1. BAB IX
Peranan Metode Partisipatif bagi Pendidikan Non
Formal
Pelatihan untuk PNF memerlukan strategi dan teknik yang tepat. Oleh
karena itu, diperlukan pendekatan yang berbeda, yaitu keterlibatan atau
Konsep Latihan Partisipatif Bagi
peran serta peserta pelatihan, dan pengaturan lainnya yang menyangkut
materi pelatihan, waktu penyelenggaraan, dan lain sebagainya
Pendidikan Non Formal
Latihan partisipatif menganut konsep yang menyatakan bahwa
pendidikan pada hakekatnya dapat berlangsung dimana saja dan
berlangsung sepanjang hayat.
Intinya adalah pendidikan adalah belajar artinya semua yang dilakukan
dan semua fasilitas yang digunakan ditujukan agar seseorang benar
benar belajar
Perkembangan pendidikan non formal saat ini lebih banyak
menggunakan metode partisipatif, di mana semua pihak yang terkait
dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pembelajaran, mulai dan
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
4. Pada hakekatnya belajar adalah proses yang bersifat
total dimana belajar mengakibatkan aktifitas jasmani
dan rohani. Tahap demi tahap adalah wujud daur ulang
atau siklus yang akan meningkat. Tahap pertama
adalah pemahaman, kedua penghayatan, dan yang
ketiga adalah pengalaman.
5. Secara garis besar kurikulum pada
Pengembangan umumnya berisi program yang akan
penuntut para peserta latihan agar
Kurikulum senang dan tekun belajar untuk
mencapai tujuan latihan. Agar
kurikulum yang dihasilkan maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut
:Peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia; Peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat sesuai
dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan warga belajar; Keragaman
potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan; Tuntutan pembangunan
daerah dan nasional; Tuntutan dunia
kerja; Perkembangan ipteks
6. - Pendekatan yang bersifat konvensional
Ciri pokok penyusunan kurikulum dengan pendekatan konfensional adalah:
Adanya suatu keyakinan bahwa penyusunan kurikulum adalah pekerjaan para
ahli, oleh sebab itu tidak mungkin melibatkan warga belajar.
Sumber rumusan tujuan latihan adalah nilai dan norma yang ada dan dianut oleh
masyarakat.
- Pendekatan yang bersifat partisipatif
Ciri pendekatan partisipatif dalam penyusunan kurikulum adalah:
Adanya anggapan bahwa kurikulum diciptakan untuk dilaksanakan. Dalam
pelaksanaannya melibatkan fasilitator, peserta latihan, lembaga pengirim peserta
latihan dan mereka terlibat dalam penyusunan kurikulum.
Sumber dari penyusunan kurikulum adalah kebutuhan peserta latihan
7. Langkah penyusunan
kurikulum
1. Analisa kebutuhan latihan
2. Penetapan materi latihan
3. Penetapan rencana pelajaran/tujuan belajar
metode latihan dan jam pelajaran
4. Penetapan jadwal latihan.
9. PENGORGANISASIAN LATIHAN
Ruang Lingkup dan Batasan
•Upaya mengatur dan mengarahkan pemanfaatan unsur-unsur manusia,
sarana, dana, waktu seerta lingkunagn untuk mencapai tujuan latihan
•Pengorganisasian unsur tersebut dimaksudkan untuk memberi berbagai
macam kemudahan sehingga peserta latihan terpacu untuk
mengaktualisir dirinya secara optimal.
•Pengorganisasian unsur tersebut dilakukan dengan proses perencanaan,
penataan, monitoring, dan penilaian
10. - Masing-masing tahap penyelenggara latihan
perlu ditangani sama baik dan sama seriusnya.
- Pengorganisasian latihan diselenggarakan untuk
menjamin tercapainya tujuan latihan.
- latihan sebagai subjek latihan menempati
tempat sentral dalam latihan. Kemudahan yang
dimaksudkan agar peserta latihan dapat
mengaktuaalisasi dirinya secara optimal.
- Evaluasi terhadap pengorganisasian latihan
dapat dilakukan setiap saat.
- Penempatan peserta latihan sebagai subjek
latihan bukan berarti memanjakan melainkan
proses pelimpahan tanggungjawab yang perlu
dialami oleh peserta latihan.Masalah yang sering
timbul dan alternatif pemecahannya
11. TAHAP PRA LATIHAN
•Jumlah peserta latihan terlalu banyak; cara
mengatasinya latihan dibagi beberapa tahap,
memilih peserta profesional untuk dilatih menjadi
pelatih
•Jumlah peserta terlalu sedikit; cara mengatasinya
memberi penjelasan tentang tujuan latihan kepada
peserta yang bersangkutan, meninjau kembali
materi lartihan apakah relevan dengan kebutuhan
masyarakat.
12. TAHAP PELAKSANAAN LATIHAN
•Peserta kurang mengetahui alasan mereka diutus; memberi penjelasan
kepada calon dan lembaganya, Memberi penjelasan pada awal latihan
tentang maksud dan tujuan latihan, menyusun harapan peserta.
•Menurunnya semangat peserta; jadwal diselang seling antara yang sulit
dan yang mudah, pelaksanaan program secara piramida, mengguanakan
variasi metode, mengdakan acara rekreasi, peserta diberi kesempatan
menilai jalan latihan.
•Ada peserta yang rendah diri dan kurang bisa menyerap materi; membagi
bahan tertulis, mendampingi dan menjelaskan secara khusus tentang
bahan pelajaran, mendoron keberanian mengungkap pengalaman,
mengajukan pertanyaan ringan, memyesuasikan materi latihan
•Peserta mempunyai masalah pribadi; membantu memikirkan pemecahan
msalah, bila masalanya berat maka dibebaskan untuk sementara waktu
•.Kelompok peserta yang heterogen; mendorong supaya masing-masing
saling mengisi, pembagian kelompok seimbang, mengelompokan yang
lemah dan yang kuat secara terpisah.
•Peserta kelihatan acuh tak acuh; mendekati secara pribadi, memberi
pertanyaan dan kesempatan berkarya.
13. TAHAP PASCA LATIHAN
•Rencana kerja peserta; rencana kerja ditinjau kembali oleh
peserta dengan bimbingan pelatih, pelatih menghubungi
atasanyadan memberi penjelasan tentang program kerja yang
disusun, Membicarakan fungsi yang dapat diambil peserta
latihan kepada pamong dan lembaga pengutusnya.
•Kader pengembang masyarakat turun semangatnya; mendorong
pembentukan organisasi kader, diadakan pembinaan pihak-pihak
yang disegani, memberi kesempatan untuk menceritakan
pengalaman kepada pihak lain, mengadakan karya wisata,
memberi penghargaan kepada kelompok yang berprestasi,
menantang dengan kegiatan baru.
•Kader menemui kesulitan; membantu dalam bentuk saran-
saran, mengusahakan kerjasama dalam tim.
14. E. EVALUASI LATIHAN
1. Prinsip dasar evaluasi latihan
Dasar penyelenggaraan evaluasi pada latihan yang bersifat partisipatif adalah:
•Evaluasi merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar
•Evaluasi dimaksudkan untuk memberi masukan bagi proses perbaikan yang terus
menerus terhadap semua komponen latihan
•Latihan dapat dilakukan dengan jalan saling mengadakan evaluasi dan atau
melakukan evaluasi diri
•Evaluasi dilaksanakan secara berkala dan terencana
•Evaluasi dilaksanakan setiap tahap atau periode penyelenggaraan latihan
15. 2. Manfaat, tujuan, dan sasaran evaluasi
Manfaat :
•Sebagai masukan bagi proses latihan yang sedang berlangsung
•Masukan bagi penyempurnaan pelaksanaan latihan di maa yang akan datang
•Untuk menyajikan fakta tentang tingkat keberhasilan latihan kepada berbagai
pihak
Tujuan:
•Mengetahui tingkat perubahan sikap dan tingkah laku peserta latihan
•Mengetahui efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan latihan
Sasaran:
•Prestasi belajar peserta dengan titik berat pada perkembangan sikap dan
tingkah laku
•Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan latihan