SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN
                         Nomor : P. 11/Menhut-II/2009
                                      TENTANG
 SISTEM SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN
                     KAYU PADA HUTAN PRODUKSI
                    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
                            MENTERI KEHUTANAN,
Menimbang   a. bahwa dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam
               (IUPHHK-HA), restorasi ekosistem (IUPHHK-RE) dan pemanfaatan hasil
               hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) pada hutan produksi dapat
               dilakukan dengan satu atau lebih sistem silvikultur, sesuai dengan
               karakteristik sumber daya hutan dan lingkungannya sebagaimana diatur
               dalam Pasal 34 ayat (2) dan Pasal 38 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor
               6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008;
            b. bahwa sistem silvikultur tersebut pada huruf a dimaksudkan agar usaha
               pemanfaatan hutan produksi pada hutan alam, restorasi ekosistem, dan
               hutan tanaman dapat dikelola sesuai kaidah-kaidah pengelolaan hutan
               lestari dan meningkatkan produktivitas;
            c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, perlu menetapkan Peraturan
               Menteri Kehutanan tentang Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha
               Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam
               Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990
               Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
            2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
               Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68;
               Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
            3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran
               Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran
               Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
               Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
               Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-
               undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang
               (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan
               Lembaran Negara Nomor 4412);

                                                                    4.Undang-undang...
-2-



               4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
                   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
                   diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan
                   Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
                   tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
                   Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
                   Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
                   Indonesia Nomor 4548);
               5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
               6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan
                   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452);
               7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
                   Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
                   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan
                   Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah
                   diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran
                   Negara Republik Indonesia Nomor 4814);
               8. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan
                   Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
                   dengan Nomor 31/P Tahun 2007;
               9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang
                   Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian
                   Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
                   dengan Nomor 20 Tahun 2008;
               10. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan
                   Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
                   beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008;
               11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang
                   Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah
                   beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor P.64/Menhut-II/2008;
               12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.58/Menhut-II/2008 tentang
                   Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi
                   Lestari (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 52)

                                   MEMUTUSKAN:

Menetapkan :       PERATURAN    MENTERI    KEHUTANAN   TENTANG   SISTEM
                   SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL
                   HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI

                                                                                    BAB I...
-3-



                                            BAB I
                                    KETENTUAN UMUM

                                           Pasal 1
 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan :
 1. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil
     hutan.
 2. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam yang selanjutnya disingkat
     IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa
     kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau
     penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.
 3. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya
     disingkat IUPHHK-HTI adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan
     berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan,
     penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.
 4. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem dalam hutan alam yang
     selanjutnya disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan untuk membangun
     kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting
     sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan
     perlindungan dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan,
     penjarangan, penangkaran satwa pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan
     unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati (tanah, iklim dan topografi) pada
     suatu kawasan kepada jenis yang asli sehingga tercapai keseimbangan hayati dan
     ekosistemnya.
 5. Sistem Silvikultur adalah sistem pemanenan sesuai tapak/tempat tumbuh berdasarkan
     formasi terbentuknya hutan yaitu proses klimatis dan edaphis dan tipe-tipe hutan yang
     terbentuk dalam rangka pengelolaan hutan lestari atau sistem teknik bercocok tanaman
     hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai, menanam, memelihara tanaman
     dan memanen.
 6. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan.
 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di
     bidang Bina Produksi Kehutanan.
 8. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang
     kehutanan di Provinsi.
 9. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang
     kehutanan di Kabupaten/Kota.

                                         BAB II
                                   SISTEM SILVIKULTUR
                                             Pasal 2
(1) Sistem Silvikultur yang dipilih dan diterapkan berdasarkan :
    a. Umur tegakan;
    b. Sistem pemanenan hutan.
                                                                               (2) Sistem...
-4-



(2) Sistem silvikultur berdasarkan umur tegakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
    terdiri dari :
    a. sistem silvikultur untuk tegakan seumur;
    b. sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumur.
(3) Sistem silvikultur berdasarkan pemanenan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    huruf b terdiri dari :
    a. sistem tebang pilih;
    b. sistem tebang habis.
                                          Pasal 3
(1) Sistem silvikultur tegakan seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a,
    dilakukan melalui Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) dan atau Tebang
    Habis dengan Permudaan Alam (THPA).
(2) Dalam hal pada tegakan seumur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
    mempertahankan regenerasi alami dan terbentuknya struktur hutan, pada dasarnya dapat
    dilakukan pemanenan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
                                         Pasal 4
(1) Sistem silvikultur tegakan tidak seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2     ayat (2)
    huruf b, dilakukan melalui tebang pilih :
    a. individu;
    b. kelompok;
    c. Jalur.
(2) Sistem silvikultur tebang pilih individu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)   huruf a,
    dilaksanakan dengan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI).
(3) Sistem silvikultur tebang pilih kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)    huruf b,
    dilaksanakan dengan Tebang Rumpang (TR).
(4) Sistem silvikultur tebang pilih jalur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)      huruf c,
    dilaksanakan dengan Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ).
                                          Pasal 5
(1) Penerapan sistem silvikultur THPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diterapkan pada
    hutan bekas tebangan (logged over area) atau pada hutan tanaman pada hutan produksi
    biasa atau hutan produksi yang dapat dikonversi di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
    Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
    Hutan Kayu (RKUPHHK).
(2) Penerapan sistem silvikultur THPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diterapkan pada
    hutan bekas tebangan (logged over area) atau pada hutan tanaman melalui trubusan
    (coppice system) dan atau generatif pada hutan produksi biasa atau hutan produksi yang
    dapat dikonversi di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi
    berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK).
                                         Pasal 6
(1) Penerapan sistem silvikultur TPTI dan atau Tebang Rumpang (TR) sebagaimana dimaksud
    dalam Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3), diterapkan pada hutan alam perawan (virgin forest)
    atau hutan bekas tebangan (logged over area) di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil
    Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
    Hutan Kayu (RKUPHHK).
                                                                          (2) Penerapan...
-5-



(2) Penerapan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur sebagaimana dimaksud dalam Pasal
    4 ayat (4), diterapkan pada hutan bekas tebangan (logged over area) di areal Izin Usaha
    Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha
    Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK).
                                         Pasal 7
(1) Dalam rangka pelaksanaan sistem silvikultur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan
    atau Pasal 4 melalui Rencana Kerja Tahunan (RKT), diajukan berdasarkan RKUPHHK oleh
    Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pembinaan Hutan (GANISPHPL-
    BINHUT).
(2) Kompetensi dan sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pembinaan
    Hutan (GANISPHPL-BINHUT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam
    Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/Menhut-II/2008.

                                       BAB III
                              DAUR DAN SIKLUS TEBANGAN
                                         Pasal 8
(1) Pada tegakan seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, daur
    ditetapkan berdasarkan umur masak tebang ekonomis dan atau berdasarkan umur pada
    hasil yang maksimal.
(2) Pada tegakan tidak seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b,
    ditetapkan siklus tebang tegakan hutan alam berdasarkan diameter tebangan.
(3) Siklus tebang dan diameter tebang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah :
      a. Pada hutan daratan tanah kering :
          1) 30 (tiga puluh) tahun untuk diameter ≥ 40 cm (empat puluh centimeter) pada
             hutan produksi biasa dan atau hutan produksi yang dapat dikonversi dan ≥ 50
             cm (lima puluh centimeter) pada hutan produksi terbatas dengan sistem
             silvikultur TPTI atau TR.
          2) 25 (duapuluh lima) tahun untuk sistem TPTJ pada jalur tanam selebar 3 (tiga)
             meter dilakukan tebang habis, dan di jalur antara ditebang pohon berdiameter ≥
             40 cm (empat puluh centimeter).
      b. 40 (empat puluh) tahun untuk diameter ≥ 30 cm (tiga puluh centimeter) pada hutan
         rawa.
      c. 20 (dua puluh) tahun untuk bahan baku chip, dan 30 (tiga puluh) tahun untuk kayu
         arang untuk diameter ≥ 10 cm (sepuluh centimeter) pada hutan payau/mangrove.

                                         BAB IV
                                   TEKNIK SILVIKULTUR
                                            Pasal 9
 (1) Teknik silvilkultur antara lain Bina Pilih atau Tebang Pilih Indonesia Intensif untuk sistem
     silvikultur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
 (2) Teknik silvikultur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berupa pemilihan
     jenis, pemuliaan pohon, penyediaan bibit, manipulasi lingkungan, penanaman dan
     pemeliharaan.
                                                                               BAB V...
-6-



                                      BAB V
                           PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
                                         Pasal 10

(1) Direktur Jenderal melakukan pembinaan pelaksanaan sistem silvikultur dan teknik
    silvikultur oleh para pemegang IUPHHK dan atau pada KPHP .
(2) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi melakukan pengendalian pelaksanaan sistem silvikultur
    dan teknik silvikultur melalui Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi
    Lestari Pembinaan Hutan (WASGANISPHPL-BINHUT) berdasarkan pedoman teknis
    Direktur Jenderal.
(3) Kompetensi dan sertifikasi WASGANISPHPL-BINHUT sebagaimana dimaksud pada ayat
    (2) diatur dalam Peraturan Menteri Nomor P.58/Menhut-II/2008.

                                       BAB VI
                                 KETENTUAN LAIN-LAIN
                                         Pasal 11

(1) Perubahan daur dan atau siklus tebang dan atau diameter tebang dapat dimohon kepada
    Menteri, dan Menteri menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan untuk
    melakukan kajian.
(2) Berdasarkan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Menteri dapat
    menyetujui atau menolak permohonan perubahan daur dan atau siklus tebang dan atau
    diameter tebang sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pengecualian perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan langsung
    kepada pemegang izin, apabila pemegang izin dalam melakukan pemanenan
    menggunakan helikopter logging dan atau skyline logging.


                                      BAB VII
                                KETENTUAN PERALIHAN
                                         Pasal 12

(1) Penerapan sistem silvikultur yang telah ditetapkan sebelum diterbitkan Peraturan ini tetap
    berlaku.
(2) Terhadap IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT dapat mengusulkan revisi sistem silvikultur sesuai
    peraturan ini dan diajukan melalui revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hutan
    (RKUPH).
(3) Penyusunan, penilaian dan pengesahan RKUPH sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
    diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri.

                                                                                   BAB VIII...
-7-



                                       BAB VIII
                                  KETENTUAN PENUTUP

                                         Pasal 13

Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut-
II/2005 tentang Standar Sistem Silvikultur Pada Hutan Alam Tanah kering dan atau Hutan
Alam Tanah Basah/Rawa, dinyatakan tidak berlaku.
                                         Pasal 14

Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini diundangkan dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

                                            Ditetapkan di Jakarta
                                            pada tanggal   9 Pebruari 2009
                                            MENTERI KEHUTANAN,

                                                  ttd

                                            H. M.S. KABAN

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal : 16 Pebruari 2009

MENTERI HUKUM DAN HAM
 REPUBLIK INDONESIA,

           ttd


   ANDI MATTALATTA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR : 24

Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Organisasi

    ttd

SUPARNO, SH
NIP. 19500514 198303 1 001

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Jhon Blora
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Jhon Blora
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014Jhon Blora
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanJhon Blora
 
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlkteguh soedrajat
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Hari Susandi
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Sapik Bubud
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editYayasan CAPPA
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Jhon Blora
 
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nadQanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nadwalhiaceh
 
Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001People Power
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Jhon Blora
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakJhon Blora
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Rizki Darmawan
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 

Mais procurados (20)

Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
 
P.62#2015 ipk
P.62#2015 ipkP.62#2015 ipk
P.62#2015 ipk
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
 
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
010 perdirjen p.1 tahun 2015 vlk
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nadQanun 15  tahun   2002 perijinankehutanan prov nad
Qanun 15 tahun 2002 perijinankehutanan prov nad
 
Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 

Destaque

Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)People Power
 
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiLembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiPeople Power
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananPeople Power
 
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
Paper Concept   Jeda Tebang HutanPaper Concept   Jeda Tebang Hutan
Paper Concept Jeda Tebang HutanPeople Power
 
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningLembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningPeople Power
 
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaRiau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaPeople Power
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPeople Power
 
Rekomendasi Revisi Uuky
Rekomendasi Revisi UukyRekomendasi Revisi Uuky
Rekomendasi Revisi UukyPeople Power
 
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa Beringin
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa BeringinKronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa Beringin
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa BeringinPeople Power
 
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota Blitar
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota BlitarSejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota Blitar
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota BlitarUniversitas Islam Balitar
 

Destaque (20)

Uu 16 1992
Uu 16 1992Uu 16 1992
Uu 16 1992
 
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
Letter Of Stakeholders (App 14 Nov06)
 
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang RugiLembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
Lembar Informasi 112004 Banjir Riau Siapa Yang Rugi
 
Kejahatanan Kehutanan
Kejahatanan KehutananKejahatanan Kehutanan
Kejahatanan Kehutanan
 
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
Paper Concept   Jeda Tebang HutanPaper Concept   Jeda Tebang Hutan
Paper Concept Jeda Tebang Hutan
 
Uu 02 1981
Uu 02 1981Uu 02 1981
Uu 02 1981
 
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand MiningLembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
Lembar Informasi 072003 Sosial Impact Sand Mining
 
Uu 07 1992
Uu 07 1992Uu 07 1992
Uu 07 1992
 
Uu 04 1971
Uu 04 1971Uu 04 1971
Uu 04 1971
 
Uu 27 1999
Uu 27 1999Uu 27 1999
Uu 27 1999
 
Uu 31 1997
Uu 31 1997Uu 31 1997
Uu 31 1997
 
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa IndonesiaRiau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
Riau Co2 Full Report Bahasa Indonesia
 
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut KritisPengelolaan Lahan Gambut Kritis
Pengelolaan Lahan Gambut Kritis
 
Uu 03 2004
Uu 03 2004Uu 03 2004
Uu 03 2004
 
Uu 01 1990
Uu 01 1990Uu 01 1990
Uu 01 1990
 
Rekomendasi Revisi Uuky
Rekomendasi Revisi UukyRekomendasi Revisi Uuky
Rekomendasi Revisi Uuky
 
Uu 04 1979
Uu 04 1979Uu 04 1979
Uu 04 1979
 
Uu 03 1989
Uu 03 1989Uu 03 1989
Uu 03 1989
 
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa Beringin
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa BeringinKronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa Beringin
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa Beringin
 
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota Blitar
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota BlitarSejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota Blitar
Sejarah Singkat Pendirian SDI Maarif Plosokerep Kota Blitar
 

Semelhante a Sistem Silvikultur Hutan Produksi

03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdfMeldaYeni3
 
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...helmut simamora
 
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiP.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiSani Saragih
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Dini Isrinayanti
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_Buumb Bee
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanwalhiaceh
 
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)npgkuja
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)npgkuja
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanRizki Darmawan
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPipiet Noorch
 
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...walhiaceh
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamwalhiaceh
 

Semelhante a Sistem Silvikultur Hutan Produksi (20)

P43 2014
P43 2014P43 2014
P43 2014
 
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
 
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
Permenlhk no 85 tahun 2016 tentang pengangkutan hasil hutan kayu budidaya yan...
 
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiP.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan hti
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...
 
Lhk
LhkLhk
Lhk
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutanPermen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
 
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
Tebang pilih tanam indonesia (TPTI)
 
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI)
 
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutanPermen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
Permen lhk no.50 2016 ttg pedoman pinjam pakai kawasan hutan
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
 
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
Pp 62 tahun 1998 ttg penyerahan sbagian urusan pemerintah di bid kehutanan ke...
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alamPp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
Pp no 68 tentang kawasan suaka alam dan pelestarian alam
 

Mais de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 

Mais de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 

Sistem Silvikultur Hutan Produksi

  • 1. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 11/Menhut-II/2009 TENTANG SISTEM SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang a. bahwa dalam areal izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan alam (IUPHHK-HA), restorasi ekosistem (IUPHHK-RE) dan pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman (IUPHHK-HT) pada hutan produksi dapat dilakukan dengan satu atau lebih sistem silvikultur, sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan dan lingkungannya sebagaimana diatur dalam Pasal 34 ayat (2) dan Pasal 38 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008; b. bahwa sistem silvikultur tersebut pada huruf a dimaksudkan agar usaha pemanfaatan hutan produksi pada hutan alam, restorasi ekosistem, dan hutan tanaman dapat dikelola sesuai kaidah-kaidah pengelolaan hutan lestari dan meningkatkan produktivitas; c. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Sistem Silvikultur Dalam Areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Produksi. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4412); 4.Undang-undang...
  • 2. -2- 4. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814); 8. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 31/P Tahun 2007; 9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 20 Tahun 2008; 10. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor 50 Tahun 2008; 11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/Menhut-II/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehutanan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Nomor P.64/Menhut-II/2008; 12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.58/Menhut-II/2008 tentang Kompetensi dan Sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 52) MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG SISTEM SILVIKULTUR DALAM AREAL IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN PRODUKSI BAB I...
  • 3. -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan : 1. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan. 2. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HA adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran. 3. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu Hutan Tanaman Industri yang selanjutnya disingkat IUPHHK-HTI adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran. 4. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem dalam hutan alam yang selanjutnya disingkat IUPHHK-RE adalah izin usaha yang diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan pemeliharaan perlindungan dan pemulihan ekosistem hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati (tanah, iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya. 5. Sistem Silvikultur adalah sistem pemanenan sesuai tapak/tempat tumbuh berdasarkan formasi terbentuknya hutan yaitu proses klimatis dan edaphis dan tipe-tipe hutan yang terbentuk dalam rangka pengelolaan hutan lestari atau sistem teknik bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit, menyemai, menanam, memelihara tanaman dan memanen. 6. Menteri adalah menteri yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan. 7. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Bina Produksi Kehutanan. 8. Dinas Provinsi adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di Provinsi. 9. Dinas Kabupaten/Kota adalah Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang kehutanan di Kabupaten/Kota. BAB II SISTEM SILVIKULTUR Pasal 2 (1) Sistem Silvikultur yang dipilih dan diterapkan berdasarkan : a. Umur tegakan; b. Sistem pemanenan hutan. (2) Sistem...
  • 4. -4- (2) Sistem silvikultur berdasarkan umur tegakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari : a. sistem silvikultur untuk tegakan seumur; b. sistem silvikultur untuk tegakan tidak seumur. (3) Sistem silvikultur berdasarkan pemanenan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari : a. sistem tebang pilih; b. sistem tebang habis. Pasal 3 (1) Sistem silvikultur tegakan seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, dilakukan melalui Tebang Habis dengan Permudaan Buatan (THPB) dan atau Tebang Habis dengan Permudaan Alam (THPA). (2) Dalam hal pada tegakan seumur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk mempertahankan regenerasi alami dan terbentuknya struktur hutan, pada dasarnya dapat dilakukan pemanenan dengan sistem Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). Pasal 4 (1) Sistem silvikultur tegakan tidak seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, dilakukan melalui tebang pilih : a. individu; b. kelompok; c. Jalur. (2) Sistem silvikultur tebang pilih individu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilaksanakan dengan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI). (3) Sistem silvikultur tebang pilih kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilaksanakan dengan Tebang Rumpang (TR). (4) Sistem silvikultur tebang pilih jalur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilaksanakan dengan Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ). Pasal 5 (1) Penerapan sistem silvikultur THPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diterapkan pada hutan bekas tebangan (logged over area) atau pada hutan tanaman pada hutan produksi biasa atau hutan produksi yang dapat dikonversi di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK). (2) Penerapan sistem silvikultur THPA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, diterapkan pada hutan bekas tebangan (logged over area) atau pada hutan tanaman melalui trubusan (coppice system) dan atau generatif pada hutan produksi biasa atau hutan produksi yang dapat dikonversi di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK). Pasal 6 (1) Penerapan sistem silvikultur TPTI dan atau Tebang Rumpang (TR) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3), diterapkan pada hutan alam perawan (virgin forest) atau hutan bekas tebangan (logged over area) di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK). (2) Penerapan...
  • 5. -5- (2) Penerapan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4), diterapkan pada hutan bekas tebangan (logged over area) di areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada hutan produksi berdasarkan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (RKUPHHK). Pasal 7 (1) Dalam rangka pelaksanaan sistem silvikultur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan atau Pasal 4 melalui Rencana Kerja Tahunan (RKT), diajukan berdasarkan RKUPHHK oleh Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pembinaan Hutan (GANISPHPL- BINHUT). (2) Kompetensi dan sertifikasi Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pembinaan Hutan (GANISPHPL-BINHUT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.58/Menhut-II/2008. BAB III DAUR DAN SIKLUS TEBANGAN Pasal 8 (1) Pada tegakan seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a, daur ditetapkan berdasarkan umur masak tebang ekonomis dan atau berdasarkan umur pada hasil yang maksimal. (2) Pada tegakan tidak seumur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b, ditetapkan siklus tebang tegakan hutan alam berdasarkan diameter tebangan. (3) Siklus tebang dan diameter tebang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah : a. Pada hutan daratan tanah kering : 1) 30 (tiga puluh) tahun untuk diameter ≥ 40 cm (empat puluh centimeter) pada hutan produksi biasa dan atau hutan produksi yang dapat dikonversi dan ≥ 50 cm (lima puluh centimeter) pada hutan produksi terbatas dengan sistem silvikultur TPTI atau TR. 2) 25 (duapuluh lima) tahun untuk sistem TPTJ pada jalur tanam selebar 3 (tiga) meter dilakukan tebang habis, dan di jalur antara ditebang pohon berdiameter ≥ 40 cm (empat puluh centimeter). b. 40 (empat puluh) tahun untuk diameter ≥ 30 cm (tiga puluh centimeter) pada hutan rawa. c. 20 (dua puluh) tahun untuk bahan baku chip, dan 30 (tiga puluh) tahun untuk kayu arang untuk diameter ≥ 10 cm (sepuluh centimeter) pada hutan payau/mangrove. BAB IV TEKNIK SILVIKULTUR Pasal 9 (1) Teknik silvilkultur antara lain Bina Pilih atau Tebang Pilih Indonesia Intensif untuk sistem silvikultur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ditetapkan oleh Direktur Jenderal. (2) Teknik silvikultur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain berupa pemilihan jenis, pemuliaan pohon, penyediaan bibit, manipulasi lingkungan, penanaman dan pemeliharaan. BAB V...
  • 6. -6- BAB V PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN Pasal 10 (1) Direktur Jenderal melakukan pembinaan pelaksanaan sistem silvikultur dan teknik silvikultur oleh para pemegang IUPHHK dan atau pada KPHP . (2) Kepala Dinas Kehutanan Provinsi melakukan pengendalian pelaksanaan sistem silvikultur dan teknik silvikultur melalui Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pembinaan Hutan (WASGANISPHPL-BINHUT) berdasarkan pedoman teknis Direktur Jenderal. (3) Kompetensi dan sertifikasi WASGANISPHPL-BINHUT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Menteri Nomor P.58/Menhut-II/2008. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 11 (1) Perubahan daur dan atau siklus tebang dan atau diameter tebang dapat dimohon kepada Menteri, dan Menteri menugaskan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan untuk melakukan kajian. (2) Berdasarkan hasil kajian Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Menteri dapat menyetujui atau menolak permohonan perubahan daur dan atau siklus tebang dan atau diameter tebang sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Pengecualian perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan langsung kepada pemegang izin, apabila pemegang izin dalam melakukan pemanenan menggunakan helikopter logging dan atau skyline logging. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 (1) Penerapan sistem silvikultur yang telah ditetapkan sebelum diterbitkan Peraturan ini tetap berlaku. (2) Terhadap IUPHHK-HA dan IUPHHK-HT dapat mengusulkan revisi sistem silvikultur sesuai peraturan ini dan diajukan melalui revisi Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hutan (RKUPH). (3) Penyusunan, penilaian dan pengesahan RKUPH sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diatur dalam Peraturan Menteri tersendiri. BAB VIII...
  • 7. -7- BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Dengan ditetapkannya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.30/Menhut- II/2005 tentang Standar Sistem Silvikultur Pada Hutan Alam Tanah kering dan atau Hutan Alam Tanah Basah/Rawa, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 14 Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 MENTERI KEHUTANAN, ttd H. M.S. KABAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal : 16 Pebruari 2009 MENTERI HUKUM DAN HAM REPUBLIK INDONESIA, ttd ANDI MATTALATTA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR : 24 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Hukum dan Organisasi ttd SUPARNO, SH NIP. 19500514 198303 1 001