2. Christian Y. Lokas
I Wayan Suartono
Ferdianto Djumati
Nova Dwi Kartika
Stella Dindahati
Framuda S. W. Lendesumole
Silfana D. Tambansili
Ratni Eta Rapi
Ridik Mamentiwalo
Devita Loho
Jolan Taawoeda
Indriyanti Kobandaha
3. Pengertian Karakter
Istilah karakter dihubungkan dan dipertukarkan
dengan istilah etika, ahlak, dan atau nilai dan
berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif,
bukan netral. Sedangkan Karakter menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan
seseorang dari yang lain. Dengan demikian karakter
adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpateri dalam
diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Karakter
secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah
hati, olah rasa dan karsa, serta olahraga seseorang atau
sekelompok orang.
4. Karakter juga sering diasosiasikan dengan istilah apa yang
disebut dengan tempramen yang lebih memberi penekanan
pada definisi psikososial yang dihubungkan dengan pendidikan
dan konteks lingkungan.
Sedangkan karakter dilihat dari sudut pandang behaviorial lebih
menekankan pada unsur somatopsikis yang dimiliki seseorang
sejak lahir.
Dapat dikatakan bahwa proses perkembangan karakter pada
seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor yang khas yang ada
pada orang yang bersangkutan yang juga disebut faktor bawaan
(nature) dan lingkungan (nurture) dimana orang yang
bersangkutan tumbuh dan berkembang. Faktor bawaan boleh
dikatakan berada di luar jangkauan masyarakat dan individu
untuk mempengaruhinya. Sedangkan faktor lingkungan
merupakan faktor yang berada pada jangkauan masyarakat dan
individu.
5. Definisi Pendidikan Karakter
Istilah pendidikan karakter adalah istilah yang digunakan
untuk menggambarkan pembelajaran kepada siswa dengan
mengembangkan beragam perilaku seperti moral, sopan
santun, berperilaku baik, sehat, kritis, sukses, sesuai dan /
atau diterima secara makhluk-sosial.
Menurut Thomas Lickone, pendidikan karakter adalah
pendidikan untuk membentuk kepribadian melalui
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam
tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik,
jujur bertanggung jawab, menghormati hak orang lain,
kerja keras, dan sebagainya (Thomas Lickona, 1991)
6. Schwartz (2005) mengemukakan bahwa pendidikan
karakter sering digunakan untuk merujuk bagaimana
seseorang menjadi “baik” yaitu orang yang
menunjukkan kualitas pribadi yang sesuai dengan
yang diinginkan masyarakat. Berdasarkan tujuan
pendidikan bahwa pendidikan menjadikan warga
Negara memiliki karakter yang baik dan
mengembangkan kualitas pribadi
7. Fungsi Pendidikan Karakter
Mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik.
2. Memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultur .
3. Meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif
dalam pergaulan dunia.
1.
8.
9. Presiden SBY mencanangkan 5 dasar yang menjadi tujuan
Gerakan Nasional Pendidikan Karakter, yaitu:
1. Manusia Indonesia harus bermoral, akhlak mulia dan
berperilaku yang baik
2. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan
rasional.
3. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang inovatif, bergerak
maju dan mau bekerja keras.
4. Membangun semangat harus bisa
5. Menjadi patriot sejati yang mencitai bangsa, Negara, dan
tanah air Indonesia
10. Manfaat Pendidikan Karakter
1. Dalam Lingkungan Keluarga.
a.
Anak akan menjadi Pribadi yang hormat dan patuh kepada kedua orang tua atau Berbakti kepada
kedua Orang Tua.
b.
Membentuk pribadi yang bertanggung jawab kepada anggota keluarga (bagi kepala keluarga).
2. Dalam Lingkup Sosial (masyarakat)
a.
Anak akan memiliki hubungan yang baik antar Tetangga, Tenggang Rasa atau Tepo Sliro
b.
Anak akan memiliki Jiwa sosial yang baik, Ringan tangan atau suka memberikan bantuan kepada
warga yang kekurangan.
c.
Anak akan Percaya diri untuk Tampil aktif dalam Organisasi kemasyrakatan.
3. Dalam Lingkungan Pemerintahan (Pengabdian kepada Negara)
a.
Jika Bekerja sebagai pegawai Negeri di harapkan menjadi pagawai yang Amanah, tidak
menyeleweng jabatan terlebih lagi melakukan KORUPSI.
b.
Jika dipercaya Oleh rakyat, Seperti anggota DPR/MPR akan memperjuangkan kepentingan rakyat,
bukannya memperjuangkan kepentingan pribadi. seperti potret bangsa kita saat ini bayak anggota
Dewan yang terlibat kasus suap dan Penggelapan Dana.
c.
Dipercaya Jadi Pemimpin Diharapkan menjadi pemimpin yang adil, memperjuangkan hak hak
rakyat kecil. Dan yang paling penting menjadi pemimpin yang bisa menegakkan keadilan di
Negeri ini.
11. Pendidikan Karakter Bangsa
Pendidik budaya dan karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai
Pancasila pada diri peserta didik melalui Pendidikan hati, otak, dan
fisik.Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi peserta didik.Pendidikan adalah suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi muda bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa
depan
pendidikan merupakan proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi
generasi muda dan juga proses pengembangan budaya karakter bangsa untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang.
Berdasarkan pengertian budaya, karakter bangsa,dan pendidikan yang telah
dikemukakan diatas maka pendidikan budaya dan karakter bangsa dimaknai
sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa pada diri peserta didik sehingga memiliki nilai dan karakter sebagai
karakter diri, yang menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya,
sebagai anggota masyarakat, dan warga Negara yang religius, nasionalis,
produktif dan kreatif
12. Nilai-nilai Pembentuk Karakter
18 nilai yang telah teridentifikasi yang bersumber dari
agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, yaitu:
(1) Religius,
(10) Semangat Kebangsaan,
(2) Jujur,
(11) Cinta Tanah Air,
(3) Toleransi,
(12) Menghargai Prestasi,
(4) Disiplin,
(13) Bersahabat/Komunikatif,
(5) Kerja keras,
(14) Cinta Damai,
(6) Kreatif,
(15) Gemar Membaca,
(7) Mandiri,
(16) Peduli Lingkungan,
8) Demokratis,
(17) Peduli Sosial, &
(9) Rasa Ingin Tahu,
(18) Tanggung Jawab
(Puskur. Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10).
13. Faktor Pendidikan Karakter
Faktor lingkungan dalam konteks pendidikan
karakter memiliki peran yang sangat peting karena
perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil dari
proses pendidikan karakter sangat ditentunkan oleh
faktor lingkungan ini. Dengan kata lain pembentukan
dan rekayasa lingkungan yang mencakup diantaranya
lingkungan fisik dan budaya sekolah, manajemen
sekolah, kurikulum, pendidik, dan metode mengajar
14. Enam Pilar Pendidikan Berkarakter
1. Trustworthiness (Kepercayaan)
Jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal –
melakukan apa yang anda katakan anda akan melakukannya, minta
keberanian untuk melakukan hal yang benar, bangun reputasi yang
baik, patuh – berdiri dengan keluarga, teman dan negara.
2. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, gunakan sopan santun, bukan
bahasa yang buruk, pertimbangkan perasaan orang lain, jangan
mengancam, memukul atau menyakiti orang lain, damailah dengan
kemarahan, hinaan dan perselisihan.
3. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu lakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin, berpikirlah
sebelum bertindak – mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung
jawab atas pilihan anda.
15. 4. Fairness (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikiran
terbuka; mendengarkan orang lain, jangan mengambil
keuntungan dari orang lain, jangan menyalahkan orang lain
sembarangan.
5. Caring (Peduli)
Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan anda peduli,
ungkapkan rasa syukur, maafkan orang lain, membantu orang
yang membutuhkan.
6. Citizenship (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja
sama, melibatkan diri dalam urusan masyarakat, menjadi
tetangga yang baik, mentaati hukum dan aturan, menghormati
otoritas, melindungi lingkungan hidup.
16. Peran Guru Dalam Pendidikan
Karakter
Guru adalah pendidik yang mempunyai tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik atau siswa. Dalam
konteks pencapaian tujuan pendidikan karakter, Guru
menjadi ujung tombak keberhasilan tersebut.
Guru, sebagai sosok yang digugu dan ditiru, mempunyai
peran penting dalam aplikasi pendidikan karakter di
sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai seorang pendidik,
guru menjadi sosok figur dalam pandangan anak, guru
akan menjadi patokan bagi sikap anak didik. Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional diamanatkan
bahwa seorang guru harus memiliki kompetensi
kepribadian yang baik
17. Dalam konteks pendidikan karakter, pendidikan dilaksanakan
untuk mendidik siswa menjadi manusia ihsan, yang berbuat
baik dengan tindakan yang baik berdasarkan ketaqwaan kepada
Tuhan semata
Konsep keteladanan dalam pendidikan sangat penting dan bisa
berpengaruh terhadap proses pendidikan, khususnya dalam
membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak
Untuk itu, guru harus terlebih dahulu mengenal siswa secara
pribadi. Hal ini bisa ditempuh dengan cara, pertama, guru harus
mengenali dan memperhatikan pengertian-pengertian yang
dibawa siswa pada awal proses pembelajaran. Kedua, guru harus
mengetahui kemampuan, pendapat, dan pengalaman siswa.
Ketiga, pengenalan dan pemahaman konteks nyata para siswa
sebagai dasar dalam merumuskan tujuan, sasaran, metode, dan
sarana pembelajaran
18. Guru harus diposisikan atau memposisikan diri pada
hakekat yang sebenarnya, yaitu sebagai pengajar dan
pendidik, yang berarti disamping mentransfer ilmu
pengetahuan, juga mendidik dan mengembangkan
kepribadian peserta didik melalui intraksi yang
dilakukannya di kelas dan luar kelas.
Guru hendaknya diberikan hak penuh (hak mutlak) dalam
melakukan penilaian (evaluasi) proses pembelajaran,
karena dalam masalah kepribadian atau karakter peserta
didik, guru merupakan pihak yang paling mengetahui
tentang kondisi dan perkembangannya.
19. Peran Guru di Sekolah
Di sekolah, Pendidikan karakter dikaitkan dengan manajemen sekolah.
Kepala sekolah dan guru memegang peranan penting dalam
merancang, merencanakan, melaksanakan, dan mengontrol kegiatan
di sekolah. Situasi ini bisa dijadikan sebagai potensi untuk bisa
merancang tujuan pendidikan jangka panjang di sekolah tersebut
Pendidikan karakter dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah
dengan harapan mampu membentuk karakter ideal dalam diri siswa.
Namun, sekolah harus menyadari bahwa idealism tersebut akan
terhalang oleh sifat bawaan seseorang maupun lingkungan mereka.
Berdasarkan prinsip dasar pendidikan karakter, siswa adalah manusia
atau makhluk yang dipengaruhi oleh sumber kebenaran dari dalam
diri (intern) dan dorongan dari luar yang mempengaruhinya (Q-anees,
2009
Tahap awalnya dimulai dari proses penyusunan kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Disinilah peran guru diperlukan. Kepala sekolah
dan guru harus mampu menentukan visi dan misi sekolah yang
diarahkan untuk membentuk manusia yang utuh
20. Penerapan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter seharusnya sudah mulai
diterapkan pada anak usia dini karena pada masa usia
inilah akan terbentuk kemampuan dan potensi untuk
pengembangan diri dimasa yang akan datang.
Lingkungan keluarga merupakan penentu
pengembangan diri melalui pendidikan karakter
disamping lingkungan sekolah dan masyarakat.
21. Berdasarkan pendapat Zuhdiar (2010), penerapan
pendidikan karakter bagi siswa di sekolah bisa dilakukan
melalui berbagai cara, dan disesuaikan dengan kondisi dan
lingkungan di sekolah yang bersangkutan. Penerapan
pendidikan carakter di sekolah harus disesuaikan dengan
KTSP mengingat setiap sekolah memiliki karakteristik dan
potensi yang berbeda. Setiap sekolah, kata dia, pasti
memiliki keunggulan dan potensi yang bisa dikembangkan
sesuai dengan komitmen untuk menanamkan pendidikan
karakter bagi para siswa, terutama di lingkungan sekolah.
Ia mencontohkan ada sekolah yang mengandalkan sistem
penanaman pendidikan karakter terhadap siswa dengan
mengutamakan nilai kejujuran.
22. Pentingnya Pendidikan Karakter
Perkembangan pendidikan karakter tidak hanya dilakukan
di sekolah. Pengembangan karakter dapat
ditumbuhkembangkan dimana saja siswa berada.
Pendidikan karakter harus dikembangkan dengan
keteladanan dari orang dewasa, baik di sekolah, dirumah
ataupun ditengah lingkungan masyarakat
Tujuan pendidikan Indonesia adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan
tujuan tersebut maka pendidikan karakter sangat penting
untuk diberikan kepada setiap individu.
23. Pendidikan Karakter Usia Dini
Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak usia
dini. Usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukkan
karakter seseorang. Banyak pakar mengatakan bahwa kegagalan
penanaman karakter pada seseorang sejak usia dini, akan
membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya. Selain
itu, menanamkan moral kepada generasi muda adalah usaha
yang strategis
Pendidikan moral pada usia dini harus dilakukan sejak anak
dilahirkan, apabila masa usia 2 tahun pertama anak sudah
mendapatkan cinta, maka sangat mudah anak tersebut dibentuk
menjadi manusia yang berakhlak mulia. Menurut hasil
penelitian, anak-anak usia 2 tahun sudah dapat diajarkan nilainilai moral, bahkan mereka sudah dapat mempunyai perasaan
empati terhadap kesulitan atau penderitaan orang lain.
24. Pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah dapat
memberikan arahan mengenai konsep baik dan buruk
sesuai dengan tahap perkembangan umur anak.
Mengingat pentingnya pembentukan karakter sedini
mungkin, maka hendaknya setiap sekolah, terutama
sekolah taman kanak-kanak dapat menerapkan
pendidikan karakter di sekolahnya.
25. Media Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter akan berhasil bila disertai dengan
media pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak
berusia dini. Pendidikan karakter menjadi tanggungjawab
semua elemen pendidikan mulai dari dosen, guru,
orangtua, dan sistem pendidikan. Kembali ke media
pembelajaran, terdapat beberapa media yang dapat
diterapkan untuk pendidikan karakter.
Cerita bergambar, Mewarnai gambar, Dongeng, Musik dan
drama dapat menjadi media dalam pendidikan karakter
anak usia dini.
Pemilihan media disesuaikan dengan kondisi anak usia
dini. Diperlukan kepekaan pendidik untuk memilih media
tersebut.
26.
Dengan pendidikan karakter diharapkan lahir manusia
Indonesia yang ideal seperti yang dirumuskan dalam UU No 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU Sisdiknas
tersebut menyatakan bahwa fungsi pendidikan Indonesia adalah
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sedangkan tujuan pendidikan Indonesia adalah berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan karakter akan berhasil bila disertai dengan media
pembelajaran yang tepat dan diberikan sejak anak berusia dini.