SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata
 kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak,
 menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) secara harfiah
 adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi
 maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak
 legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat
 dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang
 dipercayakan kepada mereka.
1.   Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan).
2.   Perbuatan melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain
     yang merugikan keuangan/perekonomian negara.
3.   Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang
     dapat merugikan keuangan/perekonomian negara.
4.   Penggelapan dalam jabatan.
5.   Pemerasan dalam jabatan.
6.   Tindak pidana yang berkaitan dengan pemborongan.
• Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah
• Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari
  pendanaan politik yang normal.
• Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.
• Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman
  lama".
• Lemahnya ketertiban hukum.
• Lemahnya profesi hukum.
• Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.
• Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
O Undang-undang nomor 24 Tahun 1960 tentang pemberantasan
  tindak pidana korupsi,
O Undang-undang nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan
  tindak pidana korupsi,
O Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan
  tindak pidana korupsi,
O Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas
  Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi.
 Menanamkan aspirasi, semangta, dan spirit nasional yang positif dengan
  mengutamakan kepentingan nasional
 Para pemimpin dan penjabat selal di himbau untuk benberikan keteladanan
  dengan mematuhi pola hidup sederhana dan mempunyai rasa tanggung
  jawab yang tinggi.
 Demi kelancaran pelayanan administrasi pemerintah,untuk para pegawai
  selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.
 Menciptakan aparatur pemeritah yg jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
UPAYA PENINDAKAN (KURATIF )

 Menahan Konsul Jendral RI Johor Baru,Malaysia, EM. Ia diduga melakukan
  pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.
 Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam
  kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar
  Rp. 15,9 miliar (2004)
 Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pmda DKI
  Jakarta (2004).
 Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan
  keuangan negara Rp. 10 milyar lebih (2004)
UPAYA EDUKASI MASYARAKAT
• Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial,
  terkait dengan kepentingan-kepentingan publik.
• Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan
  masyarakat itu sendiri.
• Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan,terutama yang dilaksanakan oleh
  pemerintah desa, kecamatan, dan seterunya sampai tingkat pusat/ nasional.
• Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan
  pemerintahan negara dan asek-aspek hukumnya.
• Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
  setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
a. Indonesia   Corruption Watch (ICW)
  Adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai
   misi mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi
   korupsi yang terjadi di Indonesia.

b. Transparancy    International (IT)
 Adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi
 korupsi politik. Organisasi ini bersifat nirlaba/ tidak mencari
 keuntungan.
Dampak Korupsi
   Negara mengalami kerugian dan membuat rakyat semakin miskin. Uang yang seharusnya
    diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, malah masuk ke kantong-kantong pejabat.
   Citra badan hukum negara seperti kepolisian akan menjadi buruk di mata masyarakat. Hal ini
    akan membuat warga Indonesia tidak lagi menghormati badan hukum negara.
   Tak hanya badan hukum, seluruh pemerintahan Indonesia juga akan mendapat pandangan sinis
    dari masyarakat. Membuat warga tidak percaya lagi pada sistem pemerintahan.
   Bila kasus korupsi dibiarkan terus-menerus, dampak korupsi yang paling besar adalah perlawanan
    dari rakyat karena ketidakpuasan pemerintahan.


                “Misalnya saja, tidak ada lagi masyarakat yang mau
                membayar pajak, terjadi demo besar-besaran yang
                memungkinkan bisa menggulingkan pemerintahan,
                dan keadaan negara akan kacau balau karena rakyat
                yang marah.”
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

                              NOMOR 31 TAHUN 1999

                                    TENTANG
                                 PIDANA KORUPSI
                  PEMBERANTASAN TINDAK

TINDAK PIDANA KORUPSI

 Pasal 2
  1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya
     diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
     negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
     hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua
     puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah)
     dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
2. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
     dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan.

Pasal 3
  Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
  orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
  kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
  kedudukan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
  kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
  perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur
  hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
  lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
  50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp.
  1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
Berdasarkan ketentuan undang-undang nomor 31
Tahun 1999 dan undang-undang nomor 20 tahun 2001,
jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim
terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah
sebagai berikut.
 1. Pidana Mati
 2. Pidana Penjara
 3. Pidana Tambahan
Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat
menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk
pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan
memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan
berdasarkan kepada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
FUNGSI DAN TUGAS KOMISI PEMBERANTASAN
                  KORUPSI

•Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
•Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi;
•Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi;
•Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
•Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
•Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang :
•Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;
•Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
•Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang
terkait;
•Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
•Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DAPAT
                 DITANGANI KPK
 Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara
  negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan
  tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
  penegak hukum atau penyelenggara negara;
 Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat;
  dan/atau
 Menyangkut kerugian keuangan negara paling sedikit
  Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
                 NOMOR 30 TAHUN 2002
                     TENTANG
     KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Pasal 3
Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan
wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun.

Pasal 4
Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil
guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
Pasal 5
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi
berasaskan pada:
• Kepastian hukum;
• Keterbukaan;
• Akuntabilitas (Terukur)
• Kepentingan umum; dan
• Proporsionalitas.
Pasal 15
Komisi Pemberantasan Korupsi berkewajiban:
• Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan
  laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana
  korupsi;
• Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau
  memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan
  hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya;
• Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden
  Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan
  Pemeriksa Keuangan;
• Menegakkan sumpah jabatan;
• Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas-
  asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
• KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen
  di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan
  Prasarana Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemenakertrans
  sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Pembangkit
  Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus ini juga menyeret Muhammad
  Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyunisebagai tersangka.



Contoh Penanganan Kasus
Korupsi oleh KPK
11
• 13 Agustus KPK menahan mantan bendahara
  umum Partai Demokrat Muhammad                          Desember Kepolisian Thailand
  Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap proyek         menangkap Nunun Nurbaetie,
  Wisma Atlet SEA Games setelah ditangkap              tersangka kasus cek pelawat yang
  di Cartagena, Colombia pada tanggal 6 Agustus 2011   menjadi buronan internasional. Ia
  dan tiba di Jakarta, pada 13 Agustus 2011. Dalam
                                                           ditangkap di sebuah rumah
  upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang
  buron, KPK melayangkan permohonan penerbitan Red      kontrakan yang berada di Distrik
  Notice pada tanggal 5 Juli 2011 kepada Kepolisian                  Saphan
  RI yang diteruskan kepada Interpol. Sebelumnya KPK       Sung, Bangkok, Thailand.
  telah melakukan permintaan pencegahan terhadap       Selanjutnya Nunun diserahkan ke
  Muhammad Nazaruddin kepada Kementerian Hukum
                                                           KPK dan diterbangkan ke
  dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011
                                                                   Indonesia.
PENGADILAN
TINDAK PIDANA
   KORUPSI
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berada di lingkungan Peradilan
Umum. Untuk pertama kali Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dibentuk
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang wilayah hukumnya meliputi seluruh
wilayah negara Republik Indonesia.
DASAR HUKUM

 Pengadilan ini dibentuk berdasarkan pasal 53 Undang-undang
 Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
 Pidana Korupsi
 “Dengan undang-undang ini dibentuk Pengadilan Tindak
 Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang memeriksa dan
 memutus tindak pidana korupsi yang penuntutannya diajukan
 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi”
KEWENANGAN PENGADILAN TIPKOR
Menurut UU No. 46 Tahun 2009
Pasal 5
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan satu-satunya
pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan
memutus perkara tindak pidana korupsi.

Pasal 6
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus
perkara:
a. tindak pidana korupsi;
b. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya
adalah tindak pidana korupsi; dan/atau
c. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang
lain ditentukan sebagai tindak pidana korupsi.
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

More Related Content

What's hot

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
pertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanapertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanaRatri nia
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarUiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPaul SinlaEloE
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia windari27
 
Pidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanPidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanSigit Riono
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Idik Saeful Bahri
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsidanianggara
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriProsedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriRoy Pangkey
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukumiwan Alit
 

What's hot (20)

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
pertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidanapertanggung jawaban pidana
pertanggung jawaban pidana
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantarPolitik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
Politik Hukum - Pertemuan Pertama - 1. politik hukum suatu pengantar
 
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANGPELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
PELAKU PEMBANTU DALAM TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
Konsep Korupsi & Kondisi saat ini di Indonesia
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Pidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaanPidana dan pemidanaan
Pidana dan pemidanaan
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Peristiwa Hukum (PIH)
Peristiwa Hukum (PIH)Peristiwa Hukum (PIH)
Peristiwa Hukum (PIH)
 
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
Hukum Kepegawaian - Hubungan Hukum Kepegawaian dan Hukum Administrasi (Idik S...
 
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsiBab 5 upaya pemberantasan korupsi
Bab 5 upaya pemberantasan korupsi
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Teori biologi kriminal
Teori biologi kriminalTeori biologi kriminal
Teori biologi kriminal
 
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan NegeriProsedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
Prosedur beracara Perdata dalam Pengadilan Negeri
 
Perlindungan hukum
Perlindungan hukumPerlindungan hukum
Perlindungan hukum
 

Viewers also liked

EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...
EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...
EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...Fatwa Khairul Arifin
 
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPenyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaAmi Pertiwi
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahLegal Akses
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaLegal Akses
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanLegal Akses
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaLegal Akses
 

Viewers also liked (9)

EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...
EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...
EKSISTENSI PENGADILAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA IND...
 
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesiaPenyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
Penyimpangan terhadap konstitusi yang pernah berlaku di indonesia
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Kesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegaraKesadaran berbangsa dan bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara
 
surat wasiat
surat wasiatsurat wasiat
surat wasiat
 
perjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumahperjanjian sewa rumah
perjanjian sewa rumah
 
Perjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha BersamaPerjanjian Usaha Bersama
Perjanjian Usaha Bersama
 
Draf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan PerusahaanDraf Peraturan Perusahaan
Draf Peraturan Perusahaan
 
Draf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian KerjaDraf Perjanjian Kerja
Draf Perjanjian Kerja
 

Similar to Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiDedi Supriadi
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiDini Islamiana
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaARY SETIADI
 
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiNegara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiFirda Purbandari
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptxcahyomeiyana
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfIntan Wachyuni
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsihadiarnowo
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiSeptian Muna Barakati
 
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karnoHUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karnossuserfa9ff91
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxDarmapoeteraMaulana
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaSiti Nurjannah
 

Similar to Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (20)

Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsiSejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
Sejarah pembentukan lembaga pemberantasan korupsi
 
Upaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan KorupsiUpaya Pemberantasan Korupsi
Upaya Pemberantasan Korupsi
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di IndonesiaPresentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
Presentasi Masalah Korupsi Di Indonesia
 
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsiNegara hukum dan pemberantasan korupsi
Negara hukum dan pemberantasan korupsi
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi281669604 makalah-kasus-korupsi
281669604 makalah-kasus-korupsi
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
15 Materi Dasar Penyuluh Anti Korupsi.pptx
 
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdfBE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
BE&GG, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Korupsi, Universitas Mercu Buana.2017.pdf
 
Percepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsiPercepatan anti korupsi
Percepatan anti korupsi
 
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsiMakalah pkn tentang pemberantasan korupsi
Makalah pkn tentang pemberantasan korupsi
 
Korupsi
KorupsiKorupsi
Korupsi
 
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karnoHUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
HUKUM ACARA PIDANA KEL. 2 universitas bung karno
 
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptxUnsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
Unsur-unsur-Tindak-Pidana-Korupsi-dan-Sanksi-Tindak-Pidana-Korupsi.pptx
 
Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA Makalah korupsi STIP WUNA
Makalah korupsi STIP WUNA
 
Makalah korupsi
Makalah korupsiMakalah korupsi
Makalah korupsi
 
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan PencegahannyaTugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
Tugas Pendidikan Kewarganegaraan Tentang Korupsi dan Pencegahannya
 

Recently uploaded

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRizalAminulloh2
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 

Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

  • 1.
  • 2.
  • 3. Korupsi (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) secara harfiah adalah perilaku pejabat publik, baik politikus atau politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
  • 4. 1. Memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan). 2. Perbuatan melawan hukum, memperkaya diri orang/badan lain yang merugikan keuangan/perekonomian negara. 3. Menyalahgunakan kewenangan karena jabatan/kedudukan yang dapat merugikan keuangan/perekonomian negara. 4. Penggelapan dalam jabatan. 5. Pemerasan dalam jabatan. 6. Tindak pidana yang berkaitan dengan pemborongan.
  • 5. • Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah • Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal. • Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar. • Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama". • Lemahnya ketertiban hukum. • Lemahnya profesi hukum. • Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa. • Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.
  • 6. O Undang-undang nomor 24 Tahun 1960 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, O Undang-undang nomor 3 Tahun 1971 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, O Undang-undang nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, O Undang-undang nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi.
  • 7.
  • 8.  Menanamkan aspirasi, semangta, dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional  Para pemimpin dan penjabat selal di himbau untuk benberikan keteladanan dengan mematuhi pola hidup sederhana dan mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi.  Demi kelancaran pelayanan administrasi pemerintah,untuk para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua.  Menciptakan aparatur pemeritah yg jujur dan disiplin kerja yang tinggi.
  • 9. UPAYA PENINDAKAN (KURATIF )  Menahan Konsul Jendral RI Johor Baru,Malaysia, EM. Ia diduga melakukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.  Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp. 15,9 miliar (2004)  Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pmda DKI Jakarta (2004).  Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp. 10 milyar lebih (2004)
  • 10. UPAYA EDUKASI MASYARAKAT • Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik. • Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri. • Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan,terutama yang dilaksanakan oleh pemerintah desa, kecamatan, dan seterunya sampai tingkat pusat/ nasional. • Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan negara dan asek-aspek hukumnya. • Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
  • 11. a. Indonesia Corruption Watch (ICW) Adalah sebuah organisasi non-pemerintah (NGO) yang mempunyai misi mengawasi dan melaporkan kepada publik mengenai aksi korupsi yang terjadi di Indonesia. b. Transparancy International (IT) Adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Organisasi ini bersifat nirlaba/ tidak mencari keuntungan.
  • 12. Dampak Korupsi  Negara mengalami kerugian dan membuat rakyat semakin miskin. Uang yang seharusnya diperuntukkan bagi kesejahteraan rakyat, malah masuk ke kantong-kantong pejabat.  Citra badan hukum negara seperti kepolisian akan menjadi buruk di mata masyarakat. Hal ini akan membuat warga Indonesia tidak lagi menghormati badan hukum negara.  Tak hanya badan hukum, seluruh pemerintahan Indonesia juga akan mendapat pandangan sinis dari masyarakat. Membuat warga tidak percaya lagi pada sistem pemerintahan.  Bila kasus korupsi dibiarkan terus-menerus, dampak korupsi yang paling besar adalah perlawanan dari rakyat karena ketidakpuasan pemerintahan. “Misalnya saja, tidak ada lagi masyarakat yang mau membayar pajak, terjadi demo besar-besaran yang memungkinkan bisa menggulingkan pemerintahan, dan keadaan negara akan kacau balau karena rakyat yang marah.”
  • 13. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG  PIDANA KORUPSI PEMBERANTASAN TINDAK TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 2 1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
  • 14. 2. Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan. Pasal 3 Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
  • 15. Berdasarkan ketentuan undang-undang nomor 31 Tahun 1999 dan undang-undang nomor 20 tahun 2001, jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut. 1. Pidana Mati 2. Pidana Penjara 3. Pidana Tambahan
  • 16.
  • 17. Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
  • 18. FUNGSI DAN TUGAS KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI •Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; •Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; •Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi; •Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan •Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara. •Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang : •Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi; •Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi; •Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait; •Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi; dan •Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
  • 19. TINDAK PIDANA KORUPSI YANG DAPAT DITANGANI KPK  Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum atau penyelenggara negara;  Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat; dan/atau  Menyangkut kerugian keuangan negara paling sedikit Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).
  • 20. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Pasal 3 Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun. Pasal 4 Komisi Pemberantasan Korupsi dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi.
  • 21. Pasal 5 Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Komisi Pemberantasan Korupsi berasaskan pada: • Kepastian hukum; • Keterbukaan; • Akuntabilitas (Terukur) • Kepentingan umum; dan • Proporsionalitas.
  • 22. Pasal 15 Komisi Pemberantasan Korupsi berkewajiban: • Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana korupsi; • Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan hasil penuntutan tindak pidana korupsi yang ditanganinya; • Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan; • Menegakkan sumpah jabatan; • Menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas- asas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5.
  • 23. • KPK menetapkan Timas Ginting selaku pejabat pembuat komitmen di Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi (P2MKT) Kemenakertrans sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), kasus ini juga menyeret Muhammad Nazaruddin dan istrinya Neneng Sri Wahyunisebagai tersangka. Contoh Penanganan Kasus Korupsi oleh KPK
  • 24. 11 • 13 Agustus KPK menahan mantan bendahara umum Partai Demokrat Muhammad Desember Kepolisian Thailand Nazaruddin sebagai tersangka kasus suap proyek menangkap Nunun Nurbaetie, Wisma Atlet SEA Games setelah ditangkap tersangka kasus cek pelawat yang di Cartagena, Colombia pada tanggal 6 Agustus 2011 menjadi buronan internasional. Ia dan tiba di Jakarta, pada 13 Agustus 2011. Dalam ditangkap di sebuah rumah upaya untuk menangkap Muhammad Nazaruddin yang buron, KPK melayangkan permohonan penerbitan Red kontrakan yang berada di Distrik Notice pada tanggal 5 Juli 2011 kepada Kepolisian Saphan RI yang diteruskan kepada Interpol. Sebelumnya KPK Sung, Bangkok, Thailand. telah melakukan permintaan pencegahan terhadap Selanjutnya Nunun diserahkan ke Muhammad Nazaruddin kepada Kementerian Hukum KPK dan diterbangkan ke dan HAM pada tanggal 24 Mei 2011 Indonesia.
  • 26.
  • 27. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berada di lingkungan Peradilan Umum. Untuk pertama kali Pengadilan Tindak Pidana Korupsi dibentuk pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang wilayah hukumnya meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.
  • 28. DASAR HUKUM Pengadilan ini dibentuk berdasarkan pasal 53 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi “Dengan undang-undang ini dibentuk Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus tindak pidana korupsi yang penuntutannya diajukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi”
  • 29. KEWENANGAN PENGADILAN TIPKOR Menurut UU No. 46 Tahun 2009 Pasal 5 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan satu-satunya pengadilan yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara tindak pidana korupsi. Pasal 6 Pengadilan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus perkara: a. tindak pidana korupsi; b. tindak pidana pencucian uang yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana korupsi; dan/atau c. tindak pidana yang secara tegas dalam undang-undang lain ditentukan sebagai tindak pidana korupsi.