SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 49
Baixar para ler offline
LAPORAN PENDAHULUAN
         LANDASAN TEORI REUMATHOID ARTHRITIS


I.    Defenisi
      Reumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang
dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang
menyebabkan kerusakan pada tulang, sendi, ankilosis dan deformitas. (Suzanne,
CS, 2002).


II.   Etiologi
      Sampai sekarang ini masih belum diketahui, tetapi ada yang mengatakan
karena hal-hal dibawah ini. Yang kesemuanya belum merupakan bukti yang
nyata.
      1. Faktor Keturunan dan Lingkungan
         Terjalin hubungan yang erat antara HLA-DW4 dengan arthritis
         reumatoid seropositif. Hubungan ini menunjukkan bahwa penderita
         memiliki resiko 4 kali lebih mudah terserang penyakit ini.
      2. Pengaruh Hormon dan Seks
         Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang
         arthritis reumatoid dibandingkan dengan pria. Hormon estrogen sangat
         penting untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen
         mengakibatkan     lebih   banyak   penghancuran     tulang      dari   pada
         pembentukan tulang. Keadaan ini mempercepat dan memperberat
         penyakit arthritis reumatoid.
      3. Adanya Infeksi
         Infeksi dibagian persendian akibat bakteri, mikoplasma atau koloni
         jamur, dan virus bisa meniumbulkan sakit yang terjadi secara mendadak.
         Biasanya disertai juga dengan tanda-tanda peradangan seperti panas,
         nyeri, bengkak dan gangguan fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan
         gejala yang khas sebagai tanda timbulnya arthritis reumatoid.




                                                                                  1
4. Munculnya Heat Shock Protein (HSP)
          Heat shock protein merupakan sekelompok protein berukuran sedang
          yang muncul sebagai bentuk respon tubuh yang sedang mengalami stres.
          Namun keberadaan protein ini justru akan memicu terjadinya arthritis
          reumatoid.
      5. Adanya Radikal Bebas
          Radikal bebas seperti superoksida dan lipid peroksidase akan
          merangsang keluarnya prostaglandin. Adanya prostaglandin akan
          menimbulkan rasa nyeri, peradangan, dan pembengkakan.
      6. Pengaruh Usia
          Umur 35-45 tahun lebih rentan terhadap penyakit rematik jenis ini,
          meskipun secara umum arthritis reumatoid terjadi pada kelompok umur
          20-60 tahun.


III. Manifestasi Klinis
      Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan. Namun ini tidak
harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh karena memiliki gambaran
klinis yang bervariasi.
      Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American
Reumatism Assosiation) untuk menegakkan diagnosis.
  1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffnes) penderita merasa kaku
      dari mulai bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam, bahkan kadang-
      kadang sampai jam 11 siang rasa kaku tersebut mulai berkurang.
  2. Pembengkakan jaringan lunak sendi (soft tissue swelling) bukan
      pembesaran tulang (hyperostosis) belangsung sekurang-kurangnya 6
      minggu.
  3. Nyeri pada sendi yang terkena bila digerakkan (joint tenderness on moving)
      sekurang-kurangnya didapati pada satu sendi.
  4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya
      pada sebuah sendi yang lain.




                                                                             2
5. Poli     artritis   yang   simetris   dan   serentak   (symmetrical   poliartritis
     simultaneously). Serentak disini diartikan jarak antara rasa sakit pada satu
     sendio disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu.
 6. Didapati adanya nodulus Reumatikus subkutan.
 7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-
     kurangnya dengan klasifikasi.
 8. Tes faktor rema positif (Rheuma factor test positif).
 9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin positif).
 10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang
     disebut dibawah ini.
         Villi hypertropi
         Proliferasi jaringan sinovial
         Adanya pusat-pusat / kelompok sel yang mati (central necrose)
         Deposit-deposit / timbunan sel fibrin.
         Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak.


 11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan
     rema (Reumatoid nodule) sekurang-kurangnya 3 dari yang disebut dibawah
     ini :
         Adanya daerah-daerah sel yang mati yang terletak ditengah-tengah.
         Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk
         gambaran jeruji sepeda.
         Didapati sel fibrosis dibagian tepinya.
         Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun.


     Sebenarnya masih ada 20 lagi yang tergolong pengecualian yang tidak
termasuk reumatoid arthritis misalnya :
         Bila ada tanda rash yang khas (butterfly formation) pada SLE.
         Jelas adanya skleroderma.
         Adanya gambaran demam reumatik dan sebagainya.




                                                                                    3
Berdasarkan kriteria yang diatas, diadakanlah pembagian kelas antara lain :
      1. Classical RA      :   Bila didapat sekurang-kurangnya 7 dari 11 kriteria.
      2. RA defenit        :   Bila didapati 5 kriteria tersebut.
      3. Probably RA       :   Bila hanya 3 kriteria saja
      4. Possible RA       :   Bila hanya 1 kriteria.


      Sering penderita mulai mengeluh rasa sakit dan pembengkakan pada sendi-
sendi (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak
yang khas pada pergelangan tangan bagian dorsal. Pikirkan kemungkinan
Reumatoid terlebih dahulu lebih-lebih bila simetris.


IV. Klasifikasi
      Penderita arthritis reumatoid dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
      1. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid, tetapi
          selanjutnya dapat sembuh secara sempurna.
      2. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid sepanjang hidup,
          tetapi sesekali diselingi kesembuhan yang sifatnya singkat.
      3. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid secara progresif
          yaitu disertai dengan penurunan fungsi sendi pada setiap kali terjadi
          serangan rematik.


      Wanita lebih sering menderita rematik jenis ini dibandingkan pria,
perbandingannya 3 : 1. Keadaan ini berkaitan dengan peristiwa menopause yang
tidak dialami pria.




                                                                                    4
V.   Patofisiologi

 Perubahan berhubungan dengan usia:
    Menurunnya autoimun.
    Kartilago sebagai pelumas sendi
    berkurang.
    Kekuatan otot berkurang.
    Perubahan struktur tulang.
                                                    Pengaruh Negatif Dari Fungsi-
    Penurunan mekanisme proliferasi
                                                    Fungsi Yang Terganggu:
    tulang.
                                                     Pembengkakan jaringan lunak
                                                       sendi.
                                                     Kerentanan peningkatan suhu
                                                       tubuh.
                                                     Peradangan pada sendi-sendi.
                                                     Berkurangnya respon adaptif
                                                       terhadap      aktvitas     yang
                                                       berlebih.
                                                     Kelainan        bentuk      pada
                                                       sendi/kontraktur.
                                                     Menurunnya kekuatan otot.
                                                     Meningkatnya          kerentanan
 Faktor Resiko:
                                                       terhadap cidera.
    Asam urat
    Obesitas dan cidera
    Konsumsi lemak berlebihan
    Kebiasaan diet yang mengandung
    lemak hewani.
    Kurang beraktivitas

(Miller, 1995)




VI. Pemeriksaan Diagnostik
     1. Pemeriksaan Patologi Anatomi
         Terlihat adanya hipertropi dari villi pada sendi, penebalan jaringan
         sinovial, adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun,
         jaringan fibrosit dan pusat-pusat nekrosis. Semuanya menghasilkan
         pembengkakan sendi yang amat nyeri dalam keadaan diam maupun bila
         digerakkan.
         Pembentukan pannus yang cepat akan menerobos tulang rawan sendi,
         periost sehingga pada akhirnya sendi tersebut dengan pannus yang


                                                                            5
berlapis-lapis, maka lambat laun merupakan anyaman yang saling
        bertaut sehingga pada akhirnya timbul ankilosis. Proses penerobosan ini
        akan berlangsung terus kedalam tulang sehingga pada suatu saat tulang
        jadi rapuh dan hancur. Akibatnya timbul deformitas, subluksasi bahkan
        destruksi yag hebat.
        Akibat ini pula otot-otot disekitar sendi tidak digunakan lagi dan timbul
        “Disused athropy”. Akhirnya penderita kan cacat, dan sendi-sendi
        besarnya juga akan mengalami ankilosis.


    2. Pemeriksaan Laboratorium
        a. Test faktor reuma (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA
           terutama bila Ranya masih aktif.
        b. C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya.
        c. Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA.
        d. Sering dijumpai lekositosis.
        e. Anemia akibat adanya inflamasi yang kronis. Disini pemberian Fe
           per-oral atau suntikan tidak akan menolong.
        f. Pada hitung jenis lekosit, polimorfonuklear persentasenya meninggi.
        g. Kadar albumin serum turun dan globulin naik.
        h. Pada pemeriksaan X-Ray semua sendi dapat terkena, tapi biasanya
           yang sering metatarsofalangeal dan biasanya simetris. Disamping itu
           sendi sakroiliaka juga sering terkena.


    3. Pemeriksaan Radiologik
        Didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada
        sendi yang terkena.




VII. Penatalaksanaan
    Penatalaksanaan penderita reumatoid arthritis dibagi atas :


                                                                                6
1. Medikamentosa
2. Fisioterapi
3. Pembedahan
4. Psikoterapi


Tujuan pengobatan pada reumatoid arthritis :
1. Mencegah deformitas.
2. Menghilangkan rasa sakit.
3. Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup secara biasa baik
    dirumah maupun di tempat kerja, terutama mengataasi keperluan-
    keperluan dirinya sehari-hari.
4. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.


MEDIKAMENTOSA
Pengobatan ini dibagi atas beberapa kelompok antara lain :
a   Golongan obat simtomatik. Simple analgesic (paracetamol, aminopirin);
    anti   inflamasi   nonsteroid    (indomestin,   fenil   butazon,   sodium
    diklofenak); anti inflamasi golongan steroid (prednison).
b   Golongan obat yang mempengaruhi perjalanan penyakitnya (obat-obat
    remitif/ remitive agent : Immuno suppresant; obat sitostatika; alkylating
    agent; chelating agent; anti malaria; antelmintik.


Pengobatan secara simtomatik
Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit penderita, artinya hanya rasa
sakitnya saja yang dikurangi.
Pengobatan secara remitif
Obat ini lebih bermanfaat bagi penderita namun tergolong jenis obat yang
lambat kerjanya. Biasanya diperlukan waktu beberapa bulan pengobatan
guna mencapai kadar yang dikehendaki dalam darah agar mempunyai
pengobatan.




                                                                           7
PENGOBATAN FISIOTERAPI
     Pengobatan ini memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan
     pengobatan medikamentosa. Disini pencegahan terhadap cacat yang lebih
     lanjut dan pencegahan kecacatan dan bila sudah terjadi cacat, dicoba
     dilakukan rehabilitasi bila masih memungkinkan. Sebaiknya dimulai
     fisioterapi segera setelah sendi mulai berkurang sakitnya atau sudah
     minimal. Bila tidak juga berhasil, mungkin diperlukan pertimbangan untuk
     tindakan operatif.
 PENGOBATAN PEMBEDAHAN
     Bila berbagai cara pengobatan sudah dilakukan namun belum berhasil juga,
     dan alasan untuk tindakan operatif cukup kuat, maka dilakukanlah
     pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini umumnya bersifat ortopedik.
 PSIKOTERAPI
     Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan
     keuletan untuk berobat dan dukungan pada mental penderita supaya dapat
     menghadapi diri dan penyakitnya.
     Penderita diberi penjelasan bahwa penderita akan tetap dapat melakukan
     tugas-tugas sosial yang dihadapinya terutama untuk mancari nafkah, bila
     penderita berobat dengan tekun. Dan yang penting tidak mengantungkan
     hidupnya pada orang lain (jadi beban, terutama keluarga).


VIII. PENCEGAHAN
     Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya hidup
modern dan pola makan yang kurang sehat, maka cara pencegahannya dilakukan
dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat negatif tersebut.
Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan konsumsi lemak) agar
tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang tepat mencegah arthritis.
Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air putih 10 gelas perhari sangat
dianjurkan untuk mendukung kelancaran metabolisme tubuh menghindari gejala
rematik yang cukup mengganggu kesehatan.




                                                                           8
ASUHAN KEPERAWATAN
                           REUMATHOID ARTHRITIS


PENGKAJIAN
     Data tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
(misalnya mata, jantung, ginjal), tahapan (misalnya : eksaserbasi akut atau remisi)
dan keberadaan bersama-sama bentuk artritis lainnya.


a. Aktivitas/istirahat
    Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, kekakuan di pagi hari,
       biasanya terjadi secara bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang
       berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, kelebihan.
    Tanda:           Malaise, keterbatasan      rentang gerak, atrofi otot, kulit,
       kontraktur/kelainan pada sendi dan otot.


b. Kardiovaskuler
    Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/kaki (misalnya : pucat intermitten,
       sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal )


c. Integritas Ego
    Gejala : faktor-faktor stres akut/kronis (misalnya : finansial, pekerjaan,
       ketidakmampuan,          faktor-faktor      hubungan,     keputusan,    dan
       ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri,
       citra tubuh, identitas pribadi, (misalnya : ketergantungan pada orang lain)


d. Makanan dan cairan
    Gejala       :      Ketidakmampuan         untuk   menghasilkan/mengkonsumsi
       makanan/cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.
    Tanda : Penurunan BB, kekerigan pada membran mukosa




                                                                                     9
e. Higiene
      Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
        pribadi, ketergantungan orang lain.


f. Neurosensori
      Gejala : kebas, kesemutuan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
        jari tangan.
      Tanda : pembengkakan pada sendi simetris


g. Nyeri kenyamanan
      Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin disertai oleh pembengkakan
        jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama di
        pagi hari).


h. Keamanan
      Gejala : kulit mengkilat. Tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki.
        Kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah        tangga. Demam
        ringan menetap. Kekeringan pada mata dan membran mukosa.


i.   Interaksi sosial
      Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran,
        isolasi.


j.   Penyuluhan dan pembelajaran
      Gejala : riwayat pada keluarga ( pada awitan remaja). Penggunaan
        makanan kesehatan, vitanmin. Riwayat perikarditis, lesi katup,     fibrosis
        pulmonal, pleuritis.




                                                                                10
PRIORITAS KEPERAWATAN
    1. Menghilangkan nyeri
    2. Meningkatkan mobilisasi
    3. Memberikan      informasi    mengenai      [proses    penyakit/prognosis     dan
       keperluan pengobatan.


DIAGNOSA, TUJUAN, INTERVENSI DAN RASIONAL KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan I
Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses
inflamasi,   dekstruksi    sendi   ditandai      dengan     adanya   keluhan      nyeri,
ketidaknyamanan, kelelahan, nerfokus pada diri sendiri/penyempitan fokus,
perilaku distraksi/respon autonomik, perilaku yang bersifat hati-hati dan
melindungi diri.


Tujuan /kriteria hasil :
Nyeri hilang atau terkontrol dengan kriteria :
 Pasien terlihat rileks, dapat tidur/istirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas
    yang sesuai
 Mengikuti program yang telah dianjurkan
 Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan dalam kontrol
    program nyeri.




                                                                                     11
Intervensi keperawatan                            Rasional
Mandiri
    Kaji keluhan nyeri, lokasi, intensitas      Membantu dalam menentukan
    (skala 1-10). Catat faktor-faktor yang      manajemen             nyeri         dan
    memperberat sakit                           mengevaluasi                 keefektifan
                                                program
    Ajarkan pasien mengambil posisi yang        Untuk membatiasi             nyeri dan
    nyaman pada waktu tidur atau duduk          cedera sendi
    di kursi. Tingkatkan istirahat
    Anjurkan pasien untuk sering merubah        Untuk mencegah terjadinya nyeri
    posisi    dan    hindari   gerakan   yang   dan kekakuan
    menyentak
    Anjurkan pasien mandi air hangat pada       Panas     meningkatkan         relaksasi
    waktu bangun dan mengompres sendi           otot dan mobilitas, menurunkan
    yang sakit beberapa kali sehari             rasa sakit dan kekakuan pada
                                                pagi hari
    Anjurkan massage yang lembut                Meningkatkan                   relaksasi
                                                /mengurangi ketegangan otot
    Anjurkan        mengkonsumsi         obat   Membantu             klien        untuk
    tradisional                                 menentukan tindakan alternatif
                                                yang tepat untuk mengatasi nyeri
Kolaborasi
    Kolaborasi/rujuk pasien mendapatkan         Sebagai anti inflamasi dan efek
    obat-obatan      yang sesuai petunjuk,      analgesik      untuk     mengurangi
    misalnya: asetil salisilat, NSAID           kekakuan       dan     meningkatkan
                                                mobilitas.




                                                                                     12
Diagnosa keperawatan 2
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri,
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan keengganan untuk
bergerak, membatasi rentang, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan
otot/ kontrol dan massa.


Tujuan /kriteria hasil :
Pasien akan mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan,
tidak terjadi kontraktur, pasien dapabm,endemonstrasikan tehnik perilaku yang
memungkinkan untuk melakukan aktivitas.



           Intervensi keperawatan                            Rasional
Mandiri
 Kaji tingkat gangguan mobilitas               Menentukan intervensi yang tepat
 Pertahankan istirahat/tirah baring, duduk.    Istirahat    sistemik    dianjurkan
 Jadwalkan aktivitas untuk memberikan          untuk       mencegah         kelelahan,
 periode istirahat dan tidur malam yang        mempertahankan kekuatan.
 tidak terganggu
 Bantu dengan rentang gerak aktif adan         Mempertahankan                     dan
 pasif, latihan resistif dan isometrik jika    meningkatkan fungsi sendi.
 memungkinkan.
 Ubah posisi dengan sering                     Menghilangkan        tekanan      pada
                                               jaringan      dan      meningkatkan
                                               sirkulasi
 Gunakan bantal kecil dan tipis dibawah        Mencegah leher fleksi
 Dorong pasien mempertahankan posisi           Memaksimalkan        fungsi      sendi,
 tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan     mempertahankan mobilitas
 Berikan    lingkungan       yang     nyaman   Menghindari         cedera       akibat
 misalnya : menaikkan kursi                    kecelakaan /jatuh
 Anjurkan      pada        keluarga    untuk   Menghindari         cedera       akinat
 memodifikasi lingkungan rumah                 kecelakaan/ jatuh.



                                                                                   13
Diagnosa keperawatan 3
Gangguan kebutuhan tidur berhubungan dengan perubahan siklus tidur ditandai
dengan sulit tidur dimalam hari dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat
tertidur, tidur pada siang hari selama ± 2 jam untuk mengganti tidur yang kurang
dimalam hari.


Tujuan/kriteria hasil :
Gangguan tidur dapat diminimalkan dengan kriteria hasil :
 Tetap istirahat selama masih diperlukan
 Kuantitas tidur bertambah adekuat



          Intervensi keperawatan                             Rasional
Mandiri
   Modifikasi       lingkungan      misalnya   Meningkatkan kemampuan untuk
   mengatur suhu ruangan, menciptakan          tidur
   lingbkungan yang tenang, mematikan
   lampu yang tidak perlu.
   Ajarkan keluarga untuk memberikan           Sentuhan       terapeutik      sangat
   tindakan kenyamanan seperti gosokan         membantu teruatama pada klien
   punggung, pijatan ringan                    dengan stress dan emosi serta
                                               fisik yang bisa mempengaruhi
                                               tidur
   Ajarkan klien mengkonsumsi makanan          Asam         amino          triptophan
   yang mengandung magnesium, asam             membantu             mengeluarkan
   amino triptophan, dan kalsium               serotonin sehingga memudahkan
                                               tidur. Fungsi magnesium adalah
                                               merelaksasikan otot sedangkan
                                               kalsium      derdampak       “calming
                                               effect”      yang    menenangkan
                                               pikiran
   Ajarkan      klien   untuk    menghindari   Dapat mamicu insomnia, kafein



                                                                                  14
minuman yang berkafein, berolkohol,            dapat meningkatkan kerja jantung
   dan      menghisap   rokok     pada    saat    sehingga     mengganggu       proses
   menjelang tidur.                               tidur.
   Anjurkan klien untuk mengkonsumsi              Zat gizi tersebut dapat memacu
   karbohidrat    kompleks      seperti   roti,   pengeluaran serotonin yaitu suatu
   krekles                                        neurotransmitter               yang
                                                  merangsang kantuk.
   Anjurkan klien untuk menghindari               Gula       dan     sirup     bersifat
   makanan         dengan          berbumbu       meningkatkan         gula      darah
   menyengat,      karbohidrat     sederhana      sehingga akan mengganggu tidur.
   (gula, sirup), makanan berpengawet             MSG        memunculkan        reaksi
   (makanan kaleng, MSG), keju, coklat,           stimulan sedangkan keju, coklat
   sayur bayam dan tomat menjelang                dan sayur bayam serta tomat
   tidur.                                         mengandung         piramin     yang
                                                  merangsang       keluarnya       nor
                                                  epineprin.




Diagnosa keperawatan 4
Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis,dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan interpretasi, informasi
ditandai dengan pasien meminta informasi, kesalahan konsep, tidak tepat
mengikuti instruksi/terjadinya komplikasi dapat dicegah .


Tujuan /kriteria hasil :
Pasien akan menunjukkan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan, mengembangkan rencana perawatan diri, memodifikasi gaya hidup
yang konsisten dengan mobilitas/ pembatasan aktivitas.




                                                                                    15
Intervensi keperawatan                           Rasional
Mandiri
   Kaji    pengetahuan      klien     tentang   Memberikan            pengetahuan
   panyakit, prognosis dan harapan masa         dimana pasien dapat membuat
   yang akan datang.                            pilihan berdasarkan informasi.
   Diskusikan kebiasaan pasien dalam            Tujuan kontrol penyakit untuk
   penatalaksanaan proses sakit melalui         menekan inflamasi
   diet, obat-obatan, latihan dan istirahat
   Bantu dalam merencanakan jadwal              Untuk mengurangui terjadinya/
   aktivitas terintegrasi yang realistis,       bertambahnya nyeri akibat stres
   istirahat, manajemen stres                   yang meningkat.
   Tekankan     pentingnya      melanjutkan     Keuntungan dari terapi obat-
   manajemen farmakologis                       obatan        bergantung       dari
                                                ketepatan dosis
   Rekomendasikan penggunaan aspirin.           Untuk      meminimalkan      iritasi
                                                pada gaster, mengurangi resiko
                                                perdarahan.
   Tinjau pentingnya diet yang seimbang         Meningkatkan perasaan sehat
   dengan makan makanan yang banyak             dan      perbaikan       degenerasi
   mengandung vitamin, protein dan zat          jaringan
   besi.
   Anjurkan     pasien    obesitas     untuk    Penurunan berat badan akan
   menurunkan berat badan dan berikan           mengurangi      nyeri,     terutama
   informasi    penurunan     berat    badan    pinggul,     lutut,   pergelangan
   sesuai kebutuhan.                            kaki, telapak kaki.




                                                                                16
DAFTAR PUSTAKA



Charles J Reeves, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC

Herdi Sibuea et al, 1992, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : rumah sakit PGI Tjikini,
   FKUI

http : //www.artritis.Net./link/artritis.html

http : //www.tabloidnova.com/articles.asp?id=850

http : //www.suara merdeka.com

Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media
    Aesculapius FK UI

Miller, Carol A. 1995. Nursing care of Older Adult. Second edition. Philadelphia:
     JB Lippincot

Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
     Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC

Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
    Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC

Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004
    http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm

Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan
    Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-
    page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006




                                                                              17
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
           DX
NO    KEPERAWATAN                         TUJUAN                              INTERVENSI
1    Nyeri    akut/      kronik Nyeri hilang.                    Selidiki keluhan nyeri; catat lokasi nye
     berhubungan        dengan Dengan kriteria hasil :           dan intensitas (skala 0 - 10). Catat fakto
     peningkatan asam urat           Klien            terlihat   yang mempercepat dan tanda-tanda ras
     yang              memicu        rileks                      sakit non-verbal.
     pembentukan kristal.            Dapat beristirahat          Anjurkan pasien untuk mandi air hang
                                     dan tidur                   atau      mandi   pancuran     pada   waky
                                     Berpartisipasi              bangun dan atau pada waktu tidur.
                                     dalam          aktivitas    Sediakan waslap untuk mengkompre
                                     sesuai kemampuan            sendi-sendi yang sakit beberapa ka
                                                                 sehari.
                                                                 Berikan massage lembut.
                                                                 Dorong penggunaan teknik massase.




                                                                 Berikan es atau kompres dingin jik
                                                                 dibutuhkan.


2    Resiko              tinggi Gangguan            mobilitas    Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingk
     gangguan         mobilitas fisik tidak terjadi.             inflamasi/ rasa sakit pada sendi.
     fisik      berhubungan Dengan kriteria hasil
     dengan      nyeri     dan Klien                   dapat     Berikan lingkungan yang aman.
     penurunan        kekuatan mempertahankan atau               Demontrasikan/            bantu           tekni
     otot.                       meningkatkan                    pemindahan dan penggunaan bantua
                                 kekuatan dan fungsi             mobilitas.
                                 dari         dan        atau    Bantu dengan rentang gerak aktif/ pasi
                                 kompensasi           bagian     demikian      juga   latihan   resistif     da
                                 tubuh.                          isometrik jika memungkinkan.



                                                                                      18
Dorong pasien mempertahankan postu
                                                             tegak dan duduk tinggi berdiri da
                                                             berjalan.


3   Kurang     pengetahuan Klien dapat mengerti              Tinjau proses penyakit, prognosis da
    mengenai     remathoid akan penyakitnya.                 harapan masa depan.
    artritis   berhubungan Dengan kriteria hasil :
    dengan       kurangnya          Menunjukan               Diskusikan      kebiasaan      pasien     dalam
    kebutuhan     informasi         pemahaman                penatalaksanaan proses penyakit melalu
    dan          kesalahan          tentang      kondisi/    diet, obat-obatan dan program di
    interpretasi informasi.         prognosis                seimbang, latihan dan istirahat.
                                    perawatan                Tekankan        pentingnya       melanjutka
                                    Mengembangkan            manajemen farmakoterapeutik.
                                    rencana        untuk     Dorong        pasien        obesitas       untu
                                    perawatan       diri,    menurunkan BB dan berikan informa
                                    termasuk                 penurunan BB sesuai kebutuhan.
                                    modifikasi      gaya     Tinjau pentingnya diet yang seimban
                                    hidup           yang     dengan        makanan        yang        banya
                                    konsisten                mengandung vitamin, protein dan z
                                                             besi.
                                                             Bantu       dalam   merencanakan          jadw
                                                             aktifitas    terintegrasi     yang      realisti
                                                             istirahat, perawatan pribadi, pemberia
                                                             obat-obatan, terapi fisik dan manajema
                                                             stress.


4              Resiko            Cedera tidak terjadi.      Kaji kemampuan secara fungsional
    tinggi terjadinya injuri                                Ciptakan lingkungan dan penerangan yan
    berhubungan     dengan                                  cukup.
    kelemahan      ditandai                                 Anjurkan pada keluarga untuk meneman
    dengan               klien                              klien dalam perawatan lansia
    mengaakan           sering


                                                                                    19
nyeri pada kaki bila                             Libatkan     anggota        keluarga   dalam
     terlalu              banyak                      perawatan lansia.
     berjalan dan terlalu
     lama      berdiri,    klien
     mengatakan            kalau
     terlalu lelah ia duduk
     untuk     istirahat     dan
     klien tampak lemah




                     CATATAN PERKEMBANGAN Ny. R

            DX.                      HARI/
NO   KEPERAWATAN                   TANGGAL                   IMPLEMENTASI
1.   Nyeri akut/ kronik             Jumat    Mengkaji keluhan nyeri, tingkat/ skala dan
     berhubungan dengan 12-05-2006           durasi nyeri.
     peningkatan          asam               Mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
     urat yang memicu                        dan teknik distraksi (pengalihan perhatian)
     pembentukan kristal                     Memantau vital sign.
                                             Menganjurkan        klien    untuk    massage   atau
                                             menggunakan kompres hangat pada daerah yang
                                             nyeri.


                                                                             20
2   Kurang pengetahuan Senin          Meninjau       proses    penyakit,     prognosis     dan
                                                                                             S
    mengenai             15-05-2006   harapan masa depan.
    berhubungan dengan                Mendiskusikan           kebiasaan     pasien       dalam
    kurangnya                         penatalaksanaan         proses      penyakit   melalui
    kebutuhan                         program diet seimbang, obat-obatan dan latihan
    informasi      dan                dan istirahat.
    kesalahan                         Memberikan informasi mengenai pengertian,
    interpretasi                      penyebab, tanda dan gejala penyakit rematik.
    informasi.                        Menjelaskan cara pengobatan secara tradisional,
                                      yaitu membuat ramuan yang dapat diminum
                                      setiap hari.
                                      Memotivasi klien untuk mencoba ramuan yang


                                                                       21
telah diajarkan




3                               Selasa       Mengevaluasi / memantau tingkat inflamasi/rasa
                                16-05-2006   sakit pada sendi
    Resiko             tinggi                Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya
    gangguan mobilitas                       lingkungan yang nyaman bagi klien
    fisik     berhubungan                    Mengajarkan klien teknik pemindahan dan
    dengan     nyeri     dan                 penggunaan bantuan mobilitas.
    penurunan kekuatan                       Mendorong klien untuk mempertahankan postur
    otot.                                    tegak dan teknik duduk yang nyaman.




                                                                                            A




4                               Selasa       Mengkaji tingkat kemampuan aktivitas klien
                                16-05-2006   Menganjurkan keluarga selalu membantu klien
    Resiko             tinggi                dalam pemenuhan kebutuhannya
    terjadinya         injuri                Menganjurkan       keluarga   untuk   menciptakan
    berhubungan dengan                       lingkungan yang nyaman bagi klien dan dengan
    kelemahan ditandai                       pencahayaan yang cukup.
    dengan              klien
    mengaakan          sering
    nyeri pada kaki bila
    terlalu        banyak
    berjalan dan terlalu


                                                                           22
lama berdiri, klien
    mengatakan      kalau
    terlalu lelah ia duduk
    untuk istirahat dan                                                                 A
    klien tampak lemah
5                               Sabtu     Mengkaji/ mengevaluasi keluhan nyeri, tingkat/
                             20-05-2006   skala dan durasi nyeri.
    Nyeri akut/ kronik                    Mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam)
    berhubungan dengan                    dan teknik distraksi (pengalihan perhatian)
    peningkatan     asam                  Memantau vital sign.
    urat yang memicu                      Menganjarkan klien massage dan penggunaan
    pembentukan kristal                   kompres hangat pada daerah yang nyeri.
                                          Mengajarkan pada klien teknik mengurangi
                                          nyeri dengan amuan tradisional.




6                              Selasa     Mengevaluasi / memantau tingkat inflamasi/
                             23-05-2006
                                          rasa sakit pada sendi
    Resiko         tinggi
                                          Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya
    gangguan mobilitas                    lingkungan yang aman


                                                                      23
fisik    berhubungan                   Mengajarkan klien rentang gerak aktif dan gerak
    dengan      nyeri   dan                pasif.
    penurunan kekuatan                     Mendorong klien untuk mempertahankan postur
    otot.                                  tegak dan teknik duduk yang nyaman.
                                           Menganjurkan     klien     untuk     lebih    banyak
                                           mengkonsumsi buah dan sayur serta mengatur
                                           pola makan yang sesuai bagi klien.




                                                                                              A
7                                Jumat
                              26-05-2006
    Kurang pengetahuan                     Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga
    mengenai remathoid                     tentang remathoid arthritis
    artritis berhubungan                   Meninjau     proses    penyakit,    prognosis     dan
    dengan      kurangnya                  harapan masa depan.
    kebutuhan                              Mendiskusikan         kebiasaan     pasien      dalam
    informasi           dan                penatalaksanaan proses penyakit melalui diet,
    kesalahan                              obat-obatan dan program diet seimbang, latihan
    interpretasi                           dan istirahat.
    informasi                              Memberi     kesempatan      klien    dan     keluarga
                                           bertanya bila ada yang kurang jelas




                                                                         24
8

                                Selasa
                              30-05-2006   Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga
     Kurang pengetahuan                    tentang gizi untuk remathoid arthritis          A
     mengenai remathoid                    Menjelaskan pengertian gizi
     artritis berhubungan                  Menjelaskan macam-macam zat gizi yang
     dengan      kurangnya                 dibutuhkan oleh lansia
     kebutuhan                             Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk
     informasi         dan                 dikonsumsi lansia
     kesalahan                             Menjelaskan makanan yang dipantang/ tidak
     interpretasi                          dianjurkan untuk lansia
     informasi                             Memberi     kesempatan     klien    dan   keluarga
                                           bertanya bila ada yang kurang jelas


9                               Kamis
                              01-06-2006

                                           Mengkaji/ mengevaluasi keluhan nyeri, tingkat/
                                                                                      A
                                           skala dan durasi nyeri.
     Nyeri akut/ kronik
                                           Memantau vital sign.
     berhubungan dengan
                                           Menganjurkan      klien   dan      keluarga   tetap
     peningkatan     asam
                                           melakukan penanganan nyeri dengan pengaturan
     urat yang memicu
                                           pola makan, aktifitas edan istirahat dan obet-
     pembentukan kristal
                                           obetan tradisional




10                              Kamis
                              01-06-2006

                                           Mengkaji/ mengevaluasi tingkat kemampuan
                                           aktivitas klien
     Resiko          tinggi


                                                                         25
terjadinya   injuri   Menganjurkan keluarga selalu membantu klien
berhubungan dengan    dalam pemenuhan kebutuhannya
kelemahan             Menganjurkan   keluarga   untuk   menciptakan
                      lingkungan yang nyaman bagi klien dan dengan
                      pencahayaan yang cukup.
                      Berpamitan melakukan proses terminasi




                                                                 A




                                                26
IX.      PRE PLANNING PENYULUHAN
 GIZI UNTUK LANSIA DENGAN REUMATHOID ARTRITIS


A. Latar Belakang
           Makan merupakan bagian dari ritme biologis tubuh yang berfungsi
memenuhi kebutuhan nitrisi dalam hal ini zat gizi guna mengembalikan daya
tahan dan stamina tubuh.     Kebutuhan nutrisi bervariasi pada masing masing
orang, tetapi pada umumnya proses penyerapan zat nutrisi/gizi menurun seiring
dengan bertambahnya usia hal ini dapat disebabkan banyak faktor yang salah
satunya dengan bertambahnya usia maka fungsi dari organ-organ saluran
pencernaaan juga mengalami penurunan sehingga proses pencernaan makanan
baik secara mekanik dan kimia juga mengalami penurunan.
           Pada lansia khususnya yang mengalami penyakit remathoid atritis salah
satu faktor yang berpengaruh dalam prosespenyembuhan dan pencegahan
penyakit adalah gizi atau nutrisi yang dikonsumsi karena dengan mengkonsumsi
makanan yang tepat dapat mencegah dan meringankan penyakit remathoid artritis.
Pemberian gizi yang seimbang dan benar dapat meningkatkan resistensi tubuh
terhadap penyakit dan meningkatkan sistim kekebalan tubuh terutama pada lansia
yang sudah mulai mengalami penurunan fungsi fisiologis tubuh.


B. Tujuan
   1. Tujuan Instruksional Umum
         Setelah melakukan penyuluhan pada lansia binaan dan keluarga lansia,
         diharapkan dapat memahami konsep gizi seimbang untuk lansia.
   2. Tujuan Instruksional Khusus
              Setelah melakukan penyuluhan gizi untuk binaan, lanisa binaan dan
         keluarga diharapkan mampu :
         a. Menyebutkan definisi gizi
         b. Menyebutkan macam-macam zat gizi
         c. Menyebutkan manfaat dari masing-masing zat gizi
         d. Menyebutkan makanan untuk penderita rhematoid artritis




                                                                             27
C. Manfaat
      Kegiatan ini diharapkan mampu melibatkan dan mengarahkan keluarga
lansia dan lansia binaan dalam memahami kebutuhan gizi untuk lanisa dengan
rhematoid artritis.


D. Pokok Bahasan
   Gizi untuk lansia dengan remathoid artritis

E. Sub Pokok Bahasan
   1. Definisi gizi
   2. Macam-macam zat gizi
   3. Manfaat dari masing-masing zat gizi
   4. Makanan untuk penderita rhematoid artritis

F. Sasaran
   Lansia binaan dan keluarga lansia binaan.


G. Metode
   Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi.


H. Waktu dan Tempat Penyuluhan
   1. Hari/tanggal         : Senin, 29 Mei 2006
   2. Waktu                : 11.00 – 11.30 WIB
   3. Tempat               : Rumah Ny. R, Jl. Bajak II H Gg. Nasional no.25
                             Lingk. IX Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas
                             Medan.


I. Media Penyuluhan
   1. Lembar balik
   2. Booklet




                                                                        28
J. Pelaksanaan Kegiatan

NO KEGIATAN           PENYULUH            PESERTA        MEDIA WAKTU
1   Pembukaan     - Memberi     - Menjawab                         3 menit
                    salam.        salam.
                  - Menjelaskan - Mendengarkan
                    tujuan,       dan
                    manfaat dan   memperhatikan
                    cakupan       .
                    materi.

2   Kegiatan Inti -   Menjelaskan      - Mendengarkan Lembar       20 menit
                      definis gizi       dan           balik
                                         memperhatikan
                  -  Menjelaskan       - Memperhatikan
                     macam-              dan menyimak.
                     macam       zat
                     gizi
                  - Menjelas         - Mendengarkan
                     manfaat dari      dan
                     masing-           memperhatikan
                     masing      zat   .
                     gizi
                   - Menjelaskan     - Memperhatikan
                     makanan           dan menyimak.
                     untuk
                     penderita
                     rhematoid
                     artritis
                   - Memberikan      - Bertanya jika
                     kesempatan        ada hal yang
                     untuk             kurang jelas.
                     bertanya jika
                     ada       yang
                     kurang jelas.

3   Penutup       -   Mengevaluasi     - Menjawab        Leaflet   7 menit
                      pengetahuan        pertanyaan.     Booklet
                      keluarga
                      lansia     dan
                      lansia binaan.
                  -   Menyimpulka      - Mendengarkan
                      n materi yang      dan
                      telah              memperhatikan
                      disampaikan.
                  -   Memberi          - Menjawab
                      salam.             salam


                                                                        29
K. Evaluasi
   1. Evaluasi Struktur
       a. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan.
       b. Media dan alat memadai.
       c. Setting sesuai dengan kegiatan.
   2. Evaluasi Proses
       a. Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu.
       b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif.
       c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh
          penyuluh pada saat evaluasi.
   3. Evaluasi Hasil
       a. Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh
          penyuluh pada saat evaluasi.


L. Referensi
Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004
    http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm
Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat.
   Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
   Nasional.
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
    Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan
    Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-
    page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006
http://www.massage-tools.com/stres-relief.htm
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1203/13/hikmah/lainnya3.htm
http://unisosdem.org/article_detail.php?aid=3483&coid=2&caid=42&gid=5




                                                                          30
MATERI GIZI UNTUK LANSIA DENGAN
REMATHOID ARTRITIS

A. Definisi
           Gizi   dapat   didefenisikan     sebagai   proses   dimana   organisme
menggunakan makanan. Makanan merupakan bahan organic yang diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok: Protein, Karbohidrat, Lemak, kesemuanya dapat ditemukan
pada hewan atau bahan sayur-sayuran. Walaupun demikian, zat gizi termasuk
setiap bahan yang memberikan gizi atau yang dapat digunakan oleh tubuh,
misalnya: air, vitamin dan garam mineral.


B. Jenis-Jenis Zat Gizi
       Zat-zat gizi yang perlu dikonsumsi setiap orang setiap hari adalah sebagai
berikut:
   1. Sumber tenaga/karbohidrat
              Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi setiap orang, karbohidrat
       dapat diperoleh dari makanan yang mengandung tepung seperti: nasi, roti,
       ubi, jagung dan kentang. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat
       yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein
       dan lemak cadangan dalam tubuh. Sumber-sumber karbohidrat: Beras,
       gandum, ubi, jagung dan kentang.
       Fungsi Karbohidrat:
       Hampir semua karbohidrat diit pada akhirnya digunakan untuk memenuhi
       kebutuhan energi tubuh. Beberapa karbohidrat yang ada digunakan untuk
       sintesis dari sejumlah senyawa pengatur.
       a. Energi
       b. Aksi pencadangan protein
       c. Pengaturan metabolisme lemak
       d. Peranan dalam fungsi gastrointestinal




   2. Protein

                                                                              31
Diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru. Kekurangan asupan protein
  dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan tubuh yang rusak
  sehingga mengakibatkan lamban pulihnya suatu kerusakan jaringan tubuh.
  Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan seseorang karena
  fungsi utamanya sebagai zat pembangun dan pengatur disamping sebagai
  bahan bakar tubuh. Bahan makanan yang mengandung protein
  digolongkan menjadi dua golongan yaitu bahan makanan sumber protein
  hewani dan bahan makanan sumber protein nabati. Bahan makanan dari
  hewani nilai proteinnya lebih tinggi dari pada nabati, karena kandungan
  asam amino sebagai molekul pembentuk protein lebih lengkap
  susunannya. Oleh karena itu bahan makanan dari hewani merupakan
  sumber protein yang baik dan sempurna. Contoh protein nabati adalah
  tempe, tahu. Dan golongan kacang-kacangan serta biji-bijian. Sedangkan
  protein hewani contohnya ikan, telur, daging dll.


3. Lemak
  Seperti karbohidrat lemak merupakan senyawa karbon ,hydrogen dan
  oksigen.tetapi proporsi oksigen lebih rendah. Lemak termsuk senyawa
  minyak-minyakan dan bahan mirip lemak yang mempunyai rasa
  minyakdan tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic tertentu
  seperti eter,alcohol dan benzen.
  Terdapat banyak asam lemak yang ditemukan dalam alam yang berbeda
  dalam jumlah atom karbon dan ikatan ganda yang dikandungnya. Mereka
  adalah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.
  Fungsi Lemak
     Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi setiap setiap
     gram lemak jika dioksidasi menghasilkan sekitar sembilan kalori.
     Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut
     dalam lemak, yaitu: vitamin A,D,E,dan K.
     Lemak memberikan rasa makanan yang menyenangkan dan memberi
     perasaan kenyang karena kecepatan pengosongan dari lambung
     dikaitkan dengan kandungan lemaknya.

                                                                          32
4. Vitamin
      Dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam
      tubuh. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1
      dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian
      protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel
      darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah
      anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Biasa
      ditemukan dalam sayur-sayuran segar dan buah-buahan segar


   5. Mineral
      Antara lain :
         Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi
         serta persendian. Jika seseorang kekurangan kalsium, maka akan
         mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu perlu
         mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium
         yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
         Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah
         merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis menurunnya
         fungsi tubuh memproduksi sel darah merah.


C. Pedoman Menu bagi Penderita Remathoid Atritis
      Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya
hidup modern dan pola makan yang kurang sehat, maka cara
pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat
negatif tersebut. Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan
konsumsi lemak) agar tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang
tepat mencegah arthritis. Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air
putih 10 gelas per hari sangat dianjurkan untuk mendukung kelancaran
metabolisme tubuh menghindari gejala rematik yang cukup mengganggu
kesehatan.
      Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi lansia:


                                                                          33
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi,
   namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam
   makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan
   lansia. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika
   merasa mual, pusing, dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti
   cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang
   beralkohol semacam tape.
4. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari
   buah seperti air jeruk, air tomat dan sari wortel. Penting untuk
   menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink
   (minuman ringan) pemicu hipertensi.
5. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan
   pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat
   membahayakan kesehatan.
6. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta
   lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan
   kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah.
7. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak
   sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang
   membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai
   matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah
   dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.


   Makanan yang dianjurkan bagi lansia
1. Perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran segar yang kaya akan
   antioksidan.
2. Minum susu yang mengandung kalsium tinggi dan yang mengandung
   rendah lemak.
3. Perbanyak minum air putih minimal 10 gelas perhari.




                                                                      34
Makanan yang sebaiknya dihindari :
1. Kopi atau minuman berkafein, mengisap rokok atau minum minuman
   beralkohol. Kafein dapat meningkatkan denyut jantung, alkohol menguras
   Vit B yang memdukung sistem syaraf dan nikotin bersifat neurostimulan
   yang justru membangkitkan semangat
2. Makanan dengan bumbu menyengat, karbohidrat sederhana (gula, sirup),
   makanan berpengawet dan makanan kaleng.
3. MSG (Monosodiumglutamate) sebaiknya dihindari karena memunculkan
   reaksi stimulan.
4. Makanan yang mengandung purin tinggi misalnya jeroan, emping melinjo,
   bayam, remis, kepiting, durian, kacang-kacangan yang dikeringkan, dan
   lain-lain.


                Contoh Pola Menu Bagi Lansia
 JADWAL MAKAN                 CONTOH MENU MAKANAN
 Pagi hari                1 gelas susu (2 sendok makan susu bubuk +
                          gula)
                          Roti + satu butir telur
                          1 potong buah (pisang kepok)
 Jam 10 pagi           1 gelas sari buah/ jus
                       Kue
 Siang hari           o   10 sendok makan nasi putih
                      o   1 potong besar ikan/ daging/ ayam
                      o   1 mangkuk sayur
                      o   1 potong buah
 Jam 4 sore            1 gelas bubur
 Malam hari              10 sendok makan nasi putih
                         1 potong ikan/ daging/ ayam
                         Sayur secukupnya
                         1 potong buah
 Menjelang tidur       1 gelas susu (2 sendok makan susu bubuk)




                                                                      35
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
TENTANG ARTHRITIS RHEUMATOID


A. LATAR BELAKANG
       Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada saat Praktek
Belajar Lapangan di Lingkungan IX terhadap Ny. R yang menderita Remathoid
Artritis mengatakan bahwa ia     sering merasa nyeri pada pinggang dan lutut
kakinya, lebih terasa bila terlalu banyak berjalan atau terlalu lama berdiri. Dan
utukmeringankan keluhan nyeriklien istirahat duduk sambil memijit kakinya
dengan balsem dan sekali-kali merendam kakinya dengan air hangat.
       Berdasarkan hal diatas perawat ingin memberikan penyuluhan kesehatan
mengenai remathoid artritis agar klien dan keluarga lebih mengerti dan dapat
melakukan perawatan pada remathoid artritis.


                               B. TUJUAN
   1. Tujuan Instruksional Umum
       Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan
       lansia dan keluarga akan mampu memahami dan menanggulangi penyakit
       Arthritis rheumatoid.
   2. Tujuan Khusus
       Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Arthritis rheumatoid
       selama 20 menit, lansia mampu :
       a. Menjelaskan pengertian Arthritis rheumatoid
       b. Menjelaskan peyebab Arthritis rheumatoid
       c. Menjelaskan tanda dan gejala Arthritis rheumatoid
       d. Menjelaskan penatalaksanaan Arthritis rheumatoid
       e. Menjelaskan diet penderita Arthritis rheumatoid
       f. Menjelaskan obat-obatan tradisional Arthritis rheumatoid dan cara
           pengolahannya.


                               C. MATERI
   1. Pengertian Arthritis rheumatoid


                                                                              36
2. Penyebab Arthritis rheumatoid
    3. Tanda dan gejala Arthritis rheumatoid
    4. Penatalaksanaan Arthritis rheumatoid
    5. Diet penderita Arthritis rheumatoid
    6. Obat-obatan tradisional Arthritis rheumatoid dan cara pengolahannya.


                               D. METODE
    1. Ceramah
    2. Diskusi / Tanya jawab


       E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
    1. Hari/ Tangga            : Jumat/ 26 Mei 2006
    2. Waktu                   : 11.00 Wib – selesai
    3. Tempat                  : Gg.   Nasional    Bajak   II   H    Lingk    IX
                                Kelurahan Harjosari II Medan Amplas


E. PELAKSANAAN

No Kegiatan              Pendidik                    Peserta           Waktu
 1 Pembukaan         Memberi salam              Menjawab salam       5 menit
                     Menjelaskan tujuan         Mendengarkan dan
                                                  memperhatikan

2    Kegiatan        Menjelaskan                Mendengarkan dan     15 menit
     inti             pengertian penyakit         memperhatikan
                      remathoid arthritis
                     Menjelaskan                Mendengarkan dan
                      penyebab      penyakit      memperhatikan
                      remathoid arthritis
                     Menjelaskan       tanda    Mendengarkan dan
                      dan gejala penyakit         memperhatikan
                      remathoid arthritis        Mendengarkan dan
                     Menjelaskan                 memperhatikan
                      penanganan         pada
                      penyakit    remathoid      Mendengarkan dan
                      arthritis                   memperhatikan
                     Menjelaskan
                      pencegahan penyakit
                      remathoid arthritis


                                                                              37
3    Penutup            Tanya jawab          Bertanya      dan           10
                                               menjawab                   menit
                        Menutup         dan  Menjawab salam
                         mengucapkan salam



F. KRITERIA EVALUASI
    1. Evaluasi Standar
          Kesiapan       pengunjung/pasien   Puskesmas     Darusalam   mengikuti
           penyuluhan tentang penyakit remathoid arthritis
          Media dan alat dipahami.
          Tempat sesuai dengan kegiatan.
    2. Evaluasi Proses
          Kegiatan      penyuluhan    dilakukan   sesuai   dengan   waktu   yang
           direncanakan.
          Perawat pengunjung/pasien Puskesmas Darusalam kooperatif dan aktif
           dalam mengikuti penyuluhan.
    3. Evaluasi Akhir
       Setelah mengikuti penyegaran maka pengunjung/pasien Puskesmas
       Darusalam akan dapat:
          Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit remathoid arthritis
          Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit remathoid arthritis
          Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit remathoid
           arthritis
          Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit remathoid
           arthritis
          Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit remathoid arthritis




                                                                               38
MATERI PENYULUHAN
                            REUMATOID ARTHRITIS


A. Defenisi
         Reumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang
dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang
menyebabkan kerusakan pada tulang, sendi, ankilosis, dan deformitas. (Suzanne,
CS, 2002).


B. Etiologi
         Sampai sekarang ini masih belum diketahui, tetapi ada yang mengatakan
karena hal-hal dibawah ini. Yang kesemuanya belum merupakan bukti yang
nyata.
    1. Faktor Keturunan dan Lingkungan
         Terjalin hubungan yang erat antara HLA-DW4 dengan arthritis reumatoid
         seropositif. Hubungan ini menunjukkan bahwa penderita memiliki resiko
         4 kali lebih mudah terserang penyakit ini.
   2. Pengaruh Hormon dan Seks
         Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang
         arthritis reumatoid dibandingkan dengan pria. Hormon estrogen sangat
         penting untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen
         mengakibatkan lebih banyak penghancuran tulang daripada pembentukan
         tulang. Keadaan ini mempercepat dan memperberat penyakit srthritis
         reumatoid.
    1. Adanya Infeksi
         Infeksi dibagian persendian akibat bakteri, mikoplasma atau koloni jamur,
         dan virus bisa meniumbulkan sakit yang terjadi secara mendadak.
         Biasanya, disertai juga dengan tanda-tanda peradangan, seperti panas,
         nyeri, bengkak dan gangguan fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan
         gejala yang khas sebagai tanda timbulnya arthritis reumatoid.




                                                                                 39
2. Munculnya Heat Shock Protein (HSP)
        Heat shock protein merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang
        muncul sebagai bentuk respon tubuih yang sedang mengalami stres.
        Namun, keberadaan protein ini justru akan memicu terjadinya arthritis
        reumatoid.
    3. Adanya Radikal Bebas
        Radikal bebas seperti superoksida dan lipid peroksidase akan merangsang
        keluarnya prostaglandin. Adanya prostaglandin akan menimbulkan rasa
        nyeri, peradangan, dan pembengkakan.
    4. Pengaruh Usia
        Umur 35-45 tahun lebih rentan terhadap penyakit rematik jenis ini,
        meskipun secara umum arthritis reumatoid terjadi pada kelompok umur
        20-60 tahun.


C. Manifestasi Klinis
        Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan. Namun ini tidak
harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. oleh karena memiliki gambaran
klinis yang bervariasi.
        Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American
Reumatism Assosiation) untuk menegakkan diagnosis.
    1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffnes)
        Penderita merasa kaku dari mulai bangun tidur sampai sekurang-
        kurangnya 2 jam, bahkan kadang-kadang sampai jam 11 siang rasa kaku
        tersebut mulai bekurang.
    2. Pembengkakan jaringan lunak sendi (soft tissue swelling) bukan
        pembesaran tulang (hyperostosis) belangsung sekurang-kurangnya 6
        minggu.
    3. Nyeri pada sendi yang terkena bila digerakkan (joint tenderness on
        moving) sekurang-kurangnya didapati pada satu sendi.
    4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-
        kurangnya pada sebuah sendi yang lain.




                                                                             40
5. Poli artritis yang simetris dan serentak (symmetrical poliartritis
       simultaneously). Serentak disini diartikan jarak antara rasa sakit pada satu
       sendio disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu.
   6. Didapati adanya nodulus Reumatikus subkutan.
   7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang-
       kurangnya dengan klasifikasi.
   8. Tes faktor rema positif (Rheuma factor test positif).
   9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin positif).
   10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari
       yang disebut dibawah ini.
           Villi hypertropi
           Proliferasi jaringan sinovial
           Adanya pusat-pusat / kelompok sel yang mati (central necrose)
           Deposit-deposit / timbunan sel fibrin.
           Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak.


   Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema
   (Reumatoid nodule) sekurang-kurangnya 3 dari yang disebut dibawah ini :
   1. Adanya daerah-daerah sel yang mati yang terletak ditengah-tengah.
   2. Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk
       gambaran jeruji sepeda.
   3. Didapati sel fibrosis dibagian tepinya.
   4. Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun.


     Sebenarnya masih ada 20 lagi yang tergolong pengecualian yang tidak
termasuk Reumatoid arthritis misalnya :
   1. Bila ada tanda rash yang khas (butterfly formation) pada SLE.
   2. Jelas adanya skleroderma.
   3. Adanya gambaran demam reumatik dan sebagainya.




                                                                                41
Berdasarkan kriteria yang diatas diadakanlah pembagian kelas anatara
lain:
    5. Classical RA         :   Bila didapat sekurang-kurangnya 7 dari 11 kriteria.
    6. RA defenit           :   Bila didapati 5 kriteria tersebut.
    7. Probably RA          :   Bila hanya 3 kriteria saja
    8. Possible RA          :   Bila hanya 1 kriteria.


        Sering penderita mulai mengeluh rasa sakit dan pembengkakan pada
sendi-sendi (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan
bengkak yang khas pada pergelangan tangan bagian dorsal. Pikirkan kemungkinan
Reumatoid terlebih dahulu lebih-lebih bila simetris.


D. Klasifikasi
        Penderita arthritis reumatoid dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:
    4. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid, tetapi selanjutnya
        dapat sembuh secara sempurna.
    5. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid sepanjang hidup,
        tetapi sesekali diselingi kesembuhan yang sifatnya singkat.
    6. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid secara progresif
        yaitu disertai dengan penurunan fungsi sendi pada setiap kali terjadi
        serangan rematik.


        Wanita lebih sering menderita rematik jenis ini dibandingkan pria,
perbandingannya 3 : 1. Keadaan ini berkaitan dengan peristiwa menopause yang
tidak dialami pria.




                                                                                 42
E. Patofisiologi

 Perubahan berhubungan dengan usia:
    Menurunnya autoimun.
    Kartilago sebagai pelumas sendi
    berkurang.
    Kekuatan otot berkurang.                         Pengaruh      Negatif    Dari
    Perubahan struktur tulang.
    Penurunan mekanisme proliferasi                  Fungsi-Fungsi           Yang
    tulang.                                          Terganggu:
                                                        Pembengkakan jaringan
                                                         lunak sendi.
                                                        Kerentanan peningkatan
                                                         suhu tubuh.
                                                        Peradangan pada sendi-
                                                         sendi.
                                                        Berkurangnya respon
                                                         adaptif terhadap aktvitas
                                                         yang berlebih.
                                                        Kelainan bentuk pada
                                                         sendi/kontraktur.
                                                        Menurunnya kekuatan
                                                         otot.
 Faktor Resiko:
    Asam urat                                           Meningkatnya
    Obesitas dan cidera                                  kerentanan terhadap
    Konsumsi lemak berlebihan                            cidera.
    Kebiasaan diet yang mengandung
    lemak hewani.
    Kurang beraktivitas


(Miller, 1995)




F. Pemeriksaan Diagnostik
    1. Pemeriksaan Patologi Anatomi
        Terlihat adanya hipertropi dari villi pada sendi, penebalan jaringan
        sinovial, adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan
        fibrosit dan pusat-pusat nekrosis. Semuanya menghasilkan pembengkakan
        sendi yang amat nyeri dalam keadaan diam maupun bila digerakkan.
        Pembentukan pannus yang cepat akan menerobos tulang rawan sendi,
        periost sehingga pada akhirnya sendi tersebut dengan pannus yang


                                                                             43
berlapis-lapis, maka lambat laun merupakan anyaman yang saling bertaut
      sehingga pada akhirnya timbul ankilosis. Proses penerobosan ini akan
      berlangsung terus kedalam tulang sehingga pada suatu saat tulang jadi
      rapuh dan hancur. Akibatnya timbul deformitas, subluksasi bahkan
      destruksi yag hebat.
      Akibat ini pula otot-otot disekitar sendi tidak digunakan lagi dan timbul
      “Disused athropy”. Akhirnya penderita kan cacat, dan sendi-sendi
      besarnya juga akan mengalami ankilosis.


   2. Pemeriksaan Laboratorium
         Test faktor reuma (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA
          terutama bila Ranya masih aktif.
         C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya.
         Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA.
         Sering dijumpai lekositosis.
         Anemia akibat adanya inflamasi yang kronis. Disini pemberian Fe per-
          oral atau suntikan tidak akan menolong.
         Pada hitung jenis lekosit, polimorfonuklear persentasenya Meninggi.
         Kadar albumin serum turun dan globulin naik.
         Pada pemeriksaan X-Ray semua sendi dapat terkena, tapi biasanya
          yang sering metatarsofalangeal dan biasanya simetris. Disamping itu
          sendi sakroiliaka juga sering terkena.


   3. Pemeriksaan Radiologik
      Didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada
      sensi yang terkena.


G. Penatalaksanaan
      Penatalaksanaan penderita Reumatoid arthritis dibagi atas :
   1. Medikamentosa
   2. Fisioterapi
   3. Pembedahan


                                                                               44
4. Psikoterapi


   Tujuan pengobatan pada Reumatoid arthritis :
5. Mencegah deformitas.
6. Menghilangkan rasa sakit.
7. Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup secara bias baik
   dirumah maupun di tempatkerja, terutama mengataasi keperluan-
   keperluan dirinya sehari-hari.
8. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi.


MEDIKAMENTOSA
Pengobatan ini dibagi atas beberapa kelompok antara lain :
a. Golongan obat simtomatik. Simple analgesic (paracetamol, aminopirin);
   anti inflamasi nonsteroid (indomestin, fenil butazon, sodium diklofenak);
   anti inflamasi golongan steroid (prednison).
b. Golongan obat yang mempengaruhi perjalanan penyakitnya (obat-obat
   remitif/ remitive agent : Immuno suppresant; obat sitostatika; alkylating
   agent; chelating agent; anti malaria; antelmintik.


Pengobatan secara simtomatik
Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit penderita, artinya hanya rasa
sakitnya saja yang dikurangi.


Pengobatan secara remitif
Obat ini lebih bermanfaat bagi penderita namun tergolong jenis obat yang
lambat kerjanya. Biasanya diperlukan waktu beberapa bulan pengobatan guna
mencapai kadar yang dikehendaki dalam darah agar mempunyai pengobatan.


PENGOBATAN FISIOTERAPI
Pengobatan ini memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan
pengobatan medikamentosa. Disini pencegahan terhadap cacat yang lebih
lanjut dan pencegahan kecacatan dan bila sudah terjadi cacat, dicoba


                                                                         45
dilakukan rehabilitasi bila masih memungkinkan. Sebaiknya dimulai
    fisioterapi segera setelah sendi mulai berkurang sakitnya atau sudah minimal.
    Bila tidak juga berhasil, mungkin diperlukan pertimbangan untuk tindakan
    operatif.


    PENGOBATAN PEMBEDAHAN
    Bila berbagai cara pengobatan sudah dilakukan namun belum berhasil juga,
    dan alasan untuk tindakan operatif cukup kuat, maka dilakukanlah pengobatan
    pembedahan. Jenis pengobatan ini umumnya bersifat ortopedik.


    PSIKOTERAPI
    Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan
    untuk berobat dan dukungan pada mental penderita supaya dapat menghadapi
    diri dan penyakitnya.
    Penderita diberi penjelasan bahwa penderita akan tetap dapat melakukan
    tugas-tugas sosial yang dihadapinya terutama untuk mancari nafkah, bila
    penderita berobat dengan tekun. Dan yang penting tidak mengantungkan
    hidupnya pada orang lain (jadi beban, terutama keluarga).


   X.     H. Pencegahan
        Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya
hidup modern dan pola           makan yang kurang sehat, maka cara
pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat
negatif tersebut.
Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan konsumsi lemak)
agar tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang tepat mencegah
arthritis.
Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air putih 10 gelas per hari
sangat dianjurkan untuk mendukung kelancaran metabolisme tubuh
menghindari gejala rematik yang cukup mengganggu kesehatan.




                                                                              46
I. Obat Tradisional
   1. Ramuan I (Jahe)
            Jahe 2 jari tangan, kayu manis 1 jari tangan, kencur 10 biji, cengkeh 10 biji,
            air 3 gelas.
            Jahe dan kencur dicuci bersih lalu dikupas dan diiris tipis.
            Cengkeh dan kayu manis dicuci bersih kemudian dicampurkan dengan jahe
            dan kencur yang telah diiris halus serta air sebanyak 3 gelas.
            Kemudian semua bahan direbus sampai air rebusan bersisa 1 gelas.
            Air rebusan diminum 3 kali sehari sebanyak 1 gelas. Air rebusan dapat
            ditambah dengan madu atau gula batu agar tidak terlalu pahit.


   2.   Ramuan III (Daun Singkong)
        5 lembar daun singkong, 15 gram jahe, kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan
        ditambahkan air secukupnya, diaduk lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit


   3.   Ramuan II (Buah Makota Dewa)
            Sebanyak 2 buah makota dewa diiris tipis tetapi tidak mengenai bijinya,
            kemudian dijemur sampai kering.
            Setelah kering diambil sebanyak ukuran 1 buah utuh untuk direbus dengan
            air sebanyak 3 gelas sampai hasilnya hingga 1 gelas
            Selanjutnya hasil yang satu gelas diminum 3 kali sehari.
            Bisa digunakan sebagai pengganti bubuk teh karena baunya wangi.


   4. Ramuan IV (Daun Belimbing Wuluh)
        100 gram daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkah, 15 biji merica dicuci
        lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya kemudian aduk. Setelah itu
        oleskan pada bagian yang sakit.


   5. Ramuan V (KUMIS KUCING)
         Seluruh bagian tumbuhan segar secukupnya. Dicuci bersih lalu ditumbuk
            halus. Hasil tumbukan ditempelkan dibagian yang sakit lalu dibalut.
         Ramuan lainnya adalah kumis kucing secukupnya direbus dengan air bersih
            beberapa menit. Kemudian dalam keadaan hangat-hangat disiramkan sedikit
            demi sedikit pada bagian yang sakit.

                                                                                        47
5. Ramuan VI ( PUTRI MALU)
   Akar 154 gram direndam dalam 500 ml arak putih selama 2-3 minggu. Ramuan
   digunakan sebagai obat gosok.



7. Ramuan VII (KEJI BELING)
   7-10 lembar daun keji beling yang tua dicuci bersih, tanaman putri malu dicuci
   bersih, kemudian di rebus bersama tanaman putri malu kemudian direbus
   dengan 3 gelas air hingga menjadi 2 gelas. Kemudian di minum seperti air putih.


8. Ramuan VIII (SIDAGURI)
   Semua bagian sidaguri kering sebanyak 60 gam direbus dengan 4 gelas air sisa
   2 gelas. Air rebusan dimunim 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.


9. Ramuan IX (SEMBUNG)
   Daun dan batang segar masing-masing 20-30 gram, direbus dengan 6 gelas
   hingga menjadi 3 gelas. Diminum 3 kali sehari-masing-masing 1 gelas.




                                                                                48
DAFTAR PUSTAKA

Charles J Reeves, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC
Herdi Sibuea et al, 1992, Ilmu Penyakit Dalam, jakarta : rumah sakit PGI Tjikini,
    FKUI
http : //www.artritis.Net./link/artritis.html
http : //www.tabloidnova.com/articles.asp?id=850
http : //www.suara merdeka.com
Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media
    Aesculapius FK UI
Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
    Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC
Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah
    Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC
Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004
    http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm
Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan
    Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal-
    page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006




                                                                              49

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
Askep diabetes mellitus AKPER PEMDA MUNA
 
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas AnakNutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
Nutrition Care Process (NCP) Obesitas Anak
 
Obesitas.ppt
Obesitas.pptObesitas.ppt
Obesitas.ppt
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
Kasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensiKasus stroke hipertensi
Kasus stroke hipertensi
 
Penilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamilPenilaian status gizi ibu hamil
Penilaian status gizi ibu hamil
 
Makalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikumMakalah ulkus peptikum
Makalah ulkus peptikum
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2Kasus saluran cerna atas 2
Kasus saluran cerna atas 2
 
Kasus anemia
Kasus anemiaKasus anemia
Kasus anemia
 
Dkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas dDkmb kelompok 2 kelas d
Dkmb kelompok 2 kelas d
 
Pola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada DiabetesPola Makan Pada Diabetes
Pola Makan Pada Diabetes
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Diabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansiaDiabetes mellitus pada lansia
Diabetes mellitus pada lansia
 
Materi iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi burukMateri iii tatalaksana gizi buruk
Materi iii tatalaksana gizi buruk
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
Kelompok 3 (diet pada penyakit lambung)
 
Kasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atasKasus saluran cerna atas
Kasus saluran cerna atas
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 

Destaque

Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidKANDA IZUL
 
Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
 Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis. Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.pjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitaspjj_kemenkes
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaKANDA IZUL
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
 
Askep gerontik rini print
Askep gerontik rini printAskep gerontik rini print
Askep gerontik rini printDwi Kristiarini
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)Feny Kartika
 
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI10 Langkah Mudah Perbanyak ASI
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI24hourparenting
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1dinie novianty
 

Destaque (14)

Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
 Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis. Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
Asuhan keperawatan Rheumatoid arthritis.
 
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
151642549 satuan-acara-penyuluhan-ssj
 
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan AktifitasAsuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Aktifitas
 
Makalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansiaMakalah atritis reumatoid pada lansia
Makalah atritis reumatoid pada lansia
 
KTI keperawatan
KTI keperawatan KTI keperawatan
KTI keperawatan
 
Judul kti keperawatan
Judul kti keperawatanJudul kti keperawatan
Judul kti keperawatan
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
Diet untuk-anak
Diet untuk-anakDiet untuk-anak
Diet untuk-anak
 
Askep gerontik rini print
Askep gerontik rini printAskep gerontik rini print
Askep gerontik rini print
 
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
tatalaksana Gizi Penyakit anemia (NCP)
 
REMATHOID ARTRITIS
REMATHOID ARTRITISREMATHOID ARTRITIS
REMATHOID ARTRITIS
 
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI10 Langkah Mudah Perbanyak ASI
10 Langkah Mudah Perbanyak ASI
 
Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1Rheumatoid arthritis 1
Rheumatoid arthritis 1
 

Semelhante a Rematoid artritis lansia

Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisWidya Pratiwi
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxRidoniJoy
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidawangsw
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptxcetakpsb
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisDheni Subenk
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapipotterkumaidi
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinfernleaf4
 
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaaklinikanugerah2021
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxmonakhusnul1
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Fariz Fadhly
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritisSujana Pkm
 

Semelhante a Rematoid artritis lansia (20)

7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid ArthritisLaporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
Laporan Pendahuluan Rheumatoid Arthritis
 
ASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptxASKEP Gerontik.pptx
ASKEP Gerontik.pptx
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Makalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoidMakalah arthritis rheumatoid
Makalah arthritis rheumatoid
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx264904680-Lp-RematiK.docx
264904680-Lp-RematiK.docx
 
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptxPPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA  QESYA.pptx
PPT GANGGUAN SISTEM GERAK PADA MANUSIA QESYA.pptx
 
Osteoarthritis
OsteoarthritisOsteoarthritis
Osteoarthritis
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritisPatologi anatomi slide_osteoarthritis
Patologi anatomi slide_osteoarthritis
 
Ra
RaRa
Ra
 
Asuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletalAsuhan gangguan muskuloskeletal
Asuhan gangguan muskuloskeletal
 
Askep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapiAskep lansia dg ra&terapi
Askep lansia dg ra&terapi
 
370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx370504081-Lp-Rematik.docx
370504081-Lp-Rematik.docx
 
Rematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarinRematik usia lanjut final pp mandarin
Rematik usia lanjut final pp mandarin
 
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
 
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptxKEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
KEL 4 RHEUMATOID ARTHRITIS.pptx
 
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
Pleno skenario 5 blok dms kelompok 11
 
Osteo artritis
Osteo artritisOsteo artritis
Osteo artritis
 

Mais de heri damanik

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziheri damanik
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanheri damanik
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaheri damanik
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanheri damanik
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularheri damanik
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleheri damanik
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarakheri damanik
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingaleheri damanik
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokheri damanik
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinheri damanik
 
Pengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratPengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratheri damanik
 

Mais de heri damanik (20)

Penyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergiziPenyuluhan personal higin makanan bergizi
Penyuluhan personal higin makanan bergizi
 
Hiv aids smu
Hiv aids smuHiv aids smu
Hiv aids smu
 
Dm bab 1 5
Dm bab 1 5Dm bab 1 5
Dm bab 1 5
 
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urbanAsuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
Asuhan keperawatan komunitas masyarakat urban
 
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansiaAsuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
Asuhan keperawatan komunitas kelompok khusus lansia
 
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilanAsuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
Asuhan keperawatan ante partum pada ny t bab 1 5,kehamilan
 
Askep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menularAskep komunitas penyakit menular
Askep komunitas penyakit menular
 
Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5Askep ge bab 1 5
Askep ge bab 1 5
 
Uks
UksUks
Uks
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Riset keperawatan
Riset keperawatanRiset keperawatan
Riset keperawatan
 
Prosedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sampleProsedur pengambilan sample
Prosedur pengambilan sample
 
Puskesmas
PuskesmasPuskesmas
Puskesmas
 
Pengkajian
PengkajianPengkajian
Pengkajian
 
Pengkajian katarak
Pengkajian katarakPengkajian katarak
Pengkajian katarak
 
4a florence nightingale
4a florence nightingale4a florence nightingale
4a florence nightingale
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Proposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompokProposal terapi aktivitas kelompok
Proposal terapi aktivitas kelompok
 
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin
 
Pengertian air dan syarat
Pengertian air dan syaratPengertian air dan syarat
Pengertian air dan syarat
 

Rematoid artritis lansia

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN LANDASAN TEORI REUMATHOID ARTHRITIS I. Defenisi Reumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang, sendi, ankilosis dan deformitas. (Suzanne, CS, 2002). II. Etiologi Sampai sekarang ini masih belum diketahui, tetapi ada yang mengatakan karena hal-hal dibawah ini. Yang kesemuanya belum merupakan bukti yang nyata. 1. Faktor Keturunan dan Lingkungan Terjalin hubungan yang erat antara HLA-DW4 dengan arthritis reumatoid seropositif. Hubungan ini menunjukkan bahwa penderita memiliki resiko 4 kali lebih mudah terserang penyakit ini. 2. Pengaruh Hormon dan Seks Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang arthritis reumatoid dibandingkan dengan pria. Hormon estrogen sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen mengakibatkan lebih banyak penghancuran tulang dari pada pembentukan tulang. Keadaan ini mempercepat dan memperberat penyakit arthritis reumatoid. 3. Adanya Infeksi Infeksi dibagian persendian akibat bakteri, mikoplasma atau koloni jamur, dan virus bisa meniumbulkan sakit yang terjadi secara mendadak. Biasanya disertai juga dengan tanda-tanda peradangan seperti panas, nyeri, bengkak dan gangguan fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan gejala yang khas sebagai tanda timbulnya arthritis reumatoid. 1
  • 2. 4. Munculnya Heat Shock Protein (HSP) Heat shock protein merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang muncul sebagai bentuk respon tubuh yang sedang mengalami stres. Namun keberadaan protein ini justru akan memicu terjadinya arthritis reumatoid. 5. Adanya Radikal Bebas Radikal bebas seperti superoksida dan lipid peroksidase akan merangsang keluarnya prostaglandin. Adanya prostaglandin akan menimbulkan rasa nyeri, peradangan, dan pembengkakan. 6. Pengaruh Usia Umur 35-45 tahun lebih rentan terhadap penyakit rematik jenis ini, meskipun secara umum arthritis reumatoid terjadi pada kelompok umur 20-60 tahun. III. Manifestasi Klinis Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan. Namun ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. Oleh karena memiliki gambaran klinis yang bervariasi. Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism Assosiation) untuk menegakkan diagnosis. 1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffnes) penderita merasa kaku dari mulai bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 2 jam, bahkan kadang- kadang sampai jam 11 siang rasa kaku tersebut mulai berkurang. 2. Pembengkakan jaringan lunak sendi (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang (hyperostosis) belangsung sekurang-kurangnya 6 minggu. 3. Nyeri pada sendi yang terkena bila digerakkan (joint tenderness on moving) sekurang-kurangnya didapati pada satu sendi. 4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang-kurangnya pada sebuah sendi yang lain. 2
  • 3. 5. Poli artritis yang simetris dan serentak (symmetrical poliartritis simultaneously). Serentak disini diartikan jarak antara rasa sakit pada satu sendio disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu. 6. Didapati adanya nodulus Reumatikus subkutan. 7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang- kurangnya dengan klasifikasi. 8. Tes faktor rema positif (Rheuma factor test positif). 9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin positif). 10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang disebut dibawah ini. Villi hypertropi Proliferasi jaringan sinovial Adanya pusat-pusat / kelompok sel yang mati (central necrose) Deposit-deposit / timbunan sel fibrin. Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak. 11. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema (Reumatoid nodule) sekurang-kurangnya 3 dari yang disebut dibawah ini : Adanya daerah-daerah sel yang mati yang terletak ditengah-tengah. Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk gambaran jeruji sepeda. Didapati sel fibrosis dibagian tepinya. Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun. Sebenarnya masih ada 20 lagi yang tergolong pengecualian yang tidak termasuk reumatoid arthritis misalnya : Bila ada tanda rash yang khas (butterfly formation) pada SLE. Jelas adanya skleroderma. Adanya gambaran demam reumatik dan sebagainya. 3
  • 4. Berdasarkan kriteria yang diatas, diadakanlah pembagian kelas antara lain : 1. Classical RA : Bila didapat sekurang-kurangnya 7 dari 11 kriteria. 2. RA defenit : Bila didapati 5 kriteria tersebut. 3. Probably RA : Bila hanya 3 kriteria saja 4. Possible RA : Bila hanya 1 kriteria. Sering penderita mulai mengeluh rasa sakit dan pembengkakan pada sendi- sendi (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang khas pada pergelangan tangan bagian dorsal. Pikirkan kemungkinan Reumatoid terlebih dahulu lebih-lebih bila simetris. IV. Klasifikasi Penderita arthritis reumatoid dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid, tetapi selanjutnya dapat sembuh secara sempurna. 2. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid sepanjang hidup, tetapi sesekali diselingi kesembuhan yang sifatnya singkat. 3. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid secara progresif yaitu disertai dengan penurunan fungsi sendi pada setiap kali terjadi serangan rematik. Wanita lebih sering menderita rematik jenis ini dibandingkan pria, perbandingannya 3 : 1. Keadaan ini berkaitan dengan peristiwa menopause yang tidak dialami pria. 4
  • 5. V. Patofisiologi Perubahan berhubungan dengan usia: Menurunnya autoimun. Kartilago sebagai pelumas sendi berkurang. Kekuatan otot berkurang. Perubahan struktur tulang. Pengaruh Negatif Dari Fungsi- Penurunan mekanisme proliferasi Fungsi Yang Terganggu: tulang.  Pembengkakan jaringan lunak sendi.  Kerentanan peningkatan suhu tubuh.  Peradangan pada sendi-sendi.  Berkurangnya respon adaptif terhadap aktvitas yang berlebih.  Kelainan bentuk pada sendi/kontraktur.  Menurunnya kekuatan otot.  Meningkatnya kerentanan Faktor Resiko: terhadap cidera. Asam urat Obesitas dan cidera Konsumsi lemak berlebihan Kebiasaan diet yang mengandung lemak hewani. Kurang beraktivitas (Miller, 1995) VI. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Patologi Anatomi Terlihat adanya hipertropi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat nekrosis. Semuanya menghasilkan pembengkakan sendi yang amat nyeri dalam keadaan diam maupun bila digerakkan. Pembentukan pannus yang cepat akan menerobos tulang rawan sendi, periost sehingga pada akhirnya sendi tersebut dengan pannus yang 5
  • 6. berlapis-lapis, maka lambat laun merupakan anyaman yang saling bertaut sehingga pada akhirnya timbul ankilosis. Proses penerobosan ini akan berlangsung terus kedalam tulang sehingga pada suatu saat tulang jadi rapuh dan hancur. Akibatnya timbul deformitas, subluksasi bahkan destruksi yag hebat. Akibat ini pula otot-otot disekitar sendi tidak digunakan lagi dan timbul “Disused athropy”. Akhirnya penderita kan cacat, dan sendi-sendi besarnya juga akan mengalami ankilosis. 2. Pemeriksaan Laboratorium a. Test faktor reuma (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama bila Ranya masih aktif. b. C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya. c. Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA. d. Sering dijumpai lekositosis. e. Anemia akibat adanya inflamasi yang kronis. Disini pemberian Fe per-oral atau suntikan tidak akan menolong. f. Pada hitung jenis lekosit, polimorfonuklear persentasenya meninggi. g. Kadar albumin serum turun dan globulin naik. h. Pada pemeriksaan X-Ray semua sendi dapat terkena, tapi biasanya yang sering metatarsofalangeal dan biasanya simetris. Disamping itu sendi sakroiliaka juga sering terkena. 3. Pemeriksaan Radiologik Didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sendi yang terkena. VII. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita reumatoid arthritis dibagi atas : 6
  • 7. 1. Medikamentosa 2. Fisioterapi 3. Pembedahan 4. Psikoterapi Tujuan pengobatan pada reumatoid arthritis : 1. Mencegah deformitas. 2. Menghilangkan rasa sakit. 3. Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup secara biasa baik dirumah maupun di tempat kerja, terutama mengataasi keperluan- keperluan dirinya sehari-hari. 4. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi. MEDIKAMENTOSA Pengobatan ini dibagi atas beberapa kelompok antara lain : a Golongan obat simtomatik. Simple analgesic (paracetamol, aminopirin); anti inflamasi nonsteroid (indomestin, fenil butazon, sodium diklofenak); anti inflamasi golongan steroid (prednison). b Golongan obat yang mempengaruhi perjalanan penyakitnya (obat-obat remitif/ remitive agent : Immuno suppresant; obat sitostatika; alkylating agent; chelating agent; anti malaria; antelmintik. Pengobatan secara simtomatik Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit penderita, artinya hanya rasa sakitnya saja yang dikurangi. Pengobatan secara remitif Obat ini lebih bermanfaat bagi penderita namun tergolong jenis obat yang lambat kerjanya. Biasanya diperlukan waktu beberapa bulan pengobatan guna mencapai kadar yang dikehendaki dalam darah agar mempunyai pengobatan. 7
  • 8. PENGOBATAN FISIOTERAPI Pengobatan ini memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan pengobatan medikamentosa. Disini pencegahan terhadap cacat yang lebih lanjut dan pencegahan kecacatan dan bila sudah terjadi cacat, dicoba dilakukan rehabilitasi bila masih memungkinkan. Sebaiknya dimulai fisioterapi segera setelah sendi mulai berkurang sakitnya atau sudah minimal. Bila tidak juga berhasil, mungkin diperlukan pertimbangan untuk tindakan operatif. PENGOBATAN PEMBEDAHAN Bila berbagai cara pengobatan sudah dilakukan namun belum berhasil juga, dan alasan untuk tindakan operatif cukup kuat, maka dilakukanlah pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini umumnya bersifat ortopedik. PSIKOTERAPI Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk berobat dan dukungan pada mental penderita supaya dapat menghadapi diri dan penyakitnya. Penderita diberi penjelasan bahwa penderita akan tetap dapat melakukan tugas-tugas sosial yang dihadapinya terutama untuk mancari nafkah, bila penderita berobat dengan tekun. Dan yang penting tidak mengantungkan hidupnya pada orang lain (jadi beban, terutama keluarga). VIII. PENCEGAHAN Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya hidup modern dan pola makan yang kurang sehat, maka cara pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat negatif tersebut. Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan konsumsi lemak) agar tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang tepat mencegah arthritis. Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air putih 10 gelas perhari sangat dianjurkan untuk mendukung kelancaran metabolisme tubuh menghindari gejala rematik yang cukup mengganggu kesehatan. 8
  • 9. ASUHAN KEPERAWATAN REUMATHOID ARTHRITIS PENGKAJIAN Data tergantung pada keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, ginjal), tahapan (misalnya : eksaserbasi akut atau remisi) dan keberadaan bersama-sama bentuk artritis lainnya. a. Aktivitas/istirahat  Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, kekakuan di pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, kelebihan.  Tanda: Malaise, keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit, kontraktur/kelainan pada sendi dan otot. b. Kardiovaskuler  Gejala: Fenomena Raynaud jari tangan/kaki (misalnya : pucat intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal ) c. Integritas Ego  Gejala : faktor-faktor stres akut/kronis (misalnya : finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusan, dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan). Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi, (misalnya : ketergantungan pada orang lain) d. Makanan dan cairan  Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/mengkonsumsi makanan/cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan untuk mengunyah.  Tanda : Penurunan BB, kekerigan pada membran mukosa 9
  • 10. e. Higiene  Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi, ketergantungan orang lain. f. Neurosensori  Gejala : kebas, kesemutuan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.  Tanda : pembengkakan pada sendi simetris g. Nyeri kenyamanan  Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama di pagi hari). h. Keamanan  Gejala : kulit mengkilat. Tegang, nodul subkutaneus, lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga. Demam ringan menetap. Kekeringan pada mata dan membran mukosa. i. Interaksi sosial  Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga/orang lain, perubahan peran, isolasi. j. Penyuluhan dan pembelajaran  Gejala : riwayat pada keluarga ( pada awitan remaja). Penggunaan makanan kesehatan, vitanmin. Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis. 10
  • 11. PRIORITAS KEPERAWATAN 1. Menghilangkan nyeri 2. Meningkatkan mobilisasi 3. Memberikan informasi mengenai [proses penyakit/prognosis dan keperluan pengobatan. DIAGNOSA, TUJUAN, INTERVENSI DAN RASIONAL KEPERAWATAN Diagnosa keperawatan I Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi, dekstruksi sendi ditandai dengan adanya keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, nerfokus pada diri sendiri/penyempitan fokus, perilaku distraksi/respon autonomik, perilaku yang bersifat hati-hati dan melindungi diri. Tujuan /kriteria hasil : Nyeri hilang atau terkontrol dengan kriteria :  Pasien terlihat rileks, dapat tidur/istirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas yang sesuai  Mengikuti program yang telah dianjurkan  Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan dalam kontrol program nyeri. 11
  • 12. Intervensi keperawatan Rasional Mandiri Kaji keluhan nyeri, lokasi, intensitas Membantu dalam menentukan (skala 1-10). Catat faktor-faktor yang manajemen nyeri dan memperberat sakit mengevaluasi keefektifan program Ajarkan pasien mengambil posisi yang Untuk membatiasi nyeri dan nyaman pada waktu tidur atau duduk cedera sendi di kursi. Tingkatkan istirahat Anjurkan pasien untuk sering merubah Untuk mencegah terjadinya nyeri posisi dan hindari gerakan yang dan kekakuan menyentak Anjurkan pasien mandi air hangat pada Panas meningkatkan relaksasi waktu bangun dan mengompres sendi otot dan mobilitas, menurunkan yang sakit beberapa kali sehari rasa sakit dan kekakuan pada pagi hari Anjurkan massage yang lembut Meningkatkan relaksasi /mengurangi ketegangan otot Anjurkan mengkonsumsi obat Membantu klien untuk tradisional menentukan tindakan alternatif yang tepat untuk mengatasi nyeri Kolaborasi Kolaborasi/rujuk pasien mendapatkan Sebagai anti inflamasi dan efek obat-obatan yang sesuai petunjuk, analgesik untuk mengurangi misalnya: asetil salisilat, NSAID kekakuan dan meningkatkan mobilitas. 12
  • 13. Diagnosa keperawatan 2 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri, ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot, ditandai dengan keengganan untuk bergerak, membatasi rentang, ketidakseimbangan koordinasi, penurunan kekuatan otot/ kontrol dan massa. Tujuan /kriteria hasil : Pasien akan mempertahankan fungsi posisi dengan tidak adanya pembatasan, tidak terjadi kontraktur, pasien dapabm,endemonstrasikan tehnik perilaku yang memungkinkan untuk melakukan aktivitas. Intervensi keperawatan Rasional Mandiri Kaji tingkat gangguan mobilitas Menentukan intervensi yang tepat Pertahankan istirahat/tirah baring, duduk. Istirahat sistemik dianjurkan Jadwalkan aktivitas untuk memberikan untuk mencegah kelelahan, periode istirahat dan tidur malam yang mempertahankan kekuatan. tidak terganggu Bantu dengan rentang gerak aktif adan Mempertahankan dan pasif, latihan resistif dan isometrik jika meningkatkan fungsi sendi. memungkinkan. Ubah posisi dengan sering Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi Gunakan bantal kecil dan tipis dibawah Mencegah leher fleksi Dorong pasien mempertahankan posisi Memaksimalkan fungsi sendi, tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan mempertahankan mobilitas Berikan lingkungan yang nyaman Menghindari cedera akibat misalnya : menaikkan kursi kecelakaan /jatuh Anjurkan pada keluarga untuk Menghindari cedera akinat memodifikasi lingkungan rumah kecelakaan/ jatuh. 13
  • 14. Diagnosa keperawatan 3 Gangguan kebutuhan tidur berhubungan dengan perubahan siklus tidur ditandai dengan sulit tidur dimalam hari dan membutuhkan waktu yang lama untuk dapat tertidur, tidur pada siang hari selama ± 2 jam untuk mengganti tidur yang kurang dimalam hari. Tujuan/kriteria hasil : Gangguan tidur dapat diminimalkan dengan kriteria hasil :  Tetap istirahat selama masih diperlukan  Kuantitas tidur bertambah adekuat Intervensi keperawatan Rasional Mandiri Modifikasi lingkungan misalnya Meningkatkan kemampuan untuk mengatur suhu ruangan, menciptakan tidur lingbkungan yang tenang, mematikan lampu yang tidak perlu. Ajarkan keluarga untuk memberikan Sentuhan terapeutik sangat tindakan kenyamanan seperti gosokan membantu teruatama pada klien punggung, pijatan ringan dengan stress dan emosi serta fisik yang bisa mempengaruhi tidur Ajarkan klien mengkonsumsi makanan Asam amino triptophan yang mengandung magnesium, asam membantu mengeluarkan amino triptophan, dan kalsium serotonin sehingga memudahkan tidur. Fungsi magnesium adalah merelaksasikan otot sedangkan kalsium derdampak “calming effect” yang menenangkan pikiran Ajarkan klien untuk menghindari Dapat mamicu insomnia, kafein 14
  • 15. minuman yang berkafein, berolkohol, dapat meningkatkan kerja jantung dan menghisap rokok pada saat sehingga mengganggu proses menjelang tidur. tidur. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi Zat gizi tersebut dapat memacu karbohidrat kompleks seperti roti, pengeluaran serotonin yaitu suatu krekles neurotransmitter yang merangsang kantuk. Anjurkan klien untuk menghindari Gula dan sirup bersifat makanan dengan berbumbu meningkatkan gula darah menyengat, karbohidrat sederhana sehingga akan mengganggu tidur. (gula, sirup), makanan berpengawet MSG memunculkan reaksi (makanan kaleng, MSG), keju, coklat, stimulan sedangkan keju, coklat sayur bayam dan tomat menjelang dan sayur bayam serta tomat tidur. mengandung piramin yang merangsang keluarnya nor epineprin. Diagnosa keperawatan 4 Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis,dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan interpretasi, informasi ditandai dengan pasien meminta informasi, kesalahan konsep, tidak tepat mengikuti instruksi/terjadinya komplikasi dapat dicegah . Tujuan /kriteria hasil : Pasien akan menunjukkan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan, mengembangkan rencana perawatan diri, memodifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas/ pembatasan aktivitas. 15
  • 16. Intervensi keperawatan Rasional Mandiri Kaji pengetahuan klien tentang Memberikan pengetahuan panyakit, prognosis dan harapan masa dimana pasien dapat membuat yang akan datang. pilihan berdasarkan informasi. Diskusikan kebiasaan pasien dalam Tujuan kontrol penyakit untuk penatalaksanaan proses sakit melalui menekan inflamasi diet, obat-obatan, latihan dan istirahat Bantu dalam merencanakan jadwal Untuk mengurangui terjadinya/ aktivitas terintegrasi yang realistis, bertambahnya nyeri akibat stres istirahat, manajemen stres yang meningkat. Tekankan pentingnya melanjutkan Keuntungan dari terapi obat- manajemen farmakologis obatan bergantung dari ketepatan dosis Rekomendasikan penggunaan aspirin. Untuk meminimalkan iritasi pada gaster, mengurangi resiko perdarahan. Tinjau pentingnya diet yang seimbang Meningkatkan perasaan sehat dengan makan makanan yang banyak dan perbaikan degenerasi mengandung vitamin, protein dan zat jaringan besi. Anjurkan pasien obesitas untuk Penurunan berat badan akan menurunkan berat badan dan berikan mengurangi nyeri, terutama informasi penurunan berat badan pinggul, lutut, pergelangan sesuai kebutuhan. kaki, telapak kaki. 16
  • 17. DAFTAR PUSTAKA Charles J Reeves, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC Herdi Sibuea et al, 1992, Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta : rumah sakit PGI Tjikini, FKUI http : //www.artritis.Net./link/artritis.html http : //www.tabloidnova.com/articles.asp?id=850 http : //www.suara merdeka.com Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media Aesculapius FK UI Miller, Carol A. 1995. Nursing care of Older Adult. Second edition. Philadelphia: JB Lippincot Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004 http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal- page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006 17
  • 18. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN DX NO KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI 1 Nyeri akut/ kronik Nyeri hilang. Selidiki keluhan nyeri; catat lokasi nye berhubungan dengan Dengan kriteria hasil : dan intensitas (skala 0 - 10). Catat fakto peningkatan asam urat Klien terlihat yang mempercepat dan tanda-tanda ras yang memicu rileks sakit non-verbal. pembentukan kristal. Dapat beristirahat Anjurkan pasien untuk mandi air hang dan tidur atau mandi pancuran pada waky Berpartisipasi bangun dan atau pada waktu tidur. dalam aktivitas Sediakan waslap untuk mengkompre sesuai kemampuan sendi-sendi yang sakit beberapa ka sehari. Berikan massage lembut. Dorong penggunaan teknik massase. Berikan es atau kompres dingin jik dibutuhkan. 2 Resiko tinggi Gangguan mobilitas Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingk gangguan mobilitas fisik tidak terjadi. inflamasi/ rasa sakit pada sendi. fisik berhubungan Dengan kriteria hasil dengan nyeri dan Klien dapat Berikan lingkungan yang aman. penurunan kekuatan mempertahankan atau Demontrasikan/ bantu tekni otot. meningkatkan pemindahan dan penggunaan bantua kekuatan dan fungsi mobilitas. dari dan atau Bantu dengan rentang gerak aktif/ pasi kompensasi bagian demikian juga latihan resistif da tubuh. isometrik jika memungkinkan. 18
  • 19. Dorong pasien mempertahankan postu tegak dan duduk tinggi berdiri da berjalan. 3 Kurang pengetahuan Klien dapat mengerti Tinjau proses penyakit, prognosis da mengenai remathoid akan penyakitnya. harapan masa depan. artritis berhubungan Dengan kriteria hasil : dengan kurangnya Menunjukan Diskusikan kebiasaan pasien dalam kebutuhan informasi pemahaman penatalaksanaan proses penyakit melalu dan kesalahan tentang kondisi/ diet, obat-obatan dan program di interpretasi informasi. prognosis seimbang, latihan dan istirahat. perawatan Tekankan pentingnya melanjutka Mengembangkan manajemen farmakoterapeutik. rencana untuk Dorong pasien obesitas untu perawatan diri, menurunkan BB dan berikan informa termasuk penurunan BB sesuai kebutuhan. modifikasi gaya Tinjau pentingnya diet yang seimban hidup yang dengan makanan yang banya konsisten mengandung vitamin, protein dan z besi. Bantu dalam merencanakan jadw aktifitas terintegrasi yang realisti istirahat, perawatan pribadi, pemberia obat-obatan, terapi fisik dan manajema stress. 4 Resiko Cedera tidak terjadi. Kaji kemampuan secara fungsional tinggi terjadinya injuri Ciptakan lingkungan dan penerangan yan berhubungan dengan cukup. kelemahan ditandai Anjurkan pada keluarga untuk meneman dengan klien klien dalam perawatan lansia mengaakan sering 19
  • 20. nyeri pada kaki bila Libatkan anggota keluarga dalam terlalu banyak perawatan lansia. berjalan dan terlalu lama berdiri, klien mengatakan kalau terlalu lelah ia duduk untuk istirahat dan klien tampak lemah CATATAN PERKEMBANGAN Ny. R DX. HARI/ NO KEPERAWATAN TANGGAL IMPLEMENTASI 1. Nyeri akut/ kronik Jumat Mengkaji keluhan nyeri, tingkat/ skala dan berhubungan dengan 12-05-2006 durasi nyeri. peningkatan asam Mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam) urat yang memicu dan teknik distraksi (pengalihan perhatian) pembentukan kristal Memantau vital sign. Menganjurkan klien untuk massage atau menggunakan kompres hangat pada daerah yang nyeri. 20
  • 21. 2 Kurang pengetahuan Senin Meninjau proses penyakit, prognosis dan S mengenai 15-05-2006 harapan masa depan. berhubungan dengan Mendiskusikan kebiasaan pasien dalam kurangnya penatalaksanaan proses penyakit melalui kebutuhan program diet seimbang, obat-obatan dan latihan informasi dan dan istirahat. kesalahan Memberikan informasi mengenai pengertian, interpretasi penyebab, tanda dan gejala penyakit rematik. informasi. Menjelaskan cara pengobatan secara tradisional, yaitu membuat ramuan yang dapat diminum setiap hari. Memotivasi klien untuk mencoba ramuan yang 21
  • 22. telah diajarkan 3 Selasa Mengevaluasi / memantau tingkat inflamasi/rasa 16-05-2006 sakit pada sendi Resiko tinggi Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya gangguan mobilitas lingkungan yang nyaman bagi klien fisik berhubungan Mengajarkan klien teknik pemindahan dan dengan nyeri dan penggunaan bantuan mobilitas. penurunan kekuatan Mendorong klien untuk mempertahankan postur otot. tegak dan teknik duduk yang nyaman. A 4 Selasa Mengkaji tingkat kemampuan aktivitas klien 16-05-2006 Menganjurkan keluarga selalu membantu klien Resiko tinggi dalam pemenuhan kebutuhannya terjadinya injuri Menganjurkan keluarga untuk menciptakan berhubungan dengan lingkungan yang nyaman bagi klien dan dengan kelemahan ditandai pencahayaan yang cukup. dengan klien mengaakan sering nyeri pada kaki bila terlalu banyak berjalan dan terlalu 22
  • 23. lama berdiri, klien mengatakan kalau terlalu lelah ia duduk untuk istirahat dan A klien tampak lemah 5 Sabtu Mengkaji/ mengevaluasi keluhan nyeri, tingkat/ 20-05-2006 skala dan durasi nyeri. Nyeri akut/ kronik Mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam) berhubungan dengan dan teknik distraksi (pengalihan perhatian) peningkatan asam Memantau vital sign. urat yang memicu Menganjarkan klien massage dan penggunaan pembentukan kristal kompres hangat pada daerah yang nyeri. Mengajarkan pada klien teknik mengurangi nyeri dengan amuan tradisional. 6 Selasa Mengevaluasi / memantau tingkat inflamasi/ 23-05-2006 rasa sakit pada sendi Resiko tinggi Menjelaskan pada keluarga tentang pentingnya gangguan mobilitas lingkungan yang aman 23
  • 24. fisik berhubungan Mengajarkan klien rentang gerak aktif dan gerak dengan nyeri dan pasif. penurunan kekuatan Mendorong klien untuk mempertahankan postur otot. tegak dan teknik duduk yang nyaman. Menganjurkan klien untuk lebih banyak mengkonsumsi buah dan sayur serta mengatur pola makan yang sesuai bagi klien. A 7 Jumat 26-05-2006 Kurang pengetahuan Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga mengenai remathoid tentang remathoid arthritis artritis berhubungan Meninjau proses penyakit, prognosis dan dengan kurangnya harapan masa depan. kebutuhan Mendiskusikan kebiasaan pasien dalam informasi dan penatalaksanaan proses penyakit melalui diet, kesalahan obat-obatan dan program diet seimbang, latihan interpretasi dan istirahat. informasi Memberi kesempatan klien dan keluarga bertanya bila ada yang kurang jelas 24
  • 25. 8 Selasa 30-05-2006 Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga Kurang pengetahuan tentang gizi untuk remathoid arthritis A mengenai remathoid Menjelaskan pengertian gizi artritis berhubungan Menjelaskan macam-macam zat gizi yang dengan kurangnya dibutuhkan oleh lansia kebutuhan Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk informasi dan dikonsumsi lansia kesalahan Menjelaskan makanan yang dipantang/ tidak interpretasi dianjurkan untuk lansia informasi Memberi kesempatan klien dan keluarga bertanya bila ada yang kurang jelas 9 Kamis 01-06-2006 Mengkaji/ mengevaluasi keluhan nyeri, tingkat/ A skala dan durasi nyeri. Nyeri akut/ kronik Memantau vital sign. berhubungan dengan Menganjurkan klien dan keluarga tetap peningkatan asam melakukan penanganan nyeri dengan pengaturan urat yang memicu pola makan, aktifitas edan istirahat dan obet- pembentukan kristal obetan tradisional 10 Kamis 01-06-2006 Mengkaji/ mengevaluasi tingkat kemampuan aktivitas klien Resiko tinggi 25
  • 26. terjadinya injuri Menganjurkan keluarga selalu membantu klien berhubungan dengan dalam pemenuhan kebutuhannya kelemahan Menganjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien dan dengan pencahayaan yang cukup. Berpamitan melakukan proses terminasi A 26
  • 27. IX. PRE PLANNING PENYULUHAN GIZI UNTUK LANSIA DENGAN REUMATHOID ARTRITIS A. Latar Belakang Makan merupakan bagian dari ritme biologis tubuh yang berfungsi memenuhi kebutuhan nitrisi dalam hal ini zat gizi guna mengembalikan daya tahan dan stamina tubuh. Kebutuhan nutrisi bervariasi pada masing masing orang, tetapi pada umumnya proses penyerapan zat nutrisi/gizi menurun seiring dengan bertambahnya usia hal ini dapat disebabkan banyak faktor yang salah satunya dengan bertambahnya usia maka fungsi dari organ-organ saluran pencernaaan juga mengalami penurunan sehingga proses pencernaan makanan baik secara mekanik dan kimia juga mengalami penurunan. Pada lansia khususnya yang mengalami penyakit remathoid atritis salah satu faktor yang berpengaruh dalam prosespenyembuhan dan pencegahan penyakit adalah gizi atau nutrisi yang dikonsumsi karena dengan mengkonsumsi makanan yang tepat dapat mencegah dan meringankan penyakit remathoid artritis. Pemberian gizi yang seimbang dan benar dapat meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan sistim kekebalan tubuh terutama pada lansia yang sudah mulai mengalami penurunan fungsi fisiologis tubuh. B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah melakukan penyuluhan pada lansia binaan dan keluarga lansia, diharapkan dapat memahami konsep gizi seimbang untuk lansia. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah melakukan penyuluhan gizi untuk binaan, lanisa binaan dan keluarga diharapkan mampu : a. Menyebutkan definisi gizi b. Menyebutkan macam-macam zat gizi c. Menyebutkan manfaat dari masing-masing zat gizi d. Menyebutkan makanan untuk penderita rhematoid artritis 27
  • 28. C. Manfaat Kegiatan ini diharapkan mampu melibatkan dan mengarahkan keluarga lansia dan lansia binaan dalam memahami kebutuhan gizi untuk lanisa dengan rhematoid artritis. D. Pokok Bahasan Gizi untuk lansia dengan remathoid artritis E. Sub Pokok Bahasan 1. Definisi gizi 2. Macam-macam zat gizi 3. Manfaat dari masing-masing zat gizi 4. Makanan untuk penderita rhematoid artritis F. Sasaran Lansia binaan dan keluarga lansia binaan. G. Metode Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi. H. Waktu dan Tempat Penyuluhan 1. Hari/tanggal : Senin, 29 Mei 2006 2. Waktu : 11.00 – 11.30 WIB 3. Tempat : Rumah Ny. R, Jl. Bajak II H Gg. Nasional no.25 Lingk. IX Kel. Harjosari II Kec. Medan Amplas Medan. I. Media Penyuluhan 1. Lembar balik 2. Booklet 28
  • 29. J. Pelaksanaan Kegiatan NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA MEDIA WAKTU 1 Pembukaan - Memberi - Menjawab 3 menit salam. salam. - Menjelaskan - Mendengarkan tujuan, dan manfaat dan memperhatikan cakupan . materi. 2 Kegiatan Inti - Menjelaskan - Mendengarkan Lembar 20 menit definis gizi dan balik memperhatikan - Menjelaskan - Memperhatikan macam- dan menyimak. macam zat gizi - Menjelas - Mendengarkan manfaat dari dan masing- memperhatikan masing zat . gizi - Menjelaskan - Memperhatikan makanan dan menyimak. untuk penderita rhematoid artritis - Memberikan - Bertanya jika kesempatan ada hal yang untuk kurang jelas. bertanya jika ada yang kurang jelas. 3 Penutup - Mengevaluasi - Menjawab Leaflet 7 menit pengetahuan pertanyaan. Booklet keluarga lansia dan lansia binaan. - Menyimpulka - Mendengarkan n materi yang dan telah memperhatikan disampaikan. - Memberi - Menjawab salam. salam 29
  • 30. K. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Kesiapan mahasiswa memberikan materi penyuluhan. b. Media dan alat memadai. c. Setting sesuai dengan kegiatan. 2. Evaluasi Proses a. Pelaksanaan preplanning sesuai dengan alokasi waktu. b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dengan aktif. c. Peserta penyuluhan menanyakan tentang hal hal yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi. 3. Evaluasi Hasil a. Peserta mampu menjawab 80% pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada saat evaluasi. L. Referensi Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004 http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan masyarakat. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal- page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006 http://www.massage-tools.com/stres-relief.htm http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/1203/13/hikmah/lainnya3.htm http://unisosdem.org/article_detail.php?aid=3483&coid=2&caid=42&gid=5 30
  • 31. MATERI GIZI UNTUK LANSIA DENGAN REMATHOID ARTRITIS A. Definisi Gizi dapat didefenisikan sebagai proses dimana organisme menggunakan makanan. Makanan merupakan bahan organic yang diklasifikasikan menjadi 3 kelompok: Protein, Karbohidrat, Lemak, kesemuanya dapat ditemukan pada hewan atau bahan sayur-sayuran. Walaupun demikian, zat gizi termasuk setiap bahan yang memberikan gizi atau yang dapat digunakan oleh tubuh, misalnya: air, vitamin dan garam mineral. B. Jenis-Jenis Zat Gizi Zat-zat gizi yang perlu dikonsumsi setiap orang setiap hari adalah sebagai berikut: 1. Sumber tenaga/karbohidrat Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi setiap orang, karbohidrat dapat diperoleh dari makanan yang mengandung tepung seperti: nasi, roti, ubi, jagung dan kentang. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh. Sumber-sumber karbohidrat: Beras, gandum, ubi, jagung dan kentang. Fungsi Karbohidrat: Hampir semua karbohidrat diit pada akhirnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Beberapa karbohidrat yang ada digunakan untuk sintesis dari sejumlah senyawa pengatur. a. Energi b. Aksi pencadangan protein c. Pengaturan metabolisme lemak d. Peranan dalam fungsi gastrointestinal 2. Protein 31
  • 32. Diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan jaringan tubuh yang rusak sehingga mengakibatkan lamban pulihnya suatu kerusakan jaringan tubuh. Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan seseorang karena fungsi utamanya sebagai zat pembangun dan pengatur disamping sebagai bahan bakar tubuh. Bahan makanan yang mengandung protein digolongkan menjadi dua golongan yaitu bahan makanan sumber protein hewani dan bahan makanan sumber protein nabati. Bahan makanan dari hewani nilai proteinnya lebih tinggi dari pada nabati, karena kandungan asam amino sebagai molekul pembentuk protein lebih lengkap susunannya. Oleh karena itu bahan makanan dari hewani merupakan sumber protein yang baik dan sempurna. Contoh protein nabati adalah tempe, tahu. Dan golongan kacang-kacangan serta biji-bijian. Sedangkan protein hewani contohnya ikan, telur, daging dll. 3. Lemak Seperti karbohidrat lemak merupakan senyawa karbon ,hydrogen dan oksigen.tetapi proporsi oksigen lebih rendah. Lemak termsuk senyawa minyak-minyakan dan bahan mirip lemak yang mempunyai rasa minyakdan tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic tertentu seperti eter,alcohol dan benzen. Terdapat banyak asam lemak yang ditemukan dalam alam yang berbeda dalam jumlah atom karbon dan ikatan ganda yang dikandungnya. Mereka adalah asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Fungsi Lemak Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi setiap setiap gram lemak jika dioksidasi menghasilkan sekitar sembilan kalori. Lemak berfungsi untuk mempermudah absorbsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu: vitamin A,D,E,dan K. Lemak memberikan rasa makanan yang menyenangkan dan memberi perasaan kenyang karena kecepatan pengosongan dari lambung dikaitkan dengan kandungan lemaknya. 32
  • 33. 4. Vitamin Dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Biasa ditemukan dalam sayur-sayuran segar dan buah-buahan segar 5. Mineral Antara lain : Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian. Jika seseorang kekurangan kalsium, maka akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis menurunnya fungsi tubuh memproduksi sel darah merah. C. Pedoman Menu bagi Penderita Remathoid Atritis Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya hidup modern dan pola makan yang kurang sehat, maka cara pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat negatif tersebut. Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan konsumsi lemak) agar tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang tepat mencegah arthritis. Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air putih 10 gelas per hari sangat dianjurkan untuk mendukung kelancaran metabolisme tubuh menghindari gejala rematik yang cukup mengganggu kesehatan. Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi lansia: 33
  • 34. 1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi. 2. Makanan dapat diberikan 4-6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan lansia. Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing, dan ingin muntah. 3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape. 4. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti air jeruk, air tomat dan sari wortel. Penting untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu hipertensi. 5. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan. 6. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan mengakibatkan mual dan muntah. 7. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi. Makanan yang dianjurkan bagi lansia 1. Perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur-sayuran segar yang kaya akan antioksidan. 2. Minum susu yang mengandung kalsium tinggi dan yang mengandung rendah lemak. 3. Perbanyak minum air putih minimal 10 gelas perhari. 34
  • 35. Makanan yang sebaiknya dihindari : 1. Kopi atau minuman berkafein, mengisap rokok atau minum minuman beralkohol. Kafein dapat meningkatkan denyut jantung, alkohol menguras Vit B yang memdukung sistem syaraf dan nikotin bersifat neurostimulan yang justru membangkitkan semangat 2. Makanan dengan bumbu menyengat, karbohidrat sederhana (gula, sirup), makanan berpengawet dan makanan kaleng. 3. MSG (Monosodiumglutamate) sebaiknya dihindari karena memunculkan reaksi stimulan. 4. Makanan yang mengandung purin tinggi misalnya jeroan, emping melinjo, bayam, remis, kepiting, durian, kacang-kacangan yang dikeringkan, dan lain-lain. Contoh Pola Menu Bagi Lansia JADWAL MAKAN CONTOH MENU MAKANAN Pagi hari 1 gelas susu (2 sendok makan susu bubuk + gula) Roti + satu butir telur 1 potong buah (pisang kepok) Jam 10 pagi  1 gelas sari buah/ jus  Kue Siang hari o 10 sendok makan nasi putih o 1 potong besar ikan/ daging/ ayam o 1 mangkuk sayur o 1 potong buah Jam 4 sore  1 gelas bubur Malam hari  10 sendok makan nasi putih  1 potong ikan/ daging/ ayam  Sayur secukupnya  1 potong buah Menjelang tidur  1 gelas susu (2 sendok makan susu bubuk) 35
  • 36. PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ARTHRITIS RHEUMATOID A. LATAR BELAKANG Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh perawat pada saat Praktek Belajar Lapangan di Lingkungan IX terhadap Ny. R yang menderita Remathoid Artritis mengatakan bahwa ia sering merasa nyeri pada pinggang dan lutut kakinya, lebih terasa bila terlalu banyak berjalan atau terlalu lama berdiri. Dan utukmeringankan keluhan nyeriklien istirahat duduk sambil memijit kakinya dengan balsem dan sekali-kali merendam kakinya dengan air hangat. Berdasarkan hal diatas perawat ingin memberikan penyuluhan kesehatan mengenai remathoid artritis agar klien dan keluarga lebih mengerti dan dapat melakukan perawatan pada remathoid artritis. B. TUJUAN 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 20 menit, diharapkan lansia dan keluarga akan mampu memahami dan menanggulangi penyakit Arthritis rheumatoid. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Arthritis rheumatoid selama 20 menit, lansia mampu : a. Menjelaskan pengertian Arthritis rheumatoid b. Menjelaskan peyebab Arthritis rheumatoid c. Menjelaskan tanda dan gejala Arthritis rheumatoid d. Menjelaskan penatalaksanaan Arthritis rheumatoid e. Menjelaskan diet penderita Arthritis rheumatoid f. Menjelaskan obat-obatan tradisional Arthritis rheumatoid dan cara pengolahannya. C. MATERI 1. Pengertian Arthritis rheumatoid 36
  • 37. 2. Penyebab Arthritis rheumatoid 3. Tanda dan gejala Arthritis rheumatoid 4. Penatalaksanaan Arthritis rheumatoid 5. Diet penderita Arthritis rheumatoid 6. Obat-obatan tradisional Arthritis rheumatoid dan cara pengolahannya. D. METODE 1. Ceramah 2. Diskusi / Tanya jawab E. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN 1. Hari/ Tangga : Jumat/ 26 Mei 2006 2. Waktu : 11.00 Wib – selesai 3. Tempat : Gg. Nasional Bajak II H Lingk IX Kelurahan Harjosari II Medan Amplas E. PELAKSANAAN No Kegiatan Pendidik Peserta Waktu 1 Pembukaan  Memberi salam  Menjawab salam 5 menit  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan dan memperhatikan 2 Kegiatan  Menjelaskan  Mendengarkan dan 15 menit inti pengertian penyakit memperhatikan remathoid arthritis  Menjelaskan  Mendengarkan dan penyebab penyakit memperhatikan remathoid arthritis  Menjelaskan tanda  Mendengarkan dan dan gejala penyakit memperhatikan remathoid arthritis  Mendengarkan dan  Menjelaskan memperhatikan penanganan pada penyakit remathoid  Mendengarkan dan arthritis memperhatikan  Menjelaskan pencegahan penyakit remathoid arthritis 37
  • 38. 3 Penutup  Tanya jawab  Bertanya dan 10 menjawab menit  Menutup dan  Menjawab salam mengucapkan salam F. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi Standar  Kesiapan pengunjung/pasien Puskesmas Darusalam mengikuti penyuluhan tentang penyakit remathoid arthritis  Media dan alat dipahami.  Tempat sesuai dengan kegiatan. 2. Evaluasi Proses  Kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.  Perawat pengunjung/pasien Puskesmas Darusalam kooperatif dan aktif dalam mengikuti penyuluhan. 3. Evaluasi Akhir Setelah mengikuti penyegaran maka pengunjung/pasien Puskesmas Darusalam akan dapat:  Menjelaskan kembali tentang pengertian penyakit remathoid arthritis  Menjelaskan kembali tentang penyebab penyakit remathoid arthritis  Menjelaskan kembali tentang tanda dan gejala penyakit remathoid arthritis  Menjelaskan kembali tentang penanganan pada penyakit remathoid arthritis  Menjelaskan kembali tentang pencegahan penyakit remathoid arthritis 38
  • 39. MATERI PENYULUHAN REUMATOID ARTHRITIS A. Defenisi Reumatoid arthritis adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang dikarakteristikkan oleh kerusakan dan proliferasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang, sendi, ankilosis, dan deformitas. (Suzanne, CS, 2002). B. Etiologi Sampai sekarang ini masih belum diketahui, tetapi ada yang mengatakan karena hal-hal dibawah ini. Yang kesemuanya belum merupakan bukti yang nyata. 1. Faktor Keturunan dan Lingkungan Terjalin hubungan yang erat antara HLA-DW4 dengan arthritis reumatoid seropositif. Hubungan ini menunjukkan bahwa penderita memiliki resiko 4 kali lebih mudah terserang penyakit ini. 2. Pengaruh Hormon dan Seks Perempuan dengan hormon estrogennya lebih berpeluang terserang arthritis reumatoid dibandingkan dengan pria. Hormon estrogen sangat penting untuk menjaga kepadatan tulang. Kekurangan hormon estrogen mengakibatkan lebih banyak penghancuran tulang daripada pembentukan tulang. Keadaan ini mempercepat dan memperberat penyakit srthritis reumatoid. 1. Adanya Infeksi Infeksi dibagian persendian akibat bakteri, mikoplasma atau koloni jamur, dan virus bisa meniumbulkan sakit yang terjadi secara mendadak. Biasanya, disertai juga dengan tanda-tanda peradangan, seperti panas, nyeri, bengkak dan gangguan fungsi. Infeksi dan peradangan merupakan gejala yang khas sebagai tanda timbulnya arthritis reumatoid. 39
  • 40. 2. Munculnya Heat Shock Protein (HSP) Heat shock protein merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang muncul sebagai bentuk respon tubuih yang sedang mengalami stres. Namun, keberadaan protein ini justru akan memicu terjadinya arthritis reumatoid. 3. Adanya Radikal Bebas Radikal bebas seperti superoksida dan lipid peroksidase akan merangsang keluarnya prostaglandin. Adanya prostaglandin akan menimbulkan rasa nyeri, peradangan, dan pembengkakan. 4. Pengaruh Usia Umur 35-45 tahun lebih rentan terhadap penyakit rematik jenis ini, meskipun secara umum arthritis reumatoid terjadi pada kelompok umur 20-60 tahun. C. Manifestasi Klinis Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan. Namun ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan. oleh karena memiliki gambaran klinis yang bervariasi. Sebagai pedoman umum yang dipakai kriteria dari ARA (American Reumatism Assosiation) untuk menegakkan diagnosis. 1. Adanya rasa kaku pada pagi hari (morning stiffnes) Penderita merasa kaku dari mulai bangun tidur sampai sekurang- kurangnya 2 jam, bahkan kadang-kadang sampai jam 11 siang rasa kaku tersebut mulai bekurang. 2. Pembengkakan jaringan lunak sendi (soft tissue swelling) bukan pembesaran tulang (hyperostosis) belangsung sekurang-kurangnya 6 minggu. 3. Nyeri pada sendi yang terkena bila digerakkan (joint tenderness on moving) sekurang-kurangnya didapati pada satu sendi. 4. Nyeri pada sendi bila digerakkan (pada sendi terkena), sekurang- kurangnya pada sebuah sendi yang lain. 40
  • 41. 5. Poli artritis yang simetris dan serentak (symmetrical poliartritis simultaneously). Serentak disini diartikan jarak antara rasa sakit pada satu sendio disusul oleh sendi yang lain harus kurang dari 6 minggu. 6. Didapati adanya nodulus Reumatikus subkutan. 7. Didapati adanya kelainan radiologik pada sendi yang terkena, sekurang- kurangnya dengan klasifikasi. 8. Tes faktor rema positif (Rheuma factor test positif). 9. Pengendapan mucin yang kurang pekat (poor mucin positif). 10. Didapati gambaran histologik pada jaringan sinovial sedikitnya 3 dari yang disebut dibawah ini. Villi hypertropi Proliferasi jaringan sinovial Adanya pusat-pusat / kelompok sel yang mati (central necrose) Deposit-deposit / timbunan sel fibrin. Adanya sebukan sel-sel radang menahun dan mendadak. Didapati gambaran histologik yang khas dari sayatan melintang benjolan rema (Reumatoid nodule) sekurang-kurangnya 3 dari yang disebut dibawah ini : 1. Adanya daerah-daerah sel yang mati yang terletak ditengah-tengah. 2. Dikelilingi dengan sel-sel yang berproliferasi yang berjajar membentuk gambaran jeruji sepeda. 3. Didapati sel fibrosis dibagian tepinya. 4. Adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun. Sebenarnya masih ada 20 lagi yang tergolong pengecualian yang tidak termasuk Reumatoid arthritis misalnya : 1. Bila ada tanda rash yang khas (butterfly formation) pada SLE. 2. Jelas adanya skleroderma. 3. Adanya gambaran demam reumatik dan sebagainya. 41
  • 42. Berdasarkan kriteria yang diatas diadakanlah pembagian kelas anatara lain: 5. Classical RA : Bila didapat sekurang-kurangnya 7 dari 11 kriteria. 6. RA defenit : Bila didapati 5 kriteria tersebut. 7. Probably RA : Bila hanya 3 kriteria saja 8. Possible RA : Bila hanya 1 kriteria. Sering penderita mulai mengeluh rasa sakit dan pembengkakan pada sendi-sendi (jari tangan) dimulai sendi metakarpofalangeal dan disertai dengan bengkak yang khas pada pergelangan tangan bagian dorsal. Pikirkan kemungkinan Reumatoid terlebih dahulu lebih-lebih bila simetris. D. Klasifikasi Penderita arthritis reumatoid dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu: 4. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid, tetapi selanjutnya dapat sembuh secara sempurna. 5. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid sepanjang hidup, tetapi sesekali diselingi kesembuhan yang sifatnya singkat. 6. Penderita yang mengalami serangan arthritis reumatoid secara progresif yaitu disertai dengan penurunan fungsi sendi pada setiap kali terjadi serangan rematik. Wanita lebih sering menderita rematik jenis ini dibandingkan pria, perbandingannya 3 : 1. Keadaan ini berkaitan dengan peristiwa menopause yang tidak dialami pria. 42
  • 43. E. Patofisiologi Perubahan berhubungan dengan usia: Menurunnya autoimun. Kartilago sebagai pelumas sendi berkurang. Kekuatan otot berkurang. Pengaruh Negatif Dari Perubahan struktur tulang. Penurunan mekanisme proliferasi Fungsi-Fungsi Yang tulang. Terganggu:  Pembengkakan jaringan lunak sendi.  Kerentanan peningkatan suhu tubuh.  Peradangan pada sendi- sendi.  Berkurangnya respon adaptif terhadap aktvitas yang berlebih.  Kelainan bentuk pada sendi/kontraktur.  Menurunnya kekuatan otot. Faktor Resiko: Asam urat  Meningkatnya Obesitas dan cidera kerentanan terhadap Konsumsi lemak berlebihan cidera. Kebiasaan diet yang mengandung lemak hewani. Kurang beraktivitas (Miller, 1995) F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Patologi Anatomi Terlihat adanya hipertropi dari villi pada sendi, penebalan jaringan sinovial, adanya sebukan sel-sel radang mendadak dan menahun, jaringan fibrosit dan pusat-pusat nekrosis. Semuanya menghasilkan pembengkakan sendi yang amat nyeri dalam keadaan diam maupun bila digerakkan. Pembentukan pannus yang cepat akan menerobos tulang rawan sendi, periost sehingga pada akhirnya sendi tersebut dengan pannus yang 43
  • 44. berlapis-lapis, maka lambat laun merupakan anyaman yang saling bertaut sehingga pada akhirnya timbul ankilosis. Proses penerobosan ini akan berlangsung terus kedalam tulang sehingga pada suatu saat tulang jadi rapuh dan hancur. Akibatnya timbul deformitas, subluksasi bahkan destruksi yag hebat. Akibat ini pula otot-otot disekitar sendi tidak digunakan lagi dan timbul “Disused athropy”. Akhirnya penderita kan cacat, dan sendi-sendi besarnya juga akan mengalami ankilosis. 2. Pemeriksaan Laboratorium  Test faktor reuma (RF), biasanya positif pada 70-80% penderita RA terutama bila Ranya masih aktif.  C-reactive protein; biasanya positif pada penderita RA sejenisnya.  Laju endap darah (LED) biasanya meninggi pada RA.  Sering dijumpai lekositosis.  Anemia akibat adanya inflamasi yang kronis. Disini pemberian Fe per- oral atau suntikan tidak akan menolong.  Pada hitung jenis lekosit, polimorfonuklear persentasenya Meninggi.  Kadar albumin serum turun dan globulin naik.  Pada pemeriksaan X-Ray semua sendi dapat terkena, tapi biasanya yang sering metatarsofalangeal dan biasanya simetris. Disamping itu sendi sakroiliaka juga sering terkena. 3. Pemeriksaan Radiologik Didapati adanya tanda-tanda dekalsifikasi (sekurang-kurangnya) pada sensi yang terkena. G. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penderita Reumatoid arthritis dibagi atas : 1. Medikamentosa 2. Fisioterapi 3. Pembedahan 44
  • 45. 4. Psikoterapi Tujuan pengobatan pada Reumatoid arthritis : 5. Mencegah deformitas. 6. Menghilangkan rasa sakit. 7. Mengusahakan agar dapat tetap bekerja dan hidup secara bias baik dirumah maupun di tempatkerja, terutama mengataasi keperluan- keperluan dirinya sehari-hari. 8. Memperbaiki (mengoreksi) deformitas yang sudah terjadi. MEDIKAMENTOSA Pengobatan ini dibagi atas beberapa kelompok antara lain : a. Golongan obat simtomatik. Simple analgesic (paracetamol, aminopirin); anti inflamasi nonsteroid (indomestin, fenil butazon, sodium diklofenak); anti inflamasi golongan steroid (prednison). b. Golongan obat yang mempengaruhi perjalanan penyakitnya (obat-obat remitif/ remitive agent : Immuno suppresant; obat sitostatika; alkylating agent; chelating agent; anti malaria; antelmintik. Pengobatan secara simtomatik Tidak mempengaruhi perjalanan penyakit penderita, artinya hanya rasa sakitnya saja yang dikurangi. Pengobatan secara remitif Obat ini lebih bermanfaat bagi penderita namun tergolong jenis obat yang lambat kerjanya. Biasanya diperlukan waktu beberapa bulan pengobatan guna mencapai kadar yang dikehendaki dalam darah agar mempunyai pengobatan. PENGOBATAN FISIOTERAPI Pengobatan ini memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dengan pengobatan medikamentosa. Disini pencegahan terhadap cacat yang lebih lanjut dan pencegahan kecacatan dan bila sudah terjadi cacat, dicoba 45
  • 46. dilakukan rehabilitasi bila masih memungkinkan. Sebaiknya dimulai fisioterapi segera setelah sendi mulai berkurang sakitnya atau sudah minimal. Bila tidak juga berhasil, mungkin diperlukan pertimbangan untuk tindakan operatif. PENGOBATAN PEMBEDAHAN Bila berbagai cara pengobatan sudah dilakukan namun belum berhasil juga, dan alasan untuk tindakan operatif cukup kuat, maka dilakukanlah pengobatan pembedahan. Jenis pengobatan ini umumnya bersifat ortopedik. PSIKOTERAPI Biasanya diberikan psikoterapi superficial agar timbul semangat dan keuletan untuk berobat dan dukungan pada mental penderita supaya dapat menghadapi diri dan penyakitnya. Penderita diberi penjelasan bahwa penderita akan tetap dapat melakukan tugas-tugas sosial yang dihadapinya terutama untuk mancari nafkah, bila penderita berobat dengan tekun. Dan yang penting tidak mengantungkan hidupnya pada orang lain (jadi beban, terutama keluarga). X. H. Pencegahan Karena sebagian besar kasus rematik merupakan akibat kerja, gaya hidup modern dan pola makan yang kurang sehat, maka cara pencegahannya dilakukan dengan cara menghindari hal-hal yang bersifat negatif tersebut. Mengatur pola makan dengan seimbang (tidak berlebihan konsumsi lemak) agar tidak kegemukan merupakan salah satu cara yang tepat mencegah arthritis. Olahraga teratur, istirahat cukup dan minum air putih 10 gelas per hari sangat dianjurkan untuk mendukung kelancaran metabolisme tubuh menghindari gejala rematik yang cukup mengganggu kesehatan. 46
  • 47. I. Obat Tradisional 1. Ramuan I (Jahe) Jahe 2 jari tangan, kayu manis 1 jari tangan, kencur 10 biji, cengkeh 10 biji, air 3 gelas. Jahe dan kencur dicuci bersih lalu dikupas dan diiris tipis. Cengkeh dan kayu manis dicuci bersih kemudian dicampurkan dengan jahe dan kencur yang telah diiris halus serta air sebanyak 3 gelas. Kemudian semua bahan direbus sampai air rebusan bersisa 1 gelas. Air rebusan diminum 3 kali sehari sebanyak 1 gelas. Air rebusan dapat ditambah dengan madu atau gula batu agar tidak terlalu pahit. 2. Ramuan III (Daun Singkong) 5 lembar daun singkong, 15 gram jahe, kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya, diaduk lalu dioleskan pada bagian tubuh yang sakit 3. Ramuan II (Buah Makota Dewa) Sebanyak 2 buah makota dewa diiris tipis tetapi tidak mengenai bijinya, kemudian dijemur sampai kering. Setelah kering diambil sebanyak ukuran 1 buah utuh untuk direbus dengan air sebanyak 3 gelas sampai hasilnya hingga 1 gelas Selanjutnya hasil yang satu gelas diminum 3 kali sehari. Bisa digunakan sebagai pengganti bubuk teh karena baunya wangi. 4. Ramuan IV (Daun Belimbing Wuluh) 100 gram daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkah, 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya kemudian aduk. Setelah itu oleskan pada bagian yang sakit. 5. Ramuan V (KUMIS KUCING)  Seluruh bagian tumbuhan segar secukupnya. Dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Hasil tumbukan ditempelkan dibagian yang sakit lalu dibalut.  Ramuan lainnya adalah kumis kucing secukupnya direbus dengan air bersih beberapa menit. Kemudian dalam keadaan hangat-hangat disiramkan sedikit demi sedikit pada bagian yang sakit. 47
  • 48. 5. Ramuan VI ( PUTRI MALU) Akar 154 gram direndam dalam 500 ml arak putih selama 2-3 minggu. Ramuan digunakan sebagai obat gosok. 7. Ramuan VII (KEJI BELING) 7-10 lembar daun keji beling yang tua dicuci bersih, tanaman putri malu dicuci bersih, kemudian di rebus bersama tanaman putri malu kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 2 gelas. Kemudian di minum seperti air putih. 8. Ramuan VIII (SIDAGURI) Semua bagian sidaguri kering sebanyak 60 gam direbus dengan 4 gelas air sisa 2 gelas. Air rebusan dimunim 2 kali sehari masing-masing 1 gelas. 9. Ramuan IX (SEMBUNG) Daun dan batang segar masing-masing 20-30 gram, direbus dengan 6 gelas hingga menjadi 3 gelas. Diminum 3 kali sehari-masing-masing 1 gelas. 48
  • 49. DAFTAR PUSTAKA Charles J Reeves, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, EGC Herdi Sibuea et al, 1992, Ilmu Penyakit Dalam, jakarta : rumah sakit PGI Tjikini, FKUI http : //www.artritis.Net./link/artritis.html http : //www.tabloidnova.com/articles.asp?id=850 http : //www.suara merdeka.com Manjoer A, dkk, 1999, Kapita Selekta kedokteran Jilid 1 Edisi 3, Jakarta: Media Aesculapius FK UI Prince S.A., & Wilson L.M., 1995, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Buku 2 Edisi 4, Jakarta: EGC Smeltzer S.C., & Bare B.G., 2001, Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume 3, Jakarta: EGC Ochie, Diambil tanggal 17 Febuari 2006, Radang Sendi sent on 10-06-2004 http://www.restro.co.id/sehat.php?go?90=sht%2fmenukhusus25.htm Wijayakusuma M.H., 2005, Mengusir Rematik & Asam Urat Tinggi dengan Makanan Sehat , http://ciptapangan.com/tips.detail.php?tips-id=182&detal- page=4 diambil tanggal 17 Febuari 2006 49