Dokumen tersebut membahas tentang kepemimpinan, termasuk prinsip-prinsip kepemimpinan yang baik, penyimpangan kepemimpinan, serta tokoh-tokoh pemimpin Indonesia seperti Ki Hadjar Dewantara dan Soekarno. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pentingnya kepemimpinan berintegritas, partisipatif, dan berwawasan kebangsaan dalam membangun negara.
3. 3dadang-solihin.blogspot.com
Nama : Dr. Dadang Solihin, SE, MA
Tempat/Tgl Lahir : Bandung 6 November 1961
Pekerjaan : Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan
Daerah Bappenas
Alamat Kantor : Jl. Taman Suropati No. 2 Jakarta 10310
Telp/Fak Kantor : (021) 392 6248
HP : 0812 932 2202
Email : dadangsol@gmail.com
Website : dadang-solihin.blogspot.com
4. Materi
1. Pokok-Pokok Pikiran
Kepemimpinan
2. Latar Belakang
Kepemimpinan
3. Manfaat Kepemimpinan
4. Penyimpangan
Kepemimpinan yang
Ditemukan
5. Penutup
dadang-solihin.blogspot.com 4
6. Apa itu Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah
• Kemampuan individu untuk
mempengaruhi, memotivasi,
dan memungkinkan orang
lain untuk berkontribusi
terhadap efektivitas dan
keberhasilan sebuah
organisasi (House, 2004).
6dadang-solihin.blogspot.com
7. Peran Kepemimpinan
• Kepemimpinan memegang peran yang strategis dan menentukan
dalam menjalankan roda organisasi, menentukan kinerja suatu
lembaga dan bahkan menentukan mati hidup atau pasang surutnya
kehidupan suatu bangsa dan negara.
• Kepemimpinan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
dibuang atau diabaikan (sine qua non) dalam kehidupan suatu
organisasi atau suatu bangsa dalam mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
• Baik atau buruknya kondisi suatu organisasi, bangsa dan negara,
banyak ditentukan oleh kualitas pemimpinnya dan kepemimpinan
yang dijalankannya.
dadang-solihin.blogspot.com 7
8. Indeks Kepemimpinan
Nasional Indonesia (IKNI)
A. Indeks Moralitas dan Akuntabilitas Individual
1. Taqwa kepada Tuhan YME dan berwawasan Iimtaq dan Iptek;
2. Memiliki etika dan nilai-nilai personal yang jelas (tentang adil-tidak adil; baik-buruk; dan
sebagainya);
3. Memiliki kondisi kesehatan prima baik jasmaniah maupun rohaniah;
4. Memiliki nilai kejujuran dan integritas yang tinggi termasuk integritas dan kejujuran intelektual
yang selalu berusaha menyampaikan kebenaran dan bukan pembenaran;
5. Dapat dipercaya, memiliki kecakapan dan kemampuan serta berani secara terukur;
6. Memiliki tingkat kecerdasan yang memadai dan berpendidikan yang cukup, sehingga mampu dan
yakin untuk berpikir strategis dalam pengambilan keputusan;
7. Mampu menyampaikan pemikiran-pemikirannya secara jernih dan mampu memperdebatkannya
secara elegan dengan orang lain dan menghormati pendapat yang berbeda;
8. Kualitas penampilan yang menonjol dalam kampanye dan pidato;
9. Dapat memadukan secara serasi hard and soft power. Hard power bersifat koersif
(mengutamakan paksaan), ancaman terhadap perilaku orang dan soft power yang bersifat tidak
langsung dengan pendekatan budaya dan ideologis, dengan mendayagunakan daya tarik,
kooptasi dan komunikasi baik dalam kehidupan nasional maupun internasional;
10. Memiliki keluarga yang harmonis;
11. Selalu bersikap merendahkan diri dan santun.
dadang-solihin.blogspot.com 8
9. B. Indeks Moralitas dan Akuntabilitas Sosial
1. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi secara baik dengan lingkungan
sekitarnya, dalam rangka penyerapan aspirasi;
2. Dapat membangun simpati dan dapat diterima oleh masyarakat yang
dipimpinnya;
3. Selalu bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya;
4. Professional atas dasar ekspertis, rasa tanggung jawab sosial dan
kebersamaan atas dasar kode etik yang berlaku;
5. Dapat membangun solidaritas dan menumbuhkan harapan baru untuk
kemajuan yang lebih baik;
6. Memiliki semangat dan kemampuan untuk menciptakan kader;
7. Kehadirannya selalu lebih bersifat fungsional dari semata-mata simbolik;
8. Mampu menggali karakter kepemimpinan yang bersumber dari nilai-nilai
agama dan budaya atau kapital sosial bangsa Indonesia;
9. Kedudukannnya yang menonjol dalam survei akseptabilitas;
10.Tingkat dukungan lintas partai/golongan dalam rangka membangun
kualisi yang signifikan.
dadang-solihin.blogspot.com 9
10. C. Indeks Moralitas dan Akuntabilitas Institusional
1. Selalu taat pada konstitusi dan perundang-undangan yang berlaku;
2. Bersifat transparan, akuntabel, dan responsif;
3. Setia pada Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sesanti Bhinneka Tunggal Ika;
4. Konsisten terhadap cita-cita dan tujuan nasional yang berwawasan nusantara, dan sadar
terhadap konsep ketahanan nasional, atas dasar pemikiran yang sistemik dan
komprehensif-integral;
5. Selalu peduli dan menghormati nilai-nilai dasar demokrasi;
6. Tidak berpikir dan bertindak feodalistik (hubungan patron-klien dengan rakyat);
7. Selalu sadar terhadap dinamika politik bangsa serta menjunjung tinggi supremasi hukum
dan HAM (termasuk kesetaraan gender);
8. Imaginative dan visioner dengan konsep dan pemikiran baru.
9. Mampu meningkatkan kinerja dalam kondisi krisis dan kritis dengan keputusan yang tegas
dan tepat waktu serta konsisten;
10. Rekam jejak yang positif pada jabatan politik sebelumnya;
11. Mampu mengembangkan keunggulan pribadi untuk melakukan terobosan atau kemampuan
untuk melakukan sesuatu yang tidak terduga dalam kondisi krisis dan kritis;
12. Mampu berpikir transformasional dengan visi yang jelas;
13. Mampu memberikan inspirasi, stimulasi, dan selalu membangun serta mengarahkan
subsistem kepemimpinan yang mendukungnya.
dadang-solihin.blogspot.com 10
11. D. Indeks Moralitas dan Akuntabilitas Global
1. Memiliki wawasan regional dan global dengan semangat membangun
kepemimpinan bersama;
2. Selalu menjaga semangat kemitraan dengan menghormati keragaman
budaya;
3. Pemahaman dan konsistensi wawasannya dalam politik luar negeri
yang bebas aktif;
4. Memiliki karakter negarawan yang karya dan kepribadiannya dihormati
oleh negara lain;
5. Mampu meningkatkan kedudukan Indonesia di mata internasional
dengan tidak mengorbankan jatidiri nasional dalam menghadapi proses
globalisasi;
6. Memiliki kesadaran terhadap bahaya keamanan yang komprehensif,
baik bahaya tradisional yang membahayakan negara maupun bahaya
non-tradisional yang membahayakan umat manusia.
dadang-solihin.blogspot.com 11
13. Ajaran Hasta Brata
R. Ng.Ronggowarsito
1. Surya, sifat matahari yang tak
terburu-buru, rendah hati,
sabar, berhati-hati.
2. Candra, sifat bulan yang dapat
membuat gembira, manis
senyum, halus budi.
3. Kartika, sifat bintang yang
tegas, tak mudah tergoda,
percaya diri, terus terang.
4. Mega mendung, sifat awan
yang adil, dalam menerapkan
kekuasaan, prinsip reward and
punishment.
5. Samirana, sifat angin yang meneliti,
memperhatikan perilaku manusia,
tanpa batas, tanpa pamrih.
6. Samudra, sifat laut atau air yang
pemaaf, tak mudah tersinggung,
membuat orang senang.
7. Api, mempunyai prinsip, bertindak
tegas tanpa pandang bulu, cepat dan
tepat dalam mengambil keputusan
dan adil.
8. Bantala, sifat bumi yang dermawan,
senang memberi hadiah, rela
berkorban termasuk mengorbankan
dirinya sendiri.
dadang-solihin.blogspot.com 13
15. 1. Ing Ngarso Sung Tulodo, di
depan memberi contoh
2. Ing Madyo Mangun Karso,
di tengah memberikan
memotivasi.
3. Tut Wuri Handayani, di
belakang memberi
dorongan/ support
dadang-solihin.blogspot.com 15
Ki Hadjar Dewantara
16. 1. Memiliki integritas (integrity);
2. Bersikap asah, asuh, asih kepada orang lain (nurtures other people);
3. Memiliki kepercayaan pada orang lain (faith in people);
4. Mendengarkan orang lain (listens to people);
5. Memahami orang lain (understands people);
6. Membesarkan orang lain (enlarges people);
7. Menjadi pedoman bagi orang lain (navigates other people);
8. Berhubungan atau berkomunikasi dengan orang lain (connects with
people);
9. Memberikan kekuatan kepada orang lain (empowers people); dan
10. Melahirkan orang-orang berpengaruh lainnya (reproduces other
influencers).
dadang-solihin.blogspot.com 16
Maxwell (1997)
18. Kepemimpinan Berkualitas
• Kepemimpinan erat kaitannya dengan kualitas SDM yang dimiliki
oleh bangsa ini, yaitu:
– Pemimpin yang kuat di berbagai sektor kehidupan masyarakat,
– Pemimpin yang berwawasan kebangsaaan dalam menghadapi
permasalahan bangsa yang demikian kompleks.
• Kepemimpinan yang berkualitas merupakan kunci utama
keberhasilan suatu organisasi, kelompok, atau negara dalam
praktek implementasi kebijakan menuju cita- cita bersama.
• Dalam era reformasi saat ini, pemimpin kenegaraan, kebangsaan
dan kemasyarakatan Indonesia masih sangat dibutuhkan, melalui
pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dasar negara, yaitu
Pancasila yang bersifat integratif.
dadang-solihin.blogspot.com 18
19. Kepemimpinan Integratif dan Negarawan
• Kriteria pokok kepemimpinan nasional integratif:
1. Terciptanya interaksi atau keterpaduan yang harmonis antara
pemimpin dengan yang dipimpin.
2. Memiliki ciri, sifat, prinsip, teknik, azas serta gaya dan jenis
kepemimpinan yang handal.
3. Mempunyai strategi kepemimpinan nasional yang tepat, sesuai
situasi dan kondisi, serta kurun waktu yang dihadapi.
• Pemimpin dan kepemimpinan yang tanggap terhadap perubahan
harus memiliki pola pikir, pola sikap dan pola tindak sebagai
negarawan. Makna dari negarawan adalah seorang pemimpin yang
diharapkan mampu mengubah kondisi saat ini melalui proses untuk
menciptakan kondisi yang diharapkan dalam rangka mencapai
tujuan nasional dan mewujudkan cita-cita nasional.
dadang-solihin.blogspot.com 19
20. Reputasi Seorang Pemimpin
• Pemimpin akan dapat melaksanakan
fungsi kepemimpinannya dengan
efektif, apabila ia diterima, dipercaya,
didukung serta dapat diandalkan.
• Seorang pemimpin harus memiliki
reputasi yang baik, menunjukkan
kinerja yang diakui, terutama dalam
mengantisipasi tantangan-tantangan
di depan dan keberhasilannya
mengatasi masalah-masalah yang
kritikal dan membawa kemajuan-
kemajuan yang dirasakan langsung
oleh masyarakat.
dadang-solihin.blogspot.com 20
22. • MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup.
• Penyimpangan ideologis, konsepsi Pancasila berubah menjadi
NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis).
• Diselewengkannya politik luar negeri yang bebas aktif menjadi politik
poros-porosan, yang mengakibatkan indonesia keluar dari PBB.
• DPR hasil Pemilu 1955 dibubarkan presiden.
• Hak budget DPR tidak berjalan lagi setelah tahun 1960.
• Maraknya korupsi, kolusi, nepotisme.
• Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya
kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian
disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke
pusat.
dadang-solihin.blogspot.com 22
Era Orla
23. • Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena
kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
• Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang
tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
• Pelanggaran HAM terutama kepada masyarakat non pribumi.
• Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
• Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan
majalah yang dibredel
• Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/
presiden selanjutnya)
• Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit
Asal Bapak Senang.
dadang-solihin.blogspot.com 23
Era Orla
24. • Terjadi pemusatan kekuasaan di tangan Presiden, sehingga
pemerintahan dijalankan secara otoriter.
• Berbagai lembaga kenegaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
hanya melayani keinginan pemerintah (Presiden).
• Pemilu dilaksanakan secara tidak demokratis; pemilu hanya menjadi
sarana untuk mengukuhkan kekuasaanPresiden, sehingga presiden
terus menerus dipilih kembali.
• Terjadi Korupsi Kolusi Nepotisme (KKN) yang luar biasa parahnya
sehingga merusak segala aspek kehidupan, dan berakibat pada
terjadinya krisis multi dimensi.
• Pembatasan hak-hak politik rakyat, seperti hak berserikat, berkumpul
dan berpendapat.
• Pemerintah campur tangan terhadap kekuasaan kehakiman, sehingga
kekuasaan kehakiman tidak mandiri.
dadang-solihin.blogspot.com 24
Era Orba
26. Penutup
• Karakter pemimpin di masa datang diharapkanmerupakan
perpaduan antara karakter seorang manajer, pemimpin,dan
negarawan (Manager, Leader dan Statesman) dan memiliki
"wisdom of a statesman, quality of a commander, courage of
ahero,and endurance of a martyr".
• Pemimpin di suatu masa yang penuh tantangan dan turbulensi
sosial, sepanjang dapat dibenarkan secara yuridis, tidak harus
merupakan pribadi yang sama sekali baru, namun yang penting
harus selalu diwamai oleh semangat baru, yang dapat menjaga
momentum optimisme bangsa dalam rangka pencapaian cita-cita
dan tujuan nasional.
dadang-solihin.blogspot.com 26