SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
Tidak ada ekonomi
kerakyatan
tanpa reforma agraria dan
kedaulatan pangan1
Oleh Henry Saragih2



DEWASA ini krisis ekonomi telah menjadi sangat begitu nyata. Jumlah orang
miskin dan orang-orang lapar di dunia secara drastis meningkat. FAO melaporkan
angka kelaparan telah mendekati 1 milyar, orang-orang miskin dan pengangguran
terus bertambah di seantero dunia. Seluruh daya upaya saat ini di arahkan untuk
mengatasi krisis ini, melupakan doktrin-doktrin yang sudah begitu kuat dan
mencari terobosan-terobosan baru. Hal itu bisa kita saksikan dimana kebijakan
ekonomi di USA yang sangat liberal, harus dengan terpaksa merevisinya.

Seyogyanya pada hari-hari ini, di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di bawah tim
yang di ketuai oleh Stiglitz, akan menyelenggarakan pertemuan untuk mencari
jalan keluar dari krisis yang terjadi. Tetapi karena alasan yang tidak jelas,
pertemuan tersebut diundur menjadi minggu ke 3 bulan Juni ini. Oleh karena itu,
pertemuan diskusi ini sangat penting dalam konteks internasional dan juga
tentunya di tingkat nasional pada saat-saat kampanye Pilpres 2009 yang
menempatkan persoalan ekonomi menjadi tema sentral kampanye semua capres
yang maju.

*****

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus
1945, para pemimpin Indonesia sangat menyadari pentingnya untuk melakukan
perubahan secara mendasar terhadap tatanan perekonomian Indonesia, dari
sistem ekonomi yang kapitalis–kolonialis—imperalis menjadi suatu tatanan
ekonomi yang adil yang bisa membawa kesejahateraan rakyat Indonesia. Setelah
melalui perjalanan yang panjang lebih dari sepuluh tahun, akhirnya pada tahun
1960 pemerintah Indonesia berhasil mengeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) yang menata kembali hubungan antara manusia dengan alam–hubungan
manusia dengan agraria, meliputi bumi air dan segala hal yang terkandung di
dalamnya. UUPA atau UU No. 5 Tahun 1960, adalah manifestasi dari Undang-
1
     Disampaikan pada Diskusi “ Ini Dia Ekonomi Kerakyatan” , dilaksanakan oleh KAU dan SPI, Taman Ismail  
    Marzuki (TIM), Jakarta 3 Juni 2009. 
2
     Henry Saragih adalah Ketua Umum  Serikat Petani Indonesia (SPI) dan General Coordinator La Via 
    Campesina, organisasi gerakan buruh tani, petani kecil dan masyarakat adat internasional.  


                                                                                                         1
Undang Dasar 1945 pasal 33. Lahirnya UUPA merupakan cerminan dari adanya
upaya dari pendiri negara (founding leaders) Republik Indonesia saat itu untuk
menata kembali ketimpangan struktur agraria yang lebih adil sebagai akibat dari
sistem corak produksi yang kolonialistik (reforma agraria). Reforma agraria inilah
yang dinanti-nantikan rakyat untuk melanjutkan perjuangan dan memulai
pembangunan semesta Indonesia. Karena itu, Soekarno mengatakan bahwa UUPA
adalah tonggak dari melanjutkan revolusi kemerdekaan Indonesia. Bahkan
selanjutnya Presiden Soekarno menjadikan hari diundangkannya UUPA pada
tanggal 24 September sebagai Hari Tani Nasional bagi rakyat Indonesia.

Dengan demikian sejak di undangkannya UUPA, sebenarnya bangsa Indonesia
telah mempunyai hukum agraria yang sifatnya nasional. Adapun isinya
menegaskan bahwa fungsi dari sumber agraria yaitu bumi, air, ruang angkasa
dan kekayaan alam yang terkandung di atas dan didalamnya untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat Indonesia.
    Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam UUPA No. 5/1960 sebagai
berikut:
    1. Tanah mempunyai fungsi sosial
    2. Tanah untuk penggarap/petani/rakyat
    3. Pengakuan terhadap hak masyarakat adat
    4. Hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik atas tanah
       di bumi Indonesia, tidak untuk warga negara lain
    5. Peran utama usaha keluarga/koperasi untuk mengelola dan mengurus
       agraria dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
    6. Pelestarian lingkungan hidup
    7. Partisipasi dan inisiatif basis rakyat

Sayangnya, dalam prakteknya reforma agraria sebagai salah satu kewajiban
pemerintah, belum terlaksana secara meluas pada masa pemerintahan Soekarno.
Bahkan, pada rejim Soeharto tidak dilaksanakan secara sungguh-sungguh sesuai
dengan amanat UUPA dan UUD 1945. Alih-alih menjalankan UUPA 1960, rejim
Soeharto justru menyelewengkannya, melalui penerbitan berbagai peraturan dan
undang-undang yang bertolak belakang.

Pada era rejim Soeharto, hak penguasaan, kepemilikan, pengelolaan dan
penggunaan     agraria   telah   digunakan    untuk   mengeksploitasi   hutan,
pertambangan, perkebunan, dan konversi lahan pertanian ke lahan industri,
kelautan dan pesisir utuk kepentingan pemilik modal besar. Berbagai perundang-
undangan sektoral, seperti UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing, UU
No.5/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan, UU No. 11/1967
tentang ketentuan Pokok Pertambangan, UU tentang ketentuan-ketentuan pokok
pengairan, serta berbagai UU sektoral lainnya, secara prinsipil sangat
bertentangan dengan UUPA.

Hasil dari semua itu dapat kita saksikan di sektor pertanian, dimana revolusi hijau
telah menimbulkan kesenjangan yang tajam antara orang-orang desa yang
memiliki tanah dan yang tak memiliki tanah. Kerusakan alam yang begitu meluas,
sungai yang mengering, hutan yang terus menyempit, keaneka ragaman hayati
yang semakin hilang terus terjadi hingga sekarang akibat praktek revolusi hijau
ini.


                                                                                2
Terjerat Neoliberalisme – Penjajahan Baru
Berakhirnya rejim Soeharto pada tahun 1998 ternyata tidaklah secara langsung
mengakhiri penderitaan kaum tani Indonesia. Rejim Soeharto telah mewariskan
beban bagi rakyat Indonesia, pemerintahan yang korup, kolusi dan nepotis dan
utang yang berlimpah, serta terjerat dalam kesepakatan yang tidak adil dengan
IMF, Bank Dunia, WTO dan kesepakatan-kesepakatan dengan institusi lainnya
yang membuat pemerintah dan rakyat Indonesia tidak lagi bisa disebut sebagai
negara dan bangsa yang berdaulat. Sayangnya para pemimpin Indonesia, pada
umumnya terjebak hanya pada persoalan-persoalan Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN). Padahal sebenarnya kemiskinan dan kebodohan yang meluas
bukan hanya disebabkan rejim yang melakukan KKN tersebut, namun lebih jauh
lagi adalah akibat dari eksploitasi yang besar-besaran yang sangat meluas melalui
berbagai kesepakatan-kesepakatan dan eksploitasi kekayaan alam yang terjadi
oleh kekuatan asing melalui lembaga-lemabaga internasional seperti World Bank,
Asian Devt, Bank, IMF dan perusahaan-perusahaan transnasional (transnasional
coorporations atau disingkat TNCs).

Sebagaimana telah awam diketahui, rejim Soeharto mengikatkan diri dengan IMF
untuk menjalankan butir-butir kesepakatan yang di sebut sebagai Struktural
Adjusment Program (SAP) sebagai upaya mengatasi puncak krisis ekonomi
Indonesia yang terjadi pada tahun 1997-98. Inti dari kesepakatan tersebut sering
juga disebut sebagai Washington Konsensus yang terdiri dari 10 prinsip, yang
kalau    disaripatikan menjadi tiga hal yakni: deregulasi, privatisasi, dan
liberalisasi.

Atas nama reformasi, isi kesepakatan-kesepakatan tersebut di implementasikan
dalam berbagai kebijakan di bidang pertanian, pangan dan agraria di Indonesia.
Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

   1. Liberalisasi perdagangan di Indonesia. membuka pasar dalam negeri
      Indonesia seluas-luasnya dari berbagai produk dari luar negeri dan
      pembebasan bea masuk. Impor buah-buah di buka seluas-luasnya, impor
      kacang kedelai dan beras dengan bea masuk yang rendah sekali, bahkan
      pernah mencapai 0 %, terutama dalam komoditas beras.
   2. Peran negara dikurangi, regulasi-regulasi untuk perlindungan rakyat
      diperlemah, dan sebaliknya dukungan terhadap modal besar diperkuat.
      Dalam sektor pertanian, akibatnya petani tidak lagi diberi subsidi pupuk
      dan alat-alat pertanian. Sebaliknya, petani di arahkan untuk membeli
      semua alat produksi tersebut dan tergantung pada input eksternal.
      Sementara, permodalan dan kredit dilakukan dengan cara yang liberal,
      terutama dukungan untuk petani kecil semakin lama semakin berkurang.
      Bulog yang dulunya memiliki peran untuk melaksanakan state obligation
      untuk stabilisasi harga dan suplai sembako, semakin lama semakin
      berkurang. Bahkan setelah kesepakatan dengan IMF, Bulog menjadi
      Perusahaan Umum (Perum) yang kini terasa lebih terdorong untuk
      pencarian profit.
   3. Privatisasi sumber-sumber agraria juga dilakukan secara gamblang, seperti
      privatisasi air dengan mengeluarkan UU No. 7/2004. Penguatan peran
      swasta dalam mengembangkan perkebunan juga dilakukan via UU
      perkebunan No. 18/2004. Liberalisasi dan percepatan pasar tanah yang


                                                                              3
mendukung penggusuran lahan-lahan rakyat juga digalakkan pasca
        Indonesia Infrastructure Summit (2005), dimulai dengan Keppres 34/2003,
        lalu Perpres 36/2005 dan revisinya Perpres 65/2006, juga rencana
        amandemen UUPA dan draft UU Pertanahan yang saat ini sedang digodok
        oleh BPN. UU No. 41/1999 tentang Kehutanan juga dinilai memperparah
        sektor kehutanan Indonesia. Dan yang paling fenomenal adalah keluarnya
        UU No. 25/2007 tentang penanaman modal3.

Kebijakan-kebijakan inilah yang kita sebut dengan neoliberalisme, yang menjadi
jalan penjajahan baru di negeri kita tercinta. Dengan dilaksanakannya kebijakan-
kebijakan tersebut dapatlah dikatakan bahwa sistem perekonomian (terutama
dalam sektor pertanian) yang diterapkan di Indonesia semakin jauh dari maksud
dan tujuan yang terkandung dalam UUD 1945 dan UUPA. UUD 1945 dan UUPA,
yang menjadi basis negara dan bangsa ini membangun sektor pertanian dan
pangannya, jelas-jelas mengamanatkan ekonomi kerakyatan.

Untuk mempermudah bagaimana perbedaan antara neoliberalisme dengan
ekonomi kerakyatan dalam bidang pertanian dan pangan, berikut ini tabel
perbandingannya;

      Tabel: Komparasi neoliberalisme dengan ekonomi kerakyatan dalam sektor
                                           pertanian dan pangan

Isu                Neoliberalisme             Ekonomi Kerakyatan
Perdaganga         Perdagangan         dalam Pangan dan pertanian dikeluarkan
n                  segala hal                 dari perjanjian perdagangan bebas
Prioritas          Agro-ekspor            via Pangan        untuk      mencukupi
produksi           agribisnis                 kebutuhan lokal
Harga              Ditentukan oleh harga Harga adil dan tidak lebih rendah
produksi           pasar (what the market dari biaya produksi, ditambah
pertanian          dictates)                  keuntungan yang mampu menjamin
                                              kehidupan petani dan buruh tani
                                              yang bermartabat
Akses pasar        Akses ke pasar ke luar Akses pada pasar lokal, agar
                   negeri (export-oriented)   distribusi     pendapatan       adil,
                                              merangsang       perekonomian     di
                                              daerah pedesaan, dan menguatkan
                                              pasar domestik
Subsidi            Di negara berkembang Subsidi yang tidak menghancurkan
                   dilarang, tetapi justru di kehidupan petani di negara lain
                   Amerika     dan     Eropa (dumping) diperbolehkan, subsidi
                   diberikan           untuk diberikan       kepada     pertanian
                   perusahaan      agribisnis keluarga,     menjaga    kestabilan
                   besar                      harga/       pendapatan      petani,
                                              pemasaran       langsung    (direct-

3
  UU No. 25/2007 ini pada akhirnya diajukan untuk dihapus via judicial review oleh Serikat Petani Indonesia dan 
organisasi rakyat lain, yang berujung pada penghapusan pasal yang terkait pemberian insentif hak atas tanah 
kepada investor. 


                                                                                                             4
selling), konservasi lahan dan
                                          mendorong       kegiatan     pertanian
                                          berkelanjutan             (sustainable
                                          agriculture)
Pangan        Sebagai komoditi; tidak Pangan adalah hak asasi; harus
              mempedulikan                menyehatkan,        aman,      bergizi,
              kandungan bahan kimia terjangkau, diterima secara budaya
              berbahaya,          lemak, dan diproduksi secara lokal
              ataupun       gula    yang
              berlebihan
Syarat        Layak     secara      skala Hak     rakyat    pedesaan/     petani
diproduksi    ekonomi (economic of (human rights), kearifan lokal
              scale)
Kelaparan     Karena        produktivitas Masalah     distribusi   dan     akses
              pertanian yang rendah       (terhadap pangan itu sendiri, atau
                                          terhadap sumber-sumber agraria
                                          dan      kekayaan      alam       yang
                                          terkandung di dalamnya) yang
                                          diakibatkan oleh ketidakadilan
Ketahanan     Diimpor     dari   tempat Dapat       dicapai    ketika    pangan
pangan        yang harganya paling diproduksi oleh mereka yang lapar
              murah                       dan diproduksi dari lokal
Penguasaa     Diprivatisasi               Dikuasai oleh rakyat
n       atas
agraria
(tanah, air,
hutan)
Penguasaa    Melalui mekanisme pasar   Melalui     pelaksanaan     reforma
n     lahan/                           agraria sejati, redistribusi lahan
tanah                                  untuk rakyat kecil yang paling
                                       membutuhkan
Benih         Komoditas yang dapat Warisan umat manusia, dikuasai
              dipatenkan               oleh rakyat, dan “tiada paten atas
                                       mahluk hidup”
Kredit        Untuk        perusahaan Untuk seluruh rakyat, terutama
pedesaan      agribisnis, modal besar, untuk petani kecil dan menengah,
dan           swasta                   merupakan kewajiban negara (state
investasi                              obligation)
Overproduk    Tidak masalah            Mengakibatkan kemiskinan petani
si                                     karena memungkinkan spekulasi
                                       akibat penumpukan stok, harus ada
                                       manajemen stok secara lokal dan
                                       nasional (bahkan internasional)
GMOs          Harapan masa depan       Berbahaya bagi manusia dan juga
(pangan                                lingkungan
transgenik)
Cara          Monokultur                  Agroekologi
bertani
Petani        Anachronism, yang tidak Penjaga            kebudayaan          dan


                                                                                    5
efisien harus menyingkir memberikan pangan bagi bangsa
Konsumen     Dibayar         serendah Sesuai dengan kebutuhannya
perkotaan    mungkin

Kini setelah 10 tahun era reformasi, kenyataannya gerak perekonomian bangsa
dan negara semakin jauh dari harapan rakyat, semakin jauh dari demokrasi
ekonomi–dari sistem ekonomi kerakyatan; sistem yang notabene merupakan
mandat konstitusi. Hal itu bisa dilihat dari berbagai kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan oleh Presiden SBY dalam mereformasi ekonomi Indonesia dalam 5
tahun belakangan. Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya, pada tahun 2007
telah dikeluarkan Undang-Undang No. 25 tentang Penanaman Modal. Kalau
dilihat dari substansinya yang seluas-luasnya meliberalkan sistem perekonomian
di Indonesia, bahkan lebih parah di bandingkan dengan peraturan di jaman
kolonial, terutama pada pasal tentang agrarianya, yang terutama memberikan
insentif dan privilese berlebihan kepada penanam modal. UU yang sangat kental
aroma neoliberalnya ini mengijinkan investor bisa memiliki Hak Guna Usaha (HGU)
selama 95 tahun, Hak Guna Bangunan (HGB) selama 80 tahun, dan Hak Pakai (HP)
selama 70 tahun, melalui proses perpanjangan perijinan sekaligus di depan.
Untunglah melalui perjuangan keras selama 2 tahun, akhirnya pasal 22 yang akan
mempercepat liberalisasi di sektor agraria ini berhasil dihapuskan. Pun begitu,
pasal-pasal neoliberal lain tetap bertahan—terutama yang mengatur soal (1)
repatriasi modal; (2) asas perlakuan sama terhadap pemodal asing dan nasional;
(3) kriteria usaha tertutup dan terbuka untuk investasi; dan (4) kemudahan
eksploitasi buruh di Indonesia.

Bagi kaum tani Indonesia tiada harapan untuk perbaikan kehidupan ekonomi dan
sosial politik dewasa ini, karena kebijakan-kebijakan ekonomi di sektor pertanian
dan pangan sungguh tidak menyelesaikan masalah secara radikal, cepat, dan
terintegrasi. Bahkan program revitalisasi pertanian (baca: Revitalisasi Pertanian,
Perkebunan dan Kehutanan atau RPPK) yang dicanangkan pemerintah tidak
menyentuh persoalan-persoalan mendasar kaum tani. Sebaliknya, kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan semakin memapankan persoalan-persoalan kaum
tani. Oleh karena itulah keberhasilan yang di sebut-sebut pemerintah dalam
swasembada beras tidak sepenuhnya mengubah nasib kaum tani.

Konsekuensi dari kebijakan-kebijakan neoliberal tersebut adalah sebagai berikut:
   1. Semakin meluasnya orang-orang tak bertanah di pedesaan, sebaliknya
      semakin luasnya tanah yang dikuasai oleh segelintir orang. Situasi yang
      penuh ketidakadilan tersebut telah mendorong pada munculnya ribuan
      konflik-konflik yang bersandar pada perebutan penguasaan, pengelolaan,
      pemanfaatan dan kepemilikan atas sumber-sumber agraria, baik yang
      sifatnya vertikal, horizontal maupun gabungan keduanya. Secara umum
      konflik yang terjadi didominasi oleh konflik antara rakyat dengan
      perusahaan swasta (baik asing maupun nasional), rakyat dengan
      pemerintah dan rakyat dengan institusi negara. Dimana wilayah konflik itu
      berada pada lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan,
      perairan/kelautan dan urban/perkotaan.

   2. Hilangnya mata pencarian masyarakat di pedesaan yang telah mendorong
      tingginya tingkat urbanisasi dari desa ke kota, tingginya jumlah buruh


                                                                               6
migran, meningkatnya petani yang tidak memiliki lahan pertanian,
      kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disertai dengan bencana
      alam, kasus kelaparan/busung lapar, tingginya tingkat pengangguran
      dipedesaan maupun di perkotaan.

   3. Kemiskinan yang meluas di tengah-tengah masyakat pedesaan, dan
      kesenjangan sosial yang sangat timpang

   4. Kelaparan menimpa petani dan masyarakat di pedesaan, dan Indonesia
      menjadi negara agraris yang tergantung pada pasar pangan internasional

Perjuangan kaum tani
Dalam situasi tersebut, tidak ada jalan lain bagi petani di Indonesia, selain untuk
terus memperjuangkan reforma agraria menuju kedaulatan pangan. SPI dalam
perjuangannya mewujudkan perjuangan menuju kedaulatan pangan ini dalam
beberapa tahapan;

(a) Membangun ormas tani yang kuat
SPI menyadari bahwa untuk menyuarakan kepentingan petani, tidak ada jalan lain
yang lebih rasional daripada organisasi tani yang kuat. Untuk mencapai tujuan
ini, SPI terus memperkuat dan memperluas konstituennya, anggota SPI saat ini
sekitar 700.000 households (keluarga tani) dengan isu utama perjuangan menuju
reforma agraria yang mewujudkan tanah untuk petani itu sendiri. Dalam
percaturan organisasi tani, SPI saat ini selain memposisikan sebagai pelopor
gerakan rakyat di tingkat nasional—SPI juga mengambil peran yang signifikan
dalam gerakan tani internasional. Saat ini SPI menjadi anggota dari La Via
Campesina, sebuah gerakan petani internasional yang beranggotakan 160
organisasi di 70 negara di seluruh dunia. Sebagai bagian dari gerakan
internasional tersebut, SPI juga saat ini menjadi koordinator internasionalnya.
Selain bergerak dalam mengagregasikan kepentingan di tingkat nasional, SPI juga
mengambil peran aktif di level internasional, seperti tuntutan-tuntutan dan aksi
yang dilakukan dalam berbagai forum internasional.

(b) Perjuangan tanah untuk petani
Sesuai dengan konstituennya yang merupakan petani kecil, gurem (dengan
kepemilikan tanah kurang dari 0.5 ha), buruh tani atau petani tak bertanah
(landless), maka dalam praktek-praktek perjuangannya anggota SPI di daerah-
daerah berkomitmen akan terus menjalankan reforma agraria yang diinginkan
oleh rakyat tani. Sejauh ini, praktek-praktek tersebut dijalankan dengan
reklaiming dan okupasi lahan untuk memenuhi prinsip tanah untuk penggarap
(land to the tiller). Hingga tahun 2008, praktek reklaiming dan okupasi ini sudah
menjadi kegiatan utama SPI untuk menggerakkan massanya.

(c) Memperjuangkan kedaulatan pangan
Paradigma kedaulatan pangan menunjukkan komitmen organisasi tani untuk
mewujudkan suatu sistem produksi, konsumsi, distribusi dan pasar pangan yang
berpihak pada kedaulatan rakyat. Perjuangan agar kedaulatan pangan
diimplementasikan dalam kebijakan sudah dimulai dari tahun 1998, dengan fokus
kepada kemandirian produksi pangan. Untuk itulah perjuangan yang utama sejak
pendirian SPI adalah menolak impor pangan, terutama makanan pokok.


                                                                                7
Kepentingan    petani yang dituangkan dalam tuntutan-tuntutannya dalam
beberapa tahun belakangan masih belum efektif terlaksana, namun ada beberapa
yang sudah diimplementasi seperti larangan impor beras pada masa panen.

(d) Membangun model pertanian berkelanjutan
SPI telah membangun kawasan yang mempraktekan pertanian berkelanjutan. Baik
secara kolektif maupun keluarga-keluarga tani. Untuk memperluas aksi tersebut,
berbagai pusat pendidikan baik secara formal dan berjenjang maupun praktek
lapangan terus dilakukan hingga saat ini. Hal ini juga merupakan proses
perlawanan terus-menerus terhadap corak produksi pertanian yang selama ini
tidak merdeka.

(e) Permodalan mandiri
Pemahaman usaha tani yang tergantung kepada input luar dan teknologi yang
berbasis modal menyebabkan persoalan yang serius bagi petani. Koperasi-
koperasi dilevel desa, propinsi dan lainnya dipandang hanya sebagai
perpanjangan tangan kepentingan diluar petani. Membentuk pemahaman baru
mengenai pentingnya kemandirian      menjadi agenda SPI dalam tahun-tahun
terakhir ini. Terutama bagi petani yang telah melakukan reklaiming. SPI juga
mendesak agar insentif yang diberikan kepada kaum tani harus tepat dan cepat
sasaran. Pengalaman praktek kita dalam Lembaga Ekonomi Petani, sangat
mempunyai peran strategis dalam memecahkan soal-soal praktis.

(f) Membangun pasar domestik
Pengertian pasar dalam kedaulatan pangan yang diinginkan petani, adalah pasar
yang tidak menjadi suatu entitas yang otonomi dan mendominasi ( self-regulating),
seperti yang diadopsi dalam praktek neoliberalisme. Kedaulatan pangan tidak
menegasikan perdagangan, namun perdagangan hanya menjadi bagian atau alat
dari kedaulatan untuk sepenuhnya menjadi mekanisme yang menguntungkan
rakyat banyak. Dalam prakteknya, SPI secara praktis memotong rantai-rantai
perdagangan pangan pada umumnya. Dalam kasus beras di Sumatera Utara yang
rantai perdagangan berasnya bisa mencapai 4 pihak hingga lebih, SPI
mengusulkan    alternatif  direct-selling/direct-buying yang  bisa     langsung
mengantarkan produk hasil pertanian ke tangan konsumen. Selain memotong
pemburuan rente, sistem ini bisa lebih menguntungkan petani dan konsumen—
serta mewujudkan kemampuan petani untuk menguasai dan mengontrol pasar
domestiknya sendiri.

Dalam praktek kebijakan pasar, SPI juga mempromosikan perlindungan pasar
dalam negeri dari impor murah (dumping), juga sistem yang menyubsidi pertanian
yang tidak berkelanjutan. Faktanya, Indonesia dibanjiri produk overproduksi dari
negara lain—sementara produk yang diimpor tersebut adalah hasil dumping dari
hasil pertanian korporat transnasional, dan sistem pasar neoliberal (kedelai 1.2
juta ton per tahun, gandum 2 juta ton per tahun, beras rata-rata 1.13 juta ton per
tahun, jagung 1 juta ton per tahun, dll). Inilah yang diprotes SPI yang ingin WTO
keluar dari pertanian dan pangan, dan penolakan terhadap perdagangan bebas
produk pertanian dan pangan. Implementasi dari aturan-aturan WTO dan
perdagangan bebas inilah yang menghancurkan pasar dan harga domestik, dan
mengancam mata pencaharian petani. Hal ini sering dianggap isu yang sangat
tinggi bagi petani, namun dengan argumen kedaulatan pangan dan rasionalisasi


                                                                               8
pasar domestik yang berdaulat protes SPI terus berlangsung dan bisa dimengerti
oleh anggotanya.

Penutup
Serikat Petani Indonesia (SPI) menyadari bahwa, ketika Indonesia merdeka pada
tahun 1945 kondisi struktur agraria di Indonesia sudah mengalami ketimpangan,
dimana terjadi pemusatan penguasaan dan pemilikan tanah pada sekelompok
orang. Sebaliknya sebagian besar rakyat Indonesia hanya menguasai, dan
memiliki sebagian kecil sumber-sumber agraria yang ada. Untuk itulah, sebagai
basis pijakan kita untuk maju, bangsa dan negara ini membutuhkan koreksi total
terhadap struktur agrarianya—yakni dengan melaksanakan reforma agraria
sejati. Hal ini juga merupakan mandat konstitusi, dimaktubkan dalam UUPA, dan
akan berdampak riil dalam menyelesaikan masalah kemiskinan, kelaparan,
kebodohan, diskriminasi, dan ketidakadilan.

Untuk menciptakan jalan bagi terciptanya tatanan struktur agraria yang
berkeadilan, harus diawali dengan program landreform, yakni adanya tata
produksi yang adil dan penciptaan pasar yang berkeadilan.

Untuk lebih jelasnya, aspirasi pembaruan agraria dan kedaulatan pangan yang
diinginkan petani dinyatakan dalam beberapa isu utama yang dimekanisasikan
dalam poin-poin berikut:
1. Tanah, Air dan Benih
       • Kami menuntut pembaruan agraria sejati yang memfokuskan pada
          distribusi terhadap rakyat tanpa tanah. Tanah menjadi milik rakyat kecil
          dan tak bertanah, bukan milik tuan tanah dan perusahaan besar.
       • Tanah dan air harus dimiliki oleh komunitas lokal dengan menghargai
          sepenuhnya terhadap hukum adat dan hak-hak terhadap penggunaan
          sumberdaya lokal dan tradisional mereka.
       • Perempuan harus memiliki hak yang setara dalam hal akses terhadap
          lahan dan air.
       • Kami mengutuk privatisasi sumberdaya air (seperti prinsip-prinsip yang
          tertuang dalam UU No.7/2004) ; karena sekarang ini air dikontrol oleh
          perusahaan transnasional. Pemerintah harus melindungi para petani di
          dalam penyediaan akses irigasi yang gratis untuk proses produksi.
       • Benih merupakan jantung dari sistem pertanian, dan basis dari
          kedaulatan pangan. SPI menolak proses paten benih, dan juga menolak
          segala bentuk, sistem ataupun teknologi yang mencegah petani untuk
          menyimpan, mengembangkan dan mereproduksi benih sendiri. Kita
          secara khusus mengatakan “tidak” untuk teknologi terminator pada
          benih yang menghalangi kedaulatan kami memiliki sumber daya
          tersebut.
       • Mendorong hak untuk reproduksi dan pertukaran benih oleh rakyat dan
          untuk rakyat. Benih tidak boleh didistribusikan oleh perusahaan
          transnasional dan pemerintah, karena mereka akan menjadikan petani
          hanya sebagai konsumen (end-user) dari rantai produksi benih.
       • Menolak GMOs (rekayasa genetika untuk makhluk hidup) dan melarang
          produksi dan perdagangannya pada benih pertanian, karena prinsipnya
          yang tidak berkelanjutan.



                                                                               9
2. Sistem Produksi Pangan
      • SPI menolak Revolusi Hijau karena hal ini merusak keanekaragaman
        hayati, membuat ketergantungan terhadap bahan-bahan kimia dan
        mengakibatkan degradasi lingkungan, serta menyingkirkan petani kecil
        dari kehidupan dan tanah mereka.
      • Kami mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan seperti
        pertanian alami dan organik; dengan input yang lebih rendah dan
        menghasilkan output yang lebih baik kualitasnya.
      • Mendorong revitalisasi pengetahuan tradisional untuk sistem produksi
        beras yang berkelanjutan, seperti pengalaman pertanian organik atau
        natural farming (seperti praktek di Karnataka, India)
      • Menyadari pentingnya kedaulatan pangan dalam hal ekologi dan alam
        dalam rangka mengurangi kemiskinan, melindungi ekosistem dan
        pelestarian tanah, keanekaragaman hayati, peningkatan kondisi
        kesehatan dan peningkatan kualitas air dan bahan pangan dengan
        harga yang terjangkau.
      • Membuat kriteria kualitas pangan yang sesuai kebutuhan dan keinginan
        rakyat.
      • Menekan pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap organisasi-
        organisasi yang mempromosikan pertanian yang berkelanjutan dan
        untuk mempersiapkan kebijakan formal untuk mempromosikan sistem
        produksi pangan yang berkelanjutan.

3. Aktivitas dan Proses Pasca Panen
     • Mengembangkan perekonomian pangan lokal yang berbasis proses dan
         produksi oleh petani.
     • Perdagangan lokal dan aktivitas proses pasca panen seharusnya diatur
         oleh unit-unit keluarga kecil dengan teknologi yang murah dan dapat
         digunakan oleh rakyat kecil.
     • Pemerintah harus menyediakan program-program pelayanan yang
         mendukung produksi dan produktivitas tanah. Pemerintah juga harus
         memfasilitasi aktivitas pasca panen.

4. Perdagangan
     • Memastikan harga yang layak; dan pemerintah harus menjamin harga
        dengan memberikan subsidi untuk menutupi biaya produksi dan juga
        untuk mendapatkan keuntungan yang cukup yang sesuai dengan biaya
        kebutuhan hidup para petani.
     • Menghilangkan semua subsidi ekspor baik langsung maupun tidak
        langsung, dan meminta pemerintah untuk memberikan subsidi untuk
        mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan dan memastikan
        bahwa subsidi tidak untuk perusahaan trans-nasional dan produsen
        besar.
     • Pemerintah harus mendukung petani yang memproduksi pangan untuk
        kebutuhan domestik.
     • Produksi domestik seharusnya diatur sedemikian rupa untuk mencegah
        surplus, dalam rangka menghindari dumping produk ekspor.
     • Melarang impor pangan—terutama beras—ketika negara dapat
        memproduksi beras yang cukup untuk konsumsi mereka sendiri.


                                                                          1
Seringkali, impor beras adalah proses dumping dari surplus produksi
       yang membanjiri pasar domestik dan pada akhirnya membunuh petani.
   •   Mompromosikan pertanian pangan yang berbasis keluarga untuk
       memastikan kebutuhan pangan domestik tercukupi. Kami mengutuk
       liberalisasi perdagangan pangan yang dilakukan oleh WTO dan
       Kesepakatan Perdagangan Bebas (FTA). Dan kami dengan tegas
       menuntut agar WTO keluar dari urusan pangan dan pertanian.



                                 *********

Jakarta, 3 Juni 2009




                                                                        1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaifa_talita
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Pemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibiePemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibieBalqies Camilla
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomianvia ultuflia
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Biotani & Bahari Indonesia
 
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi PertanianMakalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi Pertaniandita wahyu
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanianbayuajinugraha21
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiadinnianggra
 
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIANBakhrul Ulum
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianCut Endang Kurniasih
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptsiti aisah
 
perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
perekonomian indonesia peranan sektor pertanianperekonomian indonesia peranan sektor pertanian
perekonomian indonesia peranan sektor pertanianSuhanda Handa
 

Mais procurados (15)

Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIAMATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
MATERI PEREKONOMIAN INDONESIA
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
Pemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. HabibiePemerintahan B.J. Habibie
Pemerintahan B.J. Habibie
 
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIAPEREKONOMIAN INDONESIA
PEREKONOMIAN INDONESIA
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
 
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
Petisi kepada presiden untuk penyelesaian konflik agraria
 
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi PertanianMakalah sistem Ekonomi Pertanian
Makalah sistem Ekonomi Pertanian
 
10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian10 peranan sektor pertanian
10 peranan sektor pertanian
 
Sistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesiaSistem ekonomi indonesia
Sistem ekonomi indonesia
 
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN
(8) PERANAN SEKTOR PERTANIAN
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
 
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian pptTugas 8. peranan sektor pertanian ppt
Tugas 8. peranan sektor pertanian ppt
 
Sistem ekonomi2031
Sistem ekonomi2031Sistem ekonomi2031
Sistem ekonomi2031
 
perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
perekonomian indonesia peranan sektor pertanianperekonomian indonesia peranan sektor pertanian
perekonomian indonesia peranan sektor pertanian
 

Destaque

Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
kebijakan dan program pangan (yuti)
 kebijakan dan program pangan (yuti) kebijakan dan program pangan (yuti)
kebijakan dan program pangan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiMoh Hasan Rizal
 
Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agrariaCanang Bagus
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaRahmanzie Share
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjitojonatanwardian
 

Destaque (7)

Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
kebijakan dan program pangan (yuti)
 kebijakan dan program pangan (yuti) kebijakan dan program pangan (yuti)
kebijakan dan program pangan (yuti)
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
 
Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agraria
 
Perekonomian Indonesia 2
Perekonomian Indonesia 2Perekonomian Indonesia 2
Perekonomian Indonesia 2
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 

Semelhante a Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria

Dari orde baru ke reformasi
Dari orde baru ke reformasiDari orde baru ke reformasi
Dari orde baru ke reformasiYunus Thariq
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian idofirman sahari
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian idofirman sahari
 
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRDPeople Power
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxSMPranata
 
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganPetani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganSyahyuti Si-Buyuang
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruNurul Ma'rifah
 
Sistem perekonomian
Sistem perekonomianSistem perekonomian
Sistem perekonomianAfida Zahara
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiamona munawaroh
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaAchmad Ridha
 
Persentase Kolompok Satu FE - UNA
Persentase Kolompok Satu FE - UNAPersentase Kolompok Satu FE - UNA
Persentase Kolompok Satu FE - UNAali akbar
 

Semelhante a Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria (20)

Dari orde baru ke reformasi
Dari orde baru ke reformasiDari orde baru ke reformasi
Dari orde baru ke reformasi
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido3 sejarah perekonomian ido
3 sejarah perekonomian ido
 
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD22 juli 1996   22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
22 juli 1996 22 juli 2011; 15 tahun DIRGAHAYU PRD
 
Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46
 
Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46Bitranet edisi 46
Bitranet edisi 46
 
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptxPenguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
Penguasaan dan Pengusahaan Lahan serta Kemiskinan di Pedesaan.pptx
 
1. sejarah ekonomi indonesia
1. sejarah ekonomi indonesia1. sejarah ekonomi indonesia
1. sejarah ekonomi indonesia
 
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan PanganPetani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
Petani Kecil adalah Kunci Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan
 
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde BaruPresentasi Sejarah Masa Orde Baru
Presentasi Sejarah Masa Orde Baru
 
8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian8 peranan sektor pertanian
8 peranan sektor pertanian
 
Sistem perekonomian
Sistem perekonomianSistem perekonomian
Sistem perekonomian
 
Uu tambang
Uu tambangUu tambang
Uu tambang
 
Sejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesiaSejarah perekonomian indonesia
Sejarah perekonomian indonesia
 
Orde baru
Orde baruOrde baru
Orde baru
 
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesiaGlobalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
Globalisasi nasib sektor_pertanian_ indonesia
 
Revormasi di indonesia
Revormasi di indonesiaRevormasi di indonesia
Revormasi di indonesia
 
Persentase Kolompok Satu FE - UNA
Persentase Kolompok Satu FE - UNAPersentase Kolompok Satu FE - UNA
Persentase Kolompok Satu FE - UNA
 
Sejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian IndonesiaSejarah Perekonomian Indonesia
Sejarah Perekonomian Indonesia
 
Materi 12
Materi  12Materi  12
Materi 12
 

Mais de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

Mais de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Último

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...FORTRESS
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaksmkpelayarandemak1
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkajaunikbetslotbankmaybank
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...FORTRESS
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...FORTRESS
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxnairaazkia89
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesialangkahgontay88
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...FORTRESS
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptxlulustugasakhirkulia
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANdewihartinah
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaHaseebBashir5
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manrasyidakhdaniyal10
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1alvinjasindo
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaNovrinKartikaTumbade
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"HaseebBashir5
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solojasa marketing online
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerHaseebBashir5
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxSintaDosi
 

Último (20)

BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
BERKELAS!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Harga Pintu Aluminium Kamar Mandi di...
 
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapaktugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
tugas kelompok Analisis bisnis aplikasi bukalapak
 
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotecabortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
abortion pills in Kuwait City+966572737505 get Cytotec
 
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama LinkajaUNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
 
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
PREMIUM!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Kamar Mandi di ...
 
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
ESTETIK!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Coklat di Denpa...
 
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptxDRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
DRAFT Penilaian Assessor _MIiii_UIM.pptx
 
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di IndonesiaPerkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
Perkembangan Perbankan di Indonesia Perkembangan Perbankan di Indonesia
 
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
 
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptxBab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan   Penggajian.pptx
Bab 11 Liabilitas Jangka Pendek dan Penggajian.pptx
 
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGANPPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
PPT - PSAK 109 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN
 
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di IndonesiaTajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
Tajuk: SV388: Platform Unggul Taruhan Sabung Ayam Online di Indonesia
 
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang PopulerMengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
Mengenal Rosa777: Situs Judi Online yang Populer
 
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf manManajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
Manajemen_Risiko_PT_Murni_Sadar_Tbk.pdf man
 
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
MODUL PEGAJARAN ASURANSI BELUM KOMPLIT 1
 
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan IndonesiaSlide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
Slide tentang Akuntansi Perpajakan Indonesia
 
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani""Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
"Mitos dan Kemenangan: Zeus Slot dan Dunia Yunani"
 
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing SoloCALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
CALL/WA: 0822 348 60 166 ( TSEL ) Jasa Digital Marketing Solo
 
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang PopulerSV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
 
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptxMemaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
Memaksimalkan Waktu untuk Mendapatkan Kampus Impian melalui SBMPTN (1).pptx
 

Tidak Ada Ekonomi Kerakyatan Tanpa Reforma Agraria

  • 1. Tidak ada ekonomi kerakyatan tanpa reforma agraria dan kedaulatan pangan1 Oleh Henry Saragih2 DEWASA ini krisis ekonomi telah menjadi sangat begitu nyata. Jumlah orang miskin dan orang-orang lapar di dunia secara drastis meningkat. FAO melaporkan angka kelaparan telah mendekati 1 milyar, orang-orang miskin dan pengangguran terus bertambah di seantero dunia. Seluruh daya upaya saat ini di arahkan untuk mengatasi krisis ini, melupakan doktrin-doktrin yang sudah begitu kuat dan mencari terobosan-terobosan baru. Hal itu bisa kita saksikan dimana kebijakan ekonomi di USA yang sangat liberal, harus dengan terpaksa merevisinya. Seyogyanya pada hari-hari ini, di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di bawah tim yang di ketuai oleh Stiglitz, akan menyelenggarakan pertemuan untuk mencari jalan keluar dari krisis yang terjadi. Tetapi karena alasan yang tidak jelas, pertemuan tersebut diundur menjadi minggu ke 3 bulan Juni ini. Oleh karena itu, pertemuan diskusi ini sangat penting dalam konteks internasional dan juga tentunya di tingkat nasional pada saat-saat kampanye Pilpres 2009 yang menempatkan persoalan ekonomi menjadi tema sentral kampanye semua capres yang maju. ***** Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, para pemimpin Indonesia sangat menyadari pentingnya untuk melakukan perubahan secara mendasar terhadap tatanan perekonomian Indonesia, dari sistem ekonomi yang kapitalis–kolonialis—imperalis menjadi suatu tatanan ekonomi yang adil yang bisa membawa kesejahateraan rakyat Indonesia. Setelah melalui perjalanan yang panjang lebih dari sepuluh tahun, akhirnya pada tahun 1960 pemerintah Indonesia berhasil mengeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang menata kembali hubungan antara manusia dengan alam–hubungan manusia dengan agraria, meliputi bumi air dan segala hal yang terkandung di dalamnya. UUPA atau UU No. 5 Tahun 1960, adalah manifestasi dari Undang- 1  Disampaikan pada Diskusi “ Ini Dia Ekonomi Kerakyatan” , dilaksanakan oleh KAU dan SPI, Taman Ismail   Marzuki (TIM), Jakarta 3 Juni 2009.  2  Henry Saragih adalah Ketua Umum  Serikat Petani Indonesia (SPI) dan General Coordinator La Via  Campesina, organisasi gerakan buruh tani, petani kecil dan masyarakat adat internasional.   1
  • 2. Undang Dasar 1945 pasal 33. Lahirnya UUPA merupakan cerminan dari adanya upaya dari pendiri negara (founding leaders) Republik Indonesia saat itu untuk menata kembali ketimpangan struktur agraria yang lebih adil sebagai akibat dari sistem corak produksi yang kolonialistik (reforma agraria). Reforma agraria inilah yang dinanti-nantikan rakyat untuk melanjutkan perjuangan dan memulai pembangunan semesta Indonesia. Karena itu, Soekarno mengatakan bahwa UUPA adalah tonggak dari melanjutkan revolusi kemerdekaan Indonesia. Bahkan selanjutnya Presiden Soekarno menjadikan hari diundangkannya UUPA pada tanggal 24 September sebagai Hari Tani Nasional bagi rakyat Indonesia. Dengan demikian sejak di undangkannya UUPA, sebenarnya bangsa Indonesia telah mempunyai hukum agraria yang sifatnya nasional. Adapun isinya menegaskan bahwa fungsi dari sumber agraria yaitu bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di atas dan didalamnya untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat Indonesia. Adapun prinsip-prinsip yang terkandung dalam UUPA No. 5/1960 sebagai berikut: 1. Tanah mempunyai fungsi sosial 2. Tanah untuk penggarap/petani/rakyat 3. Pengakuan terhadap hak masyarakat adat 4. Hanya warga negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik atas tanah di bumi Indonesia, tidak untuk warga negara lain 5. Peran utama usaha keluarga/koperasi untuk mengelola dan mengurus agraria dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya 6. Pelestarian lingkungan hidup 7. Partisipasi dan inisiatif basis rakyat Sayangnya, dalam prakteknya reforma agraria sebagai salah satu kewajiban pemerintah, belum terlaksana secara meluas pada masa pemerintahan Soekarno. Bahkan, pada rejim Soeharto tidak dilaksanakan secara sungguh-sungguh sesuai dengan amanat UUPA dan UUD 1945. Alih-alih menjalankan UUPA 1960, rejim Soeharto justru menyelewengkannya, melalui penerbitan berbagai peraturan dan undang-undang yang bertolak belakang. Pada era rejim Soeharto, hak penguasaan, kepemilikan, pengelolaan dan penggunaan agraria telah digunakan untuk mengeksploitasi hutan, pertambangan, perkebunan, dan konversi lahan pertanian ke lahan industri, kelautan dan pesisir utuk kepentingan pemilik modal besar. Berbagai perundang- undangan sektoral, seperti UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing, UU No.5/1967 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan, UU No. 11/1967 tentang ketentuan Pokok Pertambangan, UU tentang ketentuan-ketentuan pokok pengairan, serta berbagai UU sektoral lainnya, secara prinsipil sangat bertentangan dengan UUPA. Hasil dari semua itu dapat kita saksikan di sektor pertanian, dimana revolusi hijau telah menimbulkan kesenjangan yang tajam antara orang-orang desa yang memiliki tanah dan yang tak memiliki tanah. Kerusakan alam yang begitu meluas, sungai yang mengering, hutan yang terus menyempit, keaneka ragaman hayati yang semakin hilang terus terjadi hingga sekarang akibat praktek revolusi hijau ini. 2
  • 3. Terjerat Neoliberalisme – Penjajahan Baru Berakhirnya rejim Soeharto pada tahun 1998 ternyata tidaklah secara langsung mengakhiri penderitaan kaum tani Indonesia. Rejim Soeharto telah mewariskan beban bagi rakyat Indonesia, pemerintahan yang korup, kolusi dan nepotis dan utang yang berlimpah, serta terjerat dalam kesepakatan yang tidak adil dengan IMF, Bank Dunia, WTO dan kesepakatan-kesepakatan dengan institusi lainnya yang membuat pemerintah dan rakyat Indonesia tidak lagi bisa disebut sebagai negara dan bangsa yang berdaulat. Sayangnya para pemimpin Indonesia, pada umumnya terjebak hanya pada persoalan-persoalan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Padahal sebenarnya kemiskinan dan kebodohan yang meluas bukan hanya disebabkan rejim yang melakukan KKN tersebut, namun lebih jauh lagi adalah akibat dari eksploitasi yang besar-besaran yang sangat meluas melalui berbagai kesepakatan-kesepakatan dan eksploitasi kekayaan alam yang terjadi oleh kekuatan asing melalui lembaga-lemabaga internasional seperti World Bank, Asian Devt, Bank, IMF dan perusahaan-perusahaan transnasional (transnasional coorporations atau disingkat TNCs). Sebagaimana telah awam diketahui, rejim Soeharto mengikatkan diri dengan IMF untuk menjalankan butir-butir kesepakatan yang di sebut sebagai Struktural Adjusment Program (SAP) sebagai upaya mengatasi puncak krisis ekonomi Indonesia yang terjadi pada tahun 1997-98. Inti dari kesepakatan tersebut sering juga disebut sebagai Washington Konsensus yang terdiri dari 10 prinsip, yang kalau disaripatikan menjadi tiga hal yakni: deregulasi, privatisasi, dan liberalisasi. Atas nama reformasi, isi kesepakatan-kesepakatan tersebut di implementasikan dalam berbagai kebijakan di bidang pertanian, pangan dan agraria di Indonesia. Kebijakan-kebijakan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Liberalisasi perdagangan di Indonesia. membuka pasar dalam negeri Indonesia seluas-luasnya dari berbagai produk dari luar negeri dan pembebasan bea masuk. Impor buah-buah di buka seluas-luasnya, impor kacang kedelai dan beras dengan bea masuk yang rendah sekali, bahkan pernah mencapai 0 %, terutama dalam komoditas beras. 2. Peran negara dikurangi, regulasi-regulasi untuk perlindungan rakyat diperlemah, dan sebaliknya dukungan terhadap modal besar diperkuat. Dalam sektor pertanian, akibatnya petani tidak lagi diberi subsidi pupuk dan alat-alat pertanian. Sebaliknya, petani di arahkan untuk membeli semua alat produksi tersebut dan tergantung pada input eksternal. Sementara, permodalan dan kredit dilakukan dengan cara yang liberal, terutama dukungan untuk petani kecil semakin lama semakin berkurang. Bulog yang dulunya memiliki peran untuk melaksanakan state obligation untuk stabilisasi harga dan suplai sembako, semakin lama semakin berkurang. Bahkan setelah kesepakatan dengan IMF, Bulog menjadi Perusahaan Umum (Perum) yang kini terasa lebih terdorong untuk pencarian profit. 3. Privatisasi sumber-sumber agraria juga dilakukan secara gamblang, seperti privatisasi air dengan mengeluarkan UU No. 7/2004. Penguatan peran swasta dalam mengembangkan perkebunan juga dilakukan via UU perkebunan No. 18/2004. Liberalisasi dan percepatan pasar tanah yang 3
  • 4. mendukung penggusuran lahan-lahan rakyat juga digalakkan pasca Indonesia Infrastructure Summit (2005), dimulai dengan Keppres 34/2003, lalu Perpres 36/2005 dan revisinya Perpres 65/2006, juga rencana amandemen UUPA dan draft UU Pertanahan yang saat ini sedang digodok oleh BPN. UU No. 41/1999 tentang Kehutanan juga dinilai memperparah sektor kehutanan Indonesia. Dan yang paling fenomenal adalah keluarnya UU No. 25/2007 tentang penanaman modal3. Kebijakan-kebijakan inilah yang kita sebut dengan neoliberalisme, yang menjadi jalan penjajahan baru di negeri kita tercinta. Dengan dilaksanakannya kebijakan- kebijakan tersebut dapatlah dikatakan bahwa sistem perekonomian (terutama dalam sektor pertanian) yang diterapkan di Indonesia semakin jauh dari maksud dan tujuan yang terkandung dalam UUD 1945 dan UUPA. UUD 1945 dan UUPA, yang menjadi basis negara dan bangsa ini membangun sektor pertanian dan pangannya, jelas-jelas mengamanatkan ekonomi kerakyatan. Untuk mempermudah bagaimana perbedaan antara neoliberalisme dengan ekonomi kerakyatan dalam bidang pertanian dan pangan, berikut ini tabel perbandingannya; Tabel: Komparasi neoliberalisme dengan ekonomi kerakyatan dalam sektor pertanian dan pangan Isu Neoliberalisme Ekonomi Kerakyatan Perdaganga Perdagangan dalam Pangan dan pertanian dikeluarkan n segala hal dari perjanjian perdagangan bebas Prioritas Agro-ekspor via Pangan untuk mencukupi produksi agribisnis kebutuhan lokal Harga Ditentukan oleh harga Harga adil dan tidak lebih rendah produksi pasar (what the market dari biaya produksi, ditambah pertanian dictates) keuntungan yang mampu menjamin kehidupan petani dan buruh tani yang bermartabat Akses pasar Akses ke pasar ke luar Akses pada pasar lokal, agar negeri (export-oriented) distribusi pendapatan adil, merangsang perekonomian di daerah pedesaan, dan menguatkan pasar domestik Subsidi Di negara berkembang Subsidi yang tidak menghancurkan dilarang, tetapi justru di kehidupan petani di negara lain Amerika dan Eropa (dumping) diperbolehkan, subsidi diberikan untuk diberikan kepada pertanian perusahaan agribisnis keluarga, menjaga kestabilan besar harga/ pendapatan petani, pemasaran langsung (direct- 3  UU No. 25/2007 ini pada akhirnya diajukan untuk dihapus via judicial review oleh Serikat Petani Indonesia dan  organisasi rakyat lain, yang berujung pada penghapusan pasal yang terkait pemberian insentif hak atas tanah  kepada investor.  4
  • 5. selling), konservasi lahan dan mendorong kegiatan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) Pangan Sebagai komoditi; tidak Pangan adalah hak asasi; harus mempedulikan menyehatkan, aman, bergizi, kandungan bahan kimia terjangkau, diterima secara budaya berbahaya, lemak, dan diproduksi secara lokal ataupun gula yang berlebihan Syarat Layak secara skala Hak rakyat pedesaan/ petani diproduksi ekonomi (economic of (human rights), kearifan lokal scale) Kelaparan Karena produktivitas Masalah distribusi dan akses pertanian yang rendah (terhadap pangan itu sendiri, atau terhadap sumber-sumber agraria dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya) yang diakibatkan oleh ketidakadilan Ketahanan Diimpor dari tempat Dapat dicapai ketika pangan pangan yang harganya paling diproduksi oleh mereka yang lapar murah dan diproduksi dari lokal Penguasaa Diprivatisasi Dikuasai oleh rakyat n atas agraria (tanah, air, hutan) Penguasaa Melalui mekanisme pasar Melalui pelaksanaan reforma n lahan/ agraria sejati, redistribusi lahan tanah untuk rakyat kecil yang paling membutuhkan Benih Komoditas yang dapat Warisan umat manusia, dikuasai dipatenkan oleh rakyat, dan “tiada paten atas mahluk hidup” Kredit Untuk perusahaan Untuk seluruh rakyat, terutama pedesaan agribisnis, modal besar, untuk petani kecil dan menengah, dan swasta merupakan kewajiban negara (state investasi obligation) Overproduk Tidak masalah Mengakibatkan kemiskinan petani si karena memungkinkan spekulasi akibat penumpukan stok, harus ada manajemen stok secara lokal dan nasional (bahkan internasional) GMOs Harapan masa depan Berbahaya bagi manusia dan juga (pangan lingkungan transgenik) Cara Monokultur Agroekologi bertani Petani Anachronism, yang tidak Penjaga kebudayaan dan 5
  • 6. efisien harus menyingkir memberikan pangan bagi bangsa Konsumen Dibayar serendah Sesuai dengan kebutuhannya perkotaan mungkin Kini setelah 10 tahun era reformasi, kenyataannya gerak perekonomian bangsa dan negara semakin jauh dari harapan rakyat, semakin jauh dari demokrasi ekonomi–dari sistem ekonomi kerakyatan; sistem yang notabene merupakan mandat konstitusi. Hal itu bisa dilihat dari berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden SBY dalam mereformasi ekonomi Indonesia dalam 5 tahun belakangan. Sebagaimana telah diterangkan sebelumnya, pada tahun 2007 telah dikeluarkan Undang-Undang No. 25 tentang Penanaman Modal. Kalau dilihat dari substansinya yang seluas-luasnya meliberalkan sistem perekonomian di Indonesia, bahkan lebih parah di bandingkan dengan peraturan di jaman kolonial, terutama pada pasal tentang agrarianya, yang terutama memberikan insentif dan privilese berlebihan kepada penanam modal. UU yang sangat kental aroma neoliberalnya ini mengijinkan investor bisa memiliki Hak Guna Usaha (HGU) selama 95 tahun, Hak Guna Bangunan (HGB) selama 80 tahun, dan Hak Pakai (HP) selama 70 tahun, melalui proses perpanjangan perijinan sekaligus di depan. Untunglah melalui perjuangan keras selama 2 tahun, akhirnya pasal 22 yang akan mempercepat liberalisasi di sektor agraria ini berhasil dihapuskan. Pun begitu, pasal-pasal neoliberal lain tetap bertahan—terutama yang mengatur soal (1) repatriasi modal; (2) asas perlakuan sama terhadap pemodal asing dan nasional; (3) kriteria usaha tertutup dan terbuka untuk investasi; dan (4) kemudahan eksploitasi buruh di Indonesia. Bagi kaum tani Indonesia tiada harapan untuk perbaikan kehidupan ekonomi dan sosial politik dewasa ini, karena kebijakan-kebijakan ekonomi di sektor pertanian dan pangan sungguh tidak menyelesaikan masalah secara radikal, cepat, dan terintegrasi. Bahkan program revitalisasi pertanian (baca: Revitalisasi Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan atau RPPK) yang dicanangkan pemerintah tidak menyentuh persoalan-persoalan mendasar kaum tani. Sebaliknya, kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan semakin memapankan persoalan-persoalan kaum tani. Oleh karena itulah keberhasilan yang di sebut-sebut pemerintah dalam swasembada beras tidak sepenuhnya mengubah nasib kaum tani. Konsekuensi dari kebijakan-kebijakan neoliberal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Semakin meluasnya orang-orang tak bertanah di pedesaan, sebaliknya semakin luasnya tanah yang dikuasai oleh segelintir orang. Situasi yang penuh ketidakadilan tersebut telah mendorong pada munculnya ribuan konflik-konflik yang bersandar pada perebutan penguasaan, pengelolaan, pemanfaatan dan kepemilikan atas sumber-sumber agraria, baik yang sifatnya vertikal, horizontal maupun gabungan keduanya. Secara umum konflik yang terjadi didominasi oleh konflik antara rakyat dengan perusahaan swasta (baik asing maupun nasional), rakyat dengan pemerintah dan rakyat dengan institusi negara. Dimana wilayah konflik itu berada pada lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, perairan/kelautan dan urban/perkotaan. 2. Hilangnya mata pencarian masyarakat di pedesaan yang telah mendorong tingginya tingkat urbanisasi dari desa ke kota, tingginya jumlah buruh 6
  • 7. migran, meningkatnya petani yang tidak memiliki lahan pertanian, kerusakan dan pencemaran lingkungan yang disertai dengan bencana alam, kasus kelaparan/busung lapar, tingginya tingkat pengangguran dipedesaan maupun di perkotaan. 3. Kemiskinan yang meluas di tengah-tengah masyakat pedesaan, dan kesenjangan sosial yang sangat timpang 4. Kelaparan menimpa petani dan masyarakat di pedesaan, dan Indonesia menjadi negara agraris yang tergantung pada pasar pangan internasional Perjuangan kaum tani Dalam situasi tersebut, tidak ada jalan lain bagi petani di Indonesia, selain untuk terus memperjuangkan reforma agraria menuju kedaulatan pangan. SPI dalam perjuangannya mewujudkan perjuangan menuju kedaulatan pangan ini dalam beberapa tahapan; (a) Membangun ormas tani yang kuat SPI menyadari bahwa untuk menyuarakan kepentingan petani, tidak ada jalan lain yang lebih rasional daripada organisasi tani yang kuat. Untuk mencapai tujuan ini, SPI terus memperkuat dan memperluas konstituennya, anggota SPI saat ini sekitar 700.000 households (keluarga tani) dengan isu utama perjuangan menuju reforma agraria yang mewujudkan tanah untuk petani itu sendiri. Dalam percaturan organisasi tani, SPI saat ini selain memposisikan sebagai pelopor gerakan rakyat di tingkat nasional—SPI juga mengambil peran yang signifikan dalam gerakan tani internasional. Saat ini SPI menjadi anggota dari La Via Campesina, sebuah gerakan petani internasional yang beranggotakan 160 organisasi di 70 negara di seluruh dunia. Sebagai bagian dari gerakan internasional tersebut, SPI juga saat ini menjadi koordinator internasionalnya. Selain bergerak dalam mengagregasikan kepentingan di tingkat nasional, SPI juga mengambil peran aktif di level internasional, seperti tuntutan-tuntutan dan aksi yang dilakukan dalam berbagai forum internasional. (b) Perjuangan tanah untuk petani Sesuai dengan konstituennya yang merupakan petani kecil, gurem (dengan kepemilikan tanah kurang dari 0.5 ha), buruh tani atau petani tak bertanah (landless), maka dalam praktek-praktek perjuangannya anggota SPI di daerah- daerah berkomitmen akan terus menjalankan reforma agraria yang diinginkan oleh rakyat tani. Sejauh ini, praktek-praktek tersebut dijalankan dengan reklaiming dan okupasi lahan untuk memenuhi prinsip tanah untuk penggarap (land to the tiller). Hingga tahun 2008, praktek reklaiming dan okupasi ini sudah menjadi kegiatan utama SPI untuk menggerakkan massanya. (c) Memperjuangkan kedaulatan pangan Paradigma kedaulatan pangan menunjukkan komitmen organisasi tani untuk mewujudkan suatu sistem produksi, konsumsi, distribusi dan pasar pangan yang berpihak pada kedaulatan rakyat. Perjuangan agar kedaulatan pangan diimplementasikan dalam kebijakan sudah dimulai dari tahun 1998, dengan fokus kepada kemandirian produksi pangan. Untuk itulah perjuangan yang utama sejak pendirian SPI adalah menolak impor pangan, terutama makanan pokok. 7
  • 8. Kepentingan petani yang dituangkan dalam tuntutan-tuntutannya dalam beberapa tahun belakangan masih belum efektif terlaksana, namun ada beberapa yang sudah diimplementasi seperti larangan impor beras pada masa panen. (d) Membangun model pertanian berkelanjutan SPI telah membangun kawasan yang mempraktekan pertanian berkelanjutan. Baik secara kolektif maupun keluarga-keluarga tani. Untuk memperluas aksi tersebut, berbagai pusat pendidikan baik secara formal dan berjenjang maupun praktek lapangan terus dilakukan hingga saat ini. Hal ini juga merupakan proses perlawanan terus-menerus terhadap corak produksi pertanian yang selama ini tidak merdeka. (e) Permodalan mandiri Pemahaman usaha tani yang tergantung kepada input luar dan teknologi yang berbasis modal menyebabkan persoalan yang serius bagi petani. Koperasi- koperasi dilevel desa, propinsi dan lainnya dipandang hanya sebagai perpanjangan tangan kepentingan diluar petani. Membentuk pemahaman baru mengenai pentingnya kemandirian menjadi agenda SPI dalam tahun-tahun terakhir ini. Terutama bagi petani yang telah melakukan reklaiming. SPI juga mendesak agar insentif yang diberikan kepada kaum tani harus tepat dan cepat sasaran. Pengalaman praktek kita dalam Lembaga Ekonomi Petani, sangat mempunyai peran strategis dalam memecahkan soal-soal praktis. (f) Membangun pasar domestik Pengertian pasar dalam kedaulatan pangan yang diinginkan petani, adalah pasar yang tidak menjadi suatu entitas yang otonomi dan mendominasi ( self-regulating), seperti yang diadopsi dalam praktek neoliberalisme. Kedaulatan pangan tidak menegasikan perdagangan, namun perdagangan hanya menjadi bagian atau alat dari kedaulatan untuk sepenuhnya menjadi mekanisme yang menguntungkan rakyat banyak. Dalam prakteknya, SPI secara praktis memotong rantai-rantai perdagangan pangan pada umumnya. Dalam kasus beras di Sumatera Utara yang rantai perdagangan berasnya bisa mencapai 4 pihak hingga lebih, SPI mengusulkan alternatif direct-selling/direct-buying yang bisa langsung mengantarkan produk hasil pertanian ke tangan konsumen. Selain memotong pemburuan rente, sistem ini bisa lebih menguntungkan petani dan konsumen— serta mewujudkan kemampuan petani untuk menguasai dan mengontrol pasar domestiknya sendiri. Dalam praktek kebijakan pasar, SPI juga mempromosikan perlindungan pasar dalam negeri dari impor murah (dumping), juga sistem yang menyubsidi pertanian yang tidak berkelanjutan. Faktanya, Indonesia dibanjiri produk overproduksi dari negara lain—sementara produk yang diimpor tersebut adalah hasil dumping dari hasil pertanian korporat transnasional, dan sistem pasar neoliberal (kedelai 1.2 juta ton per tahun, gandum 2 juta ton per tahun, beras rata-rata 1.13 juta ton per tahun, jagung 1 juta ton per tahun, dll). Inilah yang diprotes SPI yang ingin WTO keluar dari pertanian dan pangan, dan penolakan terhadap perdagangan bebas produk pertanian dan pangan. Implementasi dari aturan-aturan WTO dan perdagangan bebas inilah yang menghancurkan pasar dan harga domestik, dan mengancam mata pencaharian petani. Hal ini sering dianggap isu yang sangat tinggi bagi petani, namun dengan argumen kedaulatan pangan dan rasionalisasi 8
  • 9. pasar domestik yang berdaulat protes SPI terus berlangsung dan bisa dimengerti oleh anggotanya. Penutup Serikat Petani Indonesia (SPI) menyadari bahwa, ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945 kondisi struktur agraria di Indonesia sudah mengalami ketimpangan, dimana terjadi pemusatan penguasaan dan pemilikan tanah pada sekelompok orang. Sebaliknya sebagian besar rakyat Indonesia hanya menguasai, dan memiliki sebagian kecil sumber-sumber agraria yang ada. Untuk itulah, sebagai basis pijakan kita untuk maju, bangsa dan negara ini membutuhkan koreksi total terhadap struktur agrarianya—yakni dengan melaksanakan reforma agraria sejati. Hal ini juga merupakan mandat konstitusi, dimaktubkan dalam UUPA, dan akan berdampak riil dalam menyelesaikan masalah kemiskinan, kelaparan, kebodohan, diskriminasi, dan ketidakadilan. Untuk menciptakan jalan bagi terciptanya tatanan struktur agraria yang berkeadilan, harus diawali dengan program landreform, yakni adanya tata produksi yang adil dan penciptaan pasar yang berkeadilan. Untuk lebih jelasnya, aspirasi pembaruan agraria dan kedaulatan pangan yang diinginkan petani dinyatakan dalam beberapa isu utama yang dimekanisasikan dalam poin-poin berikut: 1. Tanah, Air dan Benih • Kami menuntut pembaruan agraria sejati yang memfokuskan pada distribusi terhadap rakyat tanpa tanah. Tanah menjadi milik rakyat kecil dan tak bertanah, bukan milik tuan tanah dan perusahaan besar. • Tanah dan air harus dimiliki oleh komunitas lokal dengan menghargai sepenuhnya terhadap hukum adat dan hak-hak terhadap penggunaan sumberdaya lokal dan tradisional mereka. • Perempuan harus memiliki hak yang setara dalam hal akses terhadap lahan dan air. • Kami mengutuk privatisasi sumberdaya air (seperti prinsip-prinsip yang tertuang dalam UU No.7/2004) ; karena sekarang ini air dikontrol oleh perusahaan transnasional. Pemerintah harus melindungi para petani di dalam penyediaan akses irigasi yang gratis untuk proses produksi. • Benih merupakan jantung dari sistem pertanian, dan basis dari kedaulatan pangan. SPI menolak proses paten benih, dan juga menolak segala bentuk, sistem ataupun teknologi yang mencegah petani untuk menyimpan, mengembangkan dan mereproduksi benih sendiri. Kita secara khusus mengatakan “tidak” untuk teknologi terminator pada benih yang menghalangi kedaulatan kami memiliki sumber daya tersebut. • Mendorong hak untuk reproduksi dan pertukaran benih oleh rakyat dan untuk rakyat. Benih tidak boleh didistribusikan oleh perusahaan transnasional dan pemerintah, karena mereka akan menjadikan petani hanya sebagai konsumen (end-user) dari rantai produksi benih. • Menolak GMOs (rekayasa genetika untuk makhluk hidup) dan melarang produksi dan perdagangannya pada benih pertanian, karena prinsipnya yang tidak berkelanjutan. 9
  • 10. 2. Sistem Produksi Pangan • SPI menolak Revolusi Hijau karena hal ini merusak keanekaragaman hayati, membuat ketergantungan terhadap bahan-bahan kimia dan mengakibatkan degradasi lingkungan, serta menyingkirkan petani kecil dari kehidupan dan tanah mereka. • Kami mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan seperti pertanian alami dan organik; dengan input yang lebih rendah dan menghasilkan output yang lebih baik kualitasnya. • Mendorong revitalisasi pengetahuan tradisional untuk sistem produksi beras yang berkelanjutan, seperti pengalaman pertanian organik atau natural farming (seperti praktek di Karnataka, India) • Menyadari pentingnya kedaulatan pangan dalam hal ekologi dan alam dalam rangka mengurangi kemiskinan, melindungi ekosistem dan pelestarian tanah, keanekaragaman hayati, peningkatan kondisi kesehatan dan peningkatan kualitas air dan bahan pangan dengan harga yang terjangkau. • Membuat kriteria kualitas pangan yang sesuai kebutuhan dan keinginan rakyat. • Menekan pemerintah untuk memberikan dukungan terhadap organisasi- organisasi yang mempromosikan pertanian yang berkelanjutan dan untuk mempersiapkan kebijakan formal untuk mempromosikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan. 3. Aktivitas dan Proses Pasca Panen • Mengembangkan perekonomian pangan lokal yang berbasis proses dan produksi oleh petani. • Perdagangan lokal dan aktivitas proses pasca panen seharusnya diatur oleh unit-unit keluarga kecil dengan teknologi yang murah dan dapat digunakan oleh rakyat kecil. • Pemerintah harus menyediakan program-program pelayanan yang mendukung produksi dan produktivitas tanah. Pemerintah juga harus memfasilitasi aktivitas pasca panen. 4. Perdagangan • Memastikan harga yang layak; dan pemerintah harus menjamin harga dengan memberikan subsidi untuk menutupi biaya produksi dan juga untuk mendapatkan keuntungan yang cukup yang sesuai dengan biaya kebutuhan hidup para petani. • Menghilangkan semua subsidi ekspor baik langsung maupun tidak langsung, dan meminta pemerintah untuk memberikan subsidi untuk mempromosikan produksi pangan yang berkelanjutan dan memastikan bahwa subsidi tidak untuk perusahaan trans-nasional dan produsen besar. • Pemerintah harus mendukung petani yang memproduksi pangan untuk kebutuhan domestik. • Produksi domestik seharusnya diatur sedemikian rupa untuk mencegah surplus, dalam rangka menghindari dumping produk ekspor. • Melarang impor pangan—terutama beras—ketika negara dapat memproduksi beras yang cukup untuk konsumsi mereka sendiri. 1
  • 11. Seringkali, impor beras adalah proses dumping dari surplus produksi yang membanjiri pasar domestik dan pada akhirnya membunuh petani. • Mompromosikan pertanian pangan yang berbasis keluarga untuk memastikan kebutuhan pangan domestik tercukupi. Kami mengutuk liberalisasi perdagangan pangan yang dilakukan oleh WTO dan Kesepakatan Perdagangan Bebas (FTA). Dan kami dengan tegas menuntut agar WTO keluar dari urusan pangan dan pertanian. ********* Jakarta, 3 Juni 2009 1