3. Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering
membicarakan soal kebudayaan. Juga dalam kehidupan sehari-
hari, orang tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil
kebudayaan. Setiap hari orang melihat, mempergunakan dan
bahkan kadang-kadang merusak kebudayaan.
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan lebih teliti
dipelajari oleh antropologi budaya. Akan tetapi walaupun
demikian, seseorang yang memperdalam penelitiannya terhadap
sosiologi dan karena itu memusatkan perhatiannya terhadap
masyarakat. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian, tak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya
tak ada kebudayaan tanpa masyarakat, sebagai wadah dan
pendukungnya.
4. A. Pengertian Kebudayaan dan Masyarakat
Dalam pengertian sehari-hari, istilah kebudayaan sering diartikan
sama dengan kesenian, terutama seni suara dan seni tari. Akan tetapi
apabila istilah kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu sosial, maka
kesenian merupakan salah satu bagian saja dari kebudayaan. Kata
kebudayaan berasal dari (bahasa sansekerta) buddhyah yang merupakan
bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.
Kebudayaan (culture) sering dicampuradukan dengan masyarakat
(society), yang sebenarnya arti keduanya berbeda. Kebuadayaan adalah
sistem nilai dan norma, sementara masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang secara relatif mendiri, yang hidup bersama-sama cukup
lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memeliki kebuadayaan yang
sama, dan melakukan sebagain besar kegiatannya dalam kelompok
tersebut. Masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling
berhubungan satu sama lain. Kebudayaan adalah suatu sistem nilai dan
norma yang terorganisasi yang menjadi pegangan bagi masyarakat
tersebut.
5. B. Unsur-unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur
pokok, yaitu:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
Unsur-unsur tersebut bersifat universal, yaitu dapat dijumpai
pada setiap kebudayaan di manapun di dunia ini. Para antropolog yang
membahas persoalan tersebut secara lebih mendalam, belum
mempunyai pandangan seragam yang dapat diterima. Antropolog C.
Kluckhohn di dalam sebuah karyanya yang berjudul Universal
Categories of Culture" telah menguraikan ulasan para sarjana
mengenai hal itu. Inti pendapat-pendapat para sarjana itu menunjuk
pada adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
universals, yaitu:
6. 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi transpor dan sebagainya).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi
(pertanian peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistern kekerabatan,
organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan
sebagainya).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).
7. C. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar
bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya
seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan
lainnya di dalam masyarakat itu sendiri yang tidak selalu
baik baginya. Kecuali itu, manusia dan masyarakat
memerlukan pula kepuasan, baik di bidang spiritual
maupun materi. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat
tersebut di atas, untuk sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Dikatakan sebagian besar oleh karna kemampuan manusia
adalah terbatas, dan dengan demikian kemampuan
kebudayaan yang merupakan basil ciptaannya juga terbatas
di dalam memenuhi segala kebutuhan.
8. Kaidah-kaidah "kebudayaan" berarti peraturan tentang tingkah
laku atau tindakan yang harus dilakukan dalam suatu keadaan tertentu
yang mencakup tujuan "kebudayaan" maupun cara-cara yang dianggap
baik untuk mencapai tujuan tersebut. Kaidah-kaidah "kebudayaan"
mencakup peraturan-peraturan yang beraneka warna yang mencakup
bidang yang sangat luas. Namun untuk kepentingan penelitian
"masyarakat", secara sosiologis dapat dibatasi pada empat hal sebagai
berikut:
1. Kaidah-kaidah yang dipergunakan secara luas dalam suatu kelompok
manusia tertentu.
2. Kekuasaan yang memperlakukan kaidah-kaidah tersebut.
3. Unsur-unsur formal kaidah itu.
4. Hubungannya dengan ketentuan-ketentuan hidup lainnya.
Berlakunya kaidah dalam suatu kelompok manusia sangat
tergantung pada kekuatan kaidah tersebut sebagai petunjuk tentang
bagaimana seseorang harus berlaku Yaitu sampai seberapa jauh
kaidah-kaidah tersebut diterima oleh anggota kelompok sebagai
petunjuk perilaku yang pantas.
9. D. Sifat Hakikat Kebudayaan
1. kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku
manusia
2. kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya
suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan
3. kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan
dalam tingkah lakunya.
4. kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak,
tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan
yang dizinkan.
10. Sifat hakiki kebudayaan adalah ciri setiap kebudayaan, akan
tetapi bila seseorang hendak memahami sifat hakikannya yang
esensial, terlebih dahulu harus memecahkan pertentangan-
pertentangan didalamnya, yaitu:
1. Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal.
Akan tetapi perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus
yang sesuai dengan situasi maupun lokasinya.
2. Kebudayaan bersifat stabil di samping juga dinamis, dan setiap
kebudayaan mengalami perubahan-perubahan yang kontiniu.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan
manusia, walaupun hal itu jarang disadari oleh diri sendiri.
11. E. Kepribadian dan Kebudayaan
Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan
ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat
dikukuhkan sebagai hukum adat. Selain itu, ciri-ciri kepribadian
suatu kelompok masyarakat, juga tercermin dalam penampilan
hidup sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah
tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotongroyongan, adalah
ciri umum dari sekian banyak suku bangsa yang berada di
indonesia dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia.
12. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting, maka uraian di
bawah akan dikaitkan pada tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata
mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of
life)
3. Kebudayaan khusus kelas sosial.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi.
Beberapa indikator nilai-nilai:
1. Konsepsi mengenai hakikat hidup.
2. Konsepsi mengenai hakikat karya.
3. Konsepsi mengenai hakikat waktu.
4. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan alam.
5. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan sosial.
13. F. Gerak Kebudayaan
Akulturasi terjadi bila sesuatu kelompok manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu di hadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan
asing yang berbeda sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur
kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri. Proses migrasi besar-besaran, dahulu kala
mempermudah berlangsungnya akulturasi tersebut. Beberapa masalah
yang menyangkut proses tadi adalah:
1. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang mudah diterima.
2. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang sulit diterima.
3. Individu-individu manakah yang cepat menerima unsur-unsur yang
baru.
4. Ketegangan-ketegangan apakah yang timbul sebagai akibat
akulturasi tersebut