SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
PENGERTIAN KORUPSI
 Korupsi  berasal dari bahasa Latin
  (corruption=penyuapan;dari corrumpere=merusak)
 Secara harfiah, korupsi berarti kebusukan,
  keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap,
  tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian
 Korupsi merupakan perbuatan yang dilakukan oleh
  seseorang dan atau bersama-sama beberapa orang
  secara professional yang berkaitan dengan
  kewenangan atau jabatan dalam suatu birokrasi
  pemerintahan dan dapat merugikan departemen atau
  instansi terkait.
2 UNSUR PERBUATAN DINYATAKAN
 SEBAGAI TINDAKAN KORUPSI
1.   Setiap perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
     kepentingan diri sendiri, keluarga, golongan, atau
     suatu badan, yang langsung atau tidak langsung
     menyebabkam kerugian bagi keuangan atau
     perekonomian Negara, seperti praktik kolusi.
2.   Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang
     pejabat yang menerima gaji dari keuangan Negara
     atau daerah atau suatu badan yang menerima
     bantuan dari keuangan Negara atau daerah yang
     dengan menggunakan kekuasaan yang diamanatkan
     padanya oleh karena jabatannya, baik langsung
     maupun tidak langsung membawa keuntungan atau
     materil baginya
DALIL KORUPSI
 “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta
  sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang
  batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
  kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian
  dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan
  berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-
  Baqarah: 188)
 sabda Nabi Muhammad saw :

  “Mencari rezeki yang halal adalah wajib setelah
  kewajiban yang lain.” (HR. Thabrani)
  “Allah melaknat orang yang menyuap berikut orang yang
  menerima suap dan broker suap yang menjadi
  penghubung antara keduanya.” (HR. Imam Ahmad)
7 TIPOLOGI KORUPSI
Syed Hussein Alatas dalam Corruption Its
Nature, Causes and Functions membedakan
tujuh tipologi korupsi yang berkembang selama
ini:
1)   Transactive corruption, yakni korupsi yang
     menunjukkan adanya kesepakatan timbal-balik
     antara pihak penyuap dan penerima suap demi
     keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif
     diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua-
     duanya.
2)   Extortive corruption (korupsi yang memeras), yakni
     pihak pemberi dipaksa untuk menyuap agar
     mencegah kerugian yang sedang mengancam
     dirinya, kepentingannya, dan hal-hal yang
     dihargainya.
3) Investive  corruption, yakni korupsi dalam
   bentuk pemberian barang atau jasa tanpa ada
   pertalian langsung dengan keuntungan tertentu,
   selain keuntungan yang dibanyangkan akan
   diperoleh di masa yang akan datang.
4) Supportive corruption, korupsi yang secara
   tidak langsung menyangkut uang atau imbalan
   langsung dalam bentuk lain untuk melindungi
   dan memperkuat korupsi yang sudah ada.
5) Nepostistic corruption, yakni korupsi yang
   menunjukkan tidak sahnya teman atau sanak
   famili untuk memegang jabatan dalam
   pemerintahan atau perilaku yang memberi
   tindakan yang mengutamakan dalam bentuk
   uang atau lainnya kepada teman atau sanak
   famili secara bertentangan dengan norma dan
   aturan yang berlaku.
6) Defensive corruption, yakni perilaku korban
   korupsi dengan pemerasan untuk
   mempertahankan diri. George L. Yaney
   menjelaskan bahwa pada abad 18 dan 19,
   para petani Rusia menyuap para pejabat
   untuk melindungi kepentingan mereka. Tipe
   ini bukan pelaku korupsi, karena perbuatan
   orang yang diperas bukanlah korupsi. Hanya
   perbuatan pelaku yang memeras sajalah
   yang disebut korupsi.
7) Autogenic corruption adalah korupsi yang
   tidak melibatkan orang lain dan pelakunya
   hanya seorang diri.
Hukum perbuatan korupsi menurut pendapat
ulama fiqh adalah haram, karena
bertentangan dengan prinsip Maqashidusy
Syari’ah.

Keharaman tersebut ditinjau dari beberapa
segi, diantaranya:
1) perbuatan korupsi merupakan perbuatan
   curang dan penipuan yang berpotensi
   merugikan keuangan Negara dan
   kepentingan publik (masyarakat) yang
   dikecam oleh Allah SWT.
2) perbuatan korupsi berupa penyalahgunaan
   kekuasaan dan wewenang untuk
   memperkaya diri sendiri maupun orang
   lain merupakan pengkhianatan terhadap
   amanat dan sumpah jabatan.
3) perbuatan korupsi untuk memperkaya diri
  dan orang lain dari harta Negara adalah
  perbuatan zalim, karena kekayaan Negara
  adalah harta publik yang berasal dari jerih
  payah masyarakat termasuk kaum miskin dan
  rakyat kecil.
4) termasuk kategori korupsi adalah tindak
  kolusi dengan memberikan fasilitas Negara
  kepada seseorang yang tidak berhak karena
  deal-deal tertentu, seperti menerima suap
  (pemberian) dari pihak yang diuntungkannya
  tersebut.
HUKUM PEMANFAATAN HARTA KORUPSI

 ulama fiqih sepakat memanfaatkan harta yang diperoleh
  secara illegal, tidak sah dan haram adalah haram, juga
  sebab pada prinsipnya harta tersebut bukan hak miliknya
  yang sah sehingga tidak berhak untuk menggunakannya
  meskipun di jalan kebaikan
 Pendapat dan ketentuan ini juga didukung oleh Imam
  Ahmad bin Hanbal dan harta tersebut harus
  dikembalikan kepada kepemilikan publik atau Negara.
 Mazhab Syafi’I, mazhab Maliki, mazhab Hanafi
  mengatakan bahwa shalat dengan menggunakan kain
  yang diperoleh dengan cara yang batil (menipu atau
  korupsi) adalah sah selama dilaksanakan sesuai dengan
  syarat dan rukun yang ditetapkan.
   menurut Imam Ahmad bin Hanbal, shalat dengan
    menggunakan kain hasil korupsi tidak sah, karena
    menutup aurat dengan bahan suci adalah salah satu
    syarat sah shalat dan haji yang dilakukan dengan
    uang hasil korupsi tidak sah.
HUKUM PIDANA KORUPSI

 Tindak  pidana korupsi termasuk
  dalam kategori tindak pidana takzir
 penentuan hukum takzir korupsi, baik
  jenis, bentuk dan beratnya
  dipercayakan kepada hakim yang
  tetap mengacu kepada maqashidusy
  syariah
SEBAB TERJADINYA KORUPSI
 Kondisi sosial ekonomi masih rawan, sehingga orang
  melakukan korpsi dengan motif mempertahankan
  hidupnya. Tetapi lama kelamaan motif ini bergeser
  menjadi motif ingin memperoleh kemewahan hidup.
 Kelemahan mekanisme organisasi dan karena tidak
  dilaksanakannya fungsi pengawasan secara wajar. Hal
  ini menurut Baharuddin Lopa akan mendorong
  seseorang yang tidak kuat imannya akan melakukan
  korupsi.
 Penegakan hukum yang tidak konsisten atau penegkan
  hukum yang masih lemah
 Gagalnya pendidikan agama dan etika
AKIBAT KORUPSI
 Pelaku korupsi akan dibelenggu, atau ia akan membawa
  hasil korupsinya pada hari Kiamat.
 Perbuatan korupsi menjadi penyebab kehinaan dan
  siksa api neraka pada hari Kiamat.
 bagi orang yang mati dalam keadaan membawa harta
  korupsi, ia tidak mendapat jaminan atau terhalang
  masuk surga.
 Alloh tidak menerima shadaqah seseorang dari harta
  korupsi
 Harta hasil korupsi adalah haram, sehingga ia menjadi
  salah satu penyebab yang dapat menghalangi
  terkabulnya do’a
UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI

   Preventif.
     Membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai
       baik di instansi pemerintah maupun swasta tentang
       pemisahan yang jelas dan tajam antara milik pribadi dan
       milik perusahaan.
     Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat
       dan pegawai negeri sesuai dengan kemajuan ekonomi dan
       kemajuan swasta, agar pejabat dan pegawai saling
       menegakan wibawa dan integritas jabatannya dan tidak
       terbawa oleh godaan.
     Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut
       kehormatan diri setiap jabatan dan pekerjaan. Kebijakan
       pejabat dan pegawai bukanlah bahwa mereka kaya dan
       melimpah, akan tetapi mereka terhormat karena jasa
       pelayanannya kepada masyarakat dan negara.
 Bahwa    teladan dan pelaku pimpinan dan atasan
  lebih efektif dalam memasyarakatkan
  pandangan, penilaian dan kebijakan.
 Menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan
  politik yang terbuka untuk kontrol, koreksi dan
  peringatan, sebab wewenang dan kekuasaan itu
  cenderung disalahgunakan.
 Hal yang tidak kalah pentingnya adalah
  bagaimana menumbuhkan “sense of
  belongingness” dikalangan pejabat dan
  pegawai, sehingga mereka merasa perusahaan
  tersebut adalah milik sendiri dan tidak perlu
  korupsi, dan selalu berusaha berbuat yang
  terbaik.
 Represif.
     Perlu penanyangan wajah koruptor di
      layar tv
     Herregistrasi (pencatatan ulang)
      terhadap kekayaan pejabat.
SEKIAN….TERIMA KASIH….

More Related Content

What's hot

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaEry Arifullah
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihMusanif Efendi
 
Dampak masif korupsi
Dampak masif korupsiDampak masif korupsi
Dampak masif korupsiIdham Syam
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaranatal kristiono
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi Marlinda
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPyaumilannisa
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara Berkembang
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara BerkembangPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara Berkembang
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara BerkembangDadang Solihin
 
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannya
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannyaPKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannya
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannyaIdris Miaus
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahfuji kurniawan
 
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiClean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiDadang Solihin
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsinatal kristiono
 
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiKorupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiSetyo Susilo
 
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsicontoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsiMAHMUN SYARIF
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiRizky Erliyandi
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 

What's hot (20)

Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannyaAkar masalah korupsi dan pemberantasannya
Akar masalah korupsi dan pemberantasannya
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Anti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putihAnti korupsi hitam putih
Anti korupsi hitam putih
 
Dampak masif korupsi
Dampak masif korupsiDampak masif korupsi
Dampak masif korupsi
 
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negaraBab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
Bab 7 pemberantasan korupsi di berbagai negara
 
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia  revisi
Makalah upaya pemberantasan korupsi di indonesia revisi
 
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTPLaporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
Laporan Ilmiah Kasus Korupsi E-KTP
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Pendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsiPendidikan anti korupsi
Pendidikan anti korupsi
 
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara Berkembang
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara BerkembangPenerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara Berkembang
Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance di Negara-negara Berkembang
 
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannya
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannyaPKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannya
PKN kasus korupsi dan upaya pemberantasannya
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerahPaper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
Paper dampak positif dan negatif dari otonomi daerah
 
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan ImplementasiClean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
Clean Government dan Good Governance Policy, Konsep, dan Implementasi
 
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsiBab 4 faktor faktor penyebab korupsi
Bab 4 faktor faktor penyebab korupsi
 
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsiKorupsi dan pendidikan anti korupsi
Korupsi dan pendidikan anti korupsi
 
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsicontoh upaya upaya pemberantasan korupsi
contoh upaya upaya pemberantasan korupsi
 
Institusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - SosiologiInstitusi sosial - Sosiologi
Institusi sosial - Sosiologi
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 

Similar to Korupsi

Rasuah mib assignment. essay
Rasuah mib assignment. essayRasuah mib assignment. essay
Rasuah mib assignment. essayzeref17
 
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxPEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxdampitv
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRZaitun Hakimiah NS
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiErhaSyam
 
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsialphaniphajar
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamNovaaaRukmana
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaSiti Nurjannah
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...Rachmad Hidayat
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudaSalma Van Licht
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasnetieli
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxwallzui321
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41fahmialzie
 
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisCiri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisSatrio Arismunandar
 
Presentation pkn. kelompok dinda
Presentation pkn. kelompok dindaPresentation pkn. kelompok dinda
Presentation pkn. kelompok dindakawidian_putri
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...yusuf Arrasyid
 

Similar to Korupsi (20)

Rasuah mib assignment. essay
Rasuah mib assignment. essayRasuah mib assignment. essay
Rasuah mib assignment. essay
 
Rasuah
RasuahRasuah
Rasuah
 
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptxPEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
PEN PENANG KORUPSI ke-1 _ 26 Maret 2022.pptx
 
Bab i,234
Bab i,234Bab i,234
Bab i,234
 
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIRKORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
KORUPTOR YANG KEHILANGAN RASA CINTA TANAH AIR
 
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan TinggiPendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
Pendidikan Anti Korupsi di Perguruan Tinggi
 
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi
13 syariat islam dalam pemberantasan korupsi
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islamMakalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
BE & GG, Rachmad Hidayat, Hapzi Ali, Ethics and Business - Corruption & Fraud...
 
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi mudamengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
mengembangkan sikap anti korupsi dikalangan generasi muda
 
Tugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uasTugas analisis kebijakan publik uas
Tugas analisis kebijakan publik uas
 
BAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptxBAHASA INDONESIA.pptx
BAHASA INDONESIA.pptx
 
12 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 4112 031 milian a.b korupsi 41
12 031 milian a.b korupsi 41
 
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan SosiologisCiri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
Ciri-ciri, Tipologi, Jenis-jenis Korupsi, Pendekatan Sosiologis
 
Design anti korupsi
Design anti korupsiDesign anti korupsi
Design anti korupsi
 
Presentation pkn. kelompok dinda
Presentation pkn. kelompok dindaPresentation pkn. kelompok dinda
Presentation pkn. kelompok dinda
 
Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-Presentation1 130903215347-
Presentation1 130903215347-
 
Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)Presentation1 130903215347-(1)
Presentation1 130903215347-(1)
 
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
BE & GG, M, Yusuf Ar Rasyid, Hapzi Ali, corruption and fraud ,universitas mer...
 

More from Chi'onk Pemimpin

Akhirat (surga dan neraka)
Akhirat (surga dan neraka)Akhirat (surga dan neraka)
Akhirat (surga dan neraka)Chi'onk Pemimpin
 
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiriMakalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiriChi'onk Pemimpin
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanChi'onk Pemimpin
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspChi'onk Pemimpin
 
Pengertian,landasan,ciri ktsp
Pengertian,landasan,ciri ktspPengertian,landasan,ciri ktsp
Pengertian,landasan,ciri ktspChi'onk Pemimpin
 
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafiOtentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafiChi'onk Pemimpin
 
Guru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarGuru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarChi'onk Pemimpin
 

More from Chi'onk Pemimpin (13)

Akhirat (surga dan neraka)
Akhirat (surga dan neraka)Akhirat (surga dan neraka)
Akhirat (surga dan neraka)
 
pengelolaan kelas
pengelolaan kelaspengelolaan kelas
pengelolaan kelas
 
Perencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaranPerencanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran
 
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiriMakalah Strategi Pembelajaran inkuiri
Makalah Strategi Pembelajaran inkuiri
 
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 
Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikanTujuan pendidikan
Tujuan pendidikan
 
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktspPerbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
Perbandingan kurikulum-2004-dengan-ktsp
 
Konsep dasar-pengemb-ktsp
Konsep dasar-pengemb-ktspKonsep dasar-pengemb-ktsp
Konsep dasar-pengemb-ktsp
 
Pengertian,landasan,ciri ktsp
Pengertian,landasan,ciri ktspPengertian,landasan,ciri ktsp
Pengertian,landasan,ciri ktsp
 
Haerul anam
Haerul anamHaerul anam
Haerul anam
 
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafiOtentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
 
Guru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajarGuru, peran dan proses mengajar
Guru, peran dan proses mengajar
 
Pelatihan desain grafis
Pelatihan desain grafisPelatihan desain grafis
Pelatihan desain grafis
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 

Korupsi

  • 1.
  • 2.
  • 3.
  • 4.
  • 5. PENGERTIAN KORUPSI  Korupsi berasal dari bahasa Latin (corruption=penyuapan;dari corrumpere=merusak)  Secara harfiah, korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan dari kesucian  Korupsi merupakan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dan atau bersama-sama beberapa orang secara professional yang berkaitan dengan kewenangan atau jabatan dalam suatu birokrasi pemerintahan dan dapat merugikan departemen atau instansi terkait.
  • 6. 2 UNSUR PERBUATAN DINYATAKAN SEBAGAI TINDAKAN KORUPSI 1. Setiap perbuatan yang dilakukan seseorang untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, golongan, atau suatu badan, yang langsung atau tidak langsung menyebabkam kerugian bagi keuangan atau perekonomian Negara, seperti praktik kolusi. 2. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seorang pejabat yang menerima gaji dari keuangan Negara atau daerah atau suatu badan yang menerima bantuan dari keuangan Negara atau daerah yang dengan menggunakan kekuasaan yang diamanatkan padanya oleh karena jabatannya, baik langsung maupun tidak langsung membawa keuntungan atau materil baginya
  • 7. DALIL KORUPSI  “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al- Baqarah: 188)  sabda Nabi Muhammad saw : “Mencari rezeki yang halal adalah wajib setelah kewajiban yang lain.” (HR. Thabrani) “Allah melaknat orang yang menyuap berikut orang yang menerima suap dan broker suap yang menjadi penghubung antara keduanya.” (HR. Imam Ahmad)
  • 8. 7 TIPOLOGI KORUPSI Syed Hussein Alatas dalam Corruption Its Nature, Causes and Functions membedakan tujuh tipologi korupsi yang berkembang selama ini: 1) Transactive corruption, yakni korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal-balik antara pihak penyuap dan penerima suap demi keuntungan kedua belah pihak dan dengan aktif diusahakan tercapainya keuntungan ini oleh kedua- duanya. 2) Extortive corruption (korupsi yang memeras), yakni pihak pemberi dipaksa untuk menyuap agar mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepentingannya, dan hal-hal yang dihargainya.
  • 9. 3) Investive corruption, yakni korupsi dalam bentuk pemberian barang atau jasa tanpa ada pertalian langsung dengan keuntungan tertentu, selain keuntungan yang dibanyangkan akan diperoleh di masa yang akan datang. 4) Supportive corruption, korupsi yang secara tidak langsung menyangkut uang atau imbalan langsung dalam bentuk lain untuk melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada. 5) Nepostistic corruption, yakni korupsi yang menunjukkan tidak sahnya teman atau sanak famili untuk memegang jabatan dalam pemerintahan atau perilaku yang memberi tindakan yang mengutamakan dalam bentuk uang atau lainnya kepada teman atau sanak famili secara bertentangan dengan norma dan aturan yang berlaku.
  • 10. 6) Defensive corruption, yakni perilaku korban korupsi dengan pemerasan untuk mempertahankan diri. George L. Yaney menjelaskan bahwa pada abad 18 dan 19, para petani Rusia menyuap para pejabat untuk melindungi kepentingan mereka. Tipe ini bukan pelaku korupsi, karena perbuatan orang yang diperas bukanlah korupsi. Hanya perbuatan pelaku yang memeras sajalah yang disebut korupsi. 7) Autogenic corruption adalah korupsi yang tidak melibatkan orang lain dan pelakunya hanya seorang diri.
  • 11. Hukum perbuatan korupsi menurut pendapat ulama fiqh adalah haram, karena bertentangan dengan prinsip Maqashidusy Syari’ah. Keharaman tersebut ditinjau dari beberapa segi, diantaranya: 1) perbuatan korupsi merupakan perbuatan curang dan penipuan yang berpotensi merugikan keuangan Negara dan kepentingan publik (masyarakat) yang dikecam oleh Allah SWT. 2) perbuatan korupsi berupa penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang untuk memperkaya diri sendiri maupun orang lain merupakan pengkhianatan terhadap amanat dan sumpah jabatan.
  • 12. 3) perbuatan korupsi untuk memperkaya diri dan orang lain dari harta Negara adalah perbuatan zalim, karena kekayaan Negara adalah harta publik yang berasal dari jerih payah masyarakat termasuk kaum miskin dan rakyat kecil. 4) termasuk kategori korupsi adalah tindak kolusi dengan memberikan fasilitas Negara kepada seseorang yang tidak berhak karena deal-deal tertentu, seperti menerima suap (pemberian) dari pihak yang diuntungkannya tersebut.
  • 13. HUKUM PEMANFAATAN HARTA KORUPSI  ulama fiqih sepakat memanfaatkan harta yang diperoleh secara illegal, tidak sah dan haram adalah haram, juga sebab pada prinsipnya harta tersebut bukan hak miliknya yang sah sehingga tidak berhak untuk menggunakannya meskipun di jalan kebaikan  Pendapat dan ketentuan ini juga didukung oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan harta tersebut harus dikembalikan kepada kepemilikan publik atau Negara.  Mazhab Syafi’I, mazhab Maliki, mazhab Hanafi mengatakan bahwa shalat dengan menggunakan kain yang diperoleh dengan cara yang batil (menipu atau korupsi) adalah sah selama dilaksanakan sesuai dengan syarat dan rukun yang ditetapkan.
  • 14. menurut Imam Ahmad bin Hanbal, shalat dengan menggunakan kain hasil korupsi tidak sah, karena menutup aurat dengan bahan suci adalah salah satu syarat sah shalat dan haji yang dilakukan dengan uang hasil korupsi tidak sah.
  • 15. HUKUM PIDANA KORUPSI  Tindak pidana korupsi termasuk dalam kategori tindak pidana takzir  penentuan hukum takzir korupsi, baik jenis, bentuk dan beratnya dipercayakan kepada hakim yang tetap mengacu kepada maqashidusy syariah
  • 16. SEBAB TERJADINYA KORUPSI  Kondisi sosial ekonomi masih rawan, sehingga orang melakukan korpsi dengan motif mempertahankan hidupnya. Tetapi lama kelamaan motif ini bergeser menjadi motif ingin memperoleh kemewahan hidup.  Kelemahan mekanisme organisasi dan karena tidak dilaksanakannya fungsi pengawasan secara wajar. Hal ini menurut Baharuddin Lopa akan mendorong seseorang yang tidak kuat imannya akan melakukan korupsi.  Penegakan hukum yang tidak konsisten atau penegkan hukum yang masih lemah  Gagalnya pendidikan agama dan etika
  • 17. AKIBAT KORUPSI  Pelaku korupsi akan dibelenggu, atau ia akan membawa hasil korupsinya pada hari Kiamat.  Perbuatan korupsi menjadi penyebab kehinaan dan siksa api neraka pada hari Kiamat.  bagi orang yang mati dalam keadaan membawa harta korupsi, ia tidak mendapat jaminan atau terhalang masuk surga.  Alloh tidak menerima shadaqah seseorang dari harta korupsi  Harta hasil korupsi adalah haram, sehingga ia menjadi salah satu penyebab yang dapat menghalangi terkabulnya do’a
  • 18. UPAYA PENANGGULANGAN KORUPSI  Preventif.  Membangun dan menyebarkan etos pejabat dan pegawai baik di instansi pemerintah maupun swasta tentang pemisahan yang jelas dan tajam antara milik pribadi dan milik perusahaan.  Mengusahakan perbaikan penghasilan (gaji) bagi pejabat dan pegawai negeri sesuai dengan kemajuan ekonomi dan kemajuan swasta, agar pejabat dan pegawai saling menegakan wibawa dan integritas jabatannya dan tidak terbawa oleh godaan.  Menumbuhkan kebanggaan-kebanggaan dan atribut kehormatan diri setiap jabatan dan pekerjaan. Kebijakan pejabat dan pegawai bukanlah bahwa mereka kaya dan melimpah, akan tetapi mereka terhormat karena jasa pelayanannya kepada masyarakat dan negara.
  • 19.  Bahwa teladan dan pelaku pimpinan dan atasan lebih efektif dalam memasyarakatkan pandangan, penilaian dan kebijakan.  Menumbuhkan pemahaman dan kebudayaan politik yang terbuka untuk kontrol, koreksi dan peringatan, sebab wewenang dan kekuasaan itu cenderung disalahgunakan.  Hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menumbuhkan “sense of belongingness” dikalangan pejabat dan pegawai, sehingga mereka merasa perusahaan tersebut adalah milik sendiri dan tidak perlu korupsi, dan selalu berusaha berbuat yang terbaik.
  • 20.  Represif.  Perlu penanyangan wajah koruptor di layar tv  Herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan pejabat.