SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
27 April 2012

            Oleh Ali Murfi 11470082 KI-C



            (1) ZAKAT PROFESI
            Judul Buku      :   Problematika Zakat Profesi dan Solusinya (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum
                                Islam).
            Penulis         :   Dr. Muhammad Hadi, M.Hi                Cetakan         :   I, Oktober 2010.
            Penerbit        :   Pustaka Belajar, Yogyakarta.           Tebal           :   283 hal.


            Imam Malik bin Anas dalam karyanya Al-Muwatta‟ menyatakan bahwa Mu‟awiyah bin Abu Sofyan
            adalah khalifah Islam pertama yang memberlakukan pemungutan zakat dari gaji, upah dan bonus
            insentif tetap terhadap tetap terhadap prajurit islam. Hal yang sama „Umar bin Abdul Aziz adalah orang
            pertama yang mewajibkan zakat atas gaji, jasa hononarium, penghasilan dan berbagai jenis profesi.
            Jika dicermati dari sudut pengamatan sejarah, kesuksesan „Umar bin Abd Aziz, sesungguhnya didukung
            oleh beberapa factor, yaitu: (1) terbentuknya kesadaran kolektif dan pemberdayaan Bayt Al-Mal, (2)
            komitmen yang tinggi pada diri seorang pemimpin, (3) kondisi ekonomi relative ideal, (4) adanya
            kepercayaan terhadap birokrasi/pengelola zakat.

            Menurut Al-Jaziri harta yang wajib di kenai zakat ada emapat macam: ternak, emas-perak, perdagangan,
            barang tambang-rikaz dan pertanian. Profesi dalam Islam dikenal dengan istilah Al-Kasb, yaitu harta
            yang diperoleh melalui berbagai usaha; fisik, akal pikiran maupun jasa.
            Berdasarkan apa yang tertera di atas, penghasilan dan profesi sebagai harta yang terkena kewajiban
            zakat, ternyata masih terkendala oleh kondisi psycho-religious. Sesungguhnya kewajiban zakat diyakini
            sebagai kerangka pranata hukum Islam, namun ekspresi kesadaran berzakat dari penghasilan dan profesi
            oleh umat muslim masih tetap memperlihatkan kesenjangan.
            Di kalangan ulama terdapat dua pendapat mengenai zakat profesi. Pertama, ulama yang mengatakan
            tidak wajib zakat profesi dengan alasan belum pernah terjadi pada masa Rasul Saw (Ibn Qayim, Ibn
            Hazm Ibn Shaibah dan Malik). Kedua, ulama yang berpendapat bahwa zakat profesi wajib dikeluarkan
            (Abu Zahrah, Abd Al-Wahbab Khallaf, Abd Al-Rahman Hasan). Fakta ketiadaan literature hukum
            klasik (kitab fiqh) yang mengupas secara detail perihal “zakat dan jasa” menunjukkan bukti bahwa status
            hukum zakat profesi masih dalam tataran wacana ijtihadiyah kontemporer.
                Landasan Paradigmatik Zakat Profesi terbangun dari landasan Normatif, Filosofis, Historis dan
                Sosiologis. Secara Normatif, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits, terdapat lima prinsip Islam;
                syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.kelima prinsip Islam ini berasal dari preseden (ritual yang terjadi
                sebelumnya dan dijadikan teladan). Berangkat dari landasan normatif diatas, maka kewajiban zakat yang
                diperoleh dari harta pengasilan/profesi sebenarnya bermula dari interprestasi teks Umar bin al-Khattab
                dalam surat Al-Hasr:
a saja di antara kamu.       
                Secara Filosofis, sesungguhnya ingin menempatkan kajian zakat profesi pada system hukum yang
                sesuai bagi pencapaian keadilan. Sehingga tujuan pembayaran zakat akan ditemukan aspek epistimologi,
                aksiologi dan ontology. Secara Historis, Cohen memaparkan dengan skematis bahwa teori sejarah
                menjadi tiga Tipologi, yaitu; Universalitas (proses generalisasi), Empiris (pembuktian melalui obsevasi)
                dan Kausal (“sebab dan mengapa”). Secara Sosiologi, Imam Ghazali berpandangan bahwa zakat
                merupakan jenis ibadah yang beberbentuk ritual sekaligus material. Sejalan dengan filsafat dasarnya,
                zakat dimata ahli Fiqh adalah kewajiban, perintah Tuhan. Akan tetapi apabila dipahami di balik yang
                tamapak itu, maka terkandung makna sosialnya. Sebagai ibadah yang memiliki makana social yang
                formal, juga terikat oleh syarat dan zakat tertentu.

            Zakat adalah kesalehan diri melalui ikhtiar social. Agar sampai kepada kesadaran seperti itu diperlukan
            penyadaran yang dibarengi dengan tindakan amal-amal sosial bertujuan, termasuk mengelluarkan zakat,
            infak dan sadaqah. Karena dalam ajaran zakat ini pandangan dan komitmen sosialnya begitu jelas,
            bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh hajat orang banyak, yaitu pemenuhan kebutuhan
            ekonomi.

                                                                   1
(2) ZAKAT PRODUKTIF

Judul Buku       :   Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam.
Penulis          :   Asnaini, S.Ag., M,Ag                        Cetakan           :   I, Januari 2008.
Penerbit         :   Pustaka Belajar, Yogyakarta.                Tebal             :    hal.



Pengertian produktif dalam hal ini lebih berkonotasi kepada kata sifat. Kata sifat akan jelas maknanya
apabila digabung dengan kata yang disifatinya. Dalam hal ini kata yang disifati adalah Zakat. Lebih
tegasnya Zakat Produktif adalah pendayagunaan zakat secara produktif, yang pemahamanya lebih
kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian luas,
sesuai dengan ruh dan tujuan syara‟. Dengan demikian zakat produktif adalah zakat dimana harta atau
dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan
digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara terus-menerus.
Pentingnya peran Negara terhadap lembaga zakat diungkapkan oleh para ahli hukum Islam. Salah
satunya Yusuf Qardhawi menjelaskan tiga alasan mengapa Islam menyerahkan wewenang terhadap
Negara untuk mengelola zakat; banyak orang yang telah mati jiwanya/buta mata hatinya dna tidak sadar
akan tanggung jawabnya terhadap orang fakir, untuk memelihara hubunganbaik antara muzakki dan
mustahik, agar pendistribusianya tidak kacau/semrawut dan salah atur. Diantara dalil yang dapat
dijadikan dasar hukum bahwa Negara/Pemerintah bertanggung jawab dan berkewajiban dalam
mengelola zakat adalah (QS. At-Taubah: 103)
             
            
       
Ambillah (himpunlah, kelola) zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan allah maha mendengar lagi
maha mengetahui..

Dewasa ini ada beberapa hambatan/permasalahan dalam perjalanan profesionalisme lembaga zakat
diantaranya adalah; adanya krisis kepercayaan umat terhadap segala macam/bentuk usaha
penghimpunan dana umat, adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat yang umumnya lebih
antusias pada zakat fitrah saja, tidak seimbangnya jumlah dana yang terhimpun dibandingkan dengan
kebutuhan umat.
Hukum zakat produktif pada sub ini dipahami hukum mendistribusikan/memberikan dana zakat kepada
mustahik secara produktif. QS. At-Taubah: 60 oleh sebagaian besar ulama dijadikan dasar hukum
pendistribusian zakat, meskipun hanya menyebutkan pos-pos dimana zakat diberikan, tidak
menyebutkan cara pemberian zakat.
                   
           
        
            
       
                                          

Dengan demikian berarti bahwa teknik pelaksanaan pembagian zakat bukan sesuatu yang mutlak, akan
tetapi dinamis, dapat disesuaikan dengan kebutuhan disuatu tempat.

Asy-Syairazi dalam Muhazzabnya, menerangkan bahwa “seorang fakir yang mampu tenaganya diberi
alat kerja, yang mengerti dagang diberi modal dagang.” Setidaknya pernyataan di atas menyebutkan dua
cara pembagian zakat. Produktif kepaa orang-orang miskin yang kuat berusaha dan komsumtif kepada
yang tidak kuat untuk berusaha. Kepada yang tidak kuat pun sebaiknya bersifat produktif.

Mengenai boleh tidaknya zakat produktif ini,seperti pendapat banyak ulama seperti Yusuf Qardhawi,
Sahal Mahfudz, Al-Kasani, Ibnul Qayim dll. Maka dapt disimpulkan bahwa hukum zakat produktif
adalah bahkan sangat dianjurkan bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang akhir-akhir ini terjadi.
Dan sesuai dengan kaidah Fiqh:

                                                            2
Hukum itu berputar bersama ilatnya dalam mewujudkan maupun meniadakan hukum


(3) SHOLAT KHAUF
Judul Buku         :    Pedoman Sholat
Penulis            :    Teungku Muhammad Hasbi                          Cetakan            :    III, Januari 2005.
                        Ash Shiddieqy.
                                                                        Tebal              :    630 hal.
Penerbit           :    PT. Pustaka Rizki Putra,
                        Semarang.


Shalat Khauf adalah penunaian shalat yang difardhukan (diwajibkan) yang dilakukan pada saat genting
atau kondisi yang mengkhawatirkan dengan cara tertentu. Permulaan shalat khauf yang dilaksanakan
Nabi Saw. Ialah diwaktu peperangan Asfan. Peperangan ini terjadi sesudah peperangan Khandaq.
Sesudah Nabi Saw, mengerjakan shalat Khauf di peperangan Asfan ini maka Nabi Saw. Mengerjakanya
lagi di peperangan Dzatir Riqa‟.

Shalat Khauf disyari‟atkan dalam setiap peperangan yang dibolehkan; memerangi orang-orang kafir,
pemberontak/penyamun dan tidak diperbolehkan pada peperangan yang diharmkan. Disyari‟atkan hal
itu berdasarkan Al-Q, As-Sunnah dan Ijma‟. Dari Al-Qur’an, yaitu; (QS. An-Nisa‟:102)
      
    
     
     
               
     
     
        
      
      
                                      
Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah
segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah
menyempurnakan serakaat) Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang
kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu. dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata.
orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak
ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap
siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.

Dari As-Sunnah, sebagaimana Imam Ahmad Rahimahullah berkata, “Telah shahih shalat khauf dari nabi
shallallahu „alaihi wasallam dalam 5 atau 6 bentuk (cara) yang semuanya adalah dibolehkan”. Dalil
Ijma‟, Para sahabat dan seluruh Imam telah ijma‟ terhadap disyariatkannya shalat khauf, kecuali
beberapa gelintir saja yang menyelisihinya yang tidak dianggap.

Kaifiyah Shalat Khauf; shalat khauf sendirian, jika kita shalat khauf sendirian dibolehkan kita
melakukan seperti biasa (mengerjakanya dua rakaat serta mengqasharkan Hai-ahnya). Shalat Khauf
Berjama’ah, jika kita bershalat khauf berjama‟ah maka caranya adalah sebagai yang telah diterngakan
oleh Al-Qur‟an dan perbuatan-perbuatan Rasulullah Saw (ada yang dikerjakan makamum 2 rakaat dan
ada pula yang 1 rakaat). Shalat khauf dalam peperangan, (1) Musuh diarah kiblat (Rasulullah Saw.
Membagi laskar menjadi 2 kelompok, salah satu kelompok melaksanakan sholat bersama Nabi dan kelompok
satunya tetap berdiri menghadapi musuh, selanjunya bergantian pada 1 rakaat dan Nabi tetap menjadi Imam). (2)
Musuh bukan diarah kiblat (menyempurnakan shalat yang satu rakaat lagi sendiri-sendiri).

Rukshah (keringanan) dalam shalat khauf adalah menqasharkan dari 2 rakaat menjadi satu rakaat saja.
Dalil-dalilnya; Al-Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya ”shalat khauf di dalam safar, diqasharkan kepada
satu rakaat saja. Jika khauf itu telah amat sangat, hendaklah dikerjakan menurut kemungkinan yang ada:
sambil berjalan, sambil berkendaraan baik mengadap kiblat maupun tidak”. H.R. Muslim dari Ibnu
Anas, Ibnu Katsir I:546) : “Difardhukan shalat atas lidah Nabimu di dalam hadhar empat rakaat dan di
dalam safar dua rakaat dan di dialam khauf satu rakaat”. Dari Al-Qur‟an (QS.Al-Baqarah: 239) :



                                                                  3
                    
                    
                                           
Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka sebutlah
Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.



(4) SHOLAT SAFAR
Judul Buku         :    Pedoman Sholat
Penulis            :    Teungku Muhammad Hasbi                           Cetakan            :    III, Januari 2005.
                        Ash Shiddieqy.
                                                                         Tebal              :    630 hal.
Penerbit           :    PT. Pustaka Rizki Putra,
                        Semarang.
Apabila seseoarang sedang bepergian keluar daerahnya (bersafar), maka dia mengerjakan shalat yang
empat rakaat, dua rakaat saja. Mengerjakan shalat yang demikian, bisa disebut orang yang dengan
menqasharkan shalat. Sebenarnya, bukanlah qashar (ringkas); dia tamam (sempurna) juga. Mengingat
hadits-hadits: Ibnu Abbas r.a berkata “Bahwasanya shalat apabila dilaksanakan dua rakaat di dalam safar
sudah dipandang sempurna”.(Tafsir Ibnu Katsir I: 545). Ibnu Umar r.a berkata: “shalat safar, dua rakaat
sempurna, bukan qashar. Hanyasanya qashar pada shlat khauf (shalat dalam ketakutan)” (Tafsir Ibnu
Katsir I: 545).

Untuk mengenai pelaksanaan shalat wajib, diperbolehkan mengambil rukhsah (keringanan) yaitu
dengan menqashar dan menjamak. Safar yang membolehkan qashar dan membolehkan jamak; (1)
Tentang hal qashar shalat, sebagaimana dalam firman Allah swt (QS.An-Nisa‟:101)
                       
                                 
Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang
kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

(2) Tentang hal jamak shalat; Boleh bagi seseorang menjamakkan antara Dzuhur dan Ashar jamak
takdim (menegerjakan dua shalat dalam waktu yang pertama) dan jamak ta‟khir (mengerkjakan dua
shlat dalam waktu yang kedua), antara Dzuhur dan Ashar, Magrib dan Isya‟, taqdir dn ta‟khir, apabila:
pertama, berada di Arafah dan Muzdalifah. Kedua, berada dalam safar. Ketiga, karena hujan. Keempat,
karena sakit atau uzur. Kelima, jamak karena hajat.

Dan berkaitan dengan shalat safar maka rukhsah (kemudahan) ini “wajib” diikuti sebgaimna
ketentuanya, dengan tidak mengurangi atau menambahi tata cara shalat safar atau bahkan
meninggalkanya.




REFERENSI
Zudi, Masjfuk. 1997. MASAIL FIQHIYAH : Kapita Selekta Hukum Islam. Jakarta: PT Midas Surya
     Grafindo.

Mahfudh, Sahal. 2004. AHKAMUL FUQAHA : Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusam
    Mukhtamar, Munas dan Kombes Nahdlatul Ulama (1926-1999 M). Surabaya: Lajnah Ta‟lif Wan
    Nasyr (LTN) NU Jawa Timur.




                                                                   4
5

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasRikza Adhia
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam  Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam rosasitihajar
 
Konsep Siasah Syari’yyah
Konsep Siasah Syari’yyahKonsep Siasah Syari’yyah
Konsep Siasah Syari’yyahAr Rayyan
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhM fazrul
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)BahRum Subagia
 
Kaedah fiqh
Kaedah fiqhKaedah fiqh
Kaedah fiqhcikmelly
 
Presentasi Fiqh Siyasah 5
Presentasi Fiqh Siyasah 5Presentasi Fiqh Siyasah 5
Presentasi Fiqh Siyasah 5Marhamah Saleh
 
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMSEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMAina Zambry
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamVallen Hoven
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahRajabul Gufron
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihadnouvan
 
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAH
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAHASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAH
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAHrahman rahman
 
Makalah IJTIHAD
Makalah IJTIHADMakalah IJTIHAD
Makalah IJTIHADNur Rohmah
 

Mais procurados (20)

Ushul fiqhi
Ushul fiqhiUshul fiqhi
Ushul fiqhi
 
Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8Rukun al fahmu pt 8
Rukun al fahmu pt 8
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2Rukun al fahmu pt 2
Rukun al fahmu pt 2
 
Aswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikrAswaja sbg manhajul fikr
Aswaja sbg manhajul fikr
 
Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam  Makalah pendidikan agama islam
Makalah pendidikan agama islam
 
Konsep Siasah Syari’yyah
Konsep Siasah Syari’yyahKonsep Siasah Syari’yyah
Konsep Siasah Syari’yyah
 
Makalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqhMakalah pembidangan ilmu fiqh
Makalah pembidangan ilmu fiqh
 
Rukun al fahmu pt 1
Rukun al fahmu pt 1Rukun al fahmu pt 1
Rukun al fahmu pt 1
 
Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)Power fiqh siyasah (2)
Power fiqh siyasah (2)
 
Kaedah fiqh
Kaedah fiqhKaedah fiqh
Kaedah fiqh
 
Presentasi Fiqh Siyasah 5
Presentasi Fiqh Siyasah 5Presentasi Fiqh Siyasah 5
Presentasi Fiqh Siyasah 5
 
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAMSEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
SEJARAH ZAMAN PERUNDANGAN ISLAM
 
Prinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum IslamPrinsip Hukum Islam
Prinsip Hukum Islam
 
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan SejarahKhilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
Khilafah Islamiyah dalam Lintasan Sejarah
 
Ini Sejarah Kita
Ini Sejarah KitaIni Sejarah Kita
Ini Sejarah Kita
 
Membaca ulil
Membaca ulilMembaca ulil
Membaca ulil
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAH
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAHASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAH
ASWAJA_MABADI KHAIRA UMMAH
 
Makalah IJTIHAD
Makalah IJTIHADMakalah IJTIHAD
Makalah IJTIHAD
 

Semelhante a Masail Fiqh

Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Rika Ristiawati
 
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdfHermanSyah350665
 
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatNurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatkabbone
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Dedek Ahmadi
 
Bab 1, bab ii, bab iii, bab iv
Bab 1, bab ii, bab iii, bab ivBab 1, bab ii, bab iii, bab iv
Bab 1, bab ii, bab iii, bab ivAkbar Bako
 
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusDokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusaldi setiawan
 
Ekonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatEkonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatDitto Ditto
 
makalah zakat (1)
makalah zakat (1)makalah zakat (1)
makalah zakat (1)MeyLiontin
 
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHKONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHsalman munthe
 
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif dalam perspektif islam)
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif  dalam perspektif islam)Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif  dalam perspektif islam)
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif dalam perspektif islam)anton widyanto
 
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuyatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuYatimZakat
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011fallova
 
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptx
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptxZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptx
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptxSharulAzharAhmad
 
Ekonomi syariah pp
Ekonomi syariah ppEkonomi syariah pp
Ekonomi syariah ppEndah RN
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxSenjaMahesa
 

Semelhante a Masail Fiqh (20)

Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan Makalah fikih ekonomi dan keuangan
Makalah fikih ekonomi dan keuangan
 
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
267930-zakat-rukun-islam-yang-sering-dilupakan-70735865.pdf
 
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakatNurhidayah; lembaga pengelola zakat
Nurhidayah; lembaga pengelola zakat
 
Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249Yusriani 2012012249
Yusriani 2012012249
 
Bab 1, bab ii, bab iii, bab iv
Bab 1, bab ii, bab iii, bab ivBab 1, bab ii, bab iii, bab iv
Bab 1, bab ii, bab iii, bab iv
 
Tasbih malam
Tasbih malamTasbih malam
Tasbih malam
 
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampusDokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
Dokumen.tips makalah manajemen-zakat-dan-wakaf-tugas-kampuskampus
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
Ekonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - ZakatEkonomi syariah - Zakat
Ekonomi syariah - Zakat
 
makalah zakat (1)
makalah zakat (1)makalah zakat (1)
makalah zakat (1)
 
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOHKONTRAK  SOSIAL:  WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
KONTRAK SOSIAL: WAKAF, ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH
 
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif dalam perspektif islam)
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif  dalam perspektif islam)Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif  dalam perspektif islam)
Afifah hasbi (pendistribusian zakat produktif dalam perspektif islam)
 
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,Makalah hukum zakat di indonesia,,,
Makalah hukum zakat di indonesia,,,
 
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatuyatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
yatim piatu, yatim dan piatu, kisah yatim piatu
 
Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2Prospek hukum zakat di indonesia2
Prospek hukum zakat di indonesia2
 
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
Zakat profesi dan perbedaan uu nomor 38 tahun 1999 dan uu nomor 23 tahun 2011
 
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptx
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptxZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptx
ZAKAT HARTA KANAK-KANAK.pptx
 
Ekonomi syariah pp
Ekonomi syariah ppEkonomi syariah pp
Ekonomi syariah pp
 
Makalah zakat
Makalah zakatMakalah zakat
Makalah zakat
 
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptxPPT Konsep  Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
PPT Konsep Fqih Muamalah dan Implementasinya di Perbankan Syariah.pptx
 

Mais de Ali Murfi

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Ali Murfi
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...Ali Murfi
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Ali Murfi
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaAli Murfi
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Ali Murfi
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesAli Murfi
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAli Murfi
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION Ali Murfi
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenAli Murfi
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini Ali Murfi
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Ali Murfi
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam KontemporerAli Murfi
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mappingAli Murfi
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaAli Murfi
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...Ali Murfi
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Ali Murfi
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYAli Murfi
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamAli Murfi
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Ali Murfi
 

Mais de Ali Murfi (20)

Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
Coping with the impact of Covid-19 pandemic on primary education: teachers' s...
 
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
From teachers to students creativity? the mediating role of entrepreneurial e...
 
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
Human Resources Approach for Optimization of Knowledge Management Implementat...
 
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
Strategi Pembelajaran Aktif Question Student Have (QSH) Pada Mata Pelajaran F...
 
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di IndonesiaKepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
Kepemimpinan Sekolah dalam Situasi Krisis Covid-19 di Indonesia
 
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
Islam Nusantara: Religion Dialectic and Cultural for Pluralism-Democratic Soc...
 
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and ChallengesIslamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
Islamic Education System in Singapore: Current Issues and Challenges
 
Achievement Motivation Training
Achievement Motivation TrainingAchievement Motivation Training
Achievement Motivation Training
 
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
COMPARISON OF PAI AND PAK: AN OVERVIEW OF VALUES OF MULTICULTURAL EDUCATION
 
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan KristenBias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
Bias Gender dalam Buku Teks Pendidikan Agama Islam dan Kristen
 
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini  Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
Posdaya Sebagai Alternatif Pemerataan Pendidikan Anak Usia Dini
 
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
Analisis Gaya Belajar Siswa Berprestasi : Studi Komparasi Siswa Berprestasi S...
 
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
"Muslim Progresif" Omid Safi dan Isu-Isu Islam Kontemporer
 
Life mapping
Life mappingLife mapping
Life mapping
 
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter BangsaKepemimpinan dan Karakter Bangsa
Kepemimpinan dan Karakter Bangsa
 
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
KEBIJAKAN PENDIDIKAN PEMERINTAH INDIA (Respon Terhadap Isu Multikulturalisme ...
 
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
Strategi Pembelajaran Aktif : Question Student Have (QSH)
 
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIYSurvey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
Survey Evaluasi Pendidikan ; SMA N 1 Banguntapan Bantul DIY
 
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan IslamWawasan Pengembangan Pendidikan Islam
Wawasan Pengembangan Pendidikan Islam
 
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
Latar Belakang Masalah "Pendidikan Multikultural"
 

Masail Fiqh

  • 1. 27 April 2012 Oleh Ali Murfi 11470082 KI-C (1) ZAKAT PROFESI Judul Buku : Problematika Zakat Profesi dan Solusinya (Sebuah Tinjauan Sosiologi Hukum Islam). Penulis : Dr. Muhammad Hadi, M.Hi Cetakan : I, Oktober 2010. Penerbit : Pustaka Belajar, Yogyakarta. Tebal : 283 hal. Imam Malik bin Anas dalam karyanya Al-Muwatta‟ menyatakan bahwa Mu‟awiyah bin Abu Sofyan adalah khalifah Islam pertama yang memberlakukan pemungutan zakat dari gaji, upah dan bonus insentif tetap terhadap tetap terhadap prajurit islam. Hal yang sama „Umar bin Abdul Aziz adalah orang pertama yang mewajibkan zakat atas gaji, jasa hononarium, penghasilan dan berbagai jenis profesi. Jika dicermati dari sudut pengamatan sejarah, kesuksesan „Umar bin Abd Aziz, sesungguhnya didukung oleh beberapa factor, yaitu: (1) terbentuknya kesadaran kolektif dan pemberdayaan Bayt Al-Mal, (2) komitmen yang tinggi pada diri seorang pemimpin, (3) kondisi ekonomi relative ideal, (4) adanya kepercayaan terhadap birokrasi/pengelola zakat. Menurut Al-Jaziri harta yang wajib di kenai zakat ada emapat macam: ternak, emas-perak, perdagangan, barang tambang-rikaz dan pertanian. Profesi dalam Islam dikenal dengan istilah Al-Kasb, yaitu harta yang diperoleh melalui berbagai usaha; fisik, akal pikiran maupun jasa. Berdasarkan apa yang tertera di atas, penghasilan dan profesi sebagai harta yang terkena kewajiban zakat, ternyata masih terkendala oleh kondisi psycho-religious. Sesungguhnya kewajiban zakat diyakini sebagai kerangka pranata hukum Islam, namun ekspresi kesadaran berzakat dari penghasilan dan profesi oleh umat muslim masih tetap memperlihatkan kesenjangan. Di kalangan ulama terdapat dua pendapat mengenai zakat profesi. Pertama, ulama yang mengatakan tidak wajib zakat profesi dengan alasan belum pernah terjadi pada masa Rasul Saw (Ibn Qayim, Ibn Hazm Ibn Shaibah dan Malik). Kedua, ulama yang berpendapat bahwa zakat profesi wajib dikeluarkan (Abu Zahrah, Abd Al-Wahbab Khallaf, Abd Al-Rahman Hasan). Fakta ketiadaan literature hukum klasik (kitab fiqh) yang mengupas secara detail perihal “zakat dan jasa” menunjukkan bukti bahwa status hukum zakat profesi masih dalam tataran wacana ijtihadiyah kontemporer. Landasan Paradigmatik Zakat Profesi terbangun dari landasan Normatif, Filosofis, Historis dan Sosiologis. Secara Normatif, sebagaimana dinyatakan dalam Hadits, terdapat lima prinsip Islam; syahadat, sholat, zakat, puasa dan haji.kelima prinsip Islam ini berasal dari preseden (ritual yang terjadi sebelumnya dan dijadikan teladan). Berangkat dari landasan normatif diatas, maka kewajiban zakat yang diperoleh dari harta pengasilan/profesi sebenarnya bermula dari interprestasi teks Umar bin al-Khattab dalam surat Al-Hasr: a saja di antara kamu.        Secara Filosofis, sesungguhnya ingin menempatkan kajian zakat profesi pada system hukum yang sesuai bagi pencapaian keadilan. Sehingga tujuan pembayaran zakat akan ditemukan aspek epistimologi, aksiologi dan ontology. Secara Historis, Cohen memaparkan dengan skematis bahwa teori sejarah menjadi tiga Tipologi, yaitu; Universalitas (proses generalisasi), Empiris (pembuktian melalui obsevasi) dan Kausal (“sebab dan mengapa”). Secara Sosiologi, Imam Ghazali berpandangan bahwa zakat merupakan jenis ibadah yang beberbentuk ritual sekaligus material. Sejalan dengan filsafat dasarnya, zakat dimata ahli Fiqh adalah kewajiban, perintah Tuhan. Akan tetapi apabila dipahami di balik yang tamapak itu, maka terkandung makna sosialnya. Sebagai ibadah yang memiliki makana social yang formal, juga terikat oleh syarat dan zakat tertentu. Zakat adalah kesalehan diri melalui ikhtiar social. Agar sampai kepada kesadaran seperti itu diperlukan penyadaran yang dibarengi dengan tindakan amal-amal sosial bertujuan, termasuk mengelluarkan zakat, infak dan sadaqah. Karena dalam ajaran zakat ini pandangan dan komitmen sosialnya begitu jelas, bahkan dari titik kepentingan yang paling menyentuh hajat orang banyak, yaitu pemenuhan kebutuhan ekonomi. 1
  • 2. (2) ZAKAT PRODUKTIF Judul Buku : Zakat Produktif Dalam Perspektif Hukum Islam. Penulis : Asnaini, S.Ag., M,Ag Cetakan : I, Januari 2008. Penerbit : Pustaka Belajar, Yogyakarta. Tebal : hal. Pengertian produktif dalam hal ini lebih berkonotasi kepada kata sifat. Kata sifat akan jelas maknanya apabila digabung dengan kata yang disifatinya. Dalam hal ini kata yang disifati adalah Zakat. Lebih tegasnya Zakat Produktif adalah pendayagunaan zakat secara produktif, yang pemahamanya lebih kepada bagaimana cara atau metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara‟. Dengan demikian zakat produktif adalah zakat dimana harta atau dana zakat yang diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan akan tetapi dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka, sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup secara terus-menerus. Pentingnya peran Negara terhadap lembaga zakat diungkapkan oleh para ahli hukum Islam. Salah satunya Yusuf Qardhawi menjelaskan tiga alasan mengapa Islam menyerahkan wewenang terhadap Negara untuk mengelola zakat; banyak orang yang telah mati jiwanya/buta mata hatinya dna tidak sadar akan tanggung jawabnya terhadap orang fakir, untuk memelihara hubunganbaik antara muzakki dan mustahik, agar pendistribusianya tidak kacau/semrawut dan salah atur. Diantara dalil yang dapat dijadikan dasar hukum bahwa Negara/Pemerintah bertanggung jawab dan berkewajiban dalam mengelola zakat adalah (QS. At-Taubah: 103)                    Ambillah (himpunlah, kelola) zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan allah maha mendengar lagi maha mengetahui.. Dewasa ini ada beberapa hambatan/permasalahan dalam perjalanan profesionalisme lembaga zakat diantaranya adalah; adanya krisis kepercayaan umat terhadap segala macam/bentuk usaha penghimpunan dana umat, adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat yang umumnya lebih antusias pada zakat fitrah saja, tidak seimbangnya jumlah dana yang terhimpun dibandingkan dengan kebutuhan umat. Hukum zakat produktif pada sub ini dipahami hukum mendistribusikan/memberikan dana zakat kepada mustahik secara produktif. QS. At-Taubah: 60 oleh sebagaian besar ulama dijadikan dasar hukum pendistribusian zakat, meskipun hanya menyebutkan pos-pos dimana zakat diberikan, tidak menyebutkan cara pemberian zakat.                          Dengan demikian berarti bahwa teknik pelaksanaan pembagian zakat bukan sesuatu yang mutlak, akan tetapi dinamis, dapat disesuaikan dengan kebutuhan disuatu tempat. Asy-Syairazi dalam Muhazzabnya, menerangkan bahwa “seorang fakir yang mampu tenaganya diberi alat kerja, yang mengerti dagang diberi modal dagang.” Setidaknya pernyataan di atas menyebutkan dua cara pembagian zakat. Produktif kepaa orang-orang miskin yang kuat berusaha dan komsumtif kepada yang tidak kuat untuk berusaha. Kepada yang tidak kuat pun sebaiknya bersifat produktif. Mengenai boleh tidaknya zakat produktif ini,seperti pendapat banyak ulama seperti Yusuf Qardhawi, Sahal Mahfudz, Al-Kasani, Ibnul Qayim dll. Maka dapt disimpulkan bahwa hukum zakat produktif adalah bahkan sangat dianjurkan bila dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang akhir-akhir ini terjadi. Dan sesuai dengan kaidah Fiqh: 2
  • 3. Hukum itu berputar bersama ilatnya dalam mewujudkan maupun meniadakan hukum (3) SHOLAT KHAUF Judul Buku : Pedoman Sholat Penulis : Teungku Muhammad Hasbi Cetakan : III, Januari 2005. Ash Shiddieqy. Tebal : 630 hal. Penerbit : PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang. Shalat Khauf adalah penunaian shalat yang difardhukan (diwajibkan) yang dilakukan pada saat genting atau kondisi yang mengkhawatirkan dengan cara tertentu. Permulaan shalat khauf yang dilaksanakan Nabi Saw. Ialah diwaktu peperangan Asfan. Peperangan ini terjadi sesudah peperangan Khandaq. Sesudah Nabi Saw, mengerjakan shalat Khauf di peperangan Asfan ini maka Nabi Saw. Mengerjakanya lagi di peperangan Dzatir Riqa‟. Shalat Khauf disyari‟atkan dalam setiap peperangan yang dibolehkan; memerangi orang-orang kafir, pemberontak/penyamun dan tidak diperbolehkan pada peperangan yang diharmkan. Disyari‟atkan hal itu berdasarkan Al-Q, As-Sunnah dan Ijma‟. Dari Al-Qur’an, yaitu; (QS. An-Nisa‟:102)                                                                    Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka, Maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat) Maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu. dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata. orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. dan tidak ada dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu. Dari As-Sunnah, sebagaimana Imam Ahmad Rahimahullah berkata, “Telah shahih shalat khauf dari nabi shallallahu „alaihi wasallam dalam 5 atau 6 bentuk (cara) yang semuanya adalah dibolehkan”. Dalil Ijma‟, Para sahabat dan seluruh Imam telah ijma‟ terhadap disyariatkannya shalat khauf, kecuali beberapa gelintir saja yang menyelisihinya yang tidak dianggap. Kaifiyah Shalat Khauf; shalat khauf sendirian, jika kita shalat khauf sendirian dibolehkan kita melakukan seperti biasa (mengerjakanya dua rakaat serta mengqasharkan Hai-ahnya). Shalat Khauf Berjama’ah, jika kita bershalat khauf berjama‟ah maka caranya adalah sebagai yang telah diterngakan oleh Al-Qur‟an dan perbuatan-perbuatan Rasulullah Saw (ada yang dikerjakan makamum 2 rakaat dan ada pula yang 1 rakaat). Shalat khauf dalam peperangan, (1) Musuh diarah kiblat (Rasulullah Saw. Membagi laskar menjadi 2 kelompok, salah satu kelompok melaksanakan sholat bersama Nabi dan kelompok satunya tetap berdiri menghadapi musuh, selanjunya bergantian pada 1 rakaat dan Nabi tetap menjadi Imam). (2) Musuh bukan diarah kiblat (menyempurnakan shalat yang satu rakaat lagi sendiri-sendiri). Rukshah (keringanan) dalam shalat khauf adalah menqasharkan dari 2 rakaat menjadi satu rakaat saja. Dalil-dalilnya; Al-Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya ”shalat khauf di dalam safar, diqasharkan kepada satu rakaat saja. Jika khauf itu telah amat sangat, hendaklah dikerjakan menurut kemungkinan yang ada: sambil berjalan, sambil berkendaraan baik mengadap kiblat maupun tidak”. H.R. Muslim dari Ibnu Anas, Ibnu Katsir I:546) : “Difardhukan shalat atas lidah Nabimu di dalam hadhar empat rakaat dan di dalam safar dua rakaat dan di dialam khauf satu rakaat”. Dari Al-Qur‟an (QS.Al-Baqarah: 239) : 3
  • 4.                  Jika kamu dalam Keadaan takut (bahaya), Maka Shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan. kemudian apabila kamu telah aman, Maka sebutlah Allah (shalatlah), sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (4) SHOLAT SAFAR Judul Buku : Pedoman Sholat Penulis : Teungku Muhammad Hasbi Cetakan : III, Januari 2005. Ash Shiddieqy. Tebal : 630 hal. Penerbit : PT. Pustaka Rizki Putra, Semarang. Apabila seseoarang sedang bepergian keluar daerahnya (bersafar), maka dia mengerjakan shalat yang empat rakaat, dua rakaat saja. Mengerjakan shalat yang demikian, bisa disebut orang yang dengan menqasharkan shalat. Sebenarnya, bukanlah qashar (ringkas); dia tamam (sempurna) juga. Mengingat hadits-hadits: Ibnu Abbas r.a berkata “Bahwasanya shalat apabila dilaksanakan dua rakaat di dalam safar sudah dipandang sempurna”.(Tafsir Ibnu Katsir I: 545). Ibnu Umar r.a berkata: “shalat safar, dua rakaat sempurna, bukan qashar. Hanyasanya qashar pada shlat khauf (shalat dalam ketakutan)” (Tafsir Ibnu Katsir I: 545). Untuk mengenai pelaksanaan shalat wajib, diperbolehkan mengambil rukhsah (keringanan) yaitu dengan menqashar dan menjamak. Safar yang membolehkan qashar dan membolehkan jamak; (1) Tentang hal qashar shalat, sebagaimana dalam firman Allah swt (QS.An-Nisa‟:101)            Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (2) Tentang hal jamak shalat; Boleh bagi seseorang menjamakkan antara Dzuhur dan Ashar jamak takdim (menegerjakan dua shalat dalam waktu yang pertama) dan jamak ta‟khir (mengerkjakan dua shlat dalam waktu yang kedua), antara Dzuhur dan Ashar, Magrib dan Isya‟, taqdir dn ta‟khir, apabila: pertama, berada di Arafah dan Muzdalifah. Kedua, berada dalam safar. Ketiga, karena hujan. Keempat, karena sakit atau uzur. Kelima, jamak karena hajat. Dan berkaitan dengan shalat safar maka rukhsah (kemudahan) ini “wajib” diikuti sebgaimna ketentuanya, dengan tidak mengurangi atau menambahi tata cara shalat safar atau bahkan meninggalkanya. REFERENSI Zudi, Masjfuk. 1997. MASAIL FIQHIYAH : Kapita Selekta Hukum Islam. Jakarta: PT Midas Surya Grafindo. Mahfudh, Sahal. 2004. AHKAMUL FUQAHA : Solusi Problematika Aktual Hukum Islam, Keputusam Mukhtamar, Munas dan Kombes Nahdlatul Ulama (1926-1999 M). Surabaya: Lajnah Ta‟lif Wan Nasyr (LTN) NU Jawa Timur. 4
  • 5. 5