m (10.000 feet) dari dasar laut (versi lain mengatakan 3000
m tingginya). Ini merupakan gunung tertinggi keempat di Indonesia.
Tim yang menemukannya merupakan gabungan dari Tim riset AS dan
Indonesia. Ekspedisi ini berakhir 14 Agustus 2010. Jim Holden (Ahli Mikrobiologi
Universitas Massachusets) sebagai ketua tim peneliti menyatakan bahwa gunung api
ini menjadi gunung api bawah laut tertinggi di dunia yang pernah ditemukan.
Menurut Jurnal Astrophysic Data System (Harvard University), ketinggian
puncaknya adalah 1800 m di bawah permukaan laut. Penelitian jarak dekat pada
gunung ini menggunakan ROV’s yang bernama “Little Hercules”. Kawio barat
terbentuk akibat aktivitas tektonik di Sangihe Talaud sebuah daerah yang terletak
pada zona subduksi lempeng Laut Maluku dan Lempeng Laut Sulawesi. Aktivitas
vulkanik di daerah Sangihe ini akibat lempeng Laut Maluku menunjam ke barat di
bawah Sangihe. Patahan di Kawio Barat berarah dari Barat Laut ke arah tenggara dan
membentuk rekahan dalam yang menyebabkan terjadinya pelepasan hidrotermal di
daerah ini.
Gambar 1 Kawio Barat (hasil data dari sonar)
Berdasarkan data ESDM ada 5 gunung api bawah laut di Indonesia:
1. G. ??? (tanpa nama)
Lokasi: di bawah Laut Sulawesi, sebelah barat P. Marore, Sulawesi Utara
Sebelum letusan terdeteksi gempa berkali-berkali semenjak tahun 1912 dan terasa di
Kep. Sangihe
2. G. Mahangetang (Banua Wuhu)
Erupsi 1835. Terbentuk pulau berketinggian 90 m dari atas permukaan laut.
Pada tahun 1848 pulau ini menyusut hanya beberapa karang saja yang masih tersisa di
permukaan laut. Erupsi 1968. Terjadi erupsi gunung Mahangetang pada tanggal 5
Spetember 1968. Air laut menjadi panas dan bergejolak tetapi tidak ada pembentukan
pulau baru. Eruspsi ini didahului gempa vulkanik pada hari yang sama.
Gambar 2 G. Mahangetang diamati oleh peneliti
yang menyelam.
3. G. Niuwerker
Gunung ini memiliki 2 puncak terpisah sejauh 7 km pada punggung dasar
laut banda. Satu puncak di posisi arah utara-barat daya sedangkan puncak lain pada
posisi selatan-tenggara.
4. G. Emperor of China
5. G. Hobal (Yersey)
http://unik.kompasiana.com/2011/03/24/foto-letusan-gunung-api-bawah-laut-
350025.html di download pada Minggu, 29 september 2013 pukul 20.49 wita.
2. TEKTONISME
Tektonisme adalah semua proses yang terjadi akibat pergerakan,
pengangkatan, lipatan maupun patahan pada struktur tanah disuatu
daerah.Tektonisme adalah pergeseran dan perubahan letak kerak bumi dalam skala
besar, meliputi: lipatan, patahan dan tektonisme lempeng.
Tektonisme lempeng menerangkan peristiwa perubahan kedudukan lapisan
permukaan bumi ke arah mendatar ataupun vertikal. Gerak relatif lempeng-lempeng
bumi adalah divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran.
Batas antara dua lempeng yang divergen terjadi pelebaran dasar samudra. Material
lebur panas dari mantel akan mengisi celah yang terbentuk, mendingin di permukaan
bumi membentuk dasar samudra. Tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng
benua akan menyebabkan lempeng samudra menggeser ke bawah dan terbentuk
palung laut. Daerah persentuhannya disebut subduction zone. Apabila dua lempeng
samudra saling bertumbukan akan menimbulkan pegunungan berapi di dasar
samudra. Pegunungan berapi yang muncul dipermukaan laut disebut busur-busur
pulau (islandarcs). Bila dua lempeng benua saling bertumbukan, maka pada ujung
kedua lempeng akan terbentuk lekukan membentuk suatu jalur pegunungan,
misalnya pegunungan Himalaya.
Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi
umumnya terjadi disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan
bahwa litosfer terdiri atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng
Amerika, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan
lempeng Antartika. Lipatan terjadi oleh pergerakan perlahan dan kontinyu,
berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault. Pada lipatan, bagian yang naik
dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin. Tenaga endogen yang
lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau rapuh tidak dapat
membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.
Tektonisme mempunyai hubungan erat dengan terjadinya diatropisme dan
vulkanisme di Indonesia. Pada sebelah selatan Indonesia, mulai dari Sumatera hingga
Ujung utara Sulawesi, dapat dilihat posisi jalur pararel dari jalur gunung api dan jalur
pertemuan lempeng tektonik (jalur subduksi) antara lempeng Australia yang
menghunjam di bawah lempeng Asia (Gambar 1). Selain di Selatan Jawa, terdapat
jalur subduksi lainnya yang merupakan subduksi Lempeng Filipina (di utara
Sulawesi) dan Lempeng Pasifik (di sekitar Papua).
Gambar Jalur subduksi (pertemuan lempeng
tektonik)
Lempeng tektonik Australia bergerak dari Selatan ke Utara bertemu dengan
Lempeng Asia yang bergerak dari Utara ke Selatan. Kecepatan lempeng bergerak
berbeda dari masa ke masa. Menurut Lab. Geologi Dinamis ITB, pada masa sebelum
manusia ada, yaitu 100 ? 85 juta tahun yang lalu bergerak 18 cm/tahun kemudian
menjadi 3 cm/tahun pada 75-45 juta tahun yang lalu. Pada masa manusia sudah
menghuni bumi (2 juta tahun yang lalu), lempeng bergerak dengan kecepatan 1 ? 10
cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Hujaman lempeng dengan kecepatan ini mampu
menghasilkan tenaga dan gaya bumi yang mampu merubah bentuk muka dan struktur
lapisan bumi. Pertemuan antar lempeng tektonik menghasilkan gaya-gaya yang
bekerja di bawah permukaan bumi dan diteruskan ke segala arah. Tepat di jalur
subduksi lempeng Australia-Asia terjadi adanya patahan dalam di dasar laut yang
disebut sebagai palung laut. Palung laut ini berada di sekitar 7,5 km selatan panatai
Yogyakarta dan sering menimbulkan gelombang dari arus balik (back wash) yang
membahayakan orang yang berenang di pantai, misalnya seperti kejadian yang sering
terjadi di Pantai Parangtritis. Tenaga hunjaman lempeng tektonik menghasilkan
gaya-gaya yang diteruskan ke arah daratan dan muncul dalam bentuk tenaga
diatropisme sehingga muncul deretan pegunungan dan perbukitan.
Terbentuknya pegunungan dan perbukitan dikarenakan melipatnya lapisan
bumi sehingga terdapat bagian yang naik ke atas atau patahnya lapisan bumi
sehingga terdapat bagian lain yang lebih tinggi (up lift). Hal demikian tidak saja
mengenai lapisan daratan namun juga di dataran samudera. Misalnya terangkatnya
lapisan kapur di selatan Pulau Jawa menjadi deretan Pegunungan Kapur mulai dari
Gombong Kebumen, Gunung Sewu di sepanjang Bantul, Gunung Kidul, Wonogiri,
dan Pacitan. Lapisan Kapur ini awalnya berada di bawah permukaan laut namun
setelah adanya diatropisme dari tenaga tektonik menjadi muncul di permukaan
menjadi daratan. Proses ini pula yang mengakibatkan berubahnya aliran Sungai
Bengawan Solo dimana pada masa purba mengalir dari Utara ke Selatan dengan
muara di Wonogiri menjadi berbalik mengalir dari Selatan ke Utara dengan muara di
Jawa Timur. Bentuk lain yang dihasilkan tenaga tektonik adalah terdorongnya cairan
inti bumi naik ke atas dan menjadi tenaga vulkanisme sehingga terjadilah gunung
api. Deretan Gunung Api di Pulau Jawa berada sebelah utara perbukitan atau
pegunungan akibat diatropisme. Deretan Gunung Merbabu, Merapi, dan Lawu
merupakan bagian dari jalur gunung api tersebut. Gunung api yang masih aktif,
seperti Gunung Merapi, menandakan bahwa tenaga tektonik masih bekerja dan
desakan inti bumi bergerak melalui Gunung Merapi sebagaimana terjadinya aktivitas
Gunung Merapi akhir-akhir ini.
Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi
umumnya terjadi disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan
bahwa litosfer terdiri atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng
Amerika, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan
lempeng Antartika. Lipatan terjadi oleh pergerakan perlahan dan kontinyu,
berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault. Pada lipatan, bagian yang naik
dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin. Tenaga endogen yang
lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau rapuh tidak dapat
membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.
Pembentukan suatu orogen pada umumnya disertai gerak patahan pengakatan
jalur kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat
lambat sekali dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses demikian kita kenal
dengan nama Epirogenesis. Proses orogenesis berjalan relative lebih cepat dari
preoses epirogenesis. Oleh proses efirogenesis dapat terbentuk pembumbungan kerak
bumi yang berbentuk kubah. Setelah erosi berkerja maka struktur ini pun merupakan
pegunungan dalam arti istilah geografi.
Epirogenesis : pengakatan jalur permukaan kerak bumi yang meliputi daerah yang
luas dan sangat lambat sekali.
GAYA ENDOGEN DARI BENTUK KERAK BUMI
Gaya Endogen Bentuk-bentuk Kerak bumi
Epirogenesis Pembumbungan (kubah) dengan dislokasi yang lemah
Tektogenesis Patahan Tektogenesis Patahan (di dalam bumi)
Orogen patahan (di atas permukaan bumi)
Tektogenesis Lipatan Tektogen lipatan (di dalam bumi) orogen lipatan
(di atas permukaan bumi )
Daur geogologi : gejala pembentukan peguinungan yang merupakan suatu
gerak lingkaran yang silih berganti.
Daur itu meliputi :
 Gliptogenesis
 Litogenesis
 Orogenesis
Liptoenesis : Proses penghacuran suatu pegunungan material kemudian menjadi
erasin denudasi dan lain-lain.
Litogenesis : maerial diendapkan maka mulailah prose pembentukan batuan
padat, kerikil misalnya direkatkan menjadi konglomera, pasir menjadi batu pasir
sebagainya.
Orogenesis : Proses dari sediment yang telah diperas kemudian terjadi pelipatan
dan pengakutan, geogologi sejarah mengajarkan pada kita bahwa proses yang disebut
diatas terjadi di daerah tertentu yang disebut geosinklin.
Menurut Schuhert : geosinklin, 2 tipe utama :
1. Monogeosinklin / polygeosinklin : adalah lekuk yang terdapat di tepi kontinen
dimana terdapat endapan neritik (endapan tak dalam)
2. Mesogeosinklin : terdapat antara 2 kontinen dengan endapan abysal (laut dalam).
Dibeberapa geosinklin memang telah di temukan endapan radilarit yang
bercirikan endapan laut dalam, misalnya dipergunungan Alphina ditimur dan lain-
lain. Menurut Umbgrove da Van Es, mengangap bahwa selat madura adalah suatu
geosinklin modern. Limbgrane dan Van Es : selat madura; geosinkli merupakan
pembentukan pegunungan dan aktivitas magma. Menurut daur geologi biasanya
dimulai dengan pembentukan geosinklin, dimana terjadi pengendapan sediment,
pada waktu inilah terjadi aktivitas magma yang pertam yang disebut “Initiale
Volkanismus” (vulkanisme pertam). Magma ini berada dalam bentuk intrusi yang
batu basa – ultra basa, setelah intrusi batuan basa ini maka lapisan sediment-sedimen
itu diperas, disesarkan dan dapat dilipat. Kemudian terjadi pengakutan bersamaan
dengan membentuk batuan masam-intermedir umpamanya granit, granodiorit dan
tonalit. Gejala demikian disebut yang disebut “symorogena plutomismy”
plutomisma sinoregen. Batu-batuan ini berbentuk tolit yang besar. Misal Pluton
Seera Nevada di Amerika Utara, pluton Ando di Amerika Selatan. Basalt di
Indonesia masih granit sepanjang pegunungan Bukit Barisan masing-masing di
pergunungan Shwarner dan lain-lain. Masif granit benkunat yang terdapat di
sumatera selatan terbentuk pada waktu pelipatan myosin di daerah ini. Pada waktu
aktivitas pembentukan pengunungan maka terjadi kembali aktivitas yang dikenal
dengan nama “Subseguente Vulkanismus”.
Hal ini dapat dilihat aktivitas vulkanik sepanjang zone mediteranian. Batu-
batuan vulkanik yang dihasilkan pada umumnya andesit, dasit dan rioloit yang erat
hubunganya dengan batuan rioloit yang erat hubunganya dengan batuan riolit dan
granit. Pada akhir atau terjadi aktivitas magma terakhir oleh Stifle disebut “Fdinale
Vulkanis penutup” hasilnya adalah basalt yang bisa kelua melalui patahan-patahan
atau celah-celah dalam kerak bumi.
Penggolongan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan menurut Cloos :
1. Pegunungan kelopak
2. Pegunungan lipatan
3. Pegunungan lipatan-patahan di lipatan besar
4. Pegunungan blark
5. Host dan graben
 DAUR ATAU SIKLUS GEOLOGI
Jadi fase litogenesa, fase Orogenesa, fase gliptogenesa adalah daur siklus
geogologi. Siklus yang terus menerus berlangsung seperti mantai rantai, urutan
peristiwa geogologi yang mempunyai hubungan dan dipandang secara global yang
mempunyai persamaan di tempat-tempat terpisah :
Fase litogenesa : fase pembentukan sediment.
Fase orogenesa : terbentuk bentangan alam, gunung, samudera. Terjadi perubahan
iklim ekstrim.
Fase gliptoganesa : proses penghacuran oleh penghacuran batuan, bentang alam yang
sudah tumbuh.
Daur ini sudah terjadi 4 kali di dunia ini yaitu :
1. Daur Kaledonia
2. Daur Varisca
3. Daur Larami
4. Daur Alpina
Tektonisme / tektogenetik / tektogenesa adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik horizontal
(mendatar) maupun vertikal (tegak). Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak
tektonisme / tektogenetik ada yang menyebut dengan istilah dislokasi.
Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas wilayah yang mempengaruhinya,
tenaga tektonisme dibagi menjadi dua, yaitu ; gerak orogenetik dan gerak
epirogenetik.
1. Gerak Orogenetik
Gerak orogenetik / orogenesa adalah gerak yang menimbulkan lipatan,
patahan, dan retakan disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang besar dan
relatif cepat serta meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu
yang relative singkat. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan.
2. Gerak Epirogenetik
Gerakan epirogenetik / epirogenesa ialah gerak yang dapat menimbulkan
permukaan bumi seolah-olah turun naik, disebabkan karena gerakan dari dalam bumi
yang lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas.
Gerak epirogenetik juga disebut gerak pembentuk kontinen atau benua.
Gerak epirogenetik dibedakan menjadi 2, yaitu ;
A. Gerak Efirogenetik Positif
Gerak epirogenetik positif adalah gerakan bumi turun dan seolah-olah
permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan sangat jelas di pantai.
Contoh : Turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia Bagian timur (kepulauan
Maluku dan pulau-pulau Barat Daya sanpai ke pulau banda) dan pantai skandinavia.
Turunya lembah sungai Hudson di Amerika, yang dapat dilihat jarak yang jauhnya
lebih kurang 1.700 meter. Turunya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di
bawah permukaan laut.
B. Gerak Epirogenetik Negatif
Gerak Epirogenetik Negatif ialah gerakan permukaan bumi naik seolah-olah
permukaan air laut turun.
Contoh : Naiknya pulau Timor dan Pulau Buton. Naiknya dataran tinggi Colorado di
Amerika.
http://seiyavirgo.blogspot.com/2012/08/tektonisme.html di download pada Minggu, 29
september 2013 pukul 20.48 wita.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Benthos-LIMNOLOGI
Benthos-LIMNOLOGIBenthos-LIMNOLOGI
Benthos-LIMNOLOGIAji Sanjaya
 
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Putika Ashfar Khoiri
 
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHNur Hilaliyah
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Register Undip
 
Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Penjaga Tani
 
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)Danang Dirgantara
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1PT. SASA
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanSally Indah N
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Badiuzzaman
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Nurul Afdal Haris
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranLeonardoSitorus
 
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...Andi Mahardika
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolitRetno Pratiwi
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Hanifah Nurhayati
 

Mais procurados (20)

Laporan kartografi digital
Laporan kartografi digitalLaporan kartografi digital
Laporan kartografi digital
 
Benthos-LIMNOLOGI
Benthos-LIMNOLOGIBenthos-LIMNOLOGI
Benthos-LIMNOLOGI
 
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
Permodelan Numerik untuk Menentukan Sebaran Run-Up Gelombang Tsunami di Indon...
 
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAHANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
ANALISIS PENGEMBANGAN DAN FUNGSI WILAYAH
 
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)Bahan kuliah hidrologi (s1)
Bahan kuliah hidrologi (s1)
 
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Pengenalan Sistem Informasi Geografi (SIG)
 
Laporan Mitigasi bancana
 Laporan Mitigasi bancana Laporan Mitigasi bancana
Laporan Mitigasi bancana
 
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
Pengantar ilmu perikanan dan kelautan 1
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing JalanLaporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
Laporan Pembuatan Peta Kontur, Peta Lereng, dan Tracing Jalan
 
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)Ppt mesin dan alat bantu (2013)
Ppt mesin dan alat bantu (2013)
 
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Bali dan Nusa Tenggara)
 
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboranProposal kegiatan perencanaan pemboran
Proposal kegiatan perencanaan pemboran
 
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...
HASIL DAN PEMBAHASAN Kajian Kecepatan Penarikan Purse Line dan Waktu Penangka...
 
Pengenalan theodolit
Pengenalan theodolitPengenalan theodolit
Pengenalan theodolit
 
Rkl rpl
Rkl rplRkl rpl
Rkl rpl
 
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
 

Destaque

Geologi laut pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1
Geologi laut   pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1Geologi laut   pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1
Geologi laut pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1Jihad Brahmantyo
 
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Ady Purnomo
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalamfariz90
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALheny novi
 

Destaque (9)

Geologi laut pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1
Geologi laut   pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1Geologi laut   pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1
Geologi laut pak yusuf surachman kuliah geologi kelautan-1
 
Definisi.geologi laut
Definisi.geologi lautDefinisi.geologi laut
Definisi.geologi laut
 
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
Pengertian otec ( ocean thermal energy conversion )
 
Geologi laut 1
Geologi laut 1Geologi laut 1
Geologi laut 1
 
Organisme laut dalam
Organisme laut dalamOrganisme laut dalam
Organisme laut dalam
 
Oseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air lautOseanografi sifat fisik air laut
Oseanografi sifat fisik air laut
 
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERALPAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
PAPER PENGARUH STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP PENYEBARAN ENDAPAN MINERAL
 
Laut dan dasar
Laut dan dasarLaut dan dasar
Laut dan dasar
 
Paper ilmiah
Paper ilmiahPaper ilmiah
Paper ilmiah
 

Semelhante a Tugas geologi laut

Asslamula’kum
Asslamula’kum Asslamula’kum
Asslamula’kum Jjemilah
 
Geografi lintas minat X MIA 2 - 2013/2014
Geografi lintas minat  X MIA 2 - 2013/2014Geografi lintas minat  X MIA 2 - 2013/2014
Geografi lintas minat X MIA 2 - 2013/2014Okky Silvi
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptxElfisRidi
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptxElfisRidi
 
geologi-pendalaman_materi.pdf
geologi-pendalaman_materi.pdfgeologi-pendalaman_materi.pdf
geologi-pendalaman_materi.pdfPenikmatkuliner
 
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)danurifqi
 
Tektonik lempeng
Tektonik lempengTektonik lempeng
Tektonik lempengMul Hadramy
 
257759909 seismologi
257759909 seismologi257759909 seismologi
257759909 seismologiNora Abner
 
Keragaman bentuk-muka-bumi
Keragaman bentuk-muka-bumiKeragaman bentuk-muka-bumi
Keragaman bentuk-muka-bumiNur Istikomah
 
proses terbentuknya bumi
proses terbentuknya bumiproses terbentuknya bumi
proses terbentuknya bumiyuyunalviana
 
Ppt tugas komputer yogi11051360
Ppt tugas komputer yogi11051360Ppt tugas komputer yogi11051360
Ppt tugas komputer yogi11051360YogiShidiq
 
Mengenal Bumi
Mengenal BumiMengenal Bumi
Mengenal BumiDonarin
 

Semelhante a Tugas geologi laut (20)

Permukaan bumi
Permukaan bumiPermukaan bumi
Permukaan bumi
 
IPBA
IPBAIPBA
IPBA
 
Asslamula’kum
Asslamula’kum Asslamula’kum
Asslamula’kum
 
GEOGRAFI
GEOGRAFIGEOGRAFI
GEOGRAFI
 
Geografi lintas minat X MIA 2 - 2013/2014
Geografi lintas minat  X MIA 2 - 2013/2014Geografi lintas minat  X MIA 2 - 2013/2014
Geografi lintas minat X MIA 2 - 2013/2014
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
 
power point.pptx
power point.pptxpower point.pptx
power point.pptx
 
geologi-pendalaman_materi.pdf
geologi-pendalaman_materi.pdfgeologi-pendalaman_materi.pdf
geologi-pendalaman_materi.pdf
 
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)
GEOGRAFI (BENTUK MUKA BUMI- TENAGA ENDOGEN)
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Gunung meletus
Gunung meletusGunung meletus
Gunung meletus
 
Tektonik lempeng
Tektonik lempengTektonik lempeng
Tektonik lempeng
 
257759909 seismologi
257759909 seismologi257759909 seismologi
257759909 seismologi
 
Keragaman bentuk-muka-bumi
Keragaman bentuk-muka-bumiKeragaman bentuk-muka-bumi
Keragaman bentuk-muka-bumi
 
Laporan museum merapi
Laporan museum merapiLaporan museum merapi
Laporan museum merapi
 
proses terbentuknya bumi
proses terbentuknya bumiproses terbentuknya bumi
proses terbentuknya bumi
 
Ppt tugas komputer yogi11051360
Ppt tugas komputer yogi11051360Ppt tugas komputer yogi11051360
Ppt tugas komputer yogi11051360
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
Mengenal Bumi
Mengenal BumiMengenal Bumi
Mengenal Bumi
 
Lithosfer 2
Lithosfer 2Lithosfer 2
Lithosfer 2
 

Tugas geologi laut

  • 1. TUGAS GEOLOGI LAUT 1. Proses-proses vulkanisme bawah laut beserta gambar ! 2. Proses-proses tektonisme di samudera beserta gambar ! Jawab : 1. VULKANISME Istilah vulkanisme berasal dari kata latin vulkanismus nama dari sebuah pulau yang legendaris di Yunani. Tidak ada yang lebih menakjubkan diatas muka bumi ini dibandingkan dengan gejala vulkanisme dan produknya, yang pemunculannya kerap kali menimbulkan kesan-kesan religiuos. Letusannya yang dahsyat dengan semburan bara dan debu yang menjulang tinggi, atau keluar dan mengalirnya bahan pijar dari lubang di permukaan, kemudian bentuk kerucutnya yang sangat mempesona, tidak mengherankan apabila di masa lampau dan mungkin juga sekarang masih ada sekelompok masyarakat yang memuja atau mengkeramatkannya seperti halnya di pegunungan Tengger (Gn.berapi Bromo) di Jawa Timur. Vulkanisme dapat didefinisikan sebagai tempat atau lubang di atas muka Bumi di mana dari padanya dikeluarkan bahan atau bebatuan yang pijar atau gas yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang kemudian produknya akan disusun dan membentuk sebuah kerucut atau gunung. Adapun sejumlah bahan-bahan yang dikeluarkan melalui lubang, yang kemudian dikenal sebagai pipa kepundan, terdiri dari pecahan-pecahan batuan yang tua yang telah ada sebelumnya yang membentuk tubuh gunung-berapi, maupun bebatuan yang baru sama sekali yang bersumber dari magma di bagian yang dalam
  • 2. dari litosfir yang selanjutnya disemburkan oleh gas yang terbebas. Magma tersebut akan dapat ke luar mencapai permukaan bumi apabila geraknya cukup cepat melalui rekahan atau patahan dalam litosfir sehingga tidak ada waktu baginya untuk mendingin dan membeku. Terdapat dua sifat dari magma yang dapat memberikan potensi untuk bertindak demikian, dan itu adalah pertama kadar gas yang ada di dalam magma dan yang kedua adalah kekentalannya. Sebab-sebab terjadinya vulkanisme adalah diawali dengan proses pembentukan magma dalam litosfir akibat peleburan dari batuan yang sudah ada, kemudian magma naik ke permukaan melalui rekahan, patahan dan bukaan lainnya dalam litosfir menuju dan mencapai permukaan bumi. Tipe-tipe erupsi gunung berapi 1. Erupsi efusif Erupsi efusif berjalan tenang, tidak disertai letusan-letusan yang dahsyat dan melibatkan lava yang bersifat basaltis. Umumnya tidak menghasilkan piroklastik dalam jumlah besar. 2. Erupsi sentral Melalui satu lubang utama yang terletak ditengah, lava basaltis akan mengalir kesegala arah dalam jumlah yang hampir sama. Erupsi-erupsi yang terjadi berulang kali kemudian akan membangun sebuah gunungapi yang berbentuk perisai. Gunung-berapi yang terjadi dengan cara seperti ini disebut gunung-berapi perisai. Gunung-berapi ini mempuyai lereng yang sangat landai karena lava basaltis yang encer yang mampu mengalir dalam jarak yang jauh dari sumbernya, sehingga tidak mampu membangun kerucut yang tinggi.
  • 3. 3. Erupsi rekahan Tipe erupsi ini banyak dijumpai di wilayah lantai samudera. Rekahan terjadi sebagai akibat dari proses pemisahan pada litosfir, atau interaksi divergen lempeng litosfir, dengan ukuran panjang hingga beberapa puluh kilometer. Lava yang keluar dari rekahan seperti ini bersifat sangat encer, akan menyebar ke-kedua arah dari rekahan dengan laju kecepatan hampir 20 kiliometer/jam. Urut-urutan ke luarnya lava akan membentuk suatu dataran yang kadang tinggi dan disebut dataran basalt (plateau basalt) , atau “flood basalt”. 4. Erupsi piroklastik atau erupsi eksplosif Erupsi piroklastik terjadi pada magma yang kental, mengandung banyak gas dan mempunyai sifat letusan berkisar antara sedang dan sangat dahsyat. Erupsi explosif umumnya banyak menghasilkan piroklastika dan sedikit lava. Karena sifat magmanya yang kental maka lava yang mengalir tidak akan dapat menempuh jarak yang jauh dari sumbernya, lubang kepundan. 5. Erupsi di bawah permukaan laut Erupsi efusif yang terjadi 300-1000 meter di bawah permukaan laut atau disebut juga “submarine”, umumnya berlangsung tenang. Lava yang dikeluarkan akan membeku dan membentuk lava bantal. Tipe erupsi ini sedikit sekali mendapat perhatian karena terjadinya jauh di bawah pengamatan. Lava yang membeku membentuk akan membentuk lava “bantal” (pillow lava). Bentuknya melonjong dengan ukuran kurang dari 1.5 meter dan penampang ±30 cm, dengan dasar yang mendatar dan bagian atasnya membulat.
  • 4. http://geografi-geografi.blogspot.com/2011/06/vulkanisme.html di download pada Minggu, 29 september 2013 pukul 20.46 wita. Berbeda dengan gunung api di daratan yang bisa diamati maka gunung- gunung di lautan ini nyaris tidak dapat terdeteksi aktivitasnya. Bencana yang mengancam pun masih misteri. Tidak terduga-duga manusia bisa kena efek letusannya. Manusia hanya bisa berharap dan berdoa agar dijauhkan dari marabahaya. Manusia juga bisa mencari tahu dengan akalnya agar misteri bawah samudera segera tersingkap. Berikut contoh vulkanisme gunung api bawah laut : 1. Gunung Api Bawah Laut di Palung Sunda? Terbesar Diameternya (penemuan 2009) Menurut Surono, Kepala PVMBG ESDM, Gunung api yang terletak di Palung Sunda persisnya di sebelah barat daya Sumatera, 330 Km (205 miles) dari Bengkulu. Gunung api ini terletak pada kedalaman 5,9 Km (5900 m). Puncaknya berada di kedalaman 1.280 meter di bawah permukaan laut. Diameter gundukan
  • 5. gunung ini diperkirakan sekitar 50 Km (30 miles). Ketinggian gunung 4600 m (15.000 feet) itu belum membahayakan. Para peneliti masih meriset tingkat keaktifan gunung api ini. Penemuan tersebut masih bersifat informasi sehingga gunung api ini tidak termasuk dalam daftar 129 gunung api di Indonesia. Menurut beliau tanda- tanda aktif atau tidaknya suatu gunung api bawah laut dilihat dari material yang dikeluarkan dari gunung baik material padat, cair atau lava. Biasanya ada buih berasap dari gunung aktif. Bila tidak ada materialnya maka dipastikan itu adalah gunung mati. 2. Gunung Api Bawah Laut Sulawesi Tertinggi di Dunia (penemuan 2010) Ekspedisi yang menemukannya dilakukan berdasarkan dugaan aktivitas hidrotermal pada tahun 2003 dan data satelit pada tahun 2004. Menurut data terjadi penemuan gunung baru ini sekitar bulan Juli 2010. Gunung yang dinamai Kawio Barat ini ditemukan oleh tim “Okeanos Explorer”, sebuah kapal penjelajah yang mempelajari dasar laut dan samudera. Versi Badan Kelautan Amerika mengatakan gunung ini setinggi 3800 m (10.000 feet) dari dasar laut (versi lain mengatakan 3000 m tingginya). Ini merupakan gunung tertinggi keempat di Indonesia. Tim yang menemukannya merupakan gabungan dari Tim riset AS dan Indonesia. Ekspedisi ini berakhir 14 Agustus 2010. Jim Holden (Ahli Mikrobiologi Universitas Massachusets) sebagai ketua tim peneliti menyatakan bahwa gunung api ini menjadi gunung api bawah laut tertinggi di dunia yang pernah ditemukan. Menurut Jurnal Astrophysic Data System (Harvard University), ketinggian puncaknya adalah 1800 m di bawah permukaan laut. Penelitian jarak dekat pada gunung ini menggunakan ROV’s yang bernama “Little Hercules”. Kawio barat
  • 6. terbentuk akibat aktivitas tektonik di Sangihe Talaud sebuah daerah yang terletak pada zona subduksi lempeng Laut Maluku dan Lempeng Laut Sulawesi. Aktivitas vulkanik di daerah Sangihe ini akibat lempeng Laut Maluku menunjam ke barat di bawah Sangihe. Patahan di Kawio Barat berarah dari Barat Laut ke arah tenggara dan membentuk rekahan dalam yang menyebabkan terjadinya pelepasan hidrotermal di daerah ini. Gambar 1 Kawio Barat (hasil data dari sonar) Berdasarkan data ESDM ada 5 gunung api bawah laut di Indonesia: 1. G. ??? (tanpa nama) Lokasi: di bawah Laut Sulawesi, sebelah barat P. Marore, Sulawesi Utara Sebelum letusan terdeteksi gempa berkali-berkali semenjak tahun 1912 dan terasa di Kep. Sangihe 2. G. Mahangetang (Banua Wuhu) Erupsi 1835. Terbentuk pulau berketinggian 90 m dari atas permukaan laut. Pada tahun 1848 pulau ini menyusut hanya beberapa karang saja yang masih tersisa di permukaan laut. Erupsi 1968. Terjadi erupsi gunung Mahangetang pada tanggal 5 Spetember 1968. Air laut menjadi panas dan bergejolak tetapi tidak ada pembentukan pulau baru. Eruspsi ini didahului gempa vulkanik pada hari yang sama.
  • 7. Gambar 2 G. Mahangetang diamati oleh peneliti yang menyelam. 3. G. Niuwerker Gunung ini memiliki 2 puncak terpisah sejauh 7 km pada punggung dasar laut banda. Satu puncak di posisi arah utara-barat daya sedangkan puncak lain pada posisi selatan-tenggara. 4. G. Emperor of China 5. G. Hobal (Yersey) http://unik.kompasiana.com/2011/03/24/foto-letusan-gunung-api-bawah-laut- 350025.html di download pada Minggu, 29 september 2013 pukul 20.49 wita.
  • 8. 2. TEKTONISME Tektonisme adalah semua proses yang terjadi akibat pergerakan, pengangkatan, lipatan maupun patahan pada struktur tanah disuatu daerah.Tektonisme adalah pergeseran dan perubahan letak kerak bumi dalam skala besar, meliputi: lipatan, patahan dan tektonisme lempeng. Tektonisme lempeng menerangkan peristiwa perubahan kedudukan lapisan permukaan bumi ke arah mendatar ataupun vertikal. Gerak relatif lempeng-lempeng bumi adalah divergen (saling menjauh), konvergen (saling mendekat) dan geseran. Batas antara dua lempeng yang divergen terjadi pelebaran dasar samudra. Material lebur panas dari mantel akan mengisi celah yang terbentuk, mendingin di permukaan bumi membentuk dasar samudra. Tumbukan antara lempeng samudra dan lempeng benua akan menyebabkan lempeng samudra menggeser ke bawah dan terbentuk palung laut. Daerah persentuhannya disebut subduction zone. Apabila dua lempeng samudra saling bertumbukan akan menimbulkan pegunungan berapi di dasar samudra. Pegunungan berapi yang muncul dipermukaan laut disebut busur-busur pulau (islandarcs). Bila dua lempeng benua saling bertumbukan, maka pada ujung kedua lempeng akan terbentuk lekukan membentuk suatu jalur pegunungan, misalnya pegunungan Himalaya. Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi umumnya terjadi disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng Amerika, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan lempeng Antartika. Lipatan terjadi oleh pergerakan perlahan dan kontinyu,
  • 9. berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault. Pada lipatan, bagian yang naik dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin. Tenaga endogen yang lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau rapuh tidak dapat membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan. Tektonisme mempunyai hubungan erat dengan terjadinya diatropisme dan vulkanisme di Indonesia. Pada sebelah selatan Indonesia, mulai dari Sumatera hingga Ujung utara Sulawesi, dapat dilihat posisi jalur pararel dari jalur gunung api dan jalur pertemuan lempeng tektonik (jalur subduksi) antara lempeng Australia yang menghunjam di bawah lempeng Asia (Gambar 1). Selain di Selatan Jawa, terdapat jalur subduksi lainnya yang merupakan subduksi Lempeng Filipina (di utara Sulawesi) dan Lempeng Pasifik (di sekitar Papua). Gambar Jalur subduksi (pertemuan lempeng tektonik) Lempeng tektonik Australia bergerak dari Selatan ke Utara bertemu dengan Lempeng Asia yang bergerak dari Utara ke Selatan. Kecepatan lempeng bergerak berbeda dari masa ke masa. Menurut Lab. Geologi Dinamis ITB, pada masa sebelum manusia ada, yaitu 100 ? 85 juta tahun yang lalu bergerak 18 cm/tahun kemudian menjadi 3 cm/tahun pada 75-45 juta tahun yang lalu. Pada masa manusia sudah
  • 10. menghuni bumi (2 juta tahun yang lalu), lempeng bergerak dengan kecepatan 1 ? 10 cm/tahun atau 100 km/10 juta tahun. Hujaman lempeng dengan kecepatan ini mampu menghasilkan tenaga dan gaya bumi yang mampu merubah bentuk muka dan struktur lapisan bumi. Pertemuan antar lempeng tektonik menghasilkan gaya-gaya yang bekerja di bawah permukaan bumi dan diteruskan ke segala arah. Tepat di jalur subduksi lempeng Australia-Asia terjadi adanya patahan dalam di dasar laut yang disebut sebagai palung laut. Palung laut ini berada di sekitar 7,5 km selatan panatai Yogyakarta dan sering menimbulkan gelombang dari arus balik (back wash) yang membahayakan orang yang berenang di pantai, misalnya seperti kejadian yang sering terjadi di Pantai Parangtritis. Tenaga hunjaman lempeng tektonik menghasilkan gaya-gaya yang diteruskan ke arah daratan dan muncul dalam bentuk tenaga diatropisme sehingga muncul deretan pegunungan dan perbukitan. Terbentuknya pegunungan dan perbukitan dikarenakan melipatnya lapisan bumi sehingga terdapat bagian yang naik ke atas atau patahnya lapisan bumi sehingga terdapat bagian lain yang lebih tinggi (up lift). Hal demikian tidak saja mengenai lapisan daratan namun juga di dataran samudera. Misalnya terangkatnya lapisan kapur di selatan Pulau Jawa menjadi deretan Pegunungan Kapur mulai dari Gombong Kebumen, Gunung Sewu di sepanjang Bantul, Gunung Kidul, Wonogiri,
  • 11. dan Pacitan. Lapisan Kapur ini awalnya berada di bawah permukaan laut namun setelah adanya diatropisme dari tenaga tektonik menjadi muncul di permukaan menjadi daratan. Proses ini pula yang mengakibatkan berubahnya aliran Sungai Bengawan Solo dimana pada masa purba mengalir dari Utara ke Selatan dengan muara di Wonogiri menjadi berbalik mengalir dari Selatan ke Utara dengan muara di Jawa Timur. Bentuk lain yang dihasilkan tenaga tektonik adalah terdorongnya cairan inti bumi naik ke atas dan menjadi tenaga vulkanisme sehingga terjadilah gunung api. Deretan Gunung Api di Pulau Jawa berada sebelah utara perbukitan atau pegunungan akibat diatropisme. Deretan Gunung Merbabu, Merapi, dan Lawu merupakan bagian dari jalur gunung api tersebut. Gunung api yang masih aktif, seperti Gunung Merapi, menandakan bahwa tenaga tektonik masih bekerja dan desakan inti bumi bergerak melalui Gunung Merapi sebagaimana terjadinya aktivitas Gunung Merapi akhir-akhir ini. Untuk geseran lempeng akan menimbulkan tranformasi fault. Gempa bumi umumnya terjadi disepanjang tranformasi fault ini. Pada tahun 1968 ditetapkan bahwa litosfer terdiri atas enam lempeng utama yaitu lempeng Afrika, lempeng Amerika, lempeng Pasifik, lempeng Eurasia, lempeng India (lempeng Australia) dan lempeng Antartika. Lipatan terjadi oleh pergerakan perlahan dan kontinyu, berlawanan dengan pergerakan mendadak pada fault. Pada lipatan, bagian yang naik dinamakan antiklin sedangkan yang turun dinamakan sinklin. Tenaga endogen yang lebih cepat dapat menyebabkan lapisan kerak bumi yang kaku atau rapuh tidak dapat membentuk lipatan, melainkan terputus-putus membentuk patahan.
  • 12. Pembentukan suatu orogen pada umumnya disertai gerak patahan pengakatan jalur kerak bumi sehingga menjadi pegunungan dapat pula berlaku dengan sangat lambat sekali dan meliputi daerah yang sangat luas. Proses demikian kita kenal dengan nama Epirogenesis. Proses orogenesis berjalan relative lebih cepat dari preoses epirogenesis. Oleh proses efirogenesis dapat terbentuk pembumbungan kerak bumi yang berbentuk kubah. Setelah erosi berkerja maka struktur ini pun merupakan pegunungan dalam arti istilah geografi. Epirogenesis : pengakatan jalur permukaan kerak bumi yang meliputi daerah yang luas dan sangat lambat sekali. GAYA ENDOGEN DARI BENTUK KERAK BUMI Gaya Endogen Bentuk-bentuk Kerak bumi Epirogenesis Pembumbungan (kubah) dengan dislokasi yang lemah Tektogenesis Patahan Tektogenesis Patahan (di dalam bumi) Orogen patahan (di atas permukaan bumi) Tektogenesis Lipatan Tektogen lipatan (di dalam bumi) orogen lipatan (di atas permukaan bumi ) Daur geogologi : gejala pembentukan peguinungan yang merupakan suatu gerak lingkaran yang silih berganti. Daur itu meliputi :  Gliptogenesis  Litogenesis  Orogenesis
  • 13. Liptoenesis : Proses penghacuran suatu pegunungan material kemudian menjadi erasin denudasi dan lain-lain. Litogenesis : maerial diendapkan maka mulailah prose pembentukan batuan padat, kerikil misalnya direkatkan menjadi konglomera, pasir menjadi batu pasir sebagainya. Orogenesis : Proses dari sediment yang telah diperas kemudian terjadi pelipatan dan pengakutan, geogologi sejarah mengajarkan pada kita bahwa proses yang disebut diatas terjadi di daerah tertentu yang disebut geosinklin. Menurut Schuhert : geosinklin, 2 tipe utama : 1. Monogeosinklin / polygeosinklin : adalah lekuk yang terdapat di tepi kontinen dimana terdapat endapan neritik (endapan tak dalam) 2. Mesogeosinklin : terdapat antara 2 kontinen dengan endapan abysal (laut dalam). Dibeberapa geosinklin memang telah di temukan endapan radilarit yang bercirikan endapan laut dalam, misalnya dipergunungan Alphina ditimur dan lain- lain. Menurut Umbgrove da Van Es, mengangap bahwa selat madura adalah suatu geosinklin modern. Limbgrane dan Van Es : selat madura; geosinkli merupakan pembentukan pegunungan dan aktivitas magma. Menurut daur geologi biasanya dimulai dengan pembentukan geosinklin, dimana terjadi pengendapan sediment, pada waktu inilah terjadi aktivitas magma yang pertam yang disebut “Initiale Volkanismus” (vulkanisme pertam). Magma ini berada dalam bentuk intrusi yang batu basa – ultra basa, setelah intrusi batuan basa ini maka lapisan sediment-sedimen itu diperas, disesarkan dan dapat dilipat. Kemudian terjadi pengakutan bersamaan dengan membentuk batuan masam-intermedir umpamanya granit, granodiorit dan
  • 14. tonalit. Gejala demikian disebut yang disebut “symorogena plutomismy” plutomisma sinoregen. Batu-batuan ini berbentuk tolit yang besar. Misal Pluton Seera Nevada di Amerika Utara, pluton Ando di Amerika Selatan. Basalt di Indonesia masih granit sepanjang pegunungan Bukit Barisan masing-masing di pergunungan Shwarner dan lain-lain. Masif granit benkunat yang terdapat di sumatera selatan terbentuk pada waktu pelipatan myosin di daerah ini. Pada waktu aktivitas pembentukan pengunungan maka terjadi kembali aktivitas yang dikenal dengan nama “Subseguente Vulkanismus”. Hal ini dapat dilihat aktivitas vulkanik sepanjang zone mediteranian. Batu- batuan vulkanik yang dihasilkan pada umumnya andesit, dasit dan rioloit yang erat hubunganya dengan batuan rioloit yang erat hubunganya dengan batuan riolit dan granit. Pada akhir atau terjadi aktivitas magma terakhir oleh Stifle disebut “Fdinale Vulkanis penutup” hasilnya adalah basalt yang bisa kelua melalui patahan-patahan atau celah-celah dalam kerak bumi. Penggolongan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan menurut Cloos : 1. Pegunungan kelopak 2. Pegunungan lipatan 3. Pegunungan lipatan-patahan di lipatan besar 4. Pegunungan blark 5. Host dan graben  DAUR ATAU SIKLUS GEOLOGI Jadi fase litogenesa, fase Orogenesa, fase gliptogenesa adalah daur siklus geogologi. Siklus yang terus menerus berlangsung seperti mantai rantai, urutan
  • 15. peristiwa geogologi yang mempunyai hubungan dan dipandang secara global yang mempunyai persamaan di tempat-tempat terpisah : Fase litogenesa : fase pembentukan sediment. Fase orogenesa : terbentuk bentangan alam, gunung, samudera. Terjadi perubahan iklim ekstrim. Fase gliptoganesa : proses penghacuran oleh penghacuran batuan, bentang alam yang sudah tumbuh. Daur ini sudah terjadi 4 kali di dunia ini yaitu : 1. Daur Kaledonia 2. Daur Varisca 3. Daur Larami 4. Daur Alpina Tektonisme / tektogenetik / tektogenesa adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik horizontal (mendatar) maupun vertikal (tegak). Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak tektonisme / tektogenetik ada yang menyebut dengan istilah dislokasi. Berdasarkan kecepatan gerak lurus dan luas wilayah yang mempengaruhinya, tenaga tektonisme dibagi menjadi dua, yaitu ; gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. 1. Gerak Orogenetik Gerak orogenetik / orogenesa adalah gerak yang menimbulkan lipatan, patahan, dan retakan disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang besar dan
  • 16. relatif cepat serta meliputi daerah yang sempit serta berlangsung dalam waktu yang relative singkat. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan. 2. Gerak Epirogenetik Gerakan epirogenetik / epirogenesa ialah gerak yang dapat menimbulkan permukaan bumi seolah-olah turun naik, disebabkan karena gerakan dari dalam bumi yang lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik juga disebut gerak pembentuk kontinen atau benua. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi 2, yaitu ; A. Gerak Efirogenetik Positif Gerak epirogenetik positif adalah gerakan bumi turun dan seolah-olah permukaan air laut naik. Hal ini kelihatan sangat jelas di pantai. Contoh : Turunya pulau-pulau di kawasan Indonesia Bagian timur (kepulauan Maluku dan pulau-pulau Barat Daya sanpai ke pulau banda) dan pantai skandinavia. Turunya lembah sungai Hudson di Amerika, yang dapat dilihat jarak yang jauhnya lebih kurang 1.700 meter. Turunya lembah Sungai Kongo sampai 2.000 meter di bawah permukaan laut. B. Gerak Epirogenetik Negatif Gerak Epirogenetik Negatif ialah gerakan permukaan bumi naik seolah-olah permukaan air laut turun. Contoh : Naiknya pulau Timor dan Pulau Buton. Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika. http://seiyavirgo.blogspot.com/2012/08/tektonisme.html di download pada Minggu, 29 september 2013 pukul 20.48 wita.