2. Tujuan
Untuk mengetahui pengertian titrasi redoks
Untuk mengetahui pengertian iodometri dan
iodometri
Untuk mengetahui prinsip iodometri dan
iodometri
Untuk mengetahui aplikasi dalam titrasi
iodometri dan iodimetri
3. Krisna
Banyu F
Leli Siti
Zaqiah
Lyana
Puspita
Nadhya Dwi
Yanti
Nikken
Nurul R
Nova
Mardiana
M. Fauzi
Ramadhan
Mia Fitriana
Mina Audina Ms
Rochmatin S
Disusun oleh:
4. TITRASI REDOKS
(IODOMETRI-IODIMETRI)
Pengertian titrasi redoks
Pengertian iodometri dan
iodometri
Prinsip iodometri dan
iodometri
Aplikasi dalam titrasi
iodometri dan iodimetri
5. Apa itu titrasi redoks?
Titrasi redoks adalah metode penentuan
kuantitatif yang reaksi utamanya adalah reaksi
redoks, reaksi ini hanya dapat berlangsung kalau
terjadi interaksi dari senyawa/unsur/ion yang
bersifat oksidator dengan unsur/senyawa/ion
bersifat reduktor. Jadi kalau larutan bakunya
oksidator, maka analit harus bersifat reduktor
atau sebaliknya (Hamdani, S: 2011).
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
6. Terus titrasi iodometri dan
iodimetri itu apa?
Iodimetri (titrasi langsung) adalah analisa
titrimetri untuk zat-zat reduktor seperti
natrium tiosulfat, arsenat dengan
menggunakan larutan iodin baku.
Iodometri (titrasi tidak langsung) adalah
analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor
dengan penambahan larutan iodin baku
berlebihan dan kelebihannya dititrasi dengan
larutan natrium tiosulfat baku.
7. Titrasi dapat dilakukan tanpa indikator dari
luar karena larutan iodium yang berwarna
khas dapat hilang pada titik akhir titrasi
hingga titik akhir tercapai. Tetapi
pengamatan titik akhir titrasi akan lebih
mudah dengan penambahan larutan kanji
sebagai indikator, kenapa?
8. titrasi iodometri titrasi harus dalam
keadaan asam lemah atau nertal, kenapa?
karena dalam keadaan alkali akan terbentuk
iodat yang terbentuk dari ion hipoiodit yang
merupakan reaksi mula-mula antara iodin
dan ion hidroksida, sesuai dengan reaksi :
I+ OHI + IO-
2 2 3 IO- IO- + 2 I-Pada
3
9. Iodometri menurut penggunaan dapat
dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
Titrasi iod bebas.
Titrasi oksidator melalui pembentukan
iodium yang terbentuk dari iodida.
Titrasi reduktor dengan penemtuan iodium
yang digunakan.
Titrasi reaksi, titrasi senyawa dengan iodium
melalui adisi atau subsitusi.
11. Metode iodometri
Penetuan kadar dari sampel yang bersifat
oksidator dengan melarutkannya dengan pelarut
yang sesuai kemudian diasamkan dengan Asam
sulfat/asam asetat/asam klorida, kemudian
ditambahkan KI, didiamkan selama beberapa
menit ditempat gelap, iodida yang dibebaskan
kemudian dititrasi dengan Natrium tiosulfat
yang bersifat reduktor setelah larutan encer
(berwarna kuning) ditambahkan indikator
amilum dan titrasi dilajutkan hingga terjadi
perubahan warna menjadi bening.
12. Metode iodimetri
Penetuan kadar dari sampel yang bersifat
reduktor dengan melarutkannya dengan
pelarut yang sesuai kemudian diasamkan
dengan Asam sulfat/asam asetat/asam
klorida, kemudian dititrasi dengan Iodida
yang bersifat oksidator hingga terjadi
perubahan warna dari bening menjadi biru.
13. Metode titrasi dengan Iodida-Iodium
dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Titrasi yang dilakukan untuk zat-zat dengan
oksidasi potensial yang lebih rendah dari
sistem Iodium-Iodida. Disini digunakan
larutan baku Iodium. Metode ini
dinamakan metode titrasi langsung atau
Iodimetri. (Zat uji reduktor)
14. 2. Titrasi yang dilakukan untuk zat-zat dengan
oksidasi potensial yang lebih besar dari
sistem iodium-iodida, zat-zat ini akan
mengoksidasi iodida dan membebaskan
iodium. Iodium yang bebas dititrasi dengan
larutan baku Natrium tiosulfat .
Metode ini dinamakan metode titrasi
tidak langsung atau iodometri.
15. Aplikasi titrasi iodometri dan
iodimetri dalam bidang farmasi
Dalam Farmakope Indonesia, titrasi iodimetri
digunakan untuk menetapkan kadar obat-obatan.
Salah satu contohnya adalah untuk
menetapkan kadar asam askorbat atau vitamin C,
natrium askorbat, metampiron (antalgin), serta
natrium tiosulfat dan sediaan injeksinya.
Dalam bidang farmasi metode titrasi iodometri
digunakan untuk menentukan kadar zat-zat yang
mengandung oksidator misalnya; Cl2, Fe(III),
Cu(II), dan sebagainya, sehingga mengetahui
kadar suatu zat berarti mengetahui mutu dan
kualitasnya.