Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Padi adalah tanaman pangan utama bagi sebagian besar penduduk dunia dan memiliki peran penting dalam sejarah peradaban manusia.
2) Dokumen menjelaskan proses budidaya padi sawah mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, dan pemeliharaan tanaman.
3) Tahap-tahap budidaya penting termasuk pengolahan tanah, pemupukan, pengairan, dan pen
Prilaku kenakalan remaja dan cara penanggulangannya
Tanaman padi
1. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama
mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis
dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia
menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi
merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno berasal dari
dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa
penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan
gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam.
Dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan
primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami perubahan
yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal ini dibuktikan
dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu, jagung akhimya beralih makan
nasi. Nasi merupakan salah satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan,
enak dan nilai energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar
terhadap kesehatan.
1. Sejarah Padi Sawah
Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp.
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar didaerah tropik dan
daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia. Menurut Chevalier dan Neguier
padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia,
sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari
2. Afrika barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan
Oryza sativa f spontania.
Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah kering dengan sistim
ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya dengan cara mengairi daerah yang
curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah
Indica, sedangkan Japonica banyak diusakan didaerah sub tropika.
1. Arti Penting dan Manfaat Padi Bagi kehidupan Manusia
Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan
makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun padi dapat digantikan oleh
makanan lainnya, namun padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan
tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain. Padi adalah salah satu
bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab
didalamnya terkandung bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu padi disebut
juga makanan energi.
Menurut Collin Clark Papanek, nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821
calori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88
kg. Beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat, protein, lemak, serat
kasar, abu dan vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral antara lain:
kalsium, magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya.
D. SYARAT TUMBUH
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang berhawa panas dan banyak mengandung uap air.
Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan,
curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara
0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi
pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang
cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 -22
cm dengan pH antara
4 -7.
BAB II
BUDIDAYA PADI SAWAH
1. PENGOLAHAN TANAH
1. Cara Mengolah Tanah
3. Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan sebelum
penanaman. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional
dan modern :
1. Cara mengolah tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah
yang dilakukan dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang
semuanya dikerjakan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau atau sapi.
2. Cara mengolah tanah sawah dengan cara modern, yaitu pengolahan tanah sawah yang
dilakukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolah tanah yang serba dapat
bekerja sendiri.
Pengolahan tanah sawah yang dilakukan secara tradisional meliputi pembersihan, pencangkulan,
pembajakan dan penggaruan.
1. Pembersihan
Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumput-
rumputan yang ada. Dikumpulkan di suatu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan
dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangan zat nitrogen yang sangat penting bagi
pertumbuhan tanaman.
1. Pencangkulan
Sawah yang akan dicing kul harus digenangi air lebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan
rumput-rumputan cepat memebusuk. Pekerjaan mencangkul ini dilanjutkan pula dengan
perbaikan pematang. Pematang yang bocor harus ditutup, diperbaiki dan pematang yang terlalu
kecil ditambal dan diperbesar agar menjadi kuat. Seorang ahli pertanian pernah mengadakan
perhitungan bahwa petani yang mengerjakan sawahnya dengan cangkul hingga sipa tanam maka
petani harus menganyunkan cangkul paling sedikit 500.000 kali.
1. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah harus digenangi lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau
dari tengah petakan yang dalamnya antara 12-20 cm.
Tujuan pembajakan adalah :
1. Mematikan dan membenamkan rumput.
2. Membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang dan kompos
sehingga tercampur dengn tanah.
Selasai pembajakan sawah digenangi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan
sisa-sisa tanaman dan melunakkan bogkahan tanah. Pembajakan sering dilakukan dua kali yang
pertama disebut membedah dan yang kedua disebut napis.
1. Penggaruan
4. Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi sehingga cukup hanya untuk membasahi
bongkahan-bongkahan saja. Penggaruan dilakukan berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput
terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah
digenangi air selama 7-10 hari selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua.
Tujuan dilakukan pembajakan kedua yaitu :
1. Meratakan tanah
2. Meratakan pupuk dasar yang terbenanm
3. Peumpuran agar menjadi lebih sempurna.
Pengolahan tanah sawah yang dilakukan secara modern banyak dilakukan secara modern banyak
dilakukan didaerah-daerah yang tanah pertaniannya luas, petak-petak tanahnya tidak terlalu
sempit, letaknya sangat memungkinkan dan tenaga kerja manusia sangat kurang. Orang lebih
cendrung mengerjakan tanahnya dengan menggunakan mesin, misalnya dengan traktor.
1. PEMBIBITAN
Sebelum ditanam, padi harus disemaikan lebih dahulu. Persemaian itu harus disiapkan dan
dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit ynag baik sehingga pertumbuhannya
akan baik pula.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut :
1. Memilih Tempat Persemaian
Tempat untuk membuat persemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh
bibit ynag baik.
Tanah untuk tempat persemaian yang baik adalah sebagai berikut :
1. Tanah itu harus tanah yang subur, banyak yang mengandung humus dan gembur.
2. Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan sehingga sinar
matahari dapat diterima dan digunakan sepenuhnya.
3. Dekat dengan sumber air terutama untuk persemaian basah, sebab persemaian banyak
membutuhkan air. Sedangkan persemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air
untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
4. Dekat dengan perumahan, hal ini untuk mempermudah pengawasan, namun tidak mutlak.
Asal kerusakan
5. Apabila areal yang ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan persemaian tidak
berkumpul menjadi satu tetapi dibuat memencar. Hal itu dimaksud untuk menghemat
biaya atau tenaga pengangkutannya.
1. Mengerjakan Tanah Untuk Persemaian
5. Dalam pembuatan persemaian harus dimulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum
penenaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi sawah. Dalam pembuatan persemaian
harus dipilih tanah atau sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih
tertinggal harus dibersihkan lebih dahulu kemudian sawah digenangi air.
Tujuan dari penggenangan antara lain :
1. Tanah menjadi lunak
2. Rumput-rumput yang akan tumbuh mati
3. Bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit yang akan ditebarkan ikut mati
pula.
Selanjutnya apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau sampai tanah
menjadi halus. Pada saat itu pula sekaligus dibuat petekan-petakan dan memperbaiki pematang.
Sebagian ukuran dasar luas persemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari areal sawah
yang akan ditanami seluas 1 Ha maka luas persemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000
m2
= 500 m2.
Adapun biji yang diperlukan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m2
atau sebanyak kurang
lebih 40 Kg.
1. Penaburan Biji
Untuk memilih biji-biji yang bernas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang
bernas akan tenggelam dan biji-biji yang hampa akan terapung. Biji-biji yang terapung itu
diambil dan dibuang. Maksud perendaman yang lain adalah agar biji cepat berkecambah. Lama
perendaman cukup 24 jam. Kemudian biji diambil dari rendaman lalu diperam dibungkus
memakai daun pisang dan karung. Perendaman itu dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang kurang lebih 1mm, maka biji itu merata, tidak
terlalu rapat atau terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih
yang tumbuh kecil-kecil dan lemah. Tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya akan
menyebabkan tumbuhnya benih tidak merata.
1. Pemeliharaan Persemaian
Pemeliharaan persemaian dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut :
1. Pengairan
Pada persemaian ini biji ditaburkan kemudian digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan.
Genangan air itu dimaksudkan agar biji-biji yang baru disebar tidak berkelompok-kelompok
sehingga dapat merat. Lagi pula biji dapat melekat baik pada tanah dengan masuknya akar-akar
yang tumbuh pada biji tersebut. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu
dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhan karena biji dapat
bernapas secara bebas dan dapat menerima sinar matahari secara langsung.
6. Penggenangan air dapat dilakukan dengan melibatkan keadaan misalnya apabila benih masih
terlalu kecil dan cuaca menunjukkan bahwa akan terjadi hujan maka penggenangan air perlu
dilakukan agar benih tidak larut dan tidak rusak oleh air hujan tersebut. Jika benih sudah agak
besar tumbuhnya sudah kuat, genangan air tidak perlu banyak-banyak, 2 atau3 hari sebalum
benih akan dicabut persemaian harus digenangi air lagi, maksudnya agar tanah menjadi lunak
dan memudahkan pencabutan.
1. Pengobatan
Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, persemaian perlu disemprotkan dengan
insektisida 2 kali yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah persemaian berumur 17 hari.
1. Pemupukan
Sebelum penaburan biji dilakukan , sebaiknya persemaian perlu dipupuk lebih dahulu dengan
pupuk hijau atau pupuk kandang. Dapat pula menggunakan pupuk-pupuk buatan misalnya Urea
dan TSP masing 10 gram tiap m2
.
1. PENANAMAN
1. Pemilihan Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit dipersemaian. Bibit yang
akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari ( tergantung jenisnya ), berdaun 5-7
helai. Sebelum persemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan
memudahkan pencabutan.
Caranya 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik kearah badan kita,
usahakan batangnya jangan sampai putus.
Ciri-ciri bibit yang baik antara lain :
1. Umurnya tidak lebih dari 40 hari
2. Tingginya kurang lebih 25 cm
3. Batangnya besar dan kuat
4. Bebas di hama dan penyakit
Bibit-bibit yang telah dicabut laludiikat dalam satu ikatan yang cukup besar untuk memudahkan
pengangkutan. Disawah, ikatan-ikatan bibit itu dibariskan berbanjar dalam petak-petak. Bibit
yang sudah dicabut itu harus segera ditanam, jangan sampai bermalam. Jadi kalau direncanakan
akan menanam pada suatu hari, maka pencabutan bibit dilakukan pada pagi hari itu juga.
1. Cara Menanam
7. Dahulu orang menanam padi belum menggunakan aturan-aturan tertentu. Padi itu asal saja
ditanam, misalnya tidak menggunakan jarak tanam antara bibit yang satu dengan yang lain dan
sebagainya.
Penanaman padi dengan cara di atas kurang menguntungkan, ada bibit yang terlalu dekat dengan
bibit yang lain. Tetapi ada pula bibit yang tertanam jaraknya terlalu jauh dengan bibit yang lain,
hal tersebut akan menyebabkan pembagian zat makanan pada rumpun padi yang terjadi tidak
merata.
Masing-masing rumpun itu tidak akan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Akhirnya
tumbuhnya rumpun-rumpun padi itu ada yang gemuk ada yang kurus tidak merata. Penanaman
padi yang sebaiknya harus menggunakan larikan kekanan dan ke kiri dengan jarak tanam 20 x 20
cm, hai ini untuk memudahkan pemeliharaan. Baik penyiangan maupun pemupukan dan
memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan
secara merata.
Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau
3 batang bibit dalamnya kira-kira 3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai
miring. Usahakan penanaman bibit-bibit itu dijaga tidak terlalu dalan atau pun terlalau dangkal.
Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rebah atau hanyut oleh aliran air.
Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dangkal akan mengurangi produksi.
1. PEMELIHARAAN
Pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan terhadap tanaman padi meliputi pengairan, penyiangan dan
penyulaman, pemupukan, pemberantasan hama/penyakit.
1. Pengairan
Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi
tanaman padi sawah merupakan salah asatu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh
demi berhasilnya panen yang kan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-
kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal
dari dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung
lumpur maupun kotoran.
Dalam pengairan sawah yang lebih maju, air sungai yang digunakan untuk pengairan biasanya
dialirkan dari bendungan, tujuannya untuk meningkatkan produksi padi. Pemerintah telah banyak
membangun bendungan-bendungan besar diberbagai daerah misalnya bendungan jatiluhur di
jawa barat, bendungan sempor di jawa tengah dan bendungan karangkates di jawa timur. Selain
berfungsi untuk pengairan sawah-sawah juga dimanfaatkan untuk :
1. Pembangkit tenaga listrik
8. 2. Perikanan darat
3. Daerah pariwisata
Air dari bendungan di alirkan melalui saluran-saluran yang disebut saluran irigasi. Saluran irigasi
yang pertama mengalirkan air dari bendungan biasa berupa sungai. Pada sungai tersebut sering
didapati pintu-pintu air yang berfungsi untuk membagi air kepada daerah yang akan diairi.
Pembagian air yang dialirkan melalui pintu air tersebut diatur oleh dinas pengairan dan
masyarakat setempat secara gotong-royong dan saling menguntungkan.
Saluran pertama yang mengalirkan air dan pintu irigasi disebiut saluran primer. Saluran primer
dibagi-bagi menjadi saluran sekunder. Saluran sekunder dibagi-bagi lagi menjadi saluran tersier
atau sesuai denagn kebutuhan. Selain saluran dibuat pula selokan yang membuang air yang
sudah mengairi sawah melalui sluran pembuangan yang dpat dibuat berupa pancuran dari bambu
yang disebut selokan drinase. Biasanya dibuat ditengah sawah dan lurus, apabila tidak lurus
aliran airnya lama kelamaan akan merusak tepi-tepi selokan tersebut.
Sehubungan dengan pengairan, agar kedalaman air dalam sawah itu rata, pembuatan petak-petak
sawah harus diperjatikan. Pada tanah yang rata, petak-petak sawah dapat dibuat agak luas.
Permukaan tanah yang rata kedalaman air pun akan rata, sedangkan pada tanah yang miring atau
lereng-lereng pegunungan pembuatan petak-petak sawah dibuat sempit-sempit dan banyak
pematang.
Pada waktu mengairi tanaman padi disawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan
denagn umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut :
1. Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm
2. Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
3. Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat
ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
4. Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak
bersama-sama.
1. Penyiangan dan Penyulaman
Setiap hari setelah penanaman, tanaman padi harus selalu dilihat. Apabila kepadatan ada yang
mati harus segera diganti denagn bibit baru. Tanaman sulaman itu dapat menyamai yang lain,
apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam. Selain mengadakan
penggantian bibit baru perlu diperhatikan juga tumbuhnya rumput-rumput liar yang ada disekitar
tanaman padi itu, sebab rumput liar itu penyadap zat-zat makanan dan garam-garam mineral dari
dalam tanah yang sebenarnya dapat dimanfaatkan seluruhnya oleh tanaman padi. Oleh karena
itu, rumput-rumput liar tersebut harus dibersihkan atau disiangi.
Penyiangan biasanya dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang
kedua setelah padi berumur 6 minggu. Penyiangan dapat dilakukan denagn mencabuti rumput
satu persatu. Tetapi menyiang tidak hanya mencabuti rumput saja, melainkan menggemburkan
9. tanah agar akar tanaman dapat berkembang denagn baik. Penyiangan dapat selesai lebih cepat
apabila menggunakan cangkul atau landak.
1. Pemupukan
Setiap pemupukan selalu bertujuan untuk menambahkan zat-zat dan unsure-unsur makanan yang
dibutuhkan tumbuh-tumbuhan didalam tanah.
Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain :
1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanam. Dapat
digunakan pupuk alam misalnya ; pupuk hijau, pupuk kandang dan kompos. Banyaknya
kira-kira 10 ton per hektar.
2. Pupuk buatan, diberikan sesudh tanam, misalnya : ZA/Urea, DS/TS dan ZK.
Adapun manfaat pupuk-pupuk tersebut sebagai berikut :
1. ZA/Urea
1. Menyuburkan tanah
2. Mempercepat tumbuhnya anakan
3. Mempercepat tumbuhnya tanaman
4. Menambah besarnya gabah
1. DS/TS
1. Mempercepat tumbuhnya tanaman
2. Merangsang pembungaan dan pembentukan buah
3. Mempercepat panen
1. ZK
1. Memberikan ketahanan terhadap hama/penyakit
2. Mempercepat pembuatan zat pati
Pedoman pemakain pupuk bagi tanaman padi sawah dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Pemupukan sebaiknya dilakukan 2 kali
1. Pemupukan pertama pada umur 3-4 minggu setelah penyiangan
2. Pemupukan kedua pada umur 6-8 minggu setelah penyiangan
1. Takaran/ ukuran
100 kg ZA atau 50 kg/ha
100 kg DS atau 75 kg/ha
10. 50-100 kg ZK/ha
1. Pemberantasan hama/penyakit
Kerugian tanaman padi karena adanya gangguan hama/penyakit. Adapun hma/penyakit
penggangu adalah sebagai berikut :
1. Burung
Burung banyak menyerang padi pada saat padi sedang menguning, oleh karena itu padi harus
dijaga. Apabila ada burung yang menyerang langsung dihalau/diusir.
1. Walang sangit
Walang sangit menyerang padi pada saat masih muda. Merusak dengan jalan mengisap padi
yang sedang masak susu. Walang sangit dapat diberantas denagn disemprotkan menggunakan
DDT atau disuluh ( dipasang lampu) sehingga mereka tertarik dan berkumpul pada cahaya lampu
tersebut.
1. Tikus
Kerugian yang ditimbulkan karena serangan tikus biasanya amat besar, mereka dapat merusak
areal luas dan dalam waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas denagn dgropyok atan
dengan member umpan yang berupa ketela, jagung dan sebagainya yang dicampurkan denagn
phospit.
1. Ulat serangga
Serangga-serangga itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun.
Cara pemberantasannya harus disemprotkan denagn obat-obat insektisida, misalnya: DDT,
aldrin, Endrin, Diazinon dsb.
1. PANEN DAN PERAWATAN HASIL
1. Pemanenan Hasil Padi
1. Masa pemanenan padi
Pemanenan hasil merupakan saat yang ditungu-tunggu oleh para petani, sebab petani akan mulai
mengenyam jerih payahnya selama ini. Kebanyakan atau kebiasaan-kebiasaan yang masih kita
jumpai pada sementara masyarakat petani dalam menentukan kapan pemungutan hasil akan
dilakukan, pada umumnya hanya terpancang pad umur tanaman padi yang mereka tanam ( sesuai
denagn jenisnya ) yang dihitung sejak penanaaman.
Sebenarnya menentukan saat memanen padi hanya didasarkan pada umur padi tersebut adalah
kurang tepat. Hal tersebut karena masaknya buah padi disamping tergantung pada jenisnya juga
11. sangat dipengaruhi keadaan tanah sawah padi itu ditanam dan cuaca setelah tanaman padi
berbunga. Cuaca yang selalu mendung, banyak turun hujan dan keadaan tanah selalu tergenang
air akan memperlambat waktu masaknya buah padi. Tetapi sebaliknya, apabila cuaca kering,
tidak banyak turun hujan dan keadaan tanah yang mudah dikeringkan dari genangan air akan
menyebabkan masaknya buah padi menjadi lebih cepat.
Untuk menentukan saat pemungutan hasil tersebut, maka sebelumnya kita mengetahui lebih
dahulu tingkat masaknya padi dan tanda-tandanya.
1. Padi tingkat masak susu, tanda-tandanya :
1. Batang tanaman masih berwarna hijau
2. Ruas batang bagian bawah sudah berwarna kuning
3. Warna gabah masih putih/kuning kehijau-hijauan
4. Malai sudah terkulai
5. Apabila gabah dipijit maka keluarlah cairan putih seperti air susu
6. Tingkat ini terjadi pada umur sepuluh hari setelah berbunga merata
1. Padi tingkat masak kuning, tanda-tandanya :
1. Semua bagain tanaman sudah tampak berwarna kuning
2. Ruas-ruas bagian atas masih berwarna hijau
3. Apabila gabah diambil lalu diambil isinya sudah terasa keras tetapi masih mudah dipecah
dengan kuku
4. Tingkat ini terjadi kurang lebih tujuh hari sesudah tingkat masak susu
1. Padi tingkat masak penuh, tanda-tandanya :
1. Seluruh bagian tanaman sudah berwarna kuning
2. Batang mulai mengering
3. Gabah yang diambil sudah sulit apabila dipecah dengan kuku
4. Untuk jenis padi yang mudah rontok pada tingkat ini masih sukar rontok
5. Tingkat ini terjadi kurang lebih tujuh hari sesudah tingkat masak kuning.
1. Padi tingkat masak mati, tanda-tandanya :
1. Isi gabah kerang dan kering
1. Untuk jenis padi yang mudah rontok pada tingkat ini gabahnya sudah mudah rontok dari
malainya
2. Tingkat ini terjadi kurang lebih enam hari sesudah tingkat masak penuh
1. Cara memanen padi
12. Dalam menentukan saat pemanenan hasil juga diperhatikan hubungan antara macam kebutuhan
dengan tingkat masaknya buah. Berdasarkan hubungan tersebut perlu diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Pemanenan hasil untuk keperluan konsumsi, dilakukan pada tingkat masak kuning,
apabila pemungutan hasil dilakukan pada tingkat masak penuh, maka gabah
ditumbuk/digiling beras akan banyak yang pecah sehingga jumlah hasil menurun.
2. Pemanenan hasil yang dimaksud untuk keperluan benih, dilakukan pada tingkat masak
penuh. Hal tersebut sangat erat hubungannya dengan syarat-syaratt sangat erat
hubungannya dengan syarat-syarat pertumbuha benih.
Pelaksanaan pemungutan hasil ada beberapa tata cara yang masih hidup dan banyak kita jumpai
dalam masyarakat, misalnya dengan sistem bawon dan tebasan.
1. Alat yang digunakan untuk menuai padi
Cara menuai padi pada umumnya masih dilakukan denagn cara tradisional yaitu dengan
menggunakan ketam dan sabit.
1. Menuai padi dengan ketam ( ani-ani )
Ani-ani merupakan alat tradisional yang masih popular hinggakini untuk menuai padi. Alat ini
biasanya digunakan oleh penuai wanita. Dengan dipegang tangan kanan, malai padi dipotong
satu-satu. Untuk sawah seluas 1 hektar saja sering memakan waktu 1000 jam kerja wanita.
Pemungutan hasil dengan menggunakan anai-ani sebenarnya banyak merugikan anatara lain :
1. Banyaknya gabah yang hilang
2. Para penuaipada waktu menuai akan lebih banyak memilih malai-malai padi yang besar
saja. Hal tersebut dimaksudkan agar dia dapat memperoleh bawon yang banyak.
3. Pelaksanaan pemungutan itu berlangsung sangat lambat, maka pemilik sawah akan
banyak kehilanagan waktu hanya untuk mengawasi panenan saja.
4. Setelah panen selesai masih ada beban bagi pemilik sawah yaitu pekerjaan menyabit
jerami lalu mengumpulkannya dan membersihkan petakan sawah.
1. Menuai padi dengan sabit
Padi-padi jenis unggul yang banyak ditanam dan adanya usaha untuk lebih mempercepat
selesainya pekerjaan panenan serta upaya untuk menekan ongkos panen, orang lebih cendrung
menggunakan sabit untuk menuai padi disawah. Sabit untuk menuai padi biasanya digunakan
oleh tenaga-tenaga penuai pria. Sawah seluas 1 hekatr dengan menggunakan sabit hanya
memakan waktu 75 hari kerja pria atau 25 dalam waktu 3 hari. Pemungutan hasil padi dengan
menggunakan sabit banyak mempunyai keuntungan antara lain :
1. Ongkos panen dapat ditekan menjadi lebih murah
2. Pekerjaan ppanenan dpat diselesaiakan lebih cepat
13. 3. Pemilik sawah tidak banyak kehilangan waktu hanya untuk menunggu pelaksanaan
panenan seperti kalau menggunakan ani-ani.
4. Beban pekerjaan bagi pemilik sawah lebih ringan, sebab jeraminya sudh ikut terpotong
sehingga begitu panen selesai patakan sawah sudah menjadi bersih.
1. Perawatan Hasil
Pekerjaan-pekerjaan perawatan hasil padi pasca panen adalah sebagai berikut :
1. Mengeringkan padi
Padi yang sudah selesai dituai harus segera dikeringkan dengan dijemur dibawah panas matahari.
Penjemuran cukup 2 atau 3 hari. Tiap hari selama 3 atau 4 jam, selama dijemur perlu dibalik dua
kali agar keringnya merata.
1. Membersihakan padi
Padi/gabah yang akan disimpan sebaiknya dibersihakan dari butir-butiran yang hampa ( kosong,
tak berisi ) dan kotoran-kotoran lain lebih dahulu.
Pembersihan padi caranya ada dua macam, yaitu dengan :
1. Ditampi
2. Diangin-anginkan (disilir)
1. Menyimpan padi
Menyimapan padi yang masih bertangkai dapat ditumpuk begitu saja, sedangkan penyimpanan
padi yang berbentuk gabah harus dimasukkan ke dalam karung agar kualitasnya terpelihara
denagn baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan padi/gabah adalah sebagai berikut :
1. Suhu udara/temperature. Gudang penyimpanan harus kering dan stabil jangan sampai
lembab agar padi yang disimpan tidak mudah membusuk.
2. Gudang penyimpanan padi harus kuat dan aman dari jangkauan binatang. Jangan sampai
tikus dan serangga mudah masuk kedalamnya kerena itu diusahakan agar dinding dan
langit-langit tidak dalamnya karena itu usahakan agar dinding dan langit-langit tidk
berlubang atau bercela-celah. Tuku/serangga yang masuk ke dalam dapat merusak padi
yang disimpan dengan memakannya.
KESIMPULAN
Padi sawah merupakan tanaman rakyat yang hasilnya komersil di Indonesia, tanaman ini sudah
menajadi bahan makan pokok oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan dalam Membudidayakannya diantaranya adalah :
14. 1.
1. Mengolah tanahnya sesuai dengan kebutuhan apakah di olah dengan mesin atau
dengan tradisional,
2. Padi sawah dapat hidup dengan lingkungan berhawa panas.
3. Proses budidaya yang dilakukan alu intensif
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1980. Hama dan penyakit, Jakarta : Brathara Karya Aksara
Brew , james, L. 1983. Genetika Pertanian ( alih bahasa imam santoso )
Effendi, S. 1978. Pupuk dan Pemupukan
ILACO. 1981. Agriculture Compedium for Rural Development In The Tropics and Subtropics.
New York : Amsterdam Oxford.
Siswoputranto, 1976. Komoditi ekspor Indonesia. Jakarta : PT. Gramedia