SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
                                 PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang
             Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan
dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam
bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia berarti
cinta, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara harfiah filsafat berarti
“cinta kebijaksanaan”.
             Sebenarnya filsafat itu berasal dari timur, bukan berasal dari barat. Tapi
pemikiran dari barat itu lebih cepat terealisasi tanpa memikirkan sebab akibatnya,
sehingga orang-orang menyangka filsafat berasal dari barat. Berbeda dengan daerah
timur yang mana pemikirannya lebih lambat direalisasikan, karena daerah timur lebih
memikirkan sebab akibatnya dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, filsafat
adalah berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan merealisasikannya secara
bijaksana.
             Manusia mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna di jagad raya,
dengan alam pikirannya dia dapat mengembangkan segala sesuatu yang diinginkan,
segala sesuatu yang diinginkan, segala cara dia lakukan untuk mencapai hasil
semaksimal mungkin. Tuhan menciptakan manusia yang bagaimana (keberadaan
seperti apa manusia berada), apakah cara berada manusia sama halnya dengan cara
berada makhluk lain "benda-benda". Jawabannya tentu beraneka ragam dan berbeda
pendapat yang mempunyai alasan-alasan tersendiri dalam memperkuat filsafatnya.
Hal itu terjadi apabila cara manusia berada di dunia ini (eksistensi) berbeda,seperti
halnya: eksistensialisme, materialisme. Dalam filsafatnya tentang keberadaan
manusia di dunia.




                                            1
Dalam filsafat pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat yang merupakan
terapan dari filsafat umum. Dan yang akan dibahas dalam makalah ini filsafat
eksistensialisme yang ditinjau dari segi ontologis atau keberadaan dalam filsafat
pendidikan. Pengertian yang cukup terang tentang aliran filsafat pendidikan ini dapat
membuka jalan yang lebih mulus ke arah pengertian, hubungan antara filsafat
pendidikan eksistensialisme, dengan pendekatan tradisional, dengan pendekatan
progresif terhadap aliran-aliran lain.
           Filsafat ini memfokuskan pengalaman-pengalaman individu. Filsafat yang
berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi dan
memahami apa yang umum pada semua realitas, keberadaan manusia, dan nilai.


1.2 Rumusan Masalah
           Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut.
    1. Apa pengertian filsafat Eksistensialisme?
    2. Apa latar belakang munculnya aliran Eksistensialisme?
    3. Siapakah tokoh-tokoh dalam aliran Eksistensialisme?
    4. Bagaimana pemikiran Eksistensialisme dalam pendidikan?
    5. Seperti apa ciri-ciri umum dari filsafat Eksistensialisme?


1.3 Tujuan Penulisan
           Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penulisan
makalah sebagai berikut.
   1. Untuk menjelaskan pengertian filsafat pendidikan Eksistensialisme.
   2. Untuk menjelaskan latar belakang munculnya aliran Eksistensialisme.
   3. Untuk menjelaskan tokoh-tokoh aliran Eksistensialisme
   4. Untuk memberikan beberapa pemikiran Eksistensialisme tentang pendidikan.
   5. Untuk memberitahukan tentang ciri-ciri umum filsafat Eksistensialisme



                                          2
BAB II
                                    PEMBAHASAN




2.1 Pengertian Filsafat Eksistensialisme
              Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa
    Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah
    berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Artinya dengan keluar dari dirinya sendiri,
    manusia sadar tentang dirinya sendiri “ia berdiri sebagai aku atau pribadi”. Pikiran
    semacam ini dalam bahasa Jerman disebut dasein yang artinya di sana. Untuk lebih
    memberikan kejelasan tentang filsafat eksistensialisme ini, perlu kiranya dibedakan
    dengan filsafat eksistensi. Yang dimaksud dengan filsafat eksistensi adalah filsafat
    yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Sedangkan filsafat
    eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada manusia
    dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada di dalam dunia “ia menyadari dirinya
    berada di dunia”. Manusia menghadapi dunia, menghadapi dengan mengerti yang
    dihadapinya itu. Manusia mengerti guna pohon, batu, dan salah satu di antaranya
    ialah ia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Artinya bahwa manusia sebagai
    subyek. Subyek artinya yang menyadari, yang sadar. Dan barang-barang yang
    disadarinya disebut obyek.
              Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu.
    Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia ini. Cara berada manusia berbeda dengan
    cara beradanya benda-benda materi yang lain. Cara beradanya manusia adalah hidup
    bersama dengan manusia lainnya, ada kerjasama dan komunikasi serta dengan penuh
    kesadaran, sedangkan benda-benda materi lainnya keberadaannya berdasarkan
    ketidaksadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat berkomunikasi antara satu dengan
    yang lainnya. Benda-benda materi, alam fisik, dunia yang berada diluar manusia tidak




                                              3
akan bermakna dan tidak memiliki tujuan apa-apa jika terpisah dari manusia. Jadi
   dunia bermakna karena manusia.
               Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun yang modern,
   manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti hal halnya kayu dan batu. Memang
   orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti halnya
   kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme mengatakan bahwa pada prinsipnya, pada
   dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material. Dengan kata lain materi betul-
   betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul daripada sapi,
   ataupun batu, tetapi pada eksistensinya manusia adalah sama saja dengan sapi, pohon
   ataupun batu. Nah disinilah terjadi pertentangan antara kaum materialisme dan
   eksistensialisme.


2.2 Latar Belakang Munculnya Filsafat Eksistensialisme
               Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin
   Heidegger (1889-1976). Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar
   metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel
   (1859-1938). Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan
   Nietzche.    Kiergaard     (1813-1855)   filsafatnya   untuk   menjawab     pertanyaan
   “bagaimanakah aku menjadi seorang individu?”. Hal ini terjadi karena pada saat itu
   terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya). Kiergaard
   menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu
   yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam
   kehidupan. Nitzsche (1844-1900) filsuf jerman tujuan filsafatnya adalah untuk
   menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul?”. Jawabannya
   manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri
   secara jujur dan berani.
               Gerakan eksistensialis dalam pendidikan berangkat dari aliran filsafat yang
   menamakan dirinya eksistensialisme, yang para tokohnya antara lain Kierkegaard
   (1813 – 1915), Nietzsche (1811 – 1900) dan Jean Paul Sartre. Inti ajaran ini adalah

                                              4
respek terhadap individu yang unik pada setiap orang. Eksistensi mendahului esensi.
Kita lahir dan eksis, lalu menentukan dengan bebas esensi kita masing-masing. Setiap
individu menentukan untuk dirinya sendiri apa itu yang benar, salah, indah atau yang
jelek. Tidak ada bentuk universal, setiap orang memiliki keinginan untuk bebas (free
will) dan berkembang. Pendidikan seyogyanya menekankan refleksi yang mendalam
terhadap komitmen dan pilihan sendiri.
          Manusia adalah pencipta esensi dirinya. Dalam kelas guru berperan sebagai
fasilitator untuk membiarkan siswa berkembang menjadi dirinya dengan membiarkan
berbagai bentuk pajanan (exposure) dan jalan untuk dilalui. Karena perasaan tidak
terlepas dari nalar, maka kaum eksistensialis menganjurkan pendidikan sebagai cara
membentuk manusia secara utuh, bukan hanya sebagai pembangunan nalar. Sejalan
dengan tujuan itu, kurikulum menjadi fleksibel dengan menyajikan sejumlah pilihan
untuk dipilih siswa. Kelas harus kaya dengan materi ajar yang memungkinkan siswa
melakukan ekspresi diri, antara lain dalam bentuk karya sastra film dan drama.
Semua itu merupakan alat untuk memungkinkan siswa „berfilsafat” makna dari
pengalaman hidup, cinta dan kematian. Eksistensialisme biasa dikatakan sebagai
salah satu reaksi dari sebagian terbesar reaksi terhadap peradaban manusia yang
hampir punah akibat perang dunia kedua.
          Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme berbeda dengan filsafat eksistensi.
Paham Eksistensialisme secara radikal menghadapkan manusia pada dirinya sendiri,
sedangkan filsafat eksistensi adalah benar-benar sebagai arti katanya, yaitu: “filsafat
yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral.
       Dengan demikian Eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran
filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan
keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Filsafat eksistensialisme adalah
salah satu aliran filsafat yang mengguncangkan dunia walaupun filsafat ini tidak luar
biasa dan akar-akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik. Filsafat
selalu lahir dari suatu krisis. Krisis berarti penentuan. Bila terjadi krisis, orang
biasanya meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat

                                          5
tahan uji. Dengan demikian filsafat adalah perjalanan dari satu krisis ke krisis yang
lain. Begitu juga filsafat eksistensialisme lahir dari berbagai krisis atau merupakan
reaksi atas aliran filsafat yang telah ada sebelumnya atau situasi dan kondisi dunia,
yaitu :
1. Materialisme
          Menurut pandangan materialisme, manusia itu pada akhirnya adalah benda
seperti halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa
manusia sama dengan benda, akan tetapi mereka mengatakan bahwa pada akhirnya,
jadi pada prinsipnya, pada dasarnya, pada instansi yang terakhir manusia hanyalah
sesuatu yang material. Dengan kata lain, materi itu betul-betul materi. Menurut
bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang sapi tapi pada eksistensinya
manusia sama saja dengan sapi.
2. Idealisme
          Aliran ini memandang manusia hanya sebagai subyek, hanya sebagai
kesadaran, menempatkan aspek berpikir dan kesadaran secara berlebihan sehingga
menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih-lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada
barang lain selain pikiran.
3. Situasi dan Kondisi Dunia
          Munculnya eksistensialisme didorong juga oleh situasi dan kondisi di dunia
Eropa Barat yang secara umum dapat dikatakan bahwa pada waktu itu keadaan dunia
tidak menentu. Tingkah laku manusia telah menimbulkan rasa muak atau mual.
Penampilan manusia penuh rahasia, penuh imitasi yang merupakan hasil persetujuan
bersama yang palsu yang disebut konvensi atau tradisi. Manusia berpura-pura,
kebencian merajalela, nilai sedang mengalami krisis, bahkan manusianya sendiri
sedang mengalami krisis. Sementara itu agama di sana dan di tempat lain dianggap
tidak mampu memberikan makna pada kehidupan.




                                         6
2.3 Tokoh-Tokoh dalam Aliran Eksistensialisme
   Tokoh-tokoh eksistensialisme ini cukup banyak, di antaranya:
1. Soren Aabye Kierkegaard
              Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855) lahir di Kopenhagen, Denmark. Ia
   lahir ketika ayahnya berumur 56 tahun dan ibunya 44 tahun. Ia mulai belajar teologi
   di Universitas Kopenhagen. Ia menentang keras pemikiran Hegel yang mendominasi
   di Universitas tersebut. Dalam kurun waktu ini ia apatis terhadap agama, ingin hidup
   bebas dari lingkungan aturan agama. Setelah mengalami masa krisis religius, ia
   kembali menekuni ilmu pengetahuan dan menjadi Pastor Lutheran.
              Pada tahun 1841 ia mempublikasikan buku pertamanya Om Begrebet Ironi
   (The Concept of Irony). Karya ini sangat orisinal dan memperlihatkan kecemerlangan
   pemikirannya. Ia mengecam keras asumsi-asumsi pemikiran Hegel yang bersifat
   umum. Karya agungnya yaitu Afsluttende Uvidenskabelig Efterskriff (Consluding
   Unscientific Postcript) tahun 1846, mengungkapkan ajaran-ajarannya yang bermuara
   pada kebenaran subyek. Karya-karya lainnya adalah Enten Eller (1843) dan
   Philosophiske Smuler (1844). Sedangkan buku-buku yang bernada kristiani adalah
   Kjerlighedens Gjerninger (Work of Love) 1847, Christelige Taler (Christian
   Discourses) 1948, dan Sygdomen Til Doden (The Sickness into Death) tahun 1948)
   (M. Dagun:1990:48-49). Ide-ide pokok Soren Aabye Kierkegaard adalah sebagai
   berikut:
       Tentang Manusia.
              Kierkegaard menekankan posisi penting dalam diri seseorang yang
   "bereksistensi" bersama dengan analisisnya tentang segi-segi kesadaran religius
   seperti iman, pilihan, keputusasaan, dan ketakutan. Pandangan ini berpengaruh luas
   sesudah tahun 1918, terutama di Jerman. Ia mempengaruhi sejumlah ahli teologi
   protestan dan filsuf-filsuf eksistensial termasuk Barh, Heidegger, Jaspers, Marcel, dan
   Buber. Alur pemikiran Kierkegaard mengajukan persoalan pokok dalam hidup;
   apakah artinya menjadi seorang Kristiani? Dengan tidak memperlihatkan "wujud"



                                             7
secara umum, ia memperhatikan eksistensi orang sebagai pribadi. Ia mengharapkan
agar kita perlu memahami agama Kristen yang otentik. Ia berpendapat bahwa musuh
bagi agama Kristiani ada dua, yaitu filsafat Hegel yang berpengaruh pada saat itu.
Baginya, pemikiran abstrak, baik dalam bentuk filsafat Descartes atau Hegel akan
menghilangkan personalitas manusia dan membawa kita kepada kedangkalan makna
kehidupan. Dan yang kedua adalah konvensi, khususnya adat kebiasaan jemaat gereja
yang tidak berpikir secara mendalam, tidak menghayati agamanya, yang akhirnya ia
memiliki agama yang kosong dan tak mengerti apa artinya menjadi seorang kristiani.
          Kierkegaard bertolak belakang dengan Hegel. Keberatan utama yang
diajukannya adalah karena Hegel meremehkan eksistensi yang kongkrit, karena
Hegel mengutamakan ide yang sifatnya umum. Menurut Kierkegaard manusia tidak
pernah hidup sebagai sesuatu "aku umum", tetapi sebagai "aku individual" yang sama
sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu yang lain.
    Pandangan tentang Eksistensi
          Kierkegaard    mengawali     pemikirannya     bidang       eksistensi   dengan
mengajukan pernyataan ini “bagi manusia, yang terpenting dan utama adalah keadaan
dirinya atau eksistensi dirinya”. Eksistensi manusia bukanlah statis tetapi senantiasa
menjadi, artinya manusia itu selalu bergerak dari kemungkinan kenyataan. Proses ini
berubah, bila kini sebagai sesuatu yang mungkin, maka besok akan berubah menjadi
kenyataan. Karena manusia itu memiliki kebebasan, maka gerak perkembangan ini
semuanya berdasarkan pada manusia itu sendiri. Eksistensi manusia justru terjadi
dalam kebebassannya. Kebebasan itu muncul dalam aneka perbuatan manusia.
Baginya bereksistensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan bagi
hidupnya. Konsekuensinya, jika kita tidak berani mengambil keputusan dan tidak
berani berbuat, maka kita tidak bereksistensi dalam arti sebenarnya. Kierkegaard
membedakan tiga bentuk eksistensi, yaitu :
     Eksistensi estetis, menyangkut kesenian, keindahan. Manusia hidup dalam
lingkungan dan masyarakat, karena itu fasilitas yang dimiliki dunia dapat dinikmati



                                          8
manusia sepuasnya. Di sini eksistensi estetis hanya bergelut terhadap hal-hal yang
dapat mendatangkan kenikmatan pengalaman emosi dan nafsu. Eksistensi ini tidak
mengenal ukuran norma, tidak adanya keyakinan akan iman yang menentukan.
     Eksistensi etis. Setelah manusia menikmati fasilitas dunia, maka ia juga
memperhatikan dunia batinnya. Untuk keseimbangan hidup, manusia tidak hanya
condong pada hal-hal yang konkrit saja tapi harus memperhatikan situasi batinnya
yang sesuai dengan norma-norma umum. Sebagai contoh untuk menyalurkan
dorongan seksual (estetis) dilakukan melalui jalur perkawinan (etis).
    Eksistensi religius. Bentuk ini tidak lagi membicarakan hal-hal konkrit, tetapi
sudah menembus inti yang paling dalam dari manusia. Ia bergerak kepada yang
absolut, yaitu Tuhan. Semua yang menyangkut Tuhan tidak masuk akal manusia.
Perpindahan pemikiran logis manusia ke bentuk religius hanya dapat dijembatani
lewat iman religius.
    Pandangan tentang Teodise
          Menurut Kierkegaard, antara Tuhan dengan alam, antara pencipta dan
makhluk terdapat jurang yang tidak terjembatani. Ia menjelaskan bahwa Tuhan itu
berdiri di atas segala ukuran sosial dan etika. Sedangkan manusia jauh berada di
bawah-Nya. Keadaan seperti ini menyebabkan manusia cemas akan eksistensinya.
Tetapi dalam kecemasan ini, seseorang itu dapat menghayati makna hidupnya. Jika
seseorang itu berada dalam kecemasan, maka akan membawa dirinya pada suatu
keyakinan tertentu. Perilaku ini memperlihatkan suatu loncatan yang dahsyat di mana
manusia memeluk hal yang tidak lagi masuk akal (Dagun:1990:52).
        Jadi inti masalah yang menjadi pemikiran eksistensialisme menurut
Kierkegaard adalah :
    Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi,
manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis.
    Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya secara
aktif, merencanakan, berbuat dan menjadi.



                                          9
Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka serta
    realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama sesama
    manusia.
2. Jean Paul Sartre
               Jean Paul Sartre (1905-1980) lahir tanggal 21 Juni 1905 di Paris. Ia berasal
    dari keluarga Cendikiawan. Ayahnya seorang Perwira Besar Angkatan Laut Prancis
    dan ibunya anak seorang guru besar yang mengajar bahasa modern di Universitas
    Sorbone. Ketika ia masih kecil ayahnya meninggal, terpaksa ia diasuh oleh ibunya
    dan dibesarkan oleh kakeknya. Di bawah pengaruh kakeknya ini, Sartre dididik
    secara mendalam untuk menekuni dunia ilmu pengetahuan dan bakat-bakatnya
    dikembangkan secara maksimal. Pengalaman masa kecil ini memberi ia banyak
    inspirasi. Diantaranya buku Les Most (kata-kata) berisi nada negatif terhadap hidup
    masa kanak-kanaknya.
               Meski Sartre berasal dari keluarga Kristen protestan dan ia sendiri
    dibaptiskan menjadi katolik, namun dalam perkembangan pemikirannya ia justru
    tidak menganut agama apapun. Ia atheis. Ia menengaku sama sekali tidak percaya lagi
    akan adanya Tuhan dan sikap ini muncul semenjak ia berusia 12 tahun. Bagi dia,
    dunia sastra adalah agama baru, karena itu ia menginginkan untuk menghabiskan
    hidupnya sebagai pengarang. Sartre tidak pernah kawin secara resmi, ia hidup
    bersama Simone de Beauvoir tanpa nikah. Mereka menolak menikah karena bagi
    mereka pernikahan itu dianggap suatu lembaga borjuis saja. Dalam perkembangan
    pemikirannya, ia berhaluan kiri. Sasaran kritiknya adalah kaum kapitalis dan tradisi
    masyarakat pada masa itu. Ia juga mengeritik idealisme dan para pemikir yang
    memuja idealisme.
               Pada tahun 1931 ia mengajar sebagai guru filsafat di Laon dan Paris. Pada
    periode ini ia bertemu dengan Husserl. Semenjak pertemuan itu ia mendalami
    fenomenologi dalam mengungkapkan filsafat eksistensialisme-nya. Ia menjadi
    mashur melalui karya-karya novel dan tulisan dramanya. Dalam bidang filsafat,



                                              10
karyanya yang sangat terkenal adalah Being ang Nithingness, buku ini membicarakan
tentang alam dan bentuk eksistensinya. Eksistensialisme dan Humanism yang berisi
tentang manusia. Ia juga termasuk tokoh yang membantu gerakan-gerakan haluan kiri
dan pembela kebebasan manusia. Dengan lantang ia mengatakan bahwa manusia
tidak mempunyai sandaran keagamaan atau tidak dapat mengendalikan pada kekuatan
yang ada di luar dirinya, manusia harus mengandalkan kekuatan yang ada dalam
dirinya. Karya-karya yang lain adalah Nausea, No Exit, The Files, dan The Wall. Ide-
ide pokok Sartre adalah sebagai berikut :
    Tentang Manusia
          Bagi Sartre, manusia itu memiliki kemerdekaan untuk membentuk dirinya,
dengan kemauan dan tindakannya. Kehidupan manusia itu mungkin tidak
mengandung arti dan bahkan mungkin tidak masuk akal. Tetapi yang jelas, manusia
dapat hidup dengan aturan-aturan integritas, keluhuran budi, dan keberanian, dan dia
dapat membentuk suatu masyarakat manusia. Dalam novel semi-otobiografi La
Nausee (1938) dan essei L'Eksistensialisme est un Humanism (1946), ia menyatakan
keprihatinan fundamental terhadap eksistensi manusiawi dan kebebasan kehendak.
Menurutnya, manusia tidak memiliki apa-apa sejak ia lahir. Dan sepertinya, dari
kodratnya manusia bebas dalam pilihan-pilihan atas tindakannya atau memikul beban
tanggung jawab.
          Sartre mengikuti Nietzsche yakni mengingkari adanya Tuhan. Manusia tak
ada hubungannya dengan kekuatan di luar dirinya. Ia mengambil kesimpulan lebih
lanjut, yakni memandang manusia sebagai kurang memiliki watak yang semestinya.
Ia harus membentuk pribadinya dan memilih kondisi yang sesuai dengan
kehidupannya. Maka dari itu "tak ada watak manusia", oleh karena tak ada Tuhan
yang memiliki konsepsi tentang manusia. Manusia hanya sekedar ada. Bukan karena
ia itu sekedar apa yang ia konsepsikan setelah ada---seperti apa yang ia inginkan
sesudah meloncat ke dalam eksistensi". Sartre mengingkari adanya bantuan dari luar
diri manusia. Manusia harus bersandar pada sumber-sumbernya sendiri dan



                                            11
bertanggung jawab sepenuhnya bagi pilihan-pilihannya. Karena itu bagi Sartre,
   pandangan eksistensialis adalah suatu doktrin yang memungkinkan kehidupan
   manusia. Eksistensialime mengajarkan bahwa tiap kebenaran dan tiap tindakan
   mengandung keterlibatan lingkungan dan subyektifitas manusia.
3. Martin Haidegger
             Menurut Martin Haidegger bahwa keberadaan hanya akan dapat dijawab
   melalui jalan Anologi, artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan
   dicari artinya dalam hubungan ini. Metode untuk ini adalah Metode Fenomenologis.
   Jadi yang penting adalah menemukan arti keberadaan itu. Satu-satunya yang berada
   dalam arti yang sesungguhnya adalah beradanya manusia. Keberadaan benda-benda
   terpisah dengan yang lain, sedang beradanya manusia mengambil tempat di tengah-
   tengah dunia sekitarnya. Untuk itu manusia harus keluar dari dirinya dan berdiri
   ditengah-tengah segala yang berada. Desein manusia disebut juga dengan eksistensi.
             Bicara adalah asas yang eksistensial bagi kemungkinan untuk berbicara dan
   berkomunikasi bagi manusia. Secara apriori manusia telah memiliki daya untuk
   berbicara, sambil berbicara ia mengungkapkan diri, pengungkapannya adalah sebuah
   dalam rangka rencana yang telah diarahkan ke arah tertentu.
4. Friedrich Wilhelm Nietzsche
             Dilahirkan di Rocken, Prusia, pada tanggal 15 Oktober 1844. Nietzsche
   sangat menaruh perhatian pada masalah moral dan nilai. Memandang bahwa
   moralitas yang ada dimasyarakat sering digunakan untuk melayani tujuan-tujuan yang
   tidak bermoral, Nietzsche pun menyerukan evaluasi ulang terhadap seluruh nilai-nilai.
   Ia menegaskan, tidak ada penentu akhir atas nilai-nilai itu diluar pengalaman
   kepuasan (satisfaction). Penolakan Nietzsche terhadap standar moral yang absolute
   jelas sangat berpengaruh pada Sarte dan Albert Camus. Namun kecendrungan
   Nietzsche untuk menolak bahwa manusia bertindak secara bebas, serta pandangan
   Nietzsche tentang naturalism biologis, menempatkannya pada jarak tertentu dari
   Eksistensialisme. Nietzsche bahkan mengusulkan suatu seleksi yang drastis untuk
   tujuan melahirkan manusia-manusia agung, antara lain dengan jalan eugenika serta

                                            12
memberikan pendidikan-pendidikan yang istimewa kepada mereka yang kuat dan
   cerdas. Akan tetapi Nietzche menegaskan bahwa kecerdasan saja tidak cukup untuk
   menumbuhkan seseorang yang agung. Manusia agung hanya ditumbuhkan oleh
   gabungan yang harmonis antara 3 hal yaitu Kekuatan, kecerasdasan, dan kebanggaan.
   Menurut Nietzsche, demokrasi adalah suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu
   masyarakat sudah menjadi busuk, dan tidak mampu lagi melahirkan pemimpin-
   pemimpin yang Agung. Demokrasi adalah pemerintahan hanya kaum dagang semata.
   Demokrasi adalah suatu mania belaka, dimana setiap orang bersaing sambil berteriak
   sama rasa sama rata.
5. Albert Camus
              Albert Camus (1913-60), tidak sering disinggung dalam pengajaran
   eksistensialisme dewasa ini. Walaupun selalu membantah bahwa dirinya adalah
   seorang eksistensialis, Camus selalu diasosiasikan dengan sebutan itu. Dalam
   bukunya The Myth of Sisyphus (1942), Camus tidak memfokuskan diri pada
   masalah-masalah yang terkait dengan isu kebebasan, tetapi menekankan pada hakikat
   absurd dari eksistensi, bagaimana manusia menanganinya, dan bagaimana
   meneruskan kehidupan. Camus merujuk absurditas sebagai jurang antara apa yang
   diharapkan manusia dalam kehidupan dan apa yang mereka benar-benar temukan.
   Individu-individu yang mencari ketertiban, harmoni dan bahkan kesempurnaan.


2.4 Pemikiran Eksistensialisme dalam Bidang Pendidikan
              Ada beberapa pemikiran yang sangat menonjol dikalangan eksistensialisme.
   Antara lain:
1. Realitas
              Menurut eksistensialitas, ada dua jenis filsafat tradisional yaitu filsafat
   spekulatif dan skeptis. Filsafat spekulatif menjelaskan        tentang hal-hal yang
   fundamental tentang pengalaman, dengan berpangkal pada realitas yang lebih dalam
   yang secara inheren telah ada dalam diri individu. Filsafat skeptik berpandangan
   bahwa semua pengalaman manusia adalah palsu, tidak ada satupun yang dapat kita

                                             13
kenal dari realitas. Mereka berpendapat bahwa konsep metafisika adalah bersifat
   sementara.
              Paham ekistensialisme bukan hanya satu, melainkan terdiri dari berbagai
   pandangan yang berbeda-beda. Namun, pandangan-pandangan tersebut memiliki
   beberapa persamaan, sehingga pandangan-pandangan mereka dapat digolongkan
   filsafat eksistensialisme. Persamaan-persamaan tersebut antara lain :
        Motif pokok dari filsafat eksistensialisme ialah cara manusia berada, hanya
   manusialah yang pereksistensi.
       Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, bereksistensi berarti menciptakan
   dirinya secara aktif, berbuat, menjadi dan memecahkan.
       Eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkrit, pengalaman yang
   eksistensial.
2. Pengetahuan
              Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh filsafat
   fenomologi,suatu pandangan yang mengambarkan penampakan benda-benda dan
   peristiwa-peristiwa sebagaimana banda-benda tersebut menampakkan dirinya
   terhadap kesadaran manusia. Pengetahuan manusia tergantung pada pemahamannya
   tentang realitas, tergantung pada interpretasi manusia terhadap realitas. Pengetahuan
   yang diberikan disekolah bukanlah sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau
   karir anak, melainkan dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri.
3. Nilai
              Pemahaman eksistensi terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam
   bertindak. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita, melainkan suatu potensi
   untuk suatu tindakan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun untuk
   menentukan pilihan yang terbaik itu yang paling sulit. Berbuat akan menghasilkan
   akibat, dimana seseorang kan menerima akibat dari perbuatannya.




                                             14
4. Pendidikan
             Secara relatif, eksistensialisme tidak begitu dikenal dalam dunia
   pendidikan, tidak menampakkan pengaruh yang besar pada sekolah. Sebaliknya,
   penganut eksistensialisme kebingungan dengan apa yang akan mereka temukan
   melalui pembangunan pendidikan. Mereka menilai bahwa tidak ada yang disebut
   pendidikan, tetapi bentuk propaganda untuk memikat orang lain. Mereka juga
   menunjukkan bahwa bagaimana pendidikan memunculkan bahaya yang nyata, sejak
   penyiapan murid sebagai konsumen atau menjadikan mereka penggerak mesin pada
   teknologi industri dan birokrasi modern. Malahan sebaliknya pendidikan tidak
   membantu membentuk kepribadian dan kreativitas, sehingga para eksistensialis
   mengatakan sebagian besar sekolah melemahkan dan mengganggu atribut-atribut
   esensi kemanusiaan.
             Mereka mengkritik kecenderungan masyarakat masa kini dan praktik
   pendidikan bahwa ada pembatasan realisasi diri karena ada tekanan sosial-ekonomi
   yang membuat persekolahan hanya menjadi pembelajaran peran tertentu. Sekolah
   menentukan peran untuk kesuksesan ekonomi seperti memperoleh pekerjaan dengan
   gaji yang tinggi dan menaiki tangga menuju ke kalangan ekonomi kelas atas; sekolah
   juga menentukan tujuan untuk menjadi warga negara yang baik, juga menentukan apa
   yang menjadi kesuksesan sosial di masyarakat. Siswa diharapkan untuk belajar peran-
   peran ini dan berperan dengan baik pula.
           Eksistensialitas sebagai filsafat sangat menekankan individualitas, dalam
   hubungannya dengan pendidikan sangatt erat sekali, kerena keduanya bersinggungan
   satu masalah dengan masalah yang lainnya, yaitu manusia, hidup, hubungan antara
   manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan. Pendidikan adalah proses yang
   pembelajarannya harus berlangsung sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik,
   tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuanm sikap dan keterampilan, melainkan
   ditaawarkan. Tuntutlah peserta didik agar dapat menemukan dirinya dan kesadaran
   akan dunianya. Guru hendaknya memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk



                                              15
memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu
   menemukan makna dari kehidupan mereka.
5. Tujuan pendidikan
             Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu
   mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Setiap individu memiliki
   kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya,
   sehingga dalam menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan berlaku
   secara umum.
             Kurikulum pada sekolah menurut eksistensialis haruslah terbuka terhadap
   perubahan karena ada dinamika dalam konsep kebenaran, penerapan, dan perubahan-
   perubahannya. Melalui perspektif tersebut, siswa harus memilih mata pelajaran yang
   terbaik. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa mata pelajaran dan pendekatan kurikuler
   pada filsafat tradisional tidak diberi tempat.
6. Peranan guru
             Urusan manusia yang paling berharga yang mungkin paling bermanfaat
   dalam mengangkat pencarian pribadi akan makna merupakan proses edukatif.
   Sekalipun begitu, para guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk
   memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka
   menemukan makna dari kehidupan mereka. Guru harus mampu membimbing dan
   mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berfikir relatif dengan
   melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak
   memberikan intruksi. Guru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luasa agar betul-
   betul menghasilkan diskusi yang memuaskan tentang mata pelajaran. Diskusi adalah
   salah satu metode utama dalam pandangan eksistensialisme.




                                               16
2.5 Ciri-ciri Umum Filsafat Eksistensialisme
                Eksistensialisme dan Fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat
    erat dan menunjukkan pemberontakan tambahan metode-metode dan pandangan-
    pandangan filsafat barat. Istilah eksistensialisme tidak menunujukkan suatu sistem
    filsafat secara khusus.
                Meskipun terdapat perbedaan-perbedan yang besar antara para pengikut
    aliran ini, namun terdapat tema-tema yang sama sebagai ciri khas aliran ini yang
    tampak pada penganutnya. Mengidentifikasi ciri aliran eksistensialisme sebagai
    berikut :
    a.   Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan
         masyarakat, khususnya terhadap idealisme Hegel.
    b.   Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep-
         konsep filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit.
    c.   Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal
         (tanpa kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan
         massa.
    d.   Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik
         gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan
         perorangan di dalam kolektif atau massa.
    e.   Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di
         dunia.
    f.   Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi serta
         pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung.




                                             17
BAB III
                 PENUTUP



3.1 Kesimpulan
3.2 Saran




                   18

More Related Content

What's hot

Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Aisyah Turidho
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaRudi Sudirdja
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UINabdul gonde
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafatAngga Wijaya
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuAdy Setiawan
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMujid Rical
 
Ppt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismePpt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismeFela Aziiza
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSIlma Urrutyana
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernYulia Eolia
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuAbidaAnggun
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersAi Nurhasanah
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaRobet Saputra
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPhuji Maisaroh
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismezukhrufi17
 

What's hot (20)

Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama) Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
Makalah Etika, Moral, Akhlak (Agama)
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Filsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannyaFilsafat humanisme dan perkembangannya
Filsafat humanisme dan perkembangannya
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafat
 
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat IlmuKegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
Kegunaan dan Fungsi Filsafat Ilmu
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 
Ppt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialismePpt filsafat eksistensialisme
Ppt filsafat eksistensialisme
 
Makalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modernMakalahku filsafat modern
Makalahku filsafat modern
 
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka Republik Indonesia
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka Republik IndonesiaMakalah pancasila sebagai ideologi terbuka Republik Indonesia
Makalah pancasila sebagai ideologi terbuka Republik Indonesia
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmuKumpulan Soal jawab filsafat ilmu
Kumpulan Soal jawab filsafat ilmu
 
Teori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. RogersTeori kepribadian Carl R. Rogers
Teori kepribadian Carl R. Rogers
 
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnyaMakalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
Makalah pengertian hadits sunah.khabar dan atsar serta unsurnya
 
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islamPendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
Pendekatan bayani, irfani dan burhani dalam metodologi studi islam
 
Aliran kritisisme
Aliran kritisismeAliran kritisisme
Aliran kritisisme
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 

Viewers also liked

Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikannirtaaldi
 
Pp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialPp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialfaiqoh nurlaeli
 
Filsafat Eksistensialisme
Filsafat EksistensialismeFilsafat Eksistensialisme
Filsafat Eksistensialismeanggiyou
 
Tugas filsafat umum
Tugas filsafat umumTugas filsafat umum
Tugas filsafat umumAmril Mudlo
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeEko Expired
 
Makalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukumMakalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukumAsep Bunyamin
 
Makalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikanMakalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikanRilo P
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatRetno Wulandari
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahMeylinLagi
 
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1shofichofifah
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikcahya ningsih
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistikPujiati Puu
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeSiti Zulaikha
 

Viewers also liked (20)

Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
 
Pp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensialPp psikologi eksistensial
Pp psikologi eksistensial
 
Filsafat Eksistensialisme
Filsafat EksistensialismeFilsafat Eksistensialisme
Filsafat Eksistensialisme
 
Tugas filsafat umum
Tugas filsafat umumTugas filsafat umum
Tugas filsafat umum
 
Filsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialismeFilsafat eksistensialisme
Filsafat eksistensialisme
 
Eksistensialisme pendidikan
Eksistensialisme pendidikanEksistensialisme pendidikan
Eksistensialisme pendidikan
 
Makalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukumMakalah Etika profesi hukum
Makalah Etika profesi hukum
 
Makalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikanMakalah aliran pendidikan
Makalah aliran pendidikan
 
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaatFilsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
Filsafat hukum pengertian ruang lingkup manfaat
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
 
Eksistensialisme
EksistensialismeEksistensialisme
Eksistensialisme
 
Filsafat ilmu-prof-dr-ahmad-tafsir
Filsafat ilmu-prof-dr-ahmad-tafsirFilsafat ilmu-prof-dr-ahmad-tafsir
Filsafat ilmu-prof-dr-ahmad-tafsir
 
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1
Aliran-aliran Dalam Filsafat Pendidikan #1
 
Ciri ciri moral
Ciri ciri moralCiri ciri moral
Ciri ciri moral
 
Makalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistikMakalah psikologi holistik dan humanistik
Makalah psikologi holistik dan humanistik
 
Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Makalah teori humanistik
Makalah teori humanistikMakalah teori humanistik
Makalah teori humanistik
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Falsafah Eksistensialisme
Falsafah EksistensialismeFalsafah Eksistensialisme
Falsafah Eksistensialisme
 
Teori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kellyTeori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kelly
 

Similar to Makalah eksistensialisme

filsafat manusia
filsafat manusiafilsafat manusia
filsafat manusiaAdib L
 
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptx
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptxPPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptx
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptxwindafebriyantianwar
 
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...agahirber
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Warnet Raha
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikannirtass
 
Ppt (sudut pandang eksistensialis terhadap manusia pembelajar)
Ppt (sudut pandang eksistensialis  terhadap manusia pembelajar)Ppt (sudut pandang eksistensialis  terhadap manusia pembelajar)
Ppt (sudut pandang eksistensialis terhadap manusia pembelajar)Ainun Nazib
 
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxM. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxabuzaf
 
184339-none-b21bf6c8.pdf
184339-none-b21bf6c8.pdf184339-none-b21bf6c8.pdf
184339-none-b21bf6c8.pdfDeriSaputra24
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...DIANTO IRAWAN
 
FILSAFAT OLAHRAGA
FILSAFAT OLAHRAGA FILSAFAT OLAHRAGA
FILSAFAT OLAHRAGA amrisanadya
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)UIN Surabaya
 

Similar to Makalah eksistensialisme (20)

filsafat manusia
filsafat manusiafilsafat manusia
filsafat manusia
 
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptx
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptxPPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptx
PPT EKSISTENSIALISME alisran filsafat pendidika.pptx
 
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...
PPT FILSAFAT ILMU (KAJIAN ONTOLOGIS ILMU PENGETAHUAN (RASIONALISME, EMPIRISME...
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)Makalah filsafat 4 (2)
Makalah filsafat 4 (2)
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
Makalah eksistensialisme.pdf
Makalah eksistensialisme.pdfMakalah eksistensialisme.pdf
Makalah eksistensialisme.pdf
 
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikanPenerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
Penerapan filsafat eksistensialisme dalam komponen pendidikan
 
Ppt (sudut pandang eksistensialis terhadap manusia pembelajar)
Ppt (sudut pandang eksistensialis  terhadap manusia pembelajar)Ppt (sudut pandang eksistensialis  terhadap manusia pembelajar)
Ppt (sudut pandang eksistensialis terhadap manusia pembelajar)
 
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptxM. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
M. Abu Siri, Dr. Mohammad Hori, M.Ag FILSAFAT KURIKULUM.pptx
 
Philosophy of man
Philosophy of manPhilosophy of man
Philosophy of man
 
Berfilsafat hilda p
Berfilsafat  hilda pBerfilsafat  hilda p
Berfilsafat hilda p
 
184339-none-b21bf6c8.pdf
184339-none-b21bf6c8.pdf184339-none-b21bf6c8.pdf
184339-none-b21bf6c8.pdf
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
 
FILSAFAT OLAHRAGA
FILSAFAT OLAHRAGA FILSAFAT OLAHRAGA
FILSAFAT OLAHRAGA
 
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
Resume (hakikat komunikasi dan asumsi ontologi)
 

More from Erna Mariana

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryErna Mariana
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Erna Mariana
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianErna Mariana
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Erna Mariana
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Erna Mariana
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialismeErna Mariana
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqErna Mariana
 

More from Erna Mariana (15)

Paper Research of Short Story
Paper Research of Short StoryPaper Research of Short Story
Paper Research of Short Story
 
Question Words
Question WordsQuestion Words
Question Words
 
Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)Introduction to Translation (Part VI)
Introduction to Translation (Part VI)
 
Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)Introduction to Translation (Part V)
Introduction to Translation (Part V)
 
Sistem Mata Pencaharian
Sistem Mata PencaharianSistem Mata Pencaharian
Sistem Mata Pencaharian
 
Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)Introduction to Translation (Part III)
Introduction to Translation (Part III)
 
Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)Introduction to Translation (Part II)
Introduction to Translation (Part II)
 
Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)Introduction to Translation (Part I)
Introduction to Translation (Part I)
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Makalah etika
Makalah etikaMakalah etika
Makalah etika
 
makalah estetika
makalah estetikamakalah estetika
makalah estetika
 
Makalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/AkhlaqMakalah Moral/Akhlaq
Makalah Moral/Akhlaq
 
Artikel seminar
Artikel seminarArtikel seminar
Artikel seminar
 
makalah korupsi
makalah korupsimakalah korupsi
makalah korupsi
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 

Makalah eksistensialisme

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab, yang juga diambil dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata philia berarti cinta, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan. Sehingga secara harfiah filsafat berarti “cinta kebijaksanaan”. Sebenarnya filsafat itu berasal dari timur, bukan berasal dari barat. Tapi pemikiran dari barat itu lebih cepat terealisasi tanpa memikirkan sebab akibatnya, sehingga orang-orang menyangka filsafat berasal dari barat. Berbeda dengan daerah timur yang mana pemikirannya lebih lambat direalisasikan, karena daerah timur lebih memikirkan sebab akibatnya dimasa yang akan datang. Dengan kata lain, filsafat adalah berpikir tentang segala sesuatu yang ada dan merealisasikannya secara bijaksana. Manusia mahluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna di jagad raya, dengan alam pikirannya dia dapat mengembangkan segala sesuatu yang diinginkan, segala sesuatu yang diinginkan, segala cara dia lakukan untuk mencapai hasil semaksimal mungkin. Tuhan menciptakan manusia yang bagaimana (keberadaan seperti apa manusia berada), apakah cara berada manusia sama halnya dengan cara berada makhluk lain "benda-benda". Jawabannya tentu beraneka ragam dan berbeda pendapat yang mempunyai alasan-alasan tersendiri dalam memperkuat filsafatnya. Hal itu terjadi apabila cara manusia berada di dunia ini (eksistensi) berbeda,seperti halnya: eksistensialisme, materialisme. Dalam filsafatnya tentang keberadaan manusia di dunia. 1
  • 2. Dalam filsafat pendidikan terdapat berbagai aliran filsafat yang merupakan terapan dari filsafat umum. Dan yang akan dibahas dalam makalah ini filsafat eksistensialisme yang ditinjau dari segi ontologis atau keberadaan dalam filsafat pendidikan. Pengertian yang cukup terang tentang aliran filsafat pendidikan ini dapat membuka jalan yang lebih mulus ke arah pengertian, hubungan antara filsafat pendidikan eksistensialisme, dengan pendekatan tradisional, dengan pendekatan progresif terhadap aliran-aliran lain. Filsafat ini memfokuskan pengalaman-pengalaman individu. Filsafat yang berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang umum pada semua realitas, keberadaan manusia, dan nilai. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apa pengertian filsafat Eksistensialisme? 2. Apa latar belakang munculnya aliran Eksistensialisme? 3. Siapakah tokoh-tokoh dalam aliran Eksistensialisme? 4. Bagaimana pemikiran Eksistensialisme dalam pendidikan? 5. Seperti apa ciri-ciri umum dari filsafat Eksistensialisme? 1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diuraikan tujuan penulisan makalah sebagai berikut. 1. Untuk menjelaskan pengertian filsafat pendidikan Eksistensialisme. 2. Untuk menjelaskan latar belakang munculnya aliran Eksistensialisme. 3. Untuk menjelaskan tokoh-tokoh aliran Eksistensialisme 4. Untuk memberikan beberapa pemikiran Eksistensialisme tentang pendidikan. 5. Untuk memberitahukan tentang ciri-ciri umum filsafat Eksistensialisme 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Filsafat Eksistensialisme Kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Artinya dengan keluar dari dirinya sendiri, manusia sadar tentang dirinya sendiri “ia berdiri sebagai aku atau pribadi”. Pikiran semacam ini dalam bahasa Jerman disebut dasein yang artinya di sana. Untuk lebih memberikan kejelasan tentang filsafat eksistensialisme ini, perlu kiranya dibedakan dengan filsafat eksistensi. Yang dimaksud dengan filsafat eksistensi adalah filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Sedangkan filsafat eksistensialisme adalah aliran filsafat yang menyatakan bahwa cara berada manusia dan benda lain tidaklah sama. Manusia berada di dalam dunia “ia menyadari dirinya berada di dunia”. Manusia menghadapi dunia, menghadapi dengan mengerti yang dihadapinya itu. Manusia mengerti guna pohon, batu, dan salah satu di antaranya ialah ia mengerti bahwa hidupnya mempunyai arti. Artinya bahwa manusia sebagai subyek. Subyek artinya yang menyadari, yang sadar. Dan barang-barang yang disadarinya disebut obyek. Filsafat ini memfokuskan pada pengalaman-pengalaman individu. Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia ini. Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi yang lain. Cara beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya, ada kerjasama dan komunikasi serta dengan penuh kesadaran, sedangkan benda-benda materi lainnya keberadaannya berdasarkan ketidaksadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Benda-benda materi, alam fisik, dunia yang berada diluar manusia tidak 3
  • 4. akan bermakna dan tidak memiliki tujuan apa-apa jika terpisah dari manusia. Jadi dunia bermakna karena manusia. Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun yang modern, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti hal halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti halnya kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme mengatakan bahwa pada prinsipnya, pada dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material. Dengan kata lain materi betul- betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul daripada sapi, ataupun batu, tetapi pada eksistensinya manusia adalah sama saja dengan sapi, pohon ataupun batu. Nah disinilah terjadi pertentangan antara kaum materialisme dan eksistensialisme. 2.2 Latar Belakang Munculnya Filsafat Eksistensialisme Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976). Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel (1859-1938). Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche. Kiergaard (1813-1855) filsafatnya untuk menjawab pertanyaan “bagaimanakah aku menjadi seorang individu?”. Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya). Kiergaard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan. Nitzsche (1844-1900) filsuf jerman tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul?”. Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani. Gerakan eksistensialis dalam pendidikan berangkat dari aliran filsafat yang menamakan dirinya eksistensialisme, yang para tokohnya antara lain Kierkegaard (1813 – 1915), Nietzsche (1811 – 1900) dan Jean Paul Sartre. Inti ajaran ini adalah 4
  • 5. respek terhadap individu yang unik pada setiap orang. Eksistensi mendahului esensi. Kita lahir dan eksis, lalu menentukan dengan bebas esensi kita masing-masing. Setiap individu menentukan untuk dirinya sendiri apa itu yang benar, salah, indah atau yang jelek. Tidak ada bentuk universal, setiap orang memiliki keinginan untuk bebas (free will) dan berkembang. Pendidikan seyogyanya menekankan refleksi yang mendalam terhadap komitmen dan pilihan sendiri. Manusia adalah pencipta esensi dirinya. Dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator untuk membiarkan siswa berkembang menjadi dirinya dengan membiarkan berbagai bentuk pajanan (exposure) dan jalan untuk dilalui. Karena perasaan tidak terlepas dari nalar, maka kaum eksistensialis menganjurkan pendidikan sebagai cara membentuk manusia secara utuh, bukan hanya sebagai pembangunan nalar. Sejalan dengan tujuan itu, kurikulum menjadi fleksibel dengan menyajikan sejumlah pilihan untuk dipilih siswa. Kelas harus kaya dengan materi ajar yang memungkinkan siswa melakukan ekspresi diri, antara lain dalam bentuk karya sastra film dan drama. Semua itu merupakan alat untuk memungkinkan siswa „berfilsafat” makna dari pengalaman hidup, cinta dan kematian. Eksistensialisme biasa dikatakan sebagai salah satu reaksi dari sebagian terbesar reaksi terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia kedua. Sebagai aliran filsafat, eksistensialisme berbeda dengan filsafat eksistensi. Paham Eksistensialisme secara radikal menghadapkan manusia pada dirinya sendiri, sedangkan filsafat eksistensi adalah benar-benar sebagai arti katanya, yaitu: “filsafat yang menempatkan cara wujud manusia sebagai tema sentral. Dengan demikian Eksistensialisme pada hakikatnya adalah merupakan aliran filsafat yang bertujuan mengembalikan keberadaan umat manusia sesuai dengan keadaan hidup asasi yang dimiliki dan dihadapinya. Filsafat eksistensialisme adalah salah satu aliran filsafat yang mengguncangkan dunia walaupun filsafat ini tidak luar biasa dan akar-akarnya ternyata tidak dapat bertahan dari berbagai kritik. Filsafat selalu lahir dari suatu krisis. Krisis berarti penentuan. Bila terjadi krisis, orang biasanya meninjau kembali pokok pangkal yang lama dan mencoba apakah ia dapat 5
  • 6. tahan uji. Dengan demikian filsafat adalah perjalanan dari satu krisis ke krisis yang lain. Begitu juga filsafat eksistensialisme lahir dari berbagai krisis atau merupakan reaksi atas aliran filsafat yang telah ada sebelumnya atau situasi dan kondisi dunia, yaitu : 1. Materialisme Menurut pandangan materialisme, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda, akan tetapi mereka mengatakan bahwa pada akhirnya, jadi pada prinsipnya, pada dasarnya, pada instansi yang terakhir manusia hanyalah sesuatu yang material. Dengan kata lain, materi itu betul-betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul ketimbang sapi tapi pada eksistensinya manusia sama saja dengan sapi. 2. Idealisme Aliran ini memandang manusia hanya sebagai subyek, hanya sebagai kesadaran, menempatkan aspek berpikir dan kesadaran secara berlebihan sehingga menjadi seluruh manusia, bahkan dilebih-lebihkan lagi sampai menjadi tidak ada barang lain selain pikiran. 3. Situasi dan Kondisi Dunia Munculnya eksistensialisme didorong juga oleh situasi dan kondisi di dunia Eropa Barat yang secara umum dapat dikatakan bahwa pada waktu itu keadaan dunia tidak menentu. Tingkah laku manusia telah menimbulkan rasa muak atau mual. Penampilan manusia penuh rahasia, penuh imitasi yang merupakan hasil persetujuan bersama yang palsu yang disebut konvensi atau tradisi. Manusia berpura-pura, kebencian merajalela, nilai sedang mengalami krisis, bahkan manusianya sendiri sedang mengalami krisis. Sementara itu agama di sana dan di tempat lain dianggap tidak mampu memberikan makna pada kehidupan. 6
  • 7. 2.3 Tokoh-Tokoh dalam Aliran Eksistensialisme Tokoh-tokoh eksistensialisme ini cukup banyak, di antaranya: 1. Soren Aabye Kierkegaard Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855) lahir di Kopenhagen, Denmark. Ia lahir ketika ayahnya berumur 56 tahun dan ibunya 44 tahun. Ia mulai belajar teologi di Universitas Kopenhagen. Ia menentang keras pemikiran Hegel yang mendominasi di Universitas tersebut. Dalam kurun waktu ini ia apatis terhadap agama, ingin hidup bebas dari lingkungan aturan agama. Setelah mengalami masa krisis religius, ia kembali menekuni ilmu pengetahuan dan menjadi Pastor Lutheran. Pada tahun 1841 ia mempublikasikan buku pertamanya Om Begrebet Ironi (The Concept of Irony). Karya ini sangat orisinal dan memperlihatkan kecemerlangan pemikirannya. Ia mengecam keras asumsi-asumsi pemikiran Hegel yang bersifat umum. Karya agungnya yaitu Afsluttende Uvidenskabelig Efterskriff (Consluding Unscientific Postcript) tahun 1846, mengungkapkan ajaran-ajarannya yang bermuara pada kebenaran subyek. Karya-karya lainnya adalah Enten Eller (1843) dan Philosophiske Smuler (1844). Sedangkan buku-buku yang bernada kristiani adalah Kjerlighedens Gjerninger (Work of Love) 1847, Christelige Taler (Christian Discourses) 1948, dan Sygdomen Til Doden (The Sickness into Death) tahun 1948) (M. Dagun:1990:48-49). Ide-ide pokok Soren Aabye Kierkegaard adalah sebagai berikut: Tentang Manusia. Kierkegaard menekankan posisi penting dalam diri seseorang yang "bereksistensi" bersama dengan analisisnya tentang segi-segi kesadaran religius seperti iman, pilihan, keputusasaan, dan ketakutan. Pandangan ini berpengaruh luas sesudah tahun 1918, terutama di Jerman. Ia mempengaruhi sejumlah ahli teologi protestan dan filsuf-filsuf eksistensial termasuk Barh, Heidegger, Jaspers, Marcel, dan Buber. Alur pemikiran Kierkegaard mengajukan persoalan pokok dalam hidup; apakah artinya menjadi seorang Kristiani? Dengan tidak memperlihatkan "wujud" 7
  • 8. secara umum, ia memperhatikan eksistensi orang sebagai pribadi. Ia mengharapkan agar kita perlu memahami agama Kristen yang otentik. Ia berpendapat bahwa musuh bagi agama Kristiani ada dua, yaitu filsafat Hegel yang berpengaruh pada saat itu. Baginya, pemikiran abstrak, baik dalam bentuk filsafat Descartes atau Hegel akan menghilangkan personalitas manusia dan membawa kita kepada kedangkalan makna kehidupan. Dan yang kedua adalah konvensi, khususnya adat kebiasaan jemaat gereja yang tidak berpikir secara mendalam, tidak menghayati agamanya, yang akhirnya ia memiliki agama yang kosong dan tak mengerti apa artinya menjadi seorang kristiani. Kierkegaard bertolak belakang dengan Hegel. Keberatan utama yang diajukannya adalah karena Hegel meremehkan eksistensi yang kongkrit, karena Hegel mengutamakan ide yang sifatnya umum. Menurut Kierkegaard manusia tidak pernah hidup sebagai sesuatu "aku umum", tetapi sebagai "aku individual" yang sama sekali unik dan tidak dapat dijabarkan ke dalam sesuatu yang lain. Pandangan tentang Eksistensi Kierkegaard mengawali pemikirannya bidang eksistensi dengan mengajukan pernyataan ini “bagi manusia, yang terpenting dan utama adalah keadaan dirinya atau eksistensi dirinya”. Eksistensi manusia bukanlah statis tetapi senantiasa menjadi, artinya manusia itu selalu bergerak dari kemungkinan kenyataan. Proses ini berubah, bila kini sebagai sesuatu yang mungkin, maka besok akan berubah menjadi kenyataan. Karena manusia itu memiliki kebebasan, maka gerak perkembangan ini semuanya berdasarkan pada manusia itu sendiri. Eksistensi manusia justru terjadi dalam kebebassannya. Kebebasan itu muncul dalam aneka perbuatan manusia. Baginya bereksistensi berarti berani mengambil keputusan yang menentukan bagi hidupnya. Konsekuensinya, jika kita tidak berani mengambil keputusan dan tidak berani berbuat, maka kita tidak bereksistensi dalam arti sebenarnya. Kierkegaard membedakan tiga bentuk eksistensi, yaitu : Eksistensi estetis, menyangkut kesenian, keindahan. Manusia hidup dalam lingkungan dan masyarakat, karena itu fasilitas yang dimiliki dunia dapat dinikmati 8
  • 9. manusia sepuasnya. Di sini eksistensi estetis hanya bergelut terhadap hal-hal yang dapat mendatangkan kenikmatan pengalaman emosi dan nafsu. Eksistensi ini tidak mengenal ukuran norma, tidak adanya keyakinan akan iman yang menentukan. Eksistensi etis. Setelah manusia menikmati fasilitas dunia, maka ia juga memperhatikan dunia batinnya. Untuk keseimbangan hidup, manusia tidak hanya condong pada hal-hal yang konkrit saja tapi harus memperhatikan situasi batinnya yang sesuai dengan norma-norma umum. Sebagai contoh untuk menyalurkan dorongan seksual (estetis) dilakukan melalui jalur perkawinan (etis). Eksistensi religius. Bentuk ini tidak lagi membicarakan hal-hal konkrit, tetapi sudah menembus inti yang paling dalam dari manusia. Ia bergerak kepada yang absolut, yaitu Tuhan. Semua yang menyangkut Tuhan tidak masuk akal manusia. Perpindahan pemikiran logis manusia ke bentuk religius hanya dapat dijembatani lewat iman religius. Pandangan tentang Teodise Menurut Kierkegaard, antara Tuhan dengan alam, antara pencipta dan makhluk terdapat jurang yang tidak terjembatani. Ia menjelaskan bahwa Tuhan itu berdiri di atas segala ukuran sosial dan etika. Sedangkan manusia jauh berada di bawah-Nya. Keadaan seperti ini menyebabkan manusia cemas akan eksistensinya. Tetapi dalam kecemasan ini, seseorang itu dapat menghayati makna hidupnya. Jika seseorang itu berada dalam kecemasan, maka akan membawa dirinya pada suatu keyakinan tertentu. Perilaku ini memperlihatkan suatu loncatan yang dahsyat di mana manusia memeluk hal yang tidak lagi masuk akal (Dagun:1990:52). Jadi inti masalah yang menjadi pemikiran eksistensialisme menurut Kierkegaard adalah : Eksistensi adalah cara manusia berada. Hanya manusialah yang bereksistensi, manusialah sebagai pusat perhatian, sehingga bersifat humanistis. Bereksistensi tidak statis tetapi dinamis, yang berarti menciptakan dirinya secara aktif, merencanakan, berbuat dan menjadi. 9
  • 10. Manusia dipandang selalu dalam proses menjadi belum selesai dan terbuka serta realistis. Namun demikian manusia terikat dengan dunia sekitarnya terutama sesama manusia. 2. Jean Paul Sartre Jean Paul Sartre (1905-1980) lahir tanggal 21 Juni 1905 di Paris. Ia berasal dari keluarga Cendikiawan. Ayahnya seorang Perwira Besar Angkatan Laut Prancis dan ibunya anak seorang guru besar yang mengajar bahasa modern di Universitas Sorbone. Ketika ia masih kecil ayahnya meninggal, terpaksa ia diasuh oleh ibunya dan dibesarkan oleh kakeknya. Di bawah pengaruh kakeknya ini, Sartre dididik secara mendalam untuk menekuni dunia ilmu pengetahuan dan bakat-bakatnya dikembangkan secara maksimal. Pengalaman masa kecil ini memberi ia banyak inspirasi. Diantaranya buku Les Most (kata-kata) berisi nada negatif terhadap hidup masa kanak-kanaknya. Meski Sartre berasal dari keluarga Kristen protestan dan ia sendiri dibaptiskan menjadi katolik, namun dalam perkembangan pemikirannya ia justru tidak menganut agama apapun. Ia atheis. Ia menengaku sama sekali tidak percaya lagi akan adanya Tuhan dan sikap ini muncul semenjak ia berusia 12 tahun. Bagi dia, dunia sastra adalah agama baru, karena itu ia menginginkan untuk menghabiskan hidupnya sebagai pengarang. Sartre tidak pernah kawin secara resmi, ia hidup bersama Simone de Beauvoir tanpa nikah. Mereka menolak menikah karena bagi mereka pernikahan itu dianggap suatu lembaga borjuis saja. Dalam perkembangan pemikirannya, ia berhaluan kiri. Sasaran kritiknya adalah kaum kapitalis dan tradisi masyarakat pada masa itu. Ia juga mengeritik idealisme dan para pemikir yang memuja idealisme. Pada tahun 1931 ia mengajar sebagai guru filsafat di Laon dan Paris. Pada periode ini ia bertemu dengan Husserl. Semenjak pertemuan itu ia mendalami fenomenologi dalam mengungkapkan filsafat eksistensialisme-nya. Ia menjadi mashur melalui karya-karya novel dan tulisan dramanya. Dalam bidang filsafat, 10
  • 11. karyanya yang sangat terkenal adalah Being ang Nithingness, buku ini membicarakan tentang alam dan bentuk eksistensinya. Eksistensialisme dan Humanism yang berisi tentang manusia. Ia juga termasuk tokoh yang membantu gerakan-gerakan haluan kiri dan pembela kebebasan manusia. Dengan lantang ia mengatakan bahwa manusia tidak mempunyai sandaran keagamaan atau tidak dapat mengendalikan pada kekuatan yang ada di luar dirinya, manusia harus mengandalkan kekuatan yang ada dalam dirinya. Karya-karya yang lain adalah Nausea, No Exit, The Files, dan The Wall. Ide- ide pokok Sartre adalah sebagai berikut : Tentang Manusia Bagi Sartre, manusia itu memiliki kemerdekaan untuk membentuk dirinya, dengan kemauan dan tindakannya. Kehidupan manusia itu mungkin tidak mengandung arti dan bahkan mungkin tidak masuk akal. Tetapi yang jelas, manusia dapat hidup dengan aturan-aturan integritas, keluhuran budi, dan keberanian, dan dia dapat membentuk suatu masyarakat manusia. Dalam novel semi-otobiografi La Nausee (1938) dan essei L'Eksistensialisme est un Humanism (1946), ia menyatakan keprihatinan fundamental terhadap eksistensi manusiawi dan kebebasan kehendak. Menurutnya, manusia tidak memiliki apa-apa sejak ia lahir. Dan sepertinya, dari kodratnya manusia bebas dalam pilihan-pilihan atas tindakannya atau memikul beban tanggung jawab. Sartre mengikuti Nietzsche yakni mengingkari adanya Tuhan. Manusia tak ada hubungannya dengan kekuatan di luar dirinya. Ia mengambil kesimpulan lebih lanjut, yakni memandang manusia sebagai kurang memiliki watak yang semestinya. Ia harus membentuk pribadinya dan memilih kondisi yang sesuai dengan kehidupannya. Maka dari itu "tak ada watak manusia", oleh karena tak ada Tuhan yang memiliki konsepsi tentang manusia. Manusia hanya sekedar ada. Bukan karena ia itu sekedar apa yang ia konsepsikan setelah ada---seperti apa yang ia inginkan sesudah meloncat ke dalam eksistensi". Sartre mengingkari adanya bantuan dari luar diri manusia. Manusia harus bersandar pada sumber-sumbernya sendiri dan 11
  • 12. bertanggung jawab sepenuhnya bagi pilihan-pilihannya. Karena itu bagi Sartre, pandangan eksistensialis adalah suatu doktrin yang memungkinkan kehidupan manusia. Eksistensialime mengajarkan bahwa tiap kebenaran dan tiap tindakan mengandung keterlibatan lingkungan dan subyektifitas manusia. 3. Martin Haidegger Menurut Martin Haidegger bahwa keberadaan hanya akan dapat dijawab melalui jalan Anologi, artinya jika persoalan ini dihubungkan dengan manusia dan dicari artinya dalam hubungan ini. Metode untuk ini adalah Metode Fenomenologis. Jadi yang penting adalah menemukan arti keberadaan itu. Satu-satunya yang berada dalam arti yang sesungguhnya adalah beradanya manusia. Keberadaan benda-benda terpisah dengan yang lain, sedang beradanya manusia mengambil tempat di tengah- tengah dunia sekitarnya. Untuk itu manusia harus keluar dari dirinya dan berdiri ditengah-tengah segala yang berada. Desein manusia disebut juga dengan eksistensi. Bicara adalah asas yang eksistensial bagi kemungkinan untuk berbicara dan berkomunikasi bagi manusia. Secara apriori manusia telah memiliki daya untuk berbicara, sambil berbicara ia mengungkapkan diri, pengungkapannya adalah sebuah dalam rangka rencana yang telah diarahkan ke arah tertentu. 4. Friedrich Wilhelm Nietzsche Dilahirkan di Rocken, Prusia, pada tanggal 15 Oktober 1844. Nietzsche sangat menaruh perhatian pada masalah moral dan nilai. Memandang bahwa moralitas yang ada dimasyarakat sering digunakan untuk melayani tujuan-tujuan yang tidak bermoral, Nietzsche pun menyerukan evaluasi ulang terhadap seluruh nilai-nilai. Ia menegaskan, tidak ada penentu akhir atas nilai-nilai itu diluar pengalaman kepuasan (satisfaction). Penolakan Nietzsche terhadap standar moral yang absolute jelas sangat berpengaruh pada Sarte dan Albert Camus. Namun kecendrungan Nietzsche untuk menolak bahwa manusia bertindak secara bebas, serta pandangan Nietzsche tentang naturalism biologis, menempatkannya pada jarak tertentu dari Eksistensialisme. Nietzsche bahkan mengusulkan suatu seleksi yang drastis untuk tujuan melahirkan manusia-manusia agung, antara lain dengan jalan eugenika serta 12
  • 13. memberikan pendidikan-pendidikan yang istimewa kepada mereka yang kuat dan cerdas. Akan tetapi Nietzche menegaskan bahwa kecerdasan saja tidak cukup untuk menumbuhkan seseorang yang agung. Manusia agung hanya ditumbuhkan oleh gabungan yang harmonis antara 3 hal yaitu Kekuatan, kecerasdasan, dan kebanggaan. Menurut Nietzsche, demokrasi adalah suatu gejala yang menunjukkan bahwa suatu masyarakat sudah menjadi busuk, dan tidak mampu lagi melahirkan pemimpin- pemimpin yang Agung. Demokrasi adalah pemerintahan hanya kaum dagang semata. Demokrasi adalah suatu mania belaka, dimana setiap orang bersaing sambil berteriak sama rasa sama rata. 5. Albert Camus Albert Camus (1913-60), tidak sering disinggung dalam pengajaran eksistensialisme dewasa ini. Walaupun selalu membantah bahwa dirinya adalah seorang eksistensialis, Camus selalu diasosiasikan dengan sebutan itu. Dalam bukunya The Myth of Sisyphus (1942), Camus tidak memfokuskan diri pada masalah-masalah yang terkait dengan isu kebebasan, tetapi menekankan pada hakikat absurd dari eksistensi, bagaimana manusia menanganinya, dan bagaimana meneruskan kehidupan. Camus merujuk absurditas sebagai jurang antara apa yang diharapkan manusia dalam kehidupan dan apa yang mereka benar-benar temukan. Individu-individu yang mencari ketertiban, harmoni dan bahkan kesempurnaan. 2.4 Pemikiran Eksistensialisme dalam Bidang Pendidikan Ada beberapa pemikiran yang sangat menonjol dikalangan eksistensialisme. Antara lain: 1. Realitas Menurut eksistensialitas, ada dua jenis filsafat tradisional yaitu filsafat spekulatif dan skeptis. Filsafat spekulatif menjelaskan tentang hal-hal yang fundamental tentang pengalaman, dengan berpangkal pada realitas yang lebih dalam yang secara inheren telah ada dalam diri individu. Filsafat skeptik berpandangan bahwa semua pengalaman manusia adalah palsu, tidak ada satupun yang dapat kita 13
  • 14. kenal dari realitas. Mereka berpendapat bahwa konsep metafisika adalah bersifat sementara. Paham ekistensialisme bukan hanya satu, melainkan terdiri dari berbagai pandangan yang berbeda-beda. Namun, pandangan-pandangan tersebut memiliki beberapa persamaan, sehingga pandangan-pandangan mereka dapat digolongkan filsafat eksistensialisme. Persamaan-persamaan tersebut antara lain : Motif pokok dari filsafat eksistensialisme ialah cara manusia berada, hanya manusialah yang pereksistensi. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis, bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif, berbuat, menjadi dan memecahkan. Eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkrit, pengalaman yang eksistensial. 2. Pengetahuan Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh filsafat fenomologi,suatu pandangan yang mengambarkan penampakan benda-benda dan peristiwa-peristiwa sebagaimana banda-benda tersebut menampakkan dirinya terhadap kesadaran manusia. Pengetahuan manusia tergantung pada pemahamannya tentang realitas, tergantung pada interpretasi manusia terhadap realitas. Pengetahuan yang diberikan disekolah bukanlah sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau karir anak, melainkan dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri. 3. Nilai Pemahaman eksistensi terhadap nilai, menekankan kebebasan dalam bertindak. Kebebasan bukan tujuan atau suatu cita-cita, melainkan suatu potensi untuk suatu tindakan. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih, namun untuk menentukan pilihan yang terbaik itu yang paling sulit. Berbuat akan menghasilkan akibat, dimana seseorang kan menerima akibat dari perbuatannya. 14
  • 15. 4. Pendidikan Secara relatif, eksistensialisme tidak begitu dikenal dalam dunia pendidikan, tidak menampakkan pengaruh yang besar pada sekolah. Sebaliknya, penganut eksistensialisme kebingungan dengan apa yang akan mereka temukan melalui pembangunan pendidikan. Mereka menilai bahwa tidak ada yang disebut pendidikan, tetapi bentuk propaganda untuk memikat orang lain. Mereka juga menunjukkan bahwa bagaimana pendidikan memunculkan bahaya yang nyata, sejak penyiapan murid sebagai konsumen atau menjadikan mereka penggerak mesin pada teknologi industri dan birokrasi modern. Malahan sebaliknya pendidikan tidak membantu membentuk kepribadian dan kreativitas, sehingga para eksistensialis mengatakan sebagian besar sekolah melemahkan dan mengganggu atribut-atribut esensi kemanusiaan. Mereka mengkritik kecenderungan masyarakat masa kini dan praktik pendidikan bahwa ada pembatasan realisasi diri karena ada tekanan sosial-ekonomi yang membuat persekolahan hanya menjadi pembelajaran peran tertentu. Sekolah menentukan peran untuk kesuksesan ekonomi seperti memperoleh pekerjaan dengan gaji yang tinggi dan menaiki tangga menuju ke kalangan ekonomi kelas atas; sekolah juga menentukan tujuan untuk menjadi warga negara yang baik, juga menentukan apa yang menjadi kesuksesan sosial di masyarakat. Siswa diharapkan untuk belajar peran- peran ini dan berperan dengan baik pula. Eksistensialitas sebagai filsafat sangat menekankan individualitas, dalam hubungannya dengan pendidikan sangatt erat sekali, kerena keduanya bersinggungan satu masalah dengan masalah yang lainnya, yaitu manusia, hidup, hubungan antara manusia, hakikat kepribadian, dan kebebasan. Pendidikan adalah proses yang pembelajarannya harus berlangsung sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik, tidak ada pemaksaan penguasaan pengetahuanm sikap dan keterampilan, melainkan ditaawarkan. Tuntutlah peserta didik agar dapat menemukan dirinya dan kesadaran akan dunianya. Guru hendaknya memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk 15
  • 16. memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu menemukan makna dari kehidupan mereka. 5. Tujuan pendidikan Tujuan pendidikan adalah untuk mendorong setiap individu agar mampu mengembangkan semua potensinya untuk pemenuhan diri. Setiap individu memiliki kebutuhan dan perhatian yang spesifik berkaitan dengan pemenuhan dirinya, sehingga dalam menentukan kurikulum tidak ada kurikulum yang pasti dan berlaku secara umum. Kurikulum pada sekolah menurut eksistensialis haruslah terbuka terhadap perubahan karena ada dinamika dalam konsep kebenaran, penerapan, dan perubahan- perubahannya. Melalui perspektif tersebut, siswa harus memilih mata pelajaran yang terbaik. Tetapi, hal ini tidak berarti bahwa mata pelajaran dan pendekatan kurikuler pada filsafat tradisional tidak diberi tempat. 6. Peranan guru Urusan manusia yang paling berharga yang mungkin paling bermanfaat dalam mengangkat pencarian pribadi akan makna merupakan proses edukatif. Sekalipun begitu, para guru harus memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih dan memberi mereka pengalaman-pengalaman yang akan membantu mereka menemukan makna dari kehidupan mereka. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan siswa dengan seksama sehingga siswa mampu berfikir relatif dengan melalui pertanyaan-pertanyaan. Dalam arti, guru tidak mengarahkan dan tidak memberikan intruksi. Guru hadir dalam kelas dengan wawasan yang luasa agar betul- betul menghasilkan diskusi yang memuaskan tentang mata pelajaran. Diskusi adalah salah satu metode utama dalam pandangan eksistensialisme. 16
  • 17. 2.5 Ciri-ciri Umum Filsafat Eksistensialisme Eksistensialisme dan Fenomenologi merupakan dua gerakan yang sangat erat dan menunjukkan pemberontakan tambahan metode-metode dan pandangan- pandangan filsafat barat. Istilah eksistensialisme tidak menunujukkan suatu sistem filsafat secara khusus. Meskipun terdapat perbedaan-perbedan yang besar antara para pengikut aliran ini, namun terdapat tema-tema yang sama sebagai ciri khas aliran ini yang tampak pada penganutnya. Mengidentifikasi ciri aliran eksistensialisme sebagai berikut : a. Eksistensialisme adalah pemberontakan dan protes terhadap rasionalisme dan masyarakat, khususnya terhadap idealisme Hegel. b. Eksistensialisme adalah suatu proses atas nama individualis terhadap konsep- konsep filsafat akademis yang jauh dari kehidupan konkrit. c. Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa kepribadian) dari zaman industri modern dan teknologi, serta gerakan massa. d. Eksistensialisme merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis, komunis, yang cenderung menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam kolektif atau massa. e. Eksistensialisme menekankan situasi manusia dan prospek (harapan) manusia di dunia. f. Eksistensialisme menekankan keunikan dan kedudukan pertama eksistensi serta pengalaman kesadaran yang dalam dan langsung. 17
  • 18. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran 18