SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN
                              Nomor : 728/Kpts-II/1998


                                            TENTANG


  LUAS MAKSIMUM PENGUSAHAAN HUTAN DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK
                                   BUDIDAYA PERKEBUNAN


                         MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,


Menimbang :

   1. bahwa sumber daya hutan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dimanfaatkan untuk
      sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat;
   2. bahwa untuk memperoleh manfaat yang adil dan merata bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
      perlu diatur penataan luas maksimum pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk
      budidaya perkebunan dengan lebih memberikan peluang usaha kepada pengusaha kecil, menengah
      dan koperasi agar tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang nyata;
   3. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Keputusan Menteri
      Kehutanan dan Perkebunan tentang Penataan Luas Maksimum Pengusahaan Hutan dan Pelepasan
      Kawasan Hutan Untuk Budidaya Perkebunan.


Mengingat :

   1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan;
   2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
       Ekosistemnya;
   3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;
   4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang;
   5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
   6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan
       Hasil Hutan;
   7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan;
   8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan;
   9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri;
   10. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata
       Kerja Departemen;
   11. Keputusan Presiden nomor 122/M Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabinet Reformasi
       Pembangunan.


Memperhatikan :
      Hasil Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin tanggal 21 September 1998


MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN TENTANG LUAS MAKSIMUM
PENGUSAHAAN HUTAN DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK BUDIDAYA
PERKEBUNAN


                                              Pasal 1


                                                                                         ~ 194 ~
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan Group Perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang saham
mayoritasnya dimiliki oleh pemegang saham yang sama.



                                                  Pasal 2


Tujuan ketentuan luas maksimum pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya
perkebunan adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat, meningkatkan efisiensi dan produktifitas
dalam memanfaatkan sumber daya alam, serta untuk mewujudkan azas keadilan dan azas pembangunan yang
berkelanjutan dalam rangka memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat.



                                                  Pasal 3


(1) Luas hak yang dapat diberikan kepada perusahaan swasta dalam pengusahaan hutan dan izin pelepasan
areal hutan untuk budidaya perkebunan diadakan penataan kembali.


(2) Penataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku baik bagi satu perusahaan maupun group
perusahaan.


                                                  Pasal 4


Penataan luas pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 untuk suatu perusahaan atau group perusahaa diatur sebagai berikut:

1. Luas maksimum Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri baik untuk
   tujuan pulp maupun untuk tujuan non pulp dalam 1 (satu) Propinsi 100.000 (seratus ribu) hektar dan untuk
   seluruh Indonesia 400.000 (empat ratus ribu) hektar.
2. Luas maksimum pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan bagi semua komoditas kecuali
   tebu yang diusahakan dalam bentuk perkebunan besar untuk 1 (satu) Propinsi 20.000 (dua puluh ribu)
   hektar dan untuk seluruh Indonesia 100.000 (seratus ribu) hektar.
3. Bagi permohonan yang telah memiliki HGU perkebunan seluas 20.000 (dua puluh ribu) hektar atau lebih
   di Propinsi yang bersangkutan atau 100.000 (seratus ribu) hektar atau lebih di wilayah Indonesia, tidak
   diberikan lagi persetujuan prinsip atau pelepasan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan
   untuk usaha perkebunan.
4. Luas maksimum pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan dengan komoditas tebu untuk 1
   (satu) Propinsi 60.000 (enam puluh ribu) hektar, dan untuk seluruh Indonesia 150.000 (seratus lima puluh
   ribu) hektar.
5. Untuk Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang melaksanakan
   budidaya perkebunan atau sistem campuran dengan budidaya perkebunan, maka luas maksimum untuk
   budidaya perkebunannya mengikuti butir b dan c.


                                                  Pasal 5




                                                                                                 ~ 195 ~
Luas maksimum pengusahaan hutan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan
Tanaman Industri pulp dan non pulp dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan untuk Irian
Jaya adalah 2 (dua) kali luas maksimum untuk 1 (satu) Propinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.


                                                  Pasal 6


Pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan untuk budidaya perkebunan tidak dapat diberikan pada kawasan
lindung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) yang telah dipaduserasikan dengan
Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) atau Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan (RPPH).


                                                  Pasal 7


Hak Pengusahaan Hutan yang diberikan sebelum berlakunya keputusan ini dan melampaui batasan luas
maksimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 tetapi telah dikelola sesuai rencana yang
disahkan oleh Pemerintah dinyatakan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya.

                                                  Pasal 8


(1) Pencadangan areal Hak Pengusahaan Hutan yang telah diberikan sebelum berlakunya keputusan ini
dinyatakan tetap berlaku dengan batas waktu maksimum 1 (satu) tahun terhitung sejak diterbitkannya
persetujuan pencadangan.


(2) Persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan untuk usaha perkebunan yang telah diberikan sebelum
berlakunya keputusan ini dinyatakan tetap berlaku dengan batas waktu maksimum 1 (satu) tahun terhitung
sejak diterbitkannya persetujuan prinsip.


                                                  Pasal 9


Hal-hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian.

                                                 Pasal 10


Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan yang ada sebelumnya yang tidak sejalan atau
bertentangan dengan Keputusan ini, dinyatakan tidak berlaku.




                                                 Pasal 11


Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.




                                                                                                  ~ 196 ~
Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 9 Nopember 1998


MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,
ttd.
Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION


Salinan Keputusan ini
Disampaikan kepada Yth. :

1.     Para Menteri Kabinet Reformasi Pembangunan
2.     Para Ketua Lembaga Non Departemen
3.     Para Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia
4.     Para Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan
5.     Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi seluruh Indonesia
6.     Para Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I seluruh Indonesia
7.     Para Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Dati I seluruh Indonesia




                                                                                               ~ 197 ~

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Kejahatan peta
Kejahatan petaKejahatan peta
Kejahatan petaRaflis Ssi
 
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruang
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruangRaflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruang
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruangRaflis Ssi
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangRaflis Ssi
 
Omnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaOmnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaRaflis Ssi
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaRaflis Ssi
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Rizki Darmawan
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editYayasan CAPPA
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Dini Isrinayanti
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananRaflis Ssi
 
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRaflis Ssi
 
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiKaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiAsri Nuraeni
 
Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Raflis Ssi
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...People Power
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Raflis Ssi
 

Mais procurados (20)

Kejahatan peta
Kejahatan petaKejahatan peta
Kejahatan peta
 
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruang
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruangRaflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruang
Raflis kepastian hukum kawasan hutan dan politik penguasaan ruang
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
 
Omnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaOmnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan peta
 
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesiaBagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
Bagaimana negara dan korporasi mengurus hutan indonesia
 
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang MalangSengkarut Tambang Mendulang Malang
Sengkarut Tambang Mendulang Malang
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
 
Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016Permen LHK no.71 tahun 2016
Permen LHK no.71 tahun 2016
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
 
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutananFenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
Fenomena land grabbing dalam perencanaan kehutanan
 
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesiaRezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
Rezim politik perizinan berbasis lahan di indonesia
 
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) EnergiKaltim Darurat (Korupsi) Energi
Kaltim Darurat (Korupsi) Energi
 
Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008Data Dan Fakta Pp 26 2008
Data Dan Fakta Pp 26 2008
 
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tim Pendukung Penyelamat Semenanjung Kampar (T...
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
 
Miskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
Miskinnya Rakyat dan Kayanya HutanMiskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
Miskinnya Rakyat dan Kayanya Hutan
 
Mati di Tanah Kaya
Mati di Tanah KayaMati di Tanah Kaya
Mati di Tanah Kaya
 

Destaque (9)

Uu 11 2000
Uu 11 2000Uu 11 2000
Uu 11 2000
 
Uu 17 2001 Pjls
Uu 17 2001 PjlsUu 17 2001 Pjls
Uu 17 2001 Pjls
 
Uu 25 2004
Uu 25 2004Uu 25 2004
Uu 25 2004
 
Uu 12 2004
Uu 12 2004Uu 12 2004
Uu 12 2004
 
Uu 32 2003
Uu 32 2003Uu 32 2003
Uu 32 2003
 
Inpres no 5 2008
Inpres no 5 2008Inpres no 5 2008
Inpres no 5 2008
 
Uu 09 2002
Uu 09 2002Uu 09 2002
Uu 09 2002
 
Perpu 02 2000
Perpu 02 2000Perpu 02 2000
Perpu 02 2000
 
Kertas Posisi Bencana Ekologis Riau
Kertas Posisi Bencana Ekologis RiauKertas Posisi Bencana Ekologis Riau
Kertas Posisi Bencana Ekologis Riau
 

Semelhante a KEPUTUSAN MENTERI

Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanwalhiaceh
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hphwalhiaceh
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPipiet Noorch
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2walhiaceh
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfsabaruddinsabar2
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Medan Comonity
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014Jhon Blora
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Jhon Blora
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniGedhe Foundation
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakJhon Blora
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Jhon Blora
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi RiauKontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi RiauRaflis Ssi
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuJhon Blora
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 

Semelhante a KEPUTUSAN MENTERI (20)

Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hph
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
P.62#2015 ipk
P.62#2015 ipkP.62#2015 ipk
P.62#2015 ipk
 
P43 2014
P43 2014P43 2014
P43 2014
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi RiauKontroversi  Perizinan Hti Di Provinsi Riau
Kontroversi Perizinan Hti Di Provinsi Riau
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 

Mais de People Power

Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019People Power
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by TyaPeople Power
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparPeople Power
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninPeople Power
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiPeople Power
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013People Power
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013People Power
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...People Power
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012People Power
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...People Power
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPeople Power
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.People Power
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASIPeople Power
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORPeople Power
 

Mais de People Power (20)

Strategi advokasi
Strategi advokasiStrategi advokasi
Strategi advokasi
 
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
Kebijakan program perhutanan sosial 2015 2019
 
sahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tyasahabat walhi riau by Tya
sahabat walhi riau by Tya
 
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kamparKronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
Kronologis kejadian dugaan kriminalisasi petani di polres kampar
 
Kronologis 1
Kronologis 1Kronologis 1
Kronologis 1
 
Kronologis 2
Kronologis 2Kronologis 2
Kronologis 2
 
Kronologis 4
Kronologis 4Kronologis 4
Kronologis 4
 
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam seninKronologis penolakan - di jakarta malam senin
Kronologis penolakan - di jakarta malam senin
 
Kronologis 3
Kronologis 3Kronologis 3
Kronologis 3
 
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadiLangkah langkah pemetaan pengingat pribadi
Langkah langkah pemetaan pengingat pribadi
 
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
Daftar penerima dana hibah dan bansos 2013
 
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
Kronologi aksi Front Komunikasi Masyarakat Berdaulat Pulau Padang 8_januari_2013
 
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
Kesepakatan Antara Buruh dan tani tanggal 20 Des 2012 yang telah dilanggar Ol...
 
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
Bubarkan bp migas putusan sidang 36 puu 2012 migas - telah baca 13 nov 2012
 
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...090112 konflik pulau padang  potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
090112 konflik pulau padang potret buram tata ruang dan tata kelola hutan di...
 
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau PadangPengelolaan Lansekap di Pulau Padang
Pengelolaan Lansekap di Pulau Padang
 
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
Masyarakat PULAU PADANG Akan Lakukan ‘’AKSI BAKAR DIRI’’ Di Istana Negara.
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASISurat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
Surat kementri tentang penolakan tim MEDIASI
 
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTORRekayasa pembela kroni KORUPTOR
Rekayasa pembela kroni KORUPTOR
 

KEPUTUSAN MENTERI

  • 1. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 728/Kpts-II/1998 TENTANG LUAS MAKSIMUM PENGUSAHAAN HUTAN DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK BUDIDAYA PERKEBUNAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, Menimbang : 1. bahwa sumber daya hutan merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat; 2. bahwa untuk memperoleh manfaat yang adil dan merata bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat perlu diatur penataan luas maksimum pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan dengan lebih memberikan peluang usaha kepada pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang nyata; 3. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, maka perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan tentang Penataan Luas Maksimum Pengusahaan Hutan dan Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Budidaya Perkebunan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehutanan; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman; 4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970 tentang Hak Pengusahaan Hutan dan Hak Pemungutan Hasil Hutan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1970 tentang Perencanaan Hutan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1990 tentang Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri; 10. Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 11. Keputusan Presiden nomor 122/M Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan. Memperhatikan : Hasil Sidang Kabinet Terbatas Bidang Ekuin tanggal 21 September 1998 MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN TENTANG LUAS MAKSIMUM PENGUSAHAAN HUTAN DAN PELEPASAN KAWASAN HUTAN UNTUK BUDIDAYA PERKEBUNAN Pasal 1 ~ 194 ~
  • 2. Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan Group Perusahaan adalah perusahaan-perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki oleh pemegang saham yang sama. Pasal 2 Tujuan ketentuan luas maksimum pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam memanfaatkan sumber daya alam, serta untuk mewujudkan azas keadilan dan azas pembangunan yang berkelanjutan dalam rangka memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat. Pasal 3 (1) Luas hak yang dapat diberikan kepada perusahaan swasta dalam pengusahaan hutan dan izin pelepasan areal hutan untuk budidaya perkebunan diadakan penataan kembali. (2) Penataan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku baik bagi satu perusahaan maupun group perusahaan. Pasal 4 Penataan luas pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk suatu perusahaan atau group perusahaa diatur sebagai berikut: 1. Luas maksimum Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri baik untuk tujuan pulp maupun untuk tujuan non pulp dalam 1 (satu) Propinsi 100.000 (seratus ribu) hektar dan untuk seluruh Indonesia 400.000 (empat ratus ribu) hektar. 2. Luas maksimum pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan bagi semua komoditas kecuali tebu yang diusahakan dalam bentuk perkebunan besar untuk 1 (satu) Propinsi 20.000 (dua puluh ribu) hektar dan untuk seluruh Indonesia 100.000 (seratus ribu) hektar. 3. Bagi permohonan yang telah memiliki HGU perkebunan seluas 20.000 (dua puluh ribu) hektar atau lebih di Propinsi yang bersangkutan atau 100.000 (seratus ribu) hektar atau lebih di wilayah Indonesia, tidak diberikan lagi persetujuan prinsip atau pelepasan kawasan hutan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan untuk usaha perkebunan. 4. Luas maksimum pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan dengan komoditas tebu untuk 1 (satu) Propinsi 60.000 (enam puluh ribu) hektar, dan untuk seluruh Indonesia 150.000 (seratus lima puluh ribu) hektar. 5. Untuk Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri yang melaksanakan budidaya perkebunan atau sistem campuran dengan budidaya perkebunan, maka luas maksimum untuk budidaya perkebunannya mengikuti butir b dan c. Pasal 5 ~ 195 ~
  • 3. Luas maksimum pengusahaan hutan dalam bentuk Hak Pengusahaan Hutan atau Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Industri pulp dan non pulp dan pelepasan kawasan hutan untuk budidaya perkebunan untuk Irian Jaya adalah 2 (dua) kali luas maksimum untuk 1 (satu) Propinsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. Pasal 6 Pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan untuk budidaya perkebunan tidak dapat diberikan pada kawasan lindung berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) yang telah dipaduserasikan dengan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) atau Rencana Pengukuhan dan Penatagunaan Hutan (RPPH). Pasal 7 Hak Pengusahaan Hutan yang diberikan sebelum berlakunya keputusan ini dan melampaui batasan luas maksimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan Pasal 5 tetapi telah dikelola sesuai rencana yang disahkan oleh Pemerintah dinyatakan masih tetap berlaku sampai habis masa berlakunya. Pasal 8 (1) Pencadangan areal Hak Pengusahaan Hutan yang telah diberikan sebelum berlakunya keputusan ini dinyatakan tetap berlaku dengan batas waktu maksimum 1 (satu) tahun terhitung sejak diterbitkannya persetujuan pencadangan. (2) Persetujuan prinsip pelepasan kawasan hutan untuk usaha perkebunan yang telah diberikan sebelum berlakunya keputusan ini dinyatakan tetap berlaku dengan batas waktu maksimum 1 (satu) tahun terhitung sejak diterbitkannya persetujuan prinsip. Pasal 9 Hal-hal yang belum diatur dan/atau belum cukup diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian. Pasal 10 Dengan ditetapkannya Keputusan ini, maka Keputusan yang ada sebelumnya yang tidak sejalan atau bertentangan dengan Keputusan ini, dinyatakan tidak berlaku. Pasal 11 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. ~ 196 ~
  • 4. Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 9 Nopember 1998 MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN, ttd. Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION Salinan Keputusan ini Disampaikan kepada Yth. : 1. Para Menteri Kabinet Reformasi Pembangunan 2. Para Ketua Lembaga Non Departemen 3. Para Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia 4. Para Pejabat Eselon I lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan 5. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi seluruh Indonesia 6. Para Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I seluruh Indonesia 7. Para Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Dati I seluruh Indonesia ~ 197 ~