SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
hoMELIRIK MASA DEPAN RUMPUT LAUT INDONESIA



                                        Sub-sektor perikanan budidaya nampaknya akan
                                        menjadi barometer pergerakan ekonomi nasional
                                        jika dikelola secara optimal. Seiring dengan target
                                        pencapaian     peningkatan     produksi     perikanan
                                        budidaya yang dicanangkan Kementerian Kelautan
                                        dan Perikanan sampai dengan tahun 2014 sebesar
                                        353 %, merupakan nilai yang dianggap oleh banyak
kalangan terlalu ambisius. Namun melihat potensi yang ada Indonesia bukan tidak mungkin
akan mampu mencapai target tersebut bahkan menjadi produsen perikanan terbesar di
dunia. Salah satu komoditas budidaya laut yang paling memungkinkan untuk digarap secara
maksimal adalah rumput laut Eucheuma cottoni, tahun ini Indonesia mampu menggeser
posisi Philipina sebagai produsen terbesar rumput laut dunia.


Peningkatan Produksi Belum Diimbangi oleh Jaminan Kualitas Produksi

Peningkatan produksi rumput laut masih cukup optimis untuk bisa dicapai mengingat
tingginya daya dukung teknis dan potensi kawasan pengembangan yang masih terbuka luas
untuk dimanfaatkan. Hanya saja , sampai saat ini siklus aquabisnis rumput laut masih
menyisakan masalah yang cukup kompleks antara lain jaminan kualitas produksi DES (dried
eucheuma seaweed) di tingkat pembudidaya yang secara umum masih belum memenuhi
standar eksport, stabilitas harga yang masih fluktuatif dimana 2 (dua) faktor ini yang menjadi
momok bagi keberlangsungan Industri rumput laut. Sebagai gambaran, menurut pengakuan
beberapa trader/eksportir rumput laut di Surabaya secara umum mereka mengeluhkan
kondisi tersebut dan berdampak terhadap cash flow yang ada. Terjadinya loading stock DES
di gudang eksportir dengan kualitas rendah memaksa mereka mengeluarkan biaya
operasional untuk melakukan sortir ulang. Tidak dipungkiri bahwa 80% raw material rumput
laut dalam bentuk DES kita eksport salah satunya ke China, dimana saat ini China
menerapkan standar cukup ketat terhadap produk import DES bukan hanya kadar air tapi
juga umur panen dan SFDM (salt free dry matter). Posisi industri China yang mulai selektif
inilah yang menjadi masalah tersendiri bagi para eksportir mengingat rendahnya kualiitas
DES dari pembudidaya, tidak jarang terjadi loading stock yang berimbas pada penghentian
pembelian sementara dari para pembudidaya. Sudah barang tentu kondisi ini berdampak
pula pada kegiatan usaha para pembudidaya, inilah yang mengakibatkan fluktuasi harga dan
rendahnya posisi tawar DES di tingkat pembudidaya. Menurut analisa saya ada beberapa hal
yang menyebabkan permasalahan di atas :
   1. Belum terbangun kesadaran di tingkat pembudidaya maupun pengepul lokal terhadap
       jaminan mutu produk rumput laut yang dihasilkan. Pengelolaan pasca panen yang
       masih kurang memperhatikan jaminan mutu masih seringkali dilakukan oleh
       pembudidaya di beberapa lokasi. Fenomena yang terjadi adalah bagaimana produk
       bisa terserap pasar dengan harga tinggi tanpa mempertimbangkan mutu produk.
   2. Rantai dan siklus pasar belum terbangun dengan baik. Di sentra-sentra produksi


       Wacana Perikanan Budidaya                                                             1
rumput laut masih seringkali terdapat para spekulan yang merusak stabilitas harga,
       pola kemitraan yang sudah terbangun antara pembudidaya dengan pelaku usaha
       menjadi tidak berjalan dengan kehadiran para spekulan. Fenomena yang terjadi para
       spekulan mengejar target kuota tanpa mengindahkan kualitas produk, padahal harga
       yang diberlakukan sama atau melebihi harga yang berlaku di pasar lokal. Inilah yang
       mempengaruhi "mind set" pelaku utama, yang menganggap bahwa kulaitas adalah
       tidak terlalu penting, toh harga pembelian yang diberlakukan sama dengan rumput
       laut yang kualitasnya baik. Kondisi ini secara tidak mereka sadari akan mengancam
       keberlanjutan usaha mereka, karena peran spekulan pada dasarnya muncul secara
       inseidental, disisi lain pembudidaya sudah kehilangan kepercayaan dari pembeli
       semula.
   3. Belum terbangun pola kemitraan yang kuat secara hukum yang diimbangi dengan
       kuatnya kelembagaan kelompok secara berkelanjutan. Yang terjadi secara umum
       kemitraan masih bersifat alamiah dan tidak mengikat sehingga ke dua belah pihak
       sama-sama tidak mempunyai tanggung jawab dan kontrol yang kuat terhadap
       jaminan kualitas produk maupun stabilitas harga di pasar.
   4. Degradasi kualitas bibit, pada beberapa daerah seperti diakui oleh pembudidaya di
       Lombok Barat bahwa kondisi bibit sudah cukup memprihatinkan sehingga perlu upaya
       untuk mengintroduksi jenis bibit baru yang secara kualitas terjamin.
   5. Kurangnya peran advokasi dari pelaku pembina di daerah terhadap jalannya siklus
       bisnis rumput laut.


Faktor di atas yang teridentifkasi menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga dan rendahnya
kualitas DES di Indonesia sehingga siklus bisnis rumput laut tidak berjalan semestinya.
Beberapa dari kita masih belum seimbang dalam melihat akar permasalahan bisnis rumput
laut. Ketidakseimbangan tersebut terlihat dengan adanya persepsi bahwa bagaimana
mengupayakan produksi dan harga tinggi di tingkat hulu (pembudidaya ) tanpa
mempertimbangkan kondisi yang terjadi di hilir (Industri), padahal pihak industri
membutuhkan jaminan mutu produk untuk menjaga stabilitas usahanya. Kondisi ini yang
mengakibatkan rantai bisnis rumput laut terhambat.


Klaster Aquabisnis Rumput Laut Sebagai Kunci Sukses

Target pencapaian produksi rumput laut yang menjadi target Kementrian KP sebesar 10 juta
ton pada tahun 2014 akan mungkin bisa dicapai, melalui kerjasama dan komitmen semua
stakeholder     mulai   dari   pemerintah     pusat/daerah     sampai   pelaku   utama    secara
berkesinambungan. Sejalan dengan itu kebijakan strategis yang dijadikan senjata ampuh
pemerintah pusat adalah melalui pencanangan program minapolitan melalui pendekatan
klaster. Pendekekatan ini dinilai ampuh dalam mewujudkan pencapaian target di atas. Dalam
pengembangan sumberdaya perikanan klaster minapolitan merupakan bentuk pendekatan
yang   berupa    pemusatan     kegiatan     perikanan   pada   suatu lokasi   tertentu,   dengan
memberdayakan subsistem-subsistem agrobisnis perikanan dari hulu sampai hilir serta jasa
penunjang yang saling mendukung. Konsep inilah yang akan menjamin efesiensi dan
efektifitas kegiatan usaha serta akan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan.


       Wacana Perikanan Budidaya                                                               2
Pengembangan klaster rumput laut pada hakekatnya lebih mengedepankan kemitraan yang
dibangun melalui komunikasi dan implementasi nyata diatara stakeholder secara sinergis dan
saling menguntungkan dengan demikian pengembangan ekonomi local melalui aquabisnis
klaster rumput laut harus menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah melalui
pemberdayaan masyarakat pesisir, peningkatan daya saing kolektif, penciptaan peluang-
peluang baru serta pertumbuhan ekonomi berkesinambungan melalui peningkatan produk
sector perikanan dalam hal ini komoditas rumput laut. Pengembangan klaster aquabisnis
rumput laut dtekankan meliputi pengembangan beberapa ploting kawasan meliputi zona
pembibitan untuk menjamin ketersediaan bibit yang berkualitas, zona budidaya, Zona
penanganan pasca panen untuk menjamin kualitas produk DES yang dihasilkan, serta Zona
pengolahan/industri.


Sudah menjadi hal biasa bahwa posisi tawar produksi rumput laut pada sentra
pengembangan yang sulit dijangkau akan mengalami penurunan dibanding kawasan lain.
Kondisi ini biasa terjadi di Wilayah Indinesia bagian Timur seperti Maluku, Papua dan Maluku
Utara. Siklus pasar yang begitu melelahkan menyebabkan harga di lokasi menjadi turun
drastis, karena memaksa pembeli mengeluarkan biaya tambahan yang cukup tinggi untuk
transportasi. Fenomena ini yang kadang-kadang dikhawatirkan menurunkan animo
masyarakat pembudidaya terutama bagi mereka yang mempunyai pola pikir yang bersifat
instan (un-visible). Padahal kawasan-kawasan tersebut mempunyai potensi pengembangan
yang sangat besar. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka klaster aquabisnis rumput laut
merupakan upaya untuk membangun kawasan budidaya terintegrasi dimana pada kawasan
tersebut memugkinkan terjadinya suplly chain dari hulu ke hilir yang efektif dan efisien
sehingga akan terjadi peningkatan posisi tawar produk di tingkat pembudidaya.


Dalam mewujudkan klater aquabisnis rumput laut, maka beberapa hal yang perlu
ditindaklanjuti, adalah sebagai berikut :


   Perlu optimalisasi peran pemerintah daerah

Harus diakui bahwa secara umum konsep klaster aquabisnis rumput laut sebagai kunci
sukses belum menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan masih dalam tataran wacana.
Padahal potensi pengembangan rumput laut sangat besar dan sangat memungkinkan untuk
ditingkatkan. Pemerintah daerah perlu segera menyusun regulasi yang strategis termasuk
didalamnya penyusunan masterplan, penataan tata ruang wilayah (RTRW) dan penyusunan
RPIJM (Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Menengah) serta dukungan terhadap
kemudahan investasi. Hal ini penting mengingat sumberdaya rumput laut merupakan usaha
yang menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi bagian bagi hajat
hidup masyarakat serta pendorong pergerakan ekonomi local.


Peningkatan produksi rumput laut akan mampu tercapai jika pemanfaatan potensi lahan
dapat     ditingkatkan   melalui   ekstensifikasi    untuk    menciptakan   kawasan-kawasan
pengembangan baru. Pemerintah daerah harusnya melihat kondisi ini sebagai sebuah
peluang yang perlu digarap secara maksimal melalui penerapkan kebijakan strategis mulai
dari    pembinaan   secara   langsung       sampai   dengan   dukungan   penganggaran   guna

        Wacana Perikanan Budidaya                                                          3
mempermudah akses produksi dan pasar secara luas. Penataan dari sisi kelembagaan
kelompok maupun penunjang serta infrastruktur seharusnya menjadi tanggung jawab semua
pihak baik pemerintah maupun swasta, hal ini penting karena merupakan factor penentu
terhadap jalannya siklus bisnis rumput laut maupun perikanan budidaya secara umum.


Potensi SDA rumput laut seharusnya menjadi unggulan daerah dan bisa ditawarkan dengan
menggandeng semua pihak. Disamping itu peran Perusahan Daerah (BUMD) sudah saatnya
melirik terhadap peluang-peluang bisnis pada sub sector perikanan budidaya khususnya
rumput laut sehingga daya tawar (bargaining position) hasil produk akan mampu
ditingkatkan.     Pemerintah   Daerah   perlu   segera   melakukan    implementasi       akselerasi
pembangunan perikanan budidaya secara nyata demi peningkatan kesejahteraan masyarakat
pesisir dan pembangunan ekonomi daerah dan nasional.


   Perlu pembinaan terhadap peran pengepul/tengkulak

Kaitannya dalam usaha rumput laut Keberadaan tengkulak/pengepul seringkali dinilai
kalangan merugikan pelaku utama dan tak sejalan dengan konsep klaster. Namun
sesungguhnya tengkulak merupakan asset kluster yang keberadaannya patut untuk
didukung. Hal ini karena dalam klaster dikenal zonasi, posisi tengkulak merupakan
representasi Zona 2 setelah pembudidaya di Zona 1, sehingga posisi tengkulak tidak masalah
karena titik ini akan menjadi mata rantai berjalannya bisnis rumput laut. Hanya saja
pemerintah perlu mengadvokasi agar kemitraannya berjalan baik. Peran tengkulak seperti di
beberapa daerah pengembangan bukan hanya mensupport permodalan tapi juga berperan
dalam menjaga kestabilan harga, kualitas produksi, pergudangan sehingga jalannya siklus
terjaga karena sama-sama diuntungkan. Posisi strategis tengkulak dalam rantai distribusi
pasar perlu diberdayakan melalui peran pembinaan secara berkelanjutan khususnya dalam
rangka menjamin akses pasar dan kualitas hasil produksi, yang saat ini masih menjadi
permasalahan utama pada aquabisnis rumput laut di Indonesia. Sehingga peran tengkulak
tidak hanya mencari quota produksi sebanyak-banyakknya namun harus bertanggungjawab
terhadap jaminan mutu produk DES (dried eucheuma seaweed) yang dihasilkan.


   Perlu penguatan kelembagaan dan membangun pola kemitraan yang kuat

Permasalahan siklus pasar bisnis rumput laut pada sentra-sentra produksi disebabkan karena
lemahnya peran pembinaan pemerintah daerah dalam membangun kelembagaan kelompok
yang kuat dan peran advokasi untuk membangun pola kemitraan yang kuat, legal dan
berkelanjutan. Kuatnya kelembagaan kelompok serta terbangunnya pola kemitraan yang
kuat akan menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab serta kultur bisnis yang positif
antara   pelaku    utama   (pembudidaya)    dan    pelaku   usaha    (industri)   akan    perlunya
keseimbangan dalam menata siklus bisnis demi keberlanjutan usaha. Pembudidaya
memerlukan jaminan pasar, penyerapan produksi dan stabilitas harga, disisi lain pihak
trader/eksportir/industri membutuhkan jaminan kualitas produk dan kontiyuitas.


Peran kontrol pada semua tahapan produksi mutlak harus dilakukan baik oleh pemerintah
daerah melalui peran penyuluhan, pengepul maupun pihak mitra usaha dengan menurunkan
langsung field advisor yang berperan dalam quality control proses budidaya, pengelolaan

         Wacana Perikanan Budidaya                                                               4
pasca panen maupun pergudangan di lokasi budidaya. Jika kondisi tersebut telah terbangun
dengan baik, maka upaya pemerintah pusat untuk membangun industri pengolah nasional di
sentra-sentra produksi tidak akan mengalami permasalahan yang berarti.


   Perlunya Membangun sinergitas

Perlu diakui bahwa terhambatnya siklus bisnis rumput laut karena mata rantai produksi
maupun pasar yang tidak berjalan semestinya bahkan terputus pada tahapan tertentu (tidak
ada keberlanjutan). Salah satu penyebabnya karena belum terbangun persamaan persepsi,
komitmen, tanggungjawab dan kerjasama sinergis diantara stakeholder yang terlibat dalam
usaha pe-rumputlaut-an di Indonesia mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku utama,
pelaku usaha, lembaga/instansi teknis serta lembaga keuangan. Fenomena yang terjadi
seringkali masih muncul “ego-sektoral” sehingga implementasi kebijakan dari pemerintah
pusat tidak didukung secara penuh, inilah yang mengakibatkan siklus usaha selalu berhenti
dalam suatu tahapan tertentu.


Jika kata “Sinergitas” diimplementasikan secara nyata oleh seluruh stake holder, maka
sangat optimis Indonesia akan menjadi sentral produksi rumput laut terbesar bukan hanya
dari sisi kapasitas produksi melainkan didukung oleh jaminan mutu hasi produk yang berdaya
saing tinggi.


Melalui tulisan ini kami berharap, mari bersama-sama mendukung kebijakan pemerintah
pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dalam mewujudkan visi untuk menjadikan
Indonesia menjadi produsen perikanan terbersar dunia demi kesejateraan masyarakat dan
kebangkitan ekonomi nasional.




Post by :
Cocon, S.Pi




       Wacana Perikanan Budidaya                                                        5

Mais conteúdo relacionado

Último

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxEndah261450
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelHaseebBashir5
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"HaseebBashir5
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88KangGunawan2
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikHaseebBashir5
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekajohan effendi
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiHaseebBashir5
 

Último (7)

Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptxPraktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
Praktikum Galoh Endah Fajarani-Kombis.pptx
 
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogelmenang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
menang-besar-rahasia-kemenangan-di-hokagetogel
 
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online""Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
"Skintoto: Destinasi Utama bagi Pecinta Judi Online"
 
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
Pelajari Marketing Plan dari Bisnis JKS88
 
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang MenarikSkintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
Skintoto: Mengeksplorasi Dunia Judi Online yang Menarik
 
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdekaLaporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
Laporan Aksi Nyata.docx kurikulum merdeka
 
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda KetahuiPanduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
Panduan Lengkap tentang Situs Toto: Apa yang Perlu Anda Ketahui
 

Destaque

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsPixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfmarketingartwork
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsKurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summarySpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentLily Ray
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best PracticesVit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementMindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Applitools
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at WorkGetSmarter
 

Destaque (20)

Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 
12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work12 Ways to Increase Your Influence at Work
12 Ways to Increase Your Influence at Work
 

Wacana rumput laut indonesia

  • 1. hoMELIRIK MASA DEPAN RUMPUT LAUT INDONESIA Sub-sektor perikanan budidaya nampaknya akan menjadi barometer pergerakan ekonomi nasional jika dikelola secara optimal. Seiring dengan target pencapaian peningkatan produksi perikanan budidaya yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan sampai dengan tahun 2014 sebesar 353 %, merupakan nilai yang dianggap oleh banyak kalangan terlalu ambisius. Namun melihat potensi yang ada Indonesia bukan tidak mungkin akan mampu mencapai target tersebut bahkan menjadi produsen perikanan terbesar di dunia. Salah satu komoditas budidaya laut yang paling memungkinkan untuk digarap secara maksimal adalah rumput laut Eucheuma cottoni, tahun ini Indonesia mampu menggeser posisi Philipina sebagai produsen terbesar rumput laut dunia. Peningkatan Produksi Belum Diimbangi oleh Jaminan Kualitas Produksi Peningkatan produksi rumput laut masih cukup optimis untuk bisa dicapai mengingat tingginya daya dukung teknis dan potensi kawasan pengembangan yang masih terbuka luas untuk dimanfaatkan. Hanya saja , sampai saat ini siklus aquabisnis rumput laut masih menyisakan masalah yang cukup kompleks antara lain jaminan kualitas produksi DES (dried eucheuma seaweed) di tingkat pembudidaya yang secara umum masih belum memenuhi standar eksport, stabilitas harga yang masih fluktuatif dimana 2 (dua) faktor ini yang menjadi momok bagi keberlangsungan Industri rumput laut. Sebagai gambaran, menurut pengakuan beberapa trader/eksportir rumput laut di Surabaya secara umum mereka mengeluhkan kondisi tersebut dan berdampak terhadap cash flow yang ada. Terjadinya loading stock DES di gudang eksportir dengan kualitas rendah memaksa mereka mengeluarkan biaya operasional untuk melakukan sortir ulang. Tidak dipungkiri bahwa 80% raw material rumput laut dalam bentuk DES kita eksport salah satunya ke China, dimana saat ini China menerapkan standar cukup ketat terhadap produk import DES bukan hanya kadar air tapi juga umur panen dan SFDM (salt free dry matter). Posisi industri China yang mulai selektif inilah yang menjadi masalah tersendiri bagi para eksportir mengingat rendahnya kualiitas DES dari pembudidaya, tidak jarang terjadi loading stock yang berimbas pada penghentian pembelian sementara dari para pembudidaya. Sudah barang tentu kondisi ini berdampak pula pada kegiatan usaha para pembudidaya, inilah yang mengakibatkan fluktuasi harga dan rendahnya posisi tawar DES di tingkat pembudidaya. Menurut analisa saya ada beberapa hal yang menyebabkan permasalahan di atas : 1. Belum terbangun kesadaran di tingkat pembudidaya maupun pengepul lokal terhadap jaminan mutu produk rumput laut yang dihasilkan. Pengelolaan pasca panen yang masih kurang memperhatikan jaminan mutu masih seringkali dilakukan oleh pembudidaya di beberapa lokasi. Fenomena yang terjadi adalah bagaimana produk bisa terserap pasar dengan harga tinggi tanpa mempertimbangkan mutu produk. 2. Rantai dan siklus pasar belum terbangun dengan baik. Di sentra-sentra produksi Wacana Perikanan Budidaya 1
  • 2. rumput laut masih seringkali terdapat para spekulan yang merusak stabilitas harga, pola kemitraan yang sudah terbangun antara pembudidaya dengan pelaku usaha menjadi tidak berjalan dengan kehadiran para spekulan. Fenomena yang terjadi para spekulan mengejar target kuota tanpa mengindahkan kualitas produk, padahal harga yang diberlakukan sama atau melebihi harga yang berlaku di pasar lokal. Inilah yang mempengaruhi "mind set" pelaku utama, yang menganggap bahwa kulaitas adalah tidak terlalu penting, toh harga pembelian yang diberlakukan sama dengan rumput laut yang kualitasnya baik. Kondisi ini secara tidak mereka sadari akan mengancam keberlanjutan usaha mereka, karena peran spekulan pada dasarnya muncul secara inseidental, disisi lain pembudidaya sudah kehilangan kepercayaan dari pembeli semula. 3. Belum terbangun pola kemitraan yang kuat secara hukum yang diimbangi dengan kuatnya kelembagaan kelompok secara berkelanjutan. Yang terjadi secara umum kemitraan masih bersifat alamiah dan tidak mengikat sehingga ke dua belah pihak sama-sama tidak mempunyai tanggung jawab dan kontrol yang kuat terhadap jaminan kualitas produk maupun stabilitas harga di pasar. 4. Degradasi kualitas bibit, pada beberapa daerah seperti diakui oleh pembudidaya di Lombok Barat bahwa kondisi bibit sudah cukup memprihatinkan sehingga perlu upaya untuk mengintroduksi jenis bibit baru yang secara kualitas terjamin. 5. Kurangnya peran advokasi dari pelaku pembina di daerah terhadap jalannya siklus bisnis rumput laut. Faktor di atas yang teridentifkasi menjadi penyebab terjadinya fluktuasi harga dan rendahnya kualitas DES di Indonesia sehingga siklus bisnis rumput laut tidak berjalan semestinya. Beberapa dari kita masih belum seimbang dalam melihat akar permasalahan bisnis rumput laut. Ketidakseimbangan tersebut terlihat dengan adanya persepsi bahwa bagaimana mengupayakan produksi dan harga tinggi di tingkat hulu (pembudidaya ) tanpa mempertimbangkan kondisi yang terjadi di hilir (Industri), padahal pihak industri membutuhkan jaminan mutu produk untuk menjaga stabilitas usahanya. Kondisi ini yang mengakibatkan rantai bisnis rumput laut terhambat. Klaster Aquabisnis Rumput Laut Sebagai Kunci Sukses Target pencapaian produksi rumput laut yang menjadi target Kementrian KP sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 akan mungkin bisa dicapai, melalui kerjasama dan komitmen semua stakeholder mulai dari pemerintah pusat/daerah sampai pelaku utama secara berkesinambungan. Sejalan dengan itu kebijakan strategis yang dijadikan senjata ampuh pemerintah pusat adalah melalui pencanangan program minapolitan melalui pendekatan klaster. Pendekekatan ini dinilai ampuh dalam mewujudkan pencapaian target di atas. Dalam pengembangan sumberdaya perikanan klaster minapolitan merupakan bentuk pendekatan yang berupa pemusatan kegiatan perikanan pada suatu lokasi tertentu, dengan memberdayakan subsistem-subsistem agrobisnis perikanan dari hulu sampai hilir serta jasa penunjang yang saling mendukung. Konsep inilah yang akan menjamin efesiensi dan efektifitas kegiatan usaha serta akan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan. Wacana Perikanan Budidaya 2
  • 3. Pengembangan klaster rumput laut pada hakekatnya lebih mengedepankan kemitraan yang dibangun melalui komunikasi dan implementasi nyata diatara stakeholder secara sinergis dan saling menguntungkan dengan demikian pengembangan ekonomi local melalui aquabisnis klaster rumput laut harus menjadi bagian integral dari upaya pemerintah daerah melalui pemberdayaan masyarakat pesisir, peningkatan daya saing kolektif, penciptaan peluang- peluang baru serta pertumbuhan ekonomi berkesinambungan melalui peningkatan produk sector perikanan dalam hal ini komoditas rumput laut. Pengembangan klaster aquabisnis rumput laut dtekankan meliputi pengembangan beberapa ploting kawasan meliputi zona pembibitan untuk menjamin ketersediaan bibit yang berkualitas, zona budidaya, Zona penanganan pasca panen untuk menjamin kualitas produk DES yang dihasilkan, serta Zona pengolahan/industri. Sudah menjadi hal biasa bahwa posisi tawar produksi rumput laut pada sentra pengembangan yang sulit dijangkau akan mengalami penurunan dibanding kawasan lain. Kondisi ini biasa terjadi di Wilayah Indinesia bagian Timur seperti Maluku, Papua dan Maluku Utara. Siklus pasar yang begitu melelahkan menyebabkan harga di lokasi menjadi turun drastis, karena memaksa pembeli mengeluarkan biaya tambahan yang cukup tinggi untuk transportasi. Fenomena ini yang kadang-kadang dikhawatirkan menurunkan animo masyarakat pembudidaya terutama bagi mereka yang mempunyai pola pikir yang bersifat instan (un-visible). Padahal kawasan-kawasan tersebut mempunyai potensi pengembangan yang sangat besar. Sejalan dengan kondisi tersebut, maka klaster aquabisnis rumput laut merupakan upaya untuk membangun kawasan budidaya terintegrasi dimana pada kawasan tersebut memugkinkan terjadinya suplly chain dari hulu ke hilir yang efektif dan efisien sehingga akan terjadi peningkatan posisi tawar produk di tingkat pembudidaya. Dalam mewujudkan klater aquabisnis rumput laut, maka beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, adalah sebagai berikut :  Perlu optimalisasi peran pemerintah daerah Harus diakui bahwa secara umum konsep klaster aquabisnis rumput laut sebagai kunci sukses belum menjadi perhatian serius pemerintah daerah dan masih dalam tataran wacana. Padahal potensi pengembangan rumput laut sangat besar dan sangat memungkinkan untuk ditingkatkan. Pemerintah daerah perlu segera menyusun regulasi yang strategis termasuk didalamnya penyusunan masterplan, penataan tata ruang wilayah (RTRW) dan penyusunan RPIJM (Rencana Pembangunan Infrastruktur Jangka Menengah) serta dukungan terhadap kemudahan investasi. Hal ini penting mengingat sumberdaya rumput laut merupakan usaha yang menyentuh aspek pemberdayaan masyarakat dan telah menjadi bagian bagi hajat hidup masyarakat serta pendorong pergerakan ekonomi local. Peningkatan produksi rumput laut akan mampu tercapai jika pemanfaatan potensi lahan dapat ditingkatkan melalui ekstensifikasi untuk menciptakan kawasan-kawasan pengembangan baru. Pemerintah daerah harusnya melihat kondisi ini sebagai sebuah peluang yang perlu digarap secara maksimal melalui penerapkan kebijakan strategis mulai dari pembinaan secara langsung sampai dengan dukungan penganggaran guna Wacana Perikanan Budidaya 3
  • 4. mempermudah akses produksi dan pasar secara luas. Penataan dari sisi kelembagaan kelompok maupun penunjang serta infrastruktur seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun swasta, hal ini penting karena merupakan factor penentu terhadap jalannya siklus bisnis rumput laut maupun perikanan budidaya secara umum. Potensi SDA rumput laut seharusnya menjadi unggulan daerah dan bisa ditawarkan dengan menggandeng semua pihak. Disamping itu peran Perusahan Daerah (BUMD) sudah saatnya melirik terhadap peluang-peluang bisnis pada sub sector perikanan budidaya khususnya rumput laut sehingga daya tawar (bargaining position) hasil produk akan mampu ditingkatkan. Pemerintah Daerah perlu segera melakukan implementasi akselerasi pembangunan perikanan budidaya secara nyata demi peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dan pembangunan ekonomi daerah dan nasional.  Perlu pembinaan terhadap peran pengepul/tengkulak Kaitannya dalam usaha rumput laut Keberadaan tengkulak/pengepul seringkali dinilai kalangan merugikan pelaku utama dan tak sejalan dengan konsep klaster. Namun sesungguhnya tengkulak merupakan asset kluster yang keberadaannya patut untuk didukung. Hal ini karena dalam klaster dikenal zonasi, posisi tengkulak merupakan representasi Zona 2 setelah pembudidaya di Zona 1, sehingga posisi tengkulak tidak masalah karena titik ini akan menjadi mata rantai berjalannya bisnis rumput laut. Hanya saja pemerintah perlu mengadvokasi agar kemitraannya berjalan baik. Peran tengkulak seperti di beberapa daerah pengembangan bukan hanya mensupport permodalan tapi juga berperan dalam menjaga kestabilan harga, kualitas produksi, pergudangan sehingga jalannya siklus terjaga karena sama-sama diuntungkan. Posisi strategis tengkulak dalam rantai distribusi pasar perlu diberdayakan melalui peran pembinaan secara berkelanjutan khususnya dalam rangka menjamin akses pasar dan kualitas hasil produksi, yang saat ini masih menjadi permasalahan utama pada aquabisnis rumput laut di Indonesia. Sehingga peran tengkulak tidak hanya mencari quota produksi sebanyak-banyakknya namun harus bertanggungjawab terhadap jaminan mutu produk DES (dried eucheuma seaweed) yang dihasilkan.  Perlu penguatan kelembagaan dan membangun pola kemitraan yang kuat Permasalahan siklus pasar bisnis rumput laut pada sentra-sentra produksi disebabkan karena lemahnya peran pembinaan pemerintah daerah dalam membangun kelembagaan kelompok yang kuat dan peran advokasi untuk membangun pola kemitraan yang kuat, legal dan berkelanjutan. Kuatnya kelembagaan kelompok serta terbangunnya pola kemitraan yang kuat akan menumbuhkan kesadaran dan tanggungjawab serta kultur bisnis yang positif antara pelaku utama (pembudidaya) dan pelaku usaha (industri) akan perlunya keseimbangan dalam menata siklus bisnis demi keberlanjutan usaha. Pembudidaya memerlukan jaminan pasar, penyerapan produksi dan stabilitas harga, disisi lain pihak trader/eksportir/industri membutuhkan jaminan kualitas produk dan kontiyuitas. Peran kontrol pada semua tahapan produksi mutlak harus dilakukan baik oleh pemerintah daerah melalui peran penyuluhan, pengepul maupun pihak mitra usaha dengan menurunkan langsung field advisor yang berperan dalam quality control proses budidaya, pengelolaan Wacana Perikanan Budidaya 4
  • 5. pasca panen maupun pergudangan di lokasi budidaya. Jika kondisi tersebut telah terbangun dengan baik, maka upaya pemerintah pusat untuk membangun industri pengolah nasional di sentra-sentra produksi tidak akan mengalami permasalahan yang berarti.  Perlunya Membangun sinergitas Perlu diakui bahwa terhambatnya siklus bisnis rumput laut karena mata rantai produksi maupun pasar yang tidak berjalan semestinya bahkan terputus pada tahapan tertentu (tidak ada keberlanjutan). Salah satu penyebabnya karena belum terbangun persamaan persepsi, komitmen, tanggungjawab dan kerjasama sinergis diantara stakeholder yang terlibat dalam usaha pe-rumputlaut-an di Indonesia mulai dari pemerintah pusat dan daerah, pelaku utama, pelaku usaha, lembaga/instansi teknis serta lembaga keuangan. Fenomena yang terjadi seringkali masih muncul “ego-sektoral” sehingga implementasi kebijakan dari pemerintah pusat tidak didukung secara penuh, inilah yang mengakibatkan siklus usaha selalu berhenti dalam suatu tahapan tertentu. Jika kata “Sinergitas” diimplementasikan secara nyata oleh seluruh stake holder, maka sangat optimis Indonesia akan menjadi sentral produksi rumput laut terbesar bukan hanya dari sisi kapasitas produksi melainkan didukung oleh jaminan mutu hasi produk yang berdaya saing tinggi. Melalui tulisan ini kami berharap, mari bersama-sama mendukung kebijakan pemerintah pusat (Kementerian Kelautan dan Perikanan) dalam mewujudkan visi untuk menjadikan Indonesia menjadi produsen perikanan terbersar dunia demi kesejateraan masyarakat dan kebangkitan ekonomi nasional. Post by : Cocon, S.Pi Wacana Perikanan Budidaya 5